Upload
nur-alifah
View
827
Download
63
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SANITASI TRANSPORTASI
TERMINAL BUS ANTAR KOTA KAMPUNG RAMBUTAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: 11 REGULER
AMINAH APRIANTI P2.31.33.010.004
NUR ALIFAH P2.31.33.010.035
RIZKA MARYANA P2.31.33.010.039
SHELLA FAUZIAH P2.31.33.010.044
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) di Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan aplikasi dari setiap
mata kuliah yang sudah didapat selama proses perkuliahan di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Dalam penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini, tidak lepas
dari berbagai hambatan dan cobaan, oleh karena itu kami menyadari, tidak
lepas dari berbagai hambatan dan cobaan, oleh karena itu kami menyadari
masih banyak kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan guna perbaikan dimasa mendatang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan,
antara lain :
1. Keluarga tim penulis atas dukungan dan doanya kepada tim penulis
dalam membuat laporan PKL.
2. Kepada Bapak Budi Pramono, SKM. MKes, selaku Ketua Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
3. Kepada Agus Joko Susanto, SKM. MKKK. Selaku dosen pembimbing
kami yang telah memberikan pengarahan selama PKL di Terminal Bus
Antar Kota Kampung Rambutan
4. Kepada Bapak Sumarna Selaku Pembina dan sekaligus pembimbing
lapangan yang telah memberikan masukkan dan persetujuan dalam
setiap langkah praktek lapangan kami dan memberikan data-data
yang kami butuhkan selama PKL di Terminal Bus Antar Kota Kampung
Rambutan..
5. Seluruh staf karyawan yang membantu dalam pengumpulan data
selama kami PKL di Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan.
6. Teman – teman tingkat III Jurusan Kesehatan Lingkungan yang
selama penyusunan laporan ini telah memberikan bantuan dan
masukan kepada kami sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
7. Semua pihak yang tidk dapat kami sebutkan satu per satu dalam
penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek kerja
lapangan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan kami. Maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi pembelajaran
kami. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk setiap mahasiswa yang
akan melaksanakan praktek kerja lapangan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Januari 2013
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak teknologi yang diciptakan untuk
memudahkan dan membantu aktivitas manusia. Kebutuhan dan
aktivitas manusia yang tidak terbatas menyebabkan teknologi terus
mengalami perkembangan demi memenuhi kebutuhan manusia
tersebut. Salah satu teknologi yang berkembang ialah teknologi untuk
mempermudah dan mempercepat untuk menjangkau suatu tempat
atau berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, yakni
transportasi.
Transportasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat karena dengan transportasi semua kegiatan ekonomi dan
kegiatan masyarakat umum lainnya dapat berjalan lancar. Pentingnya
peranan transportasi di masyarakat meliputi segi ekonomi, social,
politik dan sebagainya. Oleh karena itu kegiatan seperti perdagangan,
perindustrian, dan pertanian akan sangat tergantung pada lancar
tidaknya transportasi.
Proses transportasi merupakan gerakan angkutan yang mengantarkan
benda atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Salah satu
kegiatan transportasi adalah memindahkan barang atau orang dari
tempat yang satu ke tempat yang lainnya.
Dalam transportasi darat dikenal istilah terminal. Menurut Undang –
undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan pasal 1 No. 13, “terminal adalah pangkalan
kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan
orang/atau barang, serta pepindahan roda angkutan.” Sedangkan
menurut UU RI No.14 tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, pasal 1, “terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan memuat dan menurunkan dan atau barang serta mengatur
keberangkatan dan kedatangan orang, yang merupakan salah satu
wujud simpul jaringan transportasi.”
Terminal merupakan tempat yang dikunjungi masyarakat terutama
para calon penumpang yang akan menggunakan jasa transportasi
yang ada di terminal. Terminal tidak dipakai oleh penumpang untuk
menetap, tetapi harus memiliki fasilitas yang memadai guna
kenyamanan dan kelancaran dalam terminal. Selain fasilitas, terminal
juga dituntut untuk memiliki system keamanan, kebersihan, dan
kesehatan karena terminal merupakan public area, tempat dimana
banyak orang atau masyarakat berada, yaitu calon penumpang.
Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan merupakan salah satu
tempat umum yang berada di Jakarta Timur, yaitu tempat
berkumpulnya banyak orang untuk melakukan berbagai kegiatan,
maka diperlukan adanya peningkatan terhadap pelayanan sanitasi
lingkungan terminal untuk menciptakan keadaan yang nyaman dan
terlindung dari gangguan kesehatan.
Disamping hal-hal positif tersebut, tentu saja kegiatan transportasi juga
dapat menimbulkan dampak negatif yaitu limbah atau buangan
berbentuk padat, cair maupun gas yang dapat masuk melalui
pernapasan, kulit, makanan atau dapat juga melalui pendengaran atau
telinga sehingga dapat mengakibatkan kerugian bagi kesehatan kerja.
Disisi lain limbah buangan tersebut juga dapat menimbulkan resiko
bagi lingkunga maupun pada pekerja yang selalu berinteraksi secara
langsung dengan sumber polutan tersebut, sehingga setiap individu
yang bekerja harus diberikan perlindungan dari kemungkinan
timbulnya efek negatif dari pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami Mahasiswa Jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
dalam hal ini melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan
melaporkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang berkaitan dengan
Sanitasi Transportasi Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Jakarta Timur.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum mengenai sanitasi di
Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui ruang bangunan di Terminal Antar Kota
Kampung Rambutan.
2. Untuk mengetahui fasilitas penunjang di Terminal Antar Kota
Kampung Rambutan.
3. Untuk mengetahui sarana penyediaan air bersih di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan.
4. Untuk mengetahui pengelolaan limbah cair di Terminal Antar
Kota Kampung Rambutan.
5. Untuk mengetahui pengendalian vektor dan binatang
pengganggu di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan.
6. Untuk mengetahui pengolahan makanan dan minuman di
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan.
7. Untuk mengetahui pengelolaan sampah di Terminal Antar
Kota Kampung Rambutan.
8. Untuk mengetahui kualitas lingkungan kerja fisik yang
meliputi kebisingan dan kadar debu di Terminal Antar Kota
Kampung Rambutan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
di bangku perkuliahan Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Jurusan Kesehatan Lingkungan ke dalam kondisi lingkungan
kerja yang sebenarnya.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang Sanitasi
Lingkungan di Terminal Bus Antar Kota Kampung
Rambutan.
3. Mahasiswa dapat memberikan saran untuk masalah
Sanitasi Lingkungan Terminal Bus Antar Kota Kampung
Rambutan.
1.3.2 Manfaat bagi Institusi
1. Mendapatkan masukkan mengenai masalah Sanitasi
Lingkungan di Terminal Bus Antar Kota Kampung
Rambutan.
2. Untuk menjadikan perhatian dan kewaspadaan dalam
menghadapi dampak risiko tentanf sanitasi lingkungan
transportasi Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan.
1.3.3 Manfaat bagi Akademik
Manfaat dalam pengembangan keilmuan kesling dan sebagai
bahan masukan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya
dan sebagai alternatif penilaian tentang kesuksesan dalam
penyelenggaraan pendidikan selama di kampus Poltekkes
Kemenkes RI Jakarta II Jurusan kesehatan Lingkungan.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK
2.1 Sejarah Umum Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan
Terminal Bus Kampung Rambutan Jakarta Timur merupakan salah
satu terminal diantara terminal-terminal yang ada di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Terminal ini didirikan untuk menggantikan terminal
bus cililitan yang sudah tidak dapat menampung kendaraan umum
yang terlalu banyak dan tidak layak pakai. Maka tanggal 1 Oktober
1992, Terminal Bus Kampung Rambutan diresmikan penggunaannya
oleh pemerintah DKI Jakarta. Namun saat ini dalam penggunaannya
Terminal Bus Kampung Rambutan telah dibagi menjadi dua terminal
yakni; Terminal Dalam Kota dan Terminal Antar Kota. Luas area
Terminal Bus Kampung Rambutan secara keseluruhan adalah 8,7 ha.
Terminal Bus Kampung Rambutan merupakan terminal bus yang
cukup lengkap dalam hal fasilitas angkutan jasanya di daerah Jakarta,
khususnya Jakarta Timur dan terminal tersebut setiap harinya cukup
ramai oleh para pengunjung. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan
terminal tersebut cukup penting bagi masyarakat yang
membutuhkannya.
