30
ANODIZING 1. Pengertian Anodizing Anodizing adalah sebuah proses elektrokimia yang bertujuan untuk mempertebal atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam. Lapisan anodik adalah bagian dari logam yang dilapisi, namun memiliki struktur berpori yang memberikan reaksi sekunder seperti pewarnaan. Proses ini juga dapat mengubah permukaan logam menjadi lebih dekoratif, andal, tahan terhadap korosi. Aluminium adalah logam yang paling sesuai untuk anodizing. Logam non-ferrous lainnya yang dapat dipergunakan untuk anodizing adalah magnesium dan titanium. Berikut adalah kelebihan proses pelapisan logam dengan cara anodizing : - Keandalan Pada umumnya produk yang mengalami anodisasi memiliki umur pakai yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Hal ini merupakan implikasi positif dari sifat lapisan yang terikat dengan kuat dengan substrat logam dasarnya. - Stabilitas warna

Makalah Anodizing

  • Upload
    maulia

  • View
    650

  • Download
    156

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jika nilai ER lebih dari satu maka partikel khususnya yang bersifat magnetic akan tertarik dan medan magnet akan menjadi gaya yang paling berpengaruh di-bandingkan ketiga gaya lainnya, begitu pula sebaliknya. Untuk beberapa kondisi contohnya jarak ukuran terlalu sempit maka gaya drag (geser) tidak ada pada konsep ini karena pada magnetic separator ini sangat membutuh kan hal tersebut

Citation preview

Page 1: Makalah Anodizing

ANODIZING

1. Pengertian Anodizing

Anodizing adalah sebuah proses elektrokimia yang bertujuan untuk

mempertebal atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam.

Lapisan anodik adalah bagian dari logam yang dilapisi, namun memiliki

struktur berpori yang memberikan reaksi sekunder seperti pewarnaan.

Proses ini juga dapat mengubah permukaan logam menjadi lebih dekoratif,

andal, tahan terhadap korosi. Aluminium adalah logam yang paling sesuai

untuk anodizing. Logam non-ferrous lainnya yang dapat dipergunakan

untuk anodizing adalah magnesium dan titanium.

Berikut adalah kelebihan proses pelapisan logam dengan cara

anodizing :

- Keandalan

Pada umumnya produk yang mengalami anodisasi memiliki umur pakai

yang lebih lama dan memiliki keandalan yang baik. Hal ini merupakan

implikasi positif dari sifat lapisan yang terikat dengan kuat dengan substrat

logam dasarnya.

- Stabilitas warna

Warna yang diaplikasikan pada lapisan hasil anodisasi tahan terhadap sinar

ultraviolet sehingga tidak mudah pudar.

- Kemudahan perawatan

Goresan dan cacat pada permukaan akibat logam melewati proses

produksi, pemindahan, instalasi, atau bahkan kesalahan akibat

pembersihan yang terlalu sering bukanlah suatu masalah besar. Goresan

maupun cacat tersebut dapat segera dihilangkan dengan menggunakan

sabun dan air yang dapat mengembalikan permukaan logam seperti

semula. Untuk endapan yang lebih sulit, dapat digunakan mild abrasive

cleaners.

Page 2: Makalah Anodizing

- Estetika

Anodizing dapat menghasilkan kilap yang sangat baik dan juga pilihan

warna yang menarik. Tidak seperti proses surface treatment lainnya,

anodizing tetap mengizinkan aluminium mempertahankan tampilan

khasnya sebagai logam.

- Biaya

untuk jangka waktu yang lama, anodizing merupakan pilihan surface

treatment yang dapat memberikan nilai awal dan nilai perawatan yang

lebih rendah dibandingkan proses lainnya.

- Kesehatan dan keselamatan

Anodizing merupakan proses yang sangat aman dan tidak membahayakan

kesehatan manusia. Hasil dari proses anodizing, lapisan anodik, memiliki

stabilitas kimia yang baik, tidak mudah terdekomposisi, tidak beracun, dan

tahan terhadap suhu tinggi mencapai titik leleh aluminium itu sendiri.

