Upload
wynne-raphaela
View
399
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan praktikum kimia fisika
Citation preview
1 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Tujuan Percobaan
Memahami proses reaksi yang terjadi (reaksi antara H2O2 dengan HI) Melakukan titrasi dengan baik dan benar Menentukan konstanta kecepatan reaksi
Dasar Teori
pada suhu kamar cauran hydrogen peroksida mengalami reaksi autuprotolitik. Reaksi :
2 H2O2 H3O2+ + HO2- (K = 1,55 . 10 -12)
Dari harga k diatas, H2O2 merupakan pelarut yang protonik, disamping sebagai oksidator kuat baik dalam suasana asam maupun suasan basa.
Hydrogen peroksida dalam suhu kamar akan terurai menjadi:
2 H2O2 2 H2O + O2- (H = -23,6 kkal)
Dengan adanya katalisator (misal Cl2,Br2, Fe) maka pengurain akan semakin cepat,
demikian pula jika suhunya dinaikkan. Hidrogen peroksida membebaskan iodium yang berasal
dari kalium iodida yang telah diasamkan dengan asam sulfat. Kecepatan reaksi tersebut sangat
tergantung pada konsentrasi peroksida, kalium iodida dan asam sulfatnya. Jika reaksi ini
merupakan reaksi irreversible (karena adanya natrium tiosulfat yang akan merubah yodium
bebas menjadi asam yodida kembali), maka kecepatan reaksi yang terjadi besarnya seperti
pada reaksi pembentukannya, sampai konsentrasi terakhir tidak berubah.
Reaksi yang terjadi dapat dilihat dibawah ini :
H2O2+ 2KI + H2SO4 K2SO4+ I2 + 2H2O
2S2O32- + I2 2I- + S4O6
2-
2 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Pada percobaan ini, kecepatan reaksi hanya tergantung pada berkurangnya konsentrasi
hidrogen iodida saja, sehingga reaksi mengikuti reaksi orde/tingkat 1.
Pada larutan yang mempunyai keasaman yang tinggi atau konsentrasi iodida yang tinggi,
akan diperoleh kecepatan reaksi yang lebih besar.kepekatan indikator kanji terhadap iod sangat
diperlukan, dimana kanji dengan iod akan bereaksi membentuk senyawa komplek yang
berwarna biru, karena adanya adsorpsi iod oleh koloid kanji. Besarnya adsorpsi larutan kanji
terhadap iod dipengaruhi oleh konsentrasi iodida yang tersedia. Dengan demikian timbulnya
warna biru bukan hanya ditentukan oleh konsentrasi iod saja melainkan juga karena adanya
iodida.
Oleh Kolthof dijelaskan, bahwa semakin tinggi konsentrasi iodida, kepekaannya akan
naik dengan perlahan, tetapi jika semakin rendah konsentrasi iodidanya maka kepekaannya
akan menurun dengan cepat.
Untuk enentukan kecepatan reaksi, perlu ditentukan terlebih dahulu konstanta
kecepatan reaksi yang dapat ditentukan dengan:
-dC/dt = k Cn untuk reaksi tingkat 1, maka n = 1
-dC/C = k dt
setelah diintegralkan, maka diperoleh:
ln C = -kt
ln (Ct/Co) atau k = 1/t ln (Co/Ct)
dimana,Co : konsentrasi awal (mula-mula) Ct : konsentrasi setelah t detikK : konstanta kecepatan reaksi
Volume tiosulfat yang digunakan untuk titrasi sebanyak b pada saat t detik, merupakan jumlah peroksida yang bereaksi selama t detik. Konsentrasi setelah t detik besarnya adalah (a – b). Jika a adalah banyaknya (volume) tiosulfat yang dimasukkan pada saat to atau mula-mula maka persamaannya menjadi :
K = 1t
ln a
(a−b) k. t = ln a
(a−b) …….. (1)
3 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Dengan membuat kurva t lawan ln a
(a−b) akan diperoleh harga kyang merupakan
koefisien arah (gradien) dari garis lurus.Atau persamaan 1 diubah menjadi :
Kt = ln a – ln (a-b)
ln (a-b) = -kt + ln a ………. (2)
Kemudian dibuat kurva antara ln (a-b) lawan t, akan diperoleh konstanta kecepatan reaksinya, yaitu harga k sebagai koefisien arah garis lurus.
