28
ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif Yang dibina oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si Disusun Oleh: Endah Sayekti, S.Si 140341808611 Hera Adiwijaya, S.Pd 140341808618 Rita Budi Christina, S.Si 140341808635

Makalah - Analisa Konten.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah - Analisa Konten.doc

ANALISIS ISI

(CONTENT ANALYSIS)

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Yang dibina oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si

Disusun Oleh:

Endah Sayekti, S.Si 140341808611

Hera Adiwijaya, S.Pd 140341808618

Rita Budi Christina, S.Si 140341808635

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEPTEMBER 2015

Page 2: Makalah - Analisa Konten.doc

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji untuk Allah SWT. Yang menciptakan

alam semesta dan memberikan kecemerlangan otak kepada kita semua. Berkat rahmatNya

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Isi (Content Analysis)” ini

tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Hadi Suwono,

M.Si yang telah memberikan bimbingan dalam mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif.

Demikian halnya kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini,

penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, sehingga dengan

segala kerendahan hati penulis mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca agar pembuatah makalah kami lebih baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi

yang bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, September 2015

Penulis

Page 3: Makalah - Analisa Konten.doc

DAFTAR ISI

Halaman

Bagian Awal

Halaman Judul ……………………………………………………………………. i

Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………....……………………………………………. 4

B. Rumusan Masalah …………………………..…………………………………. 5

C. Tujuan …………………….……………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Isi …….………………………………………………………… 6

B. Metode Analisis Isi ………………………………………………..………………… 8

C. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Isi (Analysis Content) ..…………………………. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………..……………………………………………………………..…… 18

B. Saran ……………………………………………………………………………………. 18

Daftar Rujukan ………………………..………………………….……………………… 19

Page 4: Makalah - Analisa Konten.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian

kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan

fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum

tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Penelitian kualitatif jauh

lebih subyektif daripada penelitian kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda untuk

mengumpulkan informasi penelitiannya.

Leedy dan Ormrod (2005) menyatakan bahwa penelitian kualitatif kurang terstruktur

dalam deskripsi karena merumuskan dan membangun teori-teori baru. Penelitian kualitatif juga

dapat digambarkan sebagai model yang efektif yang terjadi di alam yang memungkinkan peneliti

untuk mengembangkan tingkat detail dari yang sangat terlibat dalam pengalaman nyata

(Creswell, 2012). Metode penelitian kualitatif adalah yang paling preskriptif. Desain

penelitian kualitatif bervariasi dan bersifat fleksibel, dimungkinkan untuk dapat diubah guna

menyesuaikan dari rencana yang telah dibuat. Leedy dan Ormrod (2005) merekomendasikan

lima berikut : Studi kasus, grounded theory, etnografi, analisis isi, dan fenomenologis.

Banyak aktivitas manusia tidak diamati atau diukur secara langsung, juga tidak selalu

mungkin untuk mendapatkan informasi dari orang-orang yang menjadi sumber dari sebuah

kejadian atau pengalaman. Salah satu teknik yang memungkinkan peneliti dapat mempelajari

aktivitas manusia secara tidak langsung yaitu melalui analisa komunikasi mereka, dimana

teknik ini disebut sebagai analisa konten. Leedy dan Ormrod (2005) mendefinisikan metode

ini sebagai pemeriksaan rinci dan sistematis dari isi bagian tertentu bahan untuk tujuan pola

identifikasi, tema, atau bias.

Dalam dunia globalisasi saat ini, ada sejumlah besar macam-macam komunikasi,

misalnya internet, surat kabar, editorial berita, iklan, film-musik, grafiti dan lain-lainnya.

Analisa terhadap komunikasi tersebut dapat memberitahu banyak hal tentang bagaimana

kehidupan manusia. Untuk dapat menganalisa pesan-pesan dalam komunikasi tersebut,

banyak hal yang harus dilakukan oleh peneliti, tentunya hal ini akan kita pelajari dalam

“Analisis Isi”.

Page 5: Makalah - Analisa Konten.doc

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat dalam makalah ini

antara lain:

1. Apakah pengertian dari analisis isi (content analysis)?

2. Bagaimana metode dalam penelitian analisis isi (content analysis)?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari analisis isi (content analysis)?

