Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    1/8

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ANALITIK 2

    “Penentuan Kadar Klorida dengan Metoda Argentometrik

    (Metoda Mohr) ” 

    Selasa, 14 April 2014

    Disusun Oleh:

    Yeni Setiartini

    1112016200050

    Kelompok 3:

    Fahmi Herdiansyah

    Huda Rahmawati

    Aida Nadia

    Rizky Harry Setiawan.

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    2/8

    ABSTRAK

    Telah dilakukan percobaan untuk menentukan kadar klorida dengan

    menggunakan metode Mohr dimana sampel berupa larutan 5 ml MgCl 2 tanpa dikatahui

    konsentrasinya yang kemudian dititrasi dengan larutan perak nitrat 0,1M dan kromat

     sebagai indicator. Penitrasian tersebut menghasilkan endapan putih AgCl  dimana batas

    equivalen diketahui dengan endapan berubah menjadi merah dikarenakan perubahan

     AgCl menjadi AgCr 2O4, sehingga dapat diketahui kadar ion klorida dari 5 ml MgCl 2 

     yakni 7,799 g/L dengan persentasi 22%.

    PENDAHULUAN

    Penentuan klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode

    argentometri and metode spketrofotometer. Pengunaan metode titrasi argentometri

    nerupakan metode yang klaisk untuk menganalisis kadar klorida yang dilakukan dengan

    mempergunakan AgNO3 dan indicator K 2Cr 2O4, kelebihan dari analisis klorida dengan

    cara ini yaitu pelaksanaan yang mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan

    yang tingga dan dapat digunakan untung menetukan kadar yang memiliki sifat yang

     berbeda beda (Titis, U A. 2009).

    Pembentukan dari sebuah endapan berwarna menggunakan metoda Mohr. Persis

    seperti sistem asam-basa, pembentukan satu endapan lain dapat dipergunakan untuk

    mengindikasikan selesainya sebuah titrasi pengendapan. Contoh yang paling terkenal dari

    kasus semacam ini adalah yang disebut titrasi Mohr klorida dengan ion perak, dimana ion

    kromat dipergunakan sebagai indikator. Kemunculan awal endapan perak kromat

     berwarna kemerah-merahan diambil sebagai titik akhir dari titrasi.

    Tentu saja penting bahwa pengendapan indicator terjadi pada titik eqivalen atau

    didekat titik eqivalen dari titrasi tersebut. Perak kromat lebih mudah larut (sekitar 8,4 x

    10-5  mol /liter) daripada perak klorida (sekitar 1x10-5  mol/ liter). Jika ion ion perak

    ditambah kedalam suatu larutan yang mengandung ion klorida dengan konsetrasi besar

    dengan ion kromat dengan konsentrasi kecil, perak klorida akan mengandap terlebih

    dahulu: perak kromat tidak terbentuk sebelum konsentrasi ion perak meningkat sampai

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    3/8

    kenilai yang cukup besar untuk melebihi K sp dari perak kromat. (R.A. DAY, JR. & A.L.

    UNDERWOOD. 2002).

    Metode analisis pada sampel hasil olahan; Pemeriksaan sampel meliputi

     pengukuran konsentrasi klorida dengan menggunakan Metode Mohr-Volumetri. Prinsip

     pengukuran metode ini adalah melakukan titrasi terhadap sampel dengan menggunakan

    larutan perak nitrat (AgNO3) sehingga terbentuk endapan AgCl berwarna putih.

    Pendeteksian endapan AgCl dilakukan dengan penambahan indikator kalium kromat

    (K2CrO4) yang akan menghasilkan endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata (Dewa Gde

    Bagus dan James Nobelia I. 2010).

    Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak katalis dititrasidengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau

     bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi

    membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir

    titrasi. Sebagai indikator digunakan larutan kromat K 2CrO4 0,003M atau 0,005M yang

    dengan ion perak akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak

    alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat

    diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan

    kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl (Arifin Oputu, 2013).

    Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai dalam praktik

    analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai suatu hasil reagensia tertentu dapat dipakai

    sebagai uji terhadap suatu ion tetentu. Namun pengendapan dapat juga digunakan untuk

     pemisahan. Untuk melakukan hal ini suatu reagensia yang sesuai ditambahkan, yang

    membentuk endapan (endapan-endapan) dengan hanya satu atau beberapa ion yang ada

    dalam larutan. Setelah penambahan reagensia dalam jumlah yang sesuai endapan disaring

    dan dicuci. Kemudahan suatu endapana disaring dan dicuci tergantung sebagian besar

    struktur morfologi endapan yaitu pada bentuk dan ukuran kristal-kristalnya. (VOGEL,

    1985)

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    4/8

    MATERIAL DAN METODE

    Material

    AgCl, larutan AgNO3 0,1 N; K 2CrO4; HNO3 0,05 M; HCl 0,1 M dan akuades. Alat yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah krus porselen, oven, neraca analitik, kertas saring,

     buret, pipet tetes, water bath dan desikator.

    Metode Mohr

    1.  Buret disiapkan lalu diisi AgNO3.

    2. 

    AgCl sebanyak 5 mL dimasukkan kedalam gelas beaker.

    3.  Larutan AgCl ditambahkan 2-3 tetes K 2CrO4.

    4.  AgCl dititrasi hingga mencapai titik ekuivalen.

    5.  Dilanjutkan dengan metode gravimetri

    Metode Gravimetri

    6.  Larutan dipanaskan dengan menggunakan pemanas air (temperature 500C) sambil

    terus diaduk ±5 menit.

    7.  Didiamkan pada suhu tersebut selama 2-3 menit sampai terjadi pemisahan

    endapan dan larutan jernih.

    8.  Uji kesempurnaan endapan degan menambahkan 2-3 tetes AgNO3  0,1 M,

    diperhatikan bila tidak terjadi endapan lagi.

    9.  Simpan larutan ditempat yang gelap selama 20 menit.

    10. Endapan lalu disaring dan dicuci dengan 10 mL HNO3 0,05 N sebanyak 3 kali

    sampai bebas AgNO3 (cek dengan HCl 0,1 N).

    11. Endapan lalu dipindahkan ke dalam porselen yang sudah diketahui beratnya.

    12. Krus yang sudah berisi endapan lalu dipanaskan selama 10 menit dalam oven

    temperature 1050C dan didinginkan selama 20 menit dalam desikator dan

    ditimbang.

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    5/8

    13. Step 10 dilakukan berulang-ulang hingga didapatkan berat yang konstan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Cawan porslen 55,9364 gram

    Kertas saring 1,0473 gram

    Cawan + kertas saring 56.9837 gram

    Cawan + kertas

    saring +sampel

    Pemanasan I

    Pemanasan II

    57,4313 gram

    57.4317 gram

    Massa sample Massa sample I

    Massa sample II

    0.4476 gram

    0.4480 gram

    Massa sampel rata rata 0.4478 gram

    Volume titrasi awal 49 ml

    Volume titrasi akhir 38 ml

    Volume AgNO3  11 ml

      Perhitungan

    M1xV1 = AgNO3

    M2 xV2 = MgCl2 

    M1 x V1 = M2 x V2 

    0,1x 0.011 L = M2 x 0.005 L

    M2 = 0.22 M

     N = n.M = 1. 0,22 = 0.22

    Sehingga, ion Cl = N x 35,45 g/L

    = 0.22 x 35,45 g/L = 7,799 g/L

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    6/8

      = 7,799 x 1000 mg/L

    = 7799 ppm

    Kadar % Cl- =7,799

    35,45 x 100% = 22 %

    • 

    Persamaan reaksi

    Ag+ + Cl- → AgCl (endapan putih)

    2Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 (endapan merah)

    Ag2CrO4 + 2Cl- → 2AgCl + CrO4

    2- 

    Pada praktikum kali ini bertujuan untunk menentukan kadar klorida dengan

    metode Mohr. Menurut Dewa Gde Bagus dan James Nobelia I. (2010) Prinsip

     pengukuran metode ini adalah melakukan titrasi terhadap sampel dengan menggunakan

    larutan perak nitrat (AgNO3) sehingga terbentuk endapan AgCl berwarna putih.