Gambar kurva antara ln (a-b) lawan t
Lon (a-b)
αt
4 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Gambar kurva ln a
(a−b) lawan t
α
ln a
(a−b)
t
Tan α = -k
5 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Alat dan
Bahan
Langkah Kerja
• Penentuan H2O2 dengan KMnO4
alat kuantitas bahanburet 2 buah Larutan H2O2 3%
Labu erlenmeyeer 1L, 250 ml
@1 buah Larutan H2SO4 2N
Gelas ukur 100 ml 1 buah Larutan KMnO4 0,1 NGelas kimia 200 ml 2 buah Kristal kalium iodidaLabu ukur 100 ml 1 buah Larutan Na2S2O3 0,1 NLabu takar 100 ml 1 buah Larutan kanji 10%Pengaduk magnet 1 buah Larutan H2SO4 pekat
Botol semprot 1 buah Air sulinghotplate 1 buah
6 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
2.Penentuan Ekivalen KMnO4 dengan Na2S2O4
mengencerkan 10 ml H2O2 3% menjadi 100 ml dalam labu takar
memasukkan larutan ke dalam erlenmeyer 250 ml
menambahkan 10 ml asam sulfat 2 N
Titrasi dengan KMnO4 0,1 N (Catat volumenya jika larutann telah berubah warna menjadi merah muda)
menimbang 2 gram kristal KI dan memasukkanny a dalam erlenmeyer 250 ml
melarutkannya dengan 20 ml air suling dan menambhkan asam sulfat pekat
menambahkan KMnO4 0,1 N dan biarkan selama 10 menit
titrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N (catat jika titik ekivalen telah tercapai)
isi buret dengan larutab standar tiosulfat 0,1 N
membuat 2 macam larutan yaitu :
larutan a : mengambil 5 ml peroksida 3% memasukkanya ke dalam labu takar 100 ml,
encerkan dengan air suling hingga tanda batas
larutan b : mengambil 500 ml air suling dan 30 ml asam sulfat 2 N,
Memasukkan larutan kedalam erlenmeyer 1 L.
Kemudian menambahkan 3 ml larutan kanji dan 1,5 gram KI yang telah dilarutkan dalam air suling
menambahkan ke dalam larutan tiosulfat 2 ml dari buret
memasukkan dengan cepat larutan a ke dalam larutan b dan menjalankan stopwatch
mengaduk larutan dengan pengaduk magnet dan mencatat waktu pada saat larutan menjadi biru
tambahkan 2 ml larutan tiosulfat dari buret kemudian diaduk
mencatat waktu pada saat larutan menjadi biru, demikian seterusnya sampai diperoleh 10 data pengamatan
7 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
a. Penentuan kecepatan reaksi
8 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Keselamatan Kerja
1. Melihat MSDS bahan yang akan digunakan2. Menggunakan jas lab3. Mencuci dengan bersih setiap alat yang akan digunakan agar tidak
terkontaminasi dengan zat lain ketika akan direaksikan
PENGOLAHAN DATA
a. Data Pengamatan Titrasi 10 mL H2O2dengan KMnO4 0,1 N = 28,75 Ml
Titrasi 10 mL KMnO4dengan Na2S2O3 0,1 N = 11,5 mL
Penentuan kecepatan reaksi
9 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
no Na2S2O3 (b) ml t (detik
1 2 90
2 4 299
3 6 395
4 8 473
5 10 568
6 12 597
7 14 718
8 16 Tidak dapat diamati
karena tidak terjadi
perubahan warna.
