Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    1/15

    2. Tanatologi

    a. Definisi Tanatologi

    Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian)

    dan logos (ilmu). Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik 

    yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian yaitu definisi

    atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi

    kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

    Mati menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi

    sirkulasi dan respirasi seara permanen (mati klinis). !engan adanya

     perkembangan teknologi ada alat yang bisa menggantikan fungsi sirkulasi

    dan respirasi seara buatan. "leh karena itu definisi kematian berkembang

    menjadi kematian batang otak. #rain death is death. Mati adalah kematian

     batang otak (Idries, $%%&).

    b. Manfaat

    'da tiga manfaat tanatologi ini, antara lain untuk dapat menetapkan hidup

    atau matinya korban, memperkirakan lama kematian korban, dan

    menentukan ajar atau tidak ajarnya kematian korban.

    Menetapkan apakah korban masih hidup atau telah mati dapat kita ketahui

    dari masih adanya tanda kehidupan dan tanda-tanda kematian. Tanda

    kehidupan dapat kita nilai dari masih aktifnya siklus oksigen yang

     berlangsung dalam tubuh korban. ebaliknya, tidak aktifnya siklus oksigen

    menjadi tanda kematian.

    c. Jenis Kematian

    'gar suatu kehidupan seseorang dapat berlangsung, terdapat tiga sistem

    yang mempengaruhinya. Ketiga sistem utama tersebut antara lain sistem

     persarafan, sistem kardio*askuler dan sistem pernapasan. Ketiga sistem itu

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    2/15

    sangat mempengaruhi satu sama lainnya, ketika terjadi gangguan pada satu

    sistem, maka sistem-sistem yang lainnya juga akan ikut berpengaruh.

    !alam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati somatis

    (mati klinis), mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak (mati

     batang otak).

    1) Mati somatis (mati klinis) ialah suatu keadaan dimana oleh karena

    sesuatu sebab terjadi gangguan pada ketiga sistem utama tersebut yang

     bersifat menetap. +ada kejadian mati somatis ini seara klinis tidak ditemukan adanya refleks, elektro ensefalografi () mendatar, nadi

    tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak 

     pernapasan dan suara napas tidak terdengar saat auskultasi.

    2) Mati suri (apparent death) ialah suatu keadaan yang mirip dengan

    kematian somatis, akan tetapi gangguan yang terdapat pada ketiga

    sistem bersifat sementara. Kasus seperti ini sering ditemukan pada

    kasus keraunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam.

    3) Mati seluler (mati molekuler) ialah suatu kematian organ atau jaringan

    tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. !aya tahan

    hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga

    terjadinya kematian seluler pada tiap organ tidak bersamaan.

    4) Mati serebral ialah suatu kematian akibat kerusakan kedua hemisfer 

    otak yang irre*ersible keuali batang otak dan serebelum, sedangkan

    kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardio*askuler 

    masih berfungsi dengan bantuan alat.

    5) Mati otak (mati batang otak) ialah kematian dimana bila telah terjadi

    kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irre*ersible, termasuk 

     batang otak dan serebelum. !engan diketahuinya mati otak (mati

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    3/15

     batang otak) maka dapat dikatakan seseorang seara keseluruhan tidak 

    dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.

    d. Cara Mendeteksi Kematian

    Melalui fungsi sistem saraf, kardio*askuler, dan pernapasan, kita bisa

    mendeteksi hidup matinya seseorang.

    ntuk mendeteksi tidak berfungsinya sistem saraf, ada lima hal yang harus

    kita perhatikan yaitu tanda arefle/, relaksasi, tidak ada pegerakan, tidak 

    ada tonus, dan elektro ensefalografi () mendatar0 flat.

    ntuk mendeteksi tidak berfungsinya sistem kardio*askuler ada enam hal

    yang harus kita perhatikan yaitu denyut nadi berhenti pada palpasi, denyut

     jantung berhenti selama 1-$2 menit pada auskultasi, elektro kardiografi

    (K) mendatar0 flat, tidak ada tanda sianotik pada ujung jari tangan

    setelah jari tangan korban kita ikat (tes magnus), daerah sekitar tempat

     penyuntikan iard subkutan tidak berarna kuning kehijauan (tes iard),

    dan tidak keluarnya darah dengan pulsasi pada insisi arteri radialis.

    ntuk mendeteksi tidak berfungsinya sisteim pernapasan juga ada

     beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain tidak ada gerak napas

     pada inspeksi dan palpasi, tidak ada bising napas pada auskultasi, tidak ada

    gerakan permukaan air dalam gelas yang kita taruh diatas perut korban

     pada tes, tidak ada uap air pada ermin yang kita letakkan didepan lubang

    hidung atau mulut korban, serta tidak ada gerakan bulu ayam yang kita

    letakkan didepan lubang hidung atau mulut korban.

    e. Tanda Kematian

    Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal seara klinis pada

    seseorang berupa tanda kematian yang perubahannya biasa timbul dini

     pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian. +erubahan tersebut

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    4/15

    dikenal sebagai tanda kematian yang nantinya akan dibagi lagi menjadi

    tanda kematian pasti dan tanda kematian tidak pasti.

