Upload
endrico-pratama
View
271
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengaruh dan dampak logam berat zn pada lingkungan dan manusia. limbah logam berat bersifat toksik pada manusia sehingga bila logam berat masuk kedalam tubuh manusia akan beradampak bagi kesehatan manuasia
Citation preview
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN DAN BERACUN JENIS LOGAM BERAT
ZN
Disusun :
ENDRICO PRATAMA H1E111018
M. MEDIKA ALFAJRY H1E111027
M.RIZKI NOOR PRATAMA H1E111029
ANDRI SETIAWAN WIJAYA H1E111202
SAIPUL AZHAR H1E111063
NIDYA NORHAFIZAH H1E115018
MAEMUNAH H1E115205
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2015
DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................6
2.1 Definisi Limbah B3....................................................................................................6
2.2 Sumber Pencemaran Limbah B3..............................................................................6
2.3 Limbah B3 Jenis Logam Berat..................................................................................7
2.4 Pengertian dan sumber polutan Limbah Logam Berat Seng (Zn).............................8
2.5 Dampak Logam Berat Zn Pada Lingkungan dan Organisme Air..............................12
2.6 Efek Toksik Pada Manusia......................................................................................15
2.7 Upaya Penanggulangan Pemcemaran Logam Berat...............................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTKA...............................................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain. Contoh limbah B3 adalah logam berat.
Logam berat yang mencemari lingkungan, sebagian besar disebarkan
melalui jalur air.Proses ini akan lebih cepat bila memasuki tubuh manusia melalui
rantai makanan. Apabila suatu logam terakumulasi pada jaringan hewan dan
tumbuhan yang kemudian dikonsumsi manusia tentunya manusia sebagai rantai
makanan tertinggi pada piramida makanan, maka dalam tubuhnya akan
terakumulasi logam berat tersebut. Peristiwa ini biasanya dinamakan
pembesaran biologi (biology magnification). Sangatlah sukar untuk
membersihkan lingkungan yang tercemar oleh logam berat tersebut. Oleh karena
itu untuk mengontrol pencemaran lingkungan akibat logam berat, perlu dibatasi
kandungan maksimum logam berat dalam suatu limbah yang diperbolehkan
dibuang di badan air (Anonim,2010).
Pencemaran logam pada dasarnya tidak berdiri sendiri, namun dapat
terbawa oleh air, tanah dan udara. Apabila semua komponen tersebut telah
tercemar oleh senyawa anorganik, maka di dalamnya kemungkinan dapat
mengandung berbagai logam berat seperti Cr, Zn, Pb, Cd, Fe dan sebagainya.
Seng (Zn) mempunyai dampak negatif bagi kesehatan terutama jika kadarnya
3
sudah melebihi ambang batas. Walaupun pada konsentrasi rendah, efek ion
logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai
makanan. Seperti halnya sumber-sumber polusi lingkungan lainnya, logam berat
tersebut dapat ditransfer dalam jangkuan yang sangat jauh di
lingkungan(Anonim, 2010).
Hampir 70% keberadaan Zn di dunia dihasilkan dari penambangan dan
30% dari daur ulang Zn. Kebutuhan Zn 9,6 metrikton akan menghasilkan produk
8,1 metrikton Zn dan limbah sisa proses sebesar 1,5 metrik ton yang siap untuk
didaur ulang. Pemanfaatan produk zn 8,1 metrik ton akan menghasilkan limbah
bekas sebesar 1,4 metrik ton Zn sehingga total Zn daur ulang sebesar 3,3 metrik
ton dan kekurangan 6,6 metrik ton Zn dipenuhi dari penambangan. Deposit bijih
Zn tersebar secara luas di permukaan bumi. Bijih Zn di tambang lebih oleh 50
negara, antara lain Cina, Australia, Eropa, dan Kanada yang merupakan negara
terbesar penambang bijih Zn. Dalam bijih Zn biasanya terkandung unsur lain,
yaitu kuprum (Cu), emas (Au), dan perak (Ag) (Widowati et al, 2008).