9 18
10 20
A. PERHITUNGAN
a. Penentuanekivalen H2O2denganTiosulfat
10 mL H2O2 0,3 % x = 17,00 mL KMnO4
10 mL KMnO4 y = 21,53 mL tiosulfat
1 mL KMnO4 y
10 = 2,15 mL tiosulfat
x mL KMnO4 xy10
= 36,60 mL tiosulfat
10 mL H2O2 0,3 % xy10
= 36,60 mL tiosulfat
10 mL H2O2 3 % xy = 366,01 mL tiosulfat
b. Penentuankecepatanreaksi
a = vol. thiosulfat yang ditambahkan saat t0 (mula-mula)
10 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
= 5
10xy (ml)
= xy2
(ml)
= 366,01ml
2= 183,005 ml
t (sekon)
b (ml) (a-b)ml ln a ln (a-b) ln
a(a−b)
k = ln a – ln(a−b)
t
90 2(183,005 – 2) =
181,005 5,210 5,199 0,011 1,22×10-4
299 4 (183,005 – 4) =179,005
5,210 5,187 0,022 7,69×10-5
397 6 (183,005 – 6) =177,005
5,210 5,176 0,033 8,61×10-5
473 8 (183,005 – 8) =175,005
5,210 5,165 0,045 9,51×10-5
506 10 (183,005 – 10) =173,005
5,210 5,153 0,056 1,00×10-4
603 12 (183,005 – 12) =171,005
5,210 5,142 0,068 1,14×10-4
718 14 (183,005 – 14) =169,005
5,210 5,129 0,080 1,05×10-4
Rata-rata 1,00×10-4
Grafik
11 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
90 190 290 390 490 590 690 7905.07
5.09
5.11
5.13
5.15
5.17
5.19
5.21
kurva ln (a-b) vs waktu
waktu (s)
ln (a
-b)
Tg α = -k
−k=−∆ y∆x
=(5,199−5,129 )
(768−90 )=0,07
678=1,03×10−4
12 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
90 190 290 390 490 590 690 7900
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
ln a/(a-b) vs waktu
Waktu (s)
ln a
/(a-
b)
Tg α = k
k=∆ y∆x
=(0,080−0,011 )
(768−90 )=0,069
678=1,02×10−4
13 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan kecepatan reaksi?2. Apa satuan konstanta kecepatan reaksi untuk reaksi tingkat 1?
3. Tuliskan reaksi yang terjadi secara lengkap.
4. Berapa konsentrasi H2O2 yang digunakan?
5. Apa kegunaana samsulfat dalam percobaanini?
Jawaban :
1. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi zat pereaksi atau produk reaksi per satuan waktu.
2. satuan yang digunakan untuk konstanta kecepatan reaksi adalah ml/s
3. a. pengoksidasi MnO4- menjadi Mn2+ oleh H2O2
2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ → 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
b. pelarutan KI dengan aqudes dan kemudian ditambahkan H2SO4
KI(s) + H2O(aq) KI(aq)
KI(aq) + H2SO4(aq) → HI(aq) + K2SO4(aq)
c. pembentukan asam iodida
KI(aq) + H2SO4(aq) → HI(aq) + K2SO4(aq)
d. Reaksi asam iodide dengan asam peroksida,
H2O2 + 2 HI I2 + 2 H2O
4. 3 %
5. Penambahan H2SO4 bertujuan untuk mengoksidasi MnO4- menjadi Mn2+ dan mempercepat
terjadinya reaksi.Asam Sulfat yang digunakan berkonsentrasi cukup tinggi (2N) dan pada proses
titrasinya dilakukan secara perlahan-lahan.Kedua hal tersebut dapat mencegah terbentuknya
mangan dioksida yang merupakan katalis yang aktif untuk penguraian Hidrogen Peroksida.
14 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
PEMBAHASAN
Nama : Wynne Raphaela
NIM : 131424027
Pada percobaan penentuan konstanta kecepatan reaksi, dilakukan tiga percobaan,
percobaan untuk menentukan ekivalen H2O2 dengan tiosulfat dan menentukan kecepatan
reaksi. Dalam percobaan ini digunakan senyawa kimia H2O2, KMnO4, Na2S2O3, dan H2SO4 sebagai
katalis dalam reaksi. Percobaan pertama, Penentuan ekivalen H2O2 dengan tiosulfat, mula- mula
10 mL H2O2 diencerkan menjadi 100 mL dalam labu takar, dari pengenceran tersebut diambil 10
mL H2O2 kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL dan juga ditambahkan 10 mL
H2SO4 2N sebagai katalis. Kemudian campuran larutan tersebut dititrasi dengan larutanKMnO4
hingga berubah warna menjadi merah muda. Volume KMnO4, dicatat saat larutan H2O2 berubah
warna. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali, sehingga diambil rata-rata volume KMnO4,17 mL
yang selanjutnya digunakan untuk nilai x.
Langkah selanjutnya, disediakan 2 gram KI yang sudah dilarutkan dengan 20 mL air suling,
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL dan ditambahkan 1 mL asam sulfat pekat.
