Laporan Praktikum Kecepatan Reaksi

  • Upload
    haqqi

  • View
    133

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mekanisme terjadinya perubahan-perubahan dalam suatu reaksikimia dan kecepatan reaksi dapat diterangkan dengan teori kinetika dankesetimbangan kimia. Mekanisme reaksi kimia menerangkan melaluilangkah-langkah mankah suatu zat pereaksi berubah menjadi hasil reaksi.Laju reaksi (kecepatan reaksi) menerangkan seberapa cepat reaksiberlangsung. Laju reaksi suatu reaksi kimia biasanya didefinisikamsebagai perubahan konsentrasi zat yang ikut serta dalam reaksi per satuanwaktu.

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

    KECEPATAN REAKSI

    Disusun Oleh :

    1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030)

    2. Dinda Kharisma Asmara (132500014)

    3. Icha Restu Maulidiah (132500033)

    4. Jauharatul Lailiyah (132500053)

    Dosen Pembimbing :

    Arif Yahya., S.Si., M.Si

    Prodi Biologi

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

    Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya 60234

    Tahun 2014

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | i

    HALAMAN PENGESAHAN

    Makalah Kimia Dasar Kecepatan Reaksi

    ini diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia Dasar semester ganjil

    tahun ajaran 2013/2014. Makalah Kimia Dasar ini telah diperiksa dan disetujui

    oleh

    Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si

    pada tanggal

    Mengesahkan,

    Arif Yahya, S.Si., M.Si

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

    sehingga Makalah Kecepatan Reaksi ini akhirnya selesai. Tugas ini kami buat

    untuk memenuhi tugas Kimia Dasar semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

    Makalah Kimia Dasar ini kami buat untuk memberikan wawasan

    pengetahuan utamanya bagi para pemuda-pemudi atau para mahasiswa tentang

    Kecepatan Reaksi. Sehingga bisa mengetahui bagaimana proses Kecepatan

    Reaksi.

    Dengan selesainya Makalah Kimia Dasar ini, kami mengucapkan banyak

    terima kasih kepada Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si., yang telah membimbing

    pembuatan Makalah Kimia Dasar ini. Semoga bimbingan yang Bapak berikan

    dapat bermanfaat Amin.

    Makalah Kimia Dasar ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh

    sebab itu dengan penuh rendah hati, kami mohon agar para pembaca beserta dosen

    pembimbing berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna

    sempurnanya tugas ini.

    Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, semoga Makalah Kimia

    Dasar ini dapat bermanfaat dan berguna terutama bagi para mahasiswa Amin.

    Surabaya, Januari 2014

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Pengesahan i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    I. Tujuan 1

    II. Dasar Teori 1

    III. Bahan dan Alat 6

    IV. Cara Kerja 6

    V. Hasil Pengamatan 8

    VI. Pembahasan 10

    VII. Kesimpulan 12

    Daftar Pustaka 13

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 1

    I. TUJUAN

    Tujuan percobaan praktikum ini adalah

    1. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi

    2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi

    II. DASAR TEORI

    Mekanisme terjadinya perubahan-perubahan dalam suatu reaksi

    kimia dan kecepatan reaksi dapat diterangkan dengan teori kinetika dan

    kesetimbangan kimia. Mekanisme reaksi kimia menerangkan melalui

    langkah-langkah mankah suatu zat pereaksi berubah menjadi hasil reaksi.

    Laju reaksi (kecepatan reaksi) menerangkan seberapa cepat reaksi

    berlangsung. Laju reaksi suatu reaksi kimia biasanya didefinisikam

    sebagai perubahan konsentrasi zat yang ikut serta dalam reaksi per satuan

    waktu.

