10
LAPORAN MIKROBIOLOGI LANJUT SARANA FISIK : SUHU Oleh : Nama : Gaestro Orly Hariyono NIM : 1137020022 Semester/Kelas : 4/A Kelompok : 3 (tiga) Dosen : Ukit Asissten Dosen : Isma Nurul Tanggal Praktikum : 12 Maret 2015 Tanggal pengumpulan : 24 Maret 2015 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Laporan Mikrobiologi Lanjut Sarana Fisik : Suhu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biologi Mikro

Citation preview

LAPORAN MIKROBIOLOGI LANJUT

SARANA FISIK : SUHU

Oleh :

Nama

: Gaestro Orly Hariyono

NIM

: 1137020022

Semester/Kelas

: 4/A

Kelompok

: 3 (tiga)

Dosen

: Ukit

Asissten Dosen

: Isma Nurul

Tanggal Praktikum

: 12 Maret 2015

Tanggal pengumpulan : 24 Maret 2015

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mempelajari kebutuhan suhu untuk pertumbuhan bakteri, dan menentukan apakah suhu optimum pertumbuhan juga merupakan suhu optimum untuk aktivitas seperti produksi enzim dan fermentasi karbohidrat.1.2 Tinjauan Pustaka

Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium, pertama-tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersebut (Pelczar, 1986).Temperatur merupakan salah satu faktor yang paling penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah temperatur yang luas. Di dalam alam yang sewajarnya, jarang-jarang bakteri menemui zat-zat kimia yang menyebabkan ia sampai mati karenanya. Setiap makhluk hidup itu sangat tergantung kepada keadaan sekitarnya, terlebih- lebih, mikroorganisme. Makhluk hidup ini dapat menguasai faktor luar sepenuhnya, sehingga hidupnya akan sama sekali tergantung kepada keadaan sekelilingnya. Satu jalan untuk menyelamatkan diri adalah menyesuaikan diri atau beradaptasi kepada pengaruh faktor luar. Penyesuaian diri dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula suatu perubahan ini bersifat permanen (Volk dan Wheeler, 1993).Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Faktor yang mempengaruhi yaitu suhu, pH, waktu, konsentrasi dan adanya bahan organik asing kesemuanya itu mungkin turut mempengaruhi laju dan efisiensi penghancur mikroba (Volk dan Wheeler, 1993)Kehidupan bakteri tidak hanya mempengaruhi bentuk morfologi tetapi akan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya bakteri termogenesis yang menimbulkan panas dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Adapun faktor lingkungan dapat di bagi atas faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik terdiri atas faktor makhluk hidup sedangkan faktor abiotik (Volk dan Wheeler, 1993).

Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba (Suriawiria, 1996).

Pengaruh suhu pada pertumbuhan bakteri akan tampak jelas pada siklus pertumbuhannya. Terutama perpanjangan atau perpendekan fase adaptasinya tergantung pada tinggi rendahnya suhu. Suhu yang tinggi menyebabkan fase adaptasi menjadi lebih pendek sebaliknya suhu rendah akan menyebabkan fase adaptasi lebih panjang. Selain itu suhu tinggi dapat mematikan bakteri sedangkan suhu rendah bersifat menghambat pertumbuhan saja (Suriawiria, 1996).

Masing-masing mikrobia memerlukan temperatur tertentu untuk hidupnya. Temperatur pertumbuhan suatu mikrobia dapat dibedakan dalam temperatur minimum, optimum, dan maksimum. Berdasarkan temperatur pertumbuhannya mikrobia dapat dibedakan menjadi Psikhrofil, mesofil, dan termofil (Singleton dan Sainbury, 2001).

Daya tahan terhadap temperatur tiap spesies berbeda-beda. Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana pada suhu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Dengan membuat grafik pertumbuhan suatu mikroorganisme, maka dapat dilihat bahwa suhu optimum biasanya dekat puncak range suhu. Di atas suhu ini kecepatan tumbuh mikroorganisme akan berkurang. diperlukan suatu metode. Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel atau jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung (Singleton dan Sainbury, 2001).BAB II

METODE KERJA2.1 Alat dan bahanNoAlatJumlahNoBahanJumlah

1Tabung reaksi4 buahKultur dari :

2Pembakar bunsen1buah1.Staphylococcus aureussecukupnya

3Lup inkulasi1buah2.Streptococcus lactis secukupnya

4Rak tabung 1 buahBakteri:

