Upload
bayu-aji-kurniawan
View
94
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ortho
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM KEPANITERAAN
ORTHODONSIA
Disusun oleh :
Nama : Shincia PurnamasariNo. Mahasiswa : 20070340091Nama Pasien : Affan Hanuri
Dosen Pembimbing :
Drg. M.Sulchan Ardiansyah, Sp.Ort
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2012
0 1 1 5 5 5
REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK
No. RM
No.Model : 11555L21/060112
Drg/Operator : Shincia Purnamasari
Nama : Affan HanuriAlamat : Gatak,Tamantirto,Kasihan, Bantul
YogyakartaTelepon/HP : 087838957828
DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Lampung Tengah / 16-03-1990 Usia : 21 tahun2. Jenis kelamin : Laki - Laki3. Pekerjaan : Mahasiswa4. Agama : Islam5. Suku : Jawa6. Nama Ayah : Mujiman Suku : Jawa Usia : 457. Nama Ibu : Sarjina Suku : Jawa Usia : 428. Pekerjaan Orang Tua : Guru9. Alamat Orang Tua : Cilacap Telp : 087838957828
Tanggal Pendaftaran : 06 - 01 - 2012Tanggal Pencetakan : 06 - 01 - 2012
DATA MEDIK UMUM
1. Golongan darah : A2. Penyakit jantung : tidak ada3. Diabetes : tidak ada4. Haemophilia : tidak ada5. Hepatitis : tidak ada6. Penyakit lainnya : Mag7. Alergi terhadap obat : tidak ada8. Alergi terhadap makanan : tidak ada
ANAMNESIS
Keluhan Utama :Pasien datang ingin merapikan gigi depan atas yang spacing dan bawahnya yang berjejal.
Riwayat Perjalanan Penyakit :Pasien menyadari giginya tidak rapi sejak SMP, pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk,
Riwayat Kesehatan Oral :Pasien datang terakhir ke dokter gigi 3 bulan yang lalu untuk membersihkan karang gigi.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligia. Gigi Desidui : Gigi susu banyak yang berlubang.b. Gigi Bercampur : Gigi susu copot sendiri dan gigi penggantinya tumbuh normal
namun terlihat gigi atas ada diastema dan gigi bawah berjejal. c. Gigi Permanen : Susunan depan atas diastema dan bawah berjejal
Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Jenis Kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Ket. - - - - -
Riwayat Kesehatan Keluarga :Ayah : Tidak dicurigai mempunyai penyakit sistemik, susunan gigi rapiIbu : Tidak dicurigai mempunyai penyakit sistemik, susunan gigi berjejal dan diastemaAdik : gigi mengalami diastema central
Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial : Pasien seorang Mahasiswa Jurusan Manajemen yang aktif dalam paduan suara, mudah bergaul dan kooperatif serta tinggal di kos – kosan.
Riwayat Kesehatan Umum :Menurut pengakuan pasien, pasien tidah pernah dirawat inap dirumah sakit
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign : Tekanan darah : 120 / 80 (normal) Nadi : 60 x/menit. Pernafasan : 18 x/menit. Suhu : Afebris. Berat badan : 50 kg. Tinggi Badan : 165 cm.
Pemeriksaan Ekstra Oral :(kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe).