C. Tujuan

Tujuan dari pembahasan permasalahan dalam makalah ini antara lain:

1. Memahami pengertian analisis isi (content analysis).

2. Mengetahui metode-metode dalam penelitian analisis isi (content analysis).

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan analisis isi (content analysis).

Page 6: Makalah - Analisa Konten.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Isi (Content Analysis)

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam

terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Teknik penelitian yang

memungkinkan peneliti untuk mempelajari perilaku manusia secara tidak langsung dengan

menganalisis komunikasi. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori

teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi

interpretasi.

Banyak variasi para ahli dalam memberi pengertian terhadap analisis isi (content

analysis), secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis mengenai isi

teks, tetapi di sisi lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis

yang khusus. Tetapi dibawah ini terdapat beberapa pengertian analisis isi yang dideskripsikan

oleh beberapa pakar (dalam Kholil, 2006), yaitu;

1. Holsti, menjelaskan analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan

mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis,

dan generalis. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan

oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya

penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten,

meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bias. Generalis artinya

penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat dari analisis isi dapat

dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang

tinggi.

2. Wimmer & Dominick, mengartikan analisis isi sebagai suatu posedur yang sistematis

yang dirancang untuk menguji isi informasi yang direkam.

3 Budd, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan

mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku yang

terbuka dari komunikator.

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat

kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir

semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian.

Page 7: Makalah - Analisa Konten.doc

Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya

hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7 persen),

komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%).

Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersedia komputer

untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu

perhitungan kata-kata, dan “kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer

Program.

Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat

dipergunakan jika memiliki 3 syarat sebagai berikut:

1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku,

surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).

2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan

sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.

3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang

dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang menggunakan

analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur komunikasi yang dibuat oleh

Harold D. Lasswell, yaitu: who, says what, to whom, in what channel, with what effect.

Ketiga jenis penelitian tersebut dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoritik”

Lasswell tersebut.

Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalam praktiknya, hal

ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan. Perbandingan tersebut dapat

meliputi hal-hal berikut ini.

1. Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam

hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai kecenderungan isi komunikasi.

2. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal dalam situasi-situasi yang

berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.

3. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda.

Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri audience terhadap isi dan gaya

komunikasi.

4. Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada waktu, situasi atau

audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang hubungan dua variabel dalam satu

atau sekumpulan dokumen yang sering disebut kontingensi (contingency).

Page 8: Makalah - Analisa Konten.doc

5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber yang berbeda,

yaitu perbedaan antar komunikator.

Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua message

yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel perilaku sehingga menimbulkan

nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B.

Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B. Pertanyaan yang

diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses komunikasi yang telah berlangsung

terhadap penerima (with what effect)?

Beberapa pembedaan antara analisis isi dengan metode penelitian yang lain:

1. Analisis isi adalah sebuah metode yang tak mencolok (unobtrusive). Pemanggilan

kembali informasi, pembuatan model (modelling), pemanfaatan catatan statistik, dan

dalam kadar tertentu, etno-metodologi, punya andil dalam teknik penelitian yang non-

reaktif atau tak mencolok ini.

2. Analisis isi menerima bahan yang tidak terstruktur karena lebih leluasa memanfaatkan

bahan tersebut dan ada sedikit kebebasan untuk mengolahnya dengan memanggil

beberapa informasi.

3. Analisis isi peka konteks sehingga dapat memproses bentuk-bentuk simbolik.

4. Analisis isi dapat menghadapi sejumlah besar data.

Analisis isi memiliki penerapan yang luas dalam penelitian pendidikan. Sebagai contoh dapat

digunakan untuk: menjelaskan tren di sekolah dari waktu ke waktu (misalnya, back-to-dasar gerakan),

memahami pola organisasi (misalnya, dengan memeriksa grafik, dan lain-lain yang disiapkan oleh

pengelola sekolah), menunjukkan bagaimana sekolah-sekolah berbeda dalam menangani fenomena

yang sama (misalnya, pola kurikuler, sekolah governance), menyimpulkan sikap, nilai-nilai, pola

cultural di berbagai sekolah, dan mengetahui rasa bagaimana perasaan guru tentang pekerjaan mereka

(misalnya, dengan memeriksa apa yang mereka tulis tentang pekerjaan mereka).