2.1.2 Lokasi Geografis Terminal Bus Kampung Rambutan
Terminal Bus Kampung Rambutan berlokasi di Jl. Lingkar Luar
Selatan, Jakarta Timur. Berikut batas-batas wilayah Terminal
Bus Kampung Rambutan :
Batas Bagian Barat : Kampung Manunggal
Batas Bagian Selatan : Kampung Manunggal
Batas Bagian Timur : Kampung Dukuh dan Tol Jagorawi
Batas Bagian Utara : Jl. TB. Simatupang Timur Barat
2.1.3 Sarana dan Prasarana
Terminal Bus Kampung Rambutan memiliki sarana dan
prasarana yang tersedia di Terminal Antar Kota Kampung
Rambutan, terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penumpang.
a. Fasilitas utama terdiri dari :
1. Luas tanah : 8,7 Ha
2. Luas emplasmen : 9.762 m2
3. Luas bangunan : 2.779 m2
4. Luas taman : 9.600 m2
5. Luas trotoar : 4.19 m2
6. Pagar besi : 1.087,55 m
7. Jalur kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum
8. Loket penjualan karcis
9. Menara pemantau
10.Rambu dan papan informasi jurusan dan tariff
11.Ruang tunggu untuk penumpang
b. Fasilitas penunjang terdiri dari :
1. Warung makan : 14 buah
2. Kios perorangan : 18 buah
3. Koperasi : 1 buah
4. MCK/Toilet : 9 titik (dengan jumlah kamar 67
unit)
5. Musholla : 3 buah
6. Taman : 1 buah
2.1.4 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai yang ada di Terminal Antar Kota Kampung
Rambutan berjumlah 66 orang yang terdiri dari :
1. Pegawai Negeri Sipil : 46 orang
2. Calon Pegawai Negeri Sipil : 2 orang
3. PTT : 7 orang
4. Petugas Keamanan (Polisi) : 8 orang
5. Petugas Kebersihan : 23 orang
2.1.5 Jenis Bis Yang Ada di Terminal Kampung Rambutan
Terminal Bis Kampung Rambutan terbagi menjadi dua bagian
yakni; Terminal Antar Kota dan Terminal Dalam Kota. Memiliki
jenis angkutan yang berbeda antara dalam dan luar kota.
Bus antar kota yang ada di Terminal Bus Kampung Rambutan,
antara lain:
Agra Mas
Warga Baru
Dewi Sri
Doa Ibu
Medal Sekar Sari
Karunia Bakti
Prima Jasa
Kosub
Dahlia Indah
Sumber Alam
Dll.
Bus antar kota atau antar provinsi untuk kelas ekonomi yang
ada di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan :
Merdeka Group : Banjar
Haryanto : Wonosobo
Dieng Indah : Madiun
Sumber Putra : Wonogiri
Dll.
2.2 Struktur Organisasi
Dalam pelaksanaan kegiatannya Dinas Perhubungan DKI Jakarta di
Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan memiliki struktur
organisasi yang menggambarkan hubungan kerja dimulai dari Kepala
Terminal, Tata Usaha sampai hubungan antara Kepala Regu atau
secara umum struktur organisasi Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan terdiri dari :
1. Pimpinan tertinggi adalah Kepala Terminal
2. Tata Usaha
3. Kepala Regu I, Kepala Regu II dan Kepala Regu III, yang masing-
masing membawahi sejumlah anggota
Dalam suatu institusi, pembentukan suatu organisasi sangat
diperlukan dalam usaha untuk menjaga kelancaran dan mencapai
tujuan. Struktur organisasi dibentuk agar setiap anggota organisasi
dapat bekerja secara efektifdan efisien. Struktur organisasi di Terminal
Bus Antar Kota Kampung Rambutan terlampir.
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Terminal Bus Kampung Rambutan
(Antar Kota).
Adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai
berikut :
1. Ketua Terminal
- Mengatur jalur-jalur bus sesuai rute
- Mengatur kelancaran dan ketertiban arus lalu lintas angkutan
penumpang umum agar lancar, aman dan nyaman
- Menjaga kebersihan dan keamanan
- Membuat data serta mengolah data kendaraan, penumpang
datang/berangkat sebagai laporan secara berkala
- Mengadakan koordinasi dengan aparat terkait
- Evaluasi dan optimasi terminal.
2. Tata Usaha
- Mencatat dan meng-agendakan surat-surat
- Memungut dan menyetorkan retribusi ke UPT (Unit Pelaksana
Terminal)
- Mewakili rapat-rapat.
3. Komandan Regu (Danru)
- Melaksanakan petunjuk berdasarkan kebijakan pimpinan
- Mengawasi penempatan pos-pos anggota
- Mengawasi kebersihan dan keamanan terminal
- Mencatat kendaraan penumpang yang datang/berangkat
- Pengawasan laik jalan serta mengantur lalu lintas di terminal
- Melaporkan seluruh kegiatan terminal kepada kepala terminal.
4. Anggota Regu
- Melaksanakan petunjuk pim[inan
- Mengatur lalu lintas agar tertib, aman, nyaman, dan lancar
- Mencatat kendaraan yang beroperasi
- Mencatat penumpang yang datang/tiba
- Memonitor kegiatan terminal.
5. Petugas Kepolisian
Dalam kegiatan sehari-hari tugas pokoknya adalah menjaga
keamanan lingkungan sekitar Terminal Bus Antar Kota Kampung
Rambutan 1x 24 jam dengan pembagian waktu jaga 3 shift untuk
mengantisipasi gangguan penyakit masyarakat seperti: kerusuhan,
narkoba, mabuk-mabukan dan tindakan asusila lainnya.
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
3.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Kesehatan
Lingkungan di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan dimulai dari
tanggal 17 Desember s/d 28 Desember 2012. Kegiatan yang kami
lakukan dilaksanakan oleh 4 orang mahasiswi.
3.2 Cara Pengumpulan Data
3.2.1 Observasi
Observasi pengelolaan kesehatan lingkungan terminal
(penyediaan air bersih, pengelolaan limbah cair, sanitasi
makanan, pengelolaan sampah, dan pengendalian vektor
penyakit)
3.2.2 Pengukuran
Pengukuran komponen lingkungan fisik (tingkat kebisingan dan
kadar debu)
3.2.3 Wawancara
Wawancara kepada pimpinan dan petugas kesehatan
lingkungan dan petugas lainnya.
3.3 Alat Ukur yang Digunakan
Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut.
3.3.1 Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan untuk wawancara dengan
pekerja. Data yang didapatkan melalui kuesioner, dianalisis
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Untuk data kuesioner pertanyaan yang tersedia meliputi
pengetahuan, sikap, dan tindakan yang terdiri dari beberapa
pertanyaan. Bobot nilai jawaban adalah sebagai berikut:
a. Pilihan a mempunyai bobot nilai 2, karena jawaban yang
tersedia dianggap paling benar.
b. Pilihan b mempunyai bobot nilai 1, karena jawaban yang
tersedia dianggap mendekati benar.
c. Pilihan c mempunyai bobot nilai 0, karena jawaban yang
tersedia dianggap kurang benar.
Sistem penilaian yang digunakan:
1. Kuesioner pengolahan makanan dan minuman
Nilai tertinggi = 2 x 9 soal = 18
Nilai Terendah = 0 x 9 soal = 0
Rumus : C = Xn – Xi
3
C = 1 8 – 0 = 6
3
Rentang Nilai Kategori
0-6 Kurang
7-12 Cukup
13-18 Baik
2. Kuesioner pengelolaan sampah
Nilai tertinggi = 2 x 9 soal = 18
Nilai Terendah = 0 x 9 soal = 0
Rumus : C = Xn – Xi
3
C = 1 8 – 0 = 6
3
Rentang Nilai Kategori
0-6 Kurang
7-12 Cukup
13-18 Baik
3. Kuesioner kesehatan dan keselamatan kerja
Nilai tertinggi = 2 x 5 soal = 10
Nilai Terendah = 0 x 5 soal = 0
Rumus : C = Xn – Xi
3
C = 10 – 0 = 3,3
3
Rentang Nilai Kategori
0-3,3 Kurang
3,4-6,7 Cukup
6,8-10 Baik
3.3.2 Checklist
Merupakan daftar cek untuk observasi pengelolaan kesehatan
lingkungan terminal.
