LAPORAN VEGETASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekologi tumbuhan

Citation preview

LAPORAN praktikumEkologi tumbuhanTopic :Analisis vegetasi Tumbuhan yang Hidup di Lahan Gambut

Disusun Oleh :Nama:Achmad Faqih Shaab ACD 111 0053Febriaannisa Kuswindiarti ACD 111 0032Misnawati ACD 111 0066Muqor Rama Hasanah ACD 111 0011Yayuk Oktavia ACD 111 0122

Dosen Pengampu:Drs. Najamuddin, M.Si

Kelompok:II (Dua)

Hari / Tanggal:Senin, 10 November 2013

Program studi pendidikan biologiJurusan pendidikan mipaFakultas keguruan dan ilmu pendidikanUNIVERSITas PALANGKARAYA2013BAB IPENDAHULUAN1.2 Latar Belakang

1.2.1 Vegetasi :Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan maupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri. Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas.

1.2.2 Sistem Analisis dengan metode kuadrat:Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam praktikum ini, khusus untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet (1964). Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990)..Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).

Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relative dari sejumlah variabel yangb telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:

Nilai Penting = Kr + Dr + Fr

Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).

1.2.2Lahan gambutHutan rawa gambut merupakan suatu ekosistem yang unik dan di dalamnya terdapat keanekaragaman flora fauna yang khas. Namun demikian, hutan rawa gambut merupakan suatu ekosistem yang rentan (fragile) dalam artian bahwa hutan ini sangat mudah terganggu/ rusak dan sangat sulit untuk dapat kembali lagi seperti kondisi awalnya. Menyadari hal tersebut, maka perlu sekali diusahakan upaya-upaya pencegahan atas segala kemungkinan yang menyebabkan rusaknya hutan ini. Jenis pohon yang mendiami hutan gambut sangat khas, misalnya: Jelutung rawa Dyera lowii, Ramin Gonystylus bancanus, Kempas atau Bengeris Kompassia malaccensis, Punak Tetramerista glabra, Perepat Combretocarpus rotundatus, Pulai rawa Alstonia pneumatophora, Terentang Campnosperma spp., Bungur Lagerstroemia speciosa, Nyatoh Palaquium spp., Bintangur Semua

Callophylum spp., Belangeran Shorea balangeran, Meranti rawa Shorea pauciflora dan Rengas Melanorrhoea walichii. Semua jenis ini mempunyai sifat habitat yang khas, yaitu hanya tumbuh baik pada habitat tanah/rawa gambut. Dengan demikian, kemungkinan hidup di tempat lain (tanah mineral) sangatlah kecil.

Hutan rawa gambut juga memiliki vegetasi lainnya yang sangat indah seperti Palem merah Cyrtoctachys lakka, Ara hantu Poikilospermum suavolens, Palas Licuala paludosa, Kantong semar Nephentes mirabilis, Liran Pholidocarpus sumatranus, Flagellaria indica, Akar elang Uncaria schlerophylla, Putat Barringtonia racemosa, dan Rasau Pandanus helicopus. Sementara itu, pada tepi sungai hutan rawa gambut sering terlihat adanya dominasi tertentu, yaitu Rasau Pandanus helicopus dan Pandanus atrocarpus. Di perairan sungai itu sendiri juga dapat dijumpai jenis-jenis tumbuhan seperti Bakung Hanguana malayana dan Utricularia spp.

BAB II METODOLOGI

2.2.1 Waktu dan TempatPraktikum Metode Petak Acak dilaksanakan pada:Hari / Tanggal : Jumat, 08 November 2013Pukul: 14.00 - SelesaiTempat : Jln. Anggrek 1 (Depan Teminal)

2.2.2 Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam Metode Petak Kuadrat sebagai berikut :

NoAlat dan BahanJumlah

1.Meteran1 Buah

2.Tali rapiaSecukupnya

3.Patok40 Buah

4.Tabel Analisis1 Buah

5.ATKSecukupnya

6.Kamera 1 Buah

2.2.3 Cara Kerja

1. Mencari lahan yang akan dijadikan tepat analisis vgetasi2. Membuat petak dengan menggunakan tali rapia berukuran 1X1 meter disepuluh titik acak3. Mencatat dan menghitung jumlah spesies tumbuhan pada masing-masing petak4. Menghitung indeks nilai penting dari hasil pengamatan.

