Upload
gun-biryu-laucth
View
179
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Karimunjawa
Citation preview
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PEMBEKUAN BLEKUTAK DI PT. FU SHEN SEAFOOD
INDONESIA DESA PURWOSARI KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK
Disusun Oleh :
1. Ali Hasan
2. Edi Tabriyanto
3. Fatkhul Anam
4. Sulistiyono
5. Wawan Gunawan
6. Yunus Kamarudin
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
KARIMUNJAWA
2012 / 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pembekuan Blekutak (Sepia sp.) di PT. Fu Shen Sea Food Indonesia,
Demak, Jawa Tengah
Jurusan : Agribisnis Rumput Laut
Laporan ini Disusun Sebagai Pertanggungjawaban
Telah Melaksanakan Praktek Kerja Industri
Jurusan Agribisnis Rumput Laut
Tahun Akademik 2012/2013
Laporan disetujui dan disahkan pada tanggal April 2013
Menyetujui :
Ketua Jurusan
Patto Prawansyah, S.pd
NIP. ..............................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang III ini tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat arahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Muhamad Zaenudin selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Karimunjawa yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang III.
2. Bapak Patto Prawansyah selaku Ketua Jurusan Agribisnis Rumput Laut yang telah
memberikan fasilitas demi terlaksananya Praktek Kerja Industri
3. Bapak Misbi dan Ibu Imah Umami dan Ibu Nungki Soraya selaku pembimbing lahan
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan laporanl
ini.
4. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iiDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Tujuan PrakerindC. Manfaat Prakerind
BAB II KONDISI UMUM PERUSAHAANA. Sejajrah PerusahaanB. Lokasi PerusahaanC. Denah PerusahaanD. Struktur OrganisasiE. KetenagakerjaanF. Cakupan Usaha
BAB III METODOLOGIA. Waktu dan Tempat PrakerindB. Metode Pengumpulan DataC. Metode Pengolahan Data
BAB IV PEMBAHASANA. Alat dan Mesin ProduksiB. Bahan Baku dan Bahan TambahanC. Proses ProduksiD. Pengujian MutuE. Sanitasi dan Hygiene PerusahaanF. Pembahasan
BAB IV PERNUTUPA. KesimpulanB. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan produsen penangkapan ikan nomor empat di
dunia, karena memiliki potensi dan sumber daya alam yang sangat besar. Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik
selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang
digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada
beberapa macam pengawetan ikan antara lain dengan cara : penggaraman,
pengeringan, pemindangan, pengasapan peragian dan pendinginan ikan.
Berbagai cara pengawetan telah banyak dilakukan, tetapi sebagian
diantaranya tidak mampu mempertahankan sifat – sifat ikan yang alami. Salah satu
cara mengawetkan ikan yang tidak mengubah sifat alami ikan adalah pembekuan.
Proses pengawetan blekutak merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai
industri perikanan yang bertujuan untuk mencegah proses pembusukan pada
blekutak, terutama pada saat produksi melimpah, meningkatkan jangkauan pemasaran
blekutak dan melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh siswa yang telah memilih sekolah kejuruan sesuai jurusan yang dipilih,
karena materi yang didapatkan di sekolah tidak akan berarti jika tidak dipraktekkan
dalam dunia industri.
Praktek Kerja Industri ini dapat menjadi pengukur kemampuan siswa selama
belajar di sekolah. Dengan adanya Praktek Kerja Industri ini, bagi seorang siswa
berguna untuk lebih mendalami tentang jurusan yang siswa tekuni. Kegiatan prakerin
ini dilakukan diluar sekolah, sehingga siswa dapat sekaligus menerapkan dan
mengembangkan ilmu yang didapat didalam industri yang dijadikan tempat prakerin
tersebut.
Tanpa adanya Praktek Kerja Industri seperti ini, tentunya jurusan yang
didalami siswa sekarang hanya menjadi sebuah bayangan tanpa mempunyai tujuan
dan arah yang lebih jelas menuju masa depan.
B. Tujuan Prakerind
1. Untuk menambah pengalaman kerja bagi siswa.
2. Mendapatkan data sekaligus ketrampilan yang bersifat teknis tentang proses
pembekuan blekutak mulai dari perolehan bahan baku sampai proses ekspor.
3. Mengetahui proses penerapan sanitasi dan hygiene mulai dari penerimaan bahan
baku sampai proses ekspor.
4. Untuk membekali peserta prakerind, mengembangkan kepribadian, potensi
akademik dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar.
5. Untuk meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
berkualitas.
C. Manfaat Prakerind
1. Bagi Siswa
a. Dapat mengenali suatu pekerjaan industri di lapangan sehingga setelah selesai
dari sekolah menengah kejuruan ( SMK ) Karimunjawa dan terjun ke
lapangan kerja industri dapat memandang suatu pekerjaan yang tidak asing
lagi baginya.
b. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang
professional dan handal.
c. Untuk mengasah keterampilan yang telah di berikan di sekolah dan juga
sesuai visi dan misi sekolah menengah kejuruan ( SMK ).
