41
Kasus 4 : “SAMBAR MATA” Seorang laki- laki berusia 25 tahun datang ke klinik 24 jam dengan keluhan mata merah. Dua hari sebelumnya, saat pasien sedang mengendarai sepeda motor di sore hari, mata pasien terkena samber mata. Karena terasa pedih dia menggosok matanya. Sesampai dirumah matanya terlihat merah dan semakin pedih, disekitar mata tampak merah dan melepuh. Ia menetesi matanya dengan obat mata yang dibeli di toko. Karena mata makin merah dan dirasakan pandangan kabur, sehingga ia berobat ke dokter . Dokter melakukan pemeriksaan dan memutuskan untuk memberikan salep mata yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. I. Mengklarifikasi Istilah 1. Samber mata : Adalah semua serangga berukuran kecil yang terbang pada sore sampai malam hari, sehingga kalau orang (pengendara motor) melintas laju dapat menabrak (menyambar) dan bisa masuk ke mata. Kalau sudah masuk mata, karena laju biasanya cepat diucek-ucek dengan mata sehingga Page 1

Laporan Tutorial Samber Mata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tutorial Samber Mata

Kasus 4 : “SAMBAR MATA”

Seorang laki- laki berusia 25 tahun datang ke klinik 24 jam dengan keluhan mata

merah. Dua hari sebelumnya, saat pasien sedang mengendarai sepeda motor di

sore hari, mata pasien terkena samber mata. Karena terasa pedih dia menggosok

matanya. Sesampai dirumah matanya terlihat merah dan semakin pedih, disekitar

mata tampak merah dan melepuh. Ia menetesi matanya dengan obat mata yang

dibeli di toko. Karena mata makin merah dan dirasakan pandangan kabur,

sehingga ia berobat ke dokter . Dokter melakukan pemeriksaan dan memutuskan

untuk memberikan salep mata yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.

I. Mengklarifikasi Istilah

1. Samber mata : Adalah semua serangga berukuran kecil yang

terbang pada sore sampai malam hari, sehingga

kalau orang (pengendara motor) melintas laju

dapat menabrak (menyambar) dan bisa masuk

ke mata. Kalau sudah masuk mata, karena laju

biasanya cepat diucek-ucek dengan mata

sehingga malah semakin susah keluar.

Jenis serangga yang keluar tentu saja sangat

banyak dan yang terutama adalah jenis serangga

malam yang berukuran kecil. Serangga ini

keluar saat langit mulai gelap dan menyukai

sumber cahaya di malam hari.

2. Mata Merah :Mata merah, atau conjunctivitis, adalah

kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput

(conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari

mata-mata dan selaput-selaput pada bagian

Page 1

Page 2: Laporan Tutorial Samber Mata

dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-

membran atau selaput-selaput ini bereaksi pada

suatu batasan yang luas dari bakteri-bakteri,

virus-virus, agen-agen yang memprovokasi

alergi, pengganggu-pengganggu (irritants), dan

agen-agen racun, begitu juga pada penyakit

yang mendasarinya dalam tubuh.

3.Salep : adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk

pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.

4.Antibiotik :adalah zat yang dihasilkan oleh suatu

mikroba, terutama fungi, yangdapat

menghambat atau membasmi mikroba

jenis lain.

5. Kortikosteroid : Merupakan obat yang mempunyai khasiat dan

indikasi klinis yang sangatluas. Kortikosteroid

sering disebut sebagailife saving drug.Manfaat

dari preparat ini cukupbesar tetapi karena

efek samping yang tidak diharapkan

cukup banyak, maka dalampenggunaannya

dibatasi termasuk dalam bidang dermatologi

kortikosteroid merupakanpengobatan yang

paling sering diberikan kepada

pasienKortikosteroid adalah derivat darihormon

kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar

adrenal.Hormon ini dapat mempengaruhi

volume dan tekanan darah, kadar gula darah,

otot dan resistensi tubuh.

Page 2

Page 3: Laporan Tutorial Samber Mata

II. Menetapkan Masalah

1. Bagaimana Patofisiologi dari mata merah yang terjadi pada pasien ?

2. Mengapa setelah ditetesi obat mata , mata pasien makin merah ?

3. Mengapa dokter memberikan obat salep yang mengandung antibiotik dan

kortikosteroid?

