196
 EDISI 165 | 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015  B  O  B  M  A  N  A  J  E  M  E  N  a  l  a  S  A  D  I  N  O AKTIVIS ANTIKORUPSI DITEMBAK

Majalah Detik ESDM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

migas

Citation preview

  • EDISI 165 | 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    BOBMANAJEM

    EN

    alaSADINO

    AKTIVIS ANTIKORUPSI DITEMBAK

  • Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifai, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.

    Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: [email protected] Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769

    Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: [email protected] Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: [email protected] detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

    D A F T A R I S IEDISI 165 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    @majalah_detik majalah detik

    n MANUVER BARBAR HANCURKAN KPK

    n MANAJEMEN ALA BOB SADINOn KABAR TALAK UNTUK BANK PERMATA

    n SAAT YAHUDI PILIH ALIYAH

    INTERNASIONAL

    INTERVIEW

    CRIME STORY

    KOLOM

    GAYA HIDUP

    n KAKI LIMA ALA AMERIKA

    n SETELAH SYIAH HOUTHI GUSUR HADI

    n KEKERASAN PADA ANAK AKIBAT NIKAH MUDALENSA

    n FILM PEKAN INIn AGENDA

    n MUSIM DINGIN YANG MENGGODA

    n CARA BARU JAJAN DI KAKI LIMA

    n KEDOK BISNIS IKAN JURAGAN WONG

    n TETAP KRIWIL TETAP MENGGEMASKAN

    Cover: Ilustrasi: Kiagus Auliansyah

    FILM

    BISNIS

    EKONOMIn MONOREL TANPA PT JAKARTA MONORAIL

    n AKIBAT ULAH CHRISTOPHERKRIMINAL

    FOKUS

    DRAMA DELAPAN BELAS JAM BAMBANGWAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO MENGALAMI TEROR SAAT DITANGKAP POLISI. PELAPORNYA ADALAH KADER PDI PERJUANGAN.

  • Cuaca superdingin dan bekudi beberapa wilayah mencapai minus 20 derajat Celsiusdinikmati dengan santai. Ada yang berselancar, ada juga yang menikmatinya dengan menggelar pesta rakyat. Tradisi tahunan yang selalu menarik.

    LENSA

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

    MUSIM DINGIN YANG MENGGODA

  • Warga Desa Martsiyanauka, Belarusia, menyambut musim dingin dengan menggelar Perayaan Kolyada, Rabu (21/1). Perayaan tersebut untuk menghormati musim dingin dalam tradisi Kristen Ortodoks. (Vasily Fedosenko/REUTERS)

    LENSA

  • Warga Desa Malanka, Ukraina, mengikuti festival musim dingin dengan kostum topeng Rabu (14/1). (Brendan Hoffman/GETTY IMAGES)

    LENSA

  • Memancing di lubang pantai yang beku di Teluk Abakan, Siberia, Rabu (21/1). (Ilya Naymushin/REUTERS)

    LENSA

  • Anjing salju di suhu minus 22 derajat Celsius di Siberia | Burung yang mencari makan di atas salju setebal sekitar 15 sentimeter | Anjing balap di Skotlandia melawan dingin. (Ilya Naymushin/REUTERS, Mark Runnacles, Jeff J. Mitchell/GETTYIMAGES)

    LENSA

  • Peserta karnaval kostum pantai di Danau Oranke, Berlin, Sabtu (10/1). Event yang berlangsung secara turun-temurun ini diikuti para lansia di suhu yang hampir beku. (Hannibal Hanschke/REUTERS)

    LENSA

  • Pengunjung Fantasy Ice World menikmati patung es dari berbagai bangunan terkenal dunia di Taipei, Taiwan, Jumat (23/1). Replika bangunan itu dibuat oleh pematung yang biasa beraksi di festival es Harbin, Tiongkok. (Ashley Pon/GETTY IMAGES)

    LENSA

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    PAKET BERISI TIKUS PUTIH BERIKUT FOTO KETUA MPR ZULKIFLI HASAN DIKIRIM KE SEJUMLAH KANTOR REDAKSI MEDIA. DITUDING SEBAGAI KAMPANYE HITAM.

    TIKUS MISTERIUSSIAPA PUNYA

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    KANTOR redaksi detikcom pada Kamis siang pekan lalu tiba-tiba ke-datangan paket mengejutkan. Paket itu berupa peti kayu berukuran 50 x 40 sentimeter. Begitu dibuka, di dalam kotak setinggi 30 sentimeter itu ternyata berisi sem-bilan ekor tikus putih berikut uang plastik dan foto Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan.

    Tidak jelas siapa pengirim paket tersebut. Namun, menurut seorang pengojek yang mengantar paket itu ke kantor redaksi detik-com di Jalan Warung Jati Barat, Jakarta Selat-an, paket itu dititipkan oleh seseorang yang berpenampilan seperti mahasiswa.

    Yang nyuruh saya mahasiswa, kata peng-ojek tersebut, yang mengaku biasa mangkal di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur.

    Peti berisi tikus putih dan foto Zulkifli Hasan yang dikirim ke kantor detikcom.

    ENDRO PRIHERDITYO/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Ia juga memberikan selembar surat yang ber-asal dari sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Jakarta Development Watch. LSM ini, di dalam surat itu, beralamatkan di Jalan Otista Raya, Tanjung Lengkong Nomor 40, RT 017 RW 07, Bidara Cina, Jakarta Timur, 13330. Nomor telepon kantornya 021-33664389.

    Selain alamat kantor, tercantum nama orang

    yang bisa dihubungi, yakni Don Sukri Cor-leone, di nomor 081213090296. Namun, be-berapa kali nomor tersebut dihubungi, selalu terdengar nada sibuk. Saat disambangi, alamat kantor LSM tersebut juga ternyata palsu.

    Paket itu ternyata juga dikirimkan ke kantor redaksi sejumlah media secara serentak. Me-nurut sang pengojek, selain kantor detikcom, dia mengirim peti itu ke kantor salah satu stasiun televisi nasional.

    Meskipun masih jadi misteri, pesan yang disampaikan oleh si pengirim kotak itu jelas. Tujuannya adalah mengaitkan Zulkifli Hasan dengan kasus yang tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Maklum saja, politikus senior Partai Amanat Nasional itu sebelumnya disebut-sebut dalam dua kasus yang kini sedang digarap komisi an-tirasuah tersebut. Kasus itu adalah kasus suap izin alih fungsi hutan yang disangkakan kepada Gubernur Riau nonaktif Annas Maamun dan Bupati Bogor Rachmat Yasin.

    Nama Zulkifli dikaitkan berdasarkan peng-akuan dua kepala daerah yang menjadi ter-

    Sebanyak 24 pengurus dewan pimpinan wilayah PAN menggelar deklarasi mendukung Hatta Rajasa kembali menjadi Ketua Umum PAN untuk periode kedua di Hotel Denpasar, Jakarta Selatan, Kamis (8/1).

    LAMHOT/DETIKCOM

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    sangka perkara suap izin alih fungsi hutan itu. Kedua tersangka menyatakan perizinan sudah diberikan Kementerian Kehutanan saat dipim-pin Zulkifli sebagai menteri. Bahkan, dalam rekaman sadapan yang diperdengarkan jaksa KPK pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Senin, 19 Januari 2015, nama Zulkifli Hasan juga disebut.

    Rekaman sadapan yang diperdengarkan adalah percakapan telepon antara Annas Maamun dan pengusaha Gulat Manurung

    saat membahas soal uang suap pengurusan izin perubahan area kawasan hutan.

    Saat dimintai konfirmasi, Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan KPK tak tinggal diam dengan bukti rekaman itu. Namun KPK masih harus menunggu proses persidangan untuk mengkonfirmasi semua temuan agar bisa dija-dikan bahan pengembangan kasus.

    Nanti, kalau Gulat sudah memberikan ke-terangan, akan diinventarisasi keterangannya. Kita akan terus memonitor persidangan terse-

    Zulkifli Hasan saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta.

    RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    but, ujarnya.Lantas, apa tujuan paket misterius yang

    dikirim ke sejumlah media? Zulkifli Hasan me-ngatakan hal itu merupakan upaya kampanye hitam. Sebab, dia kini tengah bersiap maju se-bagai salah satu calon Ketua Umum PAN pada kongres partai berlambang matahari itu, yang

    akan digelar akhir Februari mendatang.Zulkifli, yang merupakan besan pendiri

    PAN, Amien Rais, akan bersaing dengan Hat-ta Rajasa, yang kini menjabat ketua umum. Persaingan kedua tokoh ini kian menghangat karena suara dewan pimpinan daerah PAN di sejumlah daerah terpecah.

    Massa PAN mengikuti kampanye terbuka di Lapangan MTQ, Kendari, Sulawesi Tenggara, Maret 2014.

    EKHO ARDIYANTO/ANTARA

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Black campaign dengan cara-cara tidak beradab, kehilangan gagasan, itu tanda-tanda orang kalap, begitu kata Zulkifli. Menurut dia, black campaign semacam itu menunjukkan adanya kepanikan.

    Senada, politikus PAN, Teguh Juwarno, menilai pengirim paket berisi tikus dan foto Zulkifli Hasan adalah mahasiswa bayaran. Teguh pun menegaskan, dalam kasus alih fungsi hutan di Bogor dan Riau, Zulkifli hanya

    dimintai keterangan sebagai saksi.Yang pasti, apa yang dilakukan me-reka tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap pencalonan Pak Zul sebagai salah satu kandidat di dalam Kongres PAN yang akan datang, tutur Teguh kepada majalah detik.

    Saat ini Steering Committee Kong-res PAN sedang menyiapkan substansi

    yang akan dibawa ke kongres, berikut lokasi acara, yakni di Hotel Westin, Bali.

    Namun Teguh menampik anggapan bahwa target pengiriman tikus putih dilakukan oleh

    pesaing Zulkifli, yakni dari kubu Hatta Rajasa.Menurut keyakinan saya, Pak Hatta tidak

    akan melakukan atau menyuruh pendukung-nya melakukan cara itu. Itu bukan tipikal beli-au, ucap Teguh.

    Ia pun menduga serangan terhadap Zul-kifli dilakukan oleh pihak luar yang bertujuan mengadu domba. Dan ia yakin, baik Zulkifli maupun Hatta tidak akan terpancing dengan cara itu.

    Secara terpisah, Koordinator Indonesia Corruption Watch Ade Irawan menilai isi pes-an di dalam kotak hitam berisi tikus itu bisa multitafsir. Namun paket itu dinilainya bukan sebagai teror, melainkan hanya sebuah pesan yang akan disampaikan.

    Ini dimensinya banyak, bisa juga keterkait-annya dengan pemilihan Ketua Umum PAN, tapi ya saya enggak tahu message-nya apa, kata Ade. Melalui paket tersebut, menurut Ade, si pengirim ingin membuat citra Zulkifli Hasan buruk di mata publik. n

    ADITYA MARDIASTUTI, JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN G.

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Ini dimensinya banyak, bisa juga

    keterkaitannya dengan pemilihan Ketua Umum PAN.

    Ade Irawan

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    ANTA

    RAF

    OTO

    PENEMBAKAN MATHUR HUSAIRI DIDUGA BERKAITAN DENGAN PENGUNGKAPAN KASUS KORUPSI DI BANGKALAN, MADURA. POLISI BELUM MENGETAHUI MOTIFNYA. PELAKU MASIH MISTERIUS.KARENA TEROR

    TAK GENTAR

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    ALAT bantu pernapasan dan slang infus masih tersambung ke tubuh Mathur Husairi. Aktivis antikorupsi asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, itu terbaring lemah di lantai 3 ruang intensive care unit Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya,

    Rabu pekan lalu. Meski demikian, masa kritis pria

    berusia 47 tahun itu sudah lewat setelah peluru diambil dari tubuhnya. Sebelumnya, kondisi Mathur kritis dan me-

    ngeluarkan banyak darah akibat ditembak dua orang tak dikenal pada Selasa dini hari, 20 Januari

    lalu. Ia dilarikan ke RS Umum Daerah Syamrabu, Bangkalan, sebelum dirujuk ke RS dr Soetomo.

    Alhamdulillah, (kondisinya) mem-baik, (tapi) belum bisa

    diajak bi-cara. Kalau komunikasi

    melalui isyarat, kata istri korban, Mutmainah. Ia berharap suaminya lekas sembuh dan pelaku penembakan tertangkap.