B. Metode Analisis Isi (Content Analysis)

Seperti halnya metode lain, suatu metode akan lebih terarah apabila dilakukan dengan

menggunakan prosedur yang telah tersusun dan terformat dengan rapi, begitu juga dengan

analisis isi. Analisis isi akan lebih baik, apabila megikuti langkah-langkah tertentu seperti

yang pernah dilakukan oleh para peneliti.

Analisis isi menurut Fraenkel & Wallen (2009) dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Menentukan Tujuan

Page 9: Makalah - Analisa Konten.doc

Langkah pertama dalam melakukan sebuah analisis isi adalah menentukan tujuan

khusus yang ingin dicapai. Ada beberapa alasan mengapa peneliti ingin melakukan

analisis isi.

a. Untuk memperoleh informasi deskriptif tentang sebuah topik. Analisis isi adalah cara

yang sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang mendeskripsikan sebuah

persoalan atau topik. Sebagai contoh sebuah analisis isi tentang cara-cara

menggambarkan kejadian-kejadian sejarah yang bervariasi yang dideskripsikan alam

buku sejarah di Negara-negara yang berbeda mungkin mengilhami mengapa orang

memiliki pandangan yang berbeda terhadap sejarah (contohnya peraturan Adolf Hitler

pada perang dunia II).

b. Untuk merumuskan tema yang membantu untuk mengatur informasi deskriptif yang

jumlahnya besar. Tema adalah mengelompokkan simbol-simbol ..

c. Menguji penemuan penelitian lain. Analisis isi sangat membantu dalam memvalidasi

penemuan penelitian yang menggunakan metodologi penelitian yang lain. Pernyataan

penerbit buku teks mengenai apa yang mereka percayai dapat diuji dengan melakukan

analisis buku tersebut. Wawancara dengan profesor apakah yang mereka katakana

mereka ajarkan dapat diverifikasi dengan analisis rencana pembelajarannya.

d. Untuk mendapatkan informasi yang berguna yang berkaitan dengan masalah-masalah

pendidikan. Analisis isi dapat membantu guru merencanakan kegiatan pembelajaran

siswanya. Analisis isi karangan siswa dapat membantu guru mengetahui kesalahan-

kesalahan dalam tata bahasa dan gaya bahasa.

e. Untuk menguji hipotesis. Analisis isi dapat juga digunakan untuk menyelidiki

hubungan yang mungkin atau untuk menguji ide-ide. Sebagai contoh, seorang peneliti

mungkin memiliki hipotesis bahwa buku-buku penelitian sosial telah berubah dalam

kadar tentang penekanan pada peran individu yang minoritas dalam sejarah suatu

negara.

2. Mendefinisikan Istilah-istilah. Seperti penelitian yang lainnya, penyelidik dan atau

pembaca akan kecewa jika istilah-istilah penting yang digunakan, misalnya kejahatan,

minoritas individu tidak didefinisikan dengan jelas.

3. Mengkhususkan unit analisis.

Apakah yang sebenarnya dianalisa? Kata-kata? Kalimat-kalimat? Frase-frase?

Lukisan? Unit-unit yang digunakan untuk memulai dan melaporkan analisis seharusnya

dikhususkan sebelum peneliti mulai menganalisis.

Page 10: Makalah - Analisa Konten.doc

4. Menentukan Data yang Relevan.

Ketika peneliti telah jelas mengenai tujuan dan unit analisis, dia harus menentukan

data (contoh buku teks, majalah, lagu, catatan kuliah, rencana pembelajaran) yang akan

dianalisa dan yang sesuai dengan tujuannya. Hubungan antara isi yang akan dianalisa

dengan tujuan penelitian harus jelas. Salah satu cara untuk memastikan kejelasan tersebut

adalah dengan memiliki sebuah pertanyaan penelitian khusus (dapat berupa hipotesis)

dalam benak sebelumnya.