Setelah itu, ditambahkan 10 mL larutan KMnO4,0,1 N dibiarkan 10 menit. Kemudian dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga berubah warna menjadi bening. Dicatat volumenya,
dilakukan 3 percobaan kemudian diambil rata-ratanya didapat 21,53 mL (dipakai untuk nilai y).
Percobaan kedua, penentuan kecepatan reaksi, mula-mula menyediakan buret yang diisi
dengan larutan standar Na2S2O3 0,1 N. Kemudian larutan a, yaitu 5 mL H2O2 diencerkan oleh air
suling dalam labu takar 100 mL hingga tanda batas. Larutan b, 500 mL air suling dan 30 mL
15 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
asam sulfat 2N dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1L. Tambahkan 3 mL larutan kanji (0,5
gram kanji dalam 50 ml air suling kemudian dipanaskan diatas hotplate hingga bening dan tidak
terlalu lengket) dan 1,5 gram KI yang telah dilarutkan dalam 20mL air suling, ditambahkan 2mL
tiosulfat dari buret. Masukkan pengaduk magnet, simpan labu erlenmeyer di atas motor
penggerak, kemudian nyalakan hingga pengaduk magnet tepat di tengah- tengah labu. Larutan
a dimasukkan ke larutan b, dan stopwatch mulai dijalankan. Catat waktu ketika larutan berubah
menjadi biru, begitu seterusnya tambahkan 2ml larutan tiosulfat dan catat waktu hingga 10
data pengamatan. Semakin banyak tiosulfat yang ditambahkan pada percobaan, maka semakin
lama waktu yang diperlukkan larutan untuk berubah warna menjadi biru. Setelah data
percobaan di dapat, data tersebut kemudian di olah untuk menentukkan kecepatan reaksi. Data
di olah dengan cara menghitung menggunakan rumus yang telah ada dan dengan kurva /grafik
ln(a-b) lawan t dan kurva ln a/(a-b) lawan t.
Pada percobaan yang dilakukan digunakan H2O2 yang masih baru karena dapat memengaruhi
hasil yang akan didapat, selain itu seharusnya Na2S2O4 disimpan didalam kulkas, Karena Na2S2O4
tidak stabil dalam suhu ruang, sehingga dapat merusak kualitas larutan itu sendiri dan
membuat waktu yang dibutuhkan larutan untuk berubah warna menjadi sangat lama. Semakin
banyak Na2S2O4 yang ditambahkan maka waktunya akan semakin lama.
Hasil pengolahan data kecepatan reaksi dengan menggunakan rumus dapat dikatakan tidak
memiliki perbedaan, karena selisihnya sangat sedikit yaitu 0,03, dari perhitungan didapat
k=1,00×10-4, dari grafik 1 k=1,03×10-4, dan dari grafik 2 k=1,02×10-4
16 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Nama : Ridha Nudianti Darmawan
NIM : 131424029
Sebelum melakukan titrasi penentuan kecepatan reaksi, dilakukan titrasi H2O2 terhadap KMnO4 dan KMnO4 terhadap Na2S2O4 terlebih dahulu, ini bertujuan untuk mendapatkan volume ekivalen sebagai komponen untuk mendapatkan harga konstanta kecepatan reaksi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi adalah konsentrasi, suhu, luas permukaan, katalis, dan tekanan.
Untuk penentuan ekivalen KMnO4 dengan menggunakan Na2S2O4 tidak digunakan indikator, karena KMnO4 dapat bertidak sebagai indikator. Atau dengan nama lain titrasi ini bersifat auto-indikator.
H2O2 yang digunakan harus fresh atau dibuat baru, karena jika tidak dapat menyebabkan kesalahan dalam pengerjaan.
Setelah melakukan pengerjaan, seharusnya Na2S2O4 disimpan didalam kulkas. Karena Na2S2O4 tidak stabil dalam suhu ruang, sehingga dapat merusak kualitas larutan itu sendiri.
Pada penentuan kecepatan reaksi, semakin besar volume Na2S2O4 yang ditambahkan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk larutan berubah warna. Menunjukkan bahwa konsentrasi menentukan kecepatan reaksi.
Setelah penambahan 14 ml Na2S2O4 larutan Na2S2O4 diganti dengan larutan Na2S2O4
lainnya, namun penggantian ini menyebabkan tidak berubahnya warna larutan. Ini mungkin dikarenakan kualitas Na2S2O4 yang sudah tidak bagus.
