33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berupa perilaku, ucapan, dan sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata. Berkaitan dengan pernyataan di atas bahwa akhlak tidak akan terpisah dari keimanan, dalam al-Qur'an juga sering dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang-orang yang beriman,” maka langsung diikuti oleh “beramal saleh.” Dengan kata lain amal saleh sebagai manifestasi dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Pemahaman moralitas dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhlaq al-karimah dan al-akhlaq al-mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia yang diridlai Allah. Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi dewasa ini ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral. Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita

Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia yang

bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari

keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang

berupa perilaku, ucapan, dan sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman

adalah maknawi (abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk

perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.

Berkaitan dengan pernyataan di atas bahwa akhlak tidak akan terpisah dari keimanan,

dalam al-Qur'an juga sering dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang-orang yang

beriman,” maka langsung diikuti oleh “beramal saleh.” Dengan kata lain amal saleh

sebagai manifestasi dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan seseorang.

Pemahaman moralitas dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhlaq al-

karimah dan al-akhlaq al-mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu

akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia yang diridlai Allah.

Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan

perlu ditanggulangi dewasa ini ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral. Di

samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat pula arus

kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita.

Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar,

penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh

anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan

remaja putrid dan lain sebagainya.

Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah  yang dihadapi masyarakat yang kini

semakin marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang

serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif,   yang titik beratnya

untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kemerosotan akhlak dan moral

dikalangan remaja.

1

Page 2: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

1.2 Tujuan

a. Mengetahui Pengertian dan perbedaan dari akhlak, etika, dan moral

b. Mengetahui kondisi akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan

c. Dapat menentukan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan akhlak, etika,

dan moral remaja berdasar atas dalil naqli dan aqli

2

Page 3: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Etika

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang

berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu

pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut

sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan

amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika

membahasa tentang tingkah laku manusia.

Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh

manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh

yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan

itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang

baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.

Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.

Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena

itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku

manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku

manusia, etika memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut

baik dan buruk .

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika

normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Adapun Jenis-jenis Etika adalah sebagai berikut:

1. Etika Filosofis

Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan

berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya

adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.

3

Page 4: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Ada dua sifat etika, yaitu:

a. Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah

ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah

demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah

menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika.

Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan,

tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

b. Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya

filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada

itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian

etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan

apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Etika tidak bersifat teknis

melainkan reflektif, dimana etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti

hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika

masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya.

2. Etika Teologis

Terdapat dua hal-hal yang berkait dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan

hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya

masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum,

karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum,

dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.

Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari

presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara

etika filosofis dan etika teologis.

Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang

diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama

yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika

teologisnya.

4

Page 5: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

2.2 Moral

Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat

kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah

hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana

yang baik dan mana yang wajar.

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau

orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki

moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata

manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral

secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa

moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah nilai ke-absolutan

dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari

kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang

dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai

rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan

masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga

sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.

2.3 Akhlak

Secara linguistik atau bahasa, akhlak   berasal dari bahasa arab yakni  khuluqun   

yang menurut loghat diartikan: budi  pekerti, perangai,   tingkah   laku   atau   tabiat.  

Kalimat   tersebut   mengandung   segi-segi persesuaian dengan perkataan khalakun yang

berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang

berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan

adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.

Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan

ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain

mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu

akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah

menjadi budaya sehari-hari.

5

Page 6: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat

melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga

telah menjadi kepribadiannya.

2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.

Ini berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan

tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.

3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah

perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.

Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat

dinilai baik atau buruk.

4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-

main atau karena bersandiwara

5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah

perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena

dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.

Secara garis besar, akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak baik (akhlak

al-karimah) dan akhlak yang buruk (akhlak madzmumah). Yang termasuk akhlak baik

misalnya seperti berbuat adil, jujur, sabar, pemaaf, dermawan, amanah, dan lain sebagainya.

