Upload
lela-purnama
View
64
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No :
( Verharsing oleh alkali )
2. Tujuan percobaan :
( untuk mengetahui perubahan warna pada larutan )
3. Teori percobaan :
Larutan acetaldehyde dalam air ditambahkan natroonlog dari 10%
kemudian dipanaskan. Maka akan terjadi warna kuning coklat dari
aldehyde dan benzene aldehydenya tidak memberikan reaksi.
4. Alat – alat yang digunakan :
Gelas ukur
Erlenmeyer
Neraca analitik
Hotplate
Pipet tetes
Spatula
5. Bahan yang digunakan :
larutan acetaldehyde
NaOH
Aquadest
6. Hasil pengamatan :
Prosedur percobaan :
1. larutkan larutan acetaldehyde dalam aquadest
2. larutkan larutan natroonlog dalam aquadest
3. larutkan larutan acetaldehyde dengan natroonlog, kemudian panaskan
Reaksi : Larutan acetaldehyde 2 ml + larutan natroonlog 0,5 ml ( maka
akan terjadi warna kuning coklat setelah di panaskan )
Pengamatan : Larutan acetaldehyde yang dilarutkan dalam air dan
kemudian ditambahkan NaOH maka akan menghasilkan warna pink
sebelum dipanaskan dan berwarna kuning coklat setelah dipanaskan.
7. perhitungan :
Mr NaOH = 1 x Ar Na + 1 x Ar O + 1 x Ar H
= 1 x 23 + 1 x 16 + 1 x 1
= 40
Aquadest = 20 ml
Gram NaOH = BM x V x M
= 40 x 0,02 x 1
= 0,8 gram
Aquadest = 20 – 0,8
= 19,2 ml
8. Kesimpulan :
Percobaan berhasil dan kesalahan yang terjadi mungkin pada saat
penambahan aquadest dan penimbangan zat acetaldehyde yang digunakan.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No.
( Alkohol Martabat Tinggi → Pembentukan dari persenyawaan dari CU
kompleks.
2. Tujuan percobaan :
Untuk mengetahui sifat – sifat glyserol dan perubahan endapan dari CU
kompleks
3. Teori percobaan :
1 cc glyserol diencerkan sedikit dengan aquadest dibubuhi 3 cc larutan
tembaga sulfat encer dan kemudian natroonlog. Maka tidak terjadi
tembaga hidroksida. Tetapi larutan menjadi biru tua yang intensif
disebabkan karena pembentukan kooper natrium glyserol.
4. Alat – alat yang digunakan :
Pipet tetes
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Gelas ukur
Neraca analitik
spatula
5. Bahan yang digunakan :
Glyserol
Tembaga sulfat ( CusSO4 )
Natroonlog ( NaOH )
Aquadest
6. Hasil pengamatan ;
Prosedur percobaan :
1. Larutkan glyserol dengan aquadest
2. Larutkan tembaga sulfat (CUSO4 ) dengan aquadest
3. Larutkan natroonlog ( NaOH ) dengan aquadest
Reaksi : Larutan Glyserol yang diencerkan dengan aquadest kemudian +
cuso4 + NaOH
Pengamatan : Glyserol yang dibubuhi tembaga sulfat dan natrium
hidroksida akan membentuk endapan yang berwarna biru tua.
7. Perhitungan :
Cuso4 = 10%
= 3 gr + 30 ml = 10%
Diket = cuso4 = 3 gr
= aquadest = 30 ml
NaOH = 10%
= 2 gr + 20 ml = 10%
Diket = NaOH = 2 gr
= aquadest = 20 ml
Glyserol 5 = aquadest 1
10 ml = 2 ml
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No
Protein – protein → Coagulatic
2. Tujuan percobaan :
Mengetahui adanya coagulatic atau pemupukan partikel koloid
3. Teori percobaan :
Bagian putih telur dikocok dengan aquadest sebanyak 5 kali dari volume
putih telur. Larutan koloidal yang terdapat untuk percobaan coagulatic,
yaitu dengan pemberian alcohol 96% pada larutan putih telur yang
mengkoagulasi. Jika larutan dididihkan maka larutan putih telur akan
mengkoagulasi, putih telur yang mengkoagulasi ini tidak larut dalam air.