Hasil checklist = ∑ Jawaban “Ya” tiap variabel x 100 %
∑ Pertanyaan
Untuk penilaian rentang nilai pada checklist antara lain :
Rentang Nilai (%) Kategori
<75% Tidak memenuhi syarat
≥75% Memenuhi syarat
3.3.3 Alat pengukur keadaan lingkungan fisik
Alat ukur yang digunakan yaitu sebagai berikut.
– Sound Level Meter untuk pengukuran tingkat kebisingan
– High Volume Sampler untuk pengukuran kadar debu
lingkungan
BAB IV
HASIL IDENTIFIKASI
Identifikasi masalah dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan
wawancara, checklist, pengisian kuesioner pada pekerja, serta melakukan
pengukuran di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di Terminal Antar Kota
Kampung Rambutan didapatkan hasil sebagai berikut :
Data diperoleh berdasarkan hasil pengamatan checklist terhadap
pemeriksaan Sanitasi Lingkungan di Terminal Antar Kota Kampung
Rambutan dengan hasil sebagai berikut :
= ∑ Jawaban “Ya” tiap variabel x 100 %
∑ Pertanyaan
= 71 x 100 %
96
= 73.96 %
Untuk penilaian rentang nilai pada checklist antara lain :
Rentang Nilai (%) Kategori
<75% Tidak memenuhi syarat
≥75% Memenuhi syarat
Dapat diketahui bahwa hasil checklist pemeriksaan Sanitasi Lingkungan
sebesar 73.96% dengan kategori tidak memenuhi syarat.
4.1 Ruang dan Bangunan
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai ruang dan
bangunan sebesar 92,3% sehingga berada dalam katagori memenuhi
syarat..
1. Lokasi terminal
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan berlokasi strategis, jauh
dari lokasi industry yang mengeluarkan limbah asap dan bunyi
bising. Namun, tidak jauh di belakang terminal terdapat pemukiman
penduduk.
2. Pagar
Terminal bus antar kota kampung rambutan memiliki pagar
pemisah yang jelas antara jalur bus masuk dan keluar, dengan
konstruksi yang kuat, aman, tahan lama, dan diberi cat.
3. Lantai
Kondisi lantai di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
termasuk dalam katagori baik. Lantai dibuat dari bahan kedap air
dan tidak licin, mudah dibersihkan juga tidak membahayakan dan
meminimalisasi kecelakaan akibat licin permukaan lantai.
4. Bangunan
Kondisi bangunan terminal kuat, tidak memungkinkan adanya
kecelakaan dan gangguan kesehatan, bersih, namun kurang
terpelihara di beberapa titik bangunan
5. Dinding dan langit-langit
Kondisi dinding dan langit-langit di Terminal Antar Kota Kampung
Rambutan tergolong dalam kondisi baik. Dinding dan langit-langit
berwarna terang, kuat, namun terdapat beberapa bagian dinding
yang bernoda dan sudut langit-langit yang terdapat kumpulan
debu.
6. Ventilasi
Kondisi ventilasi di ruang kantor tergolong dalam kategori baik
karena terdapat jendela untuk pertukaran udara yang cukup.
Ventilasi pada ruang kantor lantai dasar. Sedangkan, ruang kantor
di lantai atas menggunakan pendingin ruangan.
4.2 Fasilitas Penunjang
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai fasilitas
penunjang Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan sebesar 90%
sehingga berada dalam katagori memenuhi syarat.
1. Tempat parkir bus
Di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan terdapat tiga rute bus
yaitu, kedatangan bus, tempat peristirahatan bus (pool), dan
keberangkatan bus. Masing-masing tempat memiliki luas dan daya
tampung kendaraan yang mencukupi.
Kondisi tempat parkir sudah cukup bersih dari sampah dan
genangan air, terbuat dari aspal, sehingga tidak menimbulkan
lubang – lubang yang dapat menjadi tempat genangan – genangan
air, juga tidak menyebabkan goncangan – goncangan kendaraan.
Disamping itu, tempat parkir mudah dibersihkan dari sampah –
sampah yang mengotori tempat tersebut. Namun pada saat hujan
turun beberapa titik di tempat parkir bus tergenang air hujan.
2. Toilet Umum
Di Terminal Kampung Rambutan (Antar Kota) terdapat 9 titik toilet
dengan jumlah kamar 67 unit. Masing-masing tersebar merata di
terminal. Jumlah toilet mencukupi jumlah pengunjung terminal.
Kondisi toilet umum tersebut pada dasarnya sudah baik, bersih,
lantai tidak licin, penyediaan air bersih dan mencukupi, dan
terpisah antara pria dan wanita. Namun, penyediaan wastafel,
sabun pencuci tangan dan alat pengering tangan kurang
diperhatikan.
3. Fasilitas tempat duduk pada ruang tunggu penumpang
Kondisi tempat duduk di ruang tunggu penumpang berkondisi baik.
Tempat duduk bersih dan bebas dari kutu busuk, konstruksi kuat,
dan jumlah mencukupi untuk penumpang
4. Fasilitas P3K
Terminal bis antar kota Kampung Rambutan memiliki fasilitas P3K
yang terdapat pada ruang kesehatan. Ruang kesehatan terletak di
ruang tunggu penumpang terminal.
5. Alat Pemadam kebakaran (APAR)
Terminal bis antar kota Kampung Rambutan memiliki fasilitas alat
pemadam kebakaran namun jumlah dan lokasi penempatan tidak
memadai.
6. Musholla
Terminal bis antar kota Kampung Rambutan memiliki fasilitas
tempat ibadah musholla sebanyak 3 buah yang tersebar di
lingkungan terminal, dengan jumlah yang mencukupi dan terawat
dengan baik.
4.3 Penyediaan Air Bersih
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai penyediaan air
bersih sebesar 100% sehingga berada dalam katagori memenuhi
syarat.
Penyediaan air bersih di terminal bus antar kota kampung rambutan
digunakan untuk keperluan toilet dan pengelolaan makanan dan
minuman. Ketersediaan air bersih di terminal bus antar kota kampung
rambutan sudah cukup memadai . air bersih digunakan untuk mandi,
cuci, kakus (MCK), serta dimanfaatkan juga oleh pedagang yang
memiliki usaha rumah makan. Kualitas air tersebut sudah memenuhi
syarat fisik air bersih yaitu air bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa.
4.4 Pengelolaan Limbah Cair
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai pengelolaan
limbah cair sebesar 50% sehingga berada dalam katagori tidak
memenuhi syarat.
Air limbah yang terdapat di Terminal Bus Antar Kota Kampung
Rambutan berasal dari air toilet dan usaha tempat makan yaitu berupa
limbah domestik. Air limbah dari masing-masing sumber dialirkan ke
saluran pembuangan air berupa selokan/parit yang kemudian menuju
ke kali sekitar terminal. Kondisi saluran air limbah kedap air, tidak
tertutup, terdapat sampah, serta mengalir agak terhambat oleh
sampah-sampah yang ada di pinggiran saluran. Limbah Cair toilet
sebelumnya masuk ke pengelolaan septic tank.
4.5 Pengendalian Vektor Penyakit
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai pengendalian
vektor penyakit sebesar 25% sehingga berada dalam katagori tidak
memenuhi syarat.
Di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan masih terlihat tikus yang
berkeliaran di siang hari di ruang tunggu penumpang, dan lalat juga
terlihat bertebangangan, terutama pada tempat-tempat sampah dan
paling banyak terdapat di TPS.
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan tidak terdapat bagian khusus
pengendalian vector penyakit, sehingga tidak adanya control rutin untuk
membasmi dan mengendalikan vector penyakit seperti lalat dan tikus.
4.6 Pengolahan Makanan dan Minuman
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai pengolahan
makanan dan minuman sebesar 40% sehingga berada dalam katagori
tidak memenuhi syarat.
Di dalam Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan terdapat
tempat penyediaan makanan (rumah makan) yang dikelola pihak
terminal berjumlah 14 buah yang terletak di ruang tunggu penumpang.
Kondisi rumah makan tertutup sehingga dapat meminimalisir jumlah
debu yang masuk ke dalam ruang makan. Secara umum, rumah
makan terlihat bersih, namun para pedagang sebagai penjamah
makanan tidak memperhatikan 6 prinsip hygiene sanitasi makanan.