2. Bagi Sekolah
a. Sekolah akan dikenal lebih luas tidak hanya mengetahui lokasi sekolah, tetapi
juga siswa yang melakukan prakerin di perusahaan tersebut dan sebagai ajang
unjuk bakat siswa agar diterima kemampuannya di perusahaan.
b. Tercapainya tujuan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
c. Terjadinya kesesuaian dan keselarasan antara program pendidikan dengan
kebutuhan dunia usaha.
3. Bagi Tempat Industri
Siswa yang melakuakan prakerin dalam hal ini sangat membantu bagi perusahaan
tempat prakerin, memperingan pekerjaan perusahaan karena dapat membantu
pekerjaan yang biasa dilakukan dalam perusahan tersebut. Selain itu, perusahaan
juga dapat dikenal keberadaanya melalui siswa yang melakukan prakerin.
BAB II
KONDISI UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan ini dulunya yang bernama UD. Kwantat yang berdiri sejak tahun
1994 dan berubah nama menjajdi PT. Fu Shen Sea Food Indonesia pada tanggal 2
September 2004. Perusahaan ini didirikan oleh dua investor atau penanaman modal
yaitu atas nama Wang Fu Sheng dan Wang Fu Yuan yang berwarga negara Taiwan.
Perusahaan ini bergerak pada sektor perikanan. Tepatnya perusahaan ini
memproduksi semua biota laut dalam bentuk beku (Frozen Fish).
Perusahaan ini memasarkan produknya dengan mengekspor produknya ke
manca negara yaitu Taiwan.
B. Lokasi Perusahaan
PT. Fu Shen Sea Food Indonensia berada di jalan raya Semarang-Demak
KM.9 desa Purwosari RT 1/RW 3 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Provinsi
Jawa Tengah.
C. Denah Perusahaan
Terlampir
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Fu Shen merupakan struktur
garis atau directing. Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberikan bimbingan, saran-saran, dan perintah-perintah atau instruksi-
instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugasnya masing-masing agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah
ditetapkan.
Struktur ini mempunyai kelebihan antara lain: sistemnya sederhana, terdapat
batasan yang jelas dalam kekuasaan dan tanggung jawab, lebih menjamin disiplin
kerja dan terdapat kesatuan dalam pimpinan serta pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara cepat.
Adapun Job Description di masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
1. Direktur
Direktur adalah pemimpin perusahaan dimana tugasnya adalah mengatur
dan memimpin segala permasalahan yang ada dalam perusahaan baik keluar
maupun kedalam demi kemajuan perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya,
seorang direktur dibantu oleh seorang kepala pabrik.
2. Wakil Direktur
Membantu direktur dalam pelaksanaan tugasnya terutama yang terjadi di
lapang.
Mengelola agar perusahaan tetap berjalan dengan lancar.
3. Manajer Pemasaran
Bertugas marancang pamasaran semua produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Sebagai distributor antara pembeli dan perusahaan.
Memiliki wewenang untuk mempromosikan produk perusahaan.
4. Accounting Manager
Mengatur lalu lintas keuangan perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap system manajemen keuangan perusahaan.
Bertanggung jawab terhadap proses pembukuan dan pencataan transakai
perusahaan.
5. Bagian Personalia
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan peraturan perusahaan,
keselamatan, dan kesehatan kerja, hubungan kerja antara karyawan dan
perusahaan serta pelaksanaan system pengamanan perusahaan. Kepala bagian
pesonalia bertugas dalam penyediaan karyawan, pengelolaan alat transportasi, dan
mess karyawan.
6. Bagian Produksi
Mengatur jalannya bahan baku sampai produk akhir.
Menyusun rencana produksi yang akan dating berdasarkan pesanan atau
penjualan yang diperkirakan.
Mengawasi proses produksi yang sedang berjalan.
7. Bagian Teknik
Bertugas untuk memelihara dan menyediakan peralatan produksi yang
dapat dibuat atau dibeli dengan harga yang serendah-rendahnya. Kepala bagian
teknik juga bertanggung jawab terhadap pengoperasian mesin dan peralatan
pabrik yang digunakan untuk proses produksi.
8. Bagian Quality Control
Bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu hasil produksi, analisa dan
pengujian laboratorium, penelitian dan pengembangan, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan dilaboratorium dan sanitasi perusahaan.
9. Sanitasi Logistik
Tugasnya adalah merencanakan dan melakukan pembelian atas bahan-
bahan dan alat-alat untuk kepentingan produksi.
10. Bagian Processing
Mengadakan evaluasi terhadap bahan baku yang masuk.
Mengadakan evaluasi terhadap proses.
Mengadakan evaluasi terhadap proses akhir.