Sedangkan, yang termasuk akhlak buruk adalah seperti berbuat dhalim, berdusta, pemarah,

pendendam, kikir, curang, dan lain sebagainya.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak

mencakup segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik

maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama rnakhluk.

Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang

paling baik akhlaknya".

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk

infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid

af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak

dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).

6

Page 7: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas,

sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka

timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau

isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang

sudah demikian adanya.

Induk atau prinsip dari budi pekerti atau akhlak ada empat :

1. Kebijakan (al-hikmah)

Kebijakan adalah perilaku jiwa yang dapat menemukan kebenaran dari yang salah

dalam semua perbuatan yang dikerjakan.

2. Keberanian

Keberanian adalah kekuatan sifat amarah yang tunduk kepada akal dalam

menjalankannya.

3. Menjaga Diri

Menjaga Diri adalah mendidik kekuatan syahwat dengan pendidikan akal dan syara’

4. Keadilan

Keadilan adalah perilaku jiwa yang dapat mengatur sifat amarah dan syahwat dan

dapat mengarahkannya kepada yang dikehendaki hikmah dan dapat menggunakannya

menurut kebutuhan.

Barang siapa dapat melaksanakan empat prinsip ini, maka akan keluarlah akhlak yang

baik seluruhnya. Akhlak islam bagaikan garam yang dibutuhkan bagi tiap macam makanan,

maka ia dibutuhkan untuk penenang hati dalam setiap lapisan masyarakat umat manusia

sepanjang zaman.

Dalil-dalil yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika

Firman Allah swt:

7

Page 8: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan

siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190)

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang

yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan

perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari

keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS. An-nisa:

114)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah

gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka

(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal:2)

8

Page 9: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh

beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rezki (nimat) yang mulia.

(QS. Al Anfal:4)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri dan harta mereka dengan

memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka

membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,

Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka

bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang

besar. (QS. At Taubah: 111)

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak

menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu, (QS. Yasin:

60)

9

Page 10: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)

akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Sad: 46)

Sabda Rasulullah:

‘Sesungguhnya aku Muhammad s.a.w. tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan

kemuliaan akhlak.’

‘Ketahuilah kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka

baiklah keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan

tingkah lakunya. Ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati’

‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa paras kamu dan tidak kepada tubuh badan

kamu, dan sesungguhnya Allah tetap melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang

berlandaskan keikhlasan hati.’

‘Seseorang itu tidak beriman sehinggalah dia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana

dia kasih terhadap dirinya sendiri’

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

‘Sesunggubnya amalan yang sangat dicintai Allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh

hambanya ialah mengembirakan hati saudaranya sesama Islam’

(Riwayat Baihaqi)

10

Page 11: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

BAB III

PEMBAHASAN

Apabila kita menelusuri lebih mendalam, maka kita dapat menemukan secara jelas

persamaan dan perbedaan etika dan akhlak. Persamaan diantara keduanya adalah terletak

pada objek yang akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas tentang baik

buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya sumber norma,

dimana akhlak mempunyai basis atau landasan kepada norma agama yang bersumber dari

hadist dan al-Quran.

Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh

manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh

yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan

itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang

baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.

Para ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal

sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas

perbutaan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber

pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutla,

absolut dan tidak pula universal. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai

penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk,

mulia, terhormat, terhina dsb. Dan keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif

yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman. Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka

etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan

perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika

adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat

kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan

moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana

yang baik dan mana yang wajar.

11

Page 12: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya,

yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.

Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara

universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika

menjelaskan ukuran itu.

Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.

Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbutan manusia baik atau

buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral

tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan

berlangsung di masyarakat.

Dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam

pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan

tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah

norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan

demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan

etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di

masyarakat.

Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit

perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan

etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.

Namun, etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan.

Uraian tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasala dari

produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan

baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni

ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al-Qur'an dan Hadis. Dengan kata lain jika etika, moral

dan susila berasal dari manusia sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.

