Upload
via
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 lp sjs abah
1/27
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA
SINDROM STEVENS-JOHNSON DIRUANG CEMPAKA RSUD
JOMBANG
Dosen Pembimbing :
H.Rifa’I, S.Kep,Ns,M.KepKeom!o" #$ :
%& Di'n' A() S'*i+(i ,%$.$%$/01
#& E(i2i' E"' P3s!i+'s'(i ,%$.$%$/41
& 5(en6i"' A7i Se+)'8'n ,%$.$%$91
0& Ri(in D8i 5e(i'n+i ,%$.$%$.1
/& ;3i A6i Ti)'< ,%$.$%$491
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI S% KEPERA=ATAN
TAHUN #$%/>#$%9
8/18/2019 lp sjs abah
2/27
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERA=ATAN PADA PASIEN
SINDROM STEVENS-JOHNSON
A DE5INISI
Sindroma Stevens-Johnson merupakan suatu sindroma (kumpulan e!ala" akut
#an menenai kulit, selaput lendir di orifi$ium dan mata denan keadaan umum #an
%ervariasi dari rinan sampai %erat. &en#akit ini serin dianap se%aai %entuk dari
'ritema Multiforme #an %erat. ( )!uanda, Ham*ah M, +"
Sindrom Stevens Johnson (SSJ" merupakan reaksi mukokutaneus akut #an
menan$am !ia %erupa nekrosis #an ekstensif dan lepasn#a epidermis. SSJ ditandai
denan adan#a makula eritem #an luas atau lesi taret atipikal dan erosi mem%ran
mukosa #an %erat. (J/ Rou!eau, llanore 01, +2"
Jadi, Sindrom Stevens Johnson adalah sindroma akut #an ditandai denan
makula eritem #an luas atau lesi pada selaput lendir pada kulit, orifi$ium dan mata
denan keadaan umum #an %ervariasi dari rinan sampai %erat.
B KLASI5IKASI
dapun klasifikasi dari Sindrom Stevens-Johnson, #aitu tertera dalam ta%el %erikut ini.
5'"+o( )'ng
Membe6'"'
n
E()+
8/18/2019 lp sjs abah
3/27
'pidermal
deta$hment,
5 dari daerah
kuli
$ %$ %$-$ $
en
pen#e%a%
Nevirapine, lamotriin, dan sertraline, sulfametho6a*ole 7
trimetoprim, sulfonamid, allopurinol, $ar%ama*epine, phen#toin,
feno%ar%ital, dan o%at anti-inflamasi, o%at dari !enis o6i$am
,8o*ena Se$*#nska dkk, +9:"
C ETIOLOGI
9 &en#e%a% utama tim%uln#a SJS adalah aleri o%at, sedankan pen#e%a% lainn#aadalah infeksi, vaksinasi, pen#akit graft-versus-host , neoplasma dan radiasi. ;%at
#an palin serin terli%at adalah o%at olonan antikonvulsan (:,
8/18/2019 lp sjs abah
4/27
8romofluerene, Aire spone (3edania Inis" dan Rhus (:- &entade$#l$ate$hol".
$ Aaktor fisik
Sinar D, sinar matahari, $ua$a dan lain @ lain.
D EPIDEMIOLOGI
)i merika Serikat, kasus $enderun ter!adi pada aal musim semi dan musim
dinin. Insiden SSJ dan nekrosis epidermal toksik (N'3" diperkirakan +-:5 per !uta
populasi setiap tahun di 'ropa dan merika Serikat. Emumn#a ter!adi pada deasa. (
)!uanda, Ham*ah M, +".
Jumlah kasus di merika Serikat $enderun meninkat pada aal musim semi
dan musim dinin. Entuk kasus overlap SSJ7N'3, NSI) oksikam (piroksikam,
meloksikam, tenoksikam" dan sulfonamid merupakan pen#e%a% terserin di merika
Serikat dan neara-neara 8arat lainn#a. Kontras denan neara-neara 8arat,
pen#e%a% terserin di neara-neara sia 3imur dan 3enara adalah allopurinol. (/
Stephen Aoster, +9=".
E MANI5ESTASI KLINIS
&en#akit SSJ sanat akut dan mendadak dapat di sertai e!ala prodromal %erupa demam
tini ( :2 / @ = / ", mulai n#eri kepala, %atuk, pilek dan n#eri tenorokan #an
dapat %erlansun + minu. >e!ala-e!ala ini denan seera akan men!adi %erat #an
ditandai meninkatn#a ke$epatan nadi dan pernafasan, den#ut nadi melemah,
kelemahan #an he%at serta menurunn#a kesadaran, soporous sampai koma. &ada
sindroma ini terlihat adan#a trias kelainan %erupa B
a Kelainan kulit
Kelainan pada kulit dapat %erupa eritema, vesikal, dan %ulla. 'ritema %er%entuk
$in$in (pinir eritema tenahn#a relative hiperpimentasi" #an %erkem%an
men!adi urtikari atau lesipapuler %er%entuk taret denan pusat unu atau lesi
se!enis denan vesikel ke$il. 1esikel ke$il dan %ulla kemudian meme$ah sehina
ter!adi erosi #an luas. )isampin itu dapat !ua ter!adi erupsi hemorrhais %erupa
8/18/2019 lp sjs abah
5/27
pte$hiae atau purpura. 8ila disertai purpura - pronosisn#a men!adi le%ih %uruk.