11. Bagian Gudang Beku (Cold Storage)
Bertanggung jawab mulai dari proses cold storage sampai pengiriman
produk kepada konsumen. Selain itu kepala bagian cold storage juga mengatur
keluar masuknya bahan baku diruangan cold storage.
12. Bagian Sanitasi dan Hygiene
Bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan pabrik, ruangan
proses, peralatan, sarana dan prasarana produksi.
13. Bagian IPAL
Bertanggung jawab terhadap proses pengolahan air limbah sehingga ketika
dialirkan keluar akan menjadi air jernih yang tidak membahayakan lingkungan
sekitar.
E. Ketenaga Kerjaan
Jumlah karyawan tetap sebanyak 17 orang dan jumlah karyawan tidak tetap sebanyak
10-15 orang.
F. Cakupan Usaha
Terdiri dari 8 jenis cakupan usaha :
1. Frozen Pelagis Fish memproduksi ikan layur dan ikan petek
2. Frozen Demersal Fish memproduksi ikan mata satu dan ikan lemang
3. Frozen Shell Fish memproduksi kerang simping, kerang batik, kerang bambu
dan kerang kapak.
4. Frozen Ancovy memproduksi ikan teri segar
5. Frozen Chepalopos memproduksi blekutak, cumi-cumi dan gurita.
6. Frozen Farm Raised memproduksi ikan lele.
7. Frozen Molusca memproduksi keong terompet dan keong macan
8. Frozen Dried Fish memproduksi udang dan teri matang.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Prakerind
Waktu : Minggu tanggal 3 Maret – 19 April 2013
Tempat : PT. Fu Shen Sea Food Indonensia Jalan Raya Semarang-Demak KM.9
Desa Purwosari RT 1/RW 3 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak
Provinsi Jawa Tengah.
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan diambil dalam Praktek Kerja Industri ini meliputi data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang pertama kali diambil langsung dari sumbernya
atau belum melalui proses pengumpulan dari lain pihak.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
partisipasi langsung.
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang diselidiki. Dengan
pengamatan maka hasil yang didapat akan menjadi alat pengumpulan data.
Observasi meliputi :
1) Cara penanganan awal bahan baku
2) Keadaan awal bahan baku
3) Cara melakukan proses pengolahan
4) Aspek sanitasi dan hygiene
5) Peralatan yang digunakan
b. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi atau keterangan. Wawancara meliputi :
1) Keadaan umum unit usaha
2) Sejarah berdirinya usaha
3) Lokasi dan tata letak usaha
4) Jumlah tenaga kerja
5) Proses pembekuan produk
c. Partisipasi aktif
Partisipasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengikuti rangkaian yang
dikerjakan dalam suatu proses kegiatan. Dalam hal ini mengikuti semua
kegiatan mulai dari proses penerimaan blekutak sampai siap untuk pengiriman
produk untuk di ekspor ke Taiwan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Jenis data sekunder yang dikumpulkan adalah data lokasi
perusahaan, ketenaga kerjaan dan tata letak bangunan.
C. Metode Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul baik data primer maupun data sekunder akan
dilakukan pengolahan yang meliputi editing, tabulating dan analisa data.
1. Editing, adalah kegiatan mengecek, memeriksa, serta mengoreksi kembali data
yang telah terkumpul dari wawancara, observasi maupun literatur untuk
mengetahui kebenarannya.
2. Tabulating, adalah menyajikan data ke dalam bentuk tabel untuk mempermudah
dalam melaksanakan analisa data lebih lanjut.
3. Analisa data, adalah kegiatan mengolah data yang terkumpul untuk dijabarkan
dengan jelas tentang kegiatan atau proses pembekuan ikan kakap merah dalam
bentuk filet yang dilakukan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam
analisa data menggunakan analisa deskriptif. Metode ini adalah suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi untuk membuat
deskriptif, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Alat dan Mesin Produksi
Alat :
1. Pinset yaitu untuk mengeluarkan kotoran dari dalam perut blekutak dan untuk
mengelupas kulit blekutak.
2. Gunting yaitu untuk memotong kotoran yang menempel pada kerang.
3. Ember yaitu untuk menampung air yang buat mencuci produk dan menampung
produk yang sudah dibersihkan.
4. Loyang yaitu untuk menata produk ke dalam ruang ABF.
5. Fiber yaitu untuk menampung bahan baku yang siap untuk diproses.
6. Serok Plastik yaitu untuk mengangkat produk yang siap untuk ditimbang.
7. Basket yaitu untuk tempat bahan baku yang baru disortir dan siap ditimbang.
8. Lakban/Solasi yaitu untuk menutup master karton yang sudah terisi produk.
9. Kereta Dorong/Troli yaitu untuk mengangkut produk yang akan dimasukkan ke
dalam ruang ABF.
