Upload
ptcitra-mulia
View
88
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PADA PT.SURYA
LAGANG DADA
Makalah dikerjakan karena untuk memenuhin mata kuliah Analisa,
Disusun Oleh :
Muhammad Fadhil
M.Naufal Irfanda
Rahmad Fauzi
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
KOMPUTER INDONESIA
AMIKI BANDA ACEH 2013/2014
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...….. vi
DAFTAR TABEL………………………………………….……………..……….. vii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 7
1.1. Latar Belakang……………………………………………………..….... 7
1.2. Permasalahan dan Batasan Masalah………………………………...….. 8
1.3. Tujuan ………………………………………………………………….. 8
1.4. Manfaat ………………………………………………………………… 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………. 9
1.1. Konsep Sistem Informasi………………………………………………. 9
1.1.1. Sistem …………………………………………………………... 9
1.1.2. Informasi ……………………………………………………….. 9
1.1.3. Sistem Informasi ……………………………………………….. 9
1.2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem …………………………………. 10
1.3. Gaji dan Upah ……………………………………………………….... 12
1.4. Distribusi Gaji dan Upah ……………………………………………... 18
1.5. Pinjaman ……………………………………………………………… 19
1.6. Bonus …………………………………………………………………. 20
1.7. Jabatan ………………………………………………………………... 21
1.7.1. Distribusi Jabatan …………………………………………….... 22
1.7.2. Syarat-syarat Jabatan ………………………………………….. 22
1.8. Tunjangan …………………………………………………………….. 22
1.9. Perancangan Sistem …………………………………………………... 23
1.9.1. Diagram Alir Data ……………………………………………... 23
1.9.2. Kamus Data ……………………………………………………. 25
1.9.3. Basis Data ……………………………………………………... 27
3
1.9.4. Normalisasi ……………………………………………………. 29
1.10. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………………... 31
1.10.1. Sejarah Singkat Perusahaan …………………………….……... 31
1.10.2. Struktur Organisasi Perusahaan ………………………….......... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… 38
3.1. Metode Analisis Kebutuhan Sistem Informasi ………………….......... 38
3.1.1. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 38
3.1.2. Analisa Sistem Berjalan …………………………………….. 39
3.2. Metode Perancangan ………………………………………………….. 45
3.2.1. Diagram Konteks dan Data Flow Diagram …………………. 46
3.2.2. Kamus Data …………………………………………………. 48
3.2.3. Perancangan Output ……………………………………….... 49
3.2.4. Perancangan Input …………………………………………... 52
3.2.5. Perancangan Database ……………………………………… 55
3.2.6. User Interface ……………………………………………….. 62
BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN …………………………………………. 63
4.1. Hasil ………………………………………………………………….. 53
4.2. Pembahasan …………………………………………………………....71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………75
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 75
5.2. Saran ………………………………………………………………...... 75
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem ...............…………………....... 10
Gambar 2.2. Simbol Diagram Aliran Data ……………….…………………….… 24
Gambar 2.3. Normalisasi Sebuah Hubungan …………………..……………….… 26
Gambar 2.4. Struktur Organisasi ……………………………………………….… 31
Gambar 3.1. Formulir Pegawai ……………………………………….……….…. 34
Gambar 3.2. Daftar Pegawai ………………………………………………….….. 35
Gambar 3.3. Kartu Absensi...................................................................................... 36
Gambar 3.4. FOD Sistem Berjalan ……………....……………………………….. 37
Gambar 3.5. Laporan Daftar Gaji …………...……………………………………. 38
Gambar 3.6. Slip Gaji ……………………………….……………………………. 39
Gambar 3.7. Diagram Konteks …………………………………………………… 39
Gambar 3.8. DFD Level 0 …………………………...……………………………. 40
Gambar 3.9. DFD Level 1 Dari Proses 1.0 ……………...…………………………40
Gambar 3.10. DFD Level 1 Dari Proses 2.0 …………………………………….....41
Gambar 3.11. DFD Level 1 Dari Proses 3.0 ……………………………………….41
Gambar 3.12. DFD Level 1 Dari Proses 4.0 …………………………………….…43
Gambar 3.13. Perancangan Laporan Data Pegawai ………………………….…… 43
Gambar 3.14. Perancangan Laporan Daftar Absensi …...………………………… 44
Gambar 3.15. Perancangan Laporan Daftar Lembur ………………………..……. 44
Gambar 3.16. Perancangan Laporan Daftar Penggajian ………………………….. 45
Gambar 3.17. Perancangan Slip Gaji ………….………………………………….. 46
Gambar 3.18. Perancangan Form Input Data Golongan ………………………..… 46
Gambar 3.19. Perancangan Form Input Data Jabatan ……………………….……. 47
Gambar 3.20. Perancangan Form Input Data Pegawai …………………………….48
Gambar 3.21. Perancangan Form Input Daftar Absensi …….……………………. 48
Gambar 3.22. Perancangan Form Input Daftar Lembur ……………………...……55
Gambar 3.23. Relasi Entitas ………………………………………………………..56
Gambar 3.24. User Interface ……………………………………….………………57
5
Gambar 4.1. Login ID ………..…………………………………………………….57
Gambar 4.2. Menu Utama ………………………………………………………….58
Gambar 4.3. Menu Data ……………………………………………………………58
Gambar 4.4. Menu Proses ………………………………………………………….59
Gambar 4.5. Menu Laporan ………………………………………………………..59
Gambar 4.6. Menu Bantuan ………………………………………………………..60
Gambar 4.7. Form Golongan ……………………………………...………………. 60
Gambar 4.8. Form Jabatan ………………………………………………………....61
Gambar 4.9. Form Pegawai ……..……………………………………………..….. 61
Gambar 4.10. Form Daftar Absensi ………………………………………………..62
Gambar 4.11. Form Daftar Lembur ………………………..……………………… 62
Gambar 4.12. Laporan Data Pegawai. ..…………………………………………… 63
Gambar 4.13. Laporan Daftar Absensi …………………………………………..... 63
Gambar 4.14. Laporan Daftar Lembur ………………………………………...….. 64
Gambar 4.15. Laporan Daftar Penggajian …………………………………..…….. 64
Gambar 4.16. Slip Gaji ……………………………………………...…………….. 64
6
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Simbol-Simbol Basis Data ......................................…………………….26
Tabel 3.1. Tabel Pegawai …………………………………………………………..59
Tabel 3.2. Tabel Golongan …………..………..…………………………………... 56
Tabel 3.3. Tabel Jabatan ……….………….………………………………………. 60
Tabel 3.4. Tabel Absensi ………………….………………………………………. 60
Tabel 3.5. Tabel Lembur ………………………………….………………………. 60
Tabel 3.6. Tabel Gaji …………………………………………………………….... 61
7
8
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gaji merupakan sejumlah uang yang diberikan kepada seseorang baik itu
seorang pegawai atau karyawan sebagai imbalan jasa atas usaha atau kerja yang telah
dilakukannya terhadap perusahaan. Dalam memberikan gaji setiap perusahaan
memiliki sistem yang berbeda-beda. Di mana gaji yang diberikan kepada para tenaga
kerja juga berbeda sesuai dengan jabatan dan tingkat golongannya. Sehingga
bukanlah suatu hal yang mengherankan apabila suatu perusahaan mengalami
kesulitan dalam melakukan perhitungan gaji tenaga kerja tersebut. Hal ini umumnya
disebabkan karena adanya jumlah tenaga kerja yang sangat banyak dan waktu yang
digunakan untuk menghitung gaji sangatlah singkat yang biasanya dilakukan diakhir
bulan.
PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah salah satu perusahaan distributor
yang bergerak dibidang penjualan minuman ringan Teh Sosro dan Fruit Tea yang
mana pada akhir periode akuntansi (bulan) melakukan proses penggajian kepada para
karyawannya dan membuat laporan gaji sebagai pertanggung jawaban kepada
pimpinan perusahaan. Proses pencatatan dan perhitungan gaji yang diterapkan oleh
perusahaan masih bersifat manual sehingga menyebabkan proses gaji sering
terlambat. Oleh sebab itu perusahaan ini sebenarnya membutuhkan suatu sistem
perhitungan gaji yang cepat dan akurat sehingga proses kerja bagian personalia dan
kasir menjadi lebih efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
bidang penggajian pada sebuah perusahaan dengan memilih judul ‘Sistem Informasi
Penggajian Pada PT. Surya Lagang Ostentasi Medan’.
9
1.2. Permasalahan dan Batasan Masalah
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
adalah penyusunan laporan penggajian masih manual sehingga lambat dan tidak
efisien, serta menyulitkan pihak keuangan yaitu bagian penggajian untuk membayar
gaji karyawan.
Karena keterbatasan waktu dan mengingat banyaknya permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan maka penulis melakukan pembatasan masalah. Adapun
batasan masalah ini adalah:
1. Pembahasan sistem mencakup data pegawai, proses pencatatan absensi, proses
pencatatan lembur dan proses perhitungan gaji dan PPH pada sebuah perusahaan
dagang.
2. Format database menggunakan Microsoft Access 2000.
3. Perancangan program menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual
Basic 6.0.
4. Laporan disusun dengan menggunakan Seagate Crystal Report 8.5.
5. Laporan yang dihasilkan adalah data pegawai, data absen, data lembur dan
laporan data penggajian pegawai.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah merancang suatu sistem informasi
penggajian pada PT. Surya Lagang Ostentasi Medan sehingga membantu pihak
perusahaan untuk menyusun laporan penggajian menjadi cepat dan lebih efisien.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah jika sistem yang dirancang dapat
diterapkan maka masalah yang dihadapi oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
dapat segera terselesaikan yaitu laporan gaji dapat disajikan tepat waktu dan akurat.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Sistem Informasi
2.1.1. Sistem
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Erwan Arbie,
2000, 5).
Sistem adalah hubungan atau interaksi yang berlangsung diantara satu kesatuan
ataupun komponen secara teratur sehingga tujuan maupun sasaran sistem dapat
dicapai. (Jogiyanto, HM, 2002, 5)
2.1.2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting
bagi sipenerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam
keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
(Erwan Arbie, 2000, 6).
Informasi adalah sejumlah data yang telah diproses dengan baik dan berguna
bagi pemakainya. Disebut informasi apabila data tersebut yang telah diproses sesuai
dengan kebutuhan pemakainya. (Jogiyanto. HM, 2002, 11).
2.1.3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung
kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu
mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan. (Erwan Arbie, 2000, 35).
Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait
dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang
menerimanya. (Tafri D. Muhyuzir, 2001, 8).
11
2.2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Siklus hidup pengembangan sistem (SHPS) adalah pendekatan melalui
beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem. Berikut ini adalah gambar
siklus hidup pengembangan sistem dapat dilihat pada gambar 2.1.
Berikut tahap-tahap dalam siklus hidup pengembangan sistem:
1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang
terjadi didalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasional
lain, penganalisis menentukan dengan cepat masalah-masalah dengan anggota
organisasi lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut.
2. Menentukan syarat-syarat informasi
Tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-
syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Di antara perangkat-perangkat
yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi dalam bisnis
diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara dan
mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor dan prototyping.
3. Menganalisis kebutuhan sistem
Gambar 2.1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
(Sumber: Kenneth. E. Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003, 9)
Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
2. Menentukan syarat-syarat
3. Menganalisis kebutuhan- kebutuhan sistem
4. Merancang sistem yang direkomondasi
5. Mengembangankan dan mendokumentasi P. lunak
6. Menguji dan mempertahankan sistem
7. Mengimplemantasi danmengevaluasi sistem
12
Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi
perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan
kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk
menyusun daftar input, proses dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik
terstruktur.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Dalam tahap ini penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang
terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik.
Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data yang
dimasukkan ke dalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis
menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk menjamin
keefektifan input sistem informasi.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak
Dalam tahap kelima ini penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemrogram
untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan. Beberapa
teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak
meliputi rencana struktur, Nassi-Shneiderman charts, dan pseudocode.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian
terlebih dulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah
sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram
sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem. Rangkaian pengujian ini
pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan data contoh serta dengan data
aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan sistem dan dokumentasinya
dimulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi dijalankan.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Di tahap terakhir ini penganalisis membantu untuk mengimplementasikan sistem
informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan
sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan oleh vendor, namun kesalahan
pelatihan merupakan tanggung jawab penganalisis sistem. Selain itu, penganalisis
perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem lama ke sistem baru. Evaluasi
yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap terakhir ini biasanya dimaksudkan
13
untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama
yang harus dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan
sistem. (Kenneth. E. Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003 , 11).
2.3. Gaji dan Upah
Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
karyawan yang mempunyai jenjang jabatan seperti manajer. (Mulyadi, 2001, 377).
Penggajian dapat diartikan sebagai proses pembayaran upah kepada seseorang
atau individu untuk pengganti hasil kerja atau jasa yang telah dilakukan. Jadi Sistem
penggajian atau kepegawaian adalah sistem yang mencakup seluruh tahap pemrosesan
penggajian pelaporan kepegawaian. (Mulyadi, 2001, 377).
Sistem menyajikan cara-cara penggajian pegawai secara memadai dan akurat,
menghasilkan laporan-laporan penggajian yang diperlukan dan menyajikan informasi
kebutuhan pegawai kepada manajamen. Pemrosesan harus meliputi pengurangan
pajak, potongan tertentu, pelaporan kepada pemerintah dan persyaratan-persyaratan
kepegawaian lainnya. Pemrosesan penggajian merupakan satu kegiatan yang peka
terhadap hukuman denda maupun penjara jika pencatatan yang dibuat tidak memadai.
Sistem yang efisien diperlukan untuk menjaga hubungan baik antara pegawai dan
perusahaan.
Sering sekali gaji dan upah dianggap mempunyai pengertian yang sama oleh
kebanyakan masyarakat. Anggapan ini terjadi mungkin disebabkan karena gaji dan
upah sama-sama merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawannya. Pada
kenyataannya kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan.
Perusahaan manufaktur, pembayaran kepada karyawan biasanya dibagi
menjadi 2 golongan yaitu gaji dan upah. Gaji umumnya merupakan pembayaran atas
penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan
manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa
yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara
tetap perbulan, sedangkan upah dibayar berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah
satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.
Menurut undang-undang tenaga kerja no 13 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1
berisikan Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
14
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas
suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, memberikan definisi upah
sebagai sebagai berikut upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu kerja berfungsi
sebagai suatu jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan
produktifitas yang dinyatakan dalam nilai atau bentuk yang ditetapkan menurut suatu
persetujuan Undang-Undang dan peraturan yang dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.
Selanjutnya pengertian gaji dan upah menurut Hadi Purwono adalah sebagai
berikut: Gaji (salary) biasanya dikatakan upah (wages) yang dibayarkan kepada
pimpinan, pengawas, dan tata usaha pegawai kantor atau manajer lainnya. Gaji
umumnya tingkatnya lebih tinggi dari pada pembayaran kepada pekerja upahan. Upah
adalah pembayaran kepada karyawan atau pekerja yang dibayar menurut lamanya jam
kerja dan diberikan kepada mereka yang biasanya tidak mempunyai jaminan untuk
dipekerjakan secara terus-menerus. (Hadi Purwono, 2003, 2).
Dari definisi Gaji dan upah di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaji
merupakan pengganti jasa bagi tenaga-tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih
konstan. Ditetapkan melalui perhitungan masa yang lebih panjang misalnya bulanan,
triwulan atau tahunan. Sedangkan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh karyawan berdasarkan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan
misalnya jumlah unit produksi.
Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2001 dan keputusan
Menteri Keuangan tentang PPh pasal 21 tahun 2003, ada dijelaskan mengenai tingkat
upah yang diterima karyawan.
15
Upah yang diterima karyawan dibagi atas beberapa golongan yaitu:
1. Upah harian lepas
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam perkerjaan
yang telah ditentukan. Orang yang bekerja dengan upah harian lepas biasanya
tidak terikat kerja kepada majikan.
2. Upah pegawai tetap
Upah yang diperoleh seorang berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan
dengan jumlah yang diterimanya pun bersifat tetap sepertu gaji bulanan.
3. Upah borongan
Upah yang diperoleh seseorang sesuai kesepakatan antara pekerja dengan
penyuruh (penyewa) dan besarnya upah yang diterima juga terhantung
kesepekatan diantara dua belah pihak, jenis perkerjaan yang telah disepakati ini
harus selesai dilakukan tanpa turut campur tangan dari pihak penyewah.
4. Upah Honorarium
Upah yang diterima jika perkerjaan dilakukan dan sedangkan jumlahnya
tergantung dari kesepakatan pekerja dengan majikan. Orang yang menerima upah
honorium biasanya tidak terikat kerja dengan majikan.
Masalah pengupahan ini terdapat tiga macam teori upah ekonomi yakni:
1. Teori pasar
Konsep im menganggap bahwa upah ditentukan oleh hasil proses perundingan
antara karyawan sebagai penjual tenaga dengan manajemen sebagai pembelinya.
Jadi tingkat upah yang diterima ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan tenaga kerja. Dalam teori ini buruh diperlakukan sebagai barang.
2. Standar hidup
Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh
untuk menikmati hidup dengan layak, dan pengusaha harus memberikan upah
cukup tinggi, memberikan pelayanan lain seperti jaminan hari tua, pendidikan,
tabungan, dan hiburan.
3. Teori kemampuan untuk membayar
Teori ini menganggap bahwa tingkat pembayaran harus didasarkan pada
kemampuan perusahaan untuk membayar. Disini, besar kecilnya upah dipengaruhi
16
oleh laba yang diterima oleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh laba
besar maka karyawan harus menerima tambahan upah dari keuntungan tersebut.
(Swastha dan Sukotjo 2000, 268).
Besar kecilnya tingkat upah untuk buruh dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain terdiri dari
1. Pasar tenaga kerja
2. Tingkat upah yang berlaku didaerah yang bersangkutan
3. Tingkat keahlian yang diperlukan
4. Situasi laba perusahaan
5. Peraturan Pemerintah
(Swastha dan Sukotjo 2000, 271).
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penggajian dan
pengupahan antara lain
1. Jurnal biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan selama periode
akuntansi tesebut.
2. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawaban
selama periode akuntansi tersebut.
3. Jumlah gaji dan upah yang diterima setiap karyawan selama periode akuntansi
tertentu.
4. Rincian unsur biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan dan setiap pusat
pertanggungjawaban selama periode akuntansi tersebut.
(Mulyadi, 2001, 380).
Terdapat dua jurnal pembukuan pokok yang mencerminkan pengolahan gaji
dan upah.
1. Menunjukkan distribusi biaya gaji dan upah keberbagai perkiraan biaya dan
persediaan.
Persediaan perkerjaan dalam proses Rp. xxxx
Overhead pabrikasi Rp. xxxx
Biaya umum dan administrasi Rp. xxxx
Biaya penjualan Rp. xxxx
17
Gaji dan upah Rp. xxxx
Bagian debet pada pembukuan ini diklasifikasikan menurut jenis biaya dan nomor
departemen dari pegawai yang bersangkutan serta diakumulasikan dengan tujuan
menyiapkan laporan-laporan biaya pelaksanaan kerja departemen.
2. Jurnal pembukuan pokok dalam pengolahan daftar mencerminkan perhitungan gaji
dan upah dan proses penyiapan cek pembayarannya.
Gaji dan upah Rp. xxxx
Utang potongan pajak pen dapatan Rp. xxxx
Utang potongan asuransi tenaga kerja Rp. xxxx
Utang premi asuransi grup
Utang potongan dana pensiun
Utang potongan tabungan
Utang potongan iuran serikat buruh
Kas/Bank
Setelah daftar gaji dan upah selesai disiapkan, jumlah saldo dari masing-masing
perkiraan utang tersebut dibayar dengan cek sendiri-sendiri. Pengkreditan pada
kas/bank merupakan jumlah cheque pembayaran gaji dan upah yang dikeluarkan
untuk semua pegawai. Pendebetan pada perkiraan buku besar pengontrol harus
benar-benar sama dengan jumlah kredit pada perkiraan ini dalam pembukuan
jurnal sebelumnya. (Mulyadi, 2001, 395).
Sasaran sistem pengajian adalah mengembangkan sekumpulan prosedur yang
memungkin perusahaan untuk menarik, menahan dan memotivasi staf yang
diperlukan, serta untuk mengendalikan biaya pembayaran gaji. Karena tidak ada satu
pola yang dapat digunakan secara universal maka prosedur ini harus disesuaikan
dengan kebijakan gaji tiap-tiap organisasi, dan hendaknya didasar atas kebijakan yang
dianggap adil. Oleh karena itu penting sekali agar perusahaan mempunyai suatu
kebijakan penggajian yang terencana yang :
- Bermanfaat untuk sasaran menyeluruh organisasi;
- Disesuaikan dengan struktur keorganisasian sekarang, tetapi memberi kelonggaran
untuk perubahan dan pengembangan ke masa depan;
- Menjamin bahwa jumlah dan mutu staf yang tepat bekerja di perusahaan dan
18
didorong untuk tetap disana;
- Mencapai ekuistas dalam bayaran untuk pekerjaan sama memberikan jenjang
selisih yang pantas antara pekerjaan yang diakui sebagai mempunyai nilai relatif
yang berlainan;
- Dikomunikasikan secara efektif;
- Meminumkan waktu pengurusanny serta mudah dimengerti;
- Menjaga biaya gaji pada suatu tingkat yang membuat seimbang ganjaran pantas
dengan lokasi anggaran yang masuk akal;
- Mempunyai cukup fleksibiltas untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan keadaan
khusus seperti perubahan dalam kebijakan pendapatan atau dalam skala yang lebih
kecil, perubahan dalam kedudukan pasar relatif mengenai jenis-jenis karyawan
tertentu. (Michael Armstrong dan Helen Murlis, 1995, 13)
Sistem penggajian dan pengupahan adalah jaringan prosedur yang terdiri dari
sebagai berikut :
1. Prosedur pencatatan waktu hadir.
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu
hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan mengunakan daftar
hadir pada pintu masuk kantor adninistrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir
karyawan ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
2. Prosedur pencatat waktu kerja.
Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat
waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk
keperluan distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan yang
menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir
ke perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut
dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan
demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja
langsung kepada produk yang diproduksi.
3. Prosedur pembuatan daftar gaji.
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan
upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah
19
surat-surat keputusan mengenai pengankatan karyawan baru, kenaikan pangkat,
penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya dan
daftar hadir.
4. Prosedur distribusi biaya gaji.
Dalam prosedur ditribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan
kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi
biaya tenaga kerja ini dimaksud untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga
pokok produk.
5. Prosedur pembayaran gaji.
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi
keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi
keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan
kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop
gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak. Pembagian amplop dan
upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.
(Mulyadi, 2001, 385).
2.4. Distribusi Gaji dan Upah
Untuk mendistribusikan gaji dan upah, pertama dilakukan penyusunan daftar
gaji. Daftar gaji dan daftar upah yang berfungsi sebagai jurnal gaji dan upah disusun
dengan tiga metode yang terdiri dari:
1. Metode tangan (pen and ink)
Langkah-langkah untuk menyusun daftar gaji dan upah dapat dipisahkan menjadi
dua bagian yaitu
a. Langkah persiapan
Bagian gaji dan upah menerima catatan waktu hadir dan waktu kerja.
Kemudian catatan waktu hadir digunakan sebagai dasar untuk menyusun daftar
gaji dan upah.
b. Langkah penyusunan
Bagian gaji dan upah mencatat nama karyawan dan jam kerja (biasa dan
lembur) dalam daftar gaji. Sumber datanya adalah catatan waktu hadir.