&ada keadaan #an %erat kelainann#a men!adi eneralisata.
% Kelainan selaput lendir di orifisium
Kelainan selaput lendir di orifisium #an terserin adalah pada mukosa mulut 7
%i%ir (95", kemudian disusul denan kelainan dilu%an alat enetalia (5",
sedankan di lu%an hidun dan anus !aran (masin@masin 25-=5". Kelainan
#an ter!adi %erupa stomatitis denan vesikel pada %i%ir, lidah, mukosa mulut
%aian %u$$al. Stomatitis merupakan e!ala #an dini dan men#olok. Stomatitis ini
kemudian men!adi le%ih %erat denan pe$ahn#a vesikel dan %ulla sehina ter!adi
erosi, e6$oriasi, pendarahan, ul$erasi dan ter%entuk krusta kehitaman. Jua dapat
ter%entuk pseudomem%ran. )i %i%ir kelainan #an serin tampak ialah krusta
%erarna hitam #an te%al. dan#a stomatitis ini dapat men#e%a%kan penderitaan
sukar menelan. Kelainan )imukosa dapat !ua ter!adi di Aarin, 3raktus
Respiratorius %aian atas dan 'sophaus. 3er%entukn#a &seudo mem%rane di
Aarin dapat mem%erikan keluhan sukar %ernafas dan penderita tidak dapat makan
dan minum.
$ Kelainan mata.
Kelainan pada mata merupakan 25 diantar semua kasus, #an serin ter!adi
adalah /on!un$tivitis Kataralis. Selain itu dapat ter!adi /on!un$tivitis &urulen,
pendarahan, Sim%lefaron , El$us /ornea, Iritis7Iridosiklitis #an pada akhirn#a
dapat ter!adi ke%utaan sehina dikenal trias #aitu Stomatitis, /on!untivitis,
8alanitis, Eretritis.
5 PATO5ISIOLOGI
8/18/2019 lp sjs abah
6/27
Stevens-Johnson adalah %entuk pen#akit mukokutan denan tanda dan e!ala
sistemik #an parah %erupa lesi taret denan %entuk #an tidak teratur, disertai
ma$ula, vesikel, %ula, dan purpura #an terse%ar luas terutama pada ranka tu%uh,
ter!adi penelupasan epidermis kuran le%ih se%esar 95 dari area permukaan tu%uh,
serta meli%atkan mem%ran mukosa dari dua oran atau le%ih.
&en#e%a% pasti dari Sindrom Stevens-Johnson saat ini %elum diketahui namun
ditemukan %e%erapa hal #an memi$u tim%uln#a seperti o%at-o%atan atau infeksi virus.
Meka-nisme ter!adin#a sindroma adalah reaksi hipersensitif terhadap *at #an memi-
$un#a. Sindrom Stevens-Johnson mun-$ul %iasan#a tidak lama setelah o%at disuntik
atau diminum, dan %esarn#a kerusakan #an ditim%ulkan kadan tidak %erhu%unan
lansun denan dosis, namun sanat ditentukan oleh reaksi tu%uh pasien.
Aaktor #an didua kuat se%aai etioloin#a adalah reaksi aleri o%at se$ara
sistemik, infeksi %akteri, virus, !amur, proto*oa, neoplasma, reaksi pas$avaksinasi,
terapi radiasi, aleri makanan, %ahan-%ahan kimia dan pen#akit kolaen.
Hampir semua kasus SJS dan 3'N dise%a%kan oleh reaksi toksik terhadap o%at,
terutama anti%iotik (mis. o%at sulfa dan penisilin", antike!an (mis. fenitoin" dan o%at
antin#eri, termasuk #an di!ual tanpa resep (mis. i%uprofen". 8erdasarkan etioloi
reaksi simpan o%at (Sulfonamid, antikonvulsan aromati$, NSI), alupurinol,
sulfonamide, klormena*on", sehina mempenaruhi reaksi hipersensitifitas tipe III.
Hipersensitif tipe III ditandai oleh pem%entukan kompleks antien-anti%odi
(anti%od# I> atau IM" dalam sirkulasi #an dideposit dalam !arinan. Komplemen
teraktivasi melepas ma$rophae $hermotati$ fa$tor. Makrofa dikerahkan ke tempat
terse%ut melepas en*im #an dapat merusak !arinan. Komplemen !ua mem%entuk
/:a dan /a (anafilatoksin" #an meransan sel mast dan %asofil melepas ranul.
Komplemen !ua dapat menim%ulkan lisis sel %ila kompleks diendapkan di !arinan
sehina ter!adi kerusakan !arinan. ki%atn#a ter!adi kumulasi Neutrofil #an
kemudian melepaskan 0isosim dan men#e%a%kan kerusakan !arinan pada oran
sasaran ( 3aret ;ran ". (8rataid!a#a K>, +"
8/18/2019 lp sjs abah
7/27
P'+
8/18/2019 lp sjs abah
8/27
G PEMERIKSAAN PENUNJANG
9 &emeriksaan la%or ator iumB tidak ada pemeriksaan la%oratorium (selain %iopsi"
#an dapat mem%antu dokter dalammeneakkan dianosa.