4. Alat – alat yang digunakan :
Pipet tetes
Tabung reaksi
Bucker glass
Neraca analitik
Hotplate
5. Bahan yang digunakan :
Putih telur : 10 ml
Alkohol : 5 ml
6. Hasil pengamatan :
Prosedur percobaan :
1. Buat larutan inti ( putih telur + aquadest ) sebanyak 5 kali volume
putih telur
2. Larutkan alkohol dengan kadar 96% sebanyak 5 ml
3. Masukkan larutan inti sebanyak 10 ml, tambahkan alkohol sampai
terjadi koagulatik.
Reaksi : Larutan inti 10 ml + 5 ml alkohol kemudian dipanaskan → tidak
larut dalam air.
Pengamatan : Larutan inti ( putih telur + aquadest ) dibubuhi alkohol,
kemudian dipanaskan. Setelah beberapa saat maka terjadi koagulasi, pada
larutan tidak larut dalam air.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No
( Protein – protein → Reaksi )
2. Tujuan percobaan :
Mengetahui reaksi – reaksi dari protein dan mengetahui perubahan
endapan.
3. Teori percobaan :
Dibubuhkan beberapa tetes tembaga sulfat ( cuso4) encer kedalam 15 ml
larutan inti ( putih telur + aquadest ) dan kemudian dibubuhi tetes demi
tetes kaliloog encer ( KOH ). Mula – mula terjadi endapan dari tembaga
alboninat, yang setelah dibubuhi kaliloog ( KOH ) yang lebih larut dengan
warna merah violet.
4. Alat – alat yang digunakan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Bucker glass
Spatula
Neraca analitik
Erlenmeyer
5. Bahan yang digunakan :
Larutan inti ( putih telur + aquadest )
Tembaga sulfat ( cuso4 )
Kaliloog ( KOH )
6. Hasil pengamatan :
Prosedur percobaan :
1. Larutkan tembaga sulfat ( cuso4 ) dengan aquadest
2. Larutkan kaliloog dengan aquadest
3. Larutkan putih telur dengan aquadest
4. Masukkan beberapa tetes tembaga sulfat ( cuso4 ) kedalam tabung
reaksi dan bubuhi putih telur maka terjadi endapan alboninat setelah
itu dibubuhi kaliloog ( KOH ) akan terjadi perubahan warna menjadi
merah violet.
Pengamatan : Terjadi perubahan endapan menjadi tembaga alboninat dari
larutan cuso4 dan putih telur. Perubahan warna awalnya menjadi violet
( ungu ) tetapi semakin banyak ditambah KOH maka larutan akan menjadi
biru dan menghasilkan larutan biru
7. Perhitungan :
Mr cuso4 = 1 x Ar cu + 1 x Ar S + 4 x Ar O
= 1 x 63,5 + 1 x 32 + 4 x 16
= 159,5
Gr cuso4 = BM x V x M
= 159,5 x 0.04 x 1
= 6,38 gram
Aquadest = 40 – 6,38
= 33, 62 ml
Mr KOH = 1 x Ar K + 1 x Ar O + 1 x Ar H
= 1 x 39 + 1 x 16 + 1 x 1
= 56
Gr KOH = BM x V x M
= 56 x 0,04 x 1
= 2.24 gram
Aquadest = 40 – 2.24
= 37,76 ml
8. Kesimpulan :
Pada awalnya larutan berwarna ungu tetapi semakin banyak ditambah
KOH, maka larutan menjadi biru dan menghasilkan larutan biru.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No
( Reaksi Seliwanoff Terhadap Fruktosa )
2. Tujuan Percobaan :
Mengetahui warna yang terjadi dari suatu larutan.
3. Teori Percobaan :
Satu ( 1 ) cc larutan sukrosa 10 % dipanaskan selama 10 menit dengan 10
cc asam korida ( HCL ) encer dan beberapa gelintir kristal resosional.
