17
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RSJ Prof.Dr. SOEROJO, MAGELANG Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Stase Jiwa Dosen Pengampu: Christin Wiyani, S.Kep., Ns., MSN Disusun Oleh : Nama : Zaien Ukhrawi NIM : 14160110 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RSJ Prof.Dr. SOEROJO, MAGELANGDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Stase JiwaDosen Pengampu: Christin Wiyani, S.Kep., Ns., MSN

Disusun Oleh :Nama: Zaien UkhrawiNIM: 14160110

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA2015LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

DisusunOleh :Nama: Zaien UkhrawiNIM: 14160110

Mengetahui :

Pembimbing Klinik PembimbingAkademik

( )( )

Mahasiswa

()HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIANHarga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidah ada harapan dan putus asa. (Maryam, 2007).Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang disebabkan oleh hilangnya percaya diri atau harga diri (Fitria, 2009).Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibatevaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat, dkk, 2010).Jadi harha diri rendh adalah perasaan buruk terhadap diri sendiri yang berkepanjangan akibat dari hilangnya kepercayaan diri.

B. TANDA DAN GEJALA1. Data Subyektifa. Merasa tidak mampu melakukan sesuatub. Mengkritik/menyalahkan diri sendiric. Pesimis menghadapi hidupd. Menyangkal/menolak pujian yang diberikan2. Data Obyektifa. Produktifitas menurunb. Tidak memperhatikan perawatan diric. Tidak menatap lawan bicarad. Bicara lambate. Nada suara lemah (Stuart, 2005)

C. PENYEBAB1. Faktor PredisposisiFaktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak realistik, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

2. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.a. Harga diri rendah situasionalGangguan harga diri rendah yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa mnyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.b. Harga diri rendah kronikGangguan harga diri rendah biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negative sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.

D. AKIBATAdanya gangguan konsep diri harga diri rendah dapat berakibat seseorang menjadi hipersensitif terhadap kritik dari orang lain sehingga dapat melakukan agresifitas yang diarahkan pada dirinya, orang lain maupun pada lingkungan sehingga muncul masalah resiko perilaku kekerasan. (Kim, 2006 dan Stuart, 2007) .Pasien yang mengalami harga diri rendah sering mengalami penilaian sendiri, yang seakan-akan tidak mampu menghadapi kejadian tertentu, sehingga dalam menyelesaikan masalah cenderung diam dan hanya ditekan untuk dilupakan baik secara sadar maupun tidak sadar dan pasien menjadi banyak melamun, asik dengan kesendiriannya yang pada akhirnya mnjadi isolasi sosial mnarik diri. Pasien dengan harga diri rendah juga dapat mengalami waham sebagai akibat dari penghindaran atau penolakan terhadap kegagalan dalam pekerjaan atau peristiwa hidup yang dialami. Pasien yang mengalami harga diri rendah juga berdampak pada timbulnya gangguan persepsi halusinasi akibat adanya gangguan fungsi kognitif dan persepsi yang menyebabkan kemampuan menilan dan menilik terganggu sehingga menimbulkan persepsi yang tidak akurat dan terjadi halusinasi (Hartono, 2010).

E. PSIKOPATOLOGIMenurut Keliat, dkk (2010) penyebab dari harga diri rendah adalah tidak mampu individu menyesuaikan diri terhadap adaptif dan situasi / pressor yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Hal tersebut juga disebabkan oleh individu merasa kurang atau tidak dapat perhatian, kasih sayang dari keluarga, teman, penghargaan yang kurang bahkan sedih yang berkepanjangan karena kehilangan orang yang dicintai. Individu akan sedih, cemas, pasif, adaptif, apatis, merasa tidak berharga dan individu tidak adaptif dalam menyelesaikan masalah.Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan perincal).b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN UTAMADiagnosa keperawatan utam adalah harga diri rendah

G. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan adalah strategi pelaksanaan Resiko bunuh diri

H. FOKUS INTERVENSI1. Tindakan mandiriSP Ia. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan.c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien.d. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.f. Menganjurkan pasien untuk memasukkan ke dalam jadwal harian

SP IIa. Mengevaluasi jadwal harianb. Melatih kemampuan keduac. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

2. Tindakan modalitasLibatkan pasien dalam terapi kerja, terapi aktivitas kelompok, terapi kognitif sesuai dengan kemampuan dan bakat

3. Tindakan kolaborasia. Berikan obat-obatan sesuai dengan program pengobatan pasienb. Pantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum (Keliat, dkk, 2010)

I. DAFTAR PUSTAKA1. Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC2. Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksana Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika3. Hartono, Y. 2007. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika4. Stuart dan Sudden. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.5. Keliat, dkk, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:EGC.

STRATEGI PELAKSANAANGANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

A. Kondisi klien1. Mengkritik diri sendiri.2. Perasaan tidak mampu.3. Pandangan hidup yang pesimis4. Penurunan produktifitas5. Penolakan terhadap kemampuan diri6. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri7. Berpakaian tidak rapih.8. Selera makan kurang9. tidak berani menatap lawan bicara.10. Lebih banyak menunduk.

B. Diagnosa Keperawatan Gangguang konsep diri : harga diri rendah

C. Tujuan1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan3. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

D. Tindakan Keperawatan1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasienUntuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien. c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien.Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilihb. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkanc. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatihUntuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal berikut :a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkanb. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan

E. Strategi tindakan Pelaksanaan SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harianOrientasi : Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Zaien Ukhrawi, biasa dipanggil Zaien, saya mahasiswa keperawatan yang sedang praktik diruangan ini., Bagaimana keadaan ibu hari ini ? Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latihDimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?

Kerja : Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki . ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur ibu. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus ! ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu ibu (tidak) melakukan.

Terminasi :Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya

SP 2 Klien: Melatih kemampuan keduaOrientasi : Selamat pagi, masih ingat dengan saya ?, Saya Zaien, saya mahasiswa keperawatan yang sedang praktik diruangan ini., Bagaimana keadaan ibu hari ini ? Sesuai dengan kontrak kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan mencuci piring. Sebelumnya coba ibu ceritakan apa yang sudah kita lakukan kemarin ? Bagus sekali bu...Baik bu,, hari ini kita akan mencoba melakukan kegiatan cuci piring sesuai dengan kemampuan ibu.

Kerja : Baik bu,,sebelum mencuci piring kita perlu persiakan dulu perlengkapannya. Apa saja perlengkapannya bu ? Bagus sekali,,, Saya contohkan ya bu,,,Setelah perlengkapan tersedia, ibu ambil stu piring kotor, lalu buang sisa makanan di tempat sampah. Kemudian ibu mencucu piring dengan sabun dan dibilas dengan air bersih.Sekarang coab ibu lakukan cara mencuci piring yang say ajarkan ? Bagus sekali bu....

Terminasi :Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan kegiatan cuci piring ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari melakukannya ? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang lain yah bu.Sekarang coba ibu ceritakan apa saja yang telah kita lakukan 2 hari ini ? Bagus sekali bu...Untuk hari ini cukup dulu. Besok saya akan menemui ibu lagi. Ibu mau dmana ? Jam berpa ?Baik bu,,sampai jumpa besok..