Hasil konstanta yang didapatkan dari hasil perhitungan dan dari grafik bisa dikatakan sama, karena perbedaan yang tidak jauh ± 0,03 (dari perhitungan k=1,00×10-4, dari grafik 1 k=1,03×10-4, dan dari grafik 2 k=1,02×10-4)
17 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
A. Penentuan Ekivalen H2O2 dengan Tiosulfat
Untuk menetukan titik ekivalen H2O2 dengan tiosulfat, terlebih H2O2 dahulu distandarisasi
dengan larutan KMnO4. Penambahan ini dilakukan pada suasana asam (penambahan H2SO4).
Hal tersebut dapat mengoksidasi MnO4- menjadi Mn2+ dan mempercepat terjadinya reaksi.Asam
Sulfat yang digunakan berkonsentrasi cukup tinggi (2N) dan pada proses titrasinya dilakukan
secara perlahan-lahan.Kedua hal tersebut dapat mencegah terbentuknya mangan dioksida yang
merupakan katalis yang aktif untuk penguraian Hidrogen Peroksida.
Reaksi yang terjadi :
2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ → 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
Pada percobaan ini titik ekivalen ditandai dengan adanya perubahan warna dari bening
menjadi merah muda, perubahan warna terjadi saat setelah ditambahkan KmnO4 sebanyak
0,05 mL.
Penentuan titik ekivalen dengan tiosulfat,Diawali dengan menambahkan KMnO4 ke
dalam larutan KI pada suasana asam.
Reaksinya adalah :
KI(s) + H2O(aq) KI(aq)
KI(aq) + H2SO4(aq) → HI(aq) + K2SO4(aq)
Pada penambahan tersebut dihasilkan larutan yang berwana coklat kemerahan.Setelah
itu dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 secara perlahan, penambahan ini menghasilkan warna
kuning bening,hal itu menandakan titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat setelah
penambahan larutan Na2S2O3 sebanyak 10,1 mL.
18 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
B. Penentuan Kecepatan Reaksi
Penentuan kecepatan reaksi diawali dengan mencampurkan larutan A dan Larutan B dan
kemudian dititrasi dengan Na2S2O3.Pada larutan b terbentuk Asam Iodida karena pengasaman
kristal KI dengan asam sulfat pekat
Reksinya adalah:
KI(aq) + H2SO4(aq) → HI(aq) + K2SO4(aq)
Asam iodide ini kemudian akan bereaksi dengan asam peroksida,rekasinya adalah:
H2O2 + 2 HI I2 + 2 H2O
Di dalam larutan B pun ditambahkan larutan kanji (amilum) yang berfungsi untuk
mendeteksi apakah iodium habis bereaksi dengan tiosulfat. Sebelum penambahan tiosulfat,
larutan berwarna biru namun setelah ditambahkan tiosulfat, larutan akan berubah menjadi
tidak berwarna (bening).Hal itu karena amilum bereaksi dengan tiosulfat dan membebaskan ion
I- yang tidak berwarna.Namun setelah beberapa menit larutan akan berubah kembali menjadi
biru karena tiosulfat habis, maka iod hasil reaksi hidrogen peroksida dan kalium iodida berlebih
karena tidak ada spesies lain yang menangkapnya. Perubahan warna larutan dari bening
menjadi biru, Inilah yang digunakan dalam mengukur waktu habisnya tiosulfat yang
ditambahkan, dimana tiosulfat setara dengan peroksida.Dari sana didapatkan data 10
waktu.Melalui data tersebut dan beberapa perhitungan dapat dibuat sebuah grafik.Dari grafik
tersebut dapat ditentukan konstanta kecepatan reaksinya,yaitu dengan menghitung gradient
dari grafik. Berdasarkan kedua grafik yang dibuat,Konstanta kecepatan reaksi yang didapatkan
adalah ...... det-1.
KESIMPULAN
Pada hasl percobaan ini, didapatkan 3 hasil konstanta kecepatan reaksi, yaitu:
Berdasarkan perhitungan, k=1,00×10-4
Grafik 1, k=1,03×10-4
19 PENENTUAN KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Grafik 2, k=1,02×10-4
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk praktikum Kimia Fiska program studi TKPB Politeknik Negeri Bandung
http://myblogblogrosita.blogspot.com/2011/11/laporan-lengkap-pembuatan-larutan-
baku.html
http://suhardaniati.blogspot.com/2012/10/laporan-pembuatan-larutan-baku_815.html