Upload
siafif-fstlow-screamers
View
246
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aaa
Citation preview
BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN (PJ LINGKUNGAN ‘AFIF’)
2.1 Tempat dan Waktu
2.1.1 Tempat
1) Balai Desa Sidorejo
Desa : Sidorejo
Kecamatan : Rowokangkung
Kabupaten : Lumajang
2.1.2 Hari dan Tanggal
1) Sabtu, 08 Agustus 2015 dilakukan Sosialisasi Pentingnya
Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF.
2.2 Khalayak Sasaran
Sosialisasi Pentingnya Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF
akan menjadi pemicu terhadap pembuatan jamban oleh warga sehingga dapat
meningkatkan kualitas lingkungan dan perilaku sehat bagi setiap individu.
Adapun sasaran dari kegiatan tersebut adalah warga Dusun Wungurejo yang
notabene tinggi tidak memiliki jamban dibandingkan dusun lainnya di Desa
Sidorejo.
2.3 Jenis Kegiatan dan Metode
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh bidang lingkungan berupa Sosialisasi
Pentingnya Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF. Sosialisasi
dilakukan terhadap warga Dusun Wungurejo yang tidak memiliki jamban karena
menurut data yang diperoleh bahwa tingkat kesadaran akan buang air besar di
jamban untuk dusun ini masih sangat minim jika dibandingkan dusun lainnya di
Desa Sidorejo. Metode yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi ini yaitu
metode observasi dan metode sosialisasi. Metode awal yang dilakukan adalah
metode observasi yaitu mengamati dan mengidentifikasi permasalahan
1
lingkungan yang terjadi di Desa Sidorejo dalam hal ini terkait tentang jumlah
warga yang tidak menggunakan jamban. Proses observasi ini dibantu penuh oleh
Ibu Gym Subiantoro selaku Ketua PKK Desa Sidorejo. Hasil yang didapat yaitu
dari 261 Kepala Keluarga, sekitar 74 Kepala Keluarga belum memiliki jamban di
rumahnya. Terhitung berkisar 71% yang memiliki jamban di rumah. Hal ini
belum mencapai target ODF yang mana harus 100% warga yang memiliki jamban
di rumahnya. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan sosialisasi guna
memicu warga untuk melakukan pembuatan jamban sehat serta meningkatkan
kesadaran diri untuk menjaga lingkungan. Pada sosialisasi yang hendak
dilakukan, pemateri yang didampingi oleh bidan desa serta pihak puskesmas
setempat. Setelah dilakukan sosialisasi, dibagikan pamflet terkait keuntungan
menggunakan jamban dan kerugian buang air besar di sembarang tempat agar
sosialisasi yang telah dilakukan ini dapat kontinu diingat dan tetap menggugah
keinginan partisipan untuk membuat jamban dan terus melakukan perubahan
positif terkait diri dan lingkungan sekitar.
2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat
2.4.1 Faktor pendukung
Tingginya antusias warga Dusun Wungurejo untuk mengetahui
ruginya buang air besar di sungai/sembarang tempat dan keuntungan
buang air besar di jamban.
Adanya respon positif dari Pihak Puskesmas Rowokangkung, kader
PKK dan Posyandu Dusun Wungurejo yaitu proses mengkoordinasi
warga untuk hadir dalam agenda sosialisasi.
Kepala Desa, Ketua PKK dan Bidan Desa membantu menyediakan
tempat untuk (fasilitasi tempat) dalam pelaksanaan kegiatan dan selalu
memberi arahan tentang melakukan sosialisasi yang baik agar hasilnya
dapat optimal.
Adanya dukungan moral dan fisik dari aparat desa (Kepala Desa, Staff
Desa, dan Kasun) setiap hendak melakukan program sehingga setiap
agenda selalu terarah dan sesuai rencana.
2.4.2 Faktor Penghambat
Sulitnya melakukan sosialisasi pemicuan ODF yang komunikatif untuk
presentasi yang menghibur dan menggugah hati warga karena
mayoritas warga Dusun Wungurejo secara umum berbahasa Madura
sedangkan mahasiswa KKN lebih dominan dengan bahasa Indonesia
dan Jawa.