Dalam mengolah makanan, sebagian besar menyiapkan makanan
sambil berbicara, dan tidak menggunakan alat pelindung diri. Kuku
penjamah makanan kurang terawat dan menggunakan cincin pada
saat mengolah makanan. Fasilitas sanitasi dalam kantin tersebut
kurang memadai.
Prinsip pengolahan makanan di terminal antar kota Kampung
Rambutan, hanya pada penyimpanan makanan jadi dan penyajian
makanan. Pemilahan bahan makanan dan pengolahan makanan
mereka lakukan dirumah.
Identifikasi penyelenggaraan Penyehatan Makanan dan Minuman di
terminal antar kota Kampung Rambutan melalui 6 prinsip Hygiene
Sanitasi Makanan, adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan Bahan Makanan
Pemilihan bahan makanan tidak dilakukan di warung makan, tetapi
dilakukan dirumah pedagang
2. Penyimpanan Bahan Makanan
Tidak terdapat penyimpanan bahan makanan.
3. Pengolahan Bahan Makanan
Tidak terdapat pangolahan bahan makanan.
4. Penyimpanan Makanan Jadi
- Makanan yang telah dimasak disimpan pada wadah dan suhu
penyimpanan yang sesuai dengan jenis makanan.
- Terkadang makanan yang dihidangkan sebelum dimakan oleh
konsumen mengalami waktu penyimpanan yang cukup lama
dan makanan yang sudah tersaji diletakkan pada tempat yang
terbuka.
5. Pengangkutan Makanan Jadi
Pegangkutan makanan jadi dilakukan pada saat makanan siap
disajikan kepada konsumen. Pedagang membawa makanan yang
siap disajikan ke konsumen menggunaka nampan. Makanan yang
dibawa tidak diberi penutup.
6. Penyajian Makanan Jadi
Penyiapan penyajian makanan jadi meliputi :
1. Personal Hygiene Penjamah
- Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan penjamah
makanan hanya celemek.
- Dalam penyajian makanan, makanan terkena kontak
langsung dengan penjamah.
- Penjamah makanan kurang memeperhatikan prinsip
hygiene sanitasi dalam menyajikan makanan. Secara umum,
penjamah makanan masih menggunakan perhiasan di
tangan seperti cincin, penjamaha mengobrol dalam
menyajikan makanan, terkadang tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyajikan makanan.
2. Tempat Penyajian makanan
- Tempat penyajian makanan tidak terpisah dengan tempat
penyimpanan makanan jadi
- Dinding kurang bersih dan kurang terawat
- Tempat pencucian alat, bahan makanan dan cuci tangan
tidak terpisah.
- Makanan disajikan ketika makanan dipesan oleh konsumen.
- Wadah makanan tersebut terbuat dari bahan plastik dan
melamin, cukup bersih, namun ditemukan wadah makanan
bolong/retak yang masih tetap digunakan.
Berdasarkan hasil identifikasi mengenai pengolahan makanan di atas,
kami ingin mengetahui lebih lanjut mengenai social para penjamah
makanan mengenai Hygiene dan Sanitasi Makanan dengan cara
menggunakan instrument kuesioner.
Aspek social Pekerja Pengolahan Makanan mengenai Hygiene Sanitasi Makanan
Hasil pengamatan terbagi atas data umum dan data khusus. Daa
umum terdiri dari jenis kelamin pekerja, golongan umur, masa kerja
dan pendidikan terakhir pekerja. Sedangkan data khusus terdiri atas
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan
hygiene sanitasi makanan pada petugas pengolahan makanan di
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan dengan jumlah responden
10 orang. Data kuesioner terdiri dari 2 data, yaitu data umum dan data
khusus.
1. Data Umum
Berikut ini hasil dari data umum, meliputi jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir dan masa kerja.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja pengolahan makanan di
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan jenis
kelamin pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Pekerja Pengolahan Makanan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari table 3 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang dengan
persenrasi 30% sedangkan, responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 7 orang dengan persentase 70%.
b. Umur
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap responden
mengenai umur pekerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Jenis Kelamin Jumlah (%)
Laki-laki 3 30
Perempuan 7 70
Jumlah 10 100
Pada Pekerja Pengolahan Makanan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Golongan Umur Jumlah %
<24 tahun 8 80
24-45 tahun 2 20
>45 tahun 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan golongan umur pekerja pengolahan makanan, 8
responden ada pada golongan umur kurang dari 25 tahun.
Pada golongan umur 25-45 tahun terdapat 2 responden dengan
persentase 80%. Tidak ada responden pada golongan umur di
atas 45 tahun.
c. Masa Kerja
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Pada Pekerja Pengolahan Makanan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Masa Kerja Jumlah %
<1 tahun 0 0
1-3 tahun 4 40
>3 tahun 6 60
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan masa kerja pada pekerja pengolahan makanan, 4
responden memiliki masa kerja antara 1-3 tahun dengan
persentase 40% dengan jumlah 10 responden dengan
persentase 100%. terdapat 6 responden dalam masa kerja lebih
dari 3 tahun dengan persentase 60%.
d. Pendidikan
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada Pekerja Pengolahan Makanan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Pendidikan Jumlah %
SD 0 0
SMP 6 60
SMA/Sederajat 4 40
PT/Akademik 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat pendidikan pada pekerja pengolah
makanan di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan,
responden berpendidikan SMP sebanyak 6 orang dengan
persentae 60%. Responden berpendidikan SMA/sederajat
sebanyak 4 orang dengan persentase 40%. Sedangkan, tidak
ada responden yang berpendidikan SD dan Peguruan
Tinggi/Akademik.
2. Data Khusus
Berikut ini hasil dari data khusus meliputi, tingkat pengetahuan,
sikap dan tindakan.
a. Pengetahuan
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang HSM
Pada Pekerja Pengolahan Makanan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Pengetahuan Jumlah %
Baik 6 60
Cukup 4 40
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat pengetahuan tentang HSM, responden
berpengetahuan baik berjumlah 6 orang dengan persentase
60%. Responden berpengetahuan cukup berjumlah 4 orang
dengan persentase 40%. Sedangkan, tidak ada responden
berpengetahuan kurang.
b. Sikap
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Tentang HSM
Pada Pekerja Pengolahan Makanan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Sikap Jumlah %
Baik 2 20
Cukup 8 80
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat sikap pekerja tentang HSM, responden
memiliki sikap yang baik berjumlah 2 orang dengan persentase
20%. Responden bersikap cukup berjumlah 8 orang dengan
persentase 80%. Sedangkan, tidak ada responden yang
bersikap kurang .
c. Tindakan
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan tingkat tindakan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Tentang HSM
Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Tindakan Jumlah %
Baik 2 20
Cukup 6 60
Kurang 2 20
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat tindakan pekerja tentang HSM, diketahui
responden memiliki sikap yang baik berjumlah 2 orang dengan
persentase 20%. Responden bertindakan cukup baik berjumlah
6 orang dengan persentase 60%. Sedangkan, jumlah
responden bertindakan kurang baik berjumlah 2 orang dengan
persentase 20%.
4.7 Pengelolaan Sampah Padat
Berdasarkan hasil observasi, hasil check list mengenai ruang dan
bangunan sebesar 50% sehingga berada dalam katagori cukup baik.
Pengolahan sampah di Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan
di tangani oleh unit kebersihan terminal kampung rambutan. Terdapat
23 orang yang bertugas dalam pengolahan sampah. Yaitu 1 orang
koordinator kebersihan dan 22 orang pekerja
Di area ruang tunggu Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
terdapat tempat sampah dalam radius 10 m. Tempat sampah terbuat
dari bahan anti karat, mudah dibersihkan, terbuat dari bahan yang
kedap air dan ringan serta tempat sampah sudah dilengkapi dengan
penutup.
Gambaran mengenai teknis pengelolaan sampah di Terminal Bus
Antar Kota Kampung Rambutan adalah sebagai berikut.
1. Pewadahan
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan pewadahan
sampah di Terminal Kampung Rambutan (Antar Kota) yakni:
Terdapat dua jenis tempat sampah yaitu sampah organik &
anorganik. Konstruksi Tempat pewadahan yang memenuhi
persyaratan terbuat dari bahan anti karat, mudah dibersihkan,
terbuat dari bahan yang kedap air dan ringan serta tempat sampah
sudah dilengkapi dengan penutup.
