18
PENDARAHAN DI LUAR HAID KARENA POLIP I. LAPORAN PENDAHULUAN PENDARAHAN di LUAR KARENA POLIP A. HIPERMENOROE 1. PENGERTIAN: Pendarahan di luar haid (hipermenorea) ialah pendarahan haid yang lebih bayak dari noramal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Merupakan perdarahan yang terjadi diluar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia Pada haid normal, jumlah darah yang keluar tidak lebih dari 40 ml dan berhenti setelah proses pengelupasan endometrium berakhir. Perdarahan terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan ini tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia. 2. PENYEBAB Sebab-sebab organicPerdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada : a) serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma sevisis uteri.

Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporanm

Citation preview

Page 1: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

PENDARAHAN DI LUAR HAID KARENA POLIP

I. LAPORAN PENDAHULUAN PENDARAHAN di LUAR KARENA POLIP

A. HIPERMENOROE

1. PENGERTIAN:

Pendarahan di luar haid (hipermenorea) ialah pendarahan haid yang lebih

bayak dari noramal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Merupakan

perdarahan yang terjadi diluar haid dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ

genitalia

Pada haid normal, jumlah darah yang keluar tidak lebih dari 40 ml dan

berhenti setelah proses pengelupasan endometrium berakhir.

Perdarahan terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan ini tampak terpisah dan

dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan

metroragia, yang kedua menometroragia.

2. PENYEBAB

Sebab-sebab organicPerdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh

kelainan pada :

a) serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada

porsio uteri, karsinoma sevisis uteri.

b) Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang

berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma,

subinvolusio uteri, karsinoma korporis, uteri, sarcoma uteri, mioma uteri.

c) Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba;

d) Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium.

Sebab-sebab fungsional

Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organic dinamakan

perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap umur

antara menarche dan menopause.

Page 2: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

3. PATOLOGI

Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium

pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan

metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak

terjadi ovulasi dan pembentukan korpus liteum. Akibatnya terjadilan hyperplasia

endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penjelasan ini

masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan disfungsional.

Pembagian endometrium dalam endometrium jenis non sekresi penting artinya, karena ,

karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar dari yang uvoltoar,

klasifikasi ini mempunyai nilai-nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini

mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada

perdarahan disfungsional yang ovulatoar, gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor

neuromuscular, vasomotorik, atau hematoogik, yang mekanismenya be,um seberapa

dimengerti, sedangkan perdarahan anovulaoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan

endokrin.

4. GAMBARAN KLINIK

a. Perdarahan ovulatoar

Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus

pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea), perdarahan ovulatoar perlu dilakukan

kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur

siklus haid tidak dikenali lagi.

Perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka

harus dipikirkan sebagai etiologinya :

1. Korpus leteum persistens; dalam hal ini dijumpai perdarahan kedang-kadang

bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kehamilan

ektopik.

2. Insifisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau

polimenorea

3. Apopleksia uteri; pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh

darah dalam uterus.

4. Kelainan darah; seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam

mekanisme pembekuan darah.

Page 3: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

b. Perdarahan anovulatoar

Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunnya

kadar estrogen di bawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat

siklis, kadang-kadang tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen ada sangkut

pautnya dengan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif.

4. DiAGNOSIS

Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang

pendek atau oleh oligomenorea/amenorea, sefat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit

atau tidak), lama perdarahan dan sebagainya. Kecurigaan terhadap salah satu penyakit

tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti kearah

penyakit yang bersangkutan.

5. PENANGANAN

Pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, dalam hal ini

penderita harus istirahat baring dan diberi transfuse darah. Setelah pemeriksaan ginekologik

menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus incomplete,

perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid.

Dapat diberikan :

a. Estroten dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan

berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipriopionas estradiol 2,5 mg, atau

benzoas estradiol1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. keberatan terapi ini adalah

bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.

b. Progesteron: pertimbangan disini adalah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional

bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesterone mengimbangan pengaruh

estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidrokksi-progesteron 125

mg, secara intramuscular, atau dapat diberikan per os sehari norethondrone 15 mg

atau asetas medroksi-progesteron (Provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini

berguna pada wanita dalam masa pubertas.

