Upload
muhammad-nazri-emir
View
301
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas mata kuliah hama dan penyakit penting tanaman
‘’ hama dan penyakit penting tanaman kelapa
‘’ (cocos nucifera)
Disusun Oleh :
Muhammad Nazri Emir115040201111198
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2012
KELAPA (Cocos nucifera)
I. Deskripsi Singkat
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis
tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae
dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua
bagiannya oleh manusia sehingga dianggap
sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi
masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan
untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang
bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu,
berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada
lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak,
khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya
kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun tersusun secara majemuk, menyirip
sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun
hijau kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh
bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di
pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah
besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau
coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut,
melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp
melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam
endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase
padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan
baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m.
Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah
tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut,
namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua
bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi
penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno
Hatta) oleh Sedijatmo. Batangnya, yang disebut
glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu
menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk
rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah
dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur,
dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan
ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat
Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang
berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan,
disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua
bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol
tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis
yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat
diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan : Plantae
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Upafamily : Arecoideae
Bangsa : Cocoeae
Genus : Cocos
Spesies : C. nucifera Bagian bagian buah kelapa
II. Hama/Patogen Pada Tanaman Kelapa
A. Artona catoxantha H. (Ulat Artona)
Artona memiliki arti sebagai ulat
pemakan daun kelapa/hama pohon yg
menyerang daun sehingga tinggal lidinya.
Artona termasuk dalam Family: Zyganidae
dan Ordo: Lepidoptera. Hama ini adalah
sebangsa kupu-kupu yang berwarna coklat
keabu-abuan dan badannya kecil, bertelur di
bagian bawah daun tua dan muda. Kemudian
telurnya menetas menjadi ulat berwarna
cokelat agak kekuningan. Ulat inilah yang
merusak daun kelapa sehingga terkadang
hanya tinggal lidinya saja. Ulat ini kemudian
menjadi kepompong dan akhirnya menjadi
kupu-kupi lagi. Kupu-kupunya kecil-kecil (±
1 cm). Siklus (putaran) hidupnya mulai dari
telur sampai menjadi kupu-kupu memerlukan
waktu 35 hari. Telurnya menetas pada waktu
pergantian musim. Pohon yang teserang
’’artona’’ itu kemudian mati., sebab daun
sebagai alat pernafasan habis sama sekali
karena ulat ini. Musuh ulat artona ialah
nyamuk yang dapat mengisap badan ulat
tersebut hinga mati.
Bioekologi
Siklus hidup dari ulat artona ini terdiri asat 3 tingkatan, yaitu:
1. Larva
Warnanya putih kekuningan, jernih, ukuran 11-12 mm. Garis lebar
memanjang berwarna hitam ungu tampak di bagian punggungnya dan
disebelahnya terdapat garis kecil. Kepala kuning kemerahan dan tubuh
bagian depan lebih besar dari pada again belakang. Satdium lara kira-kira
berumur 17-22 hari.
2. Kepompong
Kepompong tertutup oleh selapis kulit (kokon) warna merah sawo.
Panjang kepompong antara 12-14 mm dengan garis tengah (lebar) 6-7 mm.
Stadium kepompong berkisar 10-12 hari.
3. Kupu-kupu artona
Panjang 10-15 mm dengan jarak sayap 13-16 mm dan warna sayap
hitam merah-kecoklatan. Di kuduknya terdapat sisik-sisik kuning, demikian
bagian bawah serta pinggir sayap depannya. Sepanjang hari kupu-kupu
duduk diam, berdiri pada kedua kaki, berjajar berpuluh ekor pada anak daun
kelapa yang menggantung atau pada pohon lain. Aktif bergerak pada pagi
dan petang hari. Baik jantan atau betina mengitari pohon dan berkelamin.
Telur diletakkan berkelompok sebanyak 3-12 butir di bagian bawah daun.
Telurnya bulat panjang dengan ukuran 0,5-1,0 mm, putih kekuninga. Setelah
3-4 hari telur menetas. Sehingga masa antara telur sampai kupu-kupu sekitar
29-36 hari. Perpindahan kupu-kupu Artona dapat mencapai 1,5 km jauhnya
dan berpindahnya malam hari. Berkembang biak sam]ngat cepat terutama
pada waktu musim hujan.
Kisaran Inang
Penyerangan yang utama pada stadium larva yaitu memkan anak daun
kelapa. Tanaman inag lainnya yaitu sagu, enau, nipah, pinang, salak, kelapa
sawit, dan lain-lain.
Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami
1. Apanteles artonae (Tawon Kemit)
2. Pticnomya remota
3. Euplectromorpha viridiceps (tabuhan parasit)
B. Oryctes rhinoceros (Kumbang Kelapa)
Dalam bahasa daerah sering dikenal
dengan nama kwangwung. Masuk dalam
Family Dynastidae dan Ordo Coleoptera.
Hama ini berupa bumbung kecil. Bertelurnya
suka di sampah-sampah. Karena itu kebun
kelapa harus bersih dari dari sampah. Kalau
membuang sampah harus dibakar. Hana ini
makan daun muda mulai dari bawah (umbut).
Keluarnya daun muda dari umbut tersebut
berbentuk segi-tiga. Daun ini lambat-laun
menjadi kering dan patah. Sudah tentu pohon
yang kena hama ini tidak akan berbuah untuk
untuk jangka waktu lama. Bahkan pohonnya
mati juga. Pohon yang mati ini sebaiknya
dibakar. Kalau tidak kemungkinan besar
menjadi sarang hama kwangwung tersebut.
Bioekologi
1. Larva
Larva tidak bermata dan tidak berkaki. Badan bagian belakang lebih
besar dari bagian depan. Kepala merah kekunigan. Badan berbulu sangat
pendek. Larva menetas dalam luka-luka batang. Lara dewasa berukuran 6
cm dan lebar 3 cm. Stadium larva sampai 3-4 bulan. Larva yang akan
berkompompong, membuat kokoh dari serat/pelepah dengan ukuran 6,5 cm
dan lebar 3,5 cm.
2. Kepompong
Panjang 3-4 cm dan lebar 1,5 cm. Dua minggu hidup dalam kokon dan
bertukar rupa menjadi bentuk dewasa selama3 minggu dan masih tinggal
dalam kokon. Fase terakhir berwarna merah colat dan bagian tubuh telah
memperlihatkan tubuh kumbang dewasa.
3. Kumbang Dewasa (Imago)
Bagian mulut berbentuk belalai. Bedanya, kumbang jantan
moncongnya lurus dan berbulu sedangkan kumbang betina agak bengkok ke
bawah dan gundul. Ukuran kumbang dewasa 3-4 cm. Berwarna hitam.
Pandai terbang dan bergerak aktif pada siang hari. Stadium imago 3-6 bulan.
Telur diletakkan oleh kumbang betina pada luka-luka batang atau luka bekas
gerekan Oryctes. Jumlah telur sampai 500 butir. Ukuran panjang 2,5 mm,
lebar 1 mm. Telur menetas setelah 3 hari.
Kisaran Inang
1. Sagu
2. Kelapa Sawit
3. Enau
4. Gebang
Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami cendawan
Metharrhizium anisopliae yang biasa menyerang larva Oryctes. Hanya sayan
daya bunuhnya sangat rendah.
C. Rhynchophorus ferriguneus O. (Kumbang Sagu)
Kumbang Kelapa Merah atau
Rhynchophorus ferrugineus adalah spesies
kumbang moncong yang juga dikenal sebagai
kumbang kelapa Asia atau kumbang sagu.
Kumbang dewasa relatif besar, berkisar antara
dua dan lima sentimeter, dan biasanya
berwarna merah berkarat - tetapi varian warna
yang ada dan sering salah diidentifikasi
sebagai spesies yang berbeda (misalnya,
Rhynchophorus vulneratus. Larva kumbang
dapat menggali lubang di batang pohon palem
sampai satu meter, sehingga melemahkan dan
akhirnya membunuh tanaman inang.
Akibatnya, kumbang dianggap sebagai hama
utama di perkebunan sawit, termasuk kelapa
sawit dan kurma. Kumbang ini berasal dari
Asia tropis, dan telah menyebar ke Afrika
serta Eropa hingga mencapai Mediterania
pada tahun 1980. Ini pertama kali direkam di
Spanyol pada tahun 1994 dan di Perancis
pada tahun 2006.
Bioekologi
1. Larva
Larva tidak bermata dan tidak berkaki. Badan bagian belakang lebih
besar dari bagian depan. Kepala merah kekunigan. Badan berbulu sangat
pendek. Larva menetas dalam luka-luka batang. Lara dewasa berukuran 6
cm dan lebar 3 cm. Stadium larva sampai 3-4 bulan. Larva yang akan
berkompompong, membuat kokoh dari serat/pelepah dengan ukuran 6,5 cm
dan lebar 3,5 cm.