    1) Tanda kematian tidak pasti

    a) +ernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari $2 menit.

     b) Terhentinya sirkulasi yang dinilai selama $1 menit, nadi karotis.

    ) Kulit puat.

    d) Tonus otot menghilang dan relaksasi.

    e) +embuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit

    setelah kematian.

    f) +engeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam aktu $2

    menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air mata.

    2) Tanda kematian pasti

    a) 3i*or mortis

     4ama lain li*or mortis ini antara lain lebam mayat, post mortem

    li*idity, post mortem hypostati, post mortem sugillation, dan

    *ibies.

    3i*or mortis adalah suatu berak atau noda besar merah kebiruan

    atau merah ungu (li*ide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat

     penumpukan eritrosit atau stagnasi darah karena terhentinya kerja

     pembuluh darah dan gaya gra*itasi bumi, bukan bagian tubuh

    mayat yang tertekan oleh alas keras.

    #erak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 52-62 menit pasa

    kematian klinis. Makin lama berak tersebut makin luas dan

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    5/15

    lengkap, akhirnya menetap kira-kira 7-$5 jam pasa kematian

    klinis.

    ebelum lebam mayat menetap, masih dapat hilang bila kita

    menekannya. 8al ini berlangsung kira-kira kurang dari 9-$2 jam

     pasa kematian klinis. :uga lebam masih bisa berpindah sesuai

     perubahan posisi mayat yang terakhir. 3ebam tidak bisa lagi kita

    hilangkan dengan penekanan jika lama kematian klinis sudah

    terjadi kira-kira lebih dari 9-$2 jam.

    'da ; penyebab berak makin lama semakin meluas dan menetap,

    yaitu <

     

    kstra*asasi dan hemolisis sehingga hemoglobin keluar.

    Kapiler sebagai bejana berhubungan.

    3emak tubuh mengental saat suhu tubuh menurun.

    +embuluh darah oleh otot saat rigor mortis.

    3i*or mortis dapat kita lihat pada kulit mayat. :uga dapat kita

    temukan pada organ dalam tubuh mayat. Masing-masing sesuai

    dengan posisi mayat.

    3ebam pada kulit mayat dengan posisi mayat terlentang, dapat kita

    lihat pada belakang kepala, daun telinga, ekstensor lengan, fleksor 

    tungkai, ujung jari dibaah kuku, dan kadang-kadang di samping

    leher. Tidak ada lebam yang dapat kita lihat pada daerah skapula,

    gluteus dan bekas tempat dasi.

    3ebam pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita

    lihat pada dahi, pipi, dagu, bagian *entral tubuh, dan ekstensor 

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    6/15

    tungkai. 3ebam pada kulit mayat dengan posisi tergantung, dapat

    kita lihat pada ujung ekstremitas dan genitalia eksterna.

    3ebam pada organ dalam mayat dengan posisi terlentang dapat kita

    temukan pada posterior otak besar, posterior otak keil, dorsal

     paru-paru, dorsal hepar, dorsal ginjal, posterior dinding lambung,

    dan usus yang dibaah (dalam rongga panggul).

    'da tiga faktor yang mempengaruhi li*or mortis yaitu *olume

    darah yang beredar, lamanya darah dalam keadaan epat air danarna lebam.

    =olume darah yang beredar banyak menyebabkan lebam mayat

    lebih epat dan lebih luas terjadi. ebaliknya lebih lambat dan lebih

    terbatas penyebarannya pada *olume darah yang sedikit, misalnya

     pada anemia.

    'da lima arna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk 

    memperkirakan penyebab kematian yaitu ($) arna merah kebiruan

    merupakan arna normal lebam, (5) arna merah terang

    menandakan keraunan >", keraunan >4, atau suhu dingin, (6)

    arna merah gelap menunjukkan asfiksia, (;) arna biru

    menunjukkan keraunan nitrit dan  (1) arna oklat menandakan

    keraunan aniline.