III. Analisis Problem

1. Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1 terhadap

alergen. Alergen terikat dengan sel mast dan reaksi silang terhadap IgE

terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast dan permulaan dari reaksi

bertingkat dari peradangan. Hal ini menyebabkan pelepasan histamin dari

sel mast, juga mediator lain termasuk triptase, kimase, heparin, kondroitin

sulfat, prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin

dengan segera menstimulasi nosiseptor, menyebabkan rasa gatal,

peningkatan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi

konjungtiva.

2. Obat mata biasa hanya membersihkan partikel , tidak mengatasi iritasi .

dan dapat menyebabkan reaksi radang . jika tidak ditangani dengan baik

akan menjadi kronis, inflamasi semakin hebat. Efek samping obat tetes

mata : iritasi, menambah kemerahan, untuk penggunaan lanjut dapat

merusak selaput mata.

3. Dengan keluhan seperti itu dokter dapat mendiagnosis sementara adalah

konjungtivitis alergi karena tidak ada secret dan dikarenakan binatang

sehingga dokter dapat dapat memberikan resep antibiotik untuk

mengatasi / mencegah perkembangbiakan bakteri dan kortikosteroid untuk

mengatasi reaksi inflamasi.

Page 3

Page 4: Laporan Tutorial Samber Mata

IV. FORMULASI

Page 4

Laki-laki 25 th

Klinik

Anamnesis

RPS:

- Mata merah dan melepuh- 2 hari yang lalu terkena samber

mata- Diberi obat mata sendiri- Pandangan dirasakan kabur dan

mata semakin merah

Pemeriksaan fisik

Diagnosis sementara

Diagnosis banding

Diagnosis sementara

penatalaksanaan

Medikamentosa

- Kortikosteroid- Antibiotik

Page 5: Laporan Tutorial Samber Mata

V. Sasaran Belajar

1. Anatomi dan Fisiologi Mata

2. Konjungtivitis

Patofisiologi

Etiologi

Tanda dan Gejala

Penyebab

Faktor Resiko

3. Dermatitis Venenata

Patofisiologi

Etiologi

Tanda dan gejala

Penyebab

Faktor resiko

4. Zooster

Patofisiologi

Etiologi

Tanda dan Gejala

Penyebab

Faktor resiko

5. Pengelolaan ketiga penyakit

Page 5

Page 6: Laporan Tutorial Samber Mata

VI. Belajar Mandiri

VII. Hasil Diskusi

1. Anatomi dan Fisiologi Mata

Struktur dan Fungsi

1. Konjungtiva

Membran mukosa transparan dan tipis membungkus permukaan posterior

kelopak mata

Ada 3 jenis :

Konjungtiva Palpebra melapisi permukaan posterior kelopak mata dan

merekat erat pada tarsus.

Konjungtiva Bulbaris/bulbi melekat longgar ke septum orbitale

Konjungtiva Fornices

Page 6

Page 7: Laporan Tutorial Samber Mata

Vascularisasi Arteri Ciliaris anterior Arteri Palpebralis

Inervasi N. Oftalmikus cabang I

2. Sklera dan episklera

Sklera pembungkus fibrosa pelindung mata bagian atas dan merupakan

lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.

Episklera pembungkus permukaan luar sklera anterior.

3. Media refrakta

- Kornea struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan

pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan

cahaya ke humor aquos.

- Humor Aquos memfokuskan cahaya ke lensa

- Lensa memfokuskan cahaya ke humor vitreus

- Humor vitreus memfokuskan cahaya ke macula centralis

4. Uvea

- Iris jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang

kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk

ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

- Korpus siliaris untuk menggantung lensa ( zonula zinii ).

- Khoroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam  merupakan lapisan

yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen

terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah

refleksi ( pemantulan sinar ).

5. Pupil daerah hitam di tengah-tengah iris.

6. Lensa struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan

vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina ( macula lutea ).

7. Humor aqeous cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan

kornea ( mengisi segmen anterior mata ), serta merupakan sumber makanan

bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris ( memberi nutrisi organ

yang dilaluinya ).

