Upload
sri-juliana-nasution
View
158
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN TUTORIAL
BLOK 16 MINGGU 5
SCENARIO : SERUMIT INIKAH PEMERIKSAANNYA
Kelompok 10 B
Tutor : Dr. Zulkarnaen Edward
Ketua : Riri Heyettillah
Sekretaris : Sri Juliana Nasution
Rizka Nadia
Anggota : Putri Yanasari
Rezilia Siska
Putri Rizka Alawiyah
Letitia
Dewi Trisnawati
Dyhan Purna Setia
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2011/2012
Modul 5
Scenario : serumit inikah pemeriksaannya
Alamira seorang mahasiswa kedokteran semester 2 sedang cemas memikirkan keadaan ayahnya yang belakangan ini sangat menurun kondisi kesehatannya. Ayah Almira 58 tahun adalah seorang karyawan disebuah pabrik textil dan perokok berat sejak muda dia sering batuk tapi 2 bulan terakhir batuknya kadang bercampur darah, nafas agak sesak dan badan makin kurus.
Ayah Almira dibawa ke dokter puskesmas untuk diperiksa, dokter menemukan sebuah nodul sebesar kelereng di daerah supraclavicula dextra, di samping itu juga ada ptosis dan enopthalmus pada mata kanan.
Dokter puskesmas menganjurkan agar ayah Almira dirujuk ke dokter spesialis paru yang ada di rumah sakit yang mempunyai fasilitas alat yang cukup karena dokter mencurigai ada kemungkinan ayah Almira menderita kanker paru.
Almira sangat khawatir mendengar ini karena dia memikirkan kemungkuinan hemaptoe ayahnya mungkin disebabkan oleh TB atau jamur.
Setelah memeriksa ayah Almira, Dokter spesialis paru di rumah sakit menganjurkan untuk pemeriksaan darah, sputum, rontgen foto torak dan CT Scan, di samping itu untuk nodul di claviculanya harus dilakukan Bajah. Dokter menjelaskan bahwa, pengobatan ayah Almira tergantung pada hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Kemungkinan juga harus dilakukan pemeriksaan tumor marker.
Bagaimana saudara menjelaskan apa yang dialami oleh ayah Almira?
I. Terminology Ptosis –> kelopak mata turun / mengantung dan tidak dapat membuka secara sempurna ketika memandang lurus ke depan ini dikarenakan lemahnya fungsi otot levator palvebra superior. Dengan membuka < 10mmEnopthalmus –> keadaan tertariknya bola mata ke belakang.
II. Identifikasi masalah 1. Apa hubungan tempat kerja, jenis kelamin, usia, kebiasaan merokok
dengan keadaan penyakit ayah almira sekarang?2. Apa penyakit ayah almira berpengaruh terhadap kesehatan
keluarga?3. Apa yang menyebabkan batuk berdarah, sesak napas & badan makin
kurus?4. Mengapa ada ditemukan nodul disupraklavikula dekstra, ptosis dan
enopthalmus pada mata kanan?5. Apa-apa saja indikasi untuk rujuk seperti pada keadaam ayah almira?6. Apa perbedaan hemaptoe yang disebabkan oleh karena Tb, jamur
dan ca paru?7. Mengapa dokter curiga ayah almira menderita kanker paru?8. Apa tujuan pemeriksaan darah, sputum, rontgen, CT scan, BAJAH,
dan tumor marker?
III. Analisis Masalah1. Ada hubungannya yaitu berdasarkan :
Epidemiologi = > 40 tahun dan jenis kelamin laki-laki resiko tinggi kanker paruPabrik tekstil asbes di serabut kapas kanker paru 10 xRokok ada benzipiren dan polium kanker paru
2. Iya. Kelurganya pun pengaruh terutama pada anak-anaknya.Pada keluarga yang ortunya merokok akan mempunyai reiko tinggi untuk terkena kanker daripada keluarag yang ortunya tidak merokok.