+ &emeriksaan darah lenkap (/8/" dapat menun!ukkan kadar sel darah putih
#annormal atau leukositosis nonspesifik. &eninkatan ta!am kadar sel darah putih
dapat menindikasikan kemunkinan infeksi %akterial %erat.
: )etermine renal fun$tion and evaluate urine for %lood.
= &emeriksaan elektrolit
Kultur darah, urine, dan luka diindikasikan ketika infeksi di$uriai ter!adi.
? &emeriksaan %ron$hos$op#, 'sophaoastro, duodenos$op# ('>)", dan
kolonoskopi dapat dilakukan.
< /hest radioraph# untuk menidentifikasi adan#a pneumonitis.
2 &emeriksaan histopatoloi dan imunohistokimia dapat mendukun diteakkann#a
dianosa.
H PENATALAKSANAAN
&enatalaksaan terhadap penderita Sindrom Stevens-Johnson memerlukan tindakan #an
tepatdan $epat. &enderita %iasan#a memerlukan peraatan di rumah sakit. &enananan#an perlu dilakukan meliputiB
9 &reparat Kortikosteroid
&enunaan preparat kortikosteroid merupakan tindakan life saving . Kortikosteroid
#an %iasa diunakan %erupa deksametason se$ara intravena denan dosis
permulaan =-? 6 m sehari. Masa kritis %iasan#a dapat seera diatasi dalam +-:
hari, dan apa%ila keadaan umum mem%aik dan tidak tim%ul lesi %aru, sedankan
%ila lesi lama menalami involusi, maka dosis seera diturunkan m se$ara $epat
setiap hari. Setelah dosis men$apai m sehari kemudian dianti denan ta%let
kortikosteroid, misaln#a prednisone, #an di%erikan denan dosis + m sehari,
kemudian diturunkan men!adi 9m pada hari %erikutn#a selan!utn#a pem%erian
o%at dihentikan. 0ama peno%atan pre-parat kortikosteroid kira-kira %erlansun
selama 9 hari. (M. Ham*ah, +
8/18/2019 lp sjs abah
9/27
infeksi sekunder, misaln#a %ron$o-pneneumonia #an dapat men#e%a%kan
kematian. nti%iotik #an di%erikan hendakn#a #an !aran men#e%a%kan aleri,
%er-spektrum luas, %ersifat %akterisidal, dan tidak nefrotoksik. nti%iotik #an
memenuhi s#arat terse%ut antara lain siprofloksasin denan dosis + 6 =m
intravena, klindamisin denan dosis + 6 ?m intravena dan entamisin denan
dosis + 6 2 m. (Mans!oer S , 4ardhani 4I, Setioulan 4, +"
: Infuse dan 3ransfusi )arah
Hal #an perlu diperhatikan kepada penderita adalah menatur keseim%anan
$airan atau elektrolit tu%uh, karena penderita sukar atau tidak dapat menelan
makanan atau minuman aki%at adan#a lesi oral dan tenorokan serta kesadaran
penderita #an menurun. Infuse #an di%erikan %erupa lukosa 5 dan larutan
)arro. pa%ila terapi #an telah di%erikan dan penderita %elum menampakkan
per%aikan dalam aktu +-: hari, maka penderita dapat di%erikan transfuse darah
se%an#ak : $$ selama + hari %erturut-turut, khususn#a pada kasus #an disertai
purpura #an luas dan leu$openia. (Mans!oer S , 4ardhani 4I, Setioulan 4,
+"
= K/l
&enderita #an menunakan kortikosteroid umumn#a menalami penurunan
kalium atau hipokalemia, maka di%erikan K/l denan dosis : 6 m sehari
peroral. (M. Ham*ah, +
8/18/2019 lp sjs abah
10/27
dapat !ua di%erikan makanan #an lunak atau $air, terutama pada penderita #an
sukar menelan. (> 0askaris, 9FF=".
2 1itamin
1itamin #an di%erikan %erupa vitamin 8 kompleks dan vitamin /. 1itamin 8
kompleks didua dapat memperpendek durasi pen#akit. 1itamin / di%erikan
denan dosis m atau 9 m sehari dan ditu!ukan terutama pada penderita
denan kasus purpura #an luas sehina pem%erian vitamin dapat mem%antu
menurani permea%ilitas kapiler. (M. Ham*ah, +
8/18/2019 lp sjs abah
11/27
Rasa n#eri #an dise%a%kan lesi oral dapat dihilankan denan pem%erian anastetik
topi$al dalam %entuk larutan atau salep #an menandun lidokain +5. /ampuran
5 air dan h#droen peroksida dapat diunakan untuk men#em%uhkan !arinan
nekrosis pada mukosa pipi. nti!amur dan anti%iotik dapat diunakan untuk
men$eah superin-feksi. 0esi pada mukosa %i%ir #an parah dapat di%erikan
peraatan %erupa kompres asam %orat :5. 0esi oral pada %i%ir dio%ati denan
%oraks-liserin atau penunaan triamsinolon asetonid. 3riamsinolon asetonid
merupakan preparat kortikosteroid topi$al. Kortikosteroid #an %iasa diunakan
pada lesi oral adalah %entuk pasta. &emakaian pasta dian!urkan saat se%elum tidur
karena le%ih efektif. Se%elum dioleskan, daerah sekitar lesi harus di%ersihkan
terle%ih dahulu kemudian dikerinkan menunakan spons steril untuk men$eah
melarutn#a pasta oleh saliva. pa%ila pasta larut oleh saliva, o%at tidak dapat
%eker!a denan optimum sehina tidak akan diperoleh efek terapi #an
diharapkan.