10. Meja Proses yaitu untuk tempat untuk melakukan proses produksi.
11. Jarum yaitu untuk menjahit karung pembungkus box.
Mesin Produksi :
1. Cold storage yaitu Frezeer dalam skala besar.
2. ABF Room yaitu untuk pembekuan produk (ikan segar).
3. Strapping Mechine yaitu untuk mengikat box dengan tali strapping.
4. Press Mechine yaitu alat untuk mengepres plastik yang sudah terisi produk.
5. Water Pump Mechine yaitu alat untuk mengalirkan air pada saat di proses.
6. Inseet Killer yaitu alat pest trap untuk mencegah pas masuk ke ruang proses.
B. Bahan Baku dan Bahan Baku Tambahan
1. Bahan Baku
a. Blekutak (Sepia sp)
b. Cumi-cumi (Locigo Pealli)
c. Sotong ( Sapiella Maindroni)
d. Gurita (Octopus Vulgaris)
2. Bahan Tambahan
Garam yang berfungsi untuk menetralisir kandungan pada zat pada ikan dan juga
untuk mengawetkan.
C. Proses Produksi
1. Penerimaan bahan baku
Goal : mendapatkan blekutak dengan mutu yang sesuai.
Prosedur :
a. Bongkar blekutak dengan cepat
b. Hindari sinar matahari secara langsung
c. Cek kondisi es
d. Cek kondisi blekutak secara organoleptik.
Monitoring :
a. Pengukuran suhu oleh petugas penerima setiap kedatangan bahan baku
diatas truk
b. Mengecek kondisi blekutak
Tindakan koreksi :
a. Tambahkan es apabila suhu lebih dari 4o C
b. Reject apabila blekutak tidak sesuai dengan standar
2. Penyortiran
Goal : mendapatkan blekutak segar dengan mutu dan kualitas yang sesuai
dengan standar perusahaan.
Prosedur :
a. Bongkar blekutak dengan cepat
b. Blekutak dipilih dan disortir sesuai dengan kriteria perusahaan
c. Memisahkan blekutak antara blekutak yang masih segar dengan yang bau
Monitoring : Mengecek kondisi blekutak secara visual
Tindakan koreksi : Reject apabila blekutak tidak sesuai dengan standar
3. Pengukuran
Goal : mendapatkan blekutak dengan ukuran yang sesuai
Prosedur :
a. Diukur dengan menggunakan alat ukur atau timbangan
b. Dipisahkan sesuai ukuran dan diberi tanda atau label
Monitoring : mengecek ukuran blekutak secara visual
Tindakan koreksi : apabila hasil meragukan maka dilakukan pengukuran
ulang.
4. Penimbangan
Goal : mendapatkan berat blekutak yang sesuai dengan mutu dan ukuran yang
ditentukan oleh perusahaan.
Prosedur :
a. Penimbangan dilakukan dengan menggukan basket atau keranjang.
b. Penimbangan dilakukan dengan cermat dan tepat sesuai dengan berat
blekutak.
Monitoring : mengecek timbangan sebelum digunakan.
Tindakan koreksi : apabila hasil timbangan tidak akurat, perbaiki timbangan
dan cek ulang.
5. Pencucian
Goal : bersih, bebas dari kotoran dan bakteri
Prosedur :
a. Blekutak dimasukkan dalam keranjang atau basket
b. Cuci dengan menggunakan es selama beberapa menit dengan suhu
dibawah 4o C.
c. Dilakukan penggantian air setiap kurang lebih 100 kg.
Monitoring :
a. Pengukuran suhu oleh petugas
b. Cek secara visual kondisi blekutak
Tindakan koreksi :
a. Tambahkan es apabila suhu lebih dari 4o C
b. Dicuci ulang bila masih ada kotoran
6. Peloyangan
Goal : mendapatkan bentuk blekutak yang bagus dan rapi.
Prosedur :
a. Loyang dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan
b. Blekutak ditata di loyang dengan rapi
Monitoring : sebelum digunakan loyang di cek terlebih dahulu kebersihannya
Tindakan koreksi :
a. Apabila loyang kurang bersih dilakukan pencucian terlebih dahulu
b. Apabila loyang tidak layak pakai, maka diganti dengan loyang yang lain
7. Pembekuan
Goal : membekukan blekutak yang sudah diloyangi
Prosedur : blekutak yang sudah berada dalam loyang dimasukkan ke dalam
cold storage untuk dibekukan.
Monitoring : cek suhu di cold storage oleh ME, suhu harus minus 20o C
Tindakan koreksi : apabila sebelum mencapai ketentuan ME, melakukan
perbaikan pada cold storage.
