laporan tekpeng suhu rendah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

universitas jember

Citation preview

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Penanganan yang tidak optimal selama penyimpanan, transportasi atau pada saat penjualan menyebabkan bahan pangan atau hasil pertanian yang sampai ke konsumen tidak sesegar buah aslinya dan sudah mengalami penurunan bobot dan nilai gizi bahkan kadang-kadang telah terjadi pembusukan. Penanganan yang tidak optimal selain disebabkan oleh fasilitas yang kurang memadai, juga karena pengetahuan pelaku sangat kurang dalam melakukan penanganan yang baik. Menyusutnya (losses) kualitas dan kuantitas produk hasil pertanian terjadi sejak pemanenan hingga dikonsumsi. Untuk mengurangi penyusutan yang terjadisetelah pemanenan, pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara memanipulasi faktor biologis atau faktor lingkungan dimana produk pertanian tersebut disimpan (Munzir,2009).

Salah satu metode penyimpannan yaitu penyimpanan pada suhu rendah. Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap berlangsung setelah panen, sampai buah dan sayuran itu membusuk; dan pertumbuhan bakteri dibawah suhu 10C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Proses metabolismesendiri terganggu apabila terjadi perubahan suhu. Sehingga penyimpanan suhu rendah dapat memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan karena penurunan aktivitas respirasi dan aktivitas mikroorganisme. Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebihrendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saatdicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembalidan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan panganyang bersangkutan.Oleh karena itu perlu diadakannya praktikum tentang penyimpanan suhu rendah, agar mengetahui perubahan apa saja yang terjadi saat disimpan pada suhu rendah.1.2 TujuanTujuan dilakukannya praktikum ini yaitu sebagai berikut:1. Untuk mengetahui proses pengolahan bahan pangan menggunakan proses suhu rendah yang meliputi pendinginan dan pembekuan.

2. Mengetahui dampak penyimpanan pada suhu rendah terhadap makanan yang dihasilkan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam Penyimpanan Suhu Rendah

Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan.

Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara - 1C sampai 4C. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu 2C sampai 16C( Rusendi, 2010).

Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira 17 C atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara -12 C sampai 24 C. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun. Bila memungkinkan sebaiknya penyimpanan bahan yang mempunyai bau tajam terpisah dari bahan lainnya, tetapi hal ini tidak selalu ekonomis. Untuk mengatasinya, bahanyang mempunyai bau tajam disimpan dalam kedaan terbungkus (winarno, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan yaitu : Suhu Kualitas bahan mentah, Sebaiknya bahan yang akan disimpan mempunyai kualitasyang baik Perlakuan pendahuluan yang tepatMisalnya pembersihan/ pencucian ataublanching Kelembaban umumnya RH dalam pendinginan sekitar 80 95 %. Sayur-sayurandisimpan dalam pendinginan dengan RH 9095 %2.2Pengaruh Suhu Terhadap Penyimpanan Bahan Pangan (Frezer, refrigerator)Pendinginan dan pembekuanjuga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat-sifat lain dari bahan pangan. Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Hubungan perbedaan antara pendinginan dan pembekuan terhadap aktivitas mikroba:1. Sebagian besar organisme perusak tumbuh cepat pada suhu di atas 10 C

2. Beberapa jenis organisme pembentuk racun masih dapat hidup pada suhu kira-kira 3,3oC

3. Organisme psikrofilik tumbuh lambat pada suhu 4,4oC sampai 9,4oC

Organisme ini tidak menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit pada suhu tersebut, tetapi pada suhu lebih rendah dari 4,0oC akan menyebabkan kerusakan pada makanan.(Tranggono, 1990).Keuntungan penyimpanan dingin : Dapat menahan kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, juga pertumbuhan dan metabolisme mikroba yang diinginkan. Misalnya pada pematangan keju. Mengurangi perubahan flavor jeruk selama proses ekstraksi danpenyaringan Mempermudah pengupasan dan pembuangan biji buah yang akan dikalengkan. Mempermudah pemotongan daging dan pengirisan roti Menaikkan kelarutan CO2 yang digunakan untuk soft drink Air yang digunakan didinginkan lebih dahulu sebelum dikarbonatasi untuk menaikkan kelarutan CO22.3 Mekanisme Proses Pembekuan

