Upload
benirezpector
View
389
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Essay Logika Matematika, Cara Ampuh Menarik Kesimpulan oleh Beni Adam
Citation preview
LOGIKA MATEMATIKA, CARA AMPUH MENARIK KESIMPULAN
MELALUI PENALARAN
Oleh:
BENI ADAM (3115100122)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu berhitung secara
pasti, itu saja. Namun di sekitar kita, daftar orang yang “ngeri” dengan matematika tidaklah
sependek definisi matematika yang ada di kamus. Kebanyakan dari orang yang “ngeri”
terhadap matematika berpendapat bahwa matematika itu hanya sebuah pekerjaan di atas
kertas. Mereka berkilah bahwa matematika itu tidak ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari selain kegunaannya dalam berhitung. Hal ini terjadi karena kebanyakan masalah-masalah
yang mereka temui dalam kehidupan tidak ada rumusnya dalam matematika.
Salah satu tujuan pelajaran matematika di sekolah sesuai dengan Tujuan KTSP yaitu
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. Kemampuan berpikir seperti yang disebutkan di atas erat kaitannya dengan
kemampuan bernalar. Oleh karena itu, jika kita berpedoman pada maksud di atas, tentunya
siswa yang mempelajari matematika maka akan memperoleh kemampuan bernalar yang baik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa nalar adalah aktivitas yang
memungkinkan seseorang berpikir logis. Berpikir merupakan proses dimana seseorang
menelaah suatu hal. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Jujun S.
Suriasumantri dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa
berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang
disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama, oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk
menghasilkan pengetahuan yang tidak benar itu pun juga berbeda-beda. Sedangkan hakekat
dari penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang bersifat
pengetahuan. Akan tetapi tidak semua kegiatan berpikir mendasarkan diri pada penalaran
(Jujun S. Suriasumantri, 2002:43). Hubungan antara nalar dan bernalar dapat dilihat dari
diagram di bawah ini:
Hubungan antara nalar dan bernalar
(Sumber : http://www.artikata.com/nalar)
Proses bernalar meliputi beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Mengerti tahap dimana seseorang memahami segala aspek dari objek yang
diamati.
2. Memutuskan menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang
ada.
3. Menyimpulkan memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati
setelah fakta-fakta yang ada di uji kembali kebenarannya.
Seperti yang kita ketahui bahwa dengan bernalar kita akan memperoleh kesimpulan
yang lurus. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sah apabila proses penarikan
kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu yang disebut logika. Secara etimologi,
logika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata sifat logike yang berkaitan dengan kata logos
yang berarti ucapan, kata, pikiran, akal budi, dan ilmu (Bakry, 1981:18).
Dalam kamus Oxford juga disebutkan bahwa aslinya istilah lengkap untuk logika
adalah logiketekhne, yang artinya seni atau keterampilan berpikir. Apa yang dapat
disimpulkan dari pengertian tersebut (pengertian etimologis dan leksikal) mengenai logika
sebagai mana dikemukakan di atas menegaskan dua hal sekaligus sebagai inti pengertian
logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logika adalah elemen dasar setiap ilmupengetahuan.
Kedua, logika sebagai seni atau keterampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat
lurus dan semestinya (Bagus, 1996: 519).
Berdasarkan uraian di atas dapat digaris bawahi bahwa logika menempatkan
penalaran sebagai pokok pembicaraan yang mana penulis mencoba meneropong logika
sebagai satu bagian dari sistem sarana berpikir ilmiah yang dapat menghantar orang untuk
bernalar secara benar. Dengan kata lain, logika tidak mempersalahkan siapa atau dalam
keadaan apa pembuat penalaran itu berada. Apakah pembuat penalaran itu waras atau tidak,
bukan menjadi perhatian logika. Logika juga tidak bermaksud mempelajari sistem
interaksisosial di mana sipembuat penalaran itu berada. Bidang perhatian dan tugas logika
adalah menyelidiki penalaran yang tepat,
Contoh Penalaran dalam Penarikan Kesimpulan
1. Modus Ponen
: Jika Amir bekerja maka Amir mempunyai uang
: Amir bekerja
Kesimpulan :
Kesimpulan dari kedua premis di atas yaitu “Amir mempunyai uang”. Hal ini
tentunya sangat valid, karena setiap orang yang bekerja pasti akan mendapatkan uang
dan hal ini tentunya masuk akal. Lain halnya jika premis diganti dengan “Amir
mempunyai uang”, maka kesimpulan yang diperoleh akan salah.
2. Modus Tollen
Jika hujan mengguyur jalanan, maka jalanan basah
Jalanan tidak basah
Kesimpulan :
Kesimpulan dari kedua premis di atas yaitu “ Hujan tidak mengguyur jalanan”. Hal ini
sangat masuk akal karena jika hujan mengguyur jalanan sudah pasti jalanan akan
basah. Sangat tidak mungkin sekali atau mustahil jika hujan mengguyur jalanan tetapi
jalanan tidak basah.
3. Silogisme
Jika kita tidak makan, maka kita tidak bertenaga
Jika kita tidak bertenaga, maka badan menjadi lemas
Kesimpulan :
Kesimpulan dari premis-premis di atas yaitu “Jika kita tidak makan, maka badan
menjadi lemas”. Kesimpulan ini rasional, karena jika tidak makan maka badan kita
menjadi lemas, hal ini dikarenakan tidak ada protein, karbohidrat, vitamin dan
mineral yang masuk ke tubuh kita.
Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai peran logika dalam
bernalar. Peran tersebut yaitu :
1. Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak
yang dapat dipergunakan dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.
2. Pelajaran logika menambah daya pikir abstrak dan dengan demikian melatih dan
mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
3. Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh.
REFERENSI
Adnyana, I Wayan. 2010. Pemikiran Induktif dan Deduktif dalam Ilmu Matematika.
Dalam http://way4n.wordpress.com/2010/05/25/pemikiran-deduktif-dalam-
matematika/ diakses 17 Maret 2013.
Suriasumantri, Jujun S. 1995. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
[ONLINE] Tersedia http://riska-yunita.blogspot.com/2009/09/bernalar-untuk-
mendapatkan-kesimpulan.html diakses 17 Maret 2013
[ONLINE] Tersedia https://zyaifetyaz.wordpress.com/2012/01/10/matematika-
apakah-menata-atau-merusak-penalaran-3/ diakses 17 Maret 2013