&enatalaksanaan KeperaatanB
' 'pidermal )eta$hment
- Se$ara teratur memonitor peru%ahan kulit
- Mem%ersihakan7menankat lapisan epidermis #an terkelupas
- 3erapkan dressin nonadherent diresapi denan
,5 perak nitrat, kapas ol sintetik dressin
denan perak ionik atau silver9F nano$r#stalli$
- Mensta%ilkan dressin denan kapas !arin
- >unakan dressin %iosintesis (8io%rane"
- Mandikan pasien denan etha$ridine laktat (Rivanol"
b Elserasi rona mulut
- Menan!urkan pasien untuk %erkumur pasien denan 95 klorheksidin
- Memantau ii untuk men$eah adan#a indikasi infeksi
$ Elserasi pada Kon!untiva
- Siram kon!untiva denan aram fisiolois steril
- 8erikan o%at tetes mata kortikosteroid
- 3erapkan penunaa salep anti%iotik
6 Menanani N#eri
8/18/2019 lp sjs abah
12/27
- Menilai n#eri sesuai denan lisan atau skala numerik,
setelah pem%erian o%at analesik
- &antau tinkat kesadaran dan pola pernapasan
pasien.
e /airan dan elektrolit
- >anti $airan sesuai denan !umlah total permukaan tu%uh #an terkena
- 3erus memantau parameter hemodinamik (den#ut !antun, tekanan darah
invasif, pusat tekanan vena"
- Se$ara teratur menukur kadar elektrolit dan menisi
kem%ali sesuai #an dian!urkan
- Memonitor asupan $airan dan output se$ara teratur ,8o*ena Se$*#nska dkk,
+9:"
I KOMPLIKASI
Komplikasi #an terserin ialah %ronko-pneumoni, #an didapati sekitar 9?5 diantara
seluruh kasus #an datan %ero%at di %aian kami. Komplikasi #an lain ialah
kehilanan $airan7darah, anuan keseim%anan elektrolit dan s#ok. &ada mata dapat
ter!adi ke%utaan karena anuan lakrimasi.
J PROGNOSIS
&ada kasus #an tidak %erat, pronosisn#a %aik, dan pen#em%uhan ter!adi dalam aktu
+-: minu. Kematian %erkisar antara -95 pada kasus %erat denan %er%aai
komplikasi atau peno%atan terlam%at dan tidak memadai. &ronosis le%ih %erat %ila
ter!adi purpura #an le%ih luas. Kematian %iasan#a dise%a%kan oleh anuan
keseim%anan $airan dan elektrolit, %ronkopneumonia, serta sepsis.
K HEALTH EDUCATION
&endidikan #an perlu di%erikan kepada pasien dan keluara dapat %erupaB
9 &en!elasan menenai perlun#a peno%atan #an teratur, $ara minum o%at, dan lama
peno%atan.
+ &en!elasan menenai peraatan #an dapat dilakukan oleh pasien dan keluara,
sepertiB
- &eraatan luka pada daerah #an terkena (mata, kulit dan selaput lender
diorifisium"
- /ara menanani n#eri.
8/18/2019 lp sjs abah
13/27
- &akaian dan alas tidur hendakn#a ter%uat dari %ahan #an lem%ut dan rinan
denan tu!uan untuk men$eah iritasi aki%at esekan
- Memastikan aar kuku !ari tetap pendek, dipoton denan %aik una
men$eah infeksi sekunder
&en!elasan menenai personal h#iene.
0 &en!elasan menenai pentinn#a i*i7 nutrisi #an di%erikan pada pasien.
/ &eru%ahan a#a hidup7 aktivitas pasien.
ASUHAN KEPERA=ATAN SECARA TEORITIS
Peng"'7i'n !'6' S+e2en Jo
8/18/2019 lp sjs abah
14/27
9 Identitas klien dan penanun !aa%
+ Ria#at kesehatan
a Keluhan utama
Klien meneluh n#eri seperti panas ter%akar pada kulit(prioritas utama #an
dikeluhkan klien 7 #an menan$am !ia klien".
% Ria#at pen#akit sekaran
Klien menalami eritema, vesikel, %ula dan ter!adi purpura dan ter%entuk krusta
pada %i%ir. Ria#at per!alanan pen#akit sehina klien diraat di rumah sakit
(Setelah ia menkonsumsi o%at #an di%erikan oleh %idan, + hari #an lalu". &ada
pemeriksaan mata, didapatkan kelainan mata kon!untivitis.
$ Ria#at Kesehatan 7 &eraatan )ahulu
Klien %elum pernah menalami sakit seperti #an dialami pada saat ini dan klien
mempun#ai ria#at aleri pada o%at-o%atan tertentu.( ka!i ria#at aleri klien, dan
pen#akit #an pernah ia derita, seperti #an dialami. sekaran".d Ria#at Kesehatan 7 &eraatan Keluara
)alam keluara klien tidak ada keluara #an menderita pen#akit seperti #an
dialami klien saat ini.(ka!i ria#at kesehatan keluara,apakah keluara klien ada
#an menderita sakit seperti #an dialami oleh klien".
