Upload
nur-dian-afidah
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
1/15
2. Tanatologi
a. Definisi Tanatologi
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian)
dan logos (ilmu). Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik
yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian yaitu definisi
atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi
kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Mati menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi
sirkulasi dan respirasi seara permanen (mati klinis). !engan adanya
perkembangan teknologi ada alat yang bisa menggantikan fungsi sirkulasi
dan respirasi seara buatan. "leh karena itu definisi kematian berkembang
menjadi kematian batang otak. #rain death is death. Mati adalah kematian
batang otak (Idries, $%%&).
b. Manfaat
'da tiga manfaat tanatologi ini, antara lain untuk dapat menetapkan hidup
atau matinya korban, memperkirakan lama kematian korban, dan
menentukan ajar atau tidak ajarnya kematian korban.
Menetapkan apakah korban masih hidup atau telah mati dapat kita ketahui
dari masih adanya tanda kehidupan dan tanda-tanda kematian. Tanda
kehidupan dapat kita nilai dari masih aktifnya siklus oksigen yang
berlangsung dalam tubuh korban. ebaliknya, tidak aktifnya siklus oksigen
menjadi tanda kematian.
c. Jenis Kematian
'gar suatu kehidupan seseorang dapat berlangsung, terdapat tiga sistem
yang mempengaruhinya. Ketiga sistem utama tersebut antara lain sistem
persarafan, sistem kardio*askuler dan sistem pernapasan. Ketiga sistem itu
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
2/15
sangat mempengaruhi satu sama lainnya, ketika terjadi gangguan pada satu
sistem, maka sistem-sistem yang lainnya juga akan ikut berpengaruh.
!alam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati somatis
(mati klinis), mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak (mati
batang otak).
1) Mati somatis (mati klinis) ialah suatu keadaan dimana oleh karena
sesuatu sebab terjadi gangguan pada ketiga sistem utama tersebut yang
bersifat menetap. +ada kejadian mati somatis ini seara klinis tidak ditemukan adanya refleks, elektro ensefalografi () mendatar, nadi
tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak
pernapasan dan suara napas tidak terdengar saat auskultasi.
2) Mati suri (apparent death) ialah suatu keadaan yang mirip dengan
kematian somatis, akan tetapi gangguan yang terdapat pada ketiga
sistem bersifat sementara. Kasus seperti ini sering ditemukan pada
kasus keraunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam.
3) Mati seluler (mati molekuler) ialah suatu kematian organ atau jaringan
tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. !aya tahan
hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga
terjadinya kematian seluler pada tiap organ tidak bersamaan.
4) Mati serebral ialah suatu kematian akibat kerusakan kedua hemisfer
otak yang irre*ersible keuali batang otak dan serebelum, sedangkan
kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardio*askuler
masih berfungsi dengan bantuan alat.
5) Mati otak (mati batang otak) ialah kematian dimana bila telah terjadi
kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irre*ersible, termasuk
batang otak dan serebelum. !engan diketahuinya mati otak (mati
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
3/15
batang otak) maka dapat dikatakan seseorang seara keseluruhan tidak
dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.
d. Cara Mendeteksi Kematian
Melalui fungsi sistem saraf, kardio*askuler, dan pernapasan, kita bisa
mendeteksi hidup matinya seseorang.
ntuk mendeteksi tidak berfungsinya sistem saraf, ada lima hal yang harus
kita perhatikan yaitu tanda arefle/, relaksasi, tidak ada pegerakan, tidak
ada tonus, dan elektro ensefalografi () mendatar0 flat.
ntuk mendeteksi tidak berfungsinya sistem kardio*askuler ada enam hal
yang harus kita perhatikan yaitu denyut nadi berhenti pada palpasi, denyut
jantung berhenti selama 1-$2 menit pada auskultasi, elektro kardiografi
(K) mendatar0 flat, tidak ada tanda sianotik pada ujung jari tangan
setelah jari tangan korban kita ikat (tes magnus), daerah sekitar tempat
penyuntikan iard subkutan tidak berarna kuning kehijauan (tes iard),
dan tidak keluarnya darah dengan pulsasi pada insisi arteri radialis.
ntuk mendeteksi tidak berfungsinya sisteim pernapasan juga ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain tidak ada gerak napas
pada inspeksi dan palpasi, tidak ada bising napas pada auskultasi, tidak ada
gerakan permukaan air dalam gelas yang kita taruh diatas perut korban
pada tes, tidak ada uap air pada ermin yang kita letakkan didepan lubang
hidung atau mulut korban, serta tidak ada gerakan bulu ayam yang kita
letakkan didepan lubang hidung atau mulut korban.
e. Tanda Kematian
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal seara klinis pada
seseorang berupa tanda kematian yang perubahannya biasa timbul dini
pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian. +erubahan tersebut
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
4/15
dikenal sebagai tanda kematian yang nantinya akan dibagi lagi menjadi
tanda kematian pasti dan tanda kematian tidak pasti.
