Upload
fransisca-winandari
View
56
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
selamat belajar :)
Citation preview
BAB I
LANDASAN TEORI
A. MEDIS
1. Pengertian
Kolesistisis adalah inflamasi akut atau kronis dari batu empedu,
biasanya berhubungan dengann batu empedu yang tersangkut pada
duktus kistik, menyebabkan distensikandung empedu. (Doenges, 1999)
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi
akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri
tekan dan panas badan.
2. Anatomi Fisiologi
1
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil berbentuk seperti
terong yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan pencernaan
berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).
Kandung empedu terletak didalam sebuah lekukan di sebelah
permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya 8
cm sampai 12 cm.
Kandung empedu terdiri dari fundus, corpus, dan infundibulum.
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan,
lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama.
Duktus hepatikus utama bergabung dengann saluran yang berasal dari
kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama.
Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi,
yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung.
Duktus sistikus kira-kira tiga setengah sentimeter panjangnya. Berjalan
dari leher kandung empedu dan bersambung dengann duktus hepatikus
membentuk saluran empedu ke duodenum.
Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan
dialirkan melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Sisanya
langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama, menuju ke usus
halus.
2
Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan
mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan
lemak dan vitamin-vitamin tertentu.
Empedu terdiri dari:
a. garam-garam empedu
b. elektrolit
c. pigmen empedu (misalnya bilirubin)
d. kolesterol
e. lemak.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu
(terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan
kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol,
lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu
penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah
menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke
dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting
dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung
empedu, dan menyebabkan nyeri (kolik bilier) atau peradangan
kandung empedu (kolesistitis). Batu juga bisa berpindah dari kandung
empedu ke dalam saluran empedu, sehingga terjadi jaundice (sakit
kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus.
Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor.
3
3. Klasifikasi
Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker, 2001) :
a. Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu,
biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam
duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri
yang luar biasa (www.medicastore.com).
b. Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding
kandung empedu, yang ditandai dengann serangan berulang dari
nyeri perut yang tajam dan hebat (www.medicastore.com).
4. Etiologi
a. Obstruksi duktus sistikus dengann distensi dan iskemia vesika
bilaris. Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan
distensi kandung empedu dan gangguam aliran darah dan limfe,
bakteri komensal kamudian berkembang biak.
b. Cedera kimia (empedu) dan atau mekanik (batu empedu) pada
mukosa.
c. Infeksi bakteri, Adanya kuman seperti E. Coli, salmonela typhosa,
cacing askaris, atau karena pengaruh enzim – enzim pankreas.
5. Patofisiologi
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan
empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya
dengann cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini
adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu
pada saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan
empedu dipekatkan dengann mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya
diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi zat-zat padat. Stasis
4
empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi
progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut.
Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan
empedu, stasis empedu, dapat menyebabkan infeksi kandung empedu
(www.mamashealth.com).
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan
supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia, pengendapan.
Gangguan kontraksi sfingter odci dan kandung empedu dapat juga
menyebabkan statis. Faktor hormon (kehamilan) menyebabkan
pengosongan kandung empedu. Akibat satis, terjadilah sumbatan
empedu (saluran). Adanya batu akibat statis yang progresif tadi
memungkinkan terjadi trauma dinding kandung empedu, hal ini dapat
memungkinkan infeksi bakteri lebih cepat.
Batu empedu
Bakteri Jejas kimia
Trauma pada dinding Mual muntah Ketidakseimbangan
Kandung empedu komposisi empedu
Obstruksi dan inflamasi resiko kekurangan volume cairan
dinding kandung empedu
Iritasi dinding kandung empedu Perubahan nutrisi kurang Inflamasipada
dari kebutuhan tubuh kandung empedu
Gangguan rasa nyaman Nyeri
Nyeri
6. Tanda dan Gejala
5
Timbulnya gejala bisa dipicu oleh makan makanan berlemak. Gejala
bisa berupa:
a. Tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa
nyeri di perut kanan bagian atas.
b. Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan
sering menjalar ke bahu kanan.
c. Biasanya terdapat mual dan muntah.
d. Nyeri tekan perut
e. Dalam beberapa jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi kaku.
f. Pada mulanya, timbul demam ringan, yang semakin lama
cenderung meninggi.
g. Serangan nyeri berkurang dalam 2-3 hari dan kemudian
menghilang dalam 1 minggu.
h. Gangguan pencernaan menahun
i. Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar)
j. Sendawa.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan perut
b. Kolesistogram oral
c. USG perut.
d. blood tests (looking for elevated white blood cells)
8. Penatalaksanaan Medis
a. Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan.
b. Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun
melalui laparoskopi.
c. Penderita yang memiliki resiko pembedahan tinggi karena keadaan
medis lainnya, dianjurkan untuk menjalani diet rendah lemak dan
menurunkan berat badan.
6
d. Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik.
9. Komplikasi
a. Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan
berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya
abses, gangren atau perforasi kandung empedu.
b. Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari
empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah
tersumbat sebagian oleh batu empedu atau oleh peradangan.
c. Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim
amilase, mungkin telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis)
yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran
pankreas (duktus pankreatikus).
7
B. KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Intake nutrisi
1) Kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak
2) Mual
3) Muntah
4) Dyspepsia
b. Kenyamanan
Kaji adanya nyeri pada perut kanan atas dan sering menjalar ke
bahu kanan.
c. Intake cairan.
1) Kaji kebiasaan masukan cairan (berapa gelas / hari)
2) Lihat adanya kehilangan cairan lewat muntah
3) Pembatasan masukan
d. Pengetahuan pasien tentang penyakit
1) Pengertian pasien tentang penyakit
2) Sejauh mana pasien tahu mengenai penyakitnya
3) Usaha – usaha / pengobatan yang telah dilakuakan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan obstruksi pada
duktus dan inflamasi.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, dyspepsia, nyeri, pembatasan masukan.
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
mual, muntah.
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang
terpapar informasi.
8