    Pendeteksian endapan AgCl dilakukan dengan penambahan indikator kalium kromat

    (K 2CrO4) yang akan menghasilkan endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata.

    Hal yang pertama dilakukan adalah dengan meneteskan larutan MgCl2  dengan

    K 2CrO4 yang berfungsi sebagai indicator kemudian dititrasi dengan AgNO3. Saat awal

     pentitrasian terbentuk endapan putih dengan larutan berwarna kekuningan, kemudian

    setelah beberapa tetesan endapan berubah kemerahan. Dalam buku R.A. DAY, JR. & A.L.

    UNDERWOOD (2002)dikatakan bahwa: Jika ion ion perak ditambah kedalam suatu

    larutan yang mengandung ion klorida dengan konsetrasi besar dan ion kromat dengan

    konsentrasi kecil, perak klorida (AgCl) akan mengandap terlebih dahulu: sedangkan

     perak kromat (Ag2CrO4) tidak terbentuk sebelum konsentrasi ion perak meningkat

    sampai kenilai yang cukup besar untuk melebihi K sp dari perak kromat, atau dengan kata

    lain endapan merah dari Ag2CrO4 akan terbentuk ketika mendekati titik equivalen atau

    tercapainya titik equivalen. Menurut Arifin Oputu (2013) juga apabila ion klorida atau

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    7/8

     bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi

    membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir

    titrasi. Sebagai indikator digunakan larutan kromat K 2CrO4 0,003M atau 0,005M yang

    dengan ion perak akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak

    alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat

    diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan

    kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl. Sehingga didapatkan konsentrasi dari

    MgCl2 yakni 0.22M yang selanjutnya dapat ditentukan kadar ion klorida sebesar 7,799

    g/L dari 35,45 g/L massa molar yakni sekitar 22 %. Dilanjutkan dengan metode

    gravimetric yakni metode penimbangan dimana dari percobaan didapat massa rata rataklorida yakni 0.4478 gram.

    KESIMPULAN

      Prinsip merode mohr adalah melakukan titrasi terhadap sampel dengan

    menggunakan larutan perak nitrat (AgNO3) sehingga terbentuk endapan AgCl

     berwarna putih dengan K 2CrO4 sebagai indicator

      Kadar ion klorida dari percobaan dengan metode mohr ini adalah 7.799 g/L

    dengan persentasi 22%.

    REFERENSI

    Titis U A. 2009.  Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode

     Argentometri. diakses dari

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375  pada tanggal

    18 April 2014.

    Bagus, Dewa Gde dan Nobelia I, James .2010. PENENTUAN WAKTU DETENSIOPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR

     KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION.  Diakses dari

    http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-

    content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdf    pada tanggal

    18 April 2014

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdfhttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdfhttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdfhttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdfhttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375

  • 8/18/2019 Laporan Praktikum Kimia Analitik Penentu

    8/8

    Oputu, Arifin .2013.  Laporan - Titrasi Argentometri (Menentukan kadar Cl- dalam air

    laut).  Diakses dari http://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-

    menentukan.html  pada tanggal 18 April 18, 2014.

    Underwood A.L, JR. R.A. DAY. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.Jakarta:

    Erlangga.

    Vogel.1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima.Jakarta:

    PT. Kalman Media Pustaka.

    http://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.htmlhttp://www.finop.tk/2013/06/laporan-titrasi-argentometri-menentukan.html