Melihat hasil tersebut penggunaan Zn harus dibatasi karena dapat menimbulkan
efek toksisitas bagi lingkungan dan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu limbah beracun dan berbahaya?
2. Apa Itu limbah logam berat Zn (seng)?
3. Bagaimana dampak limbah logam berat Zn terhadap lingkungan dan
manusia?
4. Bagaimana upaya penaggulangan limbah logam berat Zn?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini bertujuan untuk
4
1. Mengetahui limbah beracun dan berbahaya
2. Mengetahui limbah logam berat Zn (seng)
3. Mengetahui dampak limbah logam berat Zn terhadap lingkungan dan
manusia
4. mengetahui upaya penaggulangan limbah logam berat Zn
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Limbah B3
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity)
serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan
kesehatan manusia.Jadi limbah B3 dapat di artikan sebagai adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun
yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Contoh limbah B3 adalah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn,
Hg, dan Zn serta zat kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan fenol. Cd
dihasilkan dari lumpur dan limbah industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari
industry klor-alkali, industry cat, kegiatan pertambangan, industry kertas, dan
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan
accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam
konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji
karakteristik, dan uji toksikologi.
2.2 Sumber Pencemaran Limbah B3
Limbah b3 dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dari rumah
tangga, pasar, apotik, pabrik, rumah sakit, dan laboratorium. Menurut PP
6
85/1999, jenis limbah b3 dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Dalam
lampiran PP 85/1999, dijelakan jenis limbah b3 menurut sumbernya sebagai
berikut:
a. Limbah b3 dari sumber tidak spesifik
Limbah b3 ini pada umumnya bukan berasal dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi
(inhibitor korosi), pelarutan kerak, atau pengemasan. Contohnya adalah
asap kendaraan bermotor dan asap dari cerobong pabrik.
b. Limbah b3 dari sumber spesifik
Limbah ini berasal dari sisa proses suatau industry atau kegiatan yang
secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Contohnya
mercuri, arsen, dan deterjen.Limbah b3 dari bahan kimia kedaluwarsa,
tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan
kembali. Limbah ini memerlukan pengolahan, hal yang sama juga berlaku.
2.3 Limbah B3 Jenis Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari
5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas
yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari
perioda 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd),
dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya.
Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis
penguraiannya . Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya
racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah)
7
sebagai berikut merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom
(Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co) (Sutamihardja dkk, 1982).
Menurut Darmono (1995) daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke
paling rendah terhadap manusia yang mengkomsumsi ikan adalah sebagai
berikut Hg2+ >Cd2+ >Ag2+ >Ni2+>Pb2+>As2+ >Cr2+> Sn2+ >Zn2+.Sedangkan menurut
Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas
logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksik
tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn. Bersifat toksik
sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co, sedangkan bersifat tosik rendah
terdiri atas unsur Mn dan Fe. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat
( PPLH-IPB, 1997; Sutamihardja dkk, 1982) yaitu :
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan
perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan)
2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan
akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi
organisme tersebut
3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih
tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Disamping itu sedimen mudah
tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali
logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi
sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu
2.4 Pengertian dan sumber polutan Limbah Logam Berat Seng (Zn)
Salah satu kasus pencemaran air oleh limbah logam berat adalah
pencemaran seng (Zn). Logam seng dan berbagai macam bentuk
persenyawaannya dapat masuk dan mencemari lingkungan. Pencemaran seng
8
terutama merupakan efek samping dari aktivitas manusia. Faktanya, semua
bidang industri yang melibatkan penggunaan seng dalam proses operasional
produksi menjadi sumber paparan seng
Seng dengan nama kimia Zink dilambangkan dengan Zn. Sebagai salah
satu unsur logam berat Zn mempunyai nomor atom 30 dan memiliki beratatom
65,39. logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110-150oC. Zn melebur
pada 410oC dan mendidih pada 906oC (Palar, 1994 dalam Al-Harisi, 2008). Zn
dalam pemanasan tinggiakan menimbulkan endapan seperti pasir. Zn diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadartinggi dapat bersifat menjadi
racun(Slamet,1994 dalam Al-Harisi, 2008).
Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah
logam yang memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar
bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang.
Zn dapat bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam.Seng (Zn)
dialam tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk terikat dengan
unsur lain berupa mineral.Mineral yang mengandung Zn di alam bebas antara
lain kalamin, franklinite, smitkosonit, willenit, dan zinkit(Widowati et al, 2008).
1. Seng banyak digunakan dalam berbagai bidang, antara lain:
2. Lapisan anti-karat untuk produk besi dan baja;
3. Bahan baku produksi kuningan dan perunggu;
4. Sebagai bahan peralatan rumah tangga, termasuk alat memasak,
kosmetik, bedak, antiseptik, cat, karet, dan lain-lain;
5. Dalam industri kertas, gelas, ban mobil, layar televisi, baterai, peralatan
elektronik, pupuk, insektisida, pengeras semen, pencetakan dan
9
pewarnaan tekstil, produksi bahan adesif, sebagai fluks dalam operasi
metalurgi, dan pengawet kayu;
6. Dalam produksi asap bom, pelatihan pemadam kebakaran, militer; dan
7. Sebagai obat dalam penanganan penyakit kekurangan seng, beberapa
penyakit kulit, penyembuhan luka, dan pengurang rasa sakit pada
pasien animea.
Limbah yang biasa mengandung logam berat berasal dari pabrik kimia,
listrik, dan elekronik, logam dan penyepuhan elektro (electroplating), kulit,
metalurgi dan cat serta bahan pewarna. Limbah padat permukiman juga
mengandung logam berat. Logam berat yang masuk ke dalam perairan
kebanyakan berasal dari kegiatan manusia. Akan tetapi logam berat di dalam
lingkungan tidak dengans endirinya membahayakan kehidupan makhluk hidup.
Logam berat membahayakan apabila masuk ke dalam sistem metabolisme
makhluk dalam jumlah melebihi ambang batas. Ambang batas untuk tiap macam
logam berat dan untuk tiap jeniis makhluk hidup berbeda-beda. Pemasukan
logam berat ke dalam sistem metabolisme manusia dan hewan dapat secara
langsung atau tidak langsung. Pemasukan secara langsung terjadi bersamaan
dengan air yang diminum (Notohadiprawiro, 2010).
Sumber cemaran logam berat Zn dapat berasal dari berbagai aktivitas
manusia yang menghasilkan limbah berupa pencemar. Bahan-bahan pencemar
tersebut diangkut oleh air hujan dan gerakan air dari laut dan perairan tawar
menuju muara sungai yang merupakan tempat bertemunya perairan laut dan
perairan tawar. Logam Zn dalam perairan dipekatkan melalui proses biologi dan
kimia-fisika. Bioakumulasi dan biomagnifikasi merupakan proses biologi yang
mampu mengendapkan logam pada tubuh organisme melalui rantai makanan.
Pada proses kimia fisika, logam berat terlarut dan terendap pada sedimen dan
10
dapat pula terabsorbi pada zat tersuspensi. Apabila diketahui kadar logam Zn
yang telah melebihi baku mutu, maka perlu dilakukan tindak lanjut dalam
mencegah gangguan yang dapat disebabkan logam Zn
Logam Seng (Zn) cenderung membentuk ion jika berada dalam air. Ion
Seng (Zn) mudah terserap dalam sedimen dan tanah serta kelarutan logam berat
Seng (Zn) dalam air relatif rendah pada air, logam berat cenderung mengikuti
aliran air dan pengaruh pengenceran ketika ada air masuk, seperti air hujan,
turut mengakibatkan menurunnya konsentrasi logam berat pada air. Konsentrasi
logam berat pada air akan turut mempengaruhi konsentrasi logam berat yang
ada pada sedimen. Kecenderungan peningkatan konsentrasi logam berat di
sedimen diakibatkan oleh tingginya konsentrasi logam berat tersebut di air.