8. Pengepakan
Goal : pembungkusan dan pengepakan blekutak sesuai dengan ketetapan
pemimpin
Prosedur :
a. End product dimasukkan ke dalam box
b. Melakukan penimbangan per produk
c. Dimasukkan ke dalam karung dan dijahit menggunakan tali rafia
d. Memberikan identitas pada setiap jenis produk
Monitoring :
a. Mengecek end product setiap packing sebelum melakukan packing
b. Mengecek karung sebelum pengepakan
Tindakan koreksi : apabila terjadi kerusakan dilakukan pengepakan ulang
9. Penyimpanan beku
Goal : penyimpanan produk yang sudah dikemas atau di packing ke dalam
tempat penyimpanan beku sampai pemberangkatan.
Prosedur : end product yang sudah dikemas dimasukkan ke dalam tempat
penyimpanan beku dan ditutup, ditata rapi sesuai dengan jenis barang.
Monitoring : Cek suhu di cold storage oleh ME, suhu harus minus 20o C
Tindakan koreksi : apabila suhu sudah mencapai ketentuan, maka ME
melakukan perbaikan pada cold storage.
10. Pemberangkatan produk
Goal : mengiriman end product kepada buyer.
Prosedur : melakukan stuffing dengan produk ditata rapi sesuai dengan jenis
produk yang diberangkatkan.
Monitoring :
a. Cek suhu di kontainer oleh ME, suhu harus minus 20o C sebelum
melakukan stuffing
b. Cek suhu di kontainer oleh ME, suhu harus minus 20o C sebelum
pemberangkatan kontainer
Tindakan koreksi : apabila suhu belum mencapai ketentuan, menunggu suhu
sampai sudah mencapai ketentuan sebelum stuffing dan sebelum
pemberangkatan kontainer.
D. Pengujian Mutu
Perusahaan melakukan pengujian ke LPPMHP yaitu diantaranya sampel ikan
yang diproduksi perusahaan air dan es. Perusahaan melakukan pengujian sampel
produk setiap 2 bulan sekali pada saat dilakukan surveilans oleh petugas LPPMHP.
Perusahaan melakukan pengujian akhir setiap 6 bulan sekali dengan
melampirkan surat permohonan pengujian, selanjutnya mengirim sampel ke
LPPMHP.
PT. Fu Shen Sea Food dalam pengujian mutu ini mendapatkan grade B.
Tujuan dilakukan pengujian ini dalam rangka untuk mendapatkan kualitas produk,
jaminan mutu dan keamanan pangan.
E. Sanitasi dan Hygiene Perusahaan
1. Industri
Peralatan dilakukan perawatan dengan membersihkan sebelum dan sesudah
proses dilaksanakan, menjaga dalam ruang proses, Cold Storage maupun gudang
penyimpanan box plastik dan garam.
2. Karyawan
Sanitasi karyawan dilakukan dengan menjaga kebersihan badan terutam
pencucian tangan, sebelum dan sesudah proses produksi dilakasanakan. Tujuan
penerapannya untuk menjaga hygienitas produk yang dihasilkan dan menjaga
jaminan mutu, keamanan pangan serta terhindar dari kontaminasi bakteri dan
virus.
F. Pembahasan
1. Penerimaan Bahan Baku
Blekutak didatangkan dari daerah Jepara, Rembang, Tegal dan daerah
Demak sendiri menggunakan mobil Pick Up kemudian langsung diterima di
ruang penerimaan. Selain itui juga didapatkan dari pemasok (Supplier). Setelah
dinyatakan layak oleh quality control, kemudian blekutak dipindahkan dalam
loyang. Dalam hal penjagaan mutu dan sanitasinya, pada proses pengadaan bahan
baku mulai dari pengangkutan hingga proses pembongkaran mendapatkan
pengawasan terus-menerus, mulai dari kebersihan sekaligus mutu bahan baku
yang akan masuk ruang proses. Penyimpanan dan pembongkaran blekutak
ditempat produksi harus dilaksanakan dengan hygiene, menambahkan es apabila
suhu lebih dari 4oC serta dihindarkan dari panas matahari. Penerimaan bahan baku
setiap hari berkisar 6 kw – 10 kw yang diterima tiap harinya.
Jumlah bahan baku yang masuk tidak menentu, dikarenakan faktor-faktor
yang memang tidak bisa dihindarkan seperti perubahan cuaca yang tidak
menentu, musim, dan jarak pengiriman bahan baku yang jauh dari perusahaan.
2. Bahan Pembantu
Bahan pembantu adalah bahan yang secara sengaja ditambahkan kepada
dalam produk. Bahan pembantu dan bahan tambahan yang digunakan dalam
pengolahan harus tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas dari
blekutak. Bahan pembantu pada proses pembekuan blekutak terdiri dari air, es
dan garam.
a. Air
Air yang digunakan untuk proses, yaitu untuk mencuci bahan baku,
membersihkan peralatan maupun ruang proses produksi, berasal dari air
tanah/sumur bor yang berada di dalam lingkungan, Air tersebut layak untuk
digunakan dan telah diuji secara kimiawi dan mikrobiologi di laboratorium.