Kemudian mencatat tarif gaji atau upah dari daftar tarif dan mengalikannya
20
dengan lama kerja.
Pekerjaan mencatat dan menghitung angka-angka dalam daftar gaji dilakukan
dengan tangan atau mesin ketik.Sesudah daftar gaji selesai dibuat, berikutnya
adalah membuat formulir-formulir gaji berikut ini:
a. Cek gaji atau amplop gaji berisi nama dan gaji bersih karyawan.
b. Laporan gaji karyawan, berisi nomor karyawan, nama karyawan, gaji
kotor, tunjangan, potongan dan gaji bersih.
c. Catatan gaji karyawan (Pegawai’s earning record).
d. Pencatatan jurnal
a. Gaji dan upah Rp. xxx
b. Potongan-potongan Rp. xxx
c. Hutang gaji dan upah Rp. xxx
2. Posting langsung (direct posting) dengan mesin atau payroll board
Proses perhitungan daftar gaji dan upah dengan mengunakan mesin penghitung
khusus. Penyusunan daftar gaji dengan cara tangan (pen and ink) berakibat adanya
penulisan hal yang sama berulang-ulang. Misalnya nama karyawan, nomor kartu
hadir. Untuk menghindari cara yang berulang-ulang ini maka dapat digunakan
dengan metode mesin atau payroll board.
3. Metode tanpa buku pembantu (ledgerless)
Dengan cara ini data gaji dan upah langsung dapat dicatat kedalam cek gaji dan
laporan gaji karyawan. Sedangkan formulir-formulir lain diletakkan di bawah cek
gaji, diberi karbon, sehingga data dalam cek gaji akan tembus ke formulir lainnya.
Agar tembusan yang dibuat itu sesuai dengan yang diinginkan maka bentuk
formulir-formulirnya dibuat sedemikian rupa sehingga sekali menulis dapat
diperoleh beberapa formulir. (Zaki Baridwan, 2001, 152).
2.5. Pinjaman
Program pinjaman dengan bunga rendah atau bebas bunga merupakan
maslahat yang masih terbatas kepada sektor keuangan. Hal itu merupakan cara yang
sangat berguna untuk membantu para karyawan pada waktu kenaikan gaji terbatas.
Walaupun beberapa dari bunga untuk pinjaman itu akan dikenakan pajak pada tahun
1977, alternatif keuangan mungkin tidak ada atau jauh lebih mahal daripada dari
21
sumber-sumber lain.
Bantuan perusahaan untuk membayar uang sekolah dan pendidikan anak-anak
para karyawan di luar sistem pemerintahan merupakan maslahat yang sangat langka.
Hal ini sulit diatur tanpa menyebabkan perpajakan yang membuatnya hampir tak
berharga, dan kecuali staf yang dikirim ke luar negeri untuk penugasan jangka
panjang, Biasanya bantuan itu tidak diberikan untuk karyawan di bawah tingkat
senior. Sebab utama untuk memberikannya ialah untuk menjamin suatu standar
pendidikan yang baik untuk anak-anak karyawan yang dikirim ke luar negeri ke
daerah-daerah di mana pendidikan lokal merupakan masalah yang tidak praktis.
(Michael Armstrong dan Helen Murlis, 1995, 99)
2.6. Bonus
Bonus bisa dibayarkan kepada karyawan atas dasar ‘ad hoc’ sebagai ganjaran
untuk prestasi atau usaha khusus, tetapi lebih lazim dibayarkan secara teratur dan
bervariasi jumlahnya sesuai prestasi perusahaan atau prestasi individual. Kerugian
bonus ad hoc ialah karena dapat seolah-olah sewenang-wenang dan mungkin nilainya
kurang sebagai alat untuk memotivasi dibandingkan dengan yang khusus ada
hubungannya dengan prestasi, seperti program untuk manajer yang dikaitkan dengan
sasaran, atau program perangsang komisi untuk staf penjualan. Program yang
dikaitkan dengan sasaran berdasarkan atas sasaran yang ditentukan di bidang-bidang
penting dalam pekerjaan seseorang. Bagi seorang manager penjualan ini bisa
perputaran penjualan, dan bagi seorang manager produksi ini bisa nilai tambah (nilai
yang ditambahkan kepada biaya bahan mentah dan komponen-komponen yang dibeli
oleh proses produksi, dikurangi tenaga kerja langsung dan biaya umum pabrik).
Misalnya, jika tercapai sasaran perputaran penjualan, akan dibayarkan suatu bonus
sebesar 20% dari gaji setahun. Untuk tiap 1% lebih dari 20% perputaran, bonus itu
dapat bertambah dengan 1% sampai dengan maksimum 40%. Ini hanya salah satu dari
banyak ragam program bonus. (Michael Armstrong dan Helen Murlis, 1995, 94).
Suatu program bonus sebaiknya jangan digunakan kecuali jika memenuhi
kriteria berikut:
Jumlah yang diterima hendaknya cukup tinggi untuk mendorong prestasi baik,
tetapi jangan demikian tinggi dibandingkan dengan gaji pokok sehingga sangat
22
mempengaruhi standar tingkat kehidupan karyawan jika terjadi perubahan. Tingkat
bonus hendaknya jangan kurang dari 10% dari gaji pokok, dan hanya jika keadaan
menuntut perangsang yang sangat kuat maka bonus boleh lebih dari 30%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya bonus hendaknya yang secara
langsung dapat dikendalikan oleh karyawannya. Programnya hendaknya cukup
peka untuk menjamin bahwa ganjaran seimbang dengan prestasi.
Administrasi yang sederhana dan kemudahan untuk mengerti hendaknya
memungkinkan karyawan untuk menghitung ganjaran yang dapat ia harapkan dari
suatu tingkat prestasi tertentu.
Hendaknya dibuat kendala dalam program, sehingga dapat dipelihara suatu
keseimbangan antara gaji sebagai dasar pensiun dan perangsang tunai. (Michael
Armstrong dan Helen Murlis, 1995, 94).
2.7. Jabatan
Ada yang berpendapat bahwa kegiatan pertama dari Manajemen Personalia
adalah kegiatan penerimaan dan penempatan karyawan/pegawai. Sebenarnya
Manajemen Personalia sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan telah melaksanakan
kegiatan lain, yaitu kegiatan untuk mendapatkan landasan guna penerimaan dan
penempatan karyawan/pegawai. Kegiatan untuk menciptakan landasan atau pedoman
bagi penerimaan dan penempatan karyawan/pegawai, sebetulnya justru merupakan
suatu kegiatan awal dari manajemen personalia. Kegiatan tersebut sering dinamakan
“analisa jabatan” atau ada juga yang menyebutkan “analisa tugas” yaitu sebagai
terjemahan dari istrilah “job analysis”.
Perkembangan selanjutnya ternyata analisa jabatan bukan hanya sebagai
landasan atau pedoman bagi penerimaan dan penempatan karyawan, tetapi juga
dipakai sebagai landasan atau pedoman kegiatan lain dalam manajemen personalia.
Analisa jabatan adalah suatu kegiatan untuk memberikan analisa pada setiap
jabatan/pekerjaan, sehingga dengan demikian akan memberikan pula gambaran
tentang spesifikasi untuk jabatan tertentu. (Alex Nitisemito, 2002, 18)
23
2.7.1. Deskripsi jabatan
Deskripsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan, tugas-tugasnya,
tanggung jawabnya, wewenangnya dan sebagainya. Penjelasan tentang hal itu semua
adalah penting, sebab bila tidak dijelaskan akan dapat menimbulkan perbedaan
pengertian. Misalnya jabatan Kepala Tata Usaha dan Kepala Administrasi dapat
merupakan pengertian yang sama maupun berbeda, tergantung penjelasan dalam
diskripsi jabatan. Tapi deskripsi jabatan bukan sekedar menjelaskan tentang sesuatu
jabatan, tapi juga menjelaskan lebih lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggung
jawabnya, wewenangnya dan sebagainya.
2.7.2. Syarat-syarat Jabatan
Syarat-syarat jabatan adalah meruapkan suatu informasi tentang syarat-syarat
yang diperlukan bagi setiap karyawan/pegawai agar dapat memangku suatu jabatan
dengan baik. Syarat-syarat itu dapat berupa antara lain:
Syarat pendidikan
Sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah-
sekolah kejuruan tingkat tertentu, akademi, perguruan tinggi dan sebagainya.
Syarat kesehatan
Tidak berkaca mata, tidak sakit paru-paru, tidak buta warna dan sebagainya.
Syarat-syarat fisik
Tinggi badan, berat badan, umur, jenis kelamin, dan sebagainya.
Syarat-syarat lain
Sudah berkeluarga/belum, jumlah anggota keluarga, mempunyai kepribadian
tertentu, paras muka cukup menarik dan sebagainya.
2.8. Tunjangan
Seperti dengan tambahan kepada gaji, tunjangan formal lebih biasa diberikan
di perusahaan besar. Ini tidak berarti bahwa perusahaan kecil selalu kurang bermurah
hati dari segi banyaknya macam tunjangan yang diberikan atau sebagai kebijakan
umum. Tetapi, kebutuhan memberikan beberapa tunjangan seperti gaji sewaktu sakit
atau asuransi ketidakmampuan bekerja seumur hidup tidaklah seringkali terjadi, maka
perusahaan berpendapat bahwa keputusan ad-hoc sehubungan dengan keadaan
24
individual memungkinkan mereka untuk memberikan tunjangan yang sama atau lebih
dari pada apapun yang diberikan menurut program formal. Kerugian utama ancangan
ini ialah bahwa karyawan dapat bereaksikurang baik terhadap ketidak konsekuenan
dalam peraturan ad hoc. Perusahaan perlu memastikan bahwa, jika mereka
memutuskan untuk mempertahankan ancangan tidak formal, kebijakan mereka
hendaknya sejalan dengan kecenderungan sekarang ini.
2.9. Perancangan Sistem
2.9.1. Diagram Aliran Data (DAD)
Diagram yang paling awal dalam aliran data adalah disebut diagram konteks.
Diagram konteks merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan
interaksi sistem informasi tersebut dengan lingkungan di mana sistem tersebut
ditempatkan. (Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 116).
Dalam diagram konteks ada beberapa hal yang harus diperhatikan terdiri dari:
1. Kelompok pemakai, baik pihak internal maupun pihak ekternal perusahan dan
departemen yang terkait. Di mana sistem itu akan digunakan harus diidentifikasi
secara rinci dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
2. Kemungkinan kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam penggunaan sistem harus
terus diidentifikasi secara lengkap.
3. Arah anak panah yang menunjukkan aliran data jangan sampai terbalik agar dapat
memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem yang akan
dibentuk.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstual yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pembuat sistem.
(Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 116).
Diagram aliran data merupakan peralatan yang berfungsi untuk
menggambarkan secara rinci mengenai sistem berbagai jaringan kerja antar fungsi
yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukkan dari dan ke mana data
mengalir serta penyimpanannya. Pada umumnya tahapan dalam diagram aliran data
dimulai dari 0, 1, 2 dan seterusnya. Tahapan 0 menggambarkan database yang akan
menampung aliran data, namum dalam tahap ini, semua proses hanya digambarkan
25
sebagai sebuah sistem secara umum dan tidak terinci. Setiap penurunan ke tahapan
yang lebih rendah adalah tahapan 1, 2 dan seterusnya, maka proses-proses tersebut
akan diuraikan lebih rinci dengan spesifikasi yang lebih jelas. Penurunan tahapan
dilakukan jika perlu untuk memperinci beberapa proses, namum tidak semua proses
yang ada harus diturunkan dengan jumlah tahapan yang sama. (Budi Sutejo Dharma
Oetomo, 2002, 118).
Pendekatan aliran data memiliki empat kelebihan utama melalui penjelasan
naratif mengenai cara data-data berpindah disepanjang sistem yaitu:
1. Kebebasan dalam menjalankan implementasi teknis sistem yang terlalu dini.
2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan sub
sistem.