    Mathur ditembak di depan rumahnya, Jalan Teuku Umar III, Kelurahan Kemayoran, Bang-kalan. Saat itu ia baru pulang dari Surabaya bersama temannya sesama aktivis. Ia mengen-darai mobil seorang diri. Sedangkan rekannya, Mahmudi Ibnu khotib, aktivis LSM Poros Pe-muda Jawa Timur, naik mobil berbeda. Awalnya mereka pulang beriringan, tapi berpencar saat Mahmudi mengisi bahan bakar minyak di pom bensin Kapas Krampung, Surabaya.

    Sesampai di rumah, saat Mathur akan mem-buka pintu pagar, tiba-tiba seseorang muncul dari belakang. Dor! Mathur ditembak dan mengenai bagian pinggang kanannya. Korban sempat berupaya mengejar pelaku yang ber-boncengan naik sepeda motor. Namun ia tidak kuat dan roboh.

    Kepolisian belum bisa mengungkap motif dan pelaku penembakan. Sebab, penyelidikan masih dilakukan. Dari hasil olah tempat kejadi-

    Mutmainah, istri Mathur Husairi, terus mendoakan suaminya yang dirawat di ruang ICU RSUD Dr Soetomo.

    ROIS/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    an perkara, diduga Mathur ditembak dari jarak dekat menggunakan senjata rakitan. Namun, menurut Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Soelistiyono, tidak ada saksi yang mengetahui kejadian kecuali kor-

    ban sendiri. Kami belum bisa meminta keterang-

    an kepada korban karena kondisinya belum memungkinkan, ujarnya Rabu, 21 Januari lalu.

    Dari informasi yang dihimpun dari sejumlah rekan korban, sebelum pe-nembakan tersebut, Mathur berkum-

    pul bersama rekan-rekannya sesama aktivis di Surabaya Town Square. Menu-

    rut Mahmudi, Mathur, yang merupa-kan Direktur LSM Center for Is-

    lam Democracy, sekaligus Sekretaris Jenderal Corruption Watch Bangkalan, kerap me-nyoroti kasus-kasus korupsi di wilayah itu.

    Mahmudi menduga motif penembakan berkaitan dengan upaya korban membeberkan bukti dan kesiapannya menjadi saksi kasus ko-rupsi mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Im-ron, yang kini ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Korban siap bersaksi di KPK maupun di pengadilan.

    Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan itu ditangkap karena diduga meneri-ma suap dari Direktur PT Media Karya Sentosa Antonius Bambang Djatmiko. Suap diduga berkaitan dengan jual-beli gas di Blok Madura Barat, yang dikendalikan PT Hulu Energi West Madura Offshore, anak perusahaan Pertamina.

    Saya yakin penembakan ini berkaitan deng-an kasus dugaan korupsi Fuad Amin, tutur Mahmudi saat ditemui di RSUD dr Soetomo, Surabaya.

    Saat ini korban juga menyoroti kasus dugaan korupsi pembangunan jalan kembar sepanjang 2 kilometer di Bangkalan yang menyedot dana hingga Rp 23 miliar dari Anggaran Pendapat-an dan Belanja Daerah Kabupaten Bangkalan.

    Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Soelistiyono

    ROIS/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    Proyek di Jalan Asmara Ringroad, Bangkalan, yang dimulai sejak 2013 itu menuai perhatian lantaran jalan tembus ke tempat wisata religi pesarean Syaikhona Kholil itu keburu ambles meski masih digarap.

    Hanya Mathur yang punya data du-gaan penyelewengan tersebut, ucap

    Mahmudi, seraya menyebut data itu mungkin sudah di tangan KPK.

    Namun Wakil Ketua KPK Bam-bang Widjojantodihubungi Kamis pekan lalu atau sehari sebelum ditangkap polisieng-gan mengungkap data apa yang dilaporkan Mathur. Bambang juga tak mau menyebut apakah korban akan dijadikan saksi oleh komisi-

    nya. Kendati begitu, ia menyebut kasus

    penembak-an Mathur

    menjadi perhati-

    an lembaga antirasuah tersebut. KPK tidak bisa membuka informasi apa yang

    diadukan (Mathur), katanya. Kasus itu bukan cuma menjadi perhatian

    KPK. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang kini anggota Dew-an Pertimbangan Presiden, Hasyim Muzadi, bahkan menjenguk Mathur di rumah sakit sehari setelah peristiwa itu. Setelah menjenguk Mathur, Hasyim menegaskan kedatangannya bukan atas instruksi Presiden Joko Widodo, melainkan inisiatif pribadinya.

    Saya datang ke sini hanya memberikan sim-pati, ujar Hasyim.

    Di Jakarta, Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Ke-kerasan Haris Azhar mengecam penembakan tersebut. Haris juga menduga penembakan itu berkaitan erat dengan upaya pengungkapan korupsi yang dilakukan korban di Bangkalan.

    Penembakan terhadap aktivis antikorupsi adalah bentuk teror terhadap demokrasi, tu-turnya. Karena demokrasi antikekerasan dan

    Mahmudi, aktivis LSM Poros Pemuda Jawa Timur

    ROIS/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    antikorupsi. Kontras mencatat kekerasan terhadap aktivis

    antikorupsi bukan kali ini saja terjadi. Masih di Madura, pada Desember tahun lalu, tiga aktivis Madura Corruption Watch dibacok orang tak

    dikenal. Di Jakarta, aktivis Indonesia Corrupti-on Watch, Tama S. Langkun, juga dibacok saat melakukan advokasi terhadap dugaan transaksi mencurigakan petinggi Polri yang memiliki re-kening gendut, termasuk Komisaris Jenderal

    Anggota Sabhara Polres Bangkalan melakukan penjagaan terhadap korban dan keluarganya.

    ROIS/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    Budi Gunawan, pada 2010. Tindakan-tindakan itu dinilai Kontras sebagai

    cara membungkam masyarakat yang menja-lankan fungsi pengawasan publik terhadap pe-jabat negara. Adapun aktivis ICW, Ade Irawan, berharap teror penembakan ini tak membuat

    gentar para aktivis antikorupsi. Namun kasus ini membuat aktivis akan lebih hati-hati, itu penting, ucapnya.

    Namun, kepada sejumlah wartawan di Bang-kalan, Kamis, 22 Januari lalu, kuasa hukum Fuad Amin, Bakhtiar Pradinata, menolak anggapan kliennya dikaitkan dengan kasus penembakan Mathur. Sebab, tudingan itu dinilai merugikan kliennya. Apalagi saat ini Fuad masih ditahan dan sedang menjalani proses hukum di KPK.

    Sekarang Pak Fuad berada di ruang tahanan KPK. Di sana ketat penjagaannya, kata Bakhti-ar, seraya meminta agar kasus itu diserahkan kepada polisi. Ia meyakini Fuad Amin tidak terlibat dalam kasus penembakan tersebut. Sebelum pelaku ditangkap, jangan dikaitkan dengan Pak Fuad sebelum ada bukti, ujarnya. nJAFFRY PRABU P., ROIS JAJELI (SURABAYA), ADITYA M. | DEDEN G.

    MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 12 - 18 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    NASIONAL

    Gelar barang bukti kasus Fuad Amin di KPK.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    ILU

    STR

    ASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    CRIME STORY

    PENTOLAN SINDIKAT NARKOTIK WONG CHI PING SUDAH 15 TAHUN MENETAP DI INDONESIA. PUNYA BANYAK KAPAL.

    KEDOK BISNIS IKAN JURAGAN WONG

    BAGIAN 2

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    TATAPAN mata Wong Chi Ping pe-nuh curiga saat tahu ada wartawan yang menantinya di ruang penyidik Badan Narkotika Nasional, Selasa dua pekan lalu. Air mukanya datar, tidak sedikit pun tersenyum. Sebatang rokok yang sedang diisap ia buang ke tempat sampah.

    Pria berusia 42 tahun itu juga menolak di-wawancarai. Wong semakin memperlihatkan ketidaksukaan ketika kamera televisi menyorot wajahnya. Saat dipertemukan dengan bebe-rapa wartawan, termasuk majalah detik, itu,

    hampir semua perta-nyaan yang dilontarkan kepadanya dijawab ke-tus: Enggak tahu.

    Otak penyelundupan ratusan kilogram sabu ke Indonesia itu ditang-kap aparat BNN pada

    Senin, 5 Januari lalu, bersama delapan anggota komplotannya yang diduga bagian dari sindikat narkotik internasional asal Guangzhou, Tiong-kok. Tujuh pelaku digulung di pelataran parkir Lotte Mart Taman Surya, Kalideres, Jakarta

    Barat, bersama barang bukti mobil boks ber-nomor polisi B-9301-TCE, yang dipakai meng-angkut sabu. Dua lainnya dibekuk di Pelabuhan Dadap, Tangerang, Banten.

    Barang terlarang itu lolos masuk Indonesia menggunakan kapal besar, dan dipindahkan ke kapal kecil yang kemudian membawanya ke dermaga Dadap. Awalnya, petugas menyebut sabu yang disamarkan dalam kemasan bubuk kopi, dan dibagi dalam 42 karung, itu beratnya 840 kilogram. Namun, setelah dihitung ulang, beratnya ternyata 862 kilogram.

    Selain ke Indonesia, sindikat Wong Chi Ping ditengarai memasok sabu ke sejumlah negara. Setidaknya lima negara Asia lainnya memburu Wong. Malaysia, Myanmar, Thailand, Filipina, dan negara asalnya, Tiongkok.

    Dari penyelidikan BNN, yang bekerja sama dengan badan antinarkotik sejumlah negara, diketahui sindikat ini juga pernah memasok narkotik ke Australia, bahkan Meksiko. Tak aneh jika lembaga antinarkotik Amerika Seri-kat, Drug Enforcement Administration (DEA), turut memburunya.

    Siapakah Wong Chi Ping? Ternyata, ia sudah

    Ia juga dikenal sebagai juragan kapal. Dari kapal kelas atas berbahan fiber hingga kapal kelas bawah dari kayu seperti yang dipakai nelayan biasa.

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    15 tahun menetap di Indonesia. Selain memiliki kartu tanda penduduk RI, Wong mengantongi paspor Hong Kong. Ia menikah dengan wanita asal Surabaya, dan dikaruniai tiga anak. Perta-ma kali ke Indonesia, ia menetap di Tarakan, Kalimantan Timur. Di sana ia merintis usaha jual-beli hasil laut.

    Saya jual-beli ikan dari Kalimantan ke sini (Jakarta), ya ke mana-manalah,

    kata Wong saat ditanya apa bisnisnya sebelum tertang-kap.

    Ia juga dikenal sebagai juragan kapal. Dari kapal kelas atas berbahan fiber hingga kapal kelas bawah dari kayu seperti yang dipa-kai nelayan biasa. Sebelum

    ditangkap, Wong dike-tahui baru membeli

    kapal seharga Rp 7 miliar. Ia juga punya

    kapal cepat, yang diduga

    membawa sabu itu dari Guangzhou, yang ke-mudian dipindahkan ke kapal kecil di perairan Kepulauan Seribu. Sayangnya, kapal yang di-awaki lima warga negara asing tersebut belum tertangkap.

    Di Pelabuhan Dadap, Tangerang, Wong membeli kapal baru seharga Rp 200 juta. Dia juga membeli kapal nelayan seharga Rp 60 juta, lalu diperbaiki dengan biaya Rp 100 juta. Kapal itu diatasnamakan Sujardi, salah satu pelaku yang tertangkap. Sujardi-lah yang menakhodai kapal itu saat menerima kiriman sabu di per-airan Kepulauan seribu.

    Namun bisnis hasil laut diduga hanya kedok. Menurut Deputi Pemberantasan Narkotika BNN Inspektur Jenderal Deddy Fauzi Elhakim, kedatangan Wong Chi Ping ke Indonesia bukan semata berbisnis ikan, tapi juga mempelajari seluk-beluk perairan di Indonesia. Selama lima belas tahun (tinggal di Indonesia) itu, (dia) sudah mempelajari kondisi, ujar Deddy.

    Penampilan Wong memang terlihat seder-hana. Namun, di balik itu, menurut Deddy, ia menyimpan berbagai strategi berbisnis narko-

    ba. Kenapa dia bisa dipercaya sindikat di ne-

    CRIME STORY

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    gara lain? Karena berbagai keberhasilan yang dia lakukan. Negara lain pun tidak tahu kapan mereka masuk (menyelundupkan narkoba), tuturnya.