Page 4: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

B. . POLIP

1. PENGERTIAN

Polip adalah pertumbuhan bertangkai vaskular jinak yang biasanya muncul

pada endometrium serviks dan menonjol melebihi ostium uteri eksternaum. Polip

lazim menyebabkan pendarahan serviks, karena ujungnya cenderung mudah berdarah

pada sentuhan (pencuncian atau sanggama). Polip juga sering berdarah beberapa hari

setelah atau sebelum haid.

Polip-polip kandungan adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang terlalu cepat,

atau tonjolan-tonjolan yang tidak berbahaya dari jaringan normal yang melapisi

kandungan kedalam rongga kandungan. Polip-polip mungkin juga ditemukan pada

cervix kandungan. Polip-polip biasanya melekat pada kandungan yang mendasarinya

dengan dasar atau batang, dan mereka bervariasi dalam ukuran. Polip-polip hanya

jarang mengandung sel-sel kanker. Mereka adalah paling umum pada wanita-wanita

berumur 40an.

2. GEJALA

Polip-polip kandungan mungkin tidak menghasilkan segala gejala-gejala.

Bagaimanapun, beberapa wanita-wanita mungkin mengalami:

perdarahan vagina yang tidak beraturan,

perdarahan setelah hubungan seksual, atau

perdarahan menstruasi yang berat.

3. DIAGNOSA

Adakalanya, polip-polip keluar melalui mulut cervix (leher rahim) sehingga

mereka terlihat sewaktu pemeriksaan speculum, seperti sewaktu pap smear. Diagnosis

adalah dengan ultrasound atau pemeriksaan dibawah mikroskop dari jaringan yang

Page 5: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

dikeluarkan sewaktu sampling (pengambilan contoh) kandungan. Diagnosis dapat

juga dibuat dengan hysteroscopy, pemasukan dari scope yang mengizinkan

visualisasi dari rongga kandungan dari dalam. Adalah seringkali mungkin untuk

mengeluarkan polip-polip sewaktu prosedur ini. Curettage, prosedur dimana lapisan

kandungan dikeluarkan, dapat digunakan untuk menyembuhkan polip-polip

endometrial pada kebanyakan kasus-kasus.

Tes Sitologi serviks (Apusan Pap): Apusan sitologi serviks dan sambungan

skuamolummer dan endoserviks sangat bermaat untuk evaluasi penyakit

serviks yang tidak terlihat. Gambaran dysplasia atau kemungkinan keganasan

menunjukkan kebutuhan untuk evaluasi diagnostic tambahan.

Biakan serviks: memberikan diagnosi bakteriologi spesifik bila diduga gonorre

atau bila terlihat secret purulen.

Kolposkopi : sering dianjurkan untuk evaluasi lesi pada serviks yang

mencurigakan atau apusan sitologi yang abnormal.

Biopsi : memberikan diagnosis histologi definitive. Biopsi yang diarahkan

dengan kolkoskopi ditambah kuretase endoserviks dpat menyingkirkan atau

memastikan keganasan serviks.

4. MACAM-MACAM POLIP

POLIP SERVIKS

Polip yang berukuran kecil, tumbuh tumbuh di muka serviks atau pada saat

endoservik dan menonjol pada mulut serviks. Polip serviks adalah proliferasi local

mukosa servikal yang muncul sebagai lesi lunak, merah, ludah berdarah, yang

biasanya menggantung. Lesi ini biasanya bertingkai pendek tetapi dasar yang

lebar.ujungnya bertangkai berasal dari mukosa intraservikal tapi dapat pula tumbuh

dari portio.