Kepala : Indeks Kepala = Lebar Kepala x 100
Panjang Kepala
= 13,5 x 100 18
= 75
Bentuk Kepala : Brakisefali
Muka : Indek muka = Jarak N – Gn x 100 Lebar Bizygomatik
= 1 2,3 x 100 12
= 102,5
Bentuk muka : Hiperleptoprosop
Profil Muka : Cembung
Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital / garis Simon
Maksila : Kanan :1/3 distal C Kiri : 1/3 distal CMandibula : Kanan : 1/3 distal C Kiri : 1/3 distal C
Dari hasil diatas Sendi Temporomandibular (TMJ) : TAK Tonus Otot Mastikasi : Normal Tonus Otot Bibir : Normal Bibir Posisi Istirahat : Tertutup Free Way Space : 62,7 mm – 60,00 = 2,7mm
Fasial Neuromuscular
K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAKNyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAKTumor TAK TAK TAK TAK TAK TAKGangguan Fungsi
TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :TAK
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)
PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, Orofaring)
Diskripsi lesi / kelainan yang ditemukan :
ODONTOGRAM :
Malposisi Gigi Individual :
Rahang Atas :
11 : Diastema
21 : Diastema
Rahang Bawah :
31 : Distolabiotorsiversi
41 : Distolabiotorsiversi
43 : Mesioversi
44 : Mesiolabioversi
Torus palatinus : tidak ada Torus mandibula : tidak adaPalatum : sedangSupernumerary Teeth: tidak adaDiastema : Ada pada gigi 11 dan 21Gigi anomali : tidak adaGigi Tiruan : tidak adaOral Hygiene : 3,00 (sedang)
Relasi Gigi Gigi Pada Oklusi Sentrik :ANTERIOR : Overjet : 2,7 mm (diukur dari mesial gigi 11 dan 41)
: Overbite : 2 mmPalatal bite : Tidak adaDeep bite : Tidak adaOpen bite : Tidak ada Edge to edge bite : Tidak adaCross bite : Tidak ada
POSTERIORCross bite : -Open bite : -Scissor bite : -Cup to Cup bite : -
Relasi Molar Pertama Kanan : Angle kelas I Caninus Kanan : Angle kelas IRelasi Molar Pertama Kiri : Angle kelas I Caninus Kiri : Angle kelas IGaris Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas : SegarisGaris Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : Segaris
ANALISIS FOTO MUKA
Tampak Depan Tampak SampingBentuk Muka : hiperleptoprosop Profil Muka : Cembung
ANALISIS INTRA ORAL
Bagian Anterior
Regio Kanan Regio Kiri
SKEMA GIGI – GIGI DARI OKLUSAL
Rahang Atas Rahang Bawah
ANALISIS MODEL STUDI
Bentuk Lengkung Gigi : Rahang Atas : TrapezoidRahang Bawah : U
Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.
1 8 8.2 7.40 – 9.75 Normal 1 6 5.8 4.97 – 6.60 Normal
2 6 6.5 6.05 – 8.10 Normal 2 6.5 6.5 5.45 – 6.85 Normal
3 7.5 8 7.05 – 9.32 Normal 3 7 6.8 6.15 – 8.15 Normal
4 7.5 8.1 6.75 – 9.00 Normal 4 6.5 7 6.35 – 8.75 Normal
5 7 7 6.00 – 8.10 Normal 5 6.8 6 6.80 – 9.55 Normal
6 9.5 10 9.95 – 12.10 Normal 6 11.5 11.7 10.62 – 13.05 Normal
7 10.5 10 8.75 – 10.87 Normal 7 11 11.3 8.90 – 11.37 Normal
Kesimpulan :Lebar mesio distal gigi-gigi pada rahang atas berukuran normalLebar mesio distal gigi-gigi pada rahang bawah berukuran normalM3 RA sudah erupsi posisi normalM3 RB kanan partial erupsi, kiri parsial erupsi
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN Metode PontJumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 28,7 mm Jarak P1-P1 pengukuran : 37,7Jarak P1-P1 perhitungan : I x 100 = 35.8 mm Diskrepansi : 1,9 mm 80
Jarak M1-M1 pengukuran : 48,4 mmJarak M1-M1 perhitungan : I x 100 =44,84 Diskrepansi : 3,56 mm 64
Keterangan: Pertumbuhan lengkung gigi inter P1 adalah kontraksi ringan yaitu sebesar 1,9 mm.Pertumbuhan lengkung gigi inter M1 adalah kontraksi ringan yaitu sebesar 3,56 mm.
Metode Korkhaus:Tabel Korkhaus : 16,8 mmJarak I – (P1-P1) pengukuran : 15,9 mm Diskrepansi : 0,9 mm
Keterangan: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior mengalami retrusi sebesar
0,9 mm
Metode Howes:Jarak lebar mesiodistal M1-M1 : 93,3 mm Jarak P1-P1 (tonjol) : 43,1 mm Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% md M1-M1
P : 43,1 x 100% 93,3
= 46,1%
Lengkung gigi ideal untuk menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal karena P>43%
Jarak inter fossa canina : 49,1 mm Indeks FC: Jarak FC x 100% md M1-M1
49,1 x 100% 93,3
= 52,6 %
Keterangan: Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal karena indeks P>44%Indeks Fossa canina > indeks P, merupakan indikasi ekspansi.