Page 7

Page 8: Laporan Tutorial Samber Mata

8. Retina lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola

mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Dalam

retina ada 2 bagian, yaitu :

- Sel basil melihat cahaya dengan intensitas rendah

- Sel cone melihat cahaya dengan intensitas tinggi

9. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan

retina ( mengisi segmen posterior mata ).

10. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari

retina ke otak.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.

Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.

Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi

struktur mata di dalamnya, Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut

membantu menjaga bentuk bola mata.

Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:

Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris

Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.

Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati

pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang

terletak ujung iris.

Otot, Saraf dan Pembuluh Darah

Otot Penggerak Bola Mata

Otot ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak

bola mata terdiri enam otot yaitu:

1. Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan

memiliki aksi sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.

2. Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi

sekunder berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.

Page 8

Page 9: Laporan Tutorial Samber Mata

3. Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada

abduksi, dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan

aduksi dalam depresi.

4. Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi.

5. Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi

6. Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan

aksi sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf

kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai

saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke

otak

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang

otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata

kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

Struktur Pelindung

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara

bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin,

bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga

memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,

pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air

mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak

mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing,

angin, debu dan cahaya yang sangat terang.

Page 9

Page 10: Laporan Tutorial Samber Mata

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh

permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban

permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka

dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (

konjungtiva ) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan

berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (

penghalang ).

Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang

mencegah penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer.

Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap

duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.

Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan

membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya

akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.

Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut

konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan

pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari

kelenjar air mata ( kelenjar lakrimal ) yang terdapat di bawah alis. Air mata

mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi

sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Sistem drainase air mata

- Ada 2 bagian

1. Sekresi memproduksi air mata ( glandula Lakrimalis )

2. Eksresi mengalikan air mata untuk dibuang

Page 10

Page 11: Laporan Tutorial Samber Mata

Perjalanannya

Mula-mula glandula mensekresi air mata punctum lakrimalis

canaliculus superior dan inferior canalikulus communis saccus lakrimalis

ductus nasolakrimalis meatus inferior nasi.

2. Konjungtivitis

a. Pengertian

Merupakan inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan

dan eksudat, pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering

disebut mata merah.

b. Etiologi

1) Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:

a) Infeksi olah virus ( adenovirus, herpes simplex virus

(HSV), varicella-zoster virus (VZV), picornavirus, pox

virus dan Human immunodeficiency virus (HIV) )

b) Infeksi oleh bakteri

2) Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang

3) Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya;

sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari

yang dipantulkan oleh salju

Page 11

Page 12: Laporan Tutorial Samber Mata

4) Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan

atau bertahun-tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan

oleh:

a) Kelainan saluran air mata

b) Kepekaan terhadap bahan kimia

c) Pemaparan oleh iritan

d) Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

5) Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa

menyebabkan konjungtivitis

c. Patofisiologi

Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1

terhadap alergen. Alergen terikat dengan sel mast dan reaksi silang

terhadap IgE terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast dan

permulaan dari reaksi bertingkat dari peradangan. Hal ini

menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast, juga mediator lain

termasuk triptase, kimase, heparin, kondroitin sulfat, prostaglandin,

tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin dengan segera

menstimulasi nosiseptor, menyebabkan rasa gatal, peningkatan

permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi

konjungtiva.

d. Tanda dan Gejala

1) Tanda

a) Hiperemis konjungtiva bulbi (Injeksi konjungtiva).

Kemerahan paling nyata didaerah forniks dan berkurang ke

arah limbus, disebabkan dilatasi arteri konjungtiva posterior

akibat adanya peradangan. Warna merah terang mengesankan

konjungtivitis bakterial, dan warna keputihan mirip susu

mengesankan konjungtivitis alergi.

b) Mata berair (Epiphora).

Sekresi air mata diakibatkan oleh adanya sensasi benda

asing atau karena gatal.

Page 12

Page 13: Laporan Tutorial Samber Mata

c) Eksudasi (Sekret)

Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis akut.

Eksudat berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bakterial

dan dapat pula berserabut seperti pada konjungtivitis alergika,

yang biasanya menyebabkan tahi mata dan saling

melengketnya palpebra saat bangun tidur pagi hari, dan jika

eksudat berlebihan agaknya disebabkan oleh bakteri atau

klamidia.