    Misalnya untuk reaksi:

    A + B P

    Laju reaksi (r) = - []

    = -

    []

    = +

    []

    Persamaan ini menunjukkan bahwa laju reaksi suatu reaksi kimia

    berbanding terbalik terhadap waktu dan berbanding lurus dengan

    konsentrasi. Hasil percobaan membuktikan hasil reaksi tidak selalu berupa

    fungsi linear dari konsentrasi zat pereaksi. Untuk reaksi diatas hal ini dapat

    dinyatakan secara empiris dalam persamaan:

    r = [A]p

    . [B]q

    P dan Q dikenal dengan tingkat reaksi, (p + q) dikenal sebagai total

    tingkat reaksi.

    Andaikan suatu reaksi mempunyai total tingkat reaksi n, maka laju

    reaksinya sebanding dengan [konsentrasi]n

    dan berbanding terbalik dengan

    t :

    r = [konsentrasi]n

    r = 1/t

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 2

    Sehingga jika dibuat grafik [konsentrasi]n

    versus 1/t, maka akan

    diperoleh grafik berupa garis lurus. Dengan demikian tingkat reaksi

    kimia dapat ditentukan dengan membuat grafik [konsentrasi]n

    VS 1/t.

    Tingkat reaksi Penentuan tingkat reaksi dengan membuat grafik

    1 [konsentrasi]1

    VS 1/t

    2 [konsentrasi]2 VS 1/t

    3 [konsentrasi]3 VS 1/t

    Kecepatan reak dapat diukur dari laju terbentuknya hasil reaksi,

    misalnya reaksi antara HCL + Al dapat diukur dari laju pembentukan gas

    H2

    Al + HCL(aq) ----- AlCl3(aq) + H2 (g)

    Dalam suatu reaksi kimia berlangsungnya suatu reaksi dari keadaan

    semula (awal) sampai keadaan akhir diperkirakan melalui beberapa tahap

    reaksi. Contoh : 4 HBr(g) + O2(g) 2 H2O(g) + 2 Br2(g)

    Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2

    bereaksi dengan 4 molekul HBr. Suatu reaksi baru dapat berlangsung

    apabila ada tumbukan yang berhasil antara molekul-molekul yang

    bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4 molekul HBr dengan 1 molekul

    O2 kecil sekali kemungkinannya untuk berhasil.

    Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan antara 2

    molekul yaitu 1 molekul HBr dengan 1 molekul O2. Hal ini berarti reaksi

    di atas harus berlangsung dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahap-

    tahapnya adalah :

    Tahap 1: HBr + O2 HOOBr (lambat)

    Tahap 2: HBr + HOOBr 2HOBr (cepat)

    Tahap 3: (HBr + HOBr H2O + Br2) x 2 (cepat)

    ------------------------------------------------------ +

    4 HBr + O2 --> 2H2O + 2 Br2

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 3

    Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan

    berlangsungnya reaksi tersebut ditentukan oleh kecepatan reaksi

    pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang berlangsungnya paling lambat.

    Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut

    "mekanisme reaksi" dan kecepatan berlangsungnya reaksi keselurahan

    ditentukan oleh reaksi yang paling lambat dalam mekanisme reaksi. Oleh

    karena itu, tahap ini disebut tahap penentu kecepatan reaksi.

    Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju

    reaksi. Selain bergantung pada jenis zat yang beraksi laju reaksi

    dipengaruhi oleh :

    a. Konsentrasi Pereaksi

    Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju

    reaksinya semakin besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan

    sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka laju reaksinya pun

    semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil.

    Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan

    matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan

    orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada

    prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi

    pereaksi terhadap laju reaksi.

    b. Luas Permukaan

    Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas

    permukaan (total) zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil.

    Semakin zat padat terbagi menjadi bagian kecil, semakin cepat reaksi

    berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih

    cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama.

    Bubuk padat memiliki permukaan yang lebih besar dari pada sebuah

    bengkah zat padat.

    c. Suhu atau Temperatur

    Laju reaksi juga dapat di percepat atau diperlambat dengan

    mengubah suhunya. Ketika suhunya dinaikkan maka laju reaksi akan

    meningkat pula. Sebagai perkiraan kasar, sebagai perkiraan besar,

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 4

    sebagai reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka laju reaksi akan

    berlipat ganda setiap kenaikan 100C.