3.1 Pendidikan Akhlak

Untuk mendidik seseorang supaya berakhlak yang baik banyak caranya. Diantaranya

seperti dibawah ini :

12

Page 13: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

1. Mengisi akal dan pikiran dengan ilmu pengetahuan

Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupannya. Akal pikiran

yang sempit dan tentu akan menjadikannya menempuh jalan yang sesat. Sebaliknya akal

pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan menjadi obor menerangi jalan hidupnya.

Firman Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang durhaka masuk neraka

karena sempit akal pikirannya, tidak memahami ayat-ayat tuhan. Surat Al-Mulk ayat 10 :

وق��ا ل��و الوکنانس��مع أونعق��ل م��ا کن��ا فى

ب السعير حصأ Dan mereka berkata “Sekiranya kami mendengarkan atau memikitkan (peringatan itu)

niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.

Umat Islam dahulunya mendahului bangsa-bangsa lain karena mereka berbudi pekerti

tinggi berakhlak mulia. Mereka berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’anul Karim dan

hadist-hadist Nabi. Dari kedua pendapat itu dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang

dikatakan akhlak ialah: perbuatan, tindak tanduk seseorang yang dilakukannya dengan

mudah tanpa banyak pertimbangan, dengan lancer mereka merasa sulit ia lakukan.

2. Bergaul dengan orang-orang yang baik

Manusia suka meniru orang lain, ia mencontoh pakaian, perhiasan, dan gaya hidup

masyarakat disekitarnya. Ia juga meniru dan mengikuti tingkah laku teman sejawatnya.

Begitu yang biasa terjadi dalam masyarakat. Bergaul dengan orang berani menjadikan

seseorang berani pula. Banyak orang pintar dan anak yang cerdas karena ia suka berteman

dengan orang-orang yang cerdas, tekun belajar. Teman yang suci hatinya. Nur iman

menerangi jiwanya. Amal perbuatannya baik menjadi wataknya.

Pergaulan menjadikan anak-anak didik hampir serupa tingkah lakunya. Mungkin

semua menjadi baik atau sebaliknya. Begitulah menularnya sifat buruk atau baik. Sabda

Rasulullah artinya: “Sifat seseoranga sama dengan orang yang disukainya (teman

sepergaulannya)”.

Page 14: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

13

3. Meninggalkan Sifat Pemalas

Pemalas akan terbiasa duduk-duduk berpangku tangan tanpa amal, merusak

kesehatan. Sebaiknya orang bekerja dengan giat, berjuang dengan ulet untuk mencapai

cita-citanya, sehingga tidak ada waktunya yang terbuang percuma. Ia dapta memilih apa

yang sesuai dengan wataknya. Dengan bekerja keras orang akan terhindar dari segala

perebuatan jahat. Ia akan menjadi orang baik, berguna kepada agama, bangsa dan

negaranya.

4. Merubah Kebiasaan Buruk

Sesuatu perbuatan yang telah dilakukan seringkali ia akan menjadi tabiat susah

merubahnya. Tabiat atau kebiasaan jahat bias menjadi darah daging yang sulit sekali

memisahkannya. Untuk meninggalkan sifat-sifat yang buruk memerlukan kemauan keras,

tekad yang membaja, serta kesadaran yang mendalam. Jika memang ada kemauan tentu

ada jalan, where there is a will there is away. Diantara cara-cara yanbbg dapat dilakukan

untuk merubah tabiat buruk itu ialah:

a. Kemauan yang keras membaja untuk merubah

b. Jangan sekali-kali meninggalkan perbuatan baik yang baru dicoba sebagai ganti dan

tingkah laku jahat yang baru ditinggalkan

c. Hendaklah merubah dan meninggalkan kebiasaan jahat yang sudah pernah dilakukan

secepat mungkin sebagai realisasi dari tekadnya.

5. Membiasakan membaca sejarah (otobiografi) orang-orang ternama

Membaca sejarah orang-orang besar memberikan suatu inspirasi dalam jiwa.

Akhirnya akan timbul cita-cita dan keinginan untuk meniru dan meneladani. Sejarah

rasul-rasul banyak disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim. Nabi Ibrahim, Musa, Isa,

dan Nabi besar Muhammad SAW. Semua itu akan member kesan dan pelajaran yang

dapat merubah tingkah laku seseorang.