: &ola funsi kesehatan
a &ola nutrisi dan meta%olisme
Ka!i ke%utuhan nutrisi klien meliputi pola makan klien, makanan kesukaan,
komposisi, porsi makan, antopometri %iasan#a didapatkan penurunan %erat %adan
dan penurunan 00, %io$ami$al terdapat hasil pemeriksaan h% dan ht menurun
kemudian peninkatan leukosit,$lini$al sin didapatkan mukosa %i%ir kerin,
kon!untiva anemis turor kulit !elek, dan diit makanan $air.
% &ola aktivitas dan Ka!i aktifitas klien dan rentan keterantunann#a se
latihanperti makan, minum, mo%ilitas, mandi, dan %erpakaian
$ &ola istirahat dan tidur
)enan keluhan sakitn#a terse%ut apakah klien menalami annuan tidur dan
pola tidurn#a, seperti ter%anun dimalam hari karena rasa n#eri #an tim%ul
d &ola persepsi sensori dan konitif Ka!i tentan penindraan, pada penderita steven !honson ka!i indra
penlihatann#a dan pene$apann#a. 8iasan#a didapatkan kon!untivitis pada
indra penlihatann#a dan krusta pada mulutn#a7 indra pene$apan, sehina klien
menalami anuan persepsi sensori dan kesulitan menelan.
= &emeriksaan Aisik
a Mata B penlihatan ka%ur %uram, $on!untiva anemis kelainan mata kon!untivitis
, mata %erair,edema ,mata terasa atal,menan!al,pedih, dan lenket. % Mulut B kotor, terdapat krusta, mukosa %i%ir kerin, terdapat %ula dan purpura
8/18/2019 lp sjs abah
15/27
$ Kulit sao matan(arna kulit", turor kulit !elek, kerin , eritema, vesikel, %ula
dan ter!adi purpura dan ada pula #an disertai tanda-tanda infeksi.Inspeksi B 4arna,
suhu, kelem%apan, kekerinan. &alpasi B turor kulit, edema. ( 8runner and
Suddarth, +9 "
DIAGNOSA KEPERA=ATAN
9 Kerusakan interitas kulit %.d penurunan imunolois ditandai denan anuan
permukaan kulit dan kerusakan lapisan kulit (reaksi inflamasiB vesikel, eritema,
%ula, erosi, purpura".
+ Kerusakan mem%rane mukosa oral %.d efek sampin o%at (antikonvulsan,
antipiretik, anti%ioti$" ditandai denan edema, lesi pada mulut, kesulitan makan
(menun#ah" dan menelan, stomatitis, dan adan#a vesikel.
: Ketidakseim%anan nutrisi kuran dari ke%utuhan tu%uh %.d ketidakmampuan
menelan makanan (karena adan#a pseudomem%ran pada saluran pen$ernaan atas"
ditandai denan ketidakmampuan memakan makanan dan kuran minat pada
makanan.
= N#eri akut %.d aen $edera %iolois (inveksi virus, misaln#aB Herpes Simplex, HI1,
CoxsackieG *at kimia, misaln#a aleri o%atB antikonvulsan, anti%ioti$, antipiretik"
ditandai denan melaporkan n#eri se$ara ver%al dan menekspresikan perilaku
elisah.
Risiko infeksi %.d pertahanan tu%uh primer #an tidak adekuat (kerusakan interitas
kulit" dan ketidakedekuatan pertahanan sekunder (imunitas menurun atau ter!adin#a
autoimunB Sindrom Steven Johnsone".
? )efisiensi penetahuan %.d keter%atasan konitif (karena kurann#a informasi
tentan pen#akit" ditandai denan penunkapan masalah.
8/18/2019 lp sjs abah
16/27
C& RENCANA ASUHAN KEPERA=ATAN
)ianosa 3u!uan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
9 Kerusakan
interitas kulit
%erhu%unan
denan lesi,
penurunan
imunolois (reaksi
hipersensitifitas"
ditandai denan
anuan
permukaan kulit
( tim%uln#a %ula,
vesikel, eritema,
erosi #an luas dan
purpura"
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama 6+= !am
diharapkan kerusakan interitas
pasien %erkuran denan kriteria
hasilB
NOC L'be:
Tissue Integrity skin: skin and
mucous membranes
Wound healing : primer and
sekunder
9 0esi teratasi
+ Menun!ukkan adan#a proses
pen#em%uhan luka
: Menun!ukkan pemahaman
dalam proses per%aikan kulit
dan men$eah ter!adin#a
infeksi
NIC L'be:
Skin surveillance
9 Inspeksi kulit, lihat adan#a
kemerahan, lesi, erosi
+ &antau kemunkinan ter!adin#a
inspeksi, terutama pada area #an
ter!adi kerusakan lapisan
kulit(lesi".
Skin care: Topical treatment
9 0akukan tindakan deleatif
denan mem%erikan o%at oral
kortikosteroid dan o%at topi$al
antiinflamasi pada area kulit #an
ter!ankit (%ila dian!urkan".