Pembekuan merupakan salah satu metode pengawetan pangan, dimanaprodukpanganditurunkansuhunyasehinggaberadadibawahsuhubekunya. Selama pembekuan terjadi pelepasan energy (panas sensibledan panas laten). Pembekuan menurunkan aktivitas air dan menghentikan aktivitas mikroba (bahkan beberapa dirusak, reaksi enzimatis, kimia dan biokimia. Dengan demikian produk beku dapat memiliki daya awetyang lama (Kusnandar, 2010).Proses pembekuan terjadi secara bertahap dari permukaan sampai pusatbahan.Padapermukaanbahan,pembekuanberlangsungcepatsedangkanpadabagian yang lebihdalam, prosespembekuan berlangsung lebihlambat. Padaawalprosespembekuanterjadifaseprecoolingdimana suhu bahan diturunkan dari awal ke suhu titik beku. Pada tahap ini semua kandungan air bahan berada dalam keadaan cair. Setelah tahapprecoolingterjadi tahap perubahan fase, pada tahap ini terjadi pemebentukan kristal es. (Heldman dan Singh,1981 dalam Rohanah,2002). laju pembekuan ada dalam 3 golongan yaitu ;1. pembekuanlambat,jikawaktupembekuanadalah30menitataulebih untuk 1 cm bahan yang dibekukan2. Pembekuan sedang, jika waktu pembekuan adalah 20-30 menit atau llebih untuk 1 cm bahan yang dibekukan3. Pembekuan cepat jika waktu pembekuan adalah kurang dari 20 menituntuk 1 cm bahan yang dibekukan.Prinsip dasar dari semua proses pembekuan cepat adalah cepatnya pengambilanpanas dari bahan pangan (Rohanah,2002).BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alata. Refrigerator

b. Pisau

c. Neraca3.1.2 Bahan

a. Kubis

b. Wortel

c. Susu3.2 Skema Kerja

3.2.1 Pendinginan

Gambar 3.2.1 Diagram alir pendinginan3.2.2 Pembekuan

Gambar 3.2.2 Diagram alir pembekuanBAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1Hasil Pengamatan4.1.1Pengamatan PendinginanJenis PengamatanSampel SegarSetelah Didinginkan

Berat/VolumeNanas : 10,03gramTelur : 53,17 gramBayam : 10,08 gramWortel : 10 gramSusu : 125 ml

Kubis : 9,8 grm9,24 gram53,12 gram9,61gram

10,79 gram125,79 ml

11,38 gram

WarnaNanas : Cerah (kuning)

Telur : Coklat

Bayam : Cerah (hijau)Wortel : Orange

Susu : Putih

Kubis : Putih segarLebih pucat

Tetap cerah

LayuOrange pudar

Putih menggumpal

Putih segar

AromaNanas : Segar

Telur : Segar

Bayam : SegarWortel : Masih segar

Susu : Khas susu

Kubis : Masih segarLebih Menyengat

Tetap

TetapKurang segar

Tetap

Tetap

Tabel 1. Pengamatan sampel sebelum dan setelah didinginkan dengan plasticJenis PengamatanSampel SegarSetelah Didinginkan

Berat/VolumeNanas : 5,68gramTelur : 10,01gramBayam : 5,44 gram

Wortel : 10 grmSusu : 125 ml

Kubis : 9,8 gram61,49 gram61,54 gram10,08 gram

10,79 gram125,79 ml

11,38 gram

WarnaNanas : Kuning gelapTelur : Coklat

Bayam : Hijau gelapWortel : Orange

Susu : Putih

Kubis : Putih segarKuning segar Coklat cerah

Coklat Orange pudar

Putih menggumpal

Putih segar

AromaNanas : SegarTelur : Segar

Bayam : SegarWortel : Masih segar

Susu : Khas susu

Kubis : Masih segarAsamSegarBusukKurang segar

Tetap

Tetap

Tabel 2. Pengamatan sampel sebelum dan setelah didinginkan tanpa plastik

4.1.2PembekuanJenis PengamatanSampel SegarSetelah Didinginkan

Berat/VolumeNanas : 10

Telur : 50,81

Bayam : 10,01Kubis : 10 gramWortel : 10 gramSusu : 125 mL9,52

48,56

9,226,35

7,88118, 30

WarnaNanas : Cerah (kuning)