MAKROKOSPIS

Ini biasanya hanya berdiameter beberapa millimeter tetapi dapat

mencapai beberapa sentimeter, dapat tunggal atau multiple dan rapuh kadang-

kadang tangkainya jadi panjang dan menonjol dari introitus. Kalau asalnya

Page 6: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal.

Vaskularisasai, ulserasi, dan infeksi sekunder menerangkan pendarahan yang

ditimbulkan oleh lesi yang kecil ini. Meskipun keganasan sangat rendah,

karsinoma skuama dan adenokarsinoma dapat berkembang pada polip ini.

PENYEBAB

Belum jelas meskipun penampilannya menggambarkan respon epitel

endoservix terhadap peradangan.

TANDA dan GEJALA

Polip servix menimbulkan pendarahan pada vagina. Pendarahan pasca

coitus atau pada saat pencuciaan merupakan gejala yang tersering dijumpai.

Banyak polip sevix tidak memberikan gejala, tetapi ada gejala utama adalah

dasar diagnose pendarahan intermiten dan gejala-gajal umum ketiga bentuk

abnormal tersebut:

- Leukorea yang sulit disembuhkan.

- Terasa discomfort dalam vagina.

- Kontak berdarah.

- Terdapat infeksi.

.DIAGNOSA

Diagnosisnya dibuat dengan menginspeksi servik. Jika terdapat

perdarahan, harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan,

terutama keganasan serviks dan endometrium. Diagnosis dibuat dengan

melakukan inspeksi pada servik. Diagnosa secara mikroskopis

- Asal/patologi : serviks

- Asal : - servik - bertangkai

- Identitas : - agak padat - tertutup epitel - Bernanah - Warna merah

PENAGANAN atau TERAPI

Bila polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan

forsep polip dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas dari

Page 7: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

jaringan servik dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam abnormal,

maka diperlukan curettage di RS untuk menyingkirkan keganasan servik dan

endometrium.

TERAPI:

- Dilakukan ekstervasi pada tangkainya

- Dilakukan curettage sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan

-Cauterisasi

POLIP ENDOMETRIUM

Polip endometrium menggambarkan diagnosis dini nyata. Polip yang muncul

di daerah endometrium dapat berupa suatu mioma, karsinoma, karsinokarsinoma, atau

hanya suatu hyperplasia endometrium polipoid,. Histerektomi memberikan diagnosis

nyata dan tepat, tetapi diagnosis patologik hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan

histologi.

Sekitar 5 % dari polip endometrium disertai dengan keganasan, kebanyakan

pada pada wanita pasca menopause. Sebagian besar polip endometrium terdiridari

jaringan endometrium yang benigna dan cukup banyak diantaranya yang

asimptomatik. Tetapi sebagian besar disertai dengan pendarahan abnormal (terutama

perdarahan antar haid atau pasca menopause) terutama kalau polip itu cukup besar

untuk menonjol keluar menembus mulut serviks. Diagnosis danterapi harus berupa D

dan C fraksional dengan menggunakan forsep polip endometrium. Polip endometrium

dapat terlewatkan pada D dan C yang tidak dilakukan dalam hubungannya dengan

histerektomi.

5. PENATALAKSANAAN

Dapat diavulsi dengan memutar tangkai lepas dari perlekatannya ke

endoserviks. Dengan pedikel yang lebar maka titik perlekatan diklem dan ikatan

dibuat antara klem dan serviks. Polip yang dieksisi dikirimkan ke laboratorium

patologi untuk pemeriksaan mikroskopi. Jika tangkainya lebar atau ada riwayat

pendarahan yang abnormal maka pengangkatan dalam kamar operasi lebih disuka

Page 8: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta: Kebidanan ECG

Mochtar, Rustam. 1989. Sinopsis Obstetri.Jakarta: ECG

Prawiroharjo, Sarwono.2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Varney, Helen Dkk.2007. Buku4 Ajar Asuhan Kebidanan ed. 4 vol. Jakarta:ECG

Manuaba, Ida Bgus Gede. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta :Arcan

http://www.frenszone.com/blogs.php?