2. Pengumpulan
Sampah dari masing-masing tempat sampah diambil/diangkut
dengan menggunakan gerobak sampah ke tempat pembuangan
sementar (TPS) setiap hari. APD yang digunakan sarung tangan,
masker, wearpack dan sepatu kerja. Konstruksi TPS kuat, kedap
air, tidak tertutup, dengan volume sampah melebihi kapasitas, dan
sampah berserakan di sekitar TPS.
3. Pemilahan
Sampah yang telah dikumpulkan dipilah-pilah kembali antara
sampah botol plastik dan sampah dedaunan. Sampah botol plastik
akan di jual ke penampungan sampah botol plastik untuk diolah,
sedangkan sampah dedaunan akan dilanjutkan ke proses
pengomposan yang dilakukan sendiri oleh pihak kebersihan
terminal antar kota Kampung Rambutan.
4. Pengolahan
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah dengan cara mengubah sampah dedaunan
menjadi pupuk kompos.
5. Pengangkutan
Setelah dipilah, sampah yang sudah terkumpul di TPS diangkut
menuju TPA oleh dinas kebersihan. Jangka waktu pengangkutan
sampah tidak menentu tergantung volume sampah. Jika volume
sampah sudah memenuhi bak TPS, pihak pengelola sampah di
terminal Kampung Rambutan menghubungi Dinas Kebersihan
setempat untuk mengangkut sampah ke TPA.
6. Pembuangan Akhir
Pembuangan akhir dilakukan oleh pihak Dinas Kebersihan
setempat ke TPA, seperti TPA Bantargebang.
Berdasarkan hasil identifikasi mengenai pengelolaan sampah di atas,
kami ingin mengetahui lebih lanjut mengenai social para petugas
kebersihan mengenai pengelolaan sampah dengan cara
menggunakan instrument kuesioner.
Aspek Sosial Petugas Kebersihan Mengenai Pengelolaan Sampah
Hasil pengamatan terbagi atas data umum dan data khusus. Data
umum terdiri dari jenis kelamin pekerja, golongan umur, masa kerja
dan pendidikan terakhir pekerja. Sedangkan data khusus terdiri atas
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan
pengolahan sampah pada petugas kebersihan di Terminal Antar Kota
Kampung Rambutan dengan jumlah pekerja 23 orang. Namun dari
pihak instansi hanya diijinkan 10 pekerja untuk menjadi responden.
Data kuesioner terdiri dari 2 data, yaitu data umum dan data khusus.
1. Data Umum
Berikut ini hasil dari data umum yang telah kami dapat meliputi
jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir dan masa kerja.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan jenis kelamin
pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Jenis Kelamin Jumlah (%)
Laki-laki 10 100
Perempuan 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari table 10 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil
keseluruhan responden berjenis kelamin laki-laki dengan
persentase 100%.
b. Umur
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan umur pekerja
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Umur Jumlah (%)
< 24 tahun 0 0
24-45 tahun 4 40
>45 tahun 6 60
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 5
responden berdasarkan golongan umur diketahui bahwa tidak
ada responden yang berumur <24 tahun, responden dengan
umur 24-45 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 40%
dan golongan umur >45 tahun sebanyak 6 orang dengan
persentasi 60%.
c. Pendidikan Terakhir
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan pendidikan
terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10
Distribusi RespondenBerdasarkan Pendidikan Terakhir
Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Pendidikan Jumlah (%)
SD 10 100
SMP 0 0
SMA/Sederajat 0 0
Perguruan Tinggi (PT) 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan pendidikan terakhir didapat responden
keseluruhan berpendidikan terakhir SD dengan persentase
100%.
d. Masa Kerja
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan masa kerja
pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Masa Kerja Jumlah (%)
<1 tahun 0 0
1- 3 tahun 0 0
>3 tahun 10 100
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan golongan masa kerja diketahui bahwa
keseluruhan responden memiliki masa kerja lebih dari 3 tahun
dengan persentase 100%.
2. Data Khusus
Data khusus meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan, yaitu
sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan tingkat
pengetahuan pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tentang Pengolahan Sampah Pada Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Pengetahuan Jumlah (%)
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan tingkat pengetahuan pekerja tidak
didapatkan responden berpengetahuan cukup dan kurang.
Keseluruhan responden berpengetahuan baik dengan
persentase 100%.
b. Sikap
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan tingkat sikap
pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 13
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap
Tentang Pengolahan Sampah Pada Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat sikap Jumlah (%)
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan tingkat sikap pekerja tidak didapatkan
responden bersikap cukup dan kurang. Keseluruhan responden
bersikap baik dengan persentase 100%.
c. Tindakan
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja bagian kebersihan di kebersihan
di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan
tingkat tindakan pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 14
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan
Tentang Pengolahan Sampah Pada Pekerja Bagian Kebersihan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat tindakan Jumlah (%)
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan tingkat tindakan pekerja tidak
didapatkan responden bertindakan cukup dan kurang.
Keseluruhan responden memiliki tindakan baik dengan
persentase 100%.
4.8 Kualitas Lingkungan Kerja Fisik
4.8.1 Tingkat Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan alat Sound Level
Meter. Cara pengambilan data kebisingan pada area sekeliling
terminal antar kota kampung rambutan dengan berjalan
mengelilingi lingkungan terminal selama 30 menit per 5 detik.
Sedangkan, pengambilan data pada area kedatangan bus dan
area tunggu penumpang dengan cara diam di tempat masing-
masing selama 30 menit per 5 detik. Dari hasil pengukuran
tingkat kebisingan didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Area Keliling Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tanggal Pengukuran : Rabu, 19 Desember 2012
Jam Pengukuran : 09.00 WIB
Rata-rata hasil pengukuran adalah 81,9 dB (A)
Tabel 15
Distribusi Kumulatif Tingkat Kebisingan
Di Area Keliling Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Kisaran Db (A)
Jumlah Sampel
% SampelJumlah
Kumulatif Sampel
% Kumulatif Sampel
90 – 94,9 13 3,61 13 3,6185 – 89,9 73 20,28 86 23,8980 – 84,9 134 37,22 220 61,1175 – 79,9 127 35,28 347 96,3970 – 74,9 13 3,61 360 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Grafik Distribusi Kumulatif Tingkat Kebisingan
Di Area Keliling Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
70-74.9 75-79.9 80.84.9 85-89.9 90-94.90
20
40
60
80
100
120
kisaran dB (A)
% kumulatif sampel
2. Area kedatangan bus
Tanggal Pengukuran : Rabu, 19 Desember 2012
Jam Pengukuran : 10.10 WIB
Rata-rata hasil pengukuran : 77.9 dB (A)
Tabel 16
Distribusi Kumulatif Tingkat Kebisingan
Di Area Kedatangan Bus Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Kisaran dB (A)
Jumlah Sampel
% SampelJumlah
Kumulatif Sampel
% Kumulatif Sampel
90 – 94,9 1 0,83 1 0,8385 – 89,9 6 5 7 5,8380 – 84,9 17 14,17 24 2075 – 79,9 89 74,17 113 94,1770 – 74,9 7 5,83 120 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Grafik Distribusi Kumulatif Tingkat Kebisingan
Di Area Kedatangan Bus Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
70-74.9 75-79.9 80.84.9 85-89.9 90-94.90
20
40
60
80
100
120
kisaran dB (A)
% kumulatif sampel
Area Terminal Dalam Kota
TAMAN KECILPARKIRAN ANTAR-JEMPUT
1 2
POS jaga
3
Jalur Kedatangan Bus
Jalur Kedatangan Bus
Keluar Terminal
Denah Pengukuran Kebisingan
Di Area Kedatangan Bus Terminal Antar Kota Kampung
Rambutan
Tahun 2012
Keterangan:
1 : Kantor Terminal Antar Kota : Trotoar
2 : Rumah Makan :Pagar
Pembatas
3 : Titik Pengukuran Kebisingan
4.8.2 Kadar Debu
Ruang kesehatan
Kios makanan Loket karcis
Tangga
Pengukuran kadar debu menggunakan alat High Volume
Sampler dengan durasi pengukuran selama 30 menit. Dari hasil
pengukuran kadar debu yang dilakukan di ruang tunggu
penumpang dan area kedatangan bus didapatkan hasil sebagai
berikut.