Dan secara fisik air tersebut jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna. Air
pencucian peralatan dan perlengkapan ditambahkan sabun dan klorin.
b. Es
Es yang digunakan adalah es yang dibeli dari pabrik es. Jumlah es
yang diperlukan pada unit pembekuan tergantung dari jumlah banyaknya
bahan baku yang datang, apabila bahan baku yang datang banyak maka es
yang dibutuhkan juga banyak.
Dalam penerimaan bahan baku dilakukan sortasi. Bahan baku diterima
kemudian dilakukan penyortiran dan bertujuan untuk memperoleh
keseragaman blekutak, baik untuk tingkat kesegaran, ukuran jenis, mutunya.
Saat sortasi, ikan ditempatkan di lantai yang bersih serta dilengkapi dengan
saluran pembuangan air. Selama proses, penerapan rantai dingin juga selalu
dijaga sehingga suhu ikan tidak lebih dari 40C caranya dengan memberi es
pada ikan.
Apabila didapatkan blekutak yang berwarna merah dan terdapat bintik
hitam pada kulit maka yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan langsung
dikembalikan kepada distributor atau di-reject.
3. Penimbangan
Penimbangan blekutak ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
berapa banyak bahan baku yang masuk saat itu. Penimbangan dilakukan dengan
cara menimbang blekutak dalam basket/keranjang yang diisi penuh, dengan
terlebih dahulu menimbang berat keranjang kemudian diberikan pengkodean
pada tiap – tiap keranjang untuk memudahkan ukuran berat blekutak.
Penimbangan ini dilakukan dengan menggunakan timbangan digital yang
hasilnya akan dicatat oleh distributor dan oleh pihak perusahaan.
4. Pencucian I
Blekutak telah dimasukan dalam keranjang, kemudian dicelupkan dalam
wadah yang berisi air dingin dan digoyang-goyangkan sebentar untuk
menghilangkan kotoran, lendir dan bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi
kesegaran blekutak. Suhu air yang digunakan adalah 0-2oC. Hal ini bertujuan agar
tidak terjadi kenaikan suhu tubuh blekutak yang akan mempercepat penurunan
mutu blekutak. Untuk menjaga suhu air yang digunakan dalam pencucian tetap
dingin, sekitar 0-2oC dilakukan penambahan es setiap suhu air mulai menghangat.
Air yang digunakan dalam pencucian berasal dari air tanah bersih tanpa
penambahan sanitaizer. Penggantian air dilakukan apabila kondisi air sudah
cukup keruh.
5. Pencucian II
Pencucian II ini menggunakan air dicampur dengan garam bertujuan
untuk mengawetkan blekutak. Pencucian dilakukan dengan mencelupkan
blekutak kedalam box yang berisi air garam. Setiap kali pencucian blekutak pada
tahap kedua ini ditambahkan garam 1,5 kg.
6. Pengelupasan Kulit Blekutak ( Pemfilletan )
Proses pengelupasan kulit blekutak dilakukan hanya sesuai pesanan buyer
(dilakukan bila ada order). Blekutak yang berasal dari ruang ABF didinginkan
terlebih dahulu, setelah mencair satu persatu blekutak baru dikelupas kulitnya.
Proses pengelupasan menggunakan pinset. Cara pengelupasan dari bagian atas ke
ekor blekutak. Setelah pengelupasan dilakukan pencucian lagi untuk
menghilangkan lendir yang menempel pada blekutak kemudian blekutak
dimasukkan ke dalam plastik dan dimasukkan kembali ke ruang ABF untuk
proses pembekuan, selanjutnya di packing dan dimasukkan ke cold storage.
7. Pembekuan
Pada proses ini pembekuan dilakukan dengan air blast freezer (ABF)
dengan menggunakan amoniak sebagai refrigerant. ABF memanfaatkan aliran
udara dingin sebagai refrigerant dimana udara didinginkan dengan sebuah unit
pendingin hingga mencapai suhu -30oC sampai -40oC. Selanjutnya udara dingin
ini akan dialirkan ke tempat penyimpanan ikan yang akan dibekukan dengan
kecepatan 15 - 60 m/menit. Pada proses ini pembekuan dilakukan pada suhu -
40oC selama sehari penuh.
8. Packing
Proses packing ini terdiri dari 2 perlakuan yaitu pengemasan dan
penimbangan. Pengemasan memegang peranan yang sangat penting dalam
pengawetan bahan makanan. Pengemasan mempunyai peranan penting, berfungsi
untuk melindungi produk dari kontaminasi lingkungan, menjaga kualitas produk,
sebagai sarana promosi dan informasi serta akan meningkatkan nilai jual produk.
Blekutak disusun dalam master karton (MC) sesuai dengan grade dan
ukurannya. Kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan digital sampai
berat 15 kg per karton, kemasan bagian atas karton di tutup rapat menggunakan
pelekat divlag band bening berukuran 5 cm. Kamudian Pada karton dicantumkan
jenis produk, berat bersih dan keterangan lainnya produk tersebut antara lain
tanggal, bulan, dan tahun produksi. Selanjutnya blekutak dimasukkan ke dalam
ruang cold storage dan siap di ekspor.