5. Mengembangkan Rasional

Peneliti membutuhkan hubungan-hubungan konseptual untuk menjelaskan

bagaimana data berhubungan dengan tujuan penelitian. Pilihan isi harus jelas, bahkan

jika tidak menarik bagi peneliti sekalipun. Bahkan, hubungan antara pertanyaan dan isi

harus nyata. Salah satu cara untuk mempelajari persepsi masyarakat terhadap iklan

adalah dengan mempelajari isi iklan-iklan pada majalah atau koran. Kadangkala

hubungan antara pertanyaan dan isi tidak nyata, dan membutuhkan penjelasan. Sehingga

peneliti yang tertarik pada perubahan kebiasaan terhadap kelompok khusus (misalnya

polisi) dapat ditinjau dari bagaimana mereka digambarkan dalam cerita pendek yang

muncul di majalah yang diterbitkan dalam waktu yang berbeda.

Banyak analisis isi menggunakan bahan-bahan yang tersedia. Tetapi juga biasa

bagi seorang peneliti menggunakan datanya sendiri. Sehingga kuisioner terbuka dapat

dibagikan kepada sekelompok siswa dan meminta mereka menentukan bagaimana

perasaan mereka terhadap kurikulum yang baru, kemudian peneliti menganalisa

tanggapan mereka. Atau sebuah seri wawancara terbuka dapat diadakan dengan

sekelompok siswa untuk menilai persepsi mereka tentang kelebihan dan kekurangan

program konseling di sekolah, dan wawancara-wawancara tersebut dianalisa.

6. Mengembangkan Rencana Sampling

Langkah selanjutnya adalah merencanakan sampling. Sebuah novel, mislanya,

dapat menggunakan sampel berdasarkan satu atau banyak tingkatan, seperti kata, frase,

kalimat, paragraf, bab, buku, atau pengarang. Program televisi dapat disampling dari

tipe, channel, sponsor, produser, atau jam tayang harian. Desain purposive sampling

paling banyak digunakan. Contohnya seorang peneliti dapat memilih diantara

laporan/notulen pertemuan dewan pengurus sekolah hanya yang berkaitan dengan

Page 11: Makalah - Analisa Konten.doc

perubahan kurikulum saja. Random sampling juga dapat digunakan pada buku teks

kimia, panduan kurikulum, rencana pembelajaran yang disiapkan oleh guru sejarah di

sekolah menengah atas, atau buletin harian prinsipal dasar. Stratified sampling dapat

digunakan dalam analisis isi. Seorang peneliti yang tertarik dengan kebijakan dewan

pengurus sekolah di negara bagian tertentu, misalnya, dapat memulai dengan

mengelompokkan sekolah daerah/distrik berdasarkan wilayah dan ukuran, dan

menggunakan random atau systematic sampling untuk memilih daerah khusus.

Stratifikasi meyakinkan bahwa sampel yang digunakan representatif terhadap Negara

bagian dalam hal luas daerah dan lokasi. Cluster sampling dilakukan contohnya, jika unit

yang dianalisis adalah laporan dari rapat dewan-pengurus lebih dari pada pernyataan-

kebijakan formal, laporan semua rapat selama tahun pelajaran tersebut dapat dianalisa.

Setiap disktrik/wilayah yang terpilih secara acak akan menyebabkan kelompok/cluster

laporan rapat. Jika laporan pada hanya satu atau dua rapat adalah dipilih secara acak dari

setiap wilayah/distrik, bagaimanapun, ini akan menjadi contoh dari dua stage random

sampling. Ada cara sampling analisis yang kurang diminati. Satu dapat memilih sampel

isi yang tepat yang akan membuat analisis benar-benar tidak bermakna. Sebuah contoh

dengan menilai kebiasaan warga Amerika menghadapi perdagangan bebas dengan

mempelajari artikel yang hanya diterbitkan oleh National Review atau The Progressive.

Sampling yang tepat adalah purposive sampling. Dari pada mengandalkan pendapat dari

rekan-rekannya sebagai bahan analisis yang tepat, peneliti seharusnya mengandalkan

fakta atau kejadian di mana bahan/materi yang dipilihnya representatif.

7. Merumuskan Kategori-kategori (Coding Categories). Langkah selanjutnya adalah

peneliti merumuskan kategori yang sesuai dengan penyelidikannya. Kategori harus nyata

dan jelas sehingga peneliti lain dapat menggunakannya untuk menguji bahan/materi yang

sama dan mendapatkan hasil yang sama, yaitu menemukan frekuensi yang sama dalam

setiap kategori. Berelson dalam Holsti (1969) dalam Kurniawan (2006), menyebutkan

bahwa teknik penelitian yang menggunakan analisis isi bisa menggambarkan secara

objektif, sistematik dan kuantitatif tentang isi komunikasi yang tersurat. Obyektivitas

dicapai dengan menggunakan kategori analisis yang diklasifikasi secara tepat sehingga

orang lain yang menggunakannya untuk menganalisis isi yang sama akan memperoleh

hasil yang sama pula.