    Sabu yang diselundupkan ke Indonesia itu di-duga akan dijual dalam paket-paket yang lebih kecil kepada pembeli. Para pembeli inilah yang akan mengolah sabu menjadi bentuk pil-pil. Jika dicampur bubuk tertentu, akan muncul jenis-jenis baru narkotik. Pil-pil itulah yang diedarkan

    ke tempat-tempat hiburan malam.

    Diedarkan di kota-kota besar di Indonesia, mulai Medan, Jakarta, Surabaya, Sula-

    wesi Selatan, Manado, sampai Kalimantan Barat, ucapnya.

    Dari sejumlah bandar yang ditangkap BNN, hampir semua menyebut sindikat Guangzhou-Hong Kong ini sebagai pemasok mereka. Jadi tidak tertutup kemungkinan sindikat inilah yang (memasok) 10, 20, atau 30 kilogram. Sumber-nya dia (Wong), kata Deddy. Ini (sindikat

    Wong) raksasanya.Sindikat ini awalnya sukses memasok narko-

    ba dalam paket yang lebih kecil atau puluhan kilogram. Keberhasilan itu membuat komplot-an ini berupaya menyelundupkan sabu dalam jumlah lebih besar, hingga ratusan kilogram. Indonesia memang dianggap sebagai pangsa pasar menggiurkan. Sebab, di sini mereka bisa menjual narkoba dengan harga lebih mahal dibanding di negara lain.

    (Harga di) Indonesia tiga kali lipat dari di Guangzhou, kemudian di Australia jadi lima kali lipat. Di Selandia Baru lebih mahal lagi, ujar Deddy. Jika dihitung nilai nominalnya, 862 kilogram sabu itu sangat fantastis. Nilainya lebih dari Rp 1,6 triliun. Itu jika diasumsikan 1 kilogram sabu dihargai Rp 2 miliar di pasaran.

    Wong juga sangat licin. Selama 15 tahun tinggal di Indonesia, ia mempelajari situasi dan kelemah-an sistem pertahanan di Indonesia, termasuk perairan yang mudah ditembus serta pelabuhan tikus yang sering digunakan sebagai entry point ilegal. Seperti di Sukabumi, Jawa Barat, Batam, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat.

    Banyak sekali titik (masuk) yang tidak bisa

    Diedarkan di kota-kota besar di Indonesia, mulai Medan, Jakarta, Surabaya, Sulawesi Selatan, Manado, sampai Kalimantan Barat.

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    kita awasi. Kesempatan itu dipakai para penye-lundup narkoba, Deddy menuturkan.

    Karena itu, BNN sempat kehilangan jejak sin-dikat ini. Meski sindikat Wong dipantau sejak tiga tahun lalu, perburuan baru efektif dilaku-kan setahun belakangan setelah BNN bekerja sama dengan aparat Hong Kong, Tiongkok, dan Makau. Saking sulitnya memburu kelom-

    pok ini, kata Deddy, anak buahnya di lapangan hampir menyerah.

    Namun mereka terus berupaya. Dan ikhtiar itu membuahkan hasil. Penyelundupan sabu seberat hampir 1 ton yang dilakukan sindikat ini berhasil digagalkan. Bayangkan berapa be-sar kerugian jika barang haram itu lolos, dan dipasarkan di dalam negeri. Pentolan sindikat

    CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    ini, Wong Chi Ping, juga ditangkap.Dari penangkapan itu diketahui, sindikat ini ber-

    bekal dana besar dan peralatan canggih saat ber-operasi. Dari peralatan penentu koordinat (GPS) sampai telepon satelit seperti yang ditemukan di apartemen Wong di Grogol, Jakarta Barat.

    Kini hukuman menanti para tersangka. Un-

    dang-Undang Narkotika mengancam mereka dengan pidana penjara 20 tahun, seumur hi-dup, sampai hukuman mati. Jangankan menye-lundupkan sabu, Wong kini tak lagi bisa berbis-nis jual-beli ikan seperti kedoknya selama ini. (Selesai)

    ADITYA MARDIASTUTI | M. RIZAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    KRIMINAL

    MU

    HAM

    MAD

    AD

    IMAJ

    A/AN

    TAR

    A FO

    TO

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    POLISI MEMBURU PEMASOK NARKOBA JENIS LYSERGIC ACID DIETHYLAMIDE YANG DIKONSUMSI CHRISTOPHER, TERSANGKA KECELAKAAN MAUT PONDOK INDAH. DIJERAT DUA PERKARA.

    AKIBAT ULAHCHRISTOPHER

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    DUA kasus pidana kini menanti Chris-topher Daniel Sjarif. Selain pelang-garan lalu lintas yang menyebabkan nyawa melayang, pemuda berusia 22 tahun kelahiran Singapura itu bakal dijerat dengan perkara penyalahgunaan narkotik. Setidaknya Christopher bakal dijerat dengan dua pasal dalam Undang-Undang Nomor 22

    Tahun 2009 tentang Lalu Lintas, yakni Pasal 311 dan Pasal 312.

    Kecelakaan maut yang disebabkan putra se-orang pengusaha warga kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan, itu menewaskan empat orang. Pelanggaran lalu lintas yang menim-bulkan nyawa melayang diancam hukuman 12 tahun penjara. Adapun untuk pelanggaran penggunaan narkotiknya, hingga Kamis pekan lalu masih didalami polisi.

    Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ko-misaris Besar Wahyu Hadiningrat menduga, sebelum kecelakaan maut di Jalan Sultan Is-kandar Muda, Jakarta Selatan, Selasa malam, 20 Januari lalu, tersangka mengkonsumsi nar-koba bersama Muhammad Ali Riza, 22 tahun, pemilik Mitsubishi Outlander Sport berwarna putih bernomor polisi B-1658-PJE.

    Setelah dilakukan tes urine di Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan Badan Narkotika Nasional, diketahui Christopher positif mengkonsumsi narkoba jenis lysergic acid diethylamide atau LSD. Zat psikotropik golongan satu tersebut menyebabkan halusinasi penggunanya. Nar-koba jenis ini berupa kertas yang ditempelkan

    Mobil Mitsubishi Outlander Sport yang menyeruduk sejumlah kendaraan pada Selasa (20/1).

    RINI/DETIKNEWS

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    di kulit atau dikulum di mulut.Obat terlarang tersebut pernah populer di

    era Flower Generation (Generasi Bunga) pada 1960-an. Namun saat ini keberadaan LSD su-dah sangat jarang, karena narkoba yang ber-edar lebih banyak jenis heroin, ekstasi, atau sabu.

    Dari mana dia mendapatkan (LSD) itu masih kita dalami, kita akan cari pemasoknya, kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Me-tro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, Rabu, 21 Januari lalu.

    Kepada polisi, Ali Riza juga mengakui bahwa, sore sebelum kejadian, ia bersama Christopher kongko bareng di Liberica Coffee, Pacific Pla-ce, kawasan SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Christopher dan Ali berteman sejak mereka duduk di bangku sekolah mene-ngah pertama, dan sama-sama bersekolah di Global Jaya International School, Bintaro Jaya.

    Namun sejak kuliah mereka berpisah. Ali masuk Universitas Indonesia, sedangkan Christopher berkuliah di sebuah perguruan tinggi di San Francisco, Amerika Serikat. Ali saat ini juga terus diperiksa secara intensif oleh Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan.

    Dari Pacific Place, Mitsubishi Outlander Sport dikemudikan oleh sopir pribadi Ali, Ah-mad Sandi, 40 tahun, warga Ciracas, Jakarta Timur. Sandi saat itu akan mengantar Chris-topher pulang ke rumahnya di Jalan Niaga Hijau II, Perumahan Pondok Indah. Menurut

    Sejumlah sepeda motor yang hancur ditabrak mobil yang dikendarai Christopher.

    HASAN/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    penuturan Sandi, dalam perjalanan menuju Pondok Indah, Christopher sempat meminta untuk mengambil alih kemudi, tapi tidak ia berikan.

    Nah, di saat melintasi Jalan Sultan Iskandar Muda ke arah Pondok Indah, tepatnya di de-

    pan Mal Gandaria City, telepon seluler Sandi berdering. Namun telepon tersebut direbut oleh Christopher dan dibuang ke jalan. Sandi sempat marah, lalu menghentikan mobil untuk mengambil teleponnya. Namun, begitu Sandi turun, saat itu juga mobil dibawa kabur oleh

    Olah tempat kejadian perkara di Jalan Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan, Rabu (21/1).

    HERIANTO BATUBARA/DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Christopher. Pelaku langsung tancap gas deng-an mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) itu.

    Kecelakaan maut itu pun terjadi. Baru 20 meter, di depan rumah toko bernomor F-31, mobil menabrak sepeda motor yang dikenda-rai Mohamad Arifin. Mohamad terjungkal dan mengalami patah kaki. Ketika dihampiri Sandi,

    Christopher kembali tancap gas. Tepat di depan Toko Holland Bakery, mobil menabrak dua pengendara sepeda motor, yaitu Wis-nu Anggoro, 32 tahun, yang mengemudikan Honda Mega Pro B-4492-RQ, dan Luthfi Abri-an Wijaya. Wisnu tewas di tempat kejadian, sementara Luthfi luka-luka.

    Bukannya menghentikan mobil, Christopher malah kabur. Di depan halte busway Tanah Kusir-Kodim atau di depan MG Music, Mitsu-bishi Outlander Sport yang dikemudikannya kembali menabrak tiga sepeda motor dan dua mobil. Kendaraan tersebut antara lain Honda Supra, yang dikendarai Inspektur Satu Batang Oenang Lubis, 49 tahun; Yamaha Vixion, yang dikemudikan Mustopa (28); serta Honda Vario, yang ditunggangi Mahyudi Herman (43).

    Ketiganya juga tewas di tempat. Tiga sepe-da motor itu ditabrak sampai terpental dan menghantam mobil Toyota Avanza yang dike-mudikan Rifki Ananta dan ditumpangi Budi-man Sitorus. Rifki berusaha menghindar, tapi menabrak pohon. Setelah menabrak pohon, Avanza yang dikemudikannya ditabrak Mit-subishi Outlander yang disopiri Christopher.

    Upacara pelepasan jenazah Iptu Batang Oenang

    DETIKNEWS

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Selain Avanza, pelaku menabrak mobil pikap yang dikemudikan Ade.

    Budiman Sitorus menjelaskan, saat itu laju kendaraannya hanya sekitar 40 kilometer per jam karena saat itu Jalan Sultan Iskandar Muda ke arah Pondok Indah memang sedang padat kendaraan. Setelah tabrakan itu, ia berusaha keluar dari mobilnya dengan susah payah. Budiman dan Rifki lalu ditolong oleh warga dan dilarikan menggunakan angkutan umum ke Rumah Sakit Fatmawati sebelum dipindah ke RS Pusat Pertamina (RSPP).

    Saya lihat mayat di depan dan di belakang saya. Mengerikan sekali, ujar pengusaha kon-traktor itu saat ditemui di RSPP, Jakarta Selat-an.

    Setelah menyebabkan tabrakan beruntun, Christopher berupaya melarikan diri. Namun warga yang menyaksikan kejadian itu langsung mengejarnya. Warga yang emosional sempat memukulinya hingga babak-belur. Namun ia selamat karena diamankan di sebuah pos satpam, dan dibawa oleh polisi.

    Dari olah tempat kejadian perkara yang di-

    lakukan Rabu dan Kamis pekan lalu, diketahui tersangka tidak berupaya menghentikan mobil setelah menabrak sepeda motor pertama kali. Dari TKP pertama menuju TKP kedua, tidak ada upaya mengerem. Jarak TKP pertama dan kedua sekitar 500 meter. Di TKP kedua, mobil baru berhenti setelah menabrak empat motor dan dua mobil, tutur Wahyu Hadiningrat.

    Tabrakan maut yang disebabkan ulah Chris-topher ini mengingatkan kembali pada peris-tiwa tiga tahun lalu. Tepat di hari Minggu, 22 Januari 2012, dalam pengaruh narkoba jenis ekstasi, Afriyani Susanti yang mengemudikan Daihatsu Xenia menabrak serombongan war-ga yang sedang berjalan kaki dan berolahraga pagi di kawasan Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat.