3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui
diagram aliran data.
4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan
proses yang diperlukan sudah ditetapkan. (Kenneth. E. Kendall dan Julie. E.
Kendall., (1), 2003, 264)
Berikut ini simbol-simbol yang digunakan dalam sistem aliran data antara lain:
Gambar 2.2. Simbol Diagram Aliran Data
(Sumber: Kenneth. E. Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003, 265)
SIMBOL ARTI CONTOH
Entitas
Aliran data
Proses
Penyimpanan data
Input data
Pelanggan
Pelanggan
26
Berikut ini adalah keterangan dari gambar di atas:
- Kotak rangkap dua digunakan untuk menggambarkan suatu entitas eksternal yang
dapat mengirim data atau menerima data dari sistem.
- Tanda panah menunjukkan perpindahan data dari suatu titik ke titik lain dengan
kepala tanda panah mengarah ke tujuan data.
- Bujur sangkar dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukkan adanya
proses transformasi.
- Penyimpanan data menandakan penyimpanan manual, seperti lemari file atau
sebuah file atau basis data terkomputerisasi. Karena penyimpanan data mewakili
seseorang tempat atau sesuatu maka diberi nama dengan sebuah kata benda.
(Kenneth. E. Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003, 265)
2.9.2. Kamus Data
Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis kamus-kamus yang
digunakan sebagai referensi kehidupan setiap hari. Kamus data merupakan hasil
referensi data mengenai data (maksudnya, metadata), suatu data yang disusun oleh
penganalisis sistem untuk membimbing mereka selama melakukan analisis desain.
Sebagai suatu dokumen, kamus data mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-
istilah data tertentu dan menjelaskan apa arti setiap istilah yang ada. (Kenneth. E.
Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003, 333).
Kamus data ikut berperan dalam perancangan dan pembangunan sistem
informasi karena peralatan ini berfungsi untuk:
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam penggambaran dalam
diagram aliran data.
2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran misalnya data
alamat diuraikan menjadi nama jalan, nomor, kota, negara dan kode pos.
3. Menjelaskan spesifikasi nilai dan satuan yang relevan terhadap data yang mengalir
dalam sistem tersebut.
(Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 118).
27
Kamus data otomatis sangat berguna karena memiliki kapasitas dalam hal
referensi silang item-item data, dengan demikian memungkinkan dilakukannya
perubahan-perubahan program terhadap semua program yang berbagi suatu elemen
biasa. Fitur ini menggantikan pengubahan program serampangan, atau mencegah
penundaan sampai program tidak bisa berjalan karena perubahan tersebut tidak di
implemantasikan pada semua program yang berbagi item-item yang telah
diperbaharui. Jelasnya kamus data otomatis menjadi sangat penting untuk sistem-
sistem besar karena mampu menghasilkan ribuan elemen data yang dikatalogkan dan
dibuat referensi silang. Kamus data dibuat dengan memperhatikan dan
menggambarkan muatan aliran data, simpanan data dan proses-proses. Setiap
simpanan data bisa ditetapkan dan kemudiaan diperluas sampai mencakup detail-detail
elemen yang dibuatnya yang mengalir menuju dan keluar dari proses tersebut. Ketidak
hati-hatian dan kesalahan-kesalahan perancangan lainnya bisa ditegaskan dan dicari
penyelesaiannya. Untuk dokumentasi serta mengurangi redudansi, kamus data bisa
digunakan untuk:
1. Menvalidasi diagram aliran data dalam hal kerangkapan dan keakuratan.
2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan.
3. Menentukan muatan data yang disimpan di file-file.
4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data.
Berikut ini sejumlah simbol yang digunakan dalam penggambaran kamus data:
Tabel 2.1: Simbol-Simbol Kamus Data
SIMBOL URAIAN
= Diuraikan menjadi, mendefenisikan atau artinya
+ Dan
() Optional (pilihan boleh atau boleh tidak)
{} Pengulangan
[] Memilih salah satu dari sejumlah alternatif atau seleksi
* * Komentar
| Pemisah sejumlah alternatif pilihan antara simbol []
(Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 119).
28
Berikut ini adalah contoh penggunaan kamus data untuk perancangan daabase
pembicara seminar:
1. Data_pembicara = kode_pembicara + nama + alamat + telepon + honor +
spesialisasi
2. Kode_pembicara = level_pembicara + nomor_urut
3. Nama = sebutan + nama1 + nama2 + gelar1 + gelar2
4. Alamat = jalan + nomor + kota + negara + kodepos
5. Telepon = kodearea + nomor
6. Honor = *999.999.999*
7. Spesialisasi = () {karakter} 15
(Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 119).
2.9.3. Basis Data
Basis data merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem
informasi, karena telah menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan
seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun
informasi-informasi dalam berbagai bentuk. Basis data merupakan himpunan
kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa
agar terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau diekplorasikan
secara tepat dan mudah untuk menghasilkan informasi. (Budi Sutejo Dharma Oetomo,
2002, 99).
Basis data adalah suatu kumpulan data yang terpadu (interrelated data) yang
dirancang terutama untuk meminimalkan pengulangan data yang tersimpan secara
bersama-sama dalam satu media, sekaligus tempat sekumpulan berkas data yang
terkomputerisasi. (Abdul Kadir, 2002, 5).
Dalam pembangunan database, analisis sistem harus dapat menentukan dalam
model arsitektur mana database itu akan diletakkan. Dinilai dari penempatannya,
arsitektur database dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu:
1. Sistem database tunggal
Pada arsitektur ini database dan aplikasinya diletakkan pada komputer yang sama
yang tidak berada dalam lingkungan jaringan, sehingga database itu hanya dapat
29
diakses oleh aplikasi tunggal. Sistem ini biasanya digunakan oleh perusahaan
kecil.
2. Sistem database terpusat.
Pada arsitektur ini, lokasi database secara fisik berada dalam komputer pusat
dalam suatu lingkungan jaringan. Meskipun pemasukan dan akses data dapat
dilakukan dari berbagai terminal yang terhubung dengan komputer tersebut,
namum proses pengolahan data hanya berlangsungh di komputer pusat. Dengan
sistem ini komputer pusat menjadui titik krisis dari proses pengolahan database.
Bila komputer pusat terganggu maka secara keseluruhan sistem informasi akan
terganggu.
3. Sistem database terdistribusi
Pada arsitektur ini salinan database, baik sebagian maupun secara keseluruhan
terdistribusi di beberapa lokasi. Pada model ini, titik krisis pada sistem terpusat
dapat dihindari. Namum pada sistem ini, tantangan terbesar yang dihadapi adalah
proses pengintegrasian untuk menjaga konsistensi data yang tersebar di beberapa
lokasi.
(Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 112).
Dalam basis data dikenal nya suatu istilah konsep basisdata. Dalam bidang
realitas adalah entitas dan atribute-attribute, dalam bidang sebenarnya adalah
munculnya record dan item data kejadian, dan dalam bidang metadata adalah definisi
record dan definisi item data.
Entitas
Objek atau kejadian apapun mengenai seseorang yang memilih untuk
megumpulkan data adalah sebuah entitas. Entitas dapat berupa orang, tempat, atau
sesuatu. Entitas apapun juga dapat merupakan satu kejadian atau unit waktu esperti
mesin yang rusak, penjualan, atau bukan atau tahun.
Hubungan
Hubungan diasosisasikan antara entitas terdiri dari jenis:
1. Hubungan satu-ke-satu (ditandakan 1:1)
2. Hubungan satu-ke-banyak (1: B)
3. Hubungan banyak-ke-banyak (B:B)
Atribut
30
Atribut merupakan beberapa karakteristik dari satu entitas. Terdapat beberapa
atribut untuk masing-masing entitas.
Record
Sebuah record adalah kumpulan item data yang memiliki sesuatu secara umum
dengan entitas yang di deskripsikan.
Metadata
Metadata adalah data mengenai data dalam file atau basisdata. Metadata
mendeskripsikan nama yang di berikan dan panjang yang di tentukan dari setiap
item data. Metadata juga medeskripsikan panjang dan komposis setiap record.
2.9.4. Normalisasi
Pembangunan sistem informasi bertumpu pada kualitas basis data yang
disusun dan dibentuk. Basis cata yang dibentuk diharapkan memiliki sifat-sifat antara
lain:
1. Efisien dan efektif dalam pengorganisasiannya, artinya untuk menambah,
menyisipkan atau menghapus data dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana.
2. Bebas redudansi, meskipun pada batas-batas tertentu yang dapat ditolerir,
redudansi juga diperbolehkan misalnya untuk mengurangi kompleksitas dalam
penulisan program.
3. Fleksibel, artinya basis data dapat diakses dengan mudah, dinamis dan tidak
tergantung sepenuhnya pada aplikasi-aplikasi tertentu.
4. Sistem basis data yang dapat diakses secara bersama dalam lingkungan jaringan
sehingga mendukung penggunaan bersama dan distribusi data.
(Budi Sutejo Dharma Oetomo, 2002, 115).
Normalisasi merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses
pengelompokan data menjadi tebel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya.
Normalisasi adalah transformasi tinjauan pemakai yang kompleks dan data tersimpan
kesekumpulan bagian–bagian struktur data yang kecil dan stabil. Di samping menjadi
lebih sederhana dan lebih stabil, struktur data yang dinormalisasikan lebih mudah
diatur daripada struktur data lainnya. Tahapan normalisasi yakni:
1. Tahap pertama
Tahap I. Menghilangkan kelompok terulang
Tahap II. Mengubah ketergantungan parsial
Tahap III. Mengubah ketergantungan transitif
31
Tahap pertama dari proses meliputi menghilangkan semua kelompok terulang dan
mengidentifikasi kunci utama. Untuk mengerjakannya, hubungan perlu dipecah ke
dalam dua atau lebih hubungan, Pada titik ini, hubungan mungkin sudah menjadi
bentuk nomalisasi ketiga, bahkan lebih banyak tahap akan diperlukan untuk
mentransformasi hubungan ke bentuk normalisasi ketiga.
2. Tahap kedua
Tahap kedua menjamin bahwa semua atribut bukan kunci sepenuhnya tergantung
pada kunci utama. Semua ketergantungan parsial di ubah dan diletakkan dalam
hubungan lain.
3. Tahap ketiga
Tahap ketiga mengubah ketergantungan transitif manapun. Suatu ketergantungan
transitif adalah sesuatu di mana atribut bukan kunci tergantung pada atribut bukan
kunci lainnya.
Gambar 2.3. Normalisasi Sebuah Hubungan Dikerjakan Dalam Tiga Tahap Utama
(Sumber: Kenneth. E. Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003, 265)
Tujuan utama dari proses normalisasi adalah menyederhanakan semua
kekompleksan item data yang sering ditemukan dalam tinjauan pemakai.
2.10. Gambaran Umum Perusahaan
Hubungan tidak normalisasi
Hubungan normalisasi (1NF)
Hubungan bentuk normalisasi kedua (2NF)
Hubungan bentuk normalisasi ketiga (3NF)
Pandangan Pemakai
32
2.10.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah salah satu perusahaan distributor
yang bergerak di bidang penjualan minuman ringan Teh Sosro dan Fruit Tea yang
mana pada akhir periode akuntansi (bulan) melakukan proses penggajian kepada para
karyawannya dan membuat laporan gaji sebagai pertanggung jawaban kepada
pimpinan perusahaan. Perusahaan ini beralamat di Jalan KL. Yos Sudarso Km 6.9
Medan.
Seperti pada perusahaan dagang lainnya PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
juga adalah salah satu perusahaan yang membeli dan menjual barang dagangnya
dengan tujuan untuk mencapai laba (profit) penjualan yang semaksimum mungkin.
Oleh sebab itu dalam melakukan kegiatan operasionalnya perusahaan ini juga
mempunyai sistem pembelian dan penjualan.