2. Kepompong
Panjang 3-4 cm dan lebar 1,5 cm. Dua minggu hidup dalam kokon dan
bertukar rupa menjadi bentuk dewasa selama3 minggu dan masih tinggal
dalam kokon. Fase terakhir berwarna merah colat dan bagian tubuh telah
memperlihatkan tubuh kumbang dewasa.
3. Kumbang Dewasa (Imago)
Bagian mulut berbentuk belalai. Bedanya, kumbang jantan
moncongnya lurus dan berbulu sedangkan kumbang betina agak bengkok ke
bawah dan gundul. Ukuran kumbang dewasa 3-4 cm. Berwarna hitam.
Pandai terbang dan bergerak aktif pada siang hari. Stadium imago 3-6 bulan.
Telur diletakkan oleh kumbang betina pada luka-luka batang atau luka bekas
gerekan Oryctes. Jumlah telur sampai 500 butir. Ukuran panjang 2,5 mm,
lebar 1 mm. Telur menetas setelah 3 hari.
Kisaran Inang
1. Sagu
2. Kelapa Sawit
3. Enau
4. Gebang
Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami cendawan
Metharrhizium anisopliae sama seperti kumbang kelapa yang memang biasa
menyerang larva Oryctes.
D. Brontispa longissima (Kumbang Brontispa)
Brontispa longissima merupakan salah
satu hama penting pada tanaman kelapa.
Masuk dalam Family Chrysomelidae dan
Ordo Colesoptera. Hama ini berasal dari
Indonesia, pertama sekali terjadi serangan di
kepulauan Aru pada tahun 1985. Di
Indonesia, Malaysia dan kepulauan Fasifik,
hama ini memiliki telur dengan ukuran
panjang 9 mm. Banyak dari varietas lokal
yang telah diserang oleh B. longissima khusus
nya di Wolan, salah satu pulau di kepulauan
Aru (Hosang et al., 2007).
Hama ini termasuk salah satu
kumbang daun, karena baik imago dan larva
memakan daun tanaman kelapa. Hama ini
merupakan hama yang sangat berbahaya,
larva dan imago dapat dijumpai pada bagian
daun pucuk kelapa yang masih muda dan
menggulung (janur) dan lebih menyukai
kelapa usia vegetatif. Kumbang ini memakan
lapisan epidemis daun sehingga menyebabkan
terbentuknya garis-garis memanjang. Pada
serangan ringan, kerusakan yang ditimbulkan
berupa hilangnya jaringan permukaan daun.
Pada serangan berat yaitu apabila serangan
terjadi lebih dari delapan daun maka akan
mempengaruhi tingkat produktivitas buah
kelapa (Kalshovelen, 1981).
Bioekologi
1. Larva
Bentuk pipih dengan panjang 10 mm, berwarna kuning. Yang baru
menetas berukuran 2 mm. Kepala besar, sisi badan berbulu pendek dan ekor
sperti huruf U. Stadium larva lamanya hanya 1 bulan.
2. Kepompong
Bentuknya pipih, ukuran panjang 10 mm dan lebar 2 mm. Kepala warna
kuning cokelat, antena hitam dan kuduknya berwarna kuning. Umur
kumbang 1,5 bulan dan populasi tertinggi di musim kemarau. Warna
saapnya ada 2 macam:
- Br. Longissima var javana Weise, warna ,merah sawo.
- Br. Longissima var selebensis Gestro, warna merah sawo dan sepertiganya
berwarna hitam memanjang di tengah sayap.
Telur diletakkan oleh kumbang dewasa pada bekas penggerekkan,
berbaris sebanyak 2-4 butir dan dibungkus dengan bekas kunyahan gerekan
tadi. Ukuran telur panjang 1,4 mm dan lebar 0,5 mm. Masa telur sampai
menjadi kumbang 11/2 bulan. Telur menetas sesudah 4 hari. Kumbang betina
bisa bertelur sampai kira-kira 120 butir.
Kisaran Inang
Kisaran Inang pada Brontispa longissima adalah:
1. Palma
2. Pinang
3. Nipa
Pengendalian Menggunakan Musuh Alami
1. Haeckliana brontispae
2. Ooencyrtus sp
3. Tetrasticodes brontispae (parasit larva)
E. Xylotrupes gideon (Kumbang Tanduk Kelapa)
Kumbang ini masuk dalam Ordo
Coleptera. Mempunyai telur yang berwarna
putih kekuningan dengan diameter 3 mm.