9. Penyimpanan Beku
PT. Fu Shen Sea Food saat ini mempunyai 2 gudang penyimpanan beku
atau cold storage. Keseluruhan cold storage yang ada ini rata-rata mempunyai
suhu -200C. Masa penyimpanan barang atau produk yang sudah jadi paling lama
dalam cold storage adalah 6-10 bulan.
10. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu dilakukan baik pada bahan baku dan juga pada produk
beku. Pengawasan mutu ini dilakukan agar produk akhir yang dihasilkan bermutu
tinggi. Semua proses mulai dari penerimaan bahan baku diawasi mutunya sampai
dengan produk akhir.
a. Pengawasan Mutu Bahan Baku
Bahan baku mulai dari daerah transit sampai pada saat akan di ekspor
selalu mendapat pengawasan dari QC (Quality Control). Bahan baku selalu
dijaga suhunya mulai dari daerah transit sampai dengan proses berlangsung.
Suhu bahan baku tidak boleh lebih dari 40C. Saat perjalanan dari daerah
transit bahan baku disusun dan ditambah es untuk mencegah terjadinya
penurunan mutu bahan baku.
b. Pengawasan Mutu Produk Beku
Pengawasan mutu dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku
sampai dengan penyimpanan produk beku. Dalam produk beku yang harus
diperhatikan adalah suhu dari produk. Jangan sampai suhu produk turun
dengan cepat. Hal ini akan menyebabkan penurunan mutu produk beku. Pada
suhu -200C, bakteri tidak dapat berkembang.
Pada ruang penyimpanan atau cold storage suhu yang digunakan
adalah -400C. Sistem pengeluaran produk beku dari dalam cold storage
menggunakan sistem FIFO (first in first out). Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi pada produk yang telah lama disimpan. Untuk
menghindari terjadinya dehidrasi pada produk petugas mekanik juga
mengawasi suhu dari cold storage, jika termometer digital menunjukkan suhu
yang lebih dari batas optimal maka petugas mekanik akan mematikan mesin
dan membuka ventilasi yang terpasang di dinding cold storage agar udara
dingin yang berlebihan di cold storage dapat berkurang.
11. Penerapan Sanitasi dan Higiene
Penerapan sanitasi dan higiene sepenuhnya diterapkan dengan baik, baik
sanitasi dan higiene bahan baku, bahan pembantu, peralatan, ruang pengolahan
dan karyawan.
a. Sanitasi dan Higiene Bahan Baku
Penerapan sanitasi dan higiene bahan baku dilakukan pada saat
penerimaan bahan baku dan pada saat proses. Bahan baku tidak mengandung
formalin atau bahan pengawet lain. Bahan baku yang datang keadaannya
masih sangat segar, tidak berwarna merah, teksturnya masih bagus, dan tidak
berbau busuk.
Bahan baku yang datang ke tempat proses produksi ditempatkan
dalam box yang tertutup dan didalamnya telah diberikan es agar tetap segar.
Pembongkaran dilakukan di tempat/ruang penerimaan bahan baku yang
teduh dan terhindar dari sinar matahari secara langsung yang bertujuan
menghambat perkembangan bakteri dan mempertahankan kesegaran
blekutak. Selain itu juga harus dicegah supaya blekutak tidak terkena sinar
matahari secara langsung karena pada suhu yang lebih tinggi pembusukan
akan berjalan cepat.
b. Sanitasi dan Higiene Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang digunakan berupa air dan es. Air yang
digunakan berasal dari air tanah yang layak untuk digunakan dan telah diuji
di laboratorium. Dan secara fisik air tersebut jernih, tidak berbau, dan tidak
berwarna.
Semua peralatan dan perlengkapan pembantu yang digunakan
terbuat dari aluminium/stainless stell dan plastik untuk menghindari
terjadinya pengkaratan, dimana peralatan dan perlengkapan pembantu yang
dipergunakan dalam operasi pengolahan sudah mendapatkan perhatian,
perawatan dan perbaikan yang baik. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum
dan setelah melakukan proses, semua peralatan yang telah digunakan dicuci
dengan air mengalir ditambahkan deterjen dan disikat, selain itu pada saat–
saat tertentu pencucian peralatan ditambahkan dengan khlorin. Disamping
itu bahan dan konstruksi peralatan yang digunakan juga mudah dibersihkan.