2.5 Rencana Biaya dan Realisasi Biaya
Adapun anggaran yang telah direalisasikan kedalam program atau kegiatan
yang dilakukan sebagai berikut :
Output Akun Anggaran
KALKULASIHarga
per/item
Total
Anggaran
Unit/
Item Satuan (Dalam Rp) (Dalam Rp)
A. PROGRAM
A.1 “Sosialisasi Pentingnya
Jamban Sehat Untuk Desa
Sidorejo Menuju ODF”
1 Personalia
1.1
Air Aqua Botol Pembuka
Acara 3 Orang _ _
1.2
Pemateri (Mahasiswa dan
Pihak Puskesmas) 2 Orang _ _
Sub Total _
2 Media Cetak
2.1 Kertas A4 untuk print 1 Paket _ 10.000
Pamflet Pentingnya ODF@
100 Lembar
Sub Total 10.000
4 Konsumsi
4.1 Konsumsi panitia @ 1 hari 20 Orang _ _
4.2
Konsumsi (mamiri) Peserta
@ 1 hari 1 Paket _ _
Air Mineral 1 Dus _ _
Sub Total _
5 Acara
Sub Total _
6 Dokumentasi
6.1
Free Dokumentasi Acara @
1 hari 1 Orang _ _
Sub Total _
TOTAL SEMUA 10.000
*NB : Dana yang di beri label “-“ dana dari luar anggota KKN.
Secara umum seluruh pendanaan pilar lingkungan ditanggung
oleh pihak Pemerintah Desa, PKK, dan Puskesmas setempat
sehingga mahasiswa KKN mengeluarkan dana sangat
minimum.
BAB 3. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan
1. Sosialisasi Pentingnya Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF.
Sosialisasi ini menjadi upaya untuk peningkatan kualitas lingkungan dan
proses pelurusan perilaku individu dalam bermasyarakat agar diperoleh
lingkungan yang lestari dan masyarakatnya juga hidup bersih sehingga kesehatan
mampu tetap terjaga sembari menjadikan lingkungan yang lebih baik.
Gambar 1.1 Sampel (Proses Pengisian Formulir Partisipan Yang Diundang
Dalam Kegiatan Sosialisasi)
Gambar 1.2 Sampel (Pembukaan Sosialisasi Pentingnya Jamban Sehat Untuk
Desa Sidorejo Menuju ODF oleh Kepala Desa, Wakil Kepala Kecamatan, dan
Perwakilan Pihak Puskesmas Rowokangkung).
Gambar 1.3 Sampel (Warga Dusun Wungurejo Sebagai Partisipan Sosialisasi
Pentingnya Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF).
Gambar 1.4 Sampel (Mahasiswa KKN Sebagai Pemateri Dalam Sosialisasi
Pentingnya Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF).
3.2 Pembahasan
1. Sosialisasi Pentingnya Jamban Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF.
Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada
penyebaran penyakit berbasis lingkungan serta perusakan kualitas lingkungan,
sehingga untuk meningubah perilaku masyarakat yang cenderung buang air besar
di sembarang tempat dan dapat mencemari lingkungan sehingga mampu
menimbulkan berbagai masalah baik pada ekonomi, kesehatan, pendidikan
karakter dan hal lainnya maka harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar
usaha tersebut berhasil, dilakukan berbagai upaya agar masyarakat pada jamban
(sehat) harus mencapai 100% pada seluruh komunitas desa. Keadaan ini kemudian
lebih dikenal dengan istilah Open Defecation Free (ODF).
Untuk mencapai status bebas dari Buang Air Besar Sembarangan, pada
tahap pasca ODF, diperlukan suatu langkah konkret dan nyata untuk mengatasi
perilaku buang air sembarangan tersebut. Salah satu cara yang paling sederhana
dan mutlak adalah tiap rumah harus memiliki jamban.
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap
masyarakat sebenarnya, masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya
mempunyai jamban sendiri di rumah. Alasan utama yang selalu diungkapkan
masyarakat mengapa sampai saat ini belum memiliki jamban keluarga adalah
tidak atau belum mempunyai uang. Melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya
tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukan semata faktor ekonomi, tetapi
lebih kepada adanya kesedaran masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS), jamban pun tidak harus mewah dengan biaya yang mahal.