2.10.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Struktur
organisasi merupakan suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, dan
individu dengan kelompok. Adapun struktur organisasi perusahaan dapat digambarkan
sebagai berikut:
33
Gambar 2.4. Struktur Organisasi
Sumber: PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan struktur
organisasi perusahaan pada PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah sebagai
berikut:
1. Dewan Komisaris
a. Menetapkan semua kebijaksanaan dasar perusahaan
b. Melakukan tugasnya sesuai dengan anggaran dan kebijakan dasar perusahaan.
c. Mempunyai kewajiban melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan
direktur utama dan manajer umum.
d. Berhak menjalankan perusahaan untuk sementara bilamana terdapat
kesenjangan dalam pimpinan perusahaan.
2. Direktur Utama, bertanggung jawab kepada dewan komisaris:
a. Menentukan garis kebijaksanaan utama perusahaan.
b. Berhak mengambil keputusan dan kebijaksanaan sehubungan dengan arah dan
tujuan kegiatan perusahaan untuk mencapai laba semaksimal mungkin.
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
STAFPENJUALAN
KOLEKTOR
KEPALA GUDANG
KASIR PEMBUKUAN
STAF PERSEDIAAN
STAF PEMBELIAN
STAF PEMASARAN
STAF PERSONALIA
MANAJER UMUM
MANAJER PENJUALAN
MANAJER PEMBELIAN
MANAJER PERSEDIAAN
MANAJER KEUANGAN
MANAJER PEMASARAN
MANAJER PERSONALIA
34
c. Memimpin dan mengendalikan operasi perusahaan sesuai dengan anggaran
dasar perusahaan.
d. Wajib mengadakan pengawasan dan pemeriksaan kepada setiap bagian dalam
perusahaan dan memberikan penjelasan tentang segala hal yang perlu untuk
pengawasan dan pemeriksaan kepada komisaris.
e. Menetapkan dan menyetujui besarnya gaji dan upah pegawai.
3. Manajer umum, bertanggung jawab kepada direktur utama:
a. Mengontrol dan mengawasi semua kegiatan yang dilakukan semua manajer
bawahannya.
b. Menyusun dan menetapkan beberapa peraturan kecil di dalam perusahaan
yang dirasa perlu untuk dibuat.
c. Menerima laporan dari setiap bidang departemen untuk masing-masing
manajer bawahannya lalu memeriksa laporan dan menyerahkan kepada
pimpinan perusahaan yaitu Direktur Utama.
d. Mengatur dan mengontrol sumber penggunaan dana perusahaan melalui
manajer keuangan.
e. Menyetujui atau tidak menyetujui setiap kegiatan baru yang akan
dilaksanakan oleh setiap departemen dalam perusahaan.
4. Manajer personalia, bertanggung jawab kepada manajer umum:
a. Merencanakan, menerapkan sistem penilaian dan sistem penerimaan pegawai
baru perusahaan serta menetapkan kebijaksanaan pemberhentian pegawai.
b. Membuat dan menetapkan peraturan tenaga kerja perusahaan (peraturan
pegawai) yang harus disetujui oleh manajer umum.
c. Bertanggung jawab untuk mencari tenaga kerja baru yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
d. Mengawasi kesejahteraan tenaga kerja perusahaan, keselamatan kerja dan
perlindungan hukum.
5. Manajer keuangan, bertanggung jawab kepada manajer umum:
a. Bertanggung jawab terhadap masuk dan keluarnya keuangan perusahaan.
b. Membantu manajer umum menyusun perencanaan sistem akuntansi dan
keuangan perusahaan.
c. Menyusun anggaran keuangan perusahaan serta mengawasi pelaksanaannya.
35
d. Mengatur sumber penerimaan dan pengunaan dana perusahaan.
Manajer keuangan membawahi dua bagian, yaitu:
1. Staf Kasir, bertanggung jawab kepada manajer keuangan yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang tunai maupun dalam
bentuk bilyet giro atau cheuqe untuk pelunasan transaksi-transaksi yang
terjadi dalam perusahaan kepada pihak ketiga berdasarkan bukti yang
telah disetujui dan ditandatangani oleh Direktur sesuai dengan sistem dan
prosedur yang berlaku.
b. Bertanggung jawab mengatur proses penyimpanan, kliring, pencarian
dana, administrasi, surat-surat berharga di bank-bank yang di pakai oleh
perusahaan.
c. Membayar gaji dan bonus kepada setiap personil perusahaan dan juga
menyetor uang tunai ke dalam rekening perusahaan yang terdapat dalam
bank milik perusahaan.
d. Membuat laporan penerimaan dan pengeluar dana perusahaan.
2. Staf Pembukuan, bertanggung jawab kepada manajer keuangan yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mencatat semua transaksi akuntansi dan keuangan yang berlangsung
dalam perusahaan dan memasukkannya ke dalam komputer.
b. Menerima bukti penerimaan dan bukti pengeluaran uang berupa voucher
dari bagian kasir, faktur pembelian dari bagian pembelian, faktur
penjualan dari bagian penjualan, bukti barang masuk-keluar dari bagian
persediaan dan lain-lain sebagai dasar atau bukti pencatatan transaksi
akuntansi dalam perusahaan.
c. Turut mengontrol proses penagihan hutang dan piutang perusahaan.
d. Membuat laporan-laporan akuntansi seperti laporan hutang-piutang,
pembelian-penjualan dan lain-lain.
e. Menyusun laporan keuangan setiap akhir bulan atau secara periodik
untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan juga memberikan
informasi keuangan lainnya bagi pihak manajemen.
6. Manajer persediaan, bertanggung jawab kepada manajer umum:
36
a. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang namanya persediaan milik
perusahaan terutama persediaan barang dagangan.
b. Mengawasi dan mengontrol semua kegiatan yang berhubungan dengan
persediaan terutama untuk barang masuk dan barang keluar.
c. Meneliti dan memeriksa laporan persediaan dan jumlah barang yang ada di
gudang lalu menyerahkannya kepada manajer umum.
Manajer persediaan membawahi:
Kepala Gudang
a. Bertanggung jawab terhadap barang-barang persediaan yang ada di gudang
kepada manajer persediaan.
b. Mengawasi serta mengatur kegiatan rutin harian pergudangan dalam
perusahaan.
c. Memasukkan dan mengeluarkan persediaan produk perusahaan dengan
persetujuan dari Direktur sesuai dengan Delivery Order (DO), dan mengarsip
DO dengan rapi.
d. Membuat dan memeriksa laporan persediaan barang per gudang.
Staf Persediaan
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi persediaan perusahaan
kepada kepala gudang.
b. Mencatat semua transaksi persediaan barang, baik barang masuk maupun
barang keluar.
c. Membuat laporan persediaan barang perusahaan.
7. Manajer pembelian bertanggung jawab kepada manajer umum:
a. Bertanggung jawab terhadap semua proses pembelian barang yang dibutuhkan
oleh perusahaan.
b. Mengatur dan mengawasi proses pembelian yang dilakukan oleh staf
bawahannya.
c. Membuat dan memeriksa laporan pembelian yang akan diserahkan kepada
manajer umum.
d. Berusaha untuk membeli hanya barang-barang yang dibutuhkan oleh
perusahaan sesuai dengan target atau anggaran yang telah disusun.
37
e. Mengatur barang-barang apa saja yang harus dibeli dengan cepat (barang
penting) dan barang apa saja yang bisa ditunda pembelian (barang tidak
terlalu penting).
Manajer pembelian membawahi staf pembelian yang mempunyai tugas:
a. Memesan barang-barang yang akan dibeli oleh perusahaan
b. Mencari pemasok yang dapat menjual barang dengan harga murah.
c. Mengontrol barang pesanan yang telah dipesan.
d. Memeriksa dan menerima barang pesanan
e. Mencatat transaksi pembelian ke dalam buku pembelian
f. Menyerahkan barang yang dibeli kepada bagian departemen yang
membutuhkan barang tersebut.
g. Membuat dan menyusun laporan pembelian barang.
8. Manajer pemasaran, bertanggung jawab kepada manajer umum:
a. Menyusun rencana strategi pemasaran perusahaan agar kelak barang dagangan
dapat dipasarkan dengan baik kepada masyarakat luas, sehingga target
penjualan dapat dipenuhi.
b. Mengontrol dan mengawasi proses pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan.
c. Melakukan penelitian, pengawasan dan mengevaluasi barang dagangan milik
perusahaan dipasaran.
d. Menentukan harga penjualan barang dagangan perusahaan.
e. Membuat laporan hasil pemasaran kepada manajer umum.
Manajer pemasaran membawahi: staf pemasaran yang mempunyai tanggung
jawab dan tugas sebagai berikut:
a. Mengadakan promosi yang memadai.
b. Memantau harga-harga yang ada hubungannya dengan barang dagangan
perusahaan.
c. Bekerja sama dengan badan-badan usaha periklanan.
9. Manajer penjualan, bertanggung jawab kepada manajer umum:
a. Merencanakan, mengkoordinasi, mengawasi kegiatan penjualan yang
berlangsung dalam perusahaan.
38
b. Memberikan persetujuan kredit serta menentukan pelanggan yang dapat
diberikan potongan harga sesuai dengan besarnya jumlah pembeliannya.
c. Menyusun dan memeriksa laporan penjualan kemudian diserahkan kepada
manajer umum.
Manajer penjualan membawahi dua bagian, yaitu:
Staf Penjualan
a. Melayani pelanggan yang datang untuk memesan atau membeli barang
dagangan.
b. Mencatat transaksi penjualan yang terjadi dalam perusahaan.
c. Mengatur proses penagihan dengan menyuruh kolektor untuk pergi
menagih piutang dagang.
d. Membuat laporan penjualan dan piutang perusahaan.
Kolektor
bertanggung jawab kepada manajer penjualan yang bertugas untuk
managih piutang yang telah jatuh tempo.
39
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
3.1.1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, metode pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis adalah dengan cara:
1. Sampling dan investigasi yaitu dengan meminta contoh sampel untuk
dokumen yang digunakan oleh perusahaan bersangkutan dengan masalah
yang diteliti. Seperti formulir data pegawai, dokumen daftar pegawai, daftar
absen dan daftar gaji.
2. Wawancara yaitu dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan topik yang dibahas kepada pihak-pihak yang
bersangkutan yang terdiri dari:
a. Bagian Pembukuan
Menanyakan sistem pencatatan absensi dan perhitungan gaji pegawai.
b. Bagian Kasir
Menanyakan sistem pembayaran dan perhitungan gaji pegawai.
3. Observasi yaitu dengan meninjau dan mengamati secara langsung sistem
yang sedang berjalan di perusahaan tersebut serta mengumpulkan data atau
informasi yang terkait dengan sistem-sistem informasi penggajian yang
selanjutnya akan dianalisis dalam analisa sistem berjalan.
3.1.2. Analisa Sistem Berjalan
Pada analisa sistem berjalan terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Analisa Dokumen Masukan
Analisa yang dilakukan pada dokumen-dokumen masukan yang digunakan dalam
sistem penggajian bagi PT. Surya Lagang Ostentasi Medan yang terdiri dari
formulir pegawai, daftar pegawai dan kartu absensi yang sekaligus juga
merupakan kartu lembur.
40
Adapun Formulir pegawai yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut ini: PT. SURYA LAGANG OSTENTASI MEDAN FORMULIR PEGAWAI Nip : Nama : Tmp & Tgl Lahir : Telp : Alamat : Jenis Kelamin : Golongan darah : Agama : Golongan : Jabatan : Tgl Masuk : Status Nikah : Jumlah Anak : Pendidikan Terakhir : Nama sekolah/universitas : Pengalaman : Nama Perusahaaan : Alamat Perusahaan : Keahlian tambahan : Alasan bekerja : Keterangan Demikian lah formulir lamaran ini saya buat dalam keadaan yang sebenarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun Medan, ……………… Pegawai
Gambar 3.1: Formulir Pegawai
(Sumber : PT. Surya Lagang Ostentasi Medan)
Formulir pegawai ini merupakan formulir yang dipakai untuk melampirkan
data pribadi pegawai perusahaan secara lengkap. Formulir yang digunakan memiliki
kelebihan yaitu sederhana dan mudah untuk diisi oleh para calon pegawai. Sedangkan
kelemahannya adalah data atau informasi yang tercantum di formulir masih kurang
lengkap seperti nama orang tua, alamat orang tua, perkerjaan orang tua dan lainnya.