1. Ruang Tunggu Penumpang
Hari, Tanggal Pengukuran : Jumat, 21 Desember 2012
Jam Pengukuran : 09.00 WIB
Hasil pengukuran : 64,38 ug/m3
Denah Pengukuran Kadar DebuDi Area Tunggu Penumpang Terminal Bus Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
KeteranganParkiran bus
Area Terminal Dalam Kota
TAMAN KECILPARKIRAN ANTAR-JEMPUT
1 2
POS jaga
3
Jalur Kedatangan Bus
Jalur Kedatangan Bus
Keluar Terminal
Kursi tunggu
Pagar pembatasTitik pengukuran debu
2. Area Kedatangan Bus
Hari, Tanggal Pengukuran : Jumat, 21 Desember 2012
Jam Pengukuran : 10.00 WIB
Hasil pengukuran : 107,3 ug/m3
Denah Pengukuran Kadar DebuDi Area Kedatangan Bus Terminal Antar Kota Kampung Ranbutan
Tahun 2012
1 : Kantor Terminal Antar Kota : Trotoar
2 : Rumah Makan :Pagar
Pembatas
3 : Titik Pengukuran Debu
Berdasarkan hasil identifikasi mengenai kualitas lingkungan kerja fisik
di atas, kami ingin mengetahui lebih lanjut mengenai social para
pekerja Dinas Perhubungan yang berkaitan dengan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) cara menggunakan instrument kuesioner.
Aspek Sosial Petugas Dinas Perhubungan mengenai Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)
Hasil pengamatan terbagi atas data umum dan data khusus. Data
umum terdiri dari jenis kelamin pekerja, golongan umur, masa kerja
dan pendidikan terakhir pekerja. Sedangkan data khusus terdiri atas
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan K3
pada petugas dinas perhubungan di Terminal Antar Kota Kampung
Rambutan dengan jumlah pekerja 17 orang. Namun dari pihak instansi
hanya diijinkan 10 pekerja untuk menjadi responden. Data kuesioner
terdiri dari 2 data, yaitu data umum dan data khusus.
1. Data Umum
Berikut ini hasil dari data umum, meliputi jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir dan masa kerja.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil yang kami dapat dari penyebaran kuesioner
yang dibagi kepada 10 pekerja dinas perhubungan di Terminal
Antar Kota Kampung Rambutan berdasarkan jenis kelamin
pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 17
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari table 17 dapat dilihat bahwa hasil kuesioner dari 10
responden berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil
keseluruhan responden berjenis kelamin laki-laki dengan
persentase 100%.
b. Umur
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap responden
mengenai umur pekerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 18
Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur
Jenis Kelamin Jumlah (%)
Laki-laki 10 100
Perempuan 0 0
Jumlah 10 100
Pada Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Golongan Umur Jumlah %
<25 tahun 0 0
25-45 tahun 8 80
>45 tahun 2 20
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan golongan umur pekerja dinas perhubungan
dengan jumlah terbanyak ada pada kelompok umur 24-45 tahun
sebanyak 8 orang dengan persentase 80%. Pada golongan
umur lebih dari 45 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase
20%. Sedangkan, tidak ada responden pada golongan umur
kurang dari 25 tahun.
c. Masa Kerja
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 19
Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Pada Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Masa Kerja Jumlah %
<1 tahun 0 0
1-3 tahun 0 0
>3 tahun 10 100
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan golongan umur pekerja dinas perhubungan
terminal keseluruhan responden dalam masa kerja lebih dari 3
tahun.
d. Pendidikan Terakhir
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 20
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Pendidikan Jumlah %
SD 0 0
SMP 0 0
SMA/Sederajat 10 100
PT/Akademik 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat pendidikan pada pekerja dinas
perhubungan Terminal Antar Kota Kampung Rambutan,
keseluruhan responden berpendidikan terakhir SMA dengan
jumlah 10 orang dengan persentasi 100%.
3. Data Khusus
a. Pengetahuan
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 21
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang K3
Pada Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Pengetahuan Jumlah %
Baik 2 20
Cukup 8 80
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat pengetahuan tentang K3, 2 responden
berpengetahuan baik dengan persentase 20%. Responden
berpengetahuan cukup berjumlah 8 orang dengan persentase
80%. Sedangkan, tidak ada responden berpengetahuan kurang.
b. Sikap
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 22
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Tentang K3
Pada Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Sikap Jumlah %
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat sikap pekerja tentang K3 diketahui semua
responden memiliki sikap yang baik, dengan jumlah 10
responden dengan persentase 100%.
c. Tindakan
Menurut hasil penyebaran kuesioner pada pekerja dinas
perhubungan berdasarkan tingkat tindakan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 23
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Tentang K3
Pekerja Dinas Perhubungan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
Tingkat Tindakan Jumlah %
Baik 10 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Jumlah 10 100
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan tingkat sikap pekerja tentang K3 diketahui semua
responden memiliki sikap yang baik, dengan jumlah 10
responden dengan persentase 100%.
BAB V
ANALISA HASIL
Dari hasil identifikasi melalui wawancara, observasi (checklist), pengisian
kuesioner oleh pekerja, dan pengukuran (tingkat kebisingan dan kadar
partikel debu) di Terminal Antar Kota Kampung Rambutan dapat dianalisis
sebagai berikut.
5.1 Ruang dan Bangunan
1. Lokasi terminal
Persyaratan lokasi terminal, yaitu:
a. Dalam menentukan letak harus disesuaikan dengan
perencanaan tata kota
b. Tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, tetapi cukup
strategis
c. Tidak terlalu dekat dengan pabrik-pabrik besar yang
mengeluarkan asap dan bunyi yang bising.
d. Tidak terletak di tempat yang rendah dan daerah rawa sehingga
tidak terjadi banjir, dan tidak di tempat yang berdebu
e. Sebaiknya ditempatkan di daerah yang luas dan terbuka
dengan maksud:
- Memberikan tempat cukup luas untuk orang-orang yang
pergi ke terminal bus dan berjualan di tempat tersebut
- Memberikan tempat yang cukup bagi kendaraan untuk
menurunkan dan menaikkan penumpang
- Memberikan tempat yang cukup luas untuk kendaraan parkir
Dari persyaratan yang ada, terminal antar kota Kampung
Rambutan beberapa sudah memenuhi syarat, namun lokasi
terminal berdekatan dengan pemukiman penduduk.
2. Pagar
Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat
untuk menunjukkan:
1. Batas-batas terminal
2. Menjaga keamanan
3. Memperkecil masuknya hewan peliharaan ke dalam terminal
Dari persyaratan yang ada, pagar terminal antar kota Kampung
Rambutan sudah memenuhi syarat.
3. Lantai
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, terdapat
persyaratan mengenai lantai, yaitu:
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak licin dan bersih.
Dari persyaratan tersebut, lantai pada bangunan terminal antar
kota Kampung Rambutan sudah memenuhi syarat.
4. Bangunan
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, terdapat
persyaratan mengenai bangunan, yaitu:
kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya
gangguan kesehatan dan kecelakaan.
Dari persyaratan tersebut, bangunan terminal antar kota Kampung
Rambutan sudah memenuhi syarat.
5. Dinding dan Langit-langit
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, terdapat
persyaratan mengenai dinding dan langit-langit, yaitu:
1. Dinding bersih dan bewarna terang, permukaan dinding yang
selalu terkena percikan air harus kedap air.
2. Langit –langit kuat tidak bocor, bewarna terang, ketinggian
minimal 2,5 m dari lantai.
3. Atap kuat dan tidak bocor.
4. Tidak memingkinkan terjadinya kecelakaan
Dari persyaratan tersebut, dinding dan langit-langit pada bangunan
di terminal antar kota Kampung Rambutan sudah memenuhi
syarat.
6. Ventilasi
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, terdapat
persyaratan pertukaran udara, yaitu:
a) Untuk ruangan kerja yang tidak ber AC harus memiliki lubang
ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan
sistem ventilasi silang.
b) Ruang yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan
dan diupayakan mendapat pergantian udara secara alamiah
dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan
kipas angin.
c) Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai
ketentuan pabrik.
Dari persyaratan tersebut, ventilasi pada bangunan di terminal
antar kota Kampung Rambutan sudah memenuhi syarat.