Telur : Cerah khas telur

Bayam : Cerah (hijau)Kubis : putih segar

Wortel : oranye cerah

Susu : putih susuKuning lebih terang

Keruh

Hijau tuaKubis : pucat

Wortel : oranye (tetap)

Susu : kekuningan

AromaNanas : Segar

Telur : Segar

Bayam : SegarKubis : khas kubis

Wortel : khas wortel

Susu : gurih susu segarLebih Menyengat

Busuk

BusukKubis : tidak segar

Wortel : tetap

Susu : aromas asam

KenampakanKubis : segar

Wortel : segar

Susu : agak kentalKubis : layu

Wortel : masih segar

Susu : kental

Tabel 3. Pengamatan sampel sebelum dan setelah dibekukan dengan plastic

Jenis PengamatanSampel SegarSetelah Dibekukan

Berat/VolumeNanas : 10,05

Telur : 48,62

Bayam : 10,03Kubis : 10 g

Wortel : 10 g

Susu : 250 ml12,08

47,64

12,219,45g

8,96 g

119,7 g

WarnaNanas : Cerah (kuning)

Telur : kuning telur

Bayam : Cerah (hijau)Kubis : putih segar

Wortel : oranye cerah

Susu : putih susuLebih pucat

Tetap cerah

Layu Kubis : pucat

Wortel : oranye (tetap)

Susu : putih kekuningan

AromaNanas : Segar

Telur : Segar

Bayam : Segar Kubis : khas kubis

Wortel : khas wortel

Susu : gurih susu segarSedikit berubah

tetap

Tidak berbau Kubis : tidak segar

Wortel : tetap

Susu : susu

Tabel 4. Pengamatan sampel sebelum dan setelah dibekukan tanpa plasticBAB 5. PEMBAHAN5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan

5.1.1 Pendinginan

Langkah pertama dalam melakukan praktikum pendinginan yaitu menyiapkan bahan. Kemudian dilanjutkan dengan menimbang bahan sebanyak 10 gram dan untuk susu diukur sebanyak 250 mL. Bahan-bahan ini dipersiapkan untuk 2 sampel. Setelah menimbang bahan, kemudian mengamati berat, penampakan, aroma, serta tekstur. Fungsi dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi setelah dilakukan pendinginan. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan sampel 1 kedalam plastic polietilen. Pemasukan sampel 1 kedalam plastic polietilen berfungsi agar dapat membandingkan perbedaan pengaruh pengemasan terhadap pendinginan dengan sampel 2. Setelah itu, kedua sampel ini dimasukkan kedalam refrigerator selama 3 hari. Pemasukan refrigerator selama 3 hari bertujuan agar perubahan yang terjadi selama pendinginan terlihat dengan jelas. Langkah terakhir yaitu mengamati kedua sampel bahan ini yang meliputi berat, penampakan, aroma, serta tekstur yang bertujuan untuk dapat mengetahui perubahan yang terjadi selama masa pendinginan.

5.1.2 Pembekuan

Langkah pertama dalam melakukan praktikum pembekuan adalah menyiapkan bahan. Kemudian menyiapkan 2 sampel bahan masing-masing sebanyak 10 gram dan untuk susu sebanyak 250 mL. Persiapan 2 sampel bahan bertujuan untuk melakukan perbandingan perlakuan. Setelah itu memasukkan sampel 1 kedalam plastic polietilen, dan sampel 2 dibiarkan tanpa diberi pengemasan. Perbedaan perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pengemasan terhadap pembekuan. Setelah itu, memasukkan kedua sampel ini kedalam freezer untuk dilakukann pembekuan selama 3 hari. Pemasukan dalam freezer berfungsi untuk membekukan bahan serta digunakan waktu 3 hari bertujuan agar perubahan yang terjadi selama pembekuan terlihat dengan jelas. Langkah terakhir yaitu mengamati kedua sampel ini yang meliputi aroma, tekstur, berat, serta kenampakan. Pengamatan setelah praktikum ini bertujuan untuk dapat mengetahui serta membandingkan bahan sebelum di bekukan dan setelah dibekukan.5.2 Analisa Data