Sedangkan daftar pegawai yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada
41
gambar 3.2 berikut ini:
Gambar 3.2: Daftar Pegawai PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
(Sumber : PT. Surya Lagang Ostentasi Medan)
Daftar pegawai merupakan ringkasan dokumen pegawai yang disusun dalam
bentuk daftar. Daftar dokumen pegawai diatas jika diperhatikan memiliki tampilan
yang rapi dan sederhana sehingga dokumen ini mudah dianalisa dan dipahami.
Sedangkan kekurangannya adalah dokumen diatas dinilai masih kurang lengkap
seperti kolom alamat, jenis kelamin, keterangan tambahan dan lain-lain
42
Sedangkan kartu absensi yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada
gambar 3.3 berikut ini:
KARTU ABSENSI No. Nama: Bulan: Seksi: Bagian: Tahun:
TGLPAGI SIANG LEMBUR
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Gambar 3.3: Kartu Absensi PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
(Sumber : PT. Surya Lagang Ostentasi Medan)
Kartu absensi merupakan kartu yang digunakan untuk mengisi data absensi
pegawai perusahaan yang datang dan pulang kerja. Isi kartu absesi ini cukup
sederhana sehingga absensi seorang pegawai dapat denga mudah dilihat dan dianalisa
43
Sedangkan kekurangannya adalah dokumen diatas dinilai masih kurang lengkap
seperti keterangan dan lain-lain
2. Analisa Prosedur
Gambar 3.4: Flow of Document Sistem Penggajian
(Sumber : PT. Surya Lagang Ostentasi Medan)
Bagan dokumen sistem penggajian PT. Surya Lagang Ostentasi Medan cukup
sederhana, Dimulai dari perhitungan jumlah absensi seorang pegawai melalui kartu
absensi, lalu gaji dihitung oleh bagian pembukuan seusai dengan tingkat jabatan dan
golongan seorang pegawai. Setelah gaji selesai dihitung diperiksa dan dihitung ulang
oleh bagian kasir. Lalu kasit segera menerbitkan slip gaji yang diserahkan kepada
pimpinan terlebih dahulu untuk di tandatangani baru proses gaji dapat dilakukan.
Pegawai
Rekap absensi
dan hitung gaji
Kasir Pimpinan
Kartu absensi
Laporan gaji
Slip gaji Slip
gaji
Laporan gaji
Persetujuan & TTD
Buat laporan penggajian
Laporan gaji
laporan gaji
Slip gaji
laporan gaji
Slip gaji
Pembukuan
Kartu absensi
Laporan gaji
Periksa dan hitung ulang
Slip gaji
44
3. Analisa Laporan
Adapun format laporan gaji PT. Surya Lagang Ostentasi Medan adalah dapat
dilihat pada gambar 3.5 berikut ini:
Gambar 3.5: Laporan Daftar Gaji PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
(Sumber : PT. Surya Lagang Ostentasi Medan)
Laporan daftar gaji adalah laporan yang berisikan gaji dari para pegawai yang
bekerja pada PT. Surya Lagang Ostentasi Medan. Laporan gaji yang digunakan selain
rapi juga cukup sederhana sehingga laporan ini mudah untuk dianalisa dan dipahami.
Sedangkan kekurangannya adalah laporan dinilai masih kurang lengkap seperti kolom
jabatan, golongan, keterangan dan lain-lain.
Selain laporan gaji pegawai, slip gaji juga merupakan salah satu laporan yang
akan diperlihatkan kepada pimpinan sebagai bukti telah dilakukannya penyerahan gaji
45
kepada masing-masing pegawai yang bersangkutan. Adapun slip gaji PT. Surya
Lagang Ostentasi Medan adalah dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini:
Gambar 3.6: Slip Gaji PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
(Sumber : PT. Surya Lagang Ostentasi Medan)
Slip gaji yang digunakan oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan. selain rapi,
jelas dan cukup sederhana sehingga slip ini mudah untuk dianalisa dan dipahami.
Sedangkan kekurangannya adalah laporan dinilai masih kurang lengkap seperti kotak
keterangan dan lain-lain.
3.2. Metode Perancangan
3.2.1. Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD)
46
Berikut ini adalah diagram konteks dan Data Flow Diagram (DFD) yang dapat
dilihat pada gambar 3.7 dan gambar 3.12 berikut ini:
Gambar 3.7: Diagram Konteks Sistem Penggajian
Diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan sistem penggajian
secara keseluruhan dengan entitas-entitas yang terlibat didalamnya.
Gambar 3.8: DFD Level 0 Sistem Penggajian
Diagram DFD level 0 diatas adalah diagram sistem usulan yang menceritakan
aliran data dalam sistem penggajian secara terkomputerisasi.
47
Gambar 3.9 : DFD Level 1 Dari Proses 1.0
Gambar 3.9 adalah diagram yang menceritakan proses aliran data dari proses
1.0 secara lebih detail yaitu proses absensi pegawai.
2.1
Proses lembur
Pegawai
Record pegawai
Data lemburLemburRecord
lemburRecord lembur
Gambar 3.10: DFD Level 1 Dari Proses 2.0
Gambar 3.10 adalah diagram yang menceritakan proses aliran data dari proses
2.0 secara lebih detail yaitu proses lembur pegawai.
48
3.1
Proses hitung gaji
Pegawai Record pegawai GajiRecord
gajiRecord
gaji
Lembur
Absensi
Record absensi
Record lembur
Gambar 3.11: DFD Level 1 Dari Proses 3.0
Gambar 3.11 adalah diagram yang menceritakan proses aliran data dari proses
3.0 secara lebih detail yaitu proses hitung gaji pegawai.
Gambar 3.12 : DFD Level 1 Dari Proses 4.0
Gambar 3.12 adalah diagram yang menceritakan proses aliran data dari proses
4.0 secara lebih detail yaitu proses penyusunan laporan.
49
3.2.2. Kamus Data
Berikut ini adalah kamus data dari sistem informasi penggajian yang dirancang
antara lain:
1. Pegawai = NIP + Nama Pegawai + Tgl Lahir + Telepon + Alamat +
Golongan + Jabatan + Jenis Kelamin + Agama + Status
Nikah + Jumlah Anak + Tgl Masuk + Pendidikan +
(Keterangan).
2. Golongan = Golongan + Nama Golongan + Tunjangan Istri + Tunjangan
Anak + Uang Makan + Uang Transportasi + Uang Lembur
3. Jabatan = Jabatan + Nama Jabatan + Gaji Pokok + (Keterangan)
4. Absensi = Bulan + Tahun + Nip + Nama Pegawai + Golongan + Tgl
Absensi + Jam Masuk + Jam Pulang + Jenis + (Keterangan)
5. Lembur = Bulan + Tahun + {NIP + Nama Pegawai + Golongan + Tgl
Lembur + Jam Mulai + Jam Selesai + Jumlah + (Keterangan)
6. Gaji = Bulan + Tahun + NIP + Nama Pegawai + Tgl Lahir + Telepon
+Alamat + Jenis kelamin + Agama + Status Nikah + Jumlah
Anak + Pendidikan + Golongan + Nama Golongan +
Tunjangan Istri + Tunjangan Anak + Total Hadir + Uang
Makan + Uang Transport + Total Uang Makan + Total Uang
Transport + Uang Lembur + Lama Lembur + Total Lembur
+ Jabatan + Nama Jabatan + Gaji Pokok + Gaji Kotor +
PPH + Gaji Bersih + (Keterangan)
50
3.2.3. Perancangan Output
Perancangan output dirancang dengan menggunakan Crystal Report. Adapun
perancangan output yang dirancang oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Perancangan Laporan Data Pegawai
Laporan Data Pegawai Tanggal Cetak : xx-xx-xxxx NIP Nama Tempat Jenis Telp Agama Status Jumlah Alamat Pendidikan Gol Jabatan Ket
Pegawai Tgl Lahir Kelamin Nikah Anak
Laporan yang digunakan untuk menyajikan data pegawai. Semua data pagawai
yang berkerja di perusahaan disajikan dalam bentuk daftar sehingga mempermudah
pimpinan untuk melihat data pegawai secara keseluruhan.
2. Perancangan Laporan Daftar Absensi
Laporan Daftar Absensi Tanggal Cetak : xx-xx-xxxx Nip Nama Gol Jabatan Tgl Jam Jam Jenis Keterangan
Absensi Masuk Keluar
Gambar 3.14: Perancangan Laporan Daftar Absensi
Laporan daftar absensi digunakan untuk menyajikan data absensi para pegawai
yang disajikan dalam bentuk ringkasan untuk satu periode (bulan) sehingga dapat
dilihat dengan jelas seorang pegawai masuk berapa kali, absen berapa kali, izin berapa
kali dan sakit berapa kali.
3. Perancangan Laporan Daftar Lembur
Gambar 3.13: Perancangan Laporan Data Pegawai
51
Laporan Daftar Lembur Tanggal Cetak : xx-xx-xxxx Nip Nama Gol Jabatan Tgl Jam Jam Upah Jumlah Total Keterangan
Lembur Mulai Salesai Lembur Jam Upah
Gambar 3.15: Perancangan Laporan Daftar Lembur
Laporan daftar lembur adalah yang digunakan untuk menyajikan data lembur
para pegawai. Laporan daftar lembur ini disajikan dalam bentuk daftar untuk satu pe
riode (bulan) sehingga mempermudah pimpinan perusahaan untuk melihat pegawai
mana saja yang telah melakukan lembur dan berapa total lama jam lembur dilakukan.
4. Perancangan Laporan Daftar Penggajian
Laporan Gaji Pegawai Tanggal: xxxx NIP Nama Gaji Tunjangan Tunjangan Uang Uang Uang Gaji Pph Gaji Pegawai Pokok Istri Anak Makan Transport Lembur Kotor Bersih
Gambar 3.16: Perancangan Laporan Daftar Penggajian
Laporan yang digunakan untuk menyajikan daftar gaji para pegawai. Laporan
daftar gaji pegawai disajikan dalam bentuk daftar untuk satu periode (bulan) sehingga
pimpinan perusahaan dapat mengetahui dengan jelas pegawai mana saja yang
menerima gaji dan berapa total gaji yang diterima oleh pegawai bersangkutan.
5. Perancangan Slip Gaji
52
PT. SURYA LAGANG OSTENTASI MEDAN SLIP GAJI Bulan ( ) - Tahun ( ) NIP : xxxx Tanggal : Nama : xxxx Gaji Pokok : xxxxxx Uang Makan : xxxxxx Uang Transport : xxxxxx Uang Lembur : xxxxxx
Tunjangan istri :xxxxxx
Tunjangan anak : xxxxxx + Gaji Kotor : xxxxxx PPH : xxxxxx - Gaji Bersih : xxxxxx
Keterangan :
Dibuat Oleh Disetujui Oleh Diterima Oleh Kasir Direktur Utama Pegawai
Gambar 3.17: Perancangan Slip Gaji
Slip gaji merupakan lembaran yang digunakan sebagai bukti pembayaran gaji
kepada pegawai perusahaan. Pada slip ini akan tertera semua angka yang berhubungan
dengan jumlah gaji dan diserahkan kepada pegawai pada saat meneriman gaji.