Peralatan yang sekiranya tidak layak pakai tidak dipergunakan lagi karena
dikhawatirkan dapat mencemari produk.
c. Sanitasi Peralatan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan selama proses produksi
merupakan salah satu sumber kontaminasi bagi produk. Kontaminasi akan
terjadi terutama pada peralatan dan perlengkapan yang berhubungan
langsung dengan produk. Oleh karena itu peralatan dan perlengkapan yang
berhubungan langsung dengan produk harus dalam keadaan bersih dan layak
pakai. Peralatan-peralatan yang digunakan secara langsung dengan bahan
baku terbuat dari bahan stainless steel dan terbuat dari bahan fiber glass
yaitu meja kerja dan bak-bak penampungan. Sanitasi terhadap peralatan
tersebut dilakukan secara rutin sebelum, selama, dan sesudah proses
produksi berlangsung. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses
pengolahan dicuci dan diletakkan di dalam keranjang kecil lalu disimpan di
dalam ruang laboratorium, dan disusun rapi ditempatkan di sebelah pintu
masuk ruang. Pencucian peralatan menggunakan air yang mengandung
klorin sebagai desinfektan. Untuk keranjang, pan-pan dan meja proses
dilakukan dengan cara penyiraman dengan air dibubuhi sabun kemudian
disikat dan dibilas dengan air bersih. Sedangkan bak pencucian dibersihkan
dengan cara disiram dengan air disabun dan disikat, kemudian dibilas
dengan air. Air pada bak pencucian ini mudah diganti karena adanya lubang
pada bagian bawah bak yang berfungsi sebagai lubang keluar air.
d. Sanitasi Ruang Proses
PT. Fu Shen sangat memperhatikan kebersihan ruang proses.
Pembersihan ruang kerja setelah proses kerja selesai.
e. Sanitasi dan Higiene Karyawan
PT. Fu Shen sangat memperhatikan sanitasi dan higiene karyawan
demi keamanan produk yang dihasilkan. Perlengkapan yang diberikan untuk
karyawan pada saat sebelum bekerja antara lain seragam kerja yang berupa
seragam kerja, masker, penutup kepala (topi), sarung tangan, sepatu boot
yang bertujuan untuk menjaga sanitasi dan hygiene pada produk. Karyawan
dilarang menggunakan perhiasan dan juga dilarang memelihara kuku, karena
hal tersebut dapat menjadi sumber kontaminasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tahapan proses pengolahan bahan baku yaitu mulai dari penerimaan bahan baku,
sortasi, penimbangan, pencucian, penataan dalam loyang, pembekuan,
pengepakan, penyimpanan bahan baku dan stuffing.
2. Proses pengadaan bahan baku telah dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini
dapat diketahui mulai dari proses pengangkutan, pembongkaran sampai stuffing
yang selalu dilakukan pengawasan, baik dalam hal kebersihan maupun penerapan
rantai dingin. Rata-rata penerimaan bahan baku setiap harinya mencapai 6 kw-10
kw per hari.
3. Bahan tambahan yang digunakan seperti air, es dan garam sudah memenuhi
persyaratan pada uji laboratorium.
4. Produk ekspor blekutak beku terbagi menjadi 2 macam yaitu dalam bentuk
blekutak yang telah dikelupas kulitnya dan tanpa dikelupas kulitnya
5. Perubahan suhu terjadi diakibatkan perbedaan setiap penanganan dan tahapan
proses. Dalam hal ini perlunya dilakukannya pengontrolan suhu untuk
mempertahankan mutu ikan sehingga ikan tidak mengalami kemunduran mutu
terhadap ikan yang akan diproses.
6. Pengawasan mutu bahan baku dan mutu produk beku akhir dilakukan dengan baik
dan benar. Hal ini dapat dilihat dengan cara penerapan sanitasi dan higyene yang
dilakukan pada tahapan proses di setiap industri pengolahan perikanan.
B. Saran
1. Sekolah
Agar meningkatkan kreatifitas, pengalaman kerja siswa dengan baik serta mencari
peluang-peluang dunia usaha yang bisa diambil para siswa.
2. Industri
a. Selalu menerima dan mengajari peserta prakerind untuk mengembangkan
kemampuan dan pengalaman dalam dunia industri sehingga siap bekerja
selepas sekolah nantinya.
b. Perlunya penambahan suplayer untuk memaksimalkan bahan baku yang
akan diproduksi sehingga tidak terjadinya penaikan dan penurunan bahan
baku.
c. Suhu awal yang diterima pada penerimaan bahan baku haruslah sesuai
dengan suhu setiap tahapan proses selanjutnya sehingga mempermudah
dalam melakukan pengontrolan suhu dan mutu dari ikan yang dikelola.
d. Pengawasan yang sudah dilakukan semaksimal mungkin tidak hanya pada
bahan baku dan mutu produk akhir akan tetapi harus juga dilakukan pada
tiap tahapan proses sehingga memenuhi kelayakan untuk dikonsumsi secara
aman.
3. Siswa
a. Agar selalu tetap semangat dalam menjalankan prakerind.
b. Menjadikan prakerind sebagai modal pengalaman dalam melakukan usaha
secara mandiri maupun kelompok dikemudian hari.