Pada konjungtivitis sekret dapat bersifat:

Serous-mukous, kemungkinan disebabkan infeksi virus

akut

Mukous (bening, kental), kemungkinan disebabkan alergi

Purulent/ Mukopurulen, kemungkinan disebabkan infeksi

bakteri

d) Pseudoptosis

Merupakan turunnya palpebra superior akibat kelopak mata

bengkak. Terdapat pada konjungtivitis berat seperti trachoma

dan keratokonjungtivitis epidemik.

e) Khemosis (Edema Konjungtiva)

Ini terjadi akibat terkumpulnya eksudat di jaringan yang

longgar. Khemosis merupakan tanda yang khas pada hay fever

konjungtivitis, akut gonococcal atau meningococcal

konjungtivitis, serta kerato konjungtivitis.

f) Hipertrofi Papil

Hipetropi papil merupakan reaksi non spesifik, terjadi

karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di bawahnya

oleh serabut-serabut halus. Ketika berkas pembuluh yang

membentuk substansi papila sampai di membran basal epitel,

pembuluh ini bercabang-cabang di atas papila mirip jeruji

payung

g) Pembentukan Folikel

Page 13

Page 14: Laporan Tutorial Samber Mata

Folikel adalah bangunan akibat hipertrofi lomfoid lokal di

dalam lapisan adenoid konjungtiva dan biasanya mengandung

sentrum germinotivum. Kebanyakan terjadi pada viral

conjungtivitis, chlamidial conjungtivitis, serta toxic

conjungtivitis karena topical medication. Pada pemeriksaan,

vasa fecil bisa terlihat membatasi foliker dan melingkarinya

h) Pseudomembran dan Membran

Pseudomembran adalah koagulum yang melapisi

permukaan epitel konjungtiva yang bila lepas, epitelnya akan

tetap utuh, sedangkan membran adalah koagulum yang meluas

mengenai epitel sehingga kalau dilepas akan berdarah

i) Adenopati Preaurikuler

Beberapa jenis konjungtivitis akan disertai adenopoti

preaurikular. Dengan demikian setiap ada radang konjungtiva

harus diperiksa adalah pembebasan dan rasa sakit tekan

kelenjar limfe preaurikuler

2) Gejala

a) Rasa adanya benda asing

Rasa ini disertai dengan rasa pedih dan panas karena

pembengkakan dan hipertrofi papil. Jika rasa sakitnya berat,

maka harus dicurigai kemungkinan terjadinya kerusakan pada

kornea.

b) Rasa sakit yang temporer

Informasi ini dapat membentu kita menegakkan diagnosis

karena rasa sakit yang datang pada saat-saat tertentu

merupakan symptom bagi infeksi bakteri tertentu, misalnya :

Sakitnya lebih parah saat bangun pagi dan

berkurang siang hari, rasa sakitnya (tingkat

keparahan) meningkat setiap harinya, dapat

menandakan infeksi stafilokokus.

Page 14

Page 15: Laporan Tutorial Samber Mata

Sakit parah sepanjang hari, berkurang saat bangun

tidur, menandakan keratokonjungtiva sisca (mata

kering).

c) Gatal

Biasanya menunjukkan adanya konjungtivitis alergi.

d) Fotofobia

Terdapat pada konjungtivitis viral.

e. Klasifikasi

1) Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi adalah salah satu dari penyakit mata

eksternal yang paling sering terjadi. Bentuk konjungtivitis ini

mungkin musiman atau musim-musim tertentu saja dan biasanya

ada hubungannya dengan kesensitifan dengan serbuk sari, protein

hewani, bulu-bulu, debu, bahan makanan tertentu, gigitan

serangga, obat-obatan. Konjungtivitis alergi mungkin juga dapat

terjadi setelah kontak dengan bahan kimia beracun seperti hair

spray, make up, asap, atau asap rokok. Asthma, gatal-gatal karena

alergi tanaman dan eksim, juga berhubungan dengan alergi

konjungtivitis.