Page 15: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

14

3.2 Akhlak Mulia Dalam Kehidupan

1. Amanah

Amanah ialah memberikan berita menurut yang sebenarnya. Tidak melebihi tidak

pula mengurangi. Memberi berita itu tidak saja dengan mulut dan perkataan. Amanah

sifat yang terpuji, menjadi hiasan diri. Menambah terhormat dan tinggi martabat. Allah

menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang amanah. Firman Allah SWT :

“Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu Karena

kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima

Taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Sabda Rasulullah memuji orang-orang yang lurus benar : “Hendaklah kamu berlaku

lurus benar. Lurus dan benar membawa kebaikan. Kebaikan membawa kamu ke syurga.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwasanya rasulullah berkata

kepada Abu Bakar : “Hendaklah benar pembicaraanmu, tetapi janjimu. Peliharalah

amanah (kepercayaan dan tanggung jawab) yang diberikan kepadamu. Itulah amanah

dari nabi-nabi.

2. Ikhlas

Ikhlas ialah berbuat dan beramal dari motifasi yang tulus ikhlas, dari hati sanubari

karena Allah semata. Tidak mengharapkan punjian dan penghargaan terjauh dari mencari

nama dan penghormatan. Amal perbuatan yang semata-mata karena Allah mencapai

kebahagiaan dunia akhirat.

Allah SWT orang-orang yang ikhlas dengan firmannya yang artinya : “Sesungguhnya

orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka

dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seseorang penolongpun bagi mereka”.

Sabda Rasulullah : “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali amal yang

ikhlas mengharapkan pahala dari Allah”.

Banyak orang yang berjuang menemui kegagalan, karena tidak ada keikhlasan. Ikhlas

menjadi roh dari amal perbuatan. Ikhlas dasar keberhasilan dan keselamatan.

Page 16: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

15

3. Berani

Berani merupakan suatu sifat yang menjadikan seorang berani menghadapi kesulitan

atau bahaya di saat diperlukan berbuat demikian. Setelah pertimbangan dengan mantap

dan putusan sudah ditetapkan orang harus bertekad bulat menjalankannya. Itulah yang

disebut azimah.

Azimah (tekad bulat) tentu saja sesudah segala pertimbangan dan perhitungan buruk baik,

untung rugi, berapa pengorbanan dan sampai dimana kemenangan yang akan diperoleh.

4. Kepercayaan

Kepercayaan adalah menjaga tanggung jawab dan menunaikannya dengan baik

menurut semestinya. Orang yang menunaikan amanah disebut “Al-amin” yang dipercaya.

Amanah merupakan sifat nabi-nabi dan rasul-rasul.

Amanah mencakup :

1. Amanah dalam menjaga harta benda yang ada hubungannya dengnan hak orang lain

2. Menjaga dan tidak membocorkan rahasia yang membahayakan teman sejawat

3. Menunaikan tugas dengan jujur

4. Jujur dan berkata benar walaupun dalam hal-hal yang mungkin tidak diketahui orang

5. Sederhana

5. Sederhana

Sederhana ialah seimbang. Seimbang antara antara bakhil denga royal. Seimbang

antara penakut dan pemberani. Seimbang antara hidup bermewah-mewah dan hidup

melarat. Seimbang dalam berpakaian. Tidak terlalu hebat dan tidak pula sangat sederhana.

6. Sabar

Sabar ialah ketetapan hati dan kemantapan jiwa menghadapi kesulitan-kesulitan.

Tidak resah gelisah di kala ditimpa musibah. Dengan lapang dada pikiran tenang dan

iman yang tidak bergoncang dihadapi kesulitan yang menimpa. Dicari jalan keluar dari

kesulitan itu dengan bijaksana. Iman tidak hilang, pikiran tetap tenang, pedoman agama

tetap dipegang. Dengan sifat sabar seperti itu kesulitan dapat diatasi.