    Interpretasi li*or mortis dapat diartikan sebagai tanda

     pasti kematian, tanda memperkirakan saat dan lama

    kematian, tanda memperkirakan penyebab kematian dan posisi

    mayat setelah terjadi lebam bukan pada saat mati.

    3i*or mortis harus dapat kita bedakan dengan resapan darah akibat

    trauma (ekstra*asasi darah). ?arna merah darah akibat trauma akan

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    7/15

    menempati ruang tertentu dalam jaringan. ?arna tersebut akan

    hilang jika irisan jaringan kita siram dengan air (Mason, $%76).

     b) Kaku mayat (rigor mortis)

    Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada

    otot yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan

    serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan0 relaksasi

     primer@ hal mana disebabkan oleh karena terjadinya perubahan

    kimiai pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot.

    • >ada*eri spasme

    >ada*eri spasme atau instantaneous rigor adalah suatu

    keadaan dimana terjadi kekakuan pada sekelompok otot

    dan kadang-kadang pada seluruh otot, segera setelah terjadi

    kematian somatis dan tanpa melalui relaksasi primer.

    • 8eat tiffening

    8eat tiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat

    suhu tinggi, misalnya pada kasus kebakaran.

    • >old tiffening

    >old tiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibatsuhu rendah, dapat terjadi bila tubuh korban diletakkan

    dalam freeAer, atau bila suhu keliling sedemikian

    rendahnya, sehingga airan tubuh terutama yang terdapat

    sendi-sendi akan membeku.

    ) +enurunan suhu tubuh (algor mortis)

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    8/15

    'lgor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat

    terhentinya produksi panas dan terjadinya pengeluaran panas

    seara terus-menerus. +engeluaran panas tersebut disebabkan

     perbedaan suhu antara mayat dengan lingkungannya. 'lgor mortis

    merupakan salah satu perubahan yang dapat kita temukan pada

    mayat yang sudah berada pada fase lanjut post mortem.

    +ada beberapa jam pertama, penurunan suhu terjadi sangat lambat

    dengan bentuk sigmoid. 8al ini disebabkan ada dua faktor, yaitu

    masih adanya sisa metabolisme dalam tubuh mayat dan perbedaan

    koefisien hantar sehingga butuh aktu menapai tangga suhu.

    'da sembilan faktor yang mempengaruhi epat atau lamanya

     penurunan suhu tubuh mayat, yaitu <

    • #esarnya perbedaan suhu tubuh mayat dengan

    lingkungannya.

    • uhu tubuh mayat saat mati. Makin tinggi suhu tubuhnya,

    makin lama penurunan suhu tubuhnya.

    • 'liran udara makin memperepat penurunan suhu tubuh

    mayat.

    • Kelembaban udara makin memperepat penurunan suhu

    tubuh mayat.

    • Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin

    memperepat penurunan suhu tubuh mayat.

    • 'kti*itas sebelum meninggal.

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    9/15

    • ebab kematian, misalnya asfiksia dan septikemia, mati

    dengan suhu tubuh tinggi.

    • +akaian tipis makin memperepat penurunan suhu tubuh

    mayat.

    • +osisi tubuh dihubungkan dengan luas permukaan tubuh

    yang terpapar.

    +enilaian algor mortis dapat dilakukan dengan ara sebagai berikut,antara lain <

    • 3ingkungan sangat mempengaruhi ketidakteraturan

     penurunan suhu tubuh mayat.

    • Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting.

    •!ahi dingin setelah ; jam post mortem.

    • #adan dingin setelah $5 jam post mortem.

    • uhu organ dalam mulai berubah setelah 1 jam post

    mortem.

    • #ila korban mati dalam air, penurunan suhu tubuhnya

    tergantung dari suhu, aliran, dan keadaan airnya.

    • Bumus untuk memperkirakan berapa jam sejak mati yaitu

    (%7,;2F - suhu retal 2F) < $,12F.

    d) +embusukan

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    10/15

    +embusukan mayat nama lainnya dekomposisi dan putrefetion.

    +embusukan mayat adalah proses degradasi jaringan terutama

     protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama

    Klostridium elhii. #akteri ini menghasilkan asam lemak dan gas

     pembusukan berupa 85, 8>4, dan ''. 85 akan bereaksi

    dengan hemoglobin (8b) menghasilkan 8b yang berarna hijau

    kehitaman. yarat terjadinya degradasi jaringan yaitu adanya

    mikroorganisme dan enAim proteolitik.