Manifstasi klinik

a) Edem berat sampai ringan pada konjungtivitas

b) Rasa seperti terbakar

Page 15

Page 16: Laporan Tutorial Samber Mata

c) Injekstion vaskuler pada konjungtivitas

d) Air mata sering keluar sendiri

e) Gatal-gatal adalah bentuk konjungtivitas yang paling

berat

2) Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis bakteri disebut juga “Pink Eye”. Bentuk ini

adalah konjungtivitis yang mudah ditularkan, yang biasanya

disebabkan oleh staphylococcus aureus. Mungkin juga terjadi

setelah sembuh dari haemophylus influenza atau neiseria gonorhe.

Manifestasi klinik

a) Pelebaran pembuluh darah

b) Edema konjungtiva sedang

c) Air mata keluar terus

d) Adanya secret atau kotoran pada mata

e) Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan

3) Konjungtivitis Bakteri Hiperakut

Page 16

Page 17: Laporan Tutorial Samber Mata

Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis

bakteri hiperakut yang berat dan mengancam penglihatan.

Manifestasi klinik

a) Infeksi mata menunjukkan secret purulen yang massif

b) Mata merah

c) Iritasi

d) Nyeri palpasi

e) Biasanya terdapat kemosis

f) Mata bengkak dan adenopati preaurikuler yang nyeri

4) Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human

adenovirus (yang paling sering adalah keratokonjungtivitis

epidermika) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan

mononukleus. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel

Page 17

Page 18: Laporan Tutorial Samber Mata

sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain

biasanya tertular dalam 24-48 jam.

Manifestasi klinik

a) Fotofobia

b) Rasa seperti ada benda asing didalam mata

c) Keluar air mata banyak

d) Nyeri prorbital

e) Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada

kornea

f) Kemerahan konjungtiva

g) Ditemukan sedikit eksudat

5) Konjungtivitis Blenore

Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan

konjungtivitis gonore). Blenore neonatorum merupakan

konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir.

Manifestasi klinik

a) Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO

b) Menyebabkan penyebab utama oftalmia neinatorm

c) Memberikan secret purulen padat secret yang kental

d) Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam

hingga 5 hari

e) Perdarahan subkonjungtita dan kemotik

3. Dermatitis Venenata

Etiologi

Secara sederhana gigitan serangga dibagi menjadi 2, yaitu Venomous (

beracun ) dan Non Venomous ( tidak beracun ).

Serangga yang beracun biasanya menyerang dengan cara menyengat, ini

merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yakni dengan cara menyuntikan

racun atau bisa melalui alat penyengatnya. Sedangkan serangga yang tidak

Page 18

Page 19: Laporan Tutorial Samber Mata

beracun menggigit dan menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini

biasanya yang menimbulkan rasa gatal.

Patogenesis

Ggitan serangga

Antigen masuk

Direspon sistem imun tubuh

Timbul reaksi

Reaksi Immediate Reaksi Delayed

1. Reaksi Immediate

Melibatkan IgE, sehingga timbul kerusakan jaringan ole sel mastosit dan

mediator yang diproduksi.

Di tandai reaksi antigen – antibodi keluarnya bahan vasoaktif dari sel

mast/basofil.

Mekanisme : antigen berikatan dengan IgEpada sel mast/basofil

degranulasi sel mast histamin, serotonin, leukotrien, PG timbul lesi

atau kerusakan jaringan.

2. Reaksi Delayed

1. Proses sensitisasi

Alergen masuk sel T mengenalinya dan menjadikannya sel T memori.

2. Proses eksitasi

Alergen sesama masuk merangsang sl T memori terjadi reaksi

slergi.

Page 19

Page 20: Laporan Tutorial Samber Mata

Manifestasi Klinik

Tergantung jenis serangga dan reaktivitas manusia yang terkena.

Serangga mengeluarkan racun, merangsang terjadinya reaksi alergi. Tanda dan

gejalanya :

- Rasa gatal.

- Nodul kemarahan.

- Nyeri setempat.

- Bisa timbul utrikaria.

- Sakit kepala.

- Pandangan kabur.

- Rasa cemas.

- Perdarahan ptekie pada kulit dan membran mukosa.

- Berkeringat dan mual parah.

- Di sekitar mata ditemukan jejak kaki serangga.

Bila sampai anafilaksis :

- Pembengkakan muka.

- Kesulitan bernapas.

- Muncul bercak-bercak dan terasa gatal.

- Reaksi lebih besar timbul syok dan hilang kesadaran kematian.