3.2.4. Perancangan Input
Perancangan input dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic 6.0. Adapun perancangan input terdiri dari :
53
1. Perancangan Form Input Data Golongan
Gambar 3.18: Perancangan Form Input Data Golongan
Form input data golongan adalah program yang digunakan untuk memasukkan
data golongan perusahaan, artinya tingkat golongan yang digunakan dalam perusahaan
dimasukkan melalui form ini. Dimana setiap pegawai yang berkerja dalam perusahaan
pasti memiliki tingkat golongan tertentu.
2. Perancangan Form Input Data Jabatan
Gambar 3.19: Perancangan Form Input Data Jabatan
Form input data jabatan adalah program yang digunakan untuk memasukkan
data jabatan perusahaan , artinya jenis jabatan yang digunakan dalam perusahaan
dimasukkan melalui form ini. Dimana setiap pegawai yang berkerja dalam perusahaan
pasti memiliki jabatan tertentu.
3. Perancangan Form Input Data Pegawai
54
PEGAWAI Record: Jumlah
NIP
Nama
Tempat Tanggal Lahir
Telepon
Alamat
Kode Golongan
Kode Jabatan
Tanggal Masuk
Jenis Kelamin
Agama
Status Nikah
Jumlah Anak
Pendidikan
Keterangan
Gambar 3.20: Perancangan Form Input Data Pegawai
Form input data pegawai adalah program yang digunakan untuk memasukkan
data pegawai yang bekerja pada perusahaan. Dimana setiap pegawai yang bekerja
dalam perusahaan harus memiliki data-data yang jelas dan benar sesuai dengan
prosedur data pegawai yang diterapkan oleh perusahaan.
4. Perancangan Form Input Daftar Absensi
><Add
Edit
Delete
eClose
55
Gambar 3.21: Perancangan Input Form Daftar Absensi
Form input data absensi adalah program yang digunakan untuk memasukkan
data-data absen dari setiap pegawai yang datang untuk berkerja di dalam perusahaan.
5. Perancangan Form Input Daftar Lembur
Gambar 3.22: Perancangan Form Input Daftar Lembur
Form input data lembur adalah program yang digunakan untuk memasukkan
data lembur untuk setiap pegawai yang melakukan kerja lembur dalam perusahaan.
3.2.5. Perancangan Database
56
Perancangan database dirancang dengan menggunakan Microsoft Access.
Desain database dimaksudkan untuk mendefenisikan isi atau struktur dari tiap-tiap file
yang telah diidentifikasikan.
Normalisasi
Normalisasi dilakukan untuk menghilangkan redundansi (pengulangan) data yang
tidak perlu. Entitas-entitas tersebut di atas belum normal sehingga harus dinormalisasi
terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah normalisasi yang dilakukan terhadap
database sistem informasi penggajian terdiri dari:
1. Tahap satu (1NF), menghilangkan kelompok yang terulang pada tabel gaji.
Dimana kotak ganda menunjukkan kelompok terulang yang akan dipisahkan nantinya.
Hasil normalisasi dari tabel Gaji adalah:
57
Kelompok yang terulang telah dipisah menjadi dua bagian yaitu menjadi tabel gaji dan
tabel pegawai.
58
2. Tahap tiga (3NF), mengubah ketergantungan transitif pada tabel Pegawai
dengan memecahkannya lagi menjadi beberapa tabel.
Dimana kotak ganda yang terdapat pada tabel pegawai adalah menunjukan
ketergantungan transitif yang akan dihilangkan atau dipisah nantinya.
59
Hasil normalisasi dari tabel pegawai adalah:
Setelah dihilangkannya ketergantungan transitif menyebabkan tabel terpecah menjadi
beberapa tabel yaitu tabel pegawai, tabel golongan, tabel jabatan, tabel absensi dan
tabel lembur
60
Berikut ini rancangan struktur database sistem penggajian yang terdiri dari :
Tabel 3.1 : Pegawai
NO NAMA FIELD TIPE LEBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
NIP
Nama Pegawai
Tgl Lahir
Telepon
Alamat
Golongan
Jabatan
Tgl Masuk
Jenis Kelamin
Agama
Status Nikah
Jumlah Anak
Pendidikan
Keterangan
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Date
Yes/No
Text
Yes/No
Number
Text
Text
10
20
20
12
20
1
5
8
1
10
1
2
20
20
Nomor Induk Pegawai
Nama Pegawai
Tempat & Tgl Lahir
Nomor Telepon
Alamat Pegawai
Tingkat Golongan
Jenis Jabatan
Tanggal Masuk Kerja
Kelamin Pegawai
Agama Yang Dianut
Status Pernikahan
Jumlah Anak
Tingkat Pendidikan
Keterangan Pegawai
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data record pegawai.
Tabel 3.2 : Golongan
NO NAMA FIELD TIPE LEBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
Golongan
Nama Golongan
Tunjangan Istri
Tunjangan Anak
Uang Makan
Uang Transport
Uang Lembur
Text
Text
Number
Number
Number
Number
Number
1
20
8
8
8
8
8
Kode Golongan
Nama Golongan
Tunjangan Istri
Tunjangan Anak
Uang Makan
Uang Transport
Upah Lembur per jam
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data record golongan perusahaan.
61
Tabel 3.3 : Jabatan
NO NAMA FIELD TIPE LEBAR KETERANGAN
1
2
3
4
Jabatan
Nama Jabatan
Gaji Pokok
Keterangan
Text
Text
Number
Text
5
30
8
20
Kode jabatan
Nama jabatan
Gaji pokok pegawai
Keterangan jabatan
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data record jabatan perusahaan.
Tabel 3.4 : Absensi
NO NAMA FIELD TIPE LEBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Bulan
Tahun
NIP
Tgl Absensi
Jam Masuk
Jam Keluar
Jenis
Keterangan
Number
Number
Text
Date
Time
Time
Text
Text
2
4
10
8
8
8
10
20
Bulan
Tahun
Nomor induk pegawai
Tgl absensi
Jam masuk
Jam keluar
Hadir, absen, izin, sakit
Keterangan absensi
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data record absensi perusahaan.
Tabel 3.5 : Lembur
NO NAMA FIELD TIPE LEBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
Bulan
Tahun
NIP
Tgl Lembur
Jam Mulai
Jam Selesai
Jumlah
Keterangan
Number
Number
Text
Date
Time
Time
Number
2
4
10
8
8
8
4
Bulan
Tahun
Nomor induk pegawai
Tgl embur
Jam mulai
Jam selesai
Jumlah jam
Keterangan lembur
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data record lembur perusahaan.
Tabel 3.6. Gaji
62
NO NAMA FIELD TIPE LEBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
Bulan
Tahun
NIP
Gaji Kotor
PPH
Number
Number
Text
Number
Number
2
4
10
8
8
Bulan
Tahun
Nomor Induk Pegawai
Total semua pendapatan
Keterangan pajak
6 Gaji Bersih Number 8 Total gaji bersih
7 Keterangan Number 20 Keterangan penggajian
Relasi entitas dari tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada gambar 3.23 berikut.
Gambar 3.23: Relasi Entitas
Keterangan :
1. Tabel absensi dan tabel gaji : hubungan satu – ke – satu
2. Tabel lembur dan tabel gaji : hubungan satu – ke – satu
3. Tabel gaji dan tabel pegawai : hubungan banyak-ke-satu
4. Tabel pegawai dan tabel golongan : hubungan banyak-ke-satu
5. Tabel pegawai dan tabel jabatan : hubungan banyak-ke-kebanyak
63
3.2.6. User Interface
Adapun menu user interface dari sistem informasi penggajian dapat dilihat
pada gambar 3.24.
Keterangan :
1. Menu Data : menu yang digunakan sebagai form dasar untuk input data
master yaitu data golongan, data jabatan dan data pegawai
2. Menu Proses : menu yang digunakan sebagai untuk memasukkan data-
data proses kerja yaitu proses absensi dan proses lembur.
3. Menu Laporan : menu yang digunakan sebagai untuk menyajikan laporan
sistem informasi penggajian.
4. Menu Jendela : menu yang digunakan untuk mengatur tampilan (letak)
form pada layar program.
Data
Data Golongan
Data Jabatan
Data Pegawai
Jendela
Bertumpuk
Horizontal
Vertikal
KeluarLaporanProses
Daftar Absensi
Daftar Lembur
Data Pegawai
Daftar Absensi
Daftar Lembur
Daftar Pengajian
Slip Gaji
Atur Periode
Tentang Program
Gambar 3.24: User Interface
Menu Utama
Bantuan
64
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berikut ini adalah hasil eksekusi program sistem informasi penggajian PT.
Surya Lagang Ostentasi Medan.
Gambar 4.1. Login ID
Login ID adalah form yang pertama kali muncul ketika program pertama kali
dijalankan. Dengan adanya form Login ID ini maka program penggajian yang ada
dalam komputer tidak dapat diakses oleh sembarang orang sehingga data lebih aman.
Gambar 4.2. Menu Utama
Form menu utama adalah form yang pertama kali muncul setelah password
dari form Login ID dinyatakan benar. Form ini terdiri dari beberapa menu yang
dikelompokkan sesuai dengan fungsinya. Seperti menu data, menu proses, menu
laporan, menu jendela dan menu keluar.
65
Gambar 4.3. Menu Data
Menu data adalah menu yang digunakan untuk menjalankan program yang
berfungsi untuk memasukan data-data utama. Menu data terdiri atas beberapa sub
menu yaitu sub menu data golongan, sub menu data jabatan dan sub menu data
pegawai.
Gambar 4.4. Menu Proses
Menu proses adalah menu yang digunakan untuk menjalankan program yang
berfungsi untuk memasukan data-data proses kerja. Menu data terdiri atas beberapa
sub menu yaitu sub menu daftar absensi dan sub menu daftar lembur.
66
Gambar 4.5. Menu Laporan
Menu laporan adalah menu yang digunakan untuk menyajikan data-data
program dalam bentuk laporan. Menu laporan ini terdiri atas beberapa sub menu yaitu
sub menu daftar pegawai, daftar absensi, daftar lembur, daftar penggajian dan slip
gaji.
Gambar 4.6. Menu Bantuan
Menu bantuan adalah menu yang digunakan untuk membantu users dalam
mengajses program aplikasi penggajian. Menu bantuan terdiri atas beberapa sub menu
yaitu sub menu atur periode dan sub menu tentang program.
67
Gambar 4.7. Form Golongan
Program golongan adalah program yang digunakan untuk mengelola data-data
golongan. Melalui form ini kita dapat menambah, memperbaiki dan menghapus data
golongan.
Gambar 4.8. Form Jabatan
Program jabatan adalah program yang digunakan untuk mengelola data-data
jabatan. Melalui form ini kita dapat menambah, memperbaiki dan menghapus data
jabatan.
68
Gambar 4.9. Form Pegawai
Program pegawai adalah program yang digunakan untuk mengelola data-data
pegawai. Melalui form ini kita dapat menambah, memperbaiki dan menghapus data
pegawai.
Gambar 4.10. Form Daftar Absensi
Program absensi adalah program yang digunakan untuk mengelola data-data
absensi. Melalui form ini kita dapat menambah, memperbaiki dan menghapus data
absensi para pegawai perusahaan.
69
Gambar 4.11. Form Daftar Lembur
Program lembur adalah program yang digunakan untuk mengelola data-data
lembur Melalui form ini kita dapat menambah, memperbaiki dan menghapus data
lembur para pegawai perusahaan.
Gambar 4.12. Laporan Data Pegawai
Laporan data pegawai adalah laporan yang menyajikan data-data pegawai.
Laporan ini terdiri dari kolom NIP, Nama Pegawai, Tmp & Tgl Lahir, Jenis Kelamin,
Agama, Status Nikah, Alamat, Pendidikan, Kode Golongan, Kode Jabatan dan
Keterangan
70
Gambar 4.13. Laporan Daftar Absensi
Laporan daftar absensi adalah laporan yang menyajikan data-data absensi
pegawai perusahaan. Laporan ini terdiri dari kolom NIP, Nama Pegawai, Golongan,
Jabatan, lalu daftar Tgl Absensi, Jam Masuk, Jam Keluar dan Keterangan.