BAB IIIANALISIS DATA

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel. Hasil Pengamatan NoSpesiesindividuPlotKKR( %)FFR(%)INP(%)

1 Anggrek hutan 11 5 0.55 4.74 0.5 8.20 12.93

2 Purun 51 10 2.55 22 1 16.40 38.40

3 Kantong Semar 4 1 0.2 1.72 0.1 1.63 3.35

4 Karamunting 27 10 1.2 10.34 1 16.40 26.73

5 Pandan 18 3 0.9 7.75 0.3 4.91 12.66

6 Rumput 46 10 2.3 19.82 1 16.40 36.21

7 Beringin 3 1 0.15 1.30 0.1 1.63 2.92

8 Pakis 38 10 1.9 16.37 1 16.40 32.80

9 Galam 15 6 0.75 6.46 0.6 9.83 16.30

10 Tumbuhan Berdaun bulat 22 5 1.1 9.50 0.5 8.20 17.70

Total 11.6 100 6.1 100 200

3.2 Pembahasan

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit (Natassa, dkk, 2010)

Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode petak. Metode petak ini kami buat dengan membuat petak-petak sebagai plot sebanyak sepuluh petak dengan ukuran 2X2 meter. Kami mengmbil sample secara acak.

Didapatkan 10 spesies tumbuhan pada 10 petak contoh tersebut, diantaranya anggrek hutan, purun, kantong semar, karamunting, pandan, rumput, beringin, pakis, keladi, tumbuhan daun bulat. Berdasarkan table diatas, dapat kita lihat bahwa kerapatan relative, yang diperoleh dari kerapatan mutlak berbanding kerapatan total. Dimana kerapatan total diperoleh dari jumlah individu suatu jenis berbanding jumlah total luas area yang digunakan untuk penarikan contoh. Kerapatan relatif yang paling besar adalah pada spesies Purun, yaitu 12.75 dari keseluruhan spesies tanaman yang didapatkan. Hal ini dikarenakan jumlah spesies purun dalam individunya paling banyak jika dibandingankan dengan jumlah spesies yang lain. Sedangkan yang mempunyai kerapatan relative yang palingg kecil adalah beringin. yaitu 0.75%.

Selain mengetahui kerapatan relative suatu spesies, dalam metode kuadrat ini juga mengetahui frekuensi relative dari spesies yang didapatkan. Frekuensi relative dapat diperoleh dari frekuensi mutlak berbanding frekuensi total.dimana frekuensi mutlak diperoleh dari jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh suatu jenis berbanding dengan jumlah banyaknya petak contoh yang dibuat. Frekuensi relative ini menunjukan luasnya penyebaran suatu spesies pada area yang diambil sebagai petak contoh.

Dari kerapatan relative dan frekuensi relative dapt diperoleh nilai penting. Yang didapat dari penjumlahan dari kerapatan relative dengan frekuensi relative.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan1.Jumlah spesies yang didapat dari sepuluh petak adalah anggrek hutan, purun, kantong semar, karamunting, pandan, rumput, beringin, pakis, keladi, tumbuhan daun bulat. 2. Sedangkan yang mempunyai kerapatan relative yang palingg kecil adalah beringin. yaitu 0.75%.3. Indeks nilai penting terbesar adalah purun yaitu sebesar 44.75%

4.2 Saran 1.Dalam menghitung jumlah spesies dalam suatu petak contoh harus dengan teliti.2.Jika spesies berada kuarang dari setengah dalam petak contoh, maka jangan dihitung. Sebaliknya, jika berada klebih dari setengah dalam petak conbtoh, maka dihitung.3. Jarak antara petak contoh yang pertama tdengan petak contoh yang lainnya maksimal 50 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Andrie. 2011. Ekologi. (http://andriecaale.blogspot.com/2011/06/laporan-tetap-analisis-vegetasi-metode.html). (tanggal akses: 7 November 2013)Dalim, Yeniwarti. 1999. Fitogeografi (Geografi Tumbuh-Tumbuhan). Padang:McNaughton, S.J.1993. Ekologi Umum. Yogyakarta : UGM Press. Universitas Negeri Padang.Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI Press.Natassa, dkk. 2010. Analisa Vegetasi dengan Metode Kuadran. (http://riyantilathyris.wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/) (Tanggal akses: 9 November 2013)Odum, Eugene P.1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta : UGM Press.Suin, Nurdin Muhammad.2002. Metoda Ekologi. Padang : Universitas Andalas.

LAMPIRAN