    +roses pembusukan telah terjadi setelah kematian seluler dan baru

    tampak oleh kita setelah kira-kira 5; jam kematian. Kita akan

    melihatnya pertama kali berupa arna kehijauan (8b) di daerah

     perut kanan bagian baah yaitu dari sekum (aeum). 3alu

    menyebar ke seluruh perut dan dada dengan disertai bau busuk.

    'da $& tanda pembusukan, yaitu ajah dan bibir membengkak,

    mata menonjol, lidah terjulur, lubang hidung dan mulut

    mengeluarkan darah, lubang lainnya keluar isinya seperti feses

    (usus), isi lambung, dan partus (gra*id), badan gembung, bulla atau

    kulit ari terkelupas, aboresent pattern0 marbling yaitu *ena

    superfisialis kulit berarna kehijauan, pembuluh darah baah kulit

    melebar, dinding perut peah, skrotum atau *ul*a membengkak,

    kuku terlepas, rambut terlepas, organ dalam membusuk, dan

    ditemukannya lar*a lalat.

    "rgan dalam yang epat membusuk antara lain otak, lien, lambung,

    usus, uterus gra*id, uterus post partum, dan darah. "rgan yang

    lambat membusuk antara lain paru-paru, jantung, ginjal dan

    diafragma. "rgan yang paling lambat membusuk antara lain

    kelenjar prostat dan uterus non gra*id.

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    11/15

    3ar*a lalat dapat kita temukan pada mayat kira-kira 69-;7 jam

     pasa kematian. #erguna untuk memperkirakan saat kematian dan

     penyebab kematian karena keraunan. aat kematian dapat kita

     perkirakan dengan ara mengukur panjang lar*a lalat. +enyebab

    kematian karena raun dapat kita ketahui dengan ara

    mengidentifikasi raun dalam lar*a lalat.

    'da sembilan faktor yang mempengaruhi epat-lambatnya

     pembusukan mayat, yaitu <

    • Mikroorganisme. #akteri pembusuk memperepat

     pembusukan.

    • uhu optimal yaitu 5$-6&2> memperepat pembusukan.

    • Kelembaban udara yang tinggi memperepat pembusukan.

    • mur. #ayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat terjadi

     pembusukan.

    • Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih epat membusuk 

    daripada tubuh kurus.

    • ifat medium. dara < air < tanah ($

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    12/15

    • eks. ?anita baru melahirkan (uterus post partum) lebih

    epat mengalami pembusukan.

    +ada pembusukan mayat kita juga dapat menginterpretasikan

    suatu kematian sebagai tanda pasti kematian, untuk menaksir saat

    kematian, untuk menaksir lama kematian, serta dapat

    membedakannya dengan bulla intra*ital.

    e) 'dipoere (lilin mayat)

    'dipoere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami

    hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis

    ini dimungkinkan oleh karena terbentuknya lesitinase, suatu enAim

    yang dihasilkan oleh Klostridium elhii, yang berpengaruh

    terhadap jaringan lemak.

    ntuk dapat terjadi adipoere dibutuhkan aktu yang lama,

    sedikitnya beberapa minggu sampai beberapa bulan dan

    keuntungan adanya adipoere ini, tubuh korban akan mudah

    dikenali dan tetap bertahan untuk aktu yang sangat lama sekali,

    sampai ratusan tahun.

    f) Mummifikasi

    Mummifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan

     pengeringan dengan epat sehingga dapat menghentikan proses

     pembusukan. :aringan akan menjadi gelap, keras dan kering.

    +engeringan akan mengakibatkan menyusutnya alat-alat dalam

    tubuh, sehingga tubuh akan menjadi lebih keil dan ringan. ntuk 

    dapat terjadi mummifikasi dibutuhkan aktu yang ukup lama,

     beberapa minggu sampai beberapa bulan@ yang dipengaruhi oleh

    keadaan suhu lingkungan dan sifat aliran udara.

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    13/15

    . !topsi berdasarkan aspek "#K

    +endapat lama tentang "topsi

    a. +ertama, membolehkan ketiga otopsi di atasan. 'asannya, otopsi dapat

    meujudkan kemaslahatan di bidang keamanan, keadilan, dan kesehatan.