Seorang peneliti tertarik pada ketelitian gambar atau konsep yang disajikan dalam

buku Bahasa Inggris SMA. Dia mengagumi apakah isi yang tertulis ataupun yang terlihat

Page 12: Makalah - Analisa Konten.doc

dalam buku tersebut tidak jelas/bias. Dia memutuskan untuk melakukan analisis isi untuk

mendapatkan beberapa jawaban atas pertanyaannya. Pertama, dia harus bisa memilih dan

memesan isi yang tersedia untuk dianalisis, dalam hal ini buku teks. Dia harus

mengembangkan kategori-kategori yang berkaitan yang akan mengijinkannya untuk

mengidentifikasi bahwa apa yang dipikirkannya adalah penting.

Mari kita bayangkan bahwa peneliti memutuskan untuk memandang pada

bagaimana perempuan disajikan dalam sebuah teks. Dia akan menentukan buku yang

dianalisa, merumuskan kategori-kategori. Bagaimana perempuan dideskripsikan? Upaya-

upaya apa yang mereka punyai? Bagaimana karakter fisik, emosional, dan sosial

mereka? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan kategori-kategori untuk

dianalisis, yang dapat dipecah menjadi unit koding yang lebih kecil seperti tersaji dalam

Tabel 1.

Peneliti lain mungkin tertarik menyelidiki apakah perbedaan kebiasaan terhadap

hubungan intim dinyatakan dalam media masa di negara Amerika, Inggris, Perancis, dan

Swedia. Film akan menjadi sumber yang tepat untuk analisis ini, meskipun kategori-

kategori dan pengkodean unit dalam setiap kategori akan menjadi lebih sulit untuk

dirumuskan.

Cara lain dalam menganalisis isi media massa adalah menggunakan kategori ruang

atau “space” dan waktu atau “time”. Misalnya, dalam beberapa tahun terakhir, berapa

inci newsprint yang membahas tentang demonstrasi mahasiswa di kampus, berapa menit

program berita televisi mengulas kerusuhan di kota, berapa waktu yang digunakan untuk

program yang berkaitan dengan topik kriminal dibandingkan dengan topik non-kriminal.

Proses pengembangan kategori yang muncul dari data sangat komplek.

Tabel 1.

Page 13: Makalah - Analisa Konten.doc

Contoh menentukan kategori-kategori atau indikator-indikator yang akan diteliti.

Misalnya; apabila objek yang dipilih adalah berita politik pada surat kabar harian

Surabaya, dan bahan-bahan yang dikaji adalah surat kabar harian Kompas, Jawa Pos,

Sindo dan Memorandum, maka kategori-kategori yang dianalisis misalnya dibuat sebagai

berikut:

a.    Nama surat kabar.

b.    Sumber berita politik.

c.    Halaman pemuatan berita politik.

d.    Panjang atau luas kolom berita politik.

e.    Orientasi berita politik.

f.      Pelaku utama dalam berita.

g.    Skor penonjolan berita politik.

h.    Dan sebagainya yang dipandang perlu.

Dalam analisis isi, peneliti dapat saja mengkode isi komunikasi yang nyata

(manifest content) dan yang tersembunyi (latent content) (Fraenkel & Wallen, 2009).