+ 0akukan pemantauan pada kulit
se$ara %erkala
NIC L'be:
Skin surveillance
9 )ari $ara meninfeksi kulit dapat
menetahui penananan selan!utn#a
#an akan di%erikan kepada pasien.
+ Memantau ter!adin#a infeksi untuk
men$eah tanda-tanda aal ter!adin#a
infeksi.
Skin care: Topical treatment
9 Menunakan terapi farmakoloi o%at
antiinflamasi topikal dapat menurani
ter!adin#a peradanan pada kulit
+ ar dapat menetahui tanda-tanda
aal %ila ter!adi lesi, ruam kem%ali,
sehina dapat dilakukan
penatalaksanaan denan seera
8/18/2019 lp sjs abah
17/27
Pressure Management
9 Hindari kerutan pada tempat tidur
(terurama pada linen"
+ Monitor status nutrisi pasien
Wound care
1 Memonitor karakteristik luka
meliputi $airan, arna, ukuran
dan odor.
2 8ersihkan lesi denan normal
salin (Na/l ,F5" atau
pem%ersih non-toksik (!ika
diperlukan"
3 0akukan teknik peraatan luka
denan steril. E%ah posisi pasien setiap + !am
sekali! !arkan pada keluara tentan
luka dan peraatan luka untuk
men$eah infeksi
" )okumentasikan lokasi luka,
ukuran
Pressure Management
9 Kerutan pada linen ( tempat tidur" akan
men#e%a%kan tekanan pada kulit pasien
#an akan men#e%a%kan eritema.
+ Staus nutrisi pasien diunakan untuk
menetahui perkem%anan status i*i
pasien apakah %erisiko menalami
ketidakseim%anan nutrisi.
Wound care
9 )enan menetahui karakteristik luka
pada pasien dapat menentukan
intervensi #an tepat.+ &em%ersihan luka denan NS untuk
menhindari risiko infeksi.
: &eraatan luka denan steril untuk
menhindari risiko infeksi.
= )enan menu%ah posisi pasien akan
menhindari %aian kulit pasien #an
menalami tekanan #an lama,
misaln#a denan posisi tidur terlentan
#an le%ih dari + !am akan mem%erikan
8/18/2019 lp sjs abah
18/27
tekanan #an le%ih pada area punun
dan pantat.
Keluara merupakan oran terdekat
pasien #an akan mem%antu pasien
dalam melakukan peraatan luka saat
pasien %erada di rumah.
+ Kerusakan
mem%rane mukosa
oral %erhu%unan
denan reaksi aleri
terhadap o%at
(antikonvulsan,
antipiretik,
anti%ioti$" ditandai
denan edema, lesi
pada mulut,
kesulitan makan
dan menelan,
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama 6+= !am
diharapkan kerusakan mem%rane
mukosa oral %erkuran denan
kriteria hasilB
9 0esi pada mukosa oral
%erkuran dan %eransur
sem%uh
9 n!urkan pasien %erkumur
denan 9 5 $hlorhe6idine
+ >unakan $airan paraffin pada
area %i%ir #an %erarna
merah teran
: Monitor ii pasien
9 /hlorhe6idine %ertindak se%aai
anti%akteri, %akteriostatik,
analesik dan aen anti-inflamasi+ en ini men$eah kekerinan,
%i%ir pe$ah-pe$ah, dan
pem%entukan pendarahan s$a%s,
meninkatkan kemampuan pasien
untuk se$ara %e%as mem%uka mulut: Monitor ii pasien untuk
menindikasikan infeksi
8/18/2019 lp sjs abah
19/27
stomatitis dan
vesikel.
: Ketidakseim%anan
nutrisi kuran dari
ke%utuhan tu%uh
%erhu%unan
denan
ketidakmampuan
menelan makanan
ditandai denan
ketidakmampuan
memakan makanan,
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama 6+= !am
diharapkan kerusakan interitas
pasien %erkuran denan kriteria
hasilB
N;/ 0a%elB #utritional status: $de%uacy o&
nutrient
#utritional status : &ood and
&luid intake
#utrional intake
NI/ 0a%elB
Managemen nutrisi
9 Ka!i adan#a aleri makanan
+ Kola%orasi denan ahli i*i untuk
menentukan !umlah kalori dan
nutrisi #an di%utuhkan pasien: Monitor !umlah nutrisi dan
kandunan kalori
= Sediakan makanan dan minuman
protein dan kalori tini #an
%isa dikonsumsi denan $epat,
Managemen nutrisi
9 Menhindari pem%erian makanan
#an dapat men#e%a%kan aleri
+ Memenuhi nutrisi sesuai denan
ke%utuhan kalori dalam tu%uh pasien: Menetahui perkem%anan nutrisi
pasien
= Makanan #an menandun protein
dapat mem%antu pem%entukan
!arinan-!arinan %aru sehina
8/18/2019 lp sjs abah
20/27
kuran minat pada
makanan.
9 Intake makanan dan minuman
terpenuhi
+ supan nutrisi terpenuhi
!ika perlu
8erikan informasi tentan
ke%utuhan nutrisi
Monitoring nutrisi
9 Monitor adan#a penurunan %erat
%adan
+ Monitor makanan kesukaanTherapy nutrisi
9 Monitor asupan makanan7$airan
(asupan nutrisi"
+ 3entukan ke%utuhan pem%erian
makanan melalui selan
nasoastrik
memper$epat proses pen#em%uhan
luka.