Selain itu, terdapat parameter-parameter lain yang berpengaruh dalam
kesetimbangan reaksi di sistem perairan, seperti pH, konsentrasi logam dan tipe
senyawanya, kondisi reduksi-oksidasi perairan, dan bilangan oksidasi dari logam
tersebut
Adanya aktivitas pembuangan limbah rumah tangga, limbah pertanian
yang banyak menggunakan pupuk pestisida, peningkatan aktivitas di industri
serta adanya aktivitas pembuangan limbah domestik lain yang mengandung
logam berat Seng (Zn). Air limbah industri air yang dihasilkan oleh industri, baik
akibat proses pembuatan atau produksi yang dihasilkan industri tersebut
maupun proses lainnya . Limbah non domestik adalah limbah yang berasal dari
pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, dan sumber-
sumber lain (Husni dan Esmiralda, 2011).
11
2.5 Dampak Logam Berat Zn Pada Lingkungan dan Organisme Air
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu
logam berat tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh organisme hidup di
lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar
perairan membentuk senyawa komplek bersama bahan organik dan anorganik
secara adsorbsi dan kombinasi. Biota air yang hidup dalam perairan tercemar
logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan
tubuhnya. Makin tinggi kandungan logam dalam perairan akan semakin tinggi
pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut.
Faktor lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, temperature dan salinitas
juga mempengaruhi daya racun logam berat. Penurunan pH air akan
menyebabkan daya racun logam berat semakin besar. Kesadahan yang tinggi
dapat mempengaruhi daya racun logam berat, karena logam berat dalam air
yang berkesadahan tinggi akan membentuk senyawa kompleks yang
mengendap dalam dasar perairan (Rochyatun dan Abdul, 2007).
Seng merupakan unsur yang berguna dalam tubuh manusia, binatang
maupun tumbuh-tumbuhan. Karena kegunaannya tersebut maka Zn ditemukan
dalam air, tanaman maupun binatang. Menurut Permenkes standar dalam air
minum maksimum yang diperbolehkan adalah 15 mg/l. Efek racun Zn pada
manusia adalah pada konsentrasi yang tinggi antara 300-360 ppm, yaitu
menyebabkan gangguan fisik seperti diare yang berat, keram perut dan muntah.
Suatu sumber air minum yang mengandung Zn 26,6 mg/l tidak berbahaya bagi
manusia, tetapi untuk air minum dengan kadar Zn 30,8 mg/l sudah mual dan
mabuk. Dari segi estetika air yang mengandung ZI. 30 mg/l akan tampak
seperti susu dan bila direbus timbul suatu lapisan seperti minyak pada
permukaan airnya (Suprijanto dan Agustina, 1988).
12
Nilai Ambang Batas Zn dalam sedimen untuk kehidupan biota adalah 271
ppm. Kadar logam berat Zn yang terdapat dalam sedimen yang tidak
terkontaminasi paling rendah adalah sebesar 0.01 ppm. Zn juga bersifat racun
dalam kadar tinggi, namun dalam kadar rendah dibutuhkan oleh organism
sebagai ko-enzim. Zn pada kadar 60 ppm dapat menyebabkan kematian 50
hewan ikan hal ini berdasarkan percobaan LC50 selama 96 jam (Muhajir., dkk,
2004). Kandungan logam Zn paling tinggi dibanding dengan logam lain. Ini
disebabkan oleh sifat logam Zn yang essensial bagi organisme ditambah lagi
dengan banyaknya limbah yang mengandung Zn baik yang berasal dari rumah
tangga maupun industri yang masuk ke perairan. Logam Zn memiliki batasan
kadar maksimum lebih tinggi dari logam Cu dan Pb karena logam berat Zn
banyak terdapat di dalam enzim yang digunakan dlam proses metabolisme dan
membantu pertumbuhan (Nurrachmi., dkk, 2011).