Perbedannya, isi komunikasi yang nyata lebih nyata, isi permukaan (kata-kata, gambar,

dan sebagainya) yang dapat disaksikan dengan mata telanjang atau didengarkan. Tidak

membutuhkan keterangan dalam garis bawah untuk memutuskan apakah sebuah

perkuliahan mendorong perkembangan berpikir kritis mahasiswa, peneliti secara

sederhana menghitung jumlah berapa kali kata ‘berpikir’ muncul dalam tujuan kuliah

yang terdaftar dalam rencana perkuliahan. Isi dokumen yang tersembunyi mengacu pada

makna yang digaris bawahi yang apakah yang dikatakan atau ditunjukkan. Untuk

mendapatkan makna yang digaris bawahi dalam rencana perkuliahan, peneliti mungkin

membaca semua rencana perkuliahan atau sebuah sampel halaman, yang menjelaskan

secara khusus kegiatan kelas dan tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. Peneliti

kemudian membuat keseluruhan penilaian pemberian peringkat pada kuliah yang

sekiranya mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Meskipun penilaian

peneliti dipengaruhi oleh kemunculan kata ‘berpikir’ dalam dokumen, tidak akan

tergantung secara total pada frekuensi kata tersebut muncul. Kedua koding tersebut

memiliki keuntungan dan kerugian. Mengkode isi dokumen yang nyata mengijinkan

pembaca laporan mengetahui sebenarnya bagaimana istilah ‘berpikir’ diukur. Lebih

reliabel. Disisi lain, validitas agak dicurigai. Hanya menghitung jumlah berapa kali kata

‘berpikir’ muncul dalam rencana perkuliahan tidak dapat mengindikasikan semua cara

Page 14: Makalah - Analisa Konten.doc

bagaimana keterampilan tersebut dikembangkan, atau apa yang tidak mengindikasikan

berpikir kritis.

Mengkode isi dokumen yang tersembunyi (latent) memiliki keuntungan

mendapatkan makna yang digaris bawahi apa yang ditulis atau ditunjukkan, tetapi kurang

reliabel. Bisa menimbulkan persepsi yang berbeda oleh peneliti satu dengan yang lain.

Kegiatan yang dianggap sebagai pendorong keterampilan berpikir kritis bagi seorang

peneliti, mungkin bagi peneliti lain dianggap tidak efektif. Solusi terbaik adalah

menggunakan kedua metode tersebut jika memungkinkan.

Pengkategorian dilanjutkan dengan pembuatan kerangka koding. Kerangka koding

adalah berupa daftar kategori-kategori yang diteliti beserta batasan dan pengertian

operasional setiap kategori. Dengan adanya kerangka koding, maka semua petugas yang

melakukan koding mempunyai panduan yang sama, dan pada gilirannya diharapkan

pemahaman mereka juga dalam melakukan koding adalah sama (Hayati, 2012).

Misalnya, salah satu kategori yang digunakan dalam kajian analisis isi ialah

‘orientasi berita politik’ dengan alternatif jawaban (1) berorientasi positif, (2)

berorientasi negatif, (3) berorientasi netral. Dalam kerangka koding perlu dibuat

pengertian operasional ‘orientasi berita politik’ tersebut, dan juga pengertian operasional

setiap alternatif jawaban. Apa makna berita politik yang berorientasi negatif, perlu

ditegaskan. Sehingga tidak terjadi perbedaan pemahaman di kalangan pengkoding ketika

melakukan koding data.

8. Menguji Reliabilitas dan Validitas. Meskipun jarang dilakukan, beberapa prosedur untuk

menguji reliabilitas dan validitas dapat dilakukan dalam analisis isi. Untuk menilai

persetujuan antara dua atau lebih kategori, sangat diperlukan pengetahuan bagaimana

kategorisasi oleh beberapa peneliti disepakati dalam periode waktu yang lama.

Mengenai validitas, seharusnya tidak hanya menguji isi yang nyata (manifest) dan

tersembunyi (latent) saja tetapi juga membandingkan keduanya dengan hasil dari

instrumen yang berbeda. Contohnya, frekuensi relatif pernyataan menghina dan

pernyataan positif tentang orang asing yang ditemukan dalam editorial akan diharapkan

berhubungan dengan yang ditemukan dalam surat kepada editor, jika keduanya

merefleksikan pendapat popular.

9. Menganalisa Data. Menghitung adalah karakteristik beberapa analisis isi yang penting.

Setiap saat sebuah unit dalam kategori yang saling berhubungan ditemukan, maka akan

dihitung. Jadi hasil akhir dari proses koding adalah angka. Sangat jelas bahwa

Page 15: Makalah - Analisa Konten.doc

menghitung frekuensi kata tertentu, frase, simbol, gambar dan isi yang nyata (manifest

content) yang lain membutuhkan penggunaan angka-angka. Bahkan mengkode isi yang

tersembunyi (latent content) sebuah dokumen membutuhkan peneliti untuk menampilkan

keputusan koding dengan angka untuk tiap kategori.