Keluara adalah oran terdekat
denan pasien sehina keluara
pentin untuk menetahui nutrisi
#an tepat untuk pasien.
Monitoring nutrisi
9 )enan menetahui %erat pasien
%isa menentukan status i*i pasien
+ Makanan #an sesuai denan selera
pasien dapat meninkatkan nafsu
makan
Therapy nutrisi
9 )enan memonitor asupan nutrisi
pasien untuk menetahui apakah
asupan nutrisi pasien sudah sesuai
denan ke%utuhan nutrisi pasien.
+ pa%ila SJS ter!adi pada mukosa
mulut, sehina akan le%ih mudah
mem%erikan makanan melalui
selan nasoatrik.
8/18/2019 lp sjs abah
21/27
= Risiko infeksi
%erhu%unan
denan pertahanan
tu%uh primer #an
tidak adekuat
(kerusakan
interitas kulit",
ketidakadekuatan
pertahanan
sekunder (imunitas
didapat tidak
adekuat".
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama :6+= !am
diharapkan dapat meninkatkan
rasa n#aman pada pasien denan
kriteria hasilB
NOC L'be:
Immune status
'no(ledge : in&ection control
)isk control
9 &asien %e%as dari tanda dan
e!ala infeksi
+ Menun!ukkan kemampuan
untuk men$eah tim%uln#a
infeksi
: Jumlah leukosit dalam %atas
normal= Menun!ukkan perilaku hidup
sehat
NIC L'be
In&ection *ontrol
% !arkan pasien $ara men$u$i
tanan #an %enar.
# n!urkan pasien menunakan
sa%un anti%akteri saat men$u$i
tanan.
Skin Surveillance
9 Ka!i arna kemerahan, edema,
drainase dan suhu #an terlalu
hanat pada kulit.
+ &antau peru%ahan #an ter!adi
pada kulit dan dokumentasikan.
: 8eri tahu pasien dan keluara
tanda dan e!ala kerusakan kulit
serta tanda dan e!ala infeksi #anmunkin mun$ul.
Medication $dministration : Skin
9 Ka!i ria#at kesehatan pasien
se%elumn#a dan ka!i adan#a aleri.
In&ection *ontrol
9 3anan merupakan %aian tu%uh #an
palin utama kontak denan tu%uh
#an lainn#a dan linkunan. 3anan
se%aai tempat utama dalam
pen#aluran kuman7 %akteri dari luartu%uh ke dalam tu%uh sehina denan
men$u$i tanan dapat menhindari
infeksi se$ara dini.
+ )enan memakai sa%un anti%akteri
dapat menham%at masukn#a
kuman7%akteri ke dalam tu%uh.
Skin Surveillance
9 )enan penka!ian, peraat dapat
menetahui keadaan umum kulit
pasien.+ )enan menetahui setiap peru%ahan
#an ter!adi pada kulit maka denan
mudah dapat menentukan tindakan
pen$eahan terhadap kerusakan kulit
#an le%ih lan!ut.
8/18/2019 lp sjs abah
22/27
+ &ertahankan kondisi kulit diluar
area kulit #an di%erikan o%at.
: 8erikan terapi topikal untuk
menatasi kerusakan kulit #an
ter!adi.
= &antau tanda dan e!ala infeksi
#an munkin tim%ul aki%at penunaan o%at.
In&ection protection
9 Monitor tanda dan e!ala infeksi
+ Monitor hitun ranulosit, 48/
: )enan menetahui tanda dan e!ala
kerusakan kulit, pasien dan keluara
%ersama peraat dapat men$eah
kerusakan kulit dan infeksi le%ih lan!ut.
Medication $dministration : Skin
9 )enan menetahui ria#at kesehatan
se%elumn#a dan ria#at aleri, peraat
dapat menentukan peno%atan #an
ter%aik %ai pasien.
+ Mempertahankan kondisi kulit diluar
area #an di%erikan o%at untuk
men$eah tim%uln#a kerusakan kulit
#an meluas.
: 3erapi topikal dapat memper$epat
proses pen#em%uhan lesi pada kulit
karena o%at-o%at topikal le%ih $epattera%sorpsi oleh kulit.
= ar dapat menentukan penananan
#an tepat se%elum infeksi ter!adi le%ih
meluas .
8/18/2019 lp sjs abah
23/27
In&ection protection
9 Menetahui tanda dan e!ala
infeksi dapat diunakan indikator
dalam menentukan penananan
#an tepat se%elum infeksi le%ih
meluas.
+ 48/ #an meninkat
menindikasikan %aha ter!adi
infeksi.
N#eri akut
%erhu%unan
denan aen $edera
%iolois ( infeksi
virus ", *at kimia B
aleri o%at ( missal
antikonvulsan,
anti%otik,
antipiretik ",
ditandai denan
melaporkan n#eri
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama 6+= !am
diharapkan n#eri pada pasien
denan kriteria hasilB
NOC :
Pain +evel
Pain *ontrol
9 Mampu menontrol n#eri
( tahu pen#e%a% n#eri, mampu
menunakan teknik
nonfarmakoloi untuk
menurani n#eri "
+ Melaporkan %aha n#eri
NIC :
Pain Management
9 0akukan penka!ian n#er
se$ara konprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, lokasi,
durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi.