Metode Moyers :Jumlah lebar Mesiodistal 2 1 1 2 Rahang bawah : ......... mmTabel RA Lebar 345 : ......... mmRuang yang ada pada sisi kanan : ......... mmDiskrepansi : ......... mm => cukup/kurang/lebihRuang yang ada pada sisi kiri : ......... mmDiskrepansi : ......... mm => cukup/kurang/lebihTabel RB Lebar 345 : ......... mmRuang yang ada pada sisi kanan : ......... mmDiskrepansi : ......... mm => cukup/kurang/lebihRuang yang ada pada sisi kiri : ......... mmDiskrepansi : ......... mm =>cukup/kurang/lebihKeterangan
: .....................................................................................................................
Metode NanceRo Foto RA Lebar 345 kanan : ......... mm Ruang yang ada pada sisi kanan : ......... mmDiskrepansi : ......... mm => cukup/kurang/lebih
Ro Foto RA Lebar 345 kiri : ......... mmRuang yang ada pada sisi kiri : ......... mmDiskrepansi : ......... mm => cukup/kurang/lebih
Determinasi Lengkung gigi :
Jika gigi – gigi disusun dalam lengkung ideal yaitu,
RA lengkung anterior tidak dilakukan tindakan retraksi ataupun protraksi maka terdapat kelebihan ruang sebesar
Ka : 0 mm
Ki : 0 mm
Jika gigi – gigi disusun dalam lengkung ideal yaitu,
RB lengkung anterior diprotraksi 0,5 mm, maka terdapat kekurangan ruang sebesar
Ka : 0 mm
Ki : 1,5 mm
Sehingga didapatkan Overjet awal : 2,7 mmOverjet akhir : 2,2 mm
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM.
Rontgen OPG : Gigi M3 RA dan RB ada benih gigi permanen.
DIAGNOSISMaloklusi angle kelas I disertai diastema central dan malposisi gigi individual.
Rahang Atas :
11 : Diastema
21 : Diastema
Rahang Bawah :
31 : Distolabiotorsiversi
41 : Distolabiotorsiversi
43 : Mesioversi
44 : Mesiolabiotorsiversi
ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSIRahang Atas :
Berdasarkan dengan metode Blanche test, diastema pada gigi anterior disebabkan karena
perlekatan frenulum labialis yang tinggi.
Rahang Bawah :
31: Distolabioversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi desidui belum tumbuh
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
35: Distolabioversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi desidui belum tumbuh
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
41: Mesioversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi desidui belum tumbuh
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
44 : Mesiolabioversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi desidui belum tumbuh
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
RENCANA PERAWATAN :
Rencana Perawatan :
1. Mengkoreksi diastema pada gigi anterior dengan melakukan frenektomi terlebih dahulu.
2. Mengkoreksi malposisi gigi individual
a. Rahang Atas
Plat aktif untuk rahang atas dilengkapi dengan:
Labial arch dengan U loop pada 14 dan 24 dengan stainless wire Ø 0,7 mm
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire Ø 0,7 mm
Finger spring pada gigi 11 dan 21 dengan stainless wire Ø 0,6 mm untuk
menggeser gigi 11 dan 21 ke arah mesial
b. Rahang Bawah
Plat aktif untuk rahang bawah dilengkapi dengan :
Labial arch dengan U loop pada 34 dan 44 dengan stainless wire Ø 0,7 mm
Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire Ø 0,7 mm
Simple spring pada gigi 31, 41,42 dengan stainless wire Ø 0,6 mm
c. Jalannya perawatan
Rahang atas :
Aktifkan finger spring pada gigi 11 dan 21 kearah mesial agar berada pada midline
yang segaris dengan garis tengah wajah.