Maka akan keluar warna merah. Glukosa memberikan warna yang jauh
lebih tipis. Gula tebu memeberikan reaksi yang sama seperti fruktosa.
4. Alat – alat yang digunakan :
Gelas ukur
Erlenmeyer
Hotplate
Pipit tetes
5. Bahan yang digunakan :
Gula
Asam klorida ( HCL )
Aquadest
6. Hasil Pengamatan :
Prosedur percobaan :
1. Larutkan 2 gram gula kedalam 20 ml aquadest
2. Kemudian panaskan selama 10 menit
3. Lalu tambahkan tetes demi tetes larutan asam klorida ( HCL )
Pengamatan : Larutan gula yang telah dipanaskan kemudian ditetesi
dengan larutan asam klorida ( HCL ) maka larutan tidak menghasilkan
warna merah jambu karena tidak adanya kristal resosional.
7. Perhitungan
Diketahui
Gula : 2 gram
Aquadest : 20 ml
Pembentukan 1
2 gram gula + 20 ml aquadest
Kemudian dipanaskan selama 10 menit
Pembentukan II
2 ml HCL + 20 ml aquadest
Pembentukan III
Gula yang telah dipanaskan + larutan HCL
8. kesimpulan :
percobaan gagal, dikarenakan tidak adanya kristal resosional.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. NO.
( Lactosa dari susu )
2. Tujuan Percobaan :
Mengetahui reducerrendo suiker dengan larutan fehling.
3. Teori Percobaan :
20 cc susu diencerkan dengan volume air yang sama dan padanya
kemudian dibubuhi 10 tetes asam cuka ( CH3COOH ) encer dengan pelan
– pelan dan sambil diaduk. Zat putih telur dari susu akan mengendap.
Kemudian disaring melalui saringan lipat dan ditunjukkan di dalam filtrat
adanya reducerrendo dengan larutan fehling.
4. Alat – alat yang digunakan :
Gelas ukur
Erlenmeyer
Pipet tetes
Spatula
5. Bahan yang digunakan :
Susu
Asam cuka ( CH3COOH )
Aquadest
6. Hasil pengamatan :
Prosedur percobaan :
1. Larutkan 25 ml susu dengan 25 ml air
2. Larutkan asam cuka ( CH3COOH ) dengan 20 ml air
3. 5 ml susu tambahkan dengan10 tetes asam cuka ( CH3COOH )
kemudian disaring.
Pengamatan Dari 5 ml susu ditambahkan dengan 10 tetes CH3COOH,
maka filtrat baru dapat terlihat setelah ditambahkan 10 tetes fehling.
7. Perhitungan :
Diketahui :
susu : 25 ml
air : 25 ml
pembentukan 1
25 ml susu + 25 ml air
Pembentukan II
2 ml CH3COOH + 20 ml air
Pembentukan III
5 ml susu + 10 tetes CH3COOH
Kesimpulan : Filtrat baru dapat terlihat setelah ditambahkan larutan
fehling 10 tetes.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No
( Verharsing dengan Alkali )
2. Tujuan percobaan :
Mengetahui perubahan endapan yang terjadi dari suatu larutan.
3. Teori Percobaan :
Jika pada larutan gula yang mereduksi diberikan natroonlog ( NaOH ) dari
10 % dan dipanaskan sampai mendidih dan terjadilah verharsing.
4. Alat – alat yang digunakan :
Gelas ukur
Erlenmeyer
Neraca analitik
Hotplate
Spatula
5. Bahan yang digunakan :
Sukrosa ( C12H22O11 )
Natronloog ( NaOH )
Aquadest
6. Hasil Percobaan :
Prosedur percobaan :
1. Sukrosa ditambahkan dengan aquadest
2. Natroonlog ditambahkan dengan aquadest
3. Sukrosa ditambahkan dengan natroonlog
Kemudian dipanaskan.
