8
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ”PENGECATAN & MORFOLOGI BAKTERI” OLEH : Kelompok : 3 (tiga) Nama : 1. Wahyu Santoso (342008155) 2. Wulandari Saputri (342008130) 3. Mira (342008101) 4. Eka Hawati (342008190) 5. Sri Rizki Agustini (342008141) Semester/Kelas : 4 / C Prodi : Pend. Biologi Dosen Pengasuh : Dra. Sri Wardhani, M.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2009/2010

LAPORAN PRAKTIKUM-1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM-1

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

”PENGECATAN & MORFOLOGI

BAKTERI”

OLEH :

Kelompok : 3 (tiga)Nama : 1. Wahyu Santoso (342008155)

2. Wulandari Saputri (342008130) 3. Mira (342008101) 4. Eka Hawati (342008190) 5. Sri Rizki Agustini (342008141)

Semester/Kelas : 4 / CProdi : Pend. BiologiDosen Pengasuh : Dra. Sri Wardhani, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2009/2010

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM-1

Banyak senyawa organik berwarna (zat pewarna) digunakan untuk mewarnai

mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis. Telah dikembangkan prosedur-

prosedur pewarnaan untuk:

a. Mengamati dengan lebih baik bentuk morfologi suatu mikroorganisme secara kasar.

b. Mengidentifikasi bagian-bagian strukural sel mikroorganisme, baik struktur luar

maupun struktur dalam.

c. Membantu mengidentifikasi dan/atau membedakan organisme yang serupa.

d. Melihat reaksi mikroba terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik

dan kimia yang ada dapat diketahui.

Langkah-langkah utama dalam mempersiapkan spesimen mikroorganisme yang

diwarnai untuk pemeriksaan mikroskopis adalah :

a. Penempatan olesan atau lapisan tipis dari spesimen yang akan diamati di atas kaca

objek.

b. Fiksasi olesan pada kaca objek tersebut dengan cara pemanasan atau secara kimia

dengan penambahan formalin atau fenol.

Fiksasi bertujuan untuk :

- Melekatkan mikroba yang akan diamati pada kaca objek.

- Membunuh mikroba, karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diamati.

- Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif NH3+ yang akan bereaksi

dengan gugus OH+ dan zat warna.

- Mencegah terjadinya otolisis, yaitu proses pecahnya sel yang disebabkan oleh

enzim yang ada di dalamnya.

c. Aplikasi pewarnaan tunggal (disebut pewarnaan sederhana) atau dengan

menggunakan serangkaian larutan pewarna atau reagent (disebut pewarnaan

differensial).

1. Pewarnaan Sederhana

Yaitu pemberian warna pada mikroorganisme dengan menggunakan larutan tunggal

atau satu macam larutan pewarna pada lapisan tipis atau olesan yang sebelumnya telah

difiksasi.

Caranya adalah lapisan tipis mikroorganisme digenangi dengan larutan pewarna

secara merata dalam jangka waktu tertentu, kemudian kaca objeknya dicuci dan

dikeringkan. Bagian-bagian morfologi dari mikroorganisme akan tampak lebih jelas

setelah diwarnai, bahkan beberapa granula di dalam sel dapat tampak terwarnai lebih

gelap dibandingkan bagian sel yang lain, terutama bila digunakan pewarna biru metilen.

Bahan-bahan yang banyak dipakai untuk keperluan ini adalah karbol, fuchsin,

kristal violet, dan metilen blue.

2. Pewarnaan Differensial

Tehnik pewarnaan ini umumnya menggunakan lebih dari satu reagent atau larutan

zat pewarna. Prosedur pewarnaan differensial ini akan menampilkan perbedaan di

antara sel-sel atau bagian sel mikroorganisme. Hal ini mengingat bentuk dan sifat sel

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM-1

mikroba yang berbeda penerimaannya terhadap pewarna, sehingga pada akhirnya cara

pewarnaan differensial ini dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk

membedakan kelompok mikroba.

Salah satu pewarnaan differensial yang paling banyak digunakan dan sangat populer

adalah pewarnaan gram, yaitu tehnik pewarnaan yang digunakan untuk mencirikan

bakteri, yang dikembangkan oleh ahli bakteriologi Denmark bernama Christian Gram

(1884). Dia mengembangkan prosedur pewarnaan ini selagi mencari suatu metode

untuk memperlihatkan bakteri pneumokokus pada jaringan paru-paru pasien yang mati

karena pneumonia. Selain itu dia melihat bahwa beberapa spesies bakteri dapat

dibedakan dengan prosedur pewarnaan ini.