    Saat itu, sembilan nyawa melayang sia-sia. Sebagian masih anak-anak. Afriyani pun digan-jar 15 tahun penjara dalam kasus pelanggaran lalu lintas, dan empat tahun penjara untuk perkara penyalahgunaan narkoba. Kini, giliran Christopher menanti hukuman.

    ADITYA MARDIASTUTI, NUR KHAFIFAH, FAJAR P., RINA A. | M. RIZAL

    Christopher Daniel

    DOK. PRIBADI

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    PAK.... Jangan tinggalkan kami! Jeritan Idawati Dali-munthe, istri Inspektur Satu Batang Oenang Lubis, 49 tahun, salah satu korban meninggal dalam kecelakaan maut di Pondok Indah, Jakarta Selatan, terdengar menyayat hati siapa pun yang mendengarnya.

    Berkerudung abu-abu, wanita berusia 42 tahun itu terlihat terus mendekap peti jenazah suaminya yang ditutup bendera Merah Putih saat akan dibawa ke kam-pung halamannya di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Rabu pekan lalu.

    Dikelilingi empat anaknya, perempuan yang tengah hamil empat bulan itu terus meratapi kepergian sang suami. Nur Ai-syah, iparnya, sampai beberapa kali me-minta Idawati mengucap istigfar.

    Banyak di antara pelayat, termasuk sejumlah anggota Kepolisian Sektor Ke-bayorantempat Iptu Batang Oenang

    bertugas sebagai anggota Sabharasaat melepas jenazah di rumah duka di Kam-pung Parung Bingung, RT 03 RW 03, Ke-lurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, yang ikut menitikkan air mata.

    Bukan hanya di rumah Iptu Batang Oenang, suasana duka juga menyelimuti kediaman korban meninggal Wisnu Anggoro, 32 tahun, di Jalan Tanah Kusir II, Gang Swadaya II, RT 001 RW 012, Ke-bayoran Lama, Jakarta Selatan. Wina Dwi Febrina, 32 tahun, istri karyawan Bank BRI Teluk Gong, Jakarta Utara, itu, juga tampak shock, seakan belum bisa mene-rima kenyataan tersebut.

    Ia sampai beberapa kali jatuh pingsan. Wina juga terus menyebut nama panggil-an suaminya. Bombom kok belum pu-lang? ujar Wina ketika siuman. Beberapa sanak saudara dan tetangga mencoba menghiburnya. Namun, begitu menda-

    PERGINYA TIANG KELUARGA

    Warga menyaksikan mobil Mitsubishi Outlander yang hancur setelah kecelakaan di Jalan Sultan Iskandar Muda, Selasa (20/1) malam.

    MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    pati suaminya terbujur kaku di hadap-annya, ia kembali jatuh pingsan. Anak tunggalnya yang masih berusia 11 tahun, Herjuno Wisnu Aji, ikut menangis sejadi-jadinya.

    Maut memang sering kali datang tanpa permisi. Wajar jika keluarga korban, baik yang meninggal maupun terluka, masih tak percaya atas apa yang terjadi. Apalagi jika maut itu disebabkan oleh tindakan konyol seseorang. Mereka juga meminta tersangka pelaku, Christopher Daniel Sja-rif, dijatuhi hukuman setimpal. Keluarga korban meninggal juga berharap pelaku ikut menanggung beban akibat ulahnya itu.

    Saya secara pribadi berharap pelaku menanggung biaya anak almarhum sam-pai kuliah. Anaknya masih kecil, tutur Hasan Basri, 34 tahun, kakak ipar Wisnu Anggoro.

    Pengacara Christopher, Agus Salim, memang menjanjikan keluarga kliennya akan memberikan santunan kepada para keluarga korban. Meski begitu, belum

    diketahui berapa nilainya. Ada (santun-an) pasti, tapi belum tahu berapa, ucap Agus di Markas Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu.

    Adapun PT Jasa Raharja telah mem-berikan santunan kepada para ahli waris keluarga korban tewas. Masing-masing menerima Rp 25 juta. Sedangkan korban luka akan menerima santunan masing-masing Rp 10 juta.

    Kami sudah mentransfer kepada ahli waris korban yang meninggal. Kami proaktif langsung mentransfernya, kata Kepala Jasa Raharja Cabang DKI Jakarta Dedy Sudrajat.

    Namun berapa pun jumlah yang diberikan memang tak bisa menggan-tikan duka lara serta penderitaan yang dirasakan keluarga korban meninggal. Apalagi mereka yang tewas itu adalah tiang keluarga, suami, dan ayah anak-anak yang masih membutuhkan biaya pendidikan serta hidup mereka hingga dewasa.

    ADITYA MARDIASTUTI, YUDHISTIRA A. | M. RIZAL

    Korban tewas tabrakan maut Pondok Indah:1. Wisnu Anggoro, 32 tahun, pegawai

    bank2. Iptu Batang Oenang Lubis, 49

    tahun, polisi3. Mustopa, 28 tahun4. Mahyudi Herman, 43 tahun, kar-

    yawan swasta

    Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan maut menggunakan mobil Traffic Accident Analisys di Jalan Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan, Kamis (22/1).

    HERIANTO BATUBARA/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    DRAMA DELAPAN BELAS JAM BAMBANG

    WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO MENGALAMI TEROR SAAT DITANGKAP POLISI. PELAPORNYA ADALAH KADER PDI PERJUANGAN.

    FOKUS

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Tap untuk melihat Video Abraham Samad menangis TIDAK seperti biasanya, Jalan Tugu Raya, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, pagi itu lancar. Polisi berjaga di mana-mana, mengatur lalu lintas. Bahkan

    Kepala Polsek Sukmajaya Komisaris Agus Wi-dodo ikut turun ke lapangan.

    Kemacetan yang saban hari terjadi pun ti-dak dirasakan para pengguna jalan, termasuk Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto, yang sedang melintas di jalur itu. Namun Bambang, yang hendak meng-

    antar anak keempatnya, Muhammad Yattaki, ke Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Cimanggis, pada Jumat, 23 Januari 2015, jadi curiga. Apalagi mata polisi selalu mengawasi mobil Isuzu Pan-ther miliknya.

    Selain itu, ada mobil yang membuntuti sejak Bambang keluar dari rumahnya di Bojong Lio RT 01 RW 28, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Cilodong. Di mobil Bambang, ikut pula anak ke-duanya, Izzat Nabillah. Kepada Izzat, Bambang memberi tahu adanya penguntit di belakang mereka. Namun, sampai ia menurunkan Yattaki di sekolahnya, keadaan aman-aman saja.

    Kecurigaan Wakil Ketua KPK Bidang Penin-dakan itu baru terbukti ketika ia hendak kem-bali ke rumah. Sekitar 200 meter dari Sekolah Nurul Fikri, persis di depan minimarket Ceria Mart, mobilnya disetop Kapolsek Sukmajaya. Tak lama, 30 personel yang menumpang enam mobil dan sepeda motor Brimob menyergap Bambang.

    Tim dari Badan Reserse Kriminal Mabes Polri itu langsung menggeledah mobil Bam-bang. Bambang memprotes karena polisi

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    tidak menunjukkan surat penggeledahan. Polisi kemudian menyodorkan surat perintah penangkapan. Namun, dalam surat bernomor SP.Kap/07/I/2015 itu, penulisan kelurahan dan kecamatan tempat ia tinggal terbalik.

    Polisi bergeming. Seorang penyidik kemu-dian malah mengeluarkan borgol. Bambang,

    yang belum menanggalkan sarung, baju koko, dan peci sehabis salat subuh, menolak saat ta-ngannya ditarik ke belakang. Borgol itu pun dikalungkan pada kedua lengan Bambang di depan perut. Sekitar pukul 07.30 WIB, Bambang bersama anaknya digelandang ke Mabes Polri dengan Toyota Fortuner. "Dia belum mandi," tutur istri Bambang, Sari Indra Dewi.

    Melihat cara penangkapan Bambang, Darwin Amir, seorang penjaga Ceria Mart, mengira terorislah yang sedang dibekuk oleh Pasukan Densus 88 Antiteror. Penangkapan itu, kata dia, berlangsung sangat cepat. Hanya sekitar 7 menit. Jalan di sini ditutup sama polisi, ujar-nya kepada majalah detik.

    Di sepanjang perjalanan ke Mabes Polri, Bambang merasa diteror. Seorang penyidik mengatakan polisi mengantongi banyak kasus Bambang. Anda banyak masalah, kan? Saya tahu, ucap polisi itu. Penyidik juga bertanya tentang identitas anak bungsunya, yang mem-buat Bambang menjadi cemas. "Saya tidak suka ditanya di luar pemeriksaan," kata Bambang.

    Polisi juga membentak Bambang karena ia

    FOKUS

    Detik-detik penangkapan Bambang W. oleh Bareskrim.

    DOK. DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    menjelaskan prosedur penangkapan yang benar kepada Izzat. Diam! bentak salah seorang polisi. Ada lakban enggak? tanya penyidik itu kepada temannya. Tapi mulut saya tidak sampai di-plester, kata Bambang. Setiba mereka di Ma-bes Polri, Izzat baru di-perbolehkan memberi kabar penangkapan

    ayahnya itu kepada keluarga dan pulang.Hingga beberapa jam setelah Bambang di-

    ciduk Mabes Polri, masih belum jelas perkara apa yang menyeret pendiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia itu. KPK meng-ontak Wakil Kepala Polri yang diberi tugas dan tanggung jawab yang diemban Kapolri, Komjen Badrodin Haiti. Namun jawabannya mengejut-kan. Badrodin mengaku tidak ada penangkap-an Bambang oleh anak buahnya.

    Bambang pada Kamis, 22 Januari 2015, malam memang punya firasat bakal ditangkap. Malam itu Bambang dan pimpinan KPK mengikuti rapat hingga pukul 22.00 WIB. Meninggalkan KPK, Bambang dan Samad ingin menjenguk personel band Slank, Abdee Negara. Saat semobil itu, Bambang mengenang dua kali konflik KPK versus Polri. Pertama, kriminalisasi yang dialami dua pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah, pada 2009 atau lebih dikenal dengan istilah Cicak versus Buaya I.

    Kedua, penyerbuan kantor KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, setelah KPK menjerat petinggi Polri, bekas Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Djoko Susilo. Pada 2012 itu, polisi meng-geruduk KPK dengan maksud menangkap Komisaris Novel Baswedan, penyidik KPK yang memimpin pengusutan Djoko dalam kasus korupsi pengadaan simulator uji SIM. Namun upaya itu bisa diredam. Publik menyebutnya konflik Cicak versus Buaya II.

    Kini KPK kembali bersitegang dengan Polri pascapenetapan Kepala Lembaga Pendidikan

    FOKUS

    Istri Bambang, Sari Indra Dewi, dan anaknya, Izzat Nabillah.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKFOTO

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Polri Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka. Langkah KPK itu menimbulkan huru-hara poli-tik selama dua minggu terakhir. Maklum, ketika ditetapkan sebagai tersangka pada 13 Januari 2015, Budi tinggal selangkah lagi menjadi Ka-polri. Ia diusulkan oleh Presiden Joko Widodo dengan dukungan penuh PDI Perjuangan.

    PDI Perjuangan menyerang Samad dengan cara membongkar pertemuan-pertemuannya dengan elite partai itu untuk kepentingan cawapres buat Jokowi. Partai Banteng mendorong Komite Etik KPK menyidangkan Samad. Nah. Bambang pun merasa gilirannya semakin dekat. Ia bercanda Sa-

    mad dan dirinya akan di-Bibit-Chandra-kan. An-tum milih di mana kalau ditahan? Saya ditahan di Markas Brimob saja, dekat rumah, ujar Bambang kepada Samad.

    Setelah sempat membantah menangkap Bambang, polisi akhirnya mengakuinya. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Ronny F. Sompie merilis pernyataan res-mi bahwa benar Bambang ditangkap tim khu-sus Mabes Polri. Bambang menjadi tersangka dalam kasus keterangan palsu yang diberikan seorang saksi dalam sidang sengketa pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada 2010 di Mahkamah Konstitusi.