    Perkiraan ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan

    pada seluruh reaksi. Bahkan bila pun mendekati benar, laju reaksi akan

    berlipat ganda setiap 90C atau 11

    0C atau setiap suhu tertentu. Angka dari

    derajat suhu yang diperlukan untuk melipat gandakan laju reaksi akan

    berubah secara bertahap seiring dengan meningkatnya suhu.

    Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh

    reaksi perpanasan melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang

    tidak larut, atau reaksi ion hidrogen dengan asam dan ion hidroksi dari

    Alkali didalam larutan, sehingga memanaskan salah satu dari contoh ini

    tidak memperoleh perbedaan laju reaksi yang baik di laboratorium

    maupun industri akan berlangsung lebih cepat apabila di panaskan.

    d. Tekanan

    Bayak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan

    dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan

    tekanan dengan memperkecil Volume akan memperbesar konsentrasi,

    dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.

    Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan

    meningkatkan laju reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang

    melibatkan hanya zat padat maupun zat cair tidak memberikan perubahan

    apapun pada laju reaksi.

    Dalam proses pembuatan amonia dengan proses Haber, laju reaksi

    antara Hidrogen dan Nitrogen ditingkatkan dengan menggunakan

    tekanan yang sangat tinggi. alasan utama menggunakan tekanan tinggi

    adalah untuk meningkatkan persentasi amonia di dalam keseimbangan

    campuran, namun hal ini juga memberikan perubahan yang berarti pada

    laju reaksi juga.

    Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak

    dilangsungkan pada tekanan tinggi, misalnya pembuatan amonia yang

    menggunakan tekanan hingga 400 atm.

    e. Katalis

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 5

    Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu

    sendiri tak mengalami perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau

    tidak dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu :

    Katalis Positif.

    Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan

    cara menurunkan energi pengaktifan, katalis positif disebut juga

    katalisator.

    Katalis Negatif

    Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis

    negatif disebut juga inhibator.

    Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :

    Katalis homogen

    Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis

    katalis ini umumnya ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali

    lagi ke bentuk semula.

    Katalis Heterogen

    Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis

    katalis ini umumnya berupa logam-logam dan bereaksi yang

    dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini tidak ikut bereaksi,

    tetapi melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam menyerap

    molekul-molekul udara hingga apabila dua molekul gas yang dapat

    bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah bereaksi katalis ini

    kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.

    Katalis biokimia

    Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi

    yang terjadi pada makhluk hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.

    Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung

    sebagai hasil tumbukan antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah

    setiap tumbukan antara partikel menghasilkan reaksi, melainkan hanya

    tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang cukup serta arah

    tumbukan yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi dapat

    bergantung pada 3 hal, yaitu:

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 6

    Frekuensi Tumbukan

    Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup

    Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan

    arah yang tepat.

    Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan

    efektif, energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi

    sehingga menghasilkan tumbukan efektif yang disebut juga energi

    pengaktifan untuk memahami arti dari energi pengaktifan perlu

    diperhatikan pelan-pelan benda yang ada di sekitar kita yang dapat

    terbakar.

    Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:

    mA + nB pC = qD

    Persamaan laju : V = K [A] x [B]

    x

    Dengan ketetapan rumus :

    - K : Ketetapan Jenis Reaksi

    - X : Orde Reaksi terhadap pereaksi A

    - Y : Orde reaksi terhadap pereaksi B

    - m,n,p,q : Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam

    reaksi

    Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang

    harganya bergantung pada jenis pereaksi dan suhu., setiap reaksi

    mempunyai harga K tertentu pada suhu tertentu. Harga K berubah jika

    suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya dan memperbesar

    harga K.