    Ini adalah pendapat sebagian ulama, seperti yeikh 8asanain Makhluf 

    (ulama Mesir), yeikh aCid Bamadhan 'l-#uthi (ulama uriah), dan

     beberapa lembaga fata seperti MajmaC FiDih Islami "KI, 8aiEah Kibar 

    lama ('rab audi), dan Fata 3ajnah !aEimah ('rab audi). (3ihat <'s-aCidani, 'l-Ifadah 'l-yarCiyah fi #aCdh 'l-MasaEil 'l-Thibiyah,

    hlm. $&5@ M. 'li 's-alus, MausuEah 'l-adhaya 'l-FiDhiyah 'l-

    MuCashirah, hlm. 17&@ 'l-yinDithi, 'hkam 'l-:irahah 'l-Thibiyah, hlm.

    $&2@ 'l-8aAmi, TaDrib FiDh 'l-Thabib, hlm. %2).

     b. Kedua, mengharamkan ketiga otopsi tersebut. 'lasannya, otopsi telah

    melanggar kehormatan mayat. +adahal Islam melarang melanggar 

    kehormatan mayat yang sepatutnya dijaga, berdasarkan sabda 4abi '? <

    G HJ LNO PQRS UV LO 

    WMemeahkan tulang mayat sama dengan memeahkan tulangnya saat dia

    hidup.X (kasru YaAhmi al-mayyit ka-kasrihi hayyan). (8B 'bu !aud, no

    652&, hadits shahih@ 8B 'hmad, 'l Musnad, no 5;.&76).8adits Basulullah

    hallallahu Yalaihi a sallam <

    8ukum #edah Mayat

    !alam permasalahan ini, Majelis lama #esar di audi 'rabia telah melakukan

     pembahasan mengenai hal ini dalam muktamar mereka ke sembilan tahun $6%9

    8 0 $%&9 M. +ertemuan itu melahirkan keputusan sebagai berikut.

    ntuk keperluan otopsi, baik otopsi forensik maupun otopsi medis, maka Majelis

    lama #esar memutuskan, boleh membedah mayat untuk keperluan tersebut.

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    14/15

    !engan pertimbangan, adanya maslahat yang besar dibalik otopsi ini. Karena,

    otopsi forensik bertujuan untuk menegakkan hukum pidana sehingga teriptanya

    keamanan dalam masyarakat. edangkan otopsi medis, bertujuan terjaganya

    masyarat dari penyakit meabah.

    Menurut pertimbangan majelis, kedua maslahat ini lebih besar dibandingkan

    dengan mafsadat membedah mayat. :adi, bedah mayat untuk tujuan ini dibolehkan

    alaupun mayat tersebut adalah mayat orang muslim ataupun mayat orang kafir 

    maCshZm (yang dilindungi oleh hukum Islam, seperti kafir dAimmi).

    'dapun jenis bedah mayat yang kedua, yaitu untuk belajar. !alam hal ini majelis

    mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya@

    a. #aha syariat Islam datang dengan tujuan membaa maslahat serta

    memaksimalkannya@ dan menolak mafsadat serta meminimalkannya.

     b. #edah mayat untuk belajar medis ini ada maslahat yang besar, seperti yang

    sudah diketahui terkait dengan kemajuan dalam ilmu medis.

    . #elum adanya hean yang bisa menggantikan jasad manusia guna

    memenuhi kebutuhan pembelajaran ini.

    d. yariat Islam menghormati kemuliaan jasad muslim, baik ketika masih

    hidup maupun ketika sudah mati. edangkan proses bedah mayat pasti

    memperlakukan jasad tidak sesuai dengan kehormatannya.

    e. Tidak adanya keperluan yang mendesak untuk membedah mayat orang

    muslim karena memungkinkan untuk memperoleh mayat orang kafir yang

    tidak maCshum.

    !engan pertimbangan di atas, maka majelis memutuskan tidak boleh membedah

    mayat orang Muslim ataupun orang kafir yang maCshum untuk pembelajaran ilmu

    kedokteran. [ang digunakan ukuplah mayat orang kafir tidak maCshZm, seperti

    kafir harbi atau orang yang murtad.

  • 8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17

    15/15

    !'FT'B +T'K'

    $. 'bdul MunCim Idries. +edoman Ilmu Kedokteran Forensik. :akarta<

    #inarupa 'ksara, $%%&.

    5. ofan !ahlan. Ilmu Kedokteran Forensik ( +edoman #agi !okter dan

    +enegak 8ukum ). emarang< #adan +enerbit ni*ersitas !iponegoro,

    522;.

    6. 'hkam :irahah Thibbiyyah al-'tsar Mutarattibah Y'laiha, hlm. 5$9.

    ;. 'hkam :irahah Thibbiyyah al-'tsar Mutarattibah Y'laiha, hlm. $$7-$$%.