Penting juga dilakukan untuk mencatat pokok (base), atau referensi penting

dalam penghitungan. Akan menjadi kurang informatif, misalnya hanya menyatakan

bahwa editorial koran mengandung 15 pernyataan anti-semitik tanpa mengetahui

keseluruhan panjang editorial. Mengetahui jumlah pidato yang dibuat oleh menteri yang

berpendapat tentang keseimbangan anggaran keuangan tidak memberikan informasi yang

banyak kepada kita tentang seberapa konservatifnya dia dalam hal keuangan jika kita

tidak mengetahui berapa banyak pidato yang dibuatnya dalam topik ekonomi sejak

penghitungan dimulai.

Langkah terakhir adalah menganalisa data yang telah ditabelkan. Seperti

metode yang lain, kita menggunakan prosedur stastitika deskriptif untuk menyimpulkan

data dan membantu peneliti menginterpretasi apa yang diungkapnya. Cara yang biasa

digunakan adalah dengan menggunakan frekuensi (jumlah kejadian tertentu yang

ditemukan dalam data) dan persentasi dan/atau proporsi kejadian tertentu terhadap

kejadian total.

Kholil (2006) mendeskripsikan langkah-langkah analisis isi sebagai berikut:

(1) Menentukan objek penelitian, (2) Menentukan bahan-bahan yang hendak dikaji,

(3)  Menentukan kategori-kategori yang akan diteliti, (4) Menentukan unit analisis,

(5) Memilih sampel penelitian, (6) Membuat kerangka koding, (7) Membuat borang koding

analisis isi, (8) Uji coba instrument, (9) Melatih petugas koding, (10) Mengkoding data,

(11) Menganalisis data, (12) Membuat laporan penelitian.

Penggunaan Komputer dalam Analisis Isi

Pada beberapa tahun terakhir, komputer telah banyak digunakan untuk menganalisa

dokumen. Program komputer menjadi ‘anugerah’ bagi penelitian kuantitatif, mengijinkan

peneliti untuk berhitung statistika yang sangat komplek dengan lebih cepat. Program yang

membantu peneliti kualitatif dalam analisisnya juga ada. Beberapa program pemrosesan kata

(words) sederhana dapat digunakan untuk beberapa jenis analisis data. Perintah “find”

misalnya dapat menunjukkan lokasi beberapa kata dalam sebuah dokumen. Jadi peneliti dapat

menanyakan kepada komputer untuk menemukan semua kalimat yang mengandung kata

Page 16: Makalah - Analisa Konten.doc

tertentu seperti ‘kreatif’, ‘berpikir’, ‘pembelajaran’ dan sebagainya ataupun frase seperti

‘keterampilan berpikir kreatif’, ‘siklus belajar’ dan yang lainnya. Program komputer kualitatif

yang diketahui antara lain ATLAS.ti, QSR NUD*IST, Nvivo, dan HyperResearch. Program-

program tersebut akan mengidentifikasi kata, frase, atau kalimat, menampilkan peluang

kejadian dalam bentuk tabel, mencetak dan menggrafikkan tabulasi, mensortir dan

mengelompokkan kembali kata-kata, frase, atau kalimat berdasarkan bagaimana mereka

mencocokkan satu set kategori tertentu. Dalam komputer, semua informasi disimpan dalam

bentuk tertulis. Scanner tersedia memungkinkan komputer membaca dokumen dan

menyimpannya secara digital, jadi mengurangi entry data secara manual (diketik).

C. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Isi (Content Analysis)

Kelebihan Analisis Isi:

a. Tidak dipakainya manusia sebagai objek penelitian sehingga analisis isi biasanya bersifat

non-reaktif karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi kuesioner

ataupun yang diminta datang ke laboratorium.

b. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan metode penelitian yang lain

dan sumber data mudah diperoleh (misal di perpustakaan umum). tidak terbentur

masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan penelitian mudah didapat terutama di

perpustakaan-perpustakaan, atau dibagian dokumentasi audio visual. Biaya untuk coder

relatif lebih murah dibandingkan biaya operasional pengumpul data untuk survei.

c. Analisis isi dapat digunakan ketika penelitian survei lainnya tidak dapat dilakukan.