Salah satu biota laut yang diduga akan terpengaruh langsung akibat
penurunan kualitas perairan dan sedimen di lingkungan pantai adalah hewan
jenis kerang-kerangan. Komponen biotik dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi fisik, kimia, dan biologi suatu perairan, salah satu biota yang dapat
digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan
adalah jenis kerang-kerangan. Kerang merupakan sumber bahan makanan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena mengandung protein dan mineral.
Kerang hidup di daerah perairan dan bisa bertahan hidup di tempat berlumpur.
Kerang memiliki mobilitas yang rendah, sehingga dapat mengakumulasi logam
berat yang ada di lingkungannya. Oleh sebab itu, adanya logam berat dalam
tubuhnya dipandang dapat mewakili keberadaan logam berat yang ada
dihabitatnya (Amriani, 2011).
13
Kerang Anodonta woodiana merupakan salah satu organisme air yang hidup
menetap, bersifat filter feeder dan mampu berkembang biak pada tekanan
ekologis yang tinggi sesuai dengan sifatnya, maka dalam pertumbuhan kerang
Anodonta woodiana dapat mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya jika
hidup pada perairan yang terkontaminasi logam berat. Tingginya kandungan
logam pada kerang Anodonta woodiana disebabkan adanya aktivitas
pembuangan limbah rumah tangga, limbah pertanian yang banyak menggunakan
pupuk pestisida, eningkatan aktivitas di industri serta adanya aktivitas
pembuangan limbah domestik lain yang mengandung logam berat Seng (Zn) ke
dalam perairan sehingga terakumulasi dalam tubuh kerang (Sunti.,dkk, 2012).
Jika dibandingkan kemampuan plankton dalam mengakumulasi logam Pb
> logam Zn dalam sedimen. Kondisi demikian dikarenakan logam Zn masih
merupakan logam yang essensial bagi plankton dalam proses pertumbuhannya
sehingga kadar dalam tubuh plankton tersebut sebagian kecil telah digunakan.
Berbeda halnya dengan logam Pb yang sama sekali tidak dibutuhkan oleh
tubuh. Kemampuan plankton dalam mengakumulasi logam Zn ini tidak jauh
berbeda. Kondisi ini dikarenakan kecenderungan plankton mengakumulasi logam
di perairan. Nilai faktor biokonsentrasi logm Zn di plankton terhadap sedimen
berkisar antara 0,317 – 2,041 dengan rata-rata 1,221 dan standar deviasi
sebesar 0,71. Faktor biokonsentrasi menunjukkan bahwa plankton dapat
mengakumulasi sebesar 1,221 kali lipat logam Zn yang terkandung dalam
sedimen.Walaupun umur plankton jauh lebih pendek dibandingkan ikan,
tetapi kemampuan mengakumulasi logam berat dalam air jauh lebih tinggi
(Wahyuni., dkk, 2013).
Kandungan Zn terdeteksi pada ikan teri dengan nilai yang masih di
bawah batas maksimum konsentrasi logam Zn yang diperbolehkan dalam otot
14
biota laut sebesar 100 mg/kg berat kering. Sama halnya pada kerang darah,
kandungan logam Zn terdeteksi dengan nilai ini masih jauh dari batas cemaran
yang di bolehkan dalam baku mutu yang ditetapkan. Hal ini terjadi dikarenakan
konsentrasi logam Zn dalam air dapat mengendap ke dasar perairan
(sedimen), sehingga kandungan logam di sedimen terlarut di air yang
menyebabkan kandungan logam di air tinggi (Hasti, 2013).
2.6 Efek Toksik Pada Manusia
Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan
absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi
metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi seng ( Zn ) sebanyak 2
gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang
sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng (Zn) bisa
menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam
kaleng yang dilapisi seng ( Zn ) (Almatsier, 2001 dalam Anonim, 2010 ).