    Saat itu Bambang memang menjadi peng-acara pasangan calon bupati-wakil bupati Ujang Iskandar-Bambang Purwanto yang menggugat kemenangan Sugianto Sabran-Eko Soemarno ke Mahkamah Konstitusi. Bambang dituding menyuruh para saksi agar membuat keterangan palsu sehingga Ujang-Bambang dimenangkan MK. Bambang dijerat dengan Pasal 242 KUHP juncto Pasal 55 KUHP ten-tang menyuruh melakukan atau memberikan

    FOKUS

    Pendemo melakukan aksi Save KPK di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (23/01/2015). Aksi ini dilakukan setelah ditangkapnya Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Mabes Polri tadi pagi.

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    keterangan palsu. Ancaman pidananya 7 tahun penjara.

    Seperti dalam konflik Cicak vs Buaya I dan II, dukungan publik langsung mengalir ke KPK setelah Bambang ditetapkan sebagai tersangka. Tanda pagar (hashtag) #SaveKPK menggema menjadi trending topic di jagat maya. Simpati datang dari para tokoh, antara lain pakar hukum tata negara Saldi Isra dan Denny Indrayana, sosiolog Imam Prasodjo, rohani-wan Benny Susetyo, serta seniman Butet Kartared-jasa. Tidak ketinggalan pakar hukum yang juga kuasa hukum Jokowi, Todung Mulya Lubis.

    Mereka menilai penangkapan Bambang merupakan upaya kriminalisasi dan pelemahan terhadap KPK untuk kesekian kalinya. Penci-dukan Bambang tak bisa dilepaskan begitu saja dari perkara calon Kapolri Budi Gunawan, yang dijerat KPK dalam kasus kepemilikan rekening gendut. Karena itu, Presiden harus menyela-matkan KPK. Bambang harus dilepaskan. Kita punya akal sehat dan kita bisa membaca bahwa ini terkait dengan status BG (Budi Gunawan), ujar Butet.

    Di Istana Bogor, Presiden Jokowi meng-undang pimpinan KPK dan Mabes Polri. Dalam pernyataannya, Jokowi meminta kedua lemba-ga memastikan proses hukum yang dilakukan oleh masing-masing pihak berjalan obyektif. Ia juga berharap di antara KPK dan Polri tidak terjadi lagi gesekan.

    Kabar yang beredar, Jokowi sempat memarahi Abraham dan Badrodin. Abraham dianggap terlalu merahasiakan kasus yang menjerat Budi Gunawan. Sebaliknya, kepada Badrodin, Jokowi kesal karena Polri tidak berkoordinasi saat hen-dak menangkap pejabat negara. "Tidak betul

    FOKUS

    Presiden Joko Widodo saat jumpa pers bersama pimpinan KPK dan Polri di Istana Bogor.

    CAHYO BRURI/SETPRES

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    (Jokowi marah), hanya menasihati," bantah Menko Polhukam Tedjo Eddy.

    Setelah bertemu dengan Presiden, pimpinan KPK menyatakan sikap, penangkapan Bambang merupakan bentuk serangan langsung terhadap institusi KPK. Tapi hal itu tak akan mempengaruhi kinerja KPK. Komisi antikorupsi tersebut kembali menegaskan, penetapan Budi Gunawan sebagai

    tersangka tidak berkaitan dengan politik. Peng-usutan terhadap bekas ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu tetap berlanjut. Kami bertekad mempercepat (penyidikan Budi Gunawan), ujar Wakil Ketua KPK Zulkarnain.

    Sebaliknya, Mabes Polri berkeras penang-kapan Bambang bukanlah balas dendam atas kasus Budi Gunawan, yang kini masih ditunda pelantikannya oleh Presiden Jokowi. Ronny mengatakan kasus ini bermula dari laporan masyarakat pada 15 Januari 2015. Tak lebih dari sepuluh hari, penyidik sudah mendapatkan tiga alat bukti dan keterangan ahli untuk menjerat Bambang.

    Namun klaim kasus Bambang tidak terkait dengan politik itu mendapat tentangan dari ka-langan korps Bayangkara sendiri. Adalah mantan Wakapolri Komjen (Purnawirawan) Oegroseno yang bersuara lantang mengkritik tindakan menyalahi prosedur Polri dalam menangkap Bambang, misalnya waktu yang singkat antara pelaporan dan penangkapan. Bagi Oegroseno, jelas penangkapan Bambang adalah urutan dari kasus Budi Gunawan. Dalangnya adalah Budi

    Bambang W. ditangguhkan penahanannya oleh Mabes Polri, Sabtu (24/1/2015).

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Gunawan sendiri dan Kabareskrim baru, Irjen Budi Waseso. Badrodin tidak dianggap oleh mereka. "Kalau saya masih menjadi Wakapolri, saya pecat (Budi Gunawan dan Budi Waseso)," katanya.

    Pelapor kasus keterangan palsu itu tidak lain adalah Sugianto Sabran. Ia politikus PDI Perjuangan. Saat maju sebagai calon Bupati Kotawaringin Barat, pengusaha lokal ini adalah anggota fraksi partai banteng moncong putih di DPR periode 2009-2014. Ia maju lagi di pileg 2014 tapi gagal.

    Diduga kuat, pelaporan Sugianto itu atas restu PDI Perjuangan. Ia bertemu dengan Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Trimed-ya Panjaitan, dan sejumlah kader PDI Perjuangan lainnya. Trimedya sendiri disebut-sebut menerima aliran dana dari Budi Gunawan namun ia mem-bantahnya. "Dapat informasi dari siapa kamu? Tidak pernah itu," katanya. Soal memberi arahan kepada Sugianto, Trimedya enggan bersuara. Na-mun Sugianto mengakui ada komunikasi dengan partai. Saya enggak bohong. PDI Perjuangan mendukung siapa pun yang benar, ujarnya.

    Namun Sugianto mengaku sudah lama mengadukan Bambang, baik ke Mabes Polri maupun KPK. Ia mengantongi bukti putusan saksi sengketa pilkada Kotawaringin Barat, Rat-na Mutiara, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ratna terbukti bersalah dan dihukum 5 bulan penjara. Namun aduan itu selalu mentah.

    Belakangan, muncul kesaksian mantan Ketua MK Akil Mochtar di persidangan kasus suap pilka-da Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan Lebak, Banten. Menurut Sugianto, Akil mengatakan Bambang bermain dalam sidang sengketa pilka-da Kotawaringin Barat. Ucapan Akil itu dilampir-kan sebagai bukti baru dalam laporan ke Mabes Polri kali ini. Namun, berbeda dengan versi Mabes Polri, ia mengatakan laporannya baru masuk pada 19 Januari 2015. Kita begadang tiga malam, diper-iksa terus, sebut pengacaranya, Carrel Ticualu.

    Terkait dengan sengketa pilkada Kotawari-ngin Barat, anggota pengacara Bambang di MK lima tahun lalu, Hermawanto, mengakui memang ada pengumpulan 68 saksi. Na-mun pertemuan itu tak dimaksudkan untuk mengarahkan kesaksian. Kita sampaikan ke

    Kadiv Humas Mabes Polri Ronny F. Sompie

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    mereka, sampaikanlah kebenaran meskipun itu menakutkan, tuturnya kepada majalah detik.

    Bambang sendiri pada saat seleksi pimpinan KPK pada 2011 membantah merekayasa kesak-sian palsu di MK. Diperiksa penyidik Bareskrim sepanjang Jumat sore, Bambang mempersoal-kan dasar hukum tuduhan menyuruh memberi-

    kan keterangan palsu tersebut. Karena itu, dari delapan pertanyaan yang diajukan, ia enggan menjawab.

    Menjelang Jumat malam, hubungan KPK dengan Mabes Polri masih panas. Bahkan ter-sebar desas-desus bahwa penyidik Mabes Polri akan kembali menggeruduk kantor KPK. Tujuan-nya mengambil berkas-berkas terkait Budi Gu-

    Sugianto Sabran, pelapor kasus yang menjerat Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    nawan. Samad meminta para pendukung KPK tetap standby. Ia pun menelepon Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk meminta tambahan pasukan pengamanan.

    Desakan agar Bambang dibebaskan terus meng-uat. Abraham Samad, para pimpinan KPK lainnya, serta massa pendukung KPK mendatangi Mabes Polri untuk menagih janji Badrodin Haiti bahwa

    Bambang tak akan ditahan. Mereka pun bersedia menjadi jaminan penangguhan penahanan bagi Bambang. Lobi berhasil. Sekitar pukul 01.15 WIB, Bambang keluar dari gedung Bareskrim.

    Masih ada cukup banyak tantangan. Kita harus tetap merapatkan barisan, meningkatkan kewas-padaan, ujar Bambang. MONIQUE SHINTAMI, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN, ISFARI HIKMAT | IRWAN NUGROHO

    Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan KPK, melakukan aksi solidaritas mendukung KPK di bawah Jembatan Layang Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (23/1) malam.

    YUSRAN UCCANG/ANTARA

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    BENTROK POLISI VERSUS KPKP ENANGKAPAN Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto membuka babak baru perse-teruan polisi dengan lembaga

    antirasuah itu. Diduga kuat penangkapan Bambang merupakan aksi balasan atas penetapan calon Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan oleh KPK sebagai tersangka.

    Setidaknya telah tiga kali KPK berseteru dengan Polri. Berikut ini benturan kedua lembaga penegak hukum yang dikenal dengan istilah Cicak versus Buaya itu.

    KPK Versus Komisaris Jenderal Susno Duadji

    JUNI 2009 Beredar kabar KPK menyadap telepon

    Kepala Bareskrim Komjen Susno Duadji. Diduga Susno menerima gratifikasi sete-lah membantu pencairan dana milik peng-usaha Boedi Sampoerna di Bank Century yang terancam dilikuidasi. Upaya itu di-ibaratkan Susno sebagai cicak berusaha melawan buaya.

    26 AGUSTUS 2009 Bareskrim menetapkan Wakil Ketua KPK

    Chandra M. Hamzah sebagai tersangka dalam kasus suap dari Anggoro Widjojo, tersangka korupsi pengadaan sistem ko-munikasi radio terpadu. Polisi menyatakan memegang bukti suap Rp 5,2 miliar dari adik Anggoro, Anggodo Widjojo, yang diperantarai Ary Muladi. Chandra juga di-tuding menyalahgunakan wewenang saat mencegah Anggoro ke luar negeri.

    15 SEPTEMBER 2009Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto

    ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sama. Polisi juga memeriksa pimpin-an KPK, M. Jasin dan Haryono Umar.

    29 OKTOBER 2009 Chandra dan Bibit ditahan di Mako

    Brimob Kelapa Dua, Depok. Alasannya, mencegah keduanya menggiring opini publik atas penyelidikan dengan berbicara kepada pers.

    3 NOVEMBER 2009Polisi membebaskan Chandra dan Bibit

    setelah rekaman percakapan Anggodo dibuka di Mahkamah Konstitusi dan ter-ungkap rencana kriminalisasi serta pem-bunuhan terhadap keduanya jika skenario memasukkan ke penjara berhasil.

    1 DESEMBER 2009Kejaksaan mengeluarkan surat ketetap-

    an penghentian penuntutan, yang pada 19 April 2010 dianggap tidak sah oleh Peng-adilan Negeri Jakarta Selatan. Pengadil-an Tinggi Jakarta dan Mahkamah Agung menguatkan putusan itu.

    OKTOBER 2010Kejaksaan melakukan deponering kasus

    Bibit-Chandra. Deponering adalah peng-hentian kasus demi kepentingan orang banyak.

    KPK Versus Inspektur Jenderal Djoko Susilo

    27 JULI 2012KPK menetapkan Kepala Korps Lalu

    Lintas (Korlantas) Polri Irjen Djoko Susilo sebagai tersangka dalam kasus korupsi pengadaan alat simulator uji surat izin mengemudi. Wakil Kepala Korlantas Brigjen Didik Purnomo juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sama pada Agustus 2012. Penyelidikan kasus ini dipimpin Komisaris Novel Baswedan.

    31 JULI 2102KPK menggeledah kantor Djoko, yang

    dipimpin langsung Ketua KPK Abraham Samad dan dua wakilnya, Bambang Wi-djojanto serta Busyro Muqoddas.

    28 SEPTEMBER 2012 Djoko Susilo mangkir dari pemeriksaan.

    4 OKTOBER 2012Polri memanggil lima penyelidiknya,

    termasuk Novel Baswedan, karena masa tugasnya di KPK usai pada 12 September 2012. KPK menolak karena menduga itu sebagai upaya mengganggu penyelidikan kasus Djoko Susilo. Novel menyatakan se-ring diteror sejak menangani kasus Djoko.