1) Tanda kematian tidak pasti
a) +ernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari $2 menit.
b) Terhentinya sirkulasi yang dinilai selama $1 menit, nadi karotis.
) Kulit puat.
d) Tonus otot menghilang dan relaksasi.
e) +embuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit
setelah kematian.
f) +engeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam aktu $2
menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air mata.
2) Tanda kematian pasti
a) 3i*or mortis
4ama lain li*or mortis ini antara lain lebam mayat, post mortem
li*idity, post mortem hypostati, post mortem sugillation, dan
*ibies.
3i*or mortis adalah suatu berak atau noda besar merah kebiruan
atau merah ungu (li*ide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat
penumpukan eritrosit atau stagnasi darah karena terhentinya kerja
pembuluh darah dan gaya gra*itasi bumi, bukan bagian tubuh
mayat yang tertekan oleh alas keras.
#erak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 52-62 menit pasa
kematian klinis. Makin lama berak tersebut makin luas dan
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
5/15
lengkap, akhirnya menetap kira-kira 7-$5 jam pasa kematian
klinis.
ebelum lebam mayat menetap, masih dapat hilang bila kita
menekannya. 8al ini berlangsung kira-kira kurang dari 9-$2 jam
pasa kematian klinis. :uga lebam masih bisa berpindah sesuai
perubahan posisi mayat yang terakhir. 3ebam tidak bisa lagi kita
hilangkan dengan penekanan jika lama kematian klinis sudah
terjadi kira-kira lebih dari 9-$2 jam.
'da ; penyebab berak makin lama semakin meluas dan menetap,
yaitu <
kstra*asasi dan hemolisis sehingga hemoglobin keluar.
Kapiler sebagai bejana berhubungan.
3emak tubuh mengental saat suhu tubuh menurun.
+embuluh darah oleh otot saat rigor mortis.
3i*or mortis dapat kita lihat pada kulit mayat. :uga dapat kita
temukan pada organ dalam tubuh mayat. Masing-masing sesuai
dengan posisi mayat.
3ebam pada kulit mayat dengan posisi mayat terlentang, dapat kita
lihat pada belakang kepala, daun telinga, ekstensor lengan, fleksor
tungkai, ujung jari dibaah kuku, dan kadang-kadang di samping
leher. Tidak ada lebam yang dapat kita lihat pada daerah skapula,
gluteus dan bekas tempat dasi.
3ebam pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita
lihat pada dahi, pipi, dagu, bagian *entral tubuh, dan ekstensor
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
6/15
tungkai. 3ebam pada kulit mayat dengan posisi tergantung, dapat
kita lihat pada ujung ekstremitas dan genitalia eksterna.
3ebam pada organ dalam mayat dengan posisi terlentang dapat kita
temukan pada posterior otak besar, posterior otak keil, dorsal
paru-paru, dorsal hepar, dorsal ginjal, posterior dinding lambung,
dan usus yang dibaah (dalam rongga panggul).
'da tiga faktor yang mempengaruhi li*or mortis yaitu *olume
darah yang beredar, lamanya darah dalam keadaan epat air danarna lebam.
=olume darah yang beredar banyak menyebabkan lebam mayat
lebih epat dan lebih luas terjadi. ebaliknya lebih lambat dan lebih
terbatas penyebarannya pada *olume darah yang sedikit, misalnya
pada anemia.
'da lima arna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk
memperkirakan penyebab kematian yaitu ($) arna merah kebiruan
merupakan arna normal lebam, (5) arna merah terang
menandakan keraunan >", keraunan >4, atau suhu dingin, (6)
arna merah gelap menunjukkan asfiksia, (;) arna biru
menunjukkan keraunan nitrit dan (1) arna oklat menandakan
keraunan aniline.