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn
bebas memiliki toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh
inhalasi Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang
mengandung Zn. Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi
dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn berlebih
mampu menekan absorpsi Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang
terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai bertambahnya waktu paparan karena Zn
dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme homeostatik, sedangkan kelebihan Zn
akan diabsorpsi dan disimpan dalam hati(Widowati et al, 2008).
15
Gambar 2.1 Skema masuknya logam berat Zn ke tubuh manusia
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan
hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm
perkembangan mesoderm untuk rangka. Konsumsi Zn berlebih mampu
mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn bisa berifat akut dan kronis.
Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan kadar Cu, pengubahan
fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar high density
lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena seseorang
mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30 menit
16
SUNGAILIMBAH LOGAM ZN
INDUSTRI LAUT
BATUAN
IKANBENTOS
MANUSIA
IKANPERTANIAN
AIR MINUM
FIT0PLANKTONZ00PLANKTON
TAMBAKIRIGASI
berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar 225-50 mg Zn bisa
mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150
mg/ hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih
dalam jangka waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn
sebesar 60 mg/ hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat
nmengakibatkan defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama
beberapa minggu bisa menggangu ketersediaan biologi Cu, sedangkan
konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi sintesis ikatan Cu protein atau
metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan menggangu metabolisme
mineral lain, khususnya Fe dan Cu(Widowati et al, 2008).
Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit
tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi
debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi
Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah.
Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetra cyclines
dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh
berkurang (Widowati et al, 2008).
2.7 Upaya Penanggulangan Pemcemaran Logam Berat
Upaya penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat dilakukan
dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia
tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion,
serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif,
electrodialysis dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan
17
cenderung menimbulkan permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut
dalam sedimen dan organisme akuatik (perairan).
1. Mikroalgae Penyerap Limbah Logam Berat
Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam
istilah Biologi dikenal dengan bioakumulasi, bioremediasi, atau bioremoval),
menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan
elemen logam berat di lingkungan perairan tersebut. Metode atau teknologi ini
sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan, karena memiliki kelebihan
dibandingkan dengan proses kimiawi. Beberapa hasil studi melaporkan,
penggunaan mikroorganisme untuk menangani pencemaran logam berat lebih
efektif dibandingkan dengan resin penular ion dan reverse osmosis dalam
kaitannya dengan sensitivitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat
organik dan logam berat lainnya. Serta, lebih baik dari proses pengendapan
(presipitation) kalau dikaitkan dengan kemampuan menstimulasikan perubahan
pH dan konsentrasi logam beratnya. Dengan kata lain, penanganan logam berat
dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah dan cenderung tidak
berbahaya bagi lingkungan.
Organisme Selular Sianobakteria merupakan organisme selular yang
termasuk kelompok mikroalga atau ganggang mikro. Di alam, organisme ini
tersebar luas baik di perairan tawar maupun lautan. Sampai saat ini diketahui
sekitar 2.000 jenis sianobakteria tersebar di berbagai habitat. Berdasarkan
penelitian terbaru, sianobakteria merupakan salah satu organisme yang diketahui
mampu mengakumulasi (menyerap) logam berat tertentu seperti Hg, Cd dan Pb.
18
Umumnya, penyerapan ion logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme
terdiri atas dua mekanisme yang melibatkan proses aktif uptake (biosorpsi) dan
pasif uptake (bioakumulasi).
2. Aplikasi Biosorpsi Untuk Penanggulangan Logam Berat Dari Limbah Industri
Proses penangkapan logam berat untuk mencegah masuknya logam berat
tersebut ke badan perairan di daerah hulu sungai. Penangkapan limbah
dilakukan melalui proses biosorpsi dengan memanfaatkan media biomasa yang
mudah diperoleh di daerah setempat, seperti jarong, jerami, alang-alang, eceng
gondok, sekam padi dan bagas.