Gambar 4.14. Laporan Daftar Lembur
Laporan daftar lembur adalah laporan yang menyajikan data-data lembur
pegawai perusahaan. Laporan ini terdiri dari NIP, Nama Pegawai, Golongan, Jabatan,
daftar Tgl lembur, Jam Mulai, Jam Selesai, Upah Lembur, Total Upah dan dan
Keterangan.
71
Gambar 4.15. Laporan Daftar Penggajian
Laporan daftar gaji adalah laporan yang menyajikan data-data gaji para
pegawai. Laporan ini terdiri dari kolom NIP, Nama Pegawai, Gaji Pokok, Tunjangan
Istri, Tunjangan Anak, Uang Makan, Uang Transpot, Uang Lembur, Gaji kotor, PPH
dan gaji bersih..
Gambar 4.16. Slip Gaji
Slip gaji merupakan lembaran bukti penerimaan gaji. Dimana lembaran ini
ditandatangani oleh pihak manajemen perusahaan dan pegawai yang bersangkutan
yang menerima gaji.
72
4.2. Pembahasan
Sistem penggajian yang diterapkan oleh PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
saat sekarang adalah sistem penggajian per bulan yang diserahkan langsung kepada
masing-masing pegawai yang bersangkutan. PT. Surya Lagang Ostentasi Medan
dalam sistem penggajian pegawainya menggunakan kartu absen dan kartu lembur
(digabung dengan kartu absen) sebagai dokumen masukan perusahaan dalam
menghitung gaji pegawai. Kartu absen yang digunakan adalah sistem clock card yang
dimasukkan kedalam mesin absen pada saat masuk dan pulang kerja pegawai
bersangkutan. Adapun sistem kerja untuk perhitungan penggajian pegawai PT. Surya
Lagang Ostentasi Medan masih dilakukan dengan cara manual (tidak
terkomputerisasi) yang dihitung oleh bagian Pembukuan dan dibayar oleh Kasir
setelah diperiksa terlebih dahulu.
Berikut ini adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh PT. Surya Lagang
Ostentasi Medan untuk sistem penggajiannya adalah sebagai berikut :
- Penggajian dilakukan pada awal bulan yaitu tanggal 01 (satu).
- Tidak berlakunya sistem peminjaman pegawai.
- Tunjangan terdiri dari tunjangan istri dan tunjangan anak.
- Fasilitas kesehatan dilakukan dengan cara merujuk dokter yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Sedangkan sistem perhitungan penggajian pegawainya adalah sebagai berikut:
Total Uang Makan = Total hadir per Bulan x Uang makan
Total Uang Transport = Total hadir per Bulan x Uang transport
Total Uang Lembur = Total lama kerja lembur x Uang lembur per jam
Gaji Kotor = Gaji Pokok + Tunjangan istri + Total Tunjangan
anak + Total Uang makan + Total Uang transport +
Total Uang lembur
Gaji Bersih = Gaji Kotor – PPH
Keterangan :
a. Gaji pokok ditentukan berdasarkan kode jabatan pegawai.
b. Total hadir adalah total hari kerja pegawai yang aktif dalam sebulan.
c. Uang makan ditentukan dari tingkat golongan pegawai bersangkutan.
73
d. Uang transport ditentukan dari tingkat golongan pegawai bersangkutan.
e. Uang lembur per jam ditentukan dari tingkat golongan pegawai yang
bersangkutan.
f. Tunjangan istri ditentukan berdasarkan status nikah pegawai.
Jika pegawai tersebut berstatus belum menikah maka tidak memperoleh tunjangan
istri dan sebaliknya jika pegawai tersebut berstatus telah menikah maka akan
memperoleh tunjangan istri. Besarnya tunjangan istri ditentukan dari tingkat
golongan pegawai bersangkutan.
g. Total Tunjangan anak ditentukan berdasarkan jumlah anak.
Total tunjangan anak = Tunjangan anak x Jumlah anak.
+ PINJAMAN
Besarnya tunjangan anak ditentukan dari tingkat golongan pegawai bersangkutan.
h. PPH (pajak penghasilan) dihitung sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan
yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu dengan ketentuan sebagai berikut :
PKP (Penghasilan Kena Pajak) = Penghasilan Bruto - PTKP (Penghasilan Tidak
Kena Pajak)
PPH (Pajak Penghasilan) = TP (Tarif Pajak) x PKP (Penghasilan Kena Pajak)
PKP TARIF< Rp. 25.000.000 5%
> Rp. 25.000.0000 dan < Rp. 50.000.0000 10%
> Rp. 50.000.0000 dan < Rp. 75.000.0000 15%
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat beberapa kelemahan-kelemahan
dan kelebihan-kelebihan pada sistem yang sedang berjalan di perusahaan tersebut.
Adapun kelemahan-kelemahan pada sistem yang sedang berjalan adalah:
a. Sering terjadi kesilapan dalam melakukan pencatatan daftar absensi sehingga
kurang efisien dan efektif.
74
b. Banyak pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga membutuhkan
waktu yang banyak dan ketelitian dalam mengolah data.
c. Tidak dapat mengetahui laporan gaji pegawai dengan cepat karena belum
menggunakan sistem komputerisasi sehingga memerlukan waktu yang lama dalam
melakukan perhitungan gaji.
d. Laporan yang diterima pimpinan tidak sesuai dengan yang di bagian kasir karena
sering terjadi kecurangan.
Sedangkan kelebihan dari sistem yang sedang berjalan adalah tidak
memerlukan biaya tambahan untuk investasi biaya perlengkapan dan peralatan
komputer lainnya serta tidak mengeluarkan biaya pelatihan pagawai dalam
menerapkan sistem yang baru tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dirancang sistem penggajian yang
terkomputerisasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Dalam
sistem usulan ini semua pekerjaan dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga
dapat meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem yang sedang
berjalan.
Adapun keunggulan dari sistem usulan yang dirancang oleh penulis adalah:
a. Proses pengolahan data menjadi lebih efisien, efektif dan akurat yaitu dengan
adanya komputer, segala proses pengolahan data dapat ditangani dan diolah
dengan cepat sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan
pekerjaan.
b. Dapat menghasilkan berbagai laporan dalam jangka waktu yang relatif singkat dan
berulang- ulang serta dapat diminta sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan.
c. Apabila ada perbaikan kesalahan tidak akan kelihatan.
d. Pekerjaaan laporan akan terlihat rapi dan bagus.
e. Perhitungan gaji menjadi lebih mudah karena semua dilakukan secara
komputerisasi.
Spesifikasi Perangkat Lunak
Adapun spesifikasi untuk menjalankan program aplikasi sistem informasi
penggajian adalah :
1. Sistem Operasi Windows 98/98Se/NT/2000/XP
75
2. CPU dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Processor Intel Pentium III 450 MHz
- RAM minimal 128 Mb
- Harddisk dengan ruang tersisa 50 Mb
3. Monitor SVGA
4. CD-ROM 24x Speed
5. Disk Drive 1,44 Mb 3,5”
6. Keyboard 104 key dan Mouse
7. Printer, minimal Dot Matrix
Instalasi Program Aplikasi
Dalam instalasi program dibutuhkan perangkat lunak dan perangkat keras yang
sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak. Untuk dapat menjalankan program aplikasi
Sistem Informasi penggajian PT. Surya Lagang Ostentasi Medan maka, terlebih
dahulu haruslah dilakukan instalasi program ke komputer. Adapun langkah-langkah
instalasi program adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan komputer dan masuk sistem operasi Windows
2. Masukkan CD sumber media program aplikasi Sistem Informasi Penggajian PT.
Surya Lagang Ostentasi Medan.
3. Dari tombol Start menu pilih menu Run
4. Pilih file Setup.Exe dari sumber media program aplikasi Sistem Informasi
Penggajian PT. Surya Lagang Ostentasi Medan.
5. Ikuti langkah-langkah Setup sampai dengan selesai.
6. Setelah proses Setup selesai maka lakukan Restart pada komputer.
7. Setelah komputer kembali hidup lalu Copy file database Pegawai.Mdb dan file-file
Report dari dalam CD sumber program ke dalam komputer tepatnya di tempat
folder program yang telah diinstalasi tadi.
8. Program siap untuk dijalankan.
Petunjuk Pemakaian Program
Berikut ini adalah fungsi tombol-tombol dalam program aplikasi Sistem
Informasi Penggajian PT. Surya Lagang Ostentasi Medan antara lain :
76
1. Tombol Add : berfungsi untuk menambah data record.
2. Tombol Edit : berfungsi untuk memperbaiki data record.
3. Tombol Delete : berfungsi untuk menghapus data record.
4. Tombol Update : berfungsi untuk memasukkan data record.
5. Tombol Cancel : berfungsi untuk membatalkan proses tambah, perbaiki
dan hapus data record.
6. Tombol Close : berfungsi untuk keluar dari sub-program.
7. Tombol ‘>’ : berfungsi untuk menampilkan data record berikutnya
8. Tombol ‘<’ : berfungsi untuk menampilkan data record sebelumnya.
77
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dianalisa dan dievaluasi keadaan perusahaan dan membandingkan
dengan teori, maka pada bab ini akan diambil kesimpulan dan saran yang mungkin
berguna bagi pihak perusahaan. Beberapa kesimpulan yang diambil oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Sistem penggajian manual yang digunakan oleh PT. Surya Lagang Ostentasi
Medan kurang efektif, efisien dan akurat dalam hal perhitungan gaji dan penyajian
laporan gaji.
2. Dengan menggunakan sistem penggajian yang diusulkan, maka informasi
penggajian yang dihasilkan lebih lengkap, efisien, cepat dan tepat dibandingkan
sistem sebelumnya yang selalu mengalami keterlambatan di dalam menyajikan
informasi laporan penggajian.
3. Dengan diterapkannya program yang telah dirancang oleh penulis, dapat
memberikan kemudahan dalam proses perhitungan gaji serta dapat mengetahui
laporan gaji secara cepat dan dapat diminta sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Penulis menyarankan hendaknya setiap transaksi harus langsung direkam ke dalam
komputer, sehingga komputer dapat menyajikan informasi tentang laporan
penggajian pegawai secara akurat dan up to date.
2. Penulis menyarankan adanya pelatihan untuk pegawai yang menjalankan atau
menggunakan program sebelum diterapkannya sistem baru.
78
DAFTAR PUSTAKA
Arbie, E., 2000, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ke-7, Jilid 1, Bina Alumni Indonesia, Jakarta.
Armstrong, M., dan H, Murlis., 1995, Sistem Penggajian, Seri Manajemen Ke-48, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Baridwan, Z., 2001, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Cetakan Kelima, Edisi Ke-5, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Kadir, A., 2002, Konsep Tuntunan Praktis Basis Data, Edisi Ke-5, Andi Yogyakarta.
Kendall, K.E., dan J.E. Kendall., 2003, Analisis dan Perancangan Sistem, Alih Bahasa oleh Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany, Jilid Ke-1, Edisi Ke-5, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kendall, K.E., dan J.E. Kendall., 2003, Analisis dan Perancangan Sistem, Alih Bahasa oleh Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany, Jilid Ke-2, Edisi Ke-5, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Manullang, M. dan Marihot M, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia II, Erlangga, Jakarta.
Moekijat, 2001, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ke-5, Jilid 1, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Muhyuzir T.D., 2001, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, Cetakan Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ke-5, Penerbit Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Nitisemito, A.S., 2002, Majemen Personalia, Edisi-3, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Timur.
Oetomo, B.S.D., 2002, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Andi Yogyakarta, Edisi Ke-3, Yogyakarta.
Purwono. H., 2003, Sistem Personalia, Edisi Ke-3, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Swastha, dan Sukotjo., 2000, Manajemen Personalia, Edisi KE-5, BPFE-Yogyakarta.