Pengamatan : larutan sukrosa ( C12H22O11 ) yang ditambahkan dengan
natroonlog ( NaOH ) kemudian dipanaskan maka terjadilah verharsing.
7. Perhitungan :
Mr ( C12H22O11 ) = ( 12 x Ar C ) + ( 22 x Ar H ) + ( 11 x Ar O )
= ( 12 x 12 ) + ( 22 x 1 ) + ( 11 x 16 )
= ( 144 ) + ( 22 ) + ( 176 )
= 342
Gram sukrosa = Mr x volume x M
= 342 x 0,01 x 1
= 3,42 gram
Mr NaOH = ( 1 x Ar Na ) + ( 1 x Ar O ) + ( 1 x Ar H )
= ( 1 x Ar 23 ) + ( 1 x Ar 16 ) + ( 1 x Ar 1 )
= 40
Gram NaOH = Mr x volume x M
= 40 x 0,01 x 1
= 0,4 gram
8. Kesimpulan :
Percobaan berhasil, kesalahan yang terjadi mungkin pada penambahan
aquadest dan penimbangan zat yangdigunakan.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No
( Garam Rangkap dari Asam Oksalat )
2. Tujuan Percobaan :
Mengetahui endapan yang terjadi dari asam oksalat
3. Teori Percobaan :
Larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) 5 % ditambahkan larutan dari
ammonium oksalat tetes demi tetes maka akan terjadi dulu endapan
endapan dari tembaga oksalat yang jika pemberian garam ammonium
dilebihi akan larut lagi sebagai tembaga ammonium oksalat.
4. Alat – alat yang digunakan :
Gelas ukur
Erlenmeyer
Neraca analitik
Pipet tetes
5. Bahan yang digunakan :
Tembaga sulfat ( CUSO4 )
Ammonium oksalat
Aquadest
6. Hasil pengamatan :
Prosedur percobaan :
1. Larutkan larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) dengan aquades
2. Larutkan larutan ammonium oksalat dengan aquadest
3. Tambahkan larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) dengan larutan
ammonium oksalat.
Pengamatan : Larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) ditambah larutan
ammonium oksalat maka akan terjadi endapan dari tembaga
oksalatyang berwarna biru muda.
7. Perhitungan :
Mr CUSO4 = ( 1 x Ar CU ) + ( 1 x Ar S ) + ( 4 x Ar O )
= ( 1 x 65 ) + ( 32 ) + ( 64 )
= 161
Gram CUSO4 = BM x volume x M
= 161 x 0,02 x 1
= 3,22 gram
Mr ( COONH4 )2 H2O = 142
Gram = BM x volume x M
= 142 x 0,02 x 0,1
= 0,284 gram
8. Kesimpulan :
Tembaga sulfat ( CUSO4 ) ditambah ammonium oksalat maka terjadi
endapan biru. Kesalahan yang terjadi mungkin pada penambahan aquadest
dan penimbangan zat yang digunakan.
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK
1. No
( Hydrolisa dari sabun )
2. Tujuan Percobaan :
Mengetahui warna yang terjadi dari larutan
3. Teori Percobaan :
Pada suatu larutan sabun yang pekat dibubuhkan suatu larutan pp didalam
alkohol. Jika diencerkan terus dengan air maka larutan yang mula – mula
tak berwarna itu akan menjadi merah.
4. Alat – alat yang digunakan :
Gelas ukur
Pipet tetes
Neraca analitik
5. Bahan yang digunakan :
Rinso
Aquadest
Phenolphtealin
6. Hasil percobaan :
Prosedur percobaan :
1. Larutkan 0,5 rinso kedalam 10 ml aquadest
2. Kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan phenolphtealin
( pp ) maka akan terjadi warna merah.
Pengamatan : Rinso ditambah aquadest kemudian diberi tetes demi tetes
larutan phenolphetealin (pp) maka akan terjadi warna merah.
7. Perhitungan
Diketahui :
Rinso : 0,5 ml
Aquadest : 10 ml
8. Kesimpulan : percobaan berhasil dengan menghasilkan warna merah.