Metode yang digunakan adalah absorbsi kation logam berat oleh dinding
sel media bio yang bermuatan negatip dari gugus karboksil, hidroksil, sulfidril,
amina dan fosfat. Gugus fungsi yang tidak bermuatan seperti atom N dalam
peptida berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa koordinasi
dengan kation logam. Ikatan koordinasi antara dinding sel dan logam melibatkan
ligan dan sisi aktif yang berbeda untuk setiap species, antara lain gugus karboksil
dan fosforil yang membentuk ikatan primer dengan logam. Ikatan sekunder yang
lemah terbentuk antara gugus hidroksil dan amil. Untuk itu dilakukan percobaan
menggunakan berbagai media bio yang mudah diperoleh di daerah setempat
seperti jarong, jerami, alangalang, eceng gondok, sekam padi dan bagas.
Teknologi yang digunakan berupa unggun media bio yang ditempatkan masing-
masing dalam 6 buah kolom tegak yang terbuat dari PVC dan persfex
berdiameter 20 cm dengan tinggi 180 cm. Setiap kolom dilengkapi dengan keran
pengatur debit air, kontrol tinggi air dan pompa sirkulasi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. B3 dapat di artikan sebagai adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain
2. Zn adalah logam yang memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-
kebiruan, pudar bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara
dengan api hijau terang. Sumber cemaran logam berat Zn dapat berasal
dari berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan limbah berupa
pencemar. Bahan-bahan pencemar tersebut diangkut oleh air hujan dan
gerakan air dari laut dan perairan tawar menuju muara sungai yang
merupakan tempat bertemunya perairan laut dan perairan tawar.
3. Efek racun Zn pada manusia adalah pada konsentrasi yang tinggi antara
300-360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan fisik seperti diare yang
berat, keram perut dan muntah. menurunkan absorbsi tembaga.
Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme
kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan dapat mempercepat timbulnya
aterosklerosis.
20
4. Penanggulangn pencemaran Zn yaitu dengan cara cara mengurangi
konsentrasi logam berat yang akan dibuang ke perairan bioabsorpsidan
penanaman tanaman bakau serta teknologi alternafi lainya
3.2 Saran
Konsumsilah Zn dengan porsi yang cukup sehingga tidak mengalami
defisiensi dan kelebihan Zn, karena dapat berefek negatif bagi kesehatan.Selain
itu batasi penggunaan Zn dalam industri agar tidak mencemari lingkungan dan
menimbulkan efek toksik bagi tubuh. Lakukan juga cara pencegahan dan
penanggulangannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Al-Harisi. 2008. Penetapan Kadar Zn dan Fe di dalam Tahu yang Dibungkus Plastik dan Daun yang Dijual di Pasar Kartasura dengan Menggunakan Metode Pengaktifan Neutron.
http://www.google.com/.
Diakses 26 Oktober 2015
Anonim. 2010. Toksisitas dan Akumulasi Logam Berat Seng (Zn) Terhadap Tumbuhan Obor (Typha latifolia)Pada Proses Fitoremediasi
http://teknik-lingkungan-usm.blogspot.co.id/2010/05/toksisitas-dan-akumulasi-logam-berat.html
Diakses 26 Oktober 2015
Anonim.2010. Mekanisme Toksisitas Logam Seng (Zn)
http://dicerahkan.blogspot.co.id/2011/01/mekanisme-toksisitas-logam-seng-zn.html
Diakses 26 Oktober 2015
Anonim.2012. Limbah Logam Berat
http://rahmiatkins.blogspot.co.id/2012/10/limbah-logam-berat.html
Diakses 26 Oktober 2015
Darmono, 1995.Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup.Penerbit UI- Press: Jakarta
Dony Purnomo.2009.Logam Berat Sebagai Penyumbang Pencemaran Air Laut
https://masdony.wordpress.com/2009/04/19/logam-berat-sebagai-penyumbang-pencemaran-air-laut/
Diakses 26 Oktober 2015
Hefni,Effendi, 2003,Telaah Kualitas Air, Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Widowati, W., Astiana S., Raymond J, R., 2008,Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran,.Penerbit ANDI:Yogyakarta.
22
23