3. Penyakit yang dialami bersifat kronis kondisi menurunHemaptoe Pecahnya pembuluh darah, ulserasi saluran nafasSesak Tumor obstruksi & efusi pleura (perubahan tekanan hidrostatik) Batuk Benda asing di saluran nafas Anoreksia Lepas sitokin TNF meningkat
Metabolisme meningkat untuk pertumbuhan kanker.
4. Pertumbuhan sel meningkat metastasis di supraklavikula dextra nodulPtosis Trunkus simpatikus dan ganglion stelatum tertekan oleh tumor tonus simpatikus menurun atau menghilang Enoftalmus Penekanan pada saraf simpatis.
5. Karena tidak bisa berdasarkan anamenis atau manifestasi klinis saja sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis penyakit paru, dimana biasanya keterbatasan sarana dan prasarana di puskesmas. Dan ini merupakan kasus rujukan.
6. Adanya manifestasi hemaptoe yaitu disebabkan oleh rusaknya parenkim paru vaskuler terganggu robeknya pembuluh darah hemaptoeJamur toksin rusak parenkim paru & infark paru perdarahan.Hemaptoe bukanlah suatu manifestasi yang spesifik sehingga tidak bias menjadi patokan untuk menegakkan diagnosis, oleh Karena itu perlu pemeriksaan lanjut seperti CTscan, rontgen, dll.
7. Berdasarkan dari gejala yang didaptkan dari anamnesis yang adekuat(usia, tmpat kerja, meroko) dan pemeriksaan fisik( adanya nodul).
8. Pemeriksaan darah LED meningkat & sel kankerSputum ada sel kanker yang terbawa karena batuk, untuk melihat tahapan kanker dan mengeliminsai TBRontgen ada nodul dan lesi ( untuk melihat ukuran dan lokasi lesi)CT scan pemeriksaan ke dua dari rontgen (nodul > 3mm), untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura, dan untuk melihat metastase.Bajah sitologi dan merupakan GOLD standar.
IV. Skema
cIritasi saluran nafas
Efusi Pleurac
Menekan saraf simpatikus di servikal
Kerja di pabrik tekstil
Asbes
Sel kanker
Terjadi perubahan-perubahan pada epitel
saluran napas
Merusak epitel
Kebiasaan merokokAyah almira
(58 tahun)
Obstruksi saluran nafas
Peningkatan TNF
Peningkatan pembelahan sel
Sindrom horner- Miosis- Ptosis
- Enoftalmus
Pembuluh
darah pecah
Sesak
Anoreksia
Metastasis
Nodul supraklavukila
Kanker paru
Tatalaksanapencegahan
Pemeriksaan penunjang (CTscan, rontgen,sputum,dll)
Staging
V. Learning objektif 1. Klasifikasi kanker paru2. Epidemiologi kanker paru3. Etiologi dan faktor resiko kanker paru4. Patogenesis kanker paru5. Manifestasi klinis kanker paru6. Diagnosis dan diagnosis banding kanker paru7. Pemeriksaan penunjang kanker paru8. Tatalaksana kanker paru9. Kompikasi & prognosis kanker paru
KLASIFIKASI
Berdasarkan histologi menurut WHO (1999) :
1. Squamous carcinoma (epidermoid), with varians : papillary, clear, small, bacaloid
2. Small cell carcinoma
3. Adenocarcinoma, with varians : acinar, papillary, bronchoalveolar carcinoma, solid adenocarcinoma with mucin, etc
4. Large cell carcinoma
5. Adenosquamous carcinoma
6. Carcinoma with pleomorphic, sarcomatoid, atau sarcomatous
7. Carcinoid tumour
8. Salivary gland type carcinoma
9. Unclassified carcinoma.
EPIDEMIOLOGI
USA (2002) 169.400 kasus baru, dengan kematian 154.900
Inggris 40.000 / tahun
Indonesia peringkat 4 terbanyak dari semua kanker
Pria 65%,
Lifetime risk, pria 1 : 13 wanita 1:20
Perokok 25 x lebih berisiko dari pada bukan perokok
Usia kejadian tertinggi 45-65 tahun
Di AS merupakan penyebab 1∕3 kematian akibat kanker pada laki-laki, sedangkan wanita merupakan penyebab utama kematian
Tiap tahun terdapat >1,3 juta kasus dengan angka kematian 1,1 juta
Bersifat fatal dengan survival rate 5 tahun <10%.