    5 OKTOBER 2012 Irjen Djoko akhirnya memenuhi panggil-

    an pemeriksaan di KPK. Ada rumor dia akan langsung ditahan.

    Malam harinya, Direktur Reserse Kri-minal Umum Polda Bengkulu Komisaris Besar Dedy Rianto memimpin 25 pe-nyelidik mendatangi gedung KPK hendak menangkap Komisaris Novel Baswedan dan menggeledah ruang kerjanya. Novel dituduh mengotaki penganiayaan hingga tewas tersangka kasus pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004.

    KPK menganggap penangkapan itu sebagai upaya kriminalisasi, dan meng-ungsikan Novel ke rumah perlindungan. Belakangan, ketahuan surat pemberitahu-an dimulainya penyidikan sebagai syarat penangkapan Novel baru dibuat pada 7 Oktober 2012.

    6 OKTOBER 2012150 personel Polda Metro Jaya dan 50

    dari Polsek Setiabudi menjaga gedung KPK dengan alasan mencegah bentrokan pendukung KPK dengan pihak lain. Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono minta penyelidikan terhadap Novel ditunda.

    16 OKTOBER 2012Kapolri Jenderal Timur Pradopo me-

    nyetop penyelidikan kasus penganiayaan hingga Novel menyelesaikan tugasnya di KPK.

    30 NOVEMBER 2012Mabes Polri mengirim surat penarikan

    penyelidiknya di KPK, termasuk Novel Baswedan, yang merupakan ketua satgas penyidik kasus Djoko Susilo.

    3 DESEMBER 2012Djoko Susilo ditahan KPK.

    3 SEPTEMBER 2013Majelis hakim Pengadilan Tipikor mem-

    vonis bersalah Djoko Susilo dan meng-hukumnya 10 tahun penjara. Pengadilan Tinggi Jakarta memperberat hukuman menjadi 18 tahun penjara, denda Rp 1 mili-ar, serta membayar uang pengganti Rp 32 miliar.

    11 NOVEMBER 2014 Brigjen Didik Purnomo ditahan KPK dan

    hingga saat ini masih menjalani persidang-an.

    KPK Versus Komisaris Jenderal Budi Gunawan

    13 JANUARI 2015KPK menetapkan Komjen Budi Gunaw-

    an sebagai tersangka dalam kasus trans-aksi mencurigakan di rekening banknya dan gratifikasi ketika menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia di Mabes Polri pada 2003-2006. KPK menyatakan sudah memiliki dua alat bukti.

    Penetapan ini sehari sebelum Budi, yang merupakan calon tunggal Kapolri, menja-lani uji kelayakan di DPR. DPR meloloskan Budi, tapi Presiden Joko Widodo menunda pelantikannya. Mabes Polri tak menonak-tifkan Budi sehingga ia tetap menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri.

    20 JANUARI 2015Budi Gunawan mengajukan permohon-

    an praperadilan atas KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

    21 JANUARI 2015Budi Gunawan melaporkan Ketua KPK

    Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ke Kejaksaan Agung dengan tuduhan menyalahgunakan ke-kuasaan dan melanggar Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi karena surat pene-tapan tersangka yang seharusnya ditan-datangani oleh seluruh pimpinan KPK ter-nyata hanya diteken Samad dan Bambang.

    23 JANUARI 2015Bambang Widjojanto ditangkap pe-

    nyelidik Bareskrim Polri dengan sangkaan menyuruh orang lain bersaksi palsu dalam sidang sengketa pemilihan Bupati Kota-waringin Barat antara pasangan Sugianto Sabran-Eko Soemarno dan Ujang Iskan-dar-Bambang Purwanto di Mahkamah Konstitusi.

    Kasus ini dilaporkan oleh calon bupati Sugianto Sabran yang menang dalam penghitungan suara tapi didiskualifikasi oleh MK. Bambang adalah penasihat hu-kum lawan pasangan Sugianto-Eko.

    Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti sebelumnya sempat membantah penangkapan. Namun Kepala Bareskrim Inspektur Jenderal Budi Waseso membe-narkannya.

    KPK berkeberatan atas penangkapan Bambang dan meminta penangguhan penahanan. Bambang dilepas pada pukul 02.00 WIB. KEN YUNITA | OKTA WIGUNA

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUSFOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    SUGIANTO MENGELUARKAN PISTOL, MENODONGKANNYA KE KAMI, DAN MENGANCAM

    MEMBUNUH.

    PRIA TERSADIS DARI PANGKALAN

    BUN

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    DUA orang itu meringkuk di ruang tahanan markas polisi di Pangkalan Bun. Salah satunya adalah pendiri organisasi pencinta lingkungan Te-lapak, Ambrosius Ruwi Ruwindrijarto, yang muka dan sekujur badannya lebam.

    Satunya lagi adalah Faith Doherty, perempu-an berkebangsaan Inggris. Empat jari tangan Doherty, aktivis Environmental Investigation Agency, patah.

    Tiga hari mereka mendekam di sana. Di luar, massa yang mengepung kantor polisi mene-riakkan ancaman kepada keduanya. Sesekali jendela ruang tahanan digebrak menggunakan parang yang dibawa kawanan peneror itu.

    Awal Januari 2000 itu, Ruwi dan Doherty di-amankan setelah disekap di kantor perusahaan kayu Tanjung Lingga Group. Mereka dijemput paksa dari Hotel Kecubung, Pangkalan Bun, dengan alasan diminta bertemu dengan pemilik Tanjung Lingga, Abdul Rasyid, buat membahas laporan investigasi mereka.

    Ternyata di sana mereka sudah ditunggu sekelompok orang yang dipimpin dua direktur Tanjung Lingga, Sugianto Sabran Efendi dan Een Juhaeriyah. Ruwi dan Doherty dibawa ke ruangan di atas kantor, lalu dipukuli dan diten-dang.

    Sewaktu disekap itu, saya dipukul di wajah dan badan, kata Ruwi kepada majalah detik.

    Ilustrasi pembalakan liar. Sugianto tercatat sebagai Direktur Tanjung Lingga Group yang diduga terlibat pembalakan liar di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.

    ULET IFANSASTI/GETTY IMAGES

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    Sugianto mengeluarkan pistol, menodongkan-nya ke kami, dan mengancam membunuh.

    Bos-bos Tanjung Lingga berang karena sebe-lumnya Ruwi dan Doherty sempat menemui mereka dengan menyamar sebagai pengusaha kayu. Tergiur oleh peluang bisnis, petinggi Tanjung Lingga tanpa curiga menceritakan trik mengakali aturan tentang kayu ilegal, yang akhirnya dikutip dalam laporan pembalakan liar kayu Taman Nasional Tanjung Puting oleh Tanjung Lingga yang diberi judul The Final Cut.

    Ruwi menceritakan, saat itu mereka bisa le-pas dari penganiayaan setelah dijemput polisi. Selama keduanya di ruang tahanan, Tanjung Lingga sempat minta mereka muncul di tele-visi dan mencabut laporan penyelidikan illegal logging, tapi ditolak oleh Ruwi dan Doherty.

    Menurut Ruwi, mereka akhirnya bisa keluar dari Pangkalan Bun setelah Kedutaan Besar Inggris, media nasional dan internasional, serta berbagai lembaga swadaya masyarakat mendesakkan pembebasan. Bahkan Presiden Gus Dur sampai turun tangan mengupayakan pembebasan kami, ujarnya.

    Saat melawan Tanjung Lingga itu, Ruwi dan Doherty didampingi antara lain Bambang Widjojanto, yang saat itu menjadi pengacara di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

    Kasus Ruwi dan Doherty ini rupanya jadi awal perseteruan Sugianto dengan Bambang. Sugianto sempat dihukum percobaan penjara satu setengah bulan gara-gara penyekapan dan penyiksaan terhadap kedua orang itu.

    Ruwi, yang menerima penghargaan Ramon Magsaysay Award pada 2012, mengatakan, se-lain ia dan Doherty, sebenarnya banyak aktivis lingkungan yang ditekan oleh Tanjung Lingga tapi tidak mendapat perhatian media nasional. Doherty menyatakan belum bisa berkomentar kepada majalah detik karena sedang bepergi-an ke wilayah yang sulit akses komunikasinya.

    Seorang aktivis lingkungan yang ikut men-jemput Ruwi dan Doherty dari kantor polisi itu menceritakan, kedua kawannya tersebut harus dikawal polisi hingga ke bandara. Kami harus menyewa pesawat kecil untuk membawa me-reka ke Banjarmasin, baru ke Jakarta, ujarnya.

    Menurut dia, selain Ruwi dan Doherty, masih ada Abi Kusno Nachran yang jadi kor-

    Ambrosius Ruwindrijarto (atas) dan Faith Doherty

    DOK. RAMON MAGSAYSAY AWARD/EIA

    FOKUSFOKUS

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    ban Sugianto. Wartawan tabloid Lintas Khatulistiwa itu menelusuri kapal-kapal berbendera Tiongkok yang menyelundupkan kayu yang diduga dipasok Tan-jung Lingga. Hasil laporan itu diteruskan ke Kemen-terian Kehutanan, yang bergerak menyita kayu-kayu di kapal tersebut.

    Setelah artikel itu ter-bit, pada November 2001, Abi hendak pergi dari Pangkalan Bun ke Jakarta. Di tengah jalan, ia disergap sekitar 20 orang yang menyerang-nya dengan tombak, mandau, dan air keras. Redaktur yang menjemput Abi di bandara juga ditikam di perut.

    Abi, yang keempat jari tangannya dipotong para penyerang, dilarikan ke Rumah Sakit Sultan Imanuddin. Dikira tewas, Abi langsung masuk kamar jenazah dan petugas medis baru menyadari dia masih hidup ketika mendadak kakinya bergerak.

    Saat penyelidikan kasus penyerangan itu,

    nama Sugianto kembali disebut-sebut sebagai otak penyerangan itu. Baik Sugianto maupun istrinya ketika itu, artis Ussy Sulistiawaty, diburu wartawan. Namun tidak satu pun berkomentar mengenai penyerangan terhadap Abi.

    Sayang, Abi tidak lagi bisa diminta bercerita tentang penyerangan itu karena ia meninggal ketika Isuzu Panther yang dikemudikannya me-nabrak truk gandeng di jalan tol Kanci, Cirebon, Jawa Barat, pada 24 Juli 2006. Anggota Dew-an Perwakilan Daerah dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah ini hingga hari-hari terakhir hidupnya masih menyelidiki kasus pembalakan liar di Kalimantan Tengah.

    Abi pada 5 Juli 2006 sempat menyusuri Sungai Katingan di Kalimantan Tengah dan mendapati ratusan meter kubik kayu gelon-dongan ilegal di sana. Sepulang dari kunjungan kerja DPD itu, rombongan Abi dihadiahi kotak yang ternyata isinya kain kafan disertai secarik kertas bertulisan: Jangan Bunuh Usaha KamiTertanda Masyarakat Muara Bulan.

    lllJet pribadi Lineage mendarat di Bandara

    FOKUS

    Paman Sugianto Sabran, Abdul Rasyid (ketiga dari kiri), bersama Surya Paloh (tengah) dan redaksi Borneonews.

    UDOZKARZI.BLOGSPOT.COM

    FOKUSFOKUS

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    Halim Perdanakusuma, Jakarta, buat menjem-put Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Irman Gusman dan rombongan anggota DPD yang hendak melawat ke Pangkalan Bun. Kisah per-jalanan pada April 2012 itu tak banyak diberita-kan, tapi dimuat di situs pribadi anggota DPD 2009-2014 asal Kalimantan Tengah, Hamdani.

    Pemilik jet berkapasitas 19 penumpang itu adalah Abdul Rasyid, pemilik PT Citra Indah Borneo, nama baru Tanjung Lingga Group. Ia mengenal Irman karena sama-sama anggota Fraksi Utusan Daerah MPR RI pada 1992-1997.

    Tanjung Lingga awalnya berbisnis kayu, lan-

    tas meluas ke usaha perkebunan sawit dan pa-brik minyak sawit. Salah satu rekanan Tanjung Lingga adalah pengusaha Surya Paloh, yang berkongsi dengan Rasyid mendirikan PT Sawit Sumbermas Sarana.

    Kerja sama dengan Paloh makin melebar pada 22 Desember 2006. Hari itu Tanjung Lingga dan Paloh meresmikan harian Borneo-news.