5Spidol 1 unit3Sacharomicessereviceaesecukupnya

6Cawan Petri1 unit4.Aspergillus nigrasecukupnya

7 Refrigerator1 unit5.Bacillus cereussecukupnya

6.Sarcinasecukupnya

7.Bacillus stearo secukupnya

8.Seratiasecukupnya

b. Cara kerja

ditulis dibagian cawan bawah nama bakterinya

diinokulasi dalam bentuk satu gores pada tiap kuadran masing-masing dengan E.coli, B. stearothermophyllus, P. Sarastanoi, dan S. marcences

ditulis pada tiap tabungnya dengan suhu inkubasi tertentu digoyangkan tabungnya diambil satu tetes dengan pipet Paster steril

dimasukkan ke dalam media kaldu yang telah disiapkan

diinkubasi media cawan pada posisi terbalik dengan suhu tertentu diamati penampakan pertumbuhan bakteriBAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HasilHarike-SuhuMedia PDAMedia NA

AspergilusSaccaromicesSarcinaB. SereasBacilusSeratia marcescens

PertumbuhanPertumbuhan

14Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuh, warna merah sedikitTumbuh, warna kuning sedikitTidak tumbuhTidak tumbuh

40Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuh, warna putihTumbuh, warna kuningTumbuh, warna putihTumbuh, warnamerah

60Tidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuh

24Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuh, warna semakinmerahTumbuh, warna kuningTidak tumbuhTidak tumbuh

40Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuhTumbuhTumbuhTumbuh

60Tidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuhTidak tumbuh

34Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuhTumbuhTumbuh sedikitTidak tumbuh

40Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuhTumbuh, kuningTumbuhTumbuh, merah

60Tidak tumbuhTidak tumbuhTumbuhsedikitTumbuhTidak tumbuhTidak tumbuh

a. Tabel Suhu Pertumbuhan pada Media PDA dan NASuhu40 media cair

HarikeMikroorganismeVolumeWarna

1AspergilusBertambahBening,terdapat gumpalan hitam

SaccaromicesTetapBening

SaranaBerkurangKuning

SereasTetapKuning

BacilusBerkurangKeruh

S. marcescensTetapKeruh

2AspergilusTetapBening

SaccaromicesBerkurangBening

SaranaBerkurangKuning

SereasTetapKuning kehijauan

BacilusBerkurangKuning

S. marcescensberkurangKuning

3AspergilusTetapHitam

SaccaromicesBerkurangPutihkeruh

SeratiaBerkurangKuning

SereasTetapKuning

BacilusBerkurangKuningbening

S. marcescensTetapMerah

3.2 Pembahasan

Pada media PDA, Aspergilus dan Saccaromiches tidak tumbuh dalam semua suhu perlakuan yang diberikan. Namun ketika dalam media cair kedua kapang tersebut mampu tumbuh dengan baik pada hari pertama dan ketiga. Hal ini mungkin disebabkkan karena tidak cocoknya media PDA pada kapang tersebut dan juga suhu yang tidak mendukung kapang untuk hidup.

Sebailknya, pada bakteri di media NA ada beberapa yang menunjukkan kehidupan pada suhu 40C dan suhu yang lebih dingin pada hari pertama, namun hari kedua tidak ada pertumbuhan pada semua kultur. Khusus untuk Sarcina, bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 60C di hari ketiga sehingga dapat disebut bakteri Termofilik. Jika diteruskan, bukan tidak mungkin jika Sarcina dapat tumbuh lebih banyak lagi.

Pada media cair, bakteri tidak menunjukkan pertumbuhan yang begitu pesat, namun malah menunjukkan stagnansi dan bahkan pengurangan, hal ini mungkin disebabkan karena bakteri kurang cocok pada media cair dengan suhu tersebut. Dengan meningkatnya volume cairan pada media cair kapang maka dapat diketahui bahwa telah terjadi fermentasi dalamm perkembangannya.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa bakteri dapat hidup dengan kisaran suhu yang lebih luas dari kapang pada media agar, namun dalam media cair bakteri tidak dapat hidup dengan baik dan sebaliknya kapang dapat berjaya bahkan sampai menunjukkan proses fermentasi. Bakteri termofilik dapat hidup pada rentang suhu 40-60 derajat celcius, namun kapang hanya bisa hidup dapa kisaran suhu 40 derajat celcius saja.

DAFTAR PUSKATA

Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Bandung : Penerbit Alumni.

Pelczar, M. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI PressSingleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.

Volk dan Wheeler. 1993. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Erlangga.Bakteri di dalam empat kuadran

Kaldu Sabuoraud dalam tabung

Media cawan