Bentuk telur biasanya oval kemudian mulai
membengkak sekitar satu minggu setelah
peletakan dan menetas pada umur 8-12 hari.
Stadia larva terdiri atas 3 instar, dan
berlangsung dalam waktu 82-207 hari. Larva
berwarna putih kekuningan, berbentuk
silinder, gemuk dan berkerut-kerut,
melengkung membentuk setengah lingkaran
dengan panjang sekitar 60-100 mm atau lebih
(Ooi, 1988). Prepupa terlihat menyerupai
larva, hanya saja lebih kecil dari larva instar
terakhir dan menjadi berkerut serta aktif
bergerak ketika diganggu. Lama stadia
prepupa berlangsung 8-13 hari. Pupa
berwarna cokelat kekuningan, berukuran
sampai 50 mm dengan waktu 17-28 hari.
Kumbang berwarna cokelat gelap sampai
hitam, mengkilap, panjang 35-50 mm dan
lebar 20-23 mm dengan satu tanduk yang
menonjol pada bagian kepala (Wood, 1968).
Jantan memiliki tanduk yang lebih panjang
dari betina sedangkan betina mempunyai
banyak rambut pada ujung ruas terakhir
abdomen dan jantan tidak memiliki abdomen
(Wood, 1968). Umur betina lebih panjang
dari umur jantan.
Bioekologi
1. Larvan
Larva muda berwarna kelabumuda dan larva tua putih kuning dengan
ekor kelabu. Panjang 7 cm. Kepala hitam dengan badan penuh bulu kabar.
Stadium larva lamanya 6-8 bulan.
2. Kepompong
Kerdil, warna merah sawo muda. Panjang 4-5 cm. Stadium kepompong
lamanya 24-29 hari.
3. Imago (Kumbang Dewasa)
Yang betina tidak bertanduk, warna coklat hitam, panjang 3-4 cm. Yang
jantan bertanduk, ujungnya terbelah dua dan membengkok ke atas. Perisai
kuduk memanjang ke muka, terbelah dua, membengkok ke bawah dan
panjang 4-8 cm. Telur sampai kumbang dewasa, lamanya 8,5 - 11 bulan.
Telur diletakkan dalam tumpukan humus atau kotoran hewan. Bentuk jorok
dan warna jantan putih, menetas setelah 15 - 18 hari.
Kisaran Inang
Kisaran inang padaKumbang Tanduk Kelapa ini hanyalah kelapa sawit.
Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami
Musuh alami untukKumbang Tanduk Kelapa hanyalah Haeckliana
brontispae, sama dengan Kumbang Brontispa.
F. Sexapa sp (Belalang sexava)
Belalang merupakan hama kronis yang
biasa menyerang beraneka ragam tanaman.
Termasuk dalam Family Locustidae dan Ordo
Orthoptera. Sifat serangan hama belalang,
diliaht dari luas serangannya selama beberapa
tahun terakhir di wilayah geografisnya
terbilang sangat eksplosif. Entah berapa besar
kerugian petani yang disebabkan oleh
serangan hama belalang.
Di Indonesia, setidaknya terdapat tiga
spsesies Sexapa yang sering menyerang lahan
perkebunan kelapa dan perkebunan lainnya,
yakni S. Nubile, S. Cariacea dan S. Karrnyi.
Daerah sebaran ketiga spesies ini meliputi
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku
dan Irian Jaya.
Pada belalang, Nimpa dan Imago aktif
pada malam hari dan mampu merusak daun,
buah muda, dan bunga. Bahkan jika
serangannya sangat berat bukan mustahil
akan menyebabkan kematian pada tanaman
kelapa apapun, termasuk kelapa kopyor.
Bioekologi
Larva
Larva muda panjang 12 mm, antena 9 cm. Larva tua (jantan) panjang 6
cm dan antena 14 cm. Warna merah-hijau atau merah sawo. Belalang dewasa
hidup sampai 3 bulan. Telur ditaruh dalam tanah atau pasir dekat pohon
kelapa, pada malam hari. Bentuk telur dan warnanya seperti buah padi masak
(gabah). Stadium telur 5 bulan.
Kisaran Inang
1. Panicum viride 2. Cantel
Pengendalian Memanfaatkan Musuh Alami
Musuh alami belalang adalah Burung dan Manusia
G. Hidari irava Moore (Ulat Daun Kelapa)
Temasuk family Hesperidae dan Ordo
Lepidoptera. Ulat ini memakan anak anak
daun kelapa sebelah bawaya, setempat-
setempat, tetapi tidak sampai tembus. Karena
sifatnya suka berkupul, maka ulat ini
meninggalkan bekas ketaman/giitan yang
melebar sehingga tinggalah kemudian urat-
uratnya serta jaringan daun sebelah atasnya
saja. Ulat yang sudah tua merusakkan daun
pinggir ke tengah sampai ke lidinya. Pohon
yang terserang hebat daun-daunnya tinggal
lidinya saja dan tampak kelihatan gundul
seluruhnya.