    Surya Paloh belum bisa dimintai komentar soal bermitra dengan Rasyid. Telepon dan pes-an pendek yang dikirim oleh majalah detik tidak dibalas.

    Paripurna terakhir DPR 2009-2014, Sugianto berkali-kali jadi sorotan di Senayan karena kerap membolos dari sidang paripurna DPR.

    RENGGA SANCAYA/DETIKCOM

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    Sementara itu, staf Surya Paloh, Charles Mikyansyah, mengatakan Surya Paloh hanya memiliki saham di Metro TV, Media Indonesia, Lampung Post, MetroTv.com, dan Media Indo-nesia Online. "Kalau diundang datang acara pe-luncuran mungkin, namanya juga beliau sudah keliling Indonesia," ujarnya.

    Rasyid, yang konon punya rumah dan kantor di Singapura, menyerahkan kendali perusahaan kepada keponakannya, Sugianto, setelah ma-suk MPR pada 1992. Ketika itu Sugianto, lulus-

    an SMEA Negeri 1 Pangkalan Bun, ditunjuk jadi presiden direktur yang mengendalikan ribuan karyawan dan 40 ribu hektare lahan hak peng-usahaan hutan.

    Belakangan, Sugianto mengikuti jejak Rasyid ke dunia politik. Pria yang tercatat sempat ku-liah ilmu pemerintahan di Universitas Terbuka ini lolos ke DPR pada pemilihan legislatif 2009.

    Baru setahun di parlemen, Sugianto maju ke pemilihan Bupati Kotawaringin Barat. Ber-pasangan dengan Eko Soemarno, ia diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Amanat Nasional.

    Hasil penghitungan KPUD, pasangan Sugi-anto-Eko memperoleh suara terbanyak. Na-mun kemenangan itu digugat pasangan Ujang Iskandar-Bambang Purwanto ke Mahkamah Konstitusi.

    Gugatan Ujang-Bambang, yang antara lain didampingi pengacara Bambang Widjojanto, minta dilakukan pemilihan ulang. Nahas bagi Sugianto, Mahkamah malah mendiskualifikasi dia karena dianggap terlibat dalam politik uang.

    Gagal jadi bupati, pria kelahiran Sampit, 5 Juli 1973, itu kembali ke DPR dan aktif di Komisi

    Abdul Rasyid, pemilik Tanjung Lingga Group dan mantan anggota MPR 1992-1997.

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    Kesehatan, Komisi Kehutanan, dan Komisi Hu-kum. Dalam sebuah pertemuan Komisi Hukum dengan Kepala Polri Jenderal Sutarman pada 6 Desember 2013, Sugianto mengadukan soal kasus saksi palsu yang ditudingnya disiapkan oleh Bambang Widjojanto.

    Sugianto berkali-kali jadi sorotan di Senayan karena kerap membolos dari sidang paripurna DPR. Bahkan Sugianto disemprit PDI Perjuang-

    an pada Februari 2011 gara-gara absen rapat paripurna voting usulan hak angket mafia pajak.

    PDIP termasuk pengusul hak angket buat menelisik pengelolaan pajak oleh pemerintah itu. Namun pengusulan tersebut kandas kare-na kekurangan suara akibat absennya sembilan kader Partai Banteng, termasuk Sugianto.

    Namun itu tidak membuat hubungan Su-gianto dengan partai memburuk. Pada tahun yang sama, ia bersama anggota Komisi IX dari PDIP urunan dana buat pembangunan Rumah Sakit Mega Gotong Royong di Cirebon, Jawa Barat. Rumah sakit partai ini diresmikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada 23 Oktober 2011.

    Sugianto juga kembali masuk daftar calon anggota legislatif pada Pemilu 2014. Maju dari daerah asalnya, Kalimantan Tengah, Sugianto tidak lolos melaju ke parlemen.

    Sugianto kemudian jadi bahan pemberitaan karena melaporkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ke Bareskrim Mabes Polri. Dalam bentrok ketiga kalinya dengan Bambang ini, Sugianto mengadukan dugaan pengaturan saksi palsu dalam sidang pilkada Kotawaringin

    Abi Kusno Nachran, wartawan tabloid Lintas Khatulistiwa, yang diserang setelah memberitakan penyelundupan kayu oleh perusahaan Sugianto.

    DOK. WANA CIPTA LESTARI 2001

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    Barat di Mahkamah Konstitusi.Nah, semua menganggap BW itu orang

    paling bersihlah di dunia. Apa yang dikatakan selalu benar, kata Sugianto. Tapi Allah berke-hendak bahwa orang yang zalim pasti akan ada yang menyadarkan.

    Namun soal perannya di Tanjung Lingga Group dan kasus-kasus penganiayaan saat mengendalikan bisnis pamannya itu, Sugianto tidak merespons permintaan konfirmasi. Dalam berkas pendaftarannya sebagai calon anggota DPR 2014-2019, aktivis Pemuda Panca Marga Pangkalan Bun ini juga tak mencantumkan aktivitasnya di Tanjung Lingga.

    Pengacara Sugianto, Carrel Ticoalu, meng-aku tidak tahu banyak soal kasus itu. Itu kan sudah disidangkan, berarti sudah selesain, to, kata pengacara Anas Urbaningrum dan istri-nya, Athiyyah, saat berurusan dengan KPK ini.

    Perihal Bambang yang sempat membela kedua aktivis yang dianiaya Sugianto, Carrel menyatakan itu kebetulan semata. Ini bukan masalah dendam. Pak Sugianto hanya ingin menuntut keadilan yang sejak 2010 tidak dide-ngar, kata Carrel.

    PASTI LIBERTI M., IBAD DUROHMAN, ISFARI HIKMAT | OKTA WIGUNA

    Wakil pimpinan KPK, Bambang Widjojanto. Bambang pernah mendampingi dua aktivis yang merupakan korban penganiayaan oleh Sugianto Sabran.

    DOK. PRIBADI

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    SAYA lagi hamil, masak kalian enggak kasihan sama saya dan anak saya yang ada di sini?Keluhan itu diucapkan artis Ussy Sulis-

    tiawaty. Saat itu, 15 Desember 2005, Ussy sedang syuting di Markas Polsek Cipayung.

    Pewarta infotainment mengejar Ussy untuk di-mintai pendapat tentang suaminya, Yusuf Sugianto,

    yang terbelit kasus illegal logging dan penganiayaan terhadap wartawan di Kalimantan.

    Ussy, yang kala itu hamil 5 bulan, berusaha menghindar. Ia berjanji akan bicara pada waktu yang tepat. Namun ia tiba-tiba pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

    Kisah cinta Ussy-Sugianto berlangsung kilat. Ussy me-ngenal pria yang kini ngetop karena melaporkan Wakil Ke-tua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto ke Mabes Polri itu saat melaksanakan ibadah umrah di Mekah. Sugianto mengaku bekerja di kebun.

    Merasa cocok, pernikahan keduanya pun segera diran-cang. Ussy dilamar pada 15 Juli, lalu melangsungkan akad nikah pada 12 Agustus, dan kemudian menggelar resepsi

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    NIKAHI USSY, DEKAT DENGAN

    HELMALIA PUTRI

    Ussy Sulistiawaty TERESIA MAY/ANTARA

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    pernikahan pada 17 September 2005. Bahkan kami tak pakai pacaran, kata Ussy.

    Resepsi pernikahan Sugianto dan Ussy dilangsungkan di hotel mewah, Ritz-Carlton Jakarta. Sugianto juga memesan satu lantai hotel untuk kerabatnya yang datang ke acara re-sepsi. Aku enggak tahu berapa biayanya. Sebab, yang bayar kan suamiku, kata Ussy waktu itu.

    Sejumlah selebritas, antara lain Becky Tumewu, Sandy Syarief, Anjasmara bersama Dian Nitami, dan Farhat Abbas bersama Nia Daniaty, menghadiri resepsi tersebut. Selain di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, seminggu kemudian resepsi nikah sehari-semalam digelar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

    Ussy melahirkan seorang putri dari pernikahannya deng-an Sugianto, Syafa Al Zahra, serta mengangkat satu anak, Nur Amalia Putri. Namun pernikahan itu hanya sebentar, cuma satu tahun. Pada 9 Desember 2006, Pengadilan Agama Pangkalan Bun, Kabupaten Kota Waringin Barat, mengabulkan gugatan cerai Ussy terhadap Sugianto.

    Kini Ussy menikah dengan Andhika Pratama. Sedangkan Sugianto belum menikah lagi.

    Selain dengan Ussy, nama Sugianto disebut memiliki hubungan dengan artis Helmalia Putri. Pemeran sinetron

    Sarmila ini bahkan disebut sebagai orang ketiga hancurnya rumah tangga Sugianto

    dengan Ussy. Awalnya Helmalia memban-tah punya hubungan dengan pengusaha kayu

    yang gagal jadi Bupati Kotawaringin Barat itu. Sebab, nama suami Ussy disebut Yusuf Sugianto. Sedangkan saat akrab dengan Helmalia, namanya

    tidak menggunakan Yusuf, hanya Sugianto.Helmalia mengakui memang akrab dengan Sugianto

    dan keluarganya. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu sering bertandang ke rumah Helmalia. Demikian pula sebaliknya. Namun Helmalia menyatakan bukan ia seorang yang diundang Sugianto. Mantan suami Ussy itu gemar mengundang artis dalam rangka ulang tahun perusahaannya. Artis yang pernah diundang oleh Sugianto bukan saya saja, tapi banyak, kata Helmalia.

    MONIQUE SHINTAMI

    Helmalia Putri DOK. DETIKHOT

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUSFOKUS

    SATU PER SATU

    PIMPINAN KPK

    DIPERKARAKAN. PERANG!

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    RUMAH di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta, yang dalam be-berapa bulan sepi, pada Kamis, 22 Januari 2015, tiba-tiba ramai kembali. Beberapa orang berseragam satuan tugas Par-tai Demokrasi Indonesia Perjuangan bersiap menjadi penerima tamu.

    Puluhan wartawan mendatangi rumah yang pernah dipakai sebagai media center peme-nangan Jokowi-Jusuf Kalla itu. Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menggelar jumpa pers hari itu.

    Hasto sedang geregetan terhadap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Sa-mad. Seminggu sebelumnya, 13 Januari, komisi antirasuah itu menetapkan calon Kepala Polri yang dijagokan partai berlogo banteng mon-cong putih itu, Komjen Budi Gunawan, sebagai tersangka kasus korupsi.

    Tiga hari kemudian, Presiden Jokowi me-nunda pelantikan Budi, yang sudah disetujui DPR untuk menjadi Kapolri. Jokowi menunjuk Badrodin Haiti sebagai Wakil Kepala Polri yang diberi tugas dan tanggung jawab yang diemban Kapolri.

    Sehari setelah keputusan itu, muncul tulisan di sebuah blog, Kompasiana, berjudul Rumah Kaca Abraham Samad. Seseorang yang meng-aku sebagai Sawito Kartowibowo menuliskan upaya Samad menjadi cawapres pendamping Jokowi.

    Ia mencatat Samad melakukan enam kali pertemuan dengan tim pemenangan Jokowi. Pertemuan pertama dan kedua digelar di Apartemen Capital, kawasan Sudirman Central Business District, Jakarta; ketiga di ruang VIP Bandara Adisutjipto, Yogyakarta; dan pertemu-

    Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/1/2015).

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    an selanjutnya tidak disebutkan tempatnya.Orang yang memakai nama tokoh gerakan

    spiritual pada 1974 itu menuliskan, sejak per-temuan pertama, Samad disebut-sebut mem-berikan iming-iming akan membantu PDIP jika ada kasus ke KPK. Bahkan, dalam pertemuan akhir, Samad ditulis mengaku terang-terangan melakukan penyadapan hingga namanya dico-ret dari daftar pendamping Jokowi.

    Orang yang merekomendasikan pencoretan nama Samad adalah Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Samad disimpulkan lantas men-dendam kepada calon tunggal Kapolri yang diajukan Jokowi ke DPR itu.

    Setelah dikonfirmasi, Bapak AS katakan tu-lisan itu fitnah. Saya nyatakan bahwa sebagian besar dalam tulisan itu adalah benar, kata Has-to tegas.

    Hasto mengaku sebagai saksi setiap perte-muan Samad dengan PDIP seperti ditulis Ru-mah Kaca Abraham Samad. Ia membenarkan sebagian besar cerita Sawito itu, termasuk dendam Samad kepada Budi.