Misalnya, Chai (1977) meneliti konflik politik di RRC setelah kematian Mao Tze Tung

pada tahun 1976. Para peneliti Amerika tidak mungkin melakukan survei atau

pengamatan langsung ke RRC yang waktu itu tertutup dan bermusuhan. Namun,

sebanyak 40 berita kematian yang dikirim dari berbagai kelompok partai, kelompok

militer, dan pemerintah provinsi, atau kota, dan Komite Sentral Partai Komunis dapat

dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Hasilnya, berupa kesimpulan sementara

mengenai tingkat dukungan pada kelompok yang berbeda-beda dari berbagai daerah di

Cina untuk calon penguasa baru RRC.

Kekurangan Analisis Isi:

a. Kesulitan menentukan sumber data/ media yang memuat pesan-pesan yang relevan

dengan permasalahan penelitian, misalnya meneliti berita kerusuhan.

Page 17: Makalah - Analisa Konten.doc

b. Analisis isi tidak dapat dipakai untuk menguji hubungan antar variabel, tidak dapat

melihat sebab akibat hanya dapat menerima kecenderungan (harus dikombinasikan

dengan metode penelitian lain jika ingin menunjukkan hubungan sebab akibat).

c. Analisis isi hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang disembunyikan dalam pesan

bisa lepas dari analisis isi. Terkadang bahwa pesan komunikasi tidak selamanya

merefleksikan fakta, ada usaha untuk membelokkan dunia simbolis yang ada di media

(pesan) dari realitas yang sesungguhnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis isi adalah salah satu jenis metode penelitian yang bersifat objektif, sistematis,

dan generalis serta berkait dengan isi manifestasi komunikasi. Dalam analisis isi, yang

Page 18: Makalah - Analisa Konten.doc

dibedah adalah isi pesan atau “message”nya. Studi analisis isi ini menekankan pada bahasa

dan menghendaki adanya netralitas. Akan tetapi, sedikit kelemahan dari analisis isi ini adalah

sangat berpengaruh pada subjektivitas peneliti. Namun, suatu hal yang membuat metode

analisis isi ini patut menjadi pilihan karena sangat efisien dari segi biaya, dan peneliti dapat

menggunakan satu media massa sudah dinilai representatif asal media massa tersebut bisa

menyampaikan isinya secara komprehensif.

Di sisi lain, analisis isi tidak perlu menggunakan responden sehingga dapat

menghemat biaya dan waktu, narasumber terkadang diperlukan untuk memperkuat pendapat

semata. Panduan analisis isi ini adalah pada Coding Sheets. Data yang dapat dipakai dalam

analisis isi beraneka ragam asalkan terdapat data tertulis tetapi yang utama media massa.

B. Saran

Mengingat akan kekurangan yang terdapat pada penelitian analisis isi, maka dalam

penelitian ini diperlukan mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber data/ media yang

memuat pesan-pesan yang relevan dengan permasalahan penelitian, dan perlu adanya

konfirmasi tentang sumber data tersebut untuk mengurangi pemahaman pesan komunikasi

yang tidak selamanya merefleksikan fakta yang sebenarnya terjadi.

DAFTAR RUJUKAN

Cresswell, J.W. 2012. Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Fourth Edition. Boston: Pearson International Edition.

Fraenkel, Jack. R. dan Wallen, E. Norman. 2009. How to Design and Evaluate Research in Education. Sevent Edition. New York: McGraw Hill Higher Education, e-Book.

Page 19: Makalah - Analisa Konten.doc

Hayati, Nurlaila. Diposkan 20 Desember 2012. Analisis Isi. http://nyaklaa.blogspot.co.id/2012/12/analisis-isi_600.html, diakses 15 September 2015

Kholil, Syukur. 2006. Metodologi Penelitian, Bandung: Citapusaka Media.

Kurniawan, Eko. 2006. Studi Analisis Isi Pemberitaan Media Massa Tentang Lingkungan Hidup dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Bangka. Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/15499/1/Eko_Kurniawan.pdf. Diakses 15 September 2015.

Leedy, P. D. And Ormrod, J.E. 2005. Practical Research. Planning and Design. Eighth Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson, Merril Prentice Hall