ETIOLOGI DAN FACTOR RESIKO
1. Merokokdiestimasikan 90% menyebabkan kanker paru² pada pria, 70% pada wanita. Begitu pun merokok pasif ( meningkatkan risiko 2x dibanding non perokok). Asap rokok mengandung banyak partikel² yang dapat menyebabkan kanker : PAH, nitrosamines, benzpirene, polonium, tar, nikotin, karbon monoksida, dll.Dipengaruhi : usia mulai merokok, jumlah batang yang diisap, lamanya kebiasaan merokok, lama berhenti merokok.
2. Paparan zat karsinogenAsbes, arsen, radon, nikel, Pb, Cadmium, Polonium, dll
3. Polusi udaraGas yang paling berbahaya : SO2
4. Penyakit paru5. TBC & PPOK adanya jaringan parut yang tersisa6. Diet rendah vit A (betakaroten), selenium7. Predisposisi genetik adanya perubahan atau mutasi yang berperan
dalam kanker paru
PATOGENESIS
Paparan kronis zat karsinogen perubahan DNA mutasi permanen DNA
Kehilangan control regulasi lisis
Pertumbuhan sel normal meningkatnya proses transformasi sel
Meningkatnya angiogenesis Penurunan apoptosis.
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA METASTASIS
tergantung organ yg terkena
GEJALA INTRAPULMONER
BATUK : pling sering, biasanya batuk kering iritatif tanpa sputum atau sedikit sputum mukoid putih.
HEMOPTISIS : paling khas, biasnya berserat darah.
SESAK NAFAS
NYERI DADA
GEJALA INTRARORASIK EKSTRAPULMONER
• EFUSI PLEURA dispnea
• PNEUMOTORAKS
• EFUSI PERIKARD
• GGN MENELAN
• SINDROM VENA CAVA SUPERIOR karena metastasis ke kelenjar limfe mediastinum superior kanan sehingga mendesak vena cava superior, tampilannya : udem bagian kepala dan leher, hiperdilatasi vena, gangguan penglihatan, pusing, sakit kepala dan bsa juga sesak napas.
• SUARA SERAK karena mengenai nervus rekuren laringeus
• GGN DIAFRAGMA
• KERUSAKAN NERVUS VAGUS
• SINDROM PANCOAST lebih lanjut mendestruksi iga I,II dan saraf pleksus brakialis sehingga timbul nyeri ekstremitas atas
• SINDROM HORNER karena metastasis ke kelenjar limfe mngenai saraf simpatis paravertebral servikal VII-torakal I, tampilannya : enopthalamus, miosis, ptosis dan anhidrosis
• SINDROM PARANEOPLASTIK
ANOREKSIA DAN KAHEKSIA, PNGRH THD BBRP HORMON (Hormon Paratiroid, Adrenokortikosteroid Dan Antidiuretik, Gonadotropin), SINDROM NEUROLOGI DAN MIOPATI, KELAINAN DARAH, LESI KULIT, HIPO (Hiperthropic pulmonary Osteoarthropaty), GGN PADA GINJAL
DIAGNOSIS
Secara radiologis dengan menentukan apakah lesi intra thorakal tsbt sebagai jinak atau ganas,yaitu bisa dengan PET serta dapat untuk menentukan staging penyakit.
Menentukan apakah letak lesi central atau perifer ,yang bertujuan menentukan bagaimana pengabilan jaringan tumor.
Perifer -> kombinasi bronkoskopi dengan biopsi,sikatan,bilasan,trantorakal biopsi/aspirasi dan tuntunan USG atau CT Scan -> memberikan hasil yang baik.
central -> pemeriksaan sitologi sputum diikuti bronkoskopi fleksibel .
Secara radiologis dapat di tentukan ukuran tumor (T), KGB torakal (N), dan metastasis ke organ lain (M).