+ ;%servasi reaksi non ver%aldari
ketidakn#amanan
: &ilih dan lakukan penananan
n#eri ( farmakoloi dan non
Pain Management
9 Menenali karakteristik n#eri dan
memnentukan !enis n#eri
%erdasarkan karakteristik terse%ut.
+ Menentukan dera!at keparahan dari
n#eri
: &enananan n#eri #an tepat dapat
rasa n#eri pasien
8/18/2019 lp sjs abah
24/27
se$ara ver%al,
peru%ahan selera
makan,
menekspresikan
perilaku ( elisah "
%erkuran denan
menunakan mana!emen
n#eri
: Mampu menenali n#eri
( skala, intensitas, frekuensi
dan tanda n#eri "
farmakoloi "
$nalgetic $dministration
9 3entukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan dera!at n#eri
se%elum pem%erian o%at.
+ /ek ria#at aleri: 3entukan pilihan analetik
terantun tipe dan %erat n#eri
$nalgetic $dministration
9 Men$eah ter!adin#a efek sampin
dari o%at
+ Men$eah ter!adin#a aleri
: Mendapatkan efektifitas o%at #an
dapat menurunkan rasa n#eri se$ara
efektif
8/18/2019 lp sjs abah
25/27
? )efisiensi
penetahuan
%erhu%unan
denan
keter%atasan
konitif ( uran
informasi menenai
pen#akit s!s "
ditandai denan
penunkapan
masalah
Setelah dilakukan tindakan
keperaatan selama 6+= !am
diharapkan pasien menetahui
tentan proses pen#akit denan
kriteria hasilB
#,* :
'o(l(dge : -isease Process 'o(l(dge : .ealth /ehavior
9 &asien dan keluara
men#atakan pemahaman
tentan pen#akit, kondisi,
pronosis dan proram
peno%atan
+ &asien dan keluara mampu
melaksanakan prosedur #an
di!elaskan se$ara %enar
: &asien dan keluara mampu
di!elaskan peraat atau tim
kesehatan lainn#a
#I* :
Teaching :-isease Process
9 Mem%eritahukan tanda dan
e!ala #an %iasa mun$ul pada
pen#akit
+ Mem%eritahukan proses
pen#akit
: Intruksikan pasien menenai
tanda dan e!ala untuk
melaporkan pada pem%eri
peraatan kesehatan
Teaching : -isease Process
9 &enetahuan tanda dan e!ala
pen#akit dapat men$eah
komplikasi pada pen#akit+ )enan mem%eritahukan proses
pen#akit dapat rasa ke$emasan
pada pasien
: )enan melaporkan tanda dan
e!ala dapat men$eah ter!adin#a
komplikasi dan dapat mem%erika
penananan #an tepat
8/18/2019 lp sjs abah
26/27
DA5TAR PUSTAKA
Mans!oer S, 4ardhani 4I, Setioulan 4. +. 'rupsi leri ;%at.. Kapita Selekta
Kedokteran 'disi ketia Jilid +. JakartaB Aakultas Kedokteran Eniversitas Indonesia,
Media es$ulapius.
8o*ena Se$*#nska dkk, +9:. Supportive 3herap# for a &atient 4ith 3o6i$ 'pidermal
Ne$rol#sis Enderoin &lasmapheresis, 1ol ::, No. =. merikaB meri$an sso$iation
of /riti$al-/are Nurses.
8rataid!a#a K>. Reaksi Hipersensitivitas. )alamB 8rataid!a#a K>. Imunoloi )asar, = th.
8alai &ener%it AKEIB JakartaG + B 9?-9+F.
)!uanda , Ham*ah M. +. Sindrom Stevens-Johnson. InB )!uanda , editor. Ilmu &en#akit
Kulit dan Kelamin. =th ed. JakartaB 8alai &ener%it Aakultas Kedokteran Indonesia.
)o$hterman, Joanne M. 8ule$he$k, >loria N. +=. Nursing Interventions Classification :
ourth !dition. Enited States of meri$a B Mos%#.
)omonkos N, rnold H0, ;dom R8. 9F2+B'ritema Multiforme '6udativum,Stevens
Johnson S#ndrome,ndre’s )isease of the Skin /li$i$al )ermatolo#,Iaku
Shoin7Saunders,3ok#o,Seventh 'dition,pae 9=
8/18/2019 lp sjs abah
27/27
Ham*ah M. 'rupsi ;%at lerik. +/.
Rou!eau J/, llanore 01. 'pidermal ne$rol#sis (Stevens-Johnson s#ndrome and to6i$ 'pidermal
ne$rol#sis". )alamB Ait*patri$k’s )ermatolo# in >eneral Medi$ine. 'disi ke-ra HillG +2. hlm.:=F-.
Sirear RS. Sindrom Stevens Johnson. Saripati &en#akit Kulit +nd edition. JakartaB '>/G +=.
p. 9=9-+.
Sularsito S,Soe%ar#o R4,Kusad!i. 9F2?. Sindroma Stevens-Johnson ,)ermatoloi &raktis,
&erkumpulan ahli )ermato- 1enereoloi Indonesia, 'disi &ertama, halaman 9+9.