Bakteri yang diwarnai dengan metode gram terbagi menjadi dua kelompok, yaitu

- Bakteri gram positif, mempertahankan zat pewarna ungu kristal dan karenanya sel-

selnya tampak berwarna ungu tua.

- Bakteri gram negatif, kehilangan warna ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol,

dan akan menjadi merah setelah diberi safranin sebagai zat warna tandingan.

Pewarnaan gram masih merupakan salah satu prosedur yang paling banyak

digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Terutama amat berarti di laboratorium

diagnostik rumah sakit karena informasi yang diperoleh dari pengamatan spesimen

yang diwarnai dengan pewarnaan gram dengan cepat dapat memberi petunjuk akan

organisme penyebab suatu infeksi.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari kegunaan pewarnaan untuk

mempertinggi kontras antara sel dan sekelilingnya dan mengamati ciri-ciri tertentu

mikroba.

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pertama ini dilakukan pada hari rabu, 19 mei 2010 di laboratorium FKIP

Biologi Universitas Muhammadiyah Palembang.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mikroskop, kaca objek, kaca

penutup, pipet tetes, dan Bunsen.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain bakteri E.coli, larutan kristal

violet, larutan lugol, alkohol dan larutan safranin.

2.3 Cara Kerja

Pertama,

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM-1

2.4 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pewarnaan Gram.

BAB III. HASIL PENGAMATAN

3.1 Hasil

3.2 Pembahasan

Gambar di atas menunjukkan hasil proses pewarnaan Gram. Sebelum mendapatkan

penampakan di atas mikroba tsb ditetesi larutan kristal violet, lalu warna nya berubah

menjadi ungu. Kemudian mikroba yang telah berubah warna itu ditetesi lagi dengan

lugol sehingga warnanya tetap menjadi ungu. Selanjutnya, mikroba itu berubah

warnanya menjadi kecoklatan setelah ditetesi dengan alkohol.

Dan terakhir, mikroba itu ditetesi dengan larutan safranin, penampang mikroba berubah

warna menjadi merah.

Dari reaksi dan penampakan bakteri di atas dapat kita ketahui bahwa bakteri E.coli

tersebut termasuk jenis bakteri Gram negatif. Bakteri Gram negatif adalah jenis bakteri

yang kehilangan warna ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan akan menjadi

merah setelah diberi safranin sebagai zat warna tandingan.

BAB IV. KESIMPULAN

:

Dari praktek yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengecatan bakteri bermanfaat dalam mempertinggi kontras antara sel dan

sekelilingnya.

2. Dalam praktikum ini pewarnaan yang dimaksud adalah pewarnaan Gram dengan

lebih dari satu reagent, sehingga dapat mencirikan mana bakteri yang termasuk

bakteri gram positif dan termasuk gram negatif.

3. Bakteri E.coli yang digunakan dalam praktek termasuk jenis bakteri Gram negatif.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM-1

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael dan ECS Chan, 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. Yakarta : UI-Press.

Soal dan Jawaban :

1. Tujuan Pengecatan Bakteri

a. Mengamati dengan lebih baik bentuk morfologi suatu mikroorganisme secara kasar.

b. Mengidentifikasi bagian-bagian strukural sel mikroorganisme, baik struktur luar

maupun struktur dalam.

c. Membantu mengidentifikasi dan/atau membedakan organisme yang serupa.

d. Melihat reaksi mikroba terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik

dan kimia yang ada dapat diketahui.

2. Contoh-contoh bakteri yang termasuk bakteri gram (+) dan bakteri gram ( - )

a. Gram positif

- Pseudomonas aeruginosa

- Clostridium botulinum

- Diplococcus pneomoniae

- Lactobacillus lactis

b. Gram negatif

- Escherichia coli

- Gallionella ferruginea

- Azotobacter chroococcum

- Rizhobium leguminosarum

3. Fungsi dari macam-macam larutan yang digunakan dalam praktikum

Untuk mencirikan bakteri menjadi salah satu di antara dua kelompok :

a. Gram positif – mempertahankan zat pewarna ungu kristal dan karenanya sel-selnya

tampak berwarna ungu tua.

b. Gram negatif - kehilangan warna ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol, dan

akan menjadi merah setelah diberi safranin sebagai zat warna tandingan.

Dan juga berfungsi untuk mempertinggi kontras antara sel dan sekelilingnya dan

sehingga dari pengecatan dengan beberapa macam larutan tsb kita dapat mengamati

ciri-ciri tertentu mikroba.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM-1