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 7

    III. BAHAN DAN ALAT

    Larutan HCL konsentrasi 0,5; 1; 2; 4 N

    Potongan Aluminium foil

    Akuades

    Tabung reaksi dan rak

    Labu Erlnmeyer

    Stopwatch

    Pengaduk

    IV. CARA KERJA

    A. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi HCL

    1) Isilah 5 tabung reaksi berurut-turut dengan 5 mL larutan HCL 0,1 N;

    0,2N; 0,4N; 0,6N; dan 0,8N.

    2) Masukkan 1 potongan aluminium foil yang sama ukurannya (

    2x2mm), kedalam masing-masing tabung reaksi.

    3) Catat waktu habisnya/hilangnya aluminium foil didalam larutan HCL.

    4) Buat kurva antara waktu yang digunakan untuk bereaksi (sumbu y)

    dengan konsentrasi HCL (sumbu x).

    B. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi aluminium

    1) Isilah 5 tabung reaksi berturut-turut dengan potongan aluminium foil 1;

    2; 3; 4; dan 5 potongan.

    2) Masukkan 5 ml larutan HCL 0,2N ke dalam masing-masing tabung

    reaksi.

    3) Catat waktu habisnya/hilangnya aluminium foil di dalam larutan HCL.

    4) Buat kurva antar waktu yang digunakan untuk bereaksi dengan

    konsentrasi aluminium.

    C. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan temperature

    1) Ambil 5 tabung reaksi, isilah masing-masing dengan 1 potongan

    aluminium foil yang sama ukurannya dan letakkan pada rak.

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 8

    2) Catat suhunya, inilah suhu awal reaksi.

    3) Tambahkan pada tabung pertama 5 mL larutan HCL 0,2N, amati dan

    catat waktunya sampai potongan aluminium hilang.

    4) Catat suhunya, ini adalah suhu akhir reaksi.

    5) Ulangi percobaan diatas untuk tabung ke-2, 3, 4, dan 5 tetapi percobaan

    dilakukan dengan suhu zat pereaksi 35oC; 40

    oC; 45

    oC; 50oC.

    Pemanasan zat pereaksi dilakukan dengan mencelupkan tabung yang

    berisi zat pereaksi kedalam penangas air.

    6) Buat kurva antara waktu hilangnya potongan aluminium dengan

    temperature.

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 9

    V. HASIL PENGAMATAN

    A. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi HCL

    No. tabung Konsentrasi larutan HCl Waktu (detik)

    1 0,5 N 5277

    2 1 N 3126

    3 2 N 1686

    4 4 N 1677

    B. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi aluminium

    No. tabung Jumlah potongan aluminium Waktu (detik)

    1. 1 potong 1521

    2. 2 potong 1675

    3. 3 potong 1829

    4. 4 potong 1952

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    0,5 N 1 N 2 N 4 N

    wak

    tu (

    de

    tik)

    Grafik Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi HCL

    Waktu (detik)

    Konsentrasi HCl (N)

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 10

    C. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan temperature

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    1 potong 2 potong 3 potong 4 potong

    wak

    tu (

    de

    tik)

    Grafik Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi aluminium

    Waktu (detik)

    Jumlah Potongan Aluminium

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    Ruang

    (29-30)

    40 36 50 45 60 56 70 68

    wak

    tu (

    dd

    eti

    k)

    Grafik Hubungan antara kecepatan reaksi dengan temperature

    Waktu (detik)

    No. tabung Suhu (celcius) Waktu (detik)

    1 Ruang (29-30) 3328

    2 40 36 1570

    3 50 45 984

    4 60 56 421

    5 70 68 342

    Temperatur pereaksi (0C)

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 11

    VI. PEMBAHASAN

    A. Berdasarkan percobaan pertama yakni hubungan antara kecepatan

    reaksi dengan konsentrasi HCl. Perlakuan yang diberikan adalah

    penggunaan konsentrasi HCl dengan konsentrasi 4 N, 2 N, 1 N, 0,5 N

    yang direaksikan dengan aluminium foil. Dari keempat perlakuan

    konsentrasi HCl yang digunakan, aluminium foil yang direaksikan

    dengan larutan HCl dengan konsentrasi 4 N lebih cepat bereaksi

    (habis) dalam waktu 1677 detik (27 menit 57 detik). Dibandingkan

    dengan aluminium foil yang direaksikan pada larutan HCl dengan

    konsentrasi 2 N, 1 N, ataupun 0,5 N dalam waktu lebih dari 28 menit.