Labial arch menggunakan stainless wire Ø 0,8 mm dipasang dalam keadaan pasif
Kemudian jika masih ada spacing di gigi 12 dan 22 dilakukan labial veneer untuk
menutup spacing yang ada
Rahang bawah :
Aktifkan simple spring untuk memprotaksi gigi 31,42 dan 41 kearah labial sebesar
0,5 mm, agar berada dilengkung gigi yang diharapkan.
Labial arch dengan U loop yang disesuaikan
3. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi dan malrelasi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang
ada, sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi, oleh karena itu perlu dilakukan
pengecekan kontak oklusal dengan articulating paper
4. Pemasangan retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi yang
telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukan tulang baru melalui proses
aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.
Untuk mempertahankan posisi gigi setelah dirawat orthodontik, digunakan Hawley
retainer yang terdiri dari :
Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi
Adam klamer menggunakan stainless wire Ø 0,7 mm
Labial arch menggunakan stainless wire Ø 0,8 mm dipasang dalam keadaan
pasif
Instruksi yang diberikan pada pemakain retainer adalah :
Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas pada saat
sikat gigi) selama 3 bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui
derajat mobilitas atau kegoyangan gigi yang telah dikoreksi
Jika selam 3 bulan pertama masih terdapat kegoyangan gigi, maka pemakain
dengan cara yang sama diperpanjang 3 bulan lagi. Jika mobilitas gigi hilang,
untuk 3 bulan kedua retainer tidak perlu dipakai keluar rumah dan dipakai lagi
jika didalam rumah. Dicek apakah setiap pemakain kembali alat terasa sesak
atau tidak. Kontrol dilakukan sebulan sekali.
Jika setelah tiga bulan kedua alat masih teras sesak jiak dipakai kembali, maka
pemakain diteruskan selama 3 bulan denagn kontrol tiap bulan sekali. Jika alat
sudah tidak sesak saat pemakain kembali, untuk bulan ketiganya alat dipakai
pada malam hari dan selalu dicek oleh pasien apakah selama pemakain terasa
sesak atau tidak, kontrol dilakukan tiap bulan sekali.
Jika bulan ketiga alat sudah tidak terasa sesak pada pemakain kembali, maka
pemakian retainer dihentikan, kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan
terakhir. Jika masih dicurigai ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap
dipakai pada malam hari selama 3 bulan lagi dengan kontrol tiap bulan.
GAMBAR ALAT
1. Rahang Atas
PLAT AKTIF (Desain Alat Ke-1)Keterangan:
1. Plat Akrilik
2. Adam klamer dengan
stainless wire Φ 0,7 mm
3. Labial arch dengan stainless
wire Φ 0,7 mm
4. Finger spring dengan
stainless wire Φ 0,6 mm
2. Rahang Bawah
PLAT AKTIF (desain alat ke-1)
PLAT AKTIF (desain alat ke-2)
Keterangan:
1. Plat Akrilik
2. Adam klamer dengan
stainless wire Φ 0,7 mm
3. Labial arch dengan stainless
wire Φ 0,7 mm
4. Simple spring stainless wire
Φ 0,6 mm
Keterangan:
1. Plat Akrilik
2. Adam klamer dengan
stainless wire Φ 0,7 mm
3. Labial arch dengan stainless
wire Φ 0,7 mm
RETAINER
Rahang atas
Rahang bawah
Keterangan:
1. Plat Akrilik
2. Adam klamer dengan
stainless wire Φ 0,7 mm
3. Labial arch dengan stainless
wire Φ 0,7 mm
Keterangan:
1. Plat Akrilik
2. Adam klamer dengan
stainless wire Φ 0,7 mm
3. Labial arch dengan stainless
wire Φ 0,7 mm
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat giginya, jaringan pendukung yang masih baik, usia pasien muda, pasien kooperatif, dan keadaan sosial serta ekonomi pasien yang mendukung.
Yogyakarta, 24 Januari 2012
Mengetahui
Mahasiswa Dosen Pembimbing
Shincia Purnamasari, S.KG Drg. M.Sulchan Ardiansyah, Sp. Ort