5.2.1 PendinginanPada pengamatan proses pendinginan, bahan yang digunakan yaitu nanas, bayam, telur ayam utuh, telur ayam tanpa cangkang, wortel, kubis, dan susu segar. Data yang didapat yaitu, pendinginan berpengaruh tehadap sifat atau karakteristik yang dimiliki buah. Karakteritik yang diamati berupa berat, wana, aroma dan kenampakannya. Pada proses pendinginan tersebut, dilakukan dua perlakuan yaitu bahan disimpan dalan refrigerator menggunakan plastic dan tanpa menggunakan plastic, agar dapat membandingkan pengaruh platik dan pendiginan terhadap bahan. Untuk pengamatan proses pendinginan menggunakan plastic, nanas, telur serta bayam mengalami penurunan berat setelah didinginkan. Akan tetapi, nanas, telur dan bayam tersebut untuk penngamatan proses pendinginan tanpa menggunakan plastic mengalami kenaikan berat yang cukup signifikan setelah dilakukan pendinginan. Nanas yang semula 10,03 gram setelah didinginkan menggunakan plastic menjadi 9,24 gram, telur yang semula 53,17 gram setelah didinginkan menggunakan plastic menjadi 53,12 gram, bayam yang semula 10,08 gram setelah didinginkan menggunakan plastic menjadi 9,61 gram. Dari data tersebut, penurunan berat pada bahan pangan yang didinginkan disebabkan karena air dalam bahan pangan tersebut mengalami penguapan selama pendinginan (Desrosier, N. W., 1969). Untuk telur yang semula 10,1 gram setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi 61,54, bayam 5,44 gram setelah didinginkan tanpan menggunakan plastic menjadi 10,0 gram, dan nanas yang semula 5,68 gram setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi 61,49 gram. Penambahan berat pada bahan pangan yang didinginkan tanpa menggunakan plastic tersebut disebabkan karena air yang menguap dan menjadi Kristal es pada bahan, sehingga berat semula mengalami kenaikan. Dilihat dari perlakuan yang diberikan terhadap bahan nanas telur dan bayam yaitu pada karakteristik warna dan aroma juga mnegalami perubahan. Nanas yang berwarna cerah kuning setelah didinginkan menggunakan plastic berwara lebih pucat, dan telur yang semula berwarna coklat setelah didinginkan berwarna tetap cerah dan bayam yang semula segar cerah berwarna hijau layu. Sedangkan pada nanas yang berwarna kuning gelap setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi berwarna kuning segar, bayam yang semula berwarna hijau gelap setelah didinginkan tanpa menggunakan platstik menjadi coklat, dan telur yang semula berwarna segar setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic manjadi berwarna coklat cerah. Tidak semua produk atau bahan pangan sesuai diawetkan dengan pendinginan. Buah-buahan tropis dan beberapa jenis buah subtropis mengalami kerusakan akibat pendinginan (Chilling injury) jika disimpan pada suhu 310C. Buah-buahan tropis tersebut contohnya seperti pada nanas. Nanas pada proses pendinginannya yang menggunakan perlakuan plastik mengalami perubahan warna yang lebih pucat serta aroma yang lebih menyengat. Plastic