    Hal ini dikarenakan makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi

    makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin

    banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan

    terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan

    terjadinya reaksi.

    B. Berdasarkan percobaan kedua yakni hubungan antara kecepatan reaksi

    dengan konsentrasi aluminium. Perlakuan yang diberikan adalah

    penggunaan jumlah potongan aluminium dengan jumlah 1 potong, 2

    potong, 3 potong, 4 potong yang direaksikan dengan larutan HCl

    dengan konsentrasi 4 N. Dari keempat perlakuan jumlah potongan

    aluminium yang digunakan, 1 potong aluminium foil yang direaksikan

    dengan larutan HCl 4 N lebih cepat bereaksi (habis) dalam waktu 1521

    detik (25 menit 21 detik). Dibandingkan dengan jumlah 2, 3, 4 potong

    aluminium foil yang direaksikan pada larutan HCl 4 N dalam waktu

    lebih dari 27 menit. Hal ini dikarenakan semakin kecil atau semakin

    sedikit potongan aluminium maka semakin cepat bereaksi (habis)

    karena semakin cepat terjadinya tumbukan dengan demikian semakin

    cepat pula kemungkinan terjadinya reaksi (habis). Sebaliknya jika

    semakin besar atau semakin banyak potongan aluminium maka

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 12

    semakin lambat karena membutuhkan waktu yang lama untuk

    terjadinya tumbukan dan semakin lama pula terjadinya reaksi (habis).

    C. Berdasarkan percobaan ketiga yakni hubungan antara kecepatan reaksi

    dengan temperature. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian

    temperature dengan suhu ruang (29-30 0C), 40

    0C, 50

    0C, 60

    0C, 70

    0C

    pada reaksi 1 potong aluminium foil dengan larutan HCl dengan

    konsentrasi 1 N. Dari keempat perlakuan temperature yang diberikan,

    aluminium foil yang direaksikan dengan larutan HCl dengan

    konsentrasi 1 N pada suhu 700C lebih cepat bereaksi (habis) dalam

    waktu 342 detik (05 menit 13 detik). Dibandingkan dengan aluminium

    foil yang direaksikan dengan larutan HCl dengan konsentrasi 1 N pada

    suhu ruang (29-30 0C), 40

    0C, 50

    0C, 60

    0C dalam waktu lebih dari 9

    molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan

    demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi

    atau dengan kata menit. Hal ini dikarenakan reaksi akan berlangsung

    lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi

    kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga

    akan lebih banyak lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.

    Sebaliknya jika suhu diturunkan maka lebih sedikit molekul yang

    mencapai keadaan transisi sehingga semakin lambat reaksinya.

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 13

    VII. KESIMPULAN

    Dari hasil pngamatan dapat disimpilkan bahwa :

    Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi HCl. Semakin besar

    konsentrasi zat-zat yang bereaksi, semakin cepat reaksi

    berlangsung. Sehingga makin besar kemungkinan terjadinya

    tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan

    terjadinya reaksi.

    Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi Aluminium.

    Semakin kecil atau semakin sedikit potongan aluminium maka

    semakin cepat bereaksi karena semakin cepat terjadinya tumbukan

    dengan demikian semakin cepat pula kemungkinan terjadinya

    reaksi. Sebaliknya jika semakin besar maka semakin lama

    terjadinya reaksi.

    Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh temperature. Dengan

    menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang

    bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang

    memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian

    kecepatan reaksi menjadi lebih besar.

    cover kec reaksi.pdf (p.1)pendahuluan kec reaksi.pdf (p.2-4)LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR.pdf (p.5-17)