    Saya rekomendasikan KPK untuk segera bentuk komite etik, ucap Hasto. Ia, Hendro-priyono, dan saksi yang dimiliki siap membe-rikan keterangan sebagai saksi bila komite etik tersebut dibentuk KPK.

    Hasto tidak main-main dalam jumpa pers ter-sebut. Tak hanya membuat pengakuan, ia juga memperagakan gaya menyamar Samad ketika menggelar pertemuan khusus. Ia mengenakan masker penutup muka dan topi menirukan Samad menyamarkan identitas. Tangan Hasto

    Hasto bergaya seperti penampilan Abraham Samad saat bertemu di sebuah apartemen sekaligus menunjukkan alat pendeteksi sadap.

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    pun menggenggam sebuah alat digital. Menu-rut dia, itu adalah alat antisadap.

    Ia bahkan menyediakan dua bus Blue Bird ukuran sedang untuk mengajak wartawan ber-pesiar ke apartemen yang disebutnya sebagai tempat pertemuan dengan Samad. Namun, sesampai di Apartemen Capital, mereka di-tolak masuk oleh pihak pengelola. Alasannya, kehadiran Hasto dapat mengganggu privasi penghuni.

    Cerita konspirasi politik ala Hasto meng-alir deras. Selang beberapa jam pascajumpa

    pers, sekelompok mahasiswa yang mengatas-namakan diri Solidaritas Aksi Mahasiswa Anti Demokrasi menggelar demonstrasi di depan gedung KPK. Mereka bermodal cerita sama bahwa Samad genit berpolitik, dan harus mun-dur dari jabatan Ketua KPK.

    Samad sendiri memberikan bantahan mela-lui Direktur Pencegahan KPK Johan Budi S.P. Cerita Hasto dinilai bohong. KPK tidak ingin buru-buru membentuk komite etik karena belum ada bukti.

    Pak Abraham Samad mengatakan yang

    FOKUS

    Rasman Arif Nasution (kanan) sebagai tim kuasa hukum Komjen Pol. Budi Gunawan memperlihatkan berkas ketika melaporkan pimpinan KPK ke Kejaksaan Agung di Jakarta.

    ANTARA FOTO/VITALIS YOGI TRISNA

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    dituduhkan itu adalah fitnah belaka, Johan menjelaskan.

    Setelah Budi Gunawan jadi tersangka, Abra-ham Samad memang langsung mendapat serangan. Sehari setelah penetapan status, misalnya, beredar foto mesra pria mirip Samad dengan Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinami-ra. Namun foto itu terbukti rekayasa.

    Wakil Ketua Komisi Bambang Widjojanto bereaksi keras terhadap Hasto. Bagi dia, tanpa memberi bukti, segala ocehan Hasto tidak ada

    artinya.Bambang lantas menyindir Hasto karena ge-

    tol membela Budi. Apakah Hasto telah men-dapatkan surat kuasa untuk menjadi lawyer BG (Budi Gunawan)? ucap Bambang.

    Tudingan Hasto merupakan serangan terbu-ka pertama terhadap Abraham Samad. Apalagi jabatan Hasto di PDIP cukup mentereng: pelak-sana tugas sekretaris jenderal. Tapi ia mengaku menyelenggarakan jumpa pers itu atas nama pribadi, bukan partai.

    Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

    RACHMAN/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    Meski sikap Hasto banyak dikritik aktivis antikorupsi, tak ada satu pun kader DPP PDIP yang mempertanyakan tindakan Hasto. Me-reka kompak menyatakan itu urusan pribadi Hasto.

    Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Pramono Anung, menegaskan, Hasto hanya mewakili pribadi, bukan partai. Soal pelanggaran internal, kata dia, biar komite etik yang memutuskan.

    Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait malah menganggap tindakan ini lumrah-lumrah saja. Menurut dia, Hasto duduk sebagai politikus yang memberikan pengawasan.

    Kalau ada oknum, apakah eksekutif, yudika-tif, atau legislatif, oknumnya yang diperbaiki, jangan sampai merusak tatanan, tuturnya ketika hendak bertandang ke perayaan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno-putri.

    Tekanan politik terhadap KPK tidak hanya berasal dari PDIP. Dua kubu yang sebelumnya berseteru di DPR, Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih, malah bersatu mendukung Budi, yang diduga sebagai pemilik rekening gendut.

    Harus diingat, bukan hanya PDIP yang se-tuju Komjen Budi Gunawan. Ada 9 fraksi, kata anggota Fraksi PDIP, Dwi Ria Latifa.

    Legislatif memang sudah lama nyaring me-nyuarakan niat pembubaran KPK. Hal ini tidak aneh karena hampir semua parpol memiliki kader yang bermasalah dengan KPK.

    Kritik keras terhadap KPK, misalnya, juga di-suarakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Ia meng-kritik keputusan KPK yang menetapkan Budi sebagai tersangka. Saya kira harus ada yang memeriksa KPK. Kita harus periksa. Memang-nya malaikat dan Tuhan saja yang bisa periksa KPK? katanya.

    l l l

    Serangan politik ini bukan satu-satunya yang harus dihadapi KPK. Budi tidak mau tinggal diam menjadi tersangka. Ia melakukan segala upaya hukum untuk menjegal laju kasus yang menjeratnya.

    Senin, 19 Januari 2015, Divisi Pembinaan Hukum Mabes Polri mengajukan gugatan praperadilan atas penetapan tersangka Budi

    Harus diingat, bukan hanya PDIP yang setuju Komjen Budi Gunawan. Ada 9 fraksi~ Dwi Ria Latifa ~

    ARI S

    APU

    TRA/

    DET

    IKC

    OM

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    FOKUS

    ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kepala Divisi Pembinaan Hukum Irjen Moechgiyarto mengaku gugatan ini untuk menguji keabsah-an penetapan tersangka Budi.

    Ia mengaku divisinya sudah diamanati oleh Wakil Kepala Polri yang diberi tugas dan tang-gung jawab yang diemban Kapolri, Badrodin Haiti, untuk memanfaatkan semua peluang hukum. Karena itulah surat praperadilan dila-yangkan.

    Kuasa hukum Budi, Razman Arif Nasuti-on, juga melaporkan dua pimpinan KPK ke Kejaksaan Agung pada Rabu, 21 Januari 2015. Ia menganggap dua pimpinan KPK, Samad dan Bambang Widjojanto, menyalahgunakan wewenang dalam penetapan kliennya sebagai tersangka.

    Penetapan status tersangka Budi harus diba-talkan karena cacat hukum. Pihaknya meminta Jaksa Agung bergerak cepat memeriksa dan menahan Samad.

    Sehari kemudian, laporan ini dialihkan ke Bareskrim Mabes Polri. Razman mengaku kejaksaan bergerak lamban atas laporannya.

    Sehari setelah pelaporan ini, Bareskrim Mabes Polri lantas menangkap Bambang. Baru saja Bambang dilepas Mabes Polri, Wakil Ketua KPK lainnya, yakni Adnan Pandu Praja, dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri.

    Adnan dilaporkan terkait dugaan pengambi-lalihan secara paksa saham milik PT Deasy Timber pada 2006.

    Perlu diketahui, KPK terancam mengalami kekosongan pimpinan. Wakil Ketua KPK Busy-ro Muqoddas habis masa jabatannya. Namun, pada 15 Januari lalu, Komisi III DPR memutus-kan menunda pemilihan pimpinan pengganti Busyro hingga masa jabatan empat pimpinan lainnya habis.

    Sampai saat ini, kursi pimpinan KPK ha-nya diduduki oleh empat orang. Mereka, satu per satu, mendapat serangan. Abraham Samad, Bambang, dan kini Adnan Pandu. Setelah Adnan, Wakil Ketua KPK Zulkarnain diisukan juga akan diadukan ke polisi. KPK dalam bahaya! nIBAD DUROHMAN, PASTI LIBERTY, ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI | ARYO

    BHAWONO

    MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja

    ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    KOLOM

    OLEH: FERI AMSARI

    BIODATA

    Nama: Feri Amsari Tempat/Tanggal Lahir: Padang, 2 Oktober 1980

    Pendidikan: l S-1, Fakultas Hukum Universi-

    tas Andalas, 2004.

    ACAP kali Komisi Pemberantasan Korupsi diterjang badai serangan ba-lik para koruptor (corruptors fight back). Lembaga antirasuah itu bahkan kerap berada di ujung tanduk. Namun semuanya mampu dilewati, KPK selalu bertahan dan terselamatkan berkat pertolongan masyarakat.Kini KPK kembali diuji cobaan berat. Ketua KPK Abraham Samad menjadi pusat

    permasalahan ketika dituduh duduk bersama tim sukses Partai Demokrasi Indo-nesia Perjuangan untuk membicarakan bursa calon wakil presiden pada pemilu presiden 2014. Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto-lah yang mengungkapkan hal itu. Masalah kian berat ketika Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap polisi seperti penjahat yang akan melarikan diri.

    Untuk melihat masalah ini lebih jernih, ada baiknya permasalahan pimpinan KPK di atas disigi satu per satu. Dalam kasus Abraham, pernyataan Hasto itu memperli-hatkan bagaimana PDIP bekerja memenangi pertarungan. Sebagai aparat penegak hukum, Abraham dirayu untuk lari dari konsistensinya sebagai orang terdepan da-

    KEINGINAN ABRAHAM MENJADI CALON WAPRES BUKANLAH KEJAHATAN PIDANA. PENANGKAPAN BAMBANG WIDJOJANTO OLEH POLISI MERUPAKAN AKSI BARBAR.

    MANUVER BARBAR HANCURKAN KPK

    ILU

    STR

    ASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

  • MAJALAH DETIK 26 JANUARI - 1 FEBRUARI 2015

    KOLOM

    lam pemberantasan korupsi. Jadi, sebelum mempertanyakan etika Abraham, PDIP harus terlebih dulu berkaca pada segala tindakannya tersebut. Lalu, kondisi apa yang menyebabkan Hasto berani malu membongkar aib partai sendiri?

    Sulit bagi PDIP untuk menghindari dugaan bahwa pernyataan Hasto berkaitan dengan tertundanya pelantikan Budi Gunawan (BG) sebagai Kepala Polri. Per-nyataan Hasto seolah Abraham menaruh dendam terhadap BG, yang dianggap menggagalkannya sebagai calon wapres PDIP, patut dikritik. Sejauh manakah peng-aruh BG dalam menentukan kebijakan PDIP sehingga dapat menentukan siapa yang berhak menjadi calon wapres atau tidak? Bukankah BG merupakan aparat penegak hukum yang harus independen?

    Jadi pernyataan Hasto itu tidak boleh menjadi alasan bagi publik mencurigai kinerja KPK. Setidaknya terdapat tiga alasan agar publik tidak terpengaruh hasut-an PDIP. Pertama, asas satu saksi bukanlah saksi (unus testis nullus testis, Pasal 169 HIR/306 R.Bg) harus dijadikan pedoman dalam melihat perkara ini. Keterang-an yang disampaikan Hasto bukan berarti kebenaran mutlak, karena tuduhannya berpotensi menjadi fitnah yang berupaya menghancurkan kesolidan internal KPK. Jikapun pertemuan itu terjadi, keinginan Abraham menjadi calon wapres bukanlah kejahatan pidana. Apalagi jika Ketua KPK itu tidak menjanjikan kepada PDIP ke-untungan apa pun yang terkait dengan jabatannya.

    Kedua, penetapan status tersangka BG tidak dapat dikaitkan dengan hasrat Abraham menjadi calon wapres. Sebab, Pasal 21 Ayat (5) UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK menyatakan bahwa pimpinan KPK bekerja secara kolektif. Pe-nentuan seseorang sebagai tersangka merupakan kerja bersama pimpinan KPK. Suara Abraham hanya satu dari lima (sekarang empat) suara pimpinan yang ada, sehingga penetapan BG sebagai tersangka tidak dapat dibatalkan dengan langkah

    l S-2, Pascasarjana Uni-versitas Andalas, 2008.

    l S-2, William and Mary Law School, Virginia, Amerika Serikat, 2014.

    Karier:l Dosen Hukum Tata Negara

    Universitas Andalas.

    l Peneliti Pusat Studi Konsti-tusi (PUSaKO) Universitas Andalas.

    Karya: l Perubahan UUD 1945 Me-

    lalui Pu