Page 20

Page 21: Laporan Tutorial Samber Mata

Penatalaksanaan

1. Antihistamin

Untuk mengurangi rasa gatal ( bintik merah dan bengkak )

2. Steroid toopikal

Untuk mengurangi reaksi hipersensitivitas dari gigitan serangga

3. Bila terjadi reaksi sekunder :

Antibiotik topikal/oral

Dapat juga di kompres dengan larutan kalium permanganat

4. Bila terjadi reaksi berat dan gejala sistemik :

Epineprin IV 1:10.000 untuk gatal.

Injeksi antihistamin, seperti klorfernamin10 mg atau difenhidramin 50 mg.

Trauma Kornea

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui oleh

berkas cahaya saat menuju ke retina. Sifat tembus cahaya kornea disebabkan

strukturnya yang uniform, avaskular dan deturgesens. Deturgesens atau keadaan

dehidrasi relatif jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada

endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.

Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat

transparan. Kerusakan epitel biasanya menyebabkan edema lokal sesaat pada

stroma kornea yang akan menghilang dengan regenerasi sel-sel epitel yang cepat .

Penguapan air dari tear film mata prekornea menyebabkan film air mata menjadi

hipertonik

Fisiologi Gejala

Karena kornea memiliki banyak serat nyeri, rasa nyeri ini di perberat oleh gerak

palpebra diatas kornea karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan

membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya mengaburkan penglihatan,

terutama bila lesi berada di pusat.

Page 21

Page 22: Laporan Tutorial Samber Mata

Fotofobia pada penyakit kornea merupakan akibat kontraksi iris meradang yang

nyeri. Dilatasi pembuluh darah iris adalah fenomena refleks yang timbul akibat

iritasi pada ujung saraf kornea.

Pemeriksaan

Pada anamnesis sering kali terungkap adanya riwayat trauma, benda asing dan

abrasi merupakan dua lesi kornea yang paling umum.

Adanya riwayat penyakit kornea, pemakaian obat topikal karena kortikosteroid

mungkin telah dipakai dan dapat menjadi prediposisi bagi penyakit jamur, bakteri

atau virus.

Mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit-peyakit sistemik seperti diabetes,

AIDS, dan keganasan serta akibat terapi imunospuresi khusus.

Semua obat dan bahan pengawet dapat menimbulkan dermatitis kontak atau

toksisitas kornea.

5. Zoster

Herpes Zoster Oftalmikus

Definisi

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster

yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang

terjadi setelah infeksi primer. Virus ganas varicella zoster ( VZ ) ternyata tak

hanya menyerang badan. Virus penyebab herpes zoster itu bisa juga berkelana

hingga ke area mata. Virus VZ gemar bercokol di area perbatasan antara kulit dan

mukosa. Misalnya saja di area pinggiran mulut, anus atau genital.Mata termasuk

area perbatasan tersebut. Tak heran bila mata bisa menjadi lokasi penyerangan

VZ. Kalau virus varicella zoster sudah beraksi di organ penglihatan, sebutannya

bukan lagi herpes zoster, melainkan zoster ophthalmicus ( ZO ).

Sinonim : dompo, cacar ular.

Page 22

Page 23: Laporan Tutorial Samber Mata

Epidemiologi

Umur : Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.

Jenis Kelamin : pria = wanita

Musim : Tidak tergantung musim

Patogenesis

Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis.

Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah

persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion

anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan

motorik.

Herpes zoster oftalmikus terjadi akibat infeksi pada cabang pertama nervus

trigeminus yang menimbulkan kelainan pada mata sedangkan infeksi pada cabang

kedua dan ketiga menimbulkan kelainan kulit sesuai dengan daerah yang

dipersarafi.

Gejala Klinis

Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala prodromal baik sistemik ( demam,

pusing, malaise ), maupun gejala prodromal lokal ( nyeri otot-tulang, gatal, pegal

dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema, vesikel yang berkelompok dengan

dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih,

kemudian menjadi keruh ( berwarna abu-abu ), pustul dan krusta. Kadang- kadang

vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik. Dapat

pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan

berupa sikatriks. Bila menyerang cabang oftalmikus N. V disebul herpes zoster

oftalmik.

