17
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan GASTROESOPHAGEALREFLUX DISEASE (GERD) KONSEP DASAR PENYAKIT GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) DEFINISI  1) Gastroesophageal reflux disease adalah gerakan terbalik pada makanan dan asam lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut. Reflux terjadi ketika otot berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi perut mengalir kembali menuju kerongkongan (esophageal sphincter bagian bawah) tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 2) GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi. 3) Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks asam lambung dengan kadar yang abnormal dan  paparan yang berulang. 2. ETIOLOGI Beberapa penyebab terjadinya GERD meliputi: 1) Menurunnya tonus LES ( lower esophageal spinchter ) 2) Bersihan asam dari lumen esophagus menurun 3) Ketahanan epitel esophagus menurun 4) Bahan refluksat mengenai dinding esophagus yaitu : PH<2, adanya pepsin, garam empedu, HCl 5) Kelainan pada lambung (delayed gastric emptying ) 6) Infeksi H. pylori dengan corpus predominan gastritis 7) Non acid refluks (refluks gas) menyebabkan hipersensitivitas visceral 8) Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat refluks, tetapi hal ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.

LP GERD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

adalah gastroesofageal refluk disease

Citation preview

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan GASTROESOPHAGEALREFLUX DISEASE (GERD)

KONSEP DASAR PENYAKIT GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

DEFINISI1) Gastroesophageal reflux disease adalah gerakan terbalik pada makanan dan asam lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut. Reflux terjadi ketika otot berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi perut mengalir kembali menuju kerongkongan (esophageal sphincter bagian bawah) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.2) GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.3) Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks asam lambung dengan kadar yang abnormal dan paparan yang berulang.

2. ETIOLOGIBeberapa penyebab terjadinya GERD meliputi:1) Menurunnya tonus LES (lower esophageal spinchter)2) Bersihan asam dari lumen esophagus menurun3) Ketahanan epitel esophagus menurun4) Bahan refluksat mengenai dinding esophagus yaitu : PH 5 mm tanpa saling berhubungan

CLesi yang konfluen tetapi tidak mengenai/mengelilingi seluruh lumen

DLesi mukosa esophagus yang bersifat sirkumferensial (mengelilingi seluruh lumen esophagus)

6. MANIFESTASI KLINIS1) Rasa panas/ tebakar pada esofagus (pirosis)2) Muntah3) Nyeri di belakang tulang payudara atau persis di bawahnya, bahkan menjalar ke leher, tenggorokan, dan wajah, biasanya timbul setelah makan atau ketika berbaring4) Kesulitan menelan makanan (osinofagia) karena adanya penyempitan (stricture) pada kerongkongan dari reflux. 5) Tukak esofageal peptik yaitu luka terbuka pada lapisan kerongkongan, bisa dihasilkan dari refluks berulang. Bisa menyebabkan nyeri yang biasanya berlokasi di belakang tulang payudara atau persis di bawahnya, mirip dengan lokasi panas dalam perut.6) Nafas yang pendek dan berbunyi mengik karena ada penyempitan pada saluran udara7) Suara parau8) Ludah berlebihan (water brash)9) Rasa bengkak pada tenggorokan (rasa globus)10) Terjadi peradangan pada sinus (sinusitis)11) Gejala lain : pertumbuhan yang buruk, kejang, nyeri telinga (pada anak)12) Peradangan pada kerongkongan (esophagitis) bisa menyebabkan pendarahan yang biasanya ringan tetapi bisa jadi besar. Darah kemungkinan dimuntahkan atau keluar melalui saluran pencernaan, menghasilkan kotoran berwarna gelap, kotoran berwarna ter (melena) atau darah merah terang, jika pendarahan cukup berat. 13) Dengan iritasi lama pada bagian bawah kerongkongan dari refluks berulang, lapisan sel pada kerongkongan bisa berubah (menghasilkan sebuah kondisi yang disebut kerongkongan Barrett). Perubahan bisa terjadi bahkan pada gejala-gejala yang tidak ada. Kelainan sel ini adalah sebelum kanker dan berkembang menjadi kanker pada beberapa orang.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG1) EndoskopiPemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas merupakan standar baku untuk diagnosis GERD dengan ditemukannya mucosal break di esophagus (esofagitis refluks). Jika tidak ditemukan mucosal break pada pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas pada pasien dengan gejala khas GERD, keadaan ini disebut non-erosive reflux disease (NERD).

2) Esofagografi dengan bariumDibandingkan dengan endoskopi, pemeriksaan ini kurang peka dan seringkali tidak menunjukkan kelainan, terutama pada kasus esofagitis ringan. Pada keadaan yang lebih berat, gambar radiology dapat berupa penebalan dinding dan lipatan mukosa, ulkus, atau penyempitan lumen. Walaupun pemeriksaan ini sangat tidak sensitive untuk diagnosis GERD, namun pada keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai nilai lebih dari endoskopi, yaitu pada stenosis esophagus derajat ringan akibat esofagitis peptic dengan gejala disfagia, dan pada hiatus hernia.3) Monitoring pH 24 jamEpisode refluks gastroesofageal menimbulkan asidifikasi bagian distal esophagus. Episode ini dapat dimonitor dan direkam dengan menempatkan mikroelektroda pH pada bagian distal esophagus. Pengukuran pH pada esophagus bagian distal dapat memastikan ada tidaknya refluks gastroesofageal. pH dibawah 4 pada jarak 5 cm di atas LES dianggap diagnostik untuk refluks gastroesofageal.4) Tes Perfusi BersteinTes ini mengukur sensitivitas mukosa dengan memasang selang transnasal dan melakukan perfusi bagian distal esophagus dengan HCl 0,1 M dalam waktu kurang dari 1 jam. Tes ini bersifat pelengkap terhadap monitoring pH 24 jam pada pasien-pasien dengan gejala yang tidak khas. Bila larutan ini menimbulkan rasa nyeri dada seperti yang biasanya dialami pasien, sedangkan larutan NaCl tidak menimbulkan rasa nyeri, maka test ini dianggap positif. Test Bernstein yang negative tidak menyingkirkan adanya nyeri yang berasal dari esophagus.5) Manometri esofagus : mengukuran tekanan pada katup kerongkongan bawah menunjukan kekuatannya dan dapat membedakan katup yang normal dari katup yang berfungsi buruk kekuatan sphincter

8. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi :a) Klien tampak muntahb) Klien tampak lemahc) Klien tampak batuk-batukd) Klien tampak memegang daerah yang nyeriAuskultasi :a) Suara terdengar serakb) Bising usus 20-26 x/menit.. Klien terlihat batuk. 8. KeamananData Subyektif : Klien mengatakan merasa cemasData obyektif: Klien tampak gelisah9. Interaksi sosialData Subyektif: Klien mengatakan suaranya serak Klien mengatakan agak susah berbicara dengan orang lain karena suaranya tidak jelas terdengar.Data obyektif: Suara klien terdengar serak Suara klien tidak terdengar jelas.

e. Pemeriksaan FisikInspeksi : Klien tampak muntah Klien tampak lemah Klien tampak batuk-batuk Klien tampak memegang daerah yang nyeriAuskultasi : Suara terdengar seraka. Bising usus menurun