Interpretasi li*or mortis dapat diartikan sebagai tanda
pasti kematian, tanda memperkirakan saat dan lama
kematian, tanda memperkirakan penyebab kematian dan posisi
mayat setelah terjadi lebam bukan pada saat mati.
3i*or mortis harus dapat kita bedakan dengan resapan darah akibat
trauma (ekstra*asasi darah). ?arna merah darah akibat trauma akan
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
7/15
menempati ruang tertentu dalam jaringan. ?arna tersebut akan
hilang jika irisan jaringan kita siram dengan air (Mason, $%76).
b) Kaku mayat (rigor mortis)
Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada
otot yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan
serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan0 relaksasi
primer@ hal mana disebabkan oleh karena terjadinya perubahan
kimiai pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot.
• >ada*eri spasme
>ada*eri spasme atau instantaneous rigor adalah suatu
keadaan dimana terjadi kekakuan pada sekelompok otot
dan kadang-kadang pada seluruh otot, segera setelah terjadi
kematian somatis dan tanpa melalui relaksasi primer.
• 8eat tiffening
8eat tiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat
suhu tinggi, misalnya pada kasus kebakaran.
• >old tiffening
>old tiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibatsuhu rendah, dapat terjadi bila tubuh korban diletakkan
dalam freeAer, atau bila suhu keliling sedemikian
rendahnya, sehingga airan tubuh terutama yang terdapat
sendi-sendi akan membeku.
) +enurunan suhu tubuh (algor mortis)
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
8/15
'lgor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat
terhentinya produksi panas dan terjadinya pengeluaran panas
seara terus-menerus. +engeluaran panas tersebut disebabkan
perbedaan suhu antara mayat dengan lingkungannya. 'lgor mortis
merupakan salah satu perubahan yang dapat kita temukan pada
mayat yang sudah berada pada fase lanjut post mortem.
+ada beberapa jam pertama, penurunan suhu terjadi sangat lambat
dengan bentuk sigmoid. 8al ini disebabkan ada dua faktor, yaitu
masih adanya sisa metabolisme dalam tubuh mayat dan perbedaan
koefisien hantar sehingga butuh aktu menapai tangga suhu.
'da sembilan faktor yang mempengaruhi epat atau lamanya
penurunan suhu tubuh mayat, yaitu <
• #esarnya perbedaan suhu tubuh mayat dengan
lingkungannya.
• uhu tubuh mayat saat mati. Makin tinggi suhu tubuhnya,
makin lama penurunan suhu tubuhnya.
• 'liran udara makin memperepat penurunan suhu tubuh
mayat.
• Kelembaban udara makin memperepat penurunan suhu
tubuh mayat.
• Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin
memperepat penurunan suhu tubuh mayat.
• 'kti*itas sebelum meninggal.
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
9/15
• ebab kematian, misalnya asfiksia dan septikemia, mati
dengan suhu tubuh tinggi.
• +akaian tipis makin memperepat penurunan suhu tubuh
mayat.
• +osisi tubuh dihubungkan dengan luas permukaan tubuh
yang terpapar.
+enilaian algor mortis dapat dilakukan dengan ara sebagai berikut,antara lain <
• 3ingkungan sangat mempengaruhi ketidakteraturan
penurunan suhu tubuh mayat.
• Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting.
•!ahi dingin setelah ; jam post mortem.
• #adan dingin setelah $5 jam post mortem.
• uhu organ dalam mulai berubah setelah 1 jam post
mortem.
• #ila korban mati dalam air, penurunan suhu tubuhnya
tergantung dari suhu, aliran, dan keadaan airnya.
• Bumus untuk memperkirakan berapa jam sejak mati yaitu
(%7,;2F - suhu retal 2F) < $,12F.
d) +embusukan
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
10/15
+embusukan mayat nama lainnya dekomposisi dan putrefetion.
+embusukan mayat adalah proses degradasi jaringan terutama
protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama
Klostridium elhii. #akteri ini menghasilkan asam lemak dan gas
pembusukan berupa 85, 8>4, dan ''. 85 akan bereaksi
dengan hemoglobin (8b) menghasilkan 8b yang berarna hijau
kehitaman. yarat terjadinya degradasi jaringan yaitu adanya
mikroorganisme dan enAim proteolitik.