action=show_member_post&ownerID=39025&post_id=4358

http://www.drdidispog.com/2008/07/polyp-cervix-polip-serviks.html

Page 9: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

II. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN MENURUT VARNEY

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dilakukan dengan pendekatan

manajemen Varney. Penerapan 7 langkah manajemen menurut Varney di dalam

memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis sebagai berikut:

I. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif, berupa data focus yang

dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakann

anamnesa, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan, dan

pemeriksaan laboratorium. Jenis data yang dikumpulkan adalah :

a. Data subyektif yang terdiri dari :

- Biodata ibu dan suami

- Alasan ibu memeriksakan diri

Ibu biasanya mengeluh adanya perdarahan yang abnormal : hipermenore.

Mengeluh pada saat coitus mengalami pendarahan, terjadi keputihan yang lama

tidak sembuh-sembuh.

- Riwayat menstruasi

Menarche. Siklus : tidak teratur. Lamanya haid 20 hari. Banyaknya : 3-4 x ganti

pembalut tiap hari. Warna darah : merah kehitaman kadang bergumpal.

Dismenore : ya, pada saat sebelum, selama maupun setelah haid. Flor albus :

kadang-kadang terdapat flour albus. HPHT

- Riwayat perkawinan

Kawin/tidak, usia pertama kali menikah, lamanya menikah, berapa kali

menikah.

- Riwayat kehamilan sekarang (jika ada)

- Riwayat kebidanan yang lalu

- Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

Page 10: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

- Riwayat kesehatan

Klien : Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya

mengalami gangguan dalam siklus haid seperti Hipermenore.

Keluarga : Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya

dalam keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita sakit yang

sama seperti polip

- Riwayat biopsikososial spiritual

Pola nutrisi, pola eliminasi : nyeri pada saat BAK, poli uri, retensi urine, pola

istirahat : pola aktivitas, pola spritual, pola hubungan seksual.

- Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan.

Tehnik yang digunakan untuk mengumpulan data subyektif yaitu dengan anamnesa.

Keadaan Umum

Kesadaran

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah, nadi, suhu, berat badan, tinggi badan

Pemeriksaan Fisik

1. Kepala dan muka : tidak ada masalah

2. Mata : kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva pucat, sklera putih.

3. Telinga : tidak terdapat masalah

4. Hidung : tidak terdapat masalah

5. Mulut dan Gigi : tidak terdapat masalah

6. Leher : tidak terdapat masalah

7. Dada : tidak ada masalah

8. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah, teraba massa

pada uterus

9. Genetalia : adanya keluaran darah

10. Anus : timbul rasa sakit saat defekasi

11. Ekstremitas : atas : kadang terdapat oedem

bawah : kadang terdapat edema tungkai

Page 11: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

Pemeriksaan Dalam

portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal.

Pemeriksaan Penunjang

1. USG

2. Biopsi

3. Hb

II. Interpretasi data dasar/analisa data

Dalam langkah ini data subjektif dan data objektif yang sudah dikaji kemudian

dianalisa menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan

perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan.

Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan.

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur

kebidanan.

b. Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan

fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya.

c. Kebutuhan

Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus

diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakn oleh ibu hamil. Hal yang dibutuhkan oleh ibu

hamil dapat berupa informasi/tindakan.

III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk

memikirkan masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari

masalah/diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Page 12: Laporan Pendahuluan Perdarahan Diluar Haid Karena Polip

IV. Merumuskan kebutuhan akan tindakan segera, tindakan kolaborasi dan

rujukan

Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal,

sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan

intervensi langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil kolaborasi dengan profesi

lain.

V. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa,

masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi

asuhan.

VI. Pelaksanaan asuhan sesuai dengan perencanaan secara efisien

Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan

pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support,

kolaborasi, bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up.

VII. Evaluasi

Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi, masalah

yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga mengetahui

kondisi kesehatannya dan klien mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka

menjaga kesehatannya.