Bioekologi
1. Larva
Larva mudan, warna hijau muda dengan pita merah memanjang di
kedua sisinya. Kepala merah dan besar. Setelah menetas makan kulit telurnya
sendiri, kemudian berkumpul sebelah menyebelah dengan kepala kesatu
jurusan, makan anak daun kelapa. Setelah dua hari, tepi daun tergulung dan
direkatkan tepinta sehingga menjadi sarang bersama. Stadium larva lamanya
32-37 Hhari. Panjang larva dewasa 50 mm.
2. Kepompong
Warnanya merah, tertutup oleh selapis kapur putih, panjang 30 mm.
Bila anak daun gundul, kepompong berada di antara batas pangkal daun.
Stadium kepompong 10-11 hari.
3. Kupu-Kupu
Warna merah sawo, mata merah. Sayap muka dengan 4 bercak
kuning. Jarak sayap 21-27 mm. Aktif malam hari dan siang hari
bersembunyi di bawah daun pisang atau atap. Kupu betina bertelur sampai
44 butir. Masa telur sampai kupu-kupu lamanya 50-57 hari. Telur bergaris
tengaj 1,5 mm. Warna telur berubah, mula-mula kuning jingga dan setelah
14 hari menjadi kebiru-biruan. Stadium telur 8-9 hari.
Kisaran Inang
Hidari irava Moore (Ulat Daun Kelapa) dapat juga menyerang daun
pisang sekaligus tempat ulat tersebut bersembunyi di siang hari.
Pengendalian Menggunakan Musuh Alami
Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami dapat dilakukan dengan:
1. Dengan parasit telur Neo telenomus jovae
2. Dengan parasit ulat Apanteles agilis, A. Hidoridis, Sturnia incospicuoides.
3. Dengan parasit kepompong Brachymeria euploea.
Parasit Ulat
Parasit kepompong
H. Pasara lepida Cr (Ulat Parasa)
Masuk dalam family Hesperiidae dan
ordo irava. Ulat prasa ini berwarna coklat tua
yang kaya di atas dengan bintik-bintik kuning
pucat pada forewings. Pada bagian bawah,
ketiga apikal forewing dan hindwing seluruh
adalah penggemar cokelat pucat.
Spesies ini dikenal untuk memberi
makan pada pohon kelapa dan bambu. Hal ini
umum di mana tanaman pangan masih
ditemukan di Singapura. Kupu-kupu hidup
memiliki mata merah tua yang berubah
menjadi cokelat ketika dipasang dalam
koleksi.
Kadang-kadang, ulat ini tertarik untuk
lampu-lampu rumah tinggal dan menjadi
makanan yang datang untuk kadal rumah
menunggu di dekat sumber cahaya.
Bioekologi
Larva
Warna bergaris hijau dengan dasar kuning. Ukuran panjang 10-12 mm
dan lebar 7-9 mm. Masa telur sampai dengan menjadi kupu-kupu dewasa
57-76 hari. Telur berbentuk pipih, kekuningan dengan ukuran 2 mm. Larva
ini memakan anak daun, sampai tinggal lidinya. Pada serangan yang hebat,
pohon kelapa seperti gundul.
Kisaran Inang
1. Kopi
2. Teh
3. Cokelat
4. Mangga
5. Jambu air
6. Juwet
7. Jarak
8. Dadap
9. Dll
Pengendalian dengan Memanfaatkan Musuh Alami
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan tabuhan parasit:
1. Apanteles parase (parasit larva)
2. Cryptus oxymorus (parasit kepompong)
3. Goryphus sp (parasit kepompong)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2012. www.google.com. Diakses tanggal 20 September 2012.
Anonymous, 2012. wikipedia.com. Diakses tanggal 20 September 2012.
Anonymous, 2012. Beberapa Penyakit Kelapa. Balai Informasi Pertanian Sumatera
Utara.
Pringgopoetro, R. Soekojto, 1998. Hama Tumbuh-Tumbuhan. CV. Yasagna:Jakarta
Setryamidjaja, Djoehana, 1984. Bertanam Kelapa. Kansius:Yogyakarta.