+roses pembusukan telah terjadi setelah kematian seluler dan baru
tampak oleh kita setelah kira-kira 5; jam kematian. Kita akan
melihatnya pertama kali berupa arna kehijauan (8b) di daerah
perut kanan bagian baah yaitu dari sekum (aeum). 3alu
menyebar ke seluruh perut dan dada dengan disertai bau busuk.
'da $& tanda pembusukan, yaitu ajah dan bibir membengkak,
mata menonjol, lidah terjulur, lubang hidung dan mulut
mengeluarkan darah, lubang lainnya keluar isinya seperti feses
(usus), isi lambung, dan partus (gra*id), badan gembung, bulla atau
kulit ari terkelupas, aboresent pattern0 marbling yaitu *ena
superfisialis kulit berarna kehijauan, pembuluh darah baah kulit
melebar, dinding perut peah, skrotum atau *ul*a membengkak,
kuku terlepas, rambut terlepas, organ dalam membusuk, dan
ditemukannya lar*a lalat.
"rgan dalam yang epat membusuk antara lain otak, lien, lambung,
usus, uterus gra*id, uterus post partum, dan darah. "rgan yang
lambat membusuk antara lain paru-paru, jantung, ginjal dan
diafragma. "rgan yang paling lambat membusuk antara lain
kelenjar prostat dan uterus non gra*id.
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
11/15
3ar*a lalat dapat kita temukan pada mayat kira-kira 69-;7 jam
pasa kematian. #erguna untuk memperkirakan saat kematian dan
penyebab kematian karena keraunan. aat kematian dapat kita
perkirakan dengan ara mengukur panjang lar*a lalat. +enyebab
kematian karena raun dapat kita ketahui dengan ara
mengidentifikasi raun dalam lar*a lalat.
'da sembilan faktor yang mempengaruhi epat-lambatnya
pembusukan mayat, yaitu <
• Mikroorganisme. #akteri pembusuk memperepat
pembusukan.
• uhu optimal yaitu 5$-6&2> memperepat pembusukan.
• Kelembaban udara yang tinggi memperepat pembusukan.
• mur. #ayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat terjadi
pembusukan.
• Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih epat membusuk
daripada tubuh kurus.
• ifat medium. dara < air < tanah ($
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
12/15
• eks. ?anita baru melahirkan (uterus post partum) lebih
epat mengalami pembusukan.
+ada pembusukan mayat kita juga dapat menginterpretasikan
suatu kematian sebagai tanda pasti kematian, untuk menaksir saat
kematian, untuk menaksir lama kematian, serta dapat
membedakannya dengan bulla intra*ital.
e) 'dipoere (lilin mayat)
'dipoere adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami
hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis
ini dimungkinkan oleh karena terbentuknya lesitinase, suatu enAim
yang dihasilkan oleh Klostridium elhii, yang berpengaruh
terhadap jaringan lemak.
ntuk dapat terjadi adipoere dibutuhkan aktu yang lama,
sedikitnya beberapa minggu sampai beberapa bulan dan
keuntungan adanya adipoere ini, tubuh korban akan mudah
dikenali dan tetap bertahan untuk aktu yang sangat lama sekali,
sampai ratusan tahun.
f) Mummifikasi
Mummifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan
pengeringan dengan epat sehingga dapat menghentikan proses
pembusukan. :aringan akan menjadi gelap, keras dan kering.
+engeringan akan mengakibatkan menyusutnya alat-alat dalam
tubuh, sehingga tubuh akan menjadi lebih keil dan ringan. ntuk
dapat terjadi mummifikasi dibutuhkan aktu yang ukup lama,
beberapa minggu sampai beberapa bulan@ yang dipengaruhi oleh
keadaan suhu lingkungan dan sifat aliran udara.
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
13/15
. !topsi berdasarkan aspek "#K
+endapat lama tentang "topsi
a. +ertama, membolehkan ketiga otopsi di atasan. 'asannya, otopsi dapat
meujudkan kemaslahatan di bidang keamanan, keadilan, dan kesehatan.