5.2 Fasilitas Penunjang
1. Tempat parkir bus
Dengan persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah
sebagai berikut :
1. Bersih dari sampah dan genangan air
2. Berlantai aspal/beton
3. Penerangan yang cukup
4. Sarana pembuangan sampah yang cukup dan memenuhi
syarat kesehatan.
5. Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor
6. Kebersihan selalu terjaga.
Dari persyaratan yang ada, tempat parkir bus terminal antar kota
Kampung Rambutan sudah memenuhi syarat.
2. Toilet Umum
a. Tersedia dengan jumlah yang cukup
b. Air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup.
c. Toilet dipisahkan antara toilet khusu wanitan dan toilet khusus
pria
d. Adanya fasilitas sanitasi seperti wastafel, sabun, serta
pengering tangan di dalam toilet.
e. Tersedianya tempat sampah
f. Kondisi WC tidak bersih dan tidak becek.
Dari persyaratan yang ada, toilet umum terminal bis antar kota
Kampung Rambutan sudah memenuhi syarat, namun masih
kurang tersedianya fasilitas sanitasi seperti wastafel, sabun serta
pengering tangan atau tisu.
3. Tempat Duduk
Kuat, bersih, bebas dari serangga, dan jumlah tempat duduk
memenuhi kapasitas penumpang.
Dari persyaratan tersebut, tempat duduk pada ruang tunggu di
terminal antar kota Kampung Rambutan sudah memenuhi syarat.
4 Fasilitas P3K
a. Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup
b. Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan
pertama
Fasilitas P3K Terminal antar kota Kampung Rambutan sudah
memenuhi syarat.
5. Alat Pemadam Kebakaran
a. Tersedianya alat pemadam kebakaran yang selalu siap
digunakan
b. Dilengkapi cara penggunaannya
c. Penempatan mudah dilihat dan dicapai untuk digunakan
Letak alat pemadam kebakaran di Terminal antar kota Kampung
Rambutan sulit dilihat dan tidak berada pada posisi yang strategis,
sehingga alat pemadam kebakaran di terminal antar kota Kampung
Rambutan belum memenuhi syarat.
6. Bangunan Musholla
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Kondisi terawat dan bersih
c. Strategis, mudah dilihat dan dijangkau oleh pengunjung.
Dari persyaratan tersebut, bangunan musholla di Terminal antar
kota Kampung Rambutan sudah memenuhi syarat.
5.3 Penyediaan Air Bersih
Berdasarkan PERMENKES 416/MENKES/PER/XI/1990, mengenai
persyaratan kualitas air bersih, yaitu :
Syarat fisik air:
Telah terpenuhi, seperti air tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,
dan tidak keruh.
Hasil identifikasi dapat dianalisis bahwa air bersih di terminal antar
kota Kampung Rambutan secara fisik sudah memenuhi syarat kualitas
air bersih.
5.4 Pengelolaan Limbah Cair
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, yaitu:
a. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat
mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.
b. Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan minimal dengan tengki septik.
Saluran limbah cair di terminal antar kota kampung rambutan sudah
kedap air, namun belum tertutup. Beberapa bagian saluran tersumbat
dengan sampah sehingga dapat menimbulkan bau. Pengelolaan
limbah cair terminal antar kota Kampung Rambutan belum memenuhi
syarat.
5.5 Pengendalian Vektor Penyakit
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, yaitu:
1) Konstruksi bangunan tidak memungkinkan masuk dan berkembang
biaknya vektor dan reservoar penyakit kedalam ruang kerja dengan
memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan
tikus.
2) Menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak terjadi
penumpukan sampah dan sisa makanan.
3) Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.
4) Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.
5) Pengendalian dengan bahan kimia yaitu dengan melakukan
penyemprotan, pengasapan, memasang umpan, membubuhkan
abate pada tempat penampungan air bersih.
6) Pengendalian penjamu dengan listrik frekwensi tinggi.
7) Cara mekanik dengan memasang perangkap
Terminal antar kota Kampung Rambutan tidak terdapat pengawasan
dan pengendalian terhadap vekor penyakit dan binatang pengganggu.
Hasil identifikasi dapat dianalisis bahwa pengendalian vektor terminal
antar kota Kampung Rambutan belum memenuhi syarat.
5.6 Pengolahan Makanan dan Minuman
Menurut KEPMENKES 1098/MENKES/SK/VII/2003, mengenai
persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, terdapat
persyaratan mengenai pengolahan makanan, yaitu:
1. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan
cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
2. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan
dengan:
a. Sarung tangan plastik.
b. Penjepit makanan.
c. Sendok garpu dan sejenisnya.
3. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja harus
memakai:
a. Celemek/apron.
b. Tutup rambut.
c. Sepatu dapur.
d. Berperilaku :
1). Tidak merokok.
2). Tidak makan atau mengunyah.
3). Tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin yang tidak
berhias.
4). Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk
keperluannya.
5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar
dari kamar kecil.
6). Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan
benar.
7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai
di luar tempat rumah makan atau restoran.
4. Tenaga pengolah makanan harus memiliki sertifikat vaksinasi
chotypa dan buku kesehatan yang berlaku.
5. Terdapat fasilitas sanitasi:
- Air bersih
- Pembuangan air limbah
- Toilet
- Tempat sampah
- Temat cuci tangan
- Tempat pencucian bahan makanan
Dari persyaratan tersebut, ada beberapa yang tidak dilakukakan oleh
penjamah makanan, yaitu penjamah tidak berperilaku sehat pada saat
menjamah makanan. Di meja penyajian makanan terdapat lalat dan
fasilitas sanitasi tidak memadai yaitu tidak terdapatnya wastafel dan
sabun pencuci tangan. Sehingga pengolahan makanan di terminal
antar kota Kampung Rambutan belum memenuhi syarat.
Menurut hasil kuesioner, terdapat penjamah makanan dengan
pengetahuan yang cukup yaitu terdapat 4 orang (40%). Hal tersebut
disebabkan mereka tidak mengerti tentang hygiene sanitasi makanan
dan apa manfaatnya. 80% penjamah makanan memiliki sikap yang
kurang baik dalam mengelola makanan yaitu mereka mengobrol
dalam mengolah makanan. Tindakan penjamah makanan 60% cukup
dan 20% kurang baik, dikarenakan mereka tidak menggunakan APD
saat mengolah makanan, serta kurangnya personal hygiene dalam
mengelola makanan.
5.7 Pengolahan Sampah
Menurut KEPMENKES 1405/MENKES/SK/XI/2002, mengenai
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran, yaitu:
a. Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari
bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya serta
dilengkapi dengan penutup.
b. Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat
sampah yang terpisah.
c. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi
syarat.
Menurut Undang – Undang No: 18 Tahun 2008. Kegiatan
penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf
b meliputi:
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan
sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau
dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat
pemrosesan akhir.
d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,
dan jumlah sampah; dan/atau
e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media
lingkungan secara aman.
Di terminal antar kota Kampung Rambutan telah terdapat proses
pengelolaan sampah, namun masih belum memenuhi persyaratan
untuk konstruksi TPS yang digunakan. Sehingga dapat dikatakan
pengelolaan sampah di terminal antar kota Kampung Rambutan
belum memenuhi syarat.
Menurut hasil kuesioner, semua petugas memiliki pengetahuan, sikap
dan tindakan tentang pengelolaan sampah yang baik. Sehingga aspek
social pekerja tidak mempengaruhi ketidak-optimalnya pengelolaan
sampah di terminal.
5.8 Kualitas Lingkungan Kerja Fisik
5.8.1 Tingkat Kebisingan
Menurut Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.
551/2001 Tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan
Baku Tingkat Kebisingan di Provinsi DKI Jakarta, terdapat
persyaratan mengenai tingkat kebisingan kawasan terminal
yaitu 70 dB (A). Hasil analisa pengukuran dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 24
Analisa Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
No. Area Kebisingan
(dB)Standar Hasil
1. Keliling terminal 81,9 70 dB Tidak memenuhi syarat
2. Kedatangan bus 77,9 70 dB Tidak memenuhi syarat
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
5.8.2 Kadar Debu
Menurut Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.