Page 17: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

16

7. Memelihara lidah

Memelihara lidah ialah mengikuti sopan santun dank ode etik pergaulan. Memilih

kata-kata yang berguna, mengucapkannya dengan bijaksana, suara yang lunak lembut

dengan wajah yang simpatik menimbulkan rasa persaudaraan dan menguatkan

perhubungan antar sesama manusia.

8. Rendah Hati

Rendah hati suatu sifat yang menjadikan mukmin bergaul sopan santun, simpatik,

Tidak sombong, tidak merasa lebih dari orang lain. Sifat rendah hati menimbulkan rasa

persaudaraan, kasih mengasihi antar satu dengan yang lain. Suatu sifat yang timbul dari

hati yang bersih tidak bernoda.

Rendah hati sifat nabi-nabi dan rasul-rasul, sifat sahabat-sahabat dan orang-orang

yang saleh. Allah s.w.t menyuruh Muhammad bersikap dengan rendah hati, lunak lembut

bermuka manis dan simpatik kepada pengikut-pengikutnya.

9. Adil

Adil berarti selalu menjalankan kebenaran dalam segala tindakan. Tidak keluar dari

garis kebenaran itu sedikit juga. Tidak aniaya atau condong untuk melakukan keaniayaan

karena salah satu tujuan.

Adil dapat dibagi dua bagian :

1. Adil kepada diri sendiri

Ialah memberikan setiap yang berhak haknya. Tidak boleh memihak dan berat

sebelah. Memihak dan berat sebelah disebabkan beberapa factor. Diantaranya:

- Kasih sayang

- Ada keuntungan yang diharapkan

- Ada juga karena terpengaruh oleh : kecantikan, pandai bicara, dan merayu

2. Keadilan dalam masyarakat

Page 18: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

17

10. Maaf

Maaf berarti tidak membalas waktu ada kesempatan. Tidak memusuhi teman sejawat

yang ebrlaku tidak wajar kepada kita. Maaf menghilangkan perselisihan, dan

menghabiskan pertengkaran. Sekiranya tidak ada maaf bagimu sebagaimana yang telah

menjadi buah mulut orang, niscaya akan putuslah hubungan satu dengan yang lain.

3.3 Kondisi akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan

Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang didapat

dari berbagai masyarakat.

15-20 persen dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan

seksual di luar nikah

15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya

hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di

Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari

usia 15-29 tahun

Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia,

di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen

berusia 15 tahun atau kurang

setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen

diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja

Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban

paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari

keseluruhan pengguna.

jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara

pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus

kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.

Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja

meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13

hingga 17 tahun.

18

Page 19: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

Kemorosotan akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk

melakukan hal yang tidak baik.

Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya,

bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal

ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.

Ingin mengikuti trend, bsia saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat

keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia

juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.

Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

Kurangnya pendidikan Agama dan moral.

Faktor-faktor di atas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan

berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi lebih

transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat

mengganggu akhlak. Untuk mengatasi masalah ini, penulis memeberikan beberapa solusi

berdasarkan dalil naqli dan akli sebagai berikut.

Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman

dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.

Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama

dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat

penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat

menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.

Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring

pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-

orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan.

Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak

penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya

akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.

19

Page 20: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perbedaaan antara akhlak, moral, dan etika adalah terletak pada sumber yang

dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Pada etika, penilaian baik buruk

berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang

berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk

menentukan baik buruk itu adalah al-Qur'an dan al-hadis.

2. Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting

dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling

baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.

3. Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai akhlak,

seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain. Jika

hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi

masyarakat di masa yang akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti

lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.

4. Untuk mencegah dan atau memperbaiki kemorosotan akhlak ini, ada berbagai macam

solusi yang dapat dilakukan seperti yang telah disebutkan di atas. Namun pada

dasarnya, semua solusi tersebut mengarah pada pemahaman dan pengamalan yang

sebenarnya pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.

20

Page 21: Makalah Agama (Moral, Etika, Akhlak)

DAFTAR PUSTAKA

Modul, “Pendidikan Agama Islam”, Politeknik Negeri Sriwijaya. 2012

http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html

http://grms.multiply.com/journal/item/26

http://dewon.wordpress.com/2007/11/03/kategori-19/

21