Ini adalah pendapat sebagian ulama, seperti yeikh 8asanain Makhluf
(ulama Mesir), yeikh aCid Bamadhan 'l-#uthi (ulama uriah), dan
beberapa lembaga fata seperti MajmaC FiDih Islami "KI, 8aiEah Kibar
lama ('rab audi), dan Fata 3ajnah !aEimah ('rab audi). (3ihat <'s-aCidani, 'l-Ifadah 'l-yarCiyah fi #aCdh 'l-MasaEil 'l-Thibiyah,
hlm. $&5@ M. 'li 's-alus, MausuEah 'l-adhaya 'l-FiDhiyah 'l-
MuCashirah, hlm. 17&@ 'l-yinDithi, 'hkam 'l-:irahah 'l-Thibiyah, hlm.
$&2@ 'l-8aAmi, TaDrib FiDh 'l-Thabib, hlm. %2).
b. Kedua, mengharamkan ketiga otopsi tersebut. 'lasannya, otopsi telah
melanggar kehormatan mayat. +adahal Islam melarang melanggar
kehormatan mayat yang sepatutnya dijaga, berdasarkan sabda 4abi '? <
G HJ LNO PQRS UV LO
WMemeahkan tulang mayat sama dengan memeahkan tulangnya saat dia
hidup.X (kasru YaAhmi al-mayyit ka-kasrihi hayyan). (8B 'bu !aud, no
652&, hadits shahih@ 8B 'hmad, 'l Musnad, no 5;.&76).8adits Basulullah
hallallahu Yalaihi a sallam <
8ukum #edah Mayat
!alam permasalahan ini, Majelis lama #esar di audi 'rabia telah melakukan
pembahasan mengenai hal ini dalam muktamar mereka ke sembilan tahun $6%9
8 0 $%&9 M. +ertemuan itu melahirkan keputusan sebagai berikut.
ntuk keperluan otopsi, baik otopsi forensik maupun otopsi medis, maka Majelis
lama #esar memutuskan, boleh membedah mayat untuk keperluan tersebut.
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
14/15
!engan pertimbangan, adanya maslahat yang besar dibalik otopsi ini. Karena,
otopsi forensik bertujuan untuk menegakkan hukum pidana sehingga teriptanya
keamanan dalam masyarakat. edangkan otopsi medis, bertujuan terjaganya
masyarat dari penyakit meabah.
Menurut pertimbangan majelis, kedua maslahat ini lebih besar dibandingkan
dengan mafsadat membedah mayat. :adi, bedah mayat untuk tujuan ini dibolehkan
alaupun mayat tersebut adalah mayat orang muslim ataupun mayat orang kafir
maCshZm (yang dilindungi oleh hukum Islam, seperti kafir dAimmi).
'dapun jenis bedah mayat yang kedua, yaitu untuk belajar. !alam hal ini majelis
mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya@
a. #aha syariat Islam datang dengan tujuan membaa maslahat serta
memaksimalkannya@ dan menolak mafsadat serta meminimalkannya.
b. #edah mayat untuk belajar medis ini ada maslahat yang besar, seperti yang
sudah diketahui terkait dengan kemajuan dalam ilmu medis.
. #elum adanya hean yang bisa menggantikan jasad manusia guna
memenuhi kebutuhan pembelajaran ini.
d. yariat Islam menghormati kemuliaan jasad muslim, baik ketika masih
hidup maupun ketika sudah mati. edangkan proses bedah mayat pasti
memperlakukan jasad tidak sesuai dengan kehormatannya.
e. Tidak adanya keperluan yang mendesak untuk membedah mayat orang
muslim karena memungkinkan untuk memperoleh mayat orang kafir yang
tidak maCshum.
!engan pertimbangan di atas, maka majelis memutuskan tidak boleh membedah
mayat orang Muslim ataupun orang kafir yang maCshum untuk pembelajaran ilmu
kedokteran. [ang digunakan ukuplah mayat orang kafir tidak maCshZm, seperti
kafir harbi atau orang yang murtad.
8/16/2019 Laptut Step 7. No 2,6 Blok 17
15/15
!'FT'B +T'K'
$. 'bdul MunCim Idries. +edoman Ilmu Kedokteran Forensik. :akarta<
#inarupa 'ksara, $%%&.
5. ofan !ahlan. Ilmu Kedokteran Forensik ( +edoman #agi !okter dan
+enegak 8ukum ). emarang< #adan +enerbit ni*ersitas !iponegoro,
522;.
6. 'hkam :irahah Thibbiyyah al-'tsar Mutarattibah Y'laiha, hlm. 5$9.
;. 'hkam :irahah Thibbiyyah al-'tsar Mutarattibah Y'laiha, hlm. $$7-$$%.