dapat menghambat laju respirasi pada bahan, dan penguapan yang dihasilkan atau oksigen yang dibutuhkan menjadi sedikit, hal tersebut yang terjadi pada nanas. Pendinginan memang menghambat proses respirasi pada bahan, akan tetapi tidak memungkinkan bahwa bahan masih membutuhkan oksigen.Untuk pengamatan proses pendinginan menggunakan plastic, wortel, susu serta kubis mengalami kenaikan berat setelah didinginkan. Akan tetapi, wortel, susu dan kubis tersebut untuk penngamatan proses pendinginan tanpa menggunakan plastic mengalami penurunan berat setelah dilakukan pendinginan. wortel yang semula 10 gram setelah didinginkan menggunakan plastic menjadi 10,79 gram, susu yang semula 125 ml setelah didinginkan menggunakan plastic menjadi 125,79 ml, kubis yang semula 9,8 gram setelah didinginkan menggunakan plastic menjadi 11,38 gram. Dari data tersebut, penambahan berat pada bahan pangan yang didinginkan menggunakan plastic tersebut disebabkan karena air yang menguap dan menjadi Kristal es pada bahan, sehingga berat semula mengalami kenaikan. Untuk wortel yang semula 10 gram setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi 7,88, susu 125 ml setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi 118,30 ml , dan kubis yang semula 10 gram setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi 6,35 gram. Penurunan berat pada bahan pangan yang didinginkan disebabkan karena air dalam bahan pangan tersebut mengalami penguapan selama pendinginan (Desrosier, N. W., 1969). Dilihat dari perlakuan yang diberikan terhadap bahan wortel, susu dan kubis yaitu pada karakteristik warna dan aroma juga mengalami perubahan. Wortel yang berwarna orange setelah didinginkan menggunakan plastic berwara pudar, dan susu yang semula berwarna putih setelah didinginkan berwarna putih menggumpal dan kubis yang semula putih segar tetap berwarna putih segar setelah didinginkan. Sedangkan pada wortel yang berwarna orange cerah setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic menjadi berwarna pucat, susu yang semula berwarna putih susu setelah didinginkan tanpa menggunakan platstik menjadi kekuningan, dan kubis yang semula berwarna putih segar setelah didinginkan tanpa menggunakan plastic manjadi berwarna pucat. Tidak semua produk atau bahan pangan sesuai diawetkan dengan pendinginan. Buah-buahan tropis dan beberapa jenis buah subtropis mengalami kerusakan akibat pendinginan (Chilling injury) jika disimpan pada suhu 310C. Buah-buahan tersebut contohnya seperti pada wortel. Wortel pada proses pendinginannya yang menggunakan perlakuan plastik mengalami perubahan warna menjadi orange pudar serta aroma menjadi kurang segar. Plastic dapat menghambat laju respirasi pada bahan, dan penguapan yang dihasilkan atau oksigen yang dibutuhkan menjadi sedikit, hal tersebut yang terjadi pada wortel. Pendinginan memang menghambat proses respirasi pada bahan, akan tetapi tidak memungkinkan bahwa bahan masih membutuhkan oksigen.5.2.2Pembekuan