Page 23

Page 24: Laporan Tutorial Samber Mata

Perjalanan Penyakit

Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap

timbul berlangsung kira-kira seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung

kira-kira 1-2 minggu. Ada kemungkinan, virus herpes zoster menyerang saraf

nasociliaris, yakni persarafan yang menghubungkan hidung dan mata. Mulanya,

bintil-bintil tersebut membentuk garis lurus di hidung. Setelah itu, virus merembet

ke dalam bola mata dan menjadi radang ( uveitis ) atau menyerang kornea (

keratitis ). Dalam kondisi parah, fungsi penglihatan akan menurun. Herpes yang

masuk tadi menimbulkan abses. Efeknya, mata mudah perih jika terkena cahaya (

photophobia ), mudah berair atau nrocos ( epiphora ), dan kelopak mata terus-

menerus menutup ( blepharospasme ). Kadang-kadang pandangan jadi berbayang

atau seperti ada kabut.Yang khas, ZO bersifat unilateral, maksudnya menyerang

satu sisi tubuh.

Pemeriksaan Kulit

Mata kanan merah, bengkak, perih dan gatal Efloresensi/sifat-sifatnya : Lesi

biasanya berupa kelompok- kelompok vesikel sampai bula di atas daerah yang

eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan

Ietak saraf yang terinfeksi virus. Kelopak mata seringkali terserang herpes zoster

oftalmikus dengan gejala blefaritis. Selain keluhan pada matanya, pasien juga

mengeluh timbulnya kelainan kulit di daerah wajah yaitu samping hidung kiri

sampai bawah mata kiri berupa gelembung bergerombol yang berisi cairan, terasa

gatal dan nyeri yang merupakan gejala khas pada herpes zoster yaitu adanya lesi

kulit dengan rasa nyeri yang dominan. Sekitar 3 hari sebelum timbul keluhan

tersebut, pasien merasakan demam dan tidak enak badan namun membaik dengan

istirahat. Gejala tersebut merupakan gejala prodormal yang sering terjadi pada

herpes zoster.

Page 24

Page 25: Laporan Tutorial Samber Mata

Komplikasi

Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi, di antaranya

ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis optik.

Diagnosa Banding

1. Herpes simpleks : hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes

simpleks

dalam embrio ayam, kelinci, tikus.

2. Varisela : biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.

3. Impetigo vesikobulosa: lebih sering pada anak-anak, dengan gam-baran vesikel

dan bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.

6. Penatalaksanaan

1. Konjungtivitis

Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan

penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau

bahan vasokonstkiktor dan pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical

dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak

dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi).

Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan

memberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.

2. Dermatitis Venenata

Antihistamin

Untuk mengurangi rasa gatal ( bintik merah dan bengkak )

Steroid toopikal

Untuk mengurangi reaksi hipersensitivitas dari gigitan serangga

Bila terjadi reaksi sekunder :

Antibiotik topikal/oral

Dapat juga di kompres dengan larutan kalium permanganat

Page 25

Page 26: Laporan Tutorial Samber Mata

Bila terjadi reaksi berat dan gejala sistemik :

Epineprin IV 1:10.000 untuk gatal.

Injeksi antihistamin, seperti klorfernamin10 mg atau difenhidramin 50 mg.

3. Zooster

Istirahat

Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder,

yaitu dengan bedak salisil 2%. Bila terjadi infeksi se-kunder dapat

diberikan antibiotik lokal mis. salep kloramfenikol 2%.

Obat Antiviral : Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan

pasien dengan defisiensi imunitas mengingat komplikasinya. Obat yang

biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir.

Sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.

Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya

diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena

konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih tetap timbul

obat tersebut rhasih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak

lesi baru tidak timbul lagi.

Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik

Page 26

Page 27: Laporan Tutorial Samber Mata

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas DSM, Sidarta,. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta. 1998

2. Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta.

2000

3. American Academy of Ophthalmology. Preferred practice pattern:

conjunctivitis, 2nd ed. San Francisco, CA: American Academy of

Ophthalmology; 2003

4. Buku saku dasar patologis penyakit, robbins & cotran, edisi 7, EGC:

Jakarta, 2008.

5. Sirajuddin, Junaedi. Bagian Mata FKUH. Konjungtivitis.

Page 27

Page 28: Laporan Tutorial Samber Mata

Page 28