Ada faktor lain yang menyebabkan masyarakat untuk membuat atau membangun
jamban yaitu ketergantungan pada bantuan pemerintah dalam hal membangun
jamban. Hal ini merupakan bagian dari kesalahan masa lalu dalam penerapan
kebijakan yang justru cenderung memanjakan masyarakat.
Sosialisasi mengenai pentingnya buang air besar di Jamban yang
dilaksanakan di Desa Sidorejo khusunya di Dusun Wungurejo karena menurut
data yang diperoleh bahwa tingkat kesadaran akan buang air besar di jamban
untuk dusun ini masih sangat minim jika dibandingkan dusun lainnya di Desa
Sidorejo. Dari 261 Kepala Keluarga, sekitar 74 Kepala Keluarga belum memiliki
jamban di rumahnya. Jadi hanya sekitar 71% yang memiliki jamban di rumah.
Sosialisasi dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 8 Agustus 2015 yang dilakukan
bersamaan dengan agenda puskesmas setempat dan bekerjasama dengan pihak
pemerintah desa yang bertempat di Balai Desa Sidorejo. Acara ini sangat antusias
diikuti oleh sasaran kegiatan dengan catatan hampir 100 peserta yang datang.
Penyampaiannya sangat interaktif diselingi canda dengan partisipan. Partisipan
yang hadir sangat antusias menerima sosialisasi yang dilakukan. Sebelum
sosisalisasi dilakukan, kami melakukan koordinasi dengan kepala desa sidorejo
tentang tawaran biaya pembuatan yang digunakan dalam pembuatan jamban 50%
dibantu oleh pihak pemerintah desa. Awalnya pihak desa lebih memfokuskan
kepada pembuatan WC Kommunal. Namun antusiasme yang tinggi oleh warga
dalam acara sosialisasi yang dilaksanakan memicu pihak desa melakukan tawaran
biaya pembuatan jamban yang setengahnya ditanggung oleh pihak pemerintah
desa. Hal tersebut diterima oleh warga dan kesepakatan telah terbentuk, dengan
50% biaya akan diberikan kepada keluarga yang bersangkutan setelah jamban
terbentuk. Kesepakatan ini sungguh diluar dugaan kami yang semakin membuat
sosialisasi yang dilakukan memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi.
Tidak lupa dalam sosialisasi yang dilakukan kami memberikan selebaran
berupa pamflet yang berisi pentingnya menggunakan jamban, bagaimana jamban
yang layak digunakan dan kerugian buang air besar di sembarang tempat. Hal ini
bertujuan agar sekaliupun acara sosialisasi telah berakhir, sosialisasi yang kami
lakukan dapat secara kontinu diingat dan dirasakan oleh masyarakat sehingga
dapat tetap memicu partisispan yang dituju untuk segera membuat jamban sehat
dirumahnya. Tentunya harapan kami setelah adanya sosialisasi dan ide tersebut
setiap rumah di Desa Sidorejo memiliki jamban yang sekaligus menjadikan Desa
Sidorejo ODF dengan 100% rumah yang ada memiliki jamban.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Agenda kegiatan yang dilakukan berupa ‘Sosialisasi Pentingnya Jamban
Sehat Untuk Desa Sidorejo Menuju ODF’ berjalan dengan lancar dan optimal
dengan adanya respon positif dari pihak pemerintah desa serta partisipan untuk
pembuatan jamban sehingga menjadikan Desa Sidorejo dapat mencapai ODF.
Telah dicapai pula suatu kesepakatan yang mana pemerintah desa akan membantu
biaya pembuatan jamban sehat sebesar 50% dengan syarat uang akan diberikan
setelah jamban selesai dibuat. Warga yang dijadikan sasaran sosialisasi juga telah
diberi pamflet terkait pentingnya jamban serta ruginya buang air besar di
sembarang tempat sehingga akan lenih memicu masyarakat untuk segera membuat
jamban sekalipun kegiatan sosialisasi telah selesai dilaksanakan.