Pada pengamatan proses pembekuan, bahan yang digunakan yaitu nanas, bayam, telur ayam utuh, telur ayam tanpa cangkang, wortel, kubis, dan susu segar. Data yang didapat yaitu, pembekuan berpengaruh tehadap sifat atau karakteristik yang dimiliki buah. Karakteritik yang diamati berupa berat, wana, aroma dan kenampakannya. Pada proses pembekuan tersebut, dilakukan dua perlakuan yaitu bahan disimpan menggunakan plastic dan tanpa menggunakan plastic, agar dapat membandingkan pengaruh platik dan pembekuan terhadap bahan. Untuk pengamatan proses pembekuan menggunakan plastic, nanas, telur serta bayam mengalami penurunan berat setelah didinginkan. Akan tetapi, nanas, telur dan bayam tersebut untuk pengamatan proses pembekuan tanpa menggunakan plastic mengalami kenaikan berat yang cukup signifikan setelah dilakukan pembekuan. Nanas yang semula 10 gram setelah dibekuan menggunakan plastic menjadi 9,52 gram, telur yang semula 50,81 gram setelah dibekukan menggunakan plastic menjadi 48,56 gram, bayam yang semula 10,01 gram setelah dibekkukan menggunakan plastic menjadi 9,22 gram. Dari data tersebut, penurunan berat pada bahan pangan yang dibekukan disebabkan karena air dalam bahan pangan tersebut mengalami penguapan selama pembekuan (Desrosier, N. W., 1969). Untuk nanas yang semula 10,5 gram setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi 12,08 gram, telur 48,62 gram setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi 47,64 gram, dan bayam yang semula 10,03 gram setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi 12,21 gram. Penambahan berat pada bahan pangan yang dibekukan tanpa menggunakan plastic tersebut disebabkan karena air yang menguap dan menjadi Kristal es pada bahan, sehingga berat semula mengalami kenaikan. Dilihat dari perlakuan yang diberikan terhadap bahan nanas telur dan bayam yaitu pada karakteristik warna dan aroma juga mengalami perubahan. Nanas yang berwarna cerah kuning setelah dibekukan menggunakan plastic berwara kuning lebih terang, dan telur yang semula berwarna coklat setelah dibekukan berwarna keruh dan bayam yang semula segar cerah berwarna hijau hujau tua. Sedangkan pada nanas yang berwarna cerah kuning setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi berwarna lebih pucat, bayam yang semula berwarna segar setelah dibekukan tanpa menggunakan platstik menjadi layu, dan telur yang semula berwarna kuning setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic manjadi berwarna cerah. Tidak semua produk atau bahan pangan sesuai diawetkan dengan pembekuan. Buah-buahan tropis dan beberapa jenis buah subtropis mengalami kerusakan akibat pendinginan (Chilling injury) jika disimpan pada suhu 310C. Buah-buahan tropis tersebut contohnya seperti pada nanas. Nanas pada proses pembekuannya yang menggunakan perlakuan plastik mengalami perubahan warna yang lebih pucat serta aroma yang lebih menyengat. Plastic dapat menghambat laju respirasi pada bahan, dan penguapan yang dihasilkan atau oksigen yang dibutuhkan menjadi sedikit, hal tersebut yang terjadi pada nanas. Pembekuan memang menghambat proses respirasi pada bahan, akan tetapi tidak memungkinkan bahwa bahan masih membutuhkan oksigen.Untuk pengamatan proses pembekuan menggunakan plastic dan tanpa plastik, wortel, susu serta kubis mengalami kenaikan berat setelah dibekukan. Wortel yang semula 9,99 gram setelah dibekukan menggunakan plastic menjadi 9,33 gram, susu yang semula 125 ml setelah dibekukan menggunakan plastic menjadi 125 ml, kubis yang semula 10 gram setelah dibekukan menggunakan plastic menjadi 9,50 gram. Penurunan berat pada bahan pangan yang didinginkan disebabkan karena air dalam bahan pangan tersebut mengalami penguapan selama pendinginan (Desrosier, N. W., 1969). Untuk wortel yang semula 10 gram setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi 8,96 gram, susu 125 ml setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi 119,7 ml , dan kubis yang semula 10 gram setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic menjadi 9,45 gram. Dilihat dari perlakuan yang diberikan terhadap bahan wortel, susu dan kubis yaitu pada karakteristik warna dan aroma juga mengalami perubahan. Wortel yang berwarna cerah setelah dibekukan menggunakan plastic berwara tetap cerah, dan susu yang semula berwarna putih bening setelah dibekukan tetap berwarna putih bening dan kubis yang semula putih cerah menjadi kecoklatan setelah dibekukan. Sedangkan pada wortel yang berwarna orange cerah setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic tetap berwarna orange cerah, susu yang semula berwarna putih susu setelah dibekukan tanpa menggunakan platstik menjadi kekuningan, dan kubis yang semula berwarna putih segar setelah dibekukan tanpa menggunakan plastic manjadi berwarna pucat. Tidak semua produk atau bahan pangan sesuai diawetkan dengan pembekuan. Buah-buahan tropis dan beberapa jenis buah subtropis mengalami kerusakan akibat pembekuan (Chilling injury) jika disimpan pada suhu dibawah 0C. Buah-buahan tersebut contohnya seperti pada kubis. Kubis pada proses pembekuannya yang menggunakan perlakuan tanpa plastik mengalami perubahan warna menjadi putih cerah serta aroma khas kubis menjadi pucat dan tidak segar. Plastic dapat menghambat laju respirasi pada bahan, dan penguapan yang dihasilkan atau oksigen yang dibutuhkan menjadi sedikit, hal tersebut yang terjadi pada wortel. Pembekuan memang menghambat proses respirasi pada bahan, akan tetapi tidak memungkinkan bahwa bahan masih membutuhkan oksigen.BAB 6. PENUTUP6.1 Kesimpulan