STAGING
TNM Occult Ca Tx No Mo BARU 1997
Stage 0 tis carsinoma In situ
Stage I TI- 2 No Mo Stage IA TIN0M0
Stage II TI- 2 NI MO Stage IB T2N0M0
Stage III A T3 N0-1 Mo Stage IIA T1N1M0
T1-3 N2 Mo Tage IIB T2N1M0
Stage IIIB T4 N0-3 Mo Stage IIIA TI-3N2M0
T3 NIM0
T1-3 N3 Mo Stage IIIB T4 Any NM0
Any TN3M0
stage IV TI-4 N1-3 M1 Stage IV Any T Any NM1
Tx : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau bronkoskopis.
Tis : Karsinoma in situ
T1 : Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi <3 cm
T2 : tumor ,diameter >3cm / terdapat atelektasis pada distal hilus
T3 : Tumor ukuran apapun, dengan perluasan langsung pada dinding dada (termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya <2 cm dari carina ,terdapat atelektasis total
T4 : Tumor ukuran apapun yang mengenai mediastinum/ terdapat efusi pleura malignan
No : Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening
N1 : Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor secara langsung
N2 : Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau KGB subkarina
N3 : Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral
Mo : Tak ditemukan metastasis jauh
M1 : metastasis jinak pada organ (otak,hati,dll
DIAGNOSIS BANDING
1. Tuberkulosis
• Lebih sering pada pasien usia muda
• Pencitraan menemukan batas tepi lesi jelas, densitas agak tinggi , kadang kalau ada noda kalsifikasi, lesi tidak berubah dalam jangka relatif panjang
• Terdapat gejala demam
2. Pneumonia
• Akut
• Didahului menggigil demam tinggi dan gejala toksik lain
TATALAKSANA
1. Pembedahan
Indikasi : NSCLC std I &II, kegawatan yang memerlukan intervensi bedah yaitu ca paru dengan sindrom vena cava superior
Prinsip :
- tumor direseksi lengkap dengan KGB intrapulmoner (kalau bisa) dengan lobektomi atau pneumpnektomi
- segmentektomi/reseksi baji : jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi
- nilai toleransi penderita dengan uji faal paru atau AGD
Syarat untuk reseksi paru :
- resiko ringan untuk pneumonektomi : KVP paru kontralateral baik, VEP > 60%
- resiko sedang pneumonektomi : KVP paru kontralateral > 35%,VEP > 60%
2. Radioterapi
- Kuratif : bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC std IIIA
- Paliatif : penderita dengan sindrom vena cava superior, nyeri tulang dinding dada, metastasis tumor di tulang atau otak
- Dosis : 5000-6000 cGy : 200cGy/x, 5 hari/minggu
- Syarat penderita diradiasi : Hb >10g%, trombosit >100.000/mm3, leukosit >3000/dl
3. Kemoterapi
Dapat diberikan untuk semua kasus kanker paru
Syarat utama:
- Tentukan jenis histologi tumor
- Performance status >60 menurut skala karnofsky atau 2 menurut WHO
Prinsip pemilihan jenis antikanker
1. Platinum based therapy
2. Respons objectif 1 obat antikanker 15%
3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
4. Harus dihentikan/diganti bila setelah pemberian 2 siklus pada penilaian terjadi tumor progresif
KOMPLIKASI
Susunan saraf pusat
• Otak : ↑TIK Sakit kepala , penglihatan kabur, diplopia, mual, perubahan mental penurunan kesadaran
• Neurologik : Seizures , afasia
Tulang
• Tulang belakang, pelvis, femur, sendi siku & paha Nyeri
Hepar
• Pembesaran hepar., nyeri tekan, kadang-kadang teraba nodul
Gastrointestinal
Kulit
• Nodul nodul subkutan
PROGNOSIS
Kasus NSCLC yang dilakukan pembedahan, kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%-
Pada karsinoma insitu setelah dilakukan pembedahan
- Stadium I = 70%
- Stadium II = 35-40%
- Stadium III = 10-15%
- Stadium IV = <10%
Kalau metastasis bervariasi dari 6 bulan - 1 tahun.
Kasus SCLC,kemungkinan hidup rata-rata 1-2 tahun pasca pengobatan, 3-5 bulan tanpa pengobatan.