551/2001 Tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan
Baku Tingkat Kebisingan di Provinsi DKI Jakarta, terdapat
persyaratan mengenai kadar debu di kawasan terminal yaitu
230 ug/Nm3 per waktu pengukuran 24 jam. Hasil analisa
pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 25
Analisa Hasil Pengukuran Kadar Debu
Terminal Antar Kota Kampung Rambutan
Tahun 2012
No. Area Kadar debu
(ug/m3)Standar Hasil
1. Ruang tunggu penumpang 56,97 230 ug/m3 Memenuhi syarat
2. Kedatangan bus 94,54 230 ug/lm3 Memenuhi syarat
Sumber. Data Primer terolah tahun 2012
Menurut hasil kuesioner para pekerja Dinas Perhubungan mengenai
K3, terdapat petugas dengan pengetahuan yang cukup yaitu terdapat
8 orang (80%). Hal tersebut disebabkan mereka kurang memahami K3
dalam transportasi, seperti kadar debu dan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Ruang dan Bangunan
1. Lokasi terminal sudah memenuhi persyaratan, namun tidak jauh
di belakang lokasi terminal terdapat pemukiman penduduk.
2. Pagar terminal berfungsi sesuai peruntukannya, member
batasan-batasan pada terminal, pagar kuat, dan pagar diberi
cat sehingga sudah memenuhi persyaratan.
3. Lantai ruangan terminal sudah memenuhi syarat
4. Bangunan terminal sudah memenuhi syarat, tapi ada sedikit
bagian yang kurang terawat.
5. Dinding dan langit-langit bangunan terminal sudah memenuhi
syarat.
6. Ventilasi ruangan kantor di terminal sudah memenuhi syarat.
Jumlah ventilasi pada ruang kantor lantai dasar mencukupi
namun tidak dipasang kassa. Sedangkan, ruang kanor di lantai
atas menggunakan pendingin ruangan.
6.1.2 Fasilitas penunjang
1. Tempat parkir bus sudah memenuhi persyaratan. Namun pada
saat hujan turun beberapa titik di tempat parkir bus tergenang
air hujan.
2. Toilet umum sudah memenuhi persyaratan, namun masih
kurang tersedianya fasilitas sanitasi seperti wastafel, sabun
serta pengering tangan atau tisu.
3. Tempat duduk pada ruang tunggu jumlahnya mencukupi sesuai
kapasitas penumpang, dan bebas dari kutu busuk. Sehingga
tempat duduk ruang tunggu terminal sudah memenuhi syarat.
4. Fasilitas P3K terminal terdapat pada ruang kesehatan terminal
dan terdapat orang yang ahli dibidangnya. Fasilitas P3K di
terminal sudah memenuhi syarat.
5. Alat pemadam kebakaran terminal belum memenuhi syarat
karena terletak di tempat-tempat yang sulit dijangkau.
6. Bangunan musholla terminal jumlahnya mencukupi dan
tersebar di llingkungan terminal. Bangunan musholla sudah
memenuhi syarat
6.1.3 Penyediaan Air Bersih
Ketersediaan air bersih di terminal sudah cukup memadai. Kualitas
air tersebut sudah memenuhi syarat fisik air bersih yaitu air bersih,
tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Sehingga
penyediaan air bersih di terminal antar kota kamung rambutan
sudah memenuhi syarat
6.1.4 Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair domestik di terminal belum memenuhi
syarat, salurang pembuangan tidak tertutup dan tersumbat sampah
serta menimbulkan bau.
6.1.5 Pengendalian Vector Penyakit
Di terminal antar kota kampung rambutan tidak terdapat
pengendalian vector penyakit, terlihat adanya tikus di ruang tunggu
penumpang pada siang hari, banyak terdapat lalat terutama pada
sekitar tempat sampah dan TPS. Sehingga pengendalian vector
penyakit belum memenuhi syarat.
6.1.6 Pengolahan Makanan dan Minuman
Fasilitas sanitasi seperti wastafel dan sabun pencuci tangan pada
rumah makan belum memadai. Terdapatnya lalat pada meja
penyajian makanan.
Dari hasil kuesioner, 40% penjamah makanan kurang mengerti
tentang hygiene sanitasi makanan serta manfaatnya. 80%
penjamah makanan memiliki sikap yang kurang baik dalam
mengelola makanan yaitu mereka mengobrol dalam mengolah
makanan. Tindakan penjamah makanan 60% cukup dan 20%
kurang baik, dikarenakan mereka tidak menggunakan APD saat
mengolah makanan, serta kurangnya personal hygiene dalam
mengelola makanan
6.1.7 Pengelolaan Sampah
Konstruksi tempat sampah sudah memenuhi persyaratan. Namun
pada pengelolaannya belum memenuhi syarat, karena sampah
pada TPS melebihi kapasitas tempat pembuangan sampah
sementara, serta sampah berserakan disekitas TPS, sehingga
banyak terdapat vector penyakit dan hewan pengganggu seperti
lalat, tikus dan kecoa.
Menurut hasil kuesioner, semua petugas memiliki pengetahuan,
sikap dan tindakan tentang pengelolaan sampah yang baik.
Sehingga aspek social pekerja tidak mempengaruhi ketidak-
optimalnya pengelolaan sampah di terminal.
6.1.8 Kualitas Lingkungan Kerja Fisik
6.1.8.1 Kebisingan
Kebisingan terminal yang diambil sampel pada area keliling
terminal antar kota Kampung Rambutan dan area kedatangan
bus melebihi nilai ambang batas tingkat kebisingan terminal.
Sehingga tidak memenuhi persyaratan.
6.1.8.2 Kadar debu
Kadar debu yang diambil sampel pada ruang tunggu
penumpang dan pada area kedatangan bus tidak melebihi nilai
ambang batas kadar debu di udara. Sehingga, kadar debu di
terminal antar kota Kampung Rambutan memenuhi syarat.
Menurut hasil kuesioner para pekerja Dinas Perhubungan
mengenai K3, terdapat petugas dengan pengetahuan yang
cukup yaitu terdapat 8 orang (80%). Hal tersebut disebabkan
mereka kurang memahami K3 dalam transportasi, seperti kadar
debu dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
6.2 Saran
1. Lingkungan terminal
- Perawatan gedung terminal agar lebih diperhatikan, seperti
kumpulan debu pada sudut langit-langit ruangan.
- Melengkapi ketersedian wastafel, sabun dan pengering tangan
pada fasilitas toilet umum.
2. Pengelolaan Limbah Cair
- Memberikan penutup pada saluran pembuangan limbah
domestic agar dapat menjaga saluran terbebas dari sampah.
Kontruksi penutup sebaiknya tidak permanen agar saluran
dapat dengan rutin dibersihkan.
- Memasang kawat pelindung pada pangkal dan ujung saluran
untuk menyaring sampah yang masuk dan menghindari
masuknya tikus dan kecoa.
3. Pengendalian Vector Penyakit dan Binatang Pengganggu
- Diadakan control rutin terhadap vector penyakit dan binatang
pengganggu seperti lalat, kecoa dan tikus. Dapat dilakukan
dengan cara fogging, pemasangan kawat pada saluran
pembuangan pencegah tikus masuk, dan pengelolaan sampah
yang baik dan benar agar tidak menimbulkan kehadiran lalat.
4. Pengolahan Makanan dan Minuman
- Memberikan penyuluhan tentang hygiene sanitasi pengolahan
makanan minuman dan tentang penggunaan alat pelindung diri
kepada para pengolah/penjamah makanan di kantin kerminal.
Penyuluhan dapat bekerjasama dengan pihak puskesmas
kelurahan/kecamatan setempat.
- Penambahan fasilitas sarana penunjang seperti wastafel
beserta sabun pencuci tangan dan alat pengering tangan.
- Memberi lilin api pada meja penyajian makanan untuk
menghindari kedatangan lalat
5. Pengelolaan Sampah
- Konstruksi tempat pembuangan sampah sementara (TPS)
diberi penutup agar sampah tidak basah pada saat hujan, dan
tidak menimbulkan lalat.
- Meningkatkan intensitas pengangkutan sampah dari TPS ke
TPA agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPS.
6. Kualitas lingkungan kerja fisik
a. Tingkat kebisingan
- Memantau kondisi kelayakan mesin bus. Mesin bus yang
sudah tua dan tidak terawat akan menimbulkan suara yang
lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/MENKES/SK/XI/2002
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan No.1098/MENKES/SK/VIII/2003
Gubernur Propinsi Daera Khusus Ibukota Jakarta. 2001. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusu Ibukota Jakarta No. 551/2001
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Presiden Republik Indonesia. 2008. Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008
Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009
Suma’mur, P.K. 1996. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gunung Agung