Dari pengamatan dan pembahasan yang diperoleh dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:

a. Pendinginan adalah penyimpanan pada suhu rendah dimana suhunya di atas titik beku yaitu antara 2oC 16oC.b. Pada suhu rendah sebagian reaksi metabolisme berlangsung lambat tetapi ada pula yang sama sekali terhenti bila suhu penyimpanan berada di bawah suhu kritis tertentu.c. Penurunan berat pada bahan pangan yang didinginkan disebabkan karena air dalam bahan pangan tersebut mengalami penguapan selama pendinginan.d. Tujuan dilakukan blansing ini adalah untuk menonaktifkan enzim peroksidase, katalase, dan enzim lainnya, mengurangi kadar oksigen dalam sel, mengurangi jumlah mikroorganisme dan memperbaiki warna.e. Gula digunakan dalam pengawetan bahan pangan karena memiliki daya larut yang tinggi, mampu mengurangi keseimbangan kelembaban relatif (ERH), dan mampu mengikat air.f. Penurunan suhu akan mengakibatkan penurunan proses kimia, mikrobiologi dan biokimia yang berhubungan dengan kelayuan (senescene), kerusakan (decay), pembusukkan dan lain-lain.g. Bahan pangan dalam penyimpanan dingin akan kehilangan air karena RH dalam lemari es rendah. Akibatnya terjadi pengerutan/layu, pengeringan, pengerasan, dan lain-lain.6.1.1 SaranSebaiknya dalam melaksanakan praktikum, penggunaan waktu diperhatikan secara baik-baik, agar tidak terjadi penyimpangan waktu dari yang telah ditentukan. Dan sebaiknya, praktikan lebih berhati-hati dalam mencatat data yang ada dan lebih teliti lagi dalam melaksanakan praktikum, agar diperoleh data yang akurat dan benar.DAFTAR PUSTAKA

Desrosier, N. W. 1969. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah: Muchji Mulijohardjo. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.Helman, D.R. and R.P. Singh. 1981. Rekayasa Proses Pangan (Food Processing Engeneering ) diterjemahkan oleh M.A. Wirahatakusumah dkk. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Kusnandar, F, 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.Munzir.,2009.,Pengaruh Pendinginan dan Pembekuan http://duniaperikanan.wordpress.com/2009/10/17/pengaruh-pendinginan-dan-pembekuan/diakses pada tanggal 6 Desember 2011 pukul 11.29 WIBRusendi, Dadi; Zain, Sudaryanto; Nurjanah, Sarifah;;Suhadi, Ujang. 2010.Penuntun Praktikum Mk. Teknik Penanganan Hasil Pertanian.Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Padjadjaran.Tranggono dan Sutardi. 1989. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas (Bank Dunia XVII) PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kubis, Wortel, Susu

Kubis 10g, Wortel 10g, Susu 250 mL

Kubis 10g, Wortel 10g, Susu 250 mL

Pengamatan berat, penampakan, aroma, tekstur

Pengamatan berat, penampakan, aroma, tekstur

Pembungkusan dengan plastic polietilen

Penyimpanan pada refrigerator selama 3 hari

Pengamatan berat, kenampakan, tekstur, aroma

Kubis, Wortel, Susu

Kubis 10g, Wortel 10g, Susu 250 mL

Kubis 10g, Wortel 10g, Susu 250 mL

Pengamatan berat, penampakan, aroma, tekstur

Pengamatan berat, penampakan, aroma, tekstur

Pembungkusan dengan plastic polietilen

Penyimpanan pada freezer selama 3 hari

Pengamatan berat, kenampakan, tekstur, aroma