2. Anodizing Berdasarkan Sumber Arus

Berdasarkan sumber arus saat proses, anodizing dibagi menjadi

dua, yaitu :

1) AC anodizing

AC anodizing adalah anodizing yang menggunakan arus bolak-

balik (alternating current). Proses pembentukan oksida pada AC

anodizing lebih lambat daripada DC anodizing karena polaritas positif dan

negatif power supply bergantian secara cepat. Anodizing tipe ini sering

digunakan dengan tujuan memperoleh hasil pelapisan dengan kekerasan

rendah. Aplikasi anodizing tipe ini adalah pada pembuatan aluminium foil.

Apabila pembuatan aluminium foil dilakukan menggunakan DC

anodizing, maka akan diperoleh hasil anodizing dengan kekerasan tinggi

yang mengakibatkan aluminium foil akan patah jika di tekuk atau di rol.

Page 3: Makalah Anodizing

Apabila pembuatan aluminium foil ini dilakukan dengan menggunakan

AC anodizing maka akan diperoleh aluminium foil dengan sifat tahan

tekuk dan rol.

2) DC anodizing

DC anodizing adalah anodizing yang menggunakan arus searah

(dirrect current). Proses pembentukan oksida pada DC anodizing lebih

cepat daripada AC anodizing karena polaritas positif power supply selalu

berada pada benda kerja. Anodizing tipe ini sering digunakan dengan

tujuan memperoleh hasil pelapisan dengan kekerasan tinggi. DC anodizing

dapat dilakukan dengan dua metode yaitu continuous anodizing dan pulse

anodizing.

a) Continuous anodizing

Continuous anodizing adalah jenis anodizing yang paling sering

dilakukan. Continuous anodizing dilakukan dengan besar arus yang

dialirkan saat proses anodizing dijaga konstan.

b) Pulse anodizing

Pulse anodizing adalah jenis anodizing yang dilakukan dengan rapat

arus naik turun secara periodik seperti gambar 1. Pulse anodizing ini

dilakukan dengan merubah rapat arus yang diberikan secara cepat.

Dengan demikian pada saat On Time (t1), pembentukan lapisan oksida

akan lebih banyak terjadi karena memiliki arus yang paling tinggi.

Sedangkan pada saat Off Time (t2) , tidak ada pemberian arus, untuk

mencegah panas yang ditimbulkan selama arus yang mengalir (joule

heat), panas yang terjadi akan memicu proses peluruhan yang semakin

cepat dan menyebabkan lapisan yang terbentuk porositasnya semakin

besar.

Page 4: Makalah Anodizing

Gambar 1. The waveform of pulsed current.

keterangan :

ip = arus puncak (A)

iav = arus rata-rata (A)

ton = waktu arus dialirkan (detik)

toff = waktu arus diputus atau arus tidak dialirkan (detik)

Perhitungan On Time dan Off Time dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan berikut :

f = 1t1+ t2

(1)

keterangan :

t1 = On Time (detik)

t2 = Off Time (detik)

f = frekuensi (Hz)

Maka, nilai Off Time dapat ditentukan dari nilai On Time dengan

persamaan:

Page 5: Makalah Anodizing

t2=1−ft1

f

(2)

Misal, jika pada t1 diketahui nilai On Time adalah 0,1 detik dan

frekuensi yang digunakan adalah 6Hz, maka nilai Off Time adalah:

t2=1−ft1

f=1−6 x 0 .1

6=0. 07

detik

Duty cycle

Duty cycle dapat diartikan proporsi arus yang dialirkan selama satu detik

pada metode pulse.

Dapat dilihat pada rumus :

Duty cycle (%) =

t1

t1+ t2 x 100 %

(3)

keterangan :

t1 dan t2 dalam satuan milli - detik.

Maka, nilai duty cycle untuk frekuensi 6 Hz, on time 0,1 detik dan off time

0,07 adalah 60 %.

Pada kenyataanya, proses pulse anodizing tidak dapat terjadi dengan ideal.

Ketika arus terletak pada titik paling rendah (i2) dan menuju ke titik paling tinggi

(i1), kenaikan arus tidak bisa terjadi seketika. Sedangkan penurunan arus dari i1

menuju i2 dapat turun secara drastis. Proses Pulse Anodizing aktual dapat dilihat

pada gambar 2.

Page 6: Makalah Anodizing

Gambar 2. Bentuk aktual proses Pulse Anodizing.

3. Tipe-Tipe Anodizing

Terdapat 3 (tiga) tipe anodizing yang paling umum digunakan antara lain :

Chromic Acid Anodizing (Tipe I)

Tipe ini menggunakan larutan elektrolit chromic acid dan menghasilkan

lapisan yang paling tipis, hanya sekitar 0,5 hingga 2,5 mikron. Pada saat

proses berlangsung, 50% Al2O3 terintegrasi ke dalam substrat dan 50%

pertumbuhan lapisan kearah luar. Dapat meningkatkan ketahanan korosi

pada alumunium. Lapisan yang dihasilkan cenderung lebih ulet

dibandingkan tipe lainnya.

Sulfuric Acid Anodizing (Tipe II)

Tipe ini adalah tipe yang paling umum dilakukan yaitu dengan

menggunakan larutan sulfuric acid sebagai elektrolit dengan kemampuan

menghasilkan lapisan protektif hingga 25 mikron. Selama proses

berlangsung, 67% oksida protektif terintegrasi ke dalam substrat dan

sisanya tumbuh kea rah luar. Lapisan yang dihasilkan permeable dan

porous sehingga dapat dilakukan pewarnaan. Tipe II biasa digunakan

Page 7: Makalah Anodizing

untuk aplikasi arsitektur, bagian pesawat terbang, otomotif, maupun

komputer.

 

Hard Anodizing (Tipe III)

Menggunakan larutan elektrolit yang sama dengan tipe II namun dengan

konsentrasi yang lebih tinggi pada temperatur yang lebih rendah. Lapisan

yang dihasilkan lebih tangguh, memiliki ketahanan abrasi yang baik,

ketahanan korosi, anti pudar, tahan terhadap suhu tinggi, dan memiliki

kekerasan yang baik. Lapisan mencapai ketebalan 75 mikron sehingga

juga dapat menjadi insulator listrik yang baik. Umumnya digunakan pada

peralatan yang membutuhkan ketahanan aus yang sangat tinggi seperti

pada piston dan hydraulic gear.

Gambar 3. Hard anodized hydraulic gear

4. Proses Anodizing

Terdapat 6 (enam) langkah dasar dalam proses anodizing. Langkah-langkah

tertentu tidak dibutuhkan bergantung pada tipe paduan logamnya. Semakin

lama waktu anodizing, semakin dalam permukaan yang teretsa. Berikut adalah

langkah-langkah umumnya :

1. Celupkan bagian logam ke dalam larutan non-etch cleaner pada 55 –

60°C selama 3 – 5 menit, kemudian bilas dengan air bersih.

Page 8: Makalah Anodizing

2. Lakukan pengetsaan, jika menginginkan hasil yang matte lakukan

pada suhu 50°C dalam 50 – 100 g/l NaOH selama satu menit atau

lebih lama, kemudian bilas dengan air bersih.

3. Bagian yang telah dietsa, rendam logam dalam larutan desmut 10%

HNO3 selama 1 menit, bilas dengan air bersih.

4. Lakukan anodisasi dengan besar arus 1 – 1.5 A/dm2 selama 30 – 45

menit pada temperatur kamar (20 - 22°C), bilas selama minimal 1

menit dan lakukan dua kali.

5. Celupkan bagian logam ke dalam dye solution pada temperatur 60oC

selama 15 detik hingga 15 menit, bilas.

6. Lakukan sealing dalam nickel acetate sealant selama minimal 20

menit 85 – 90oC, bilas.

Gambar 4. Alat dan bahan untuk anodizing

Cleaning

Sangat penting untuk membersihkan bagian yang akan dianodisasi agar

diperoleh hasil akhir yang memuaskan. Kebersihan bagian logam dapat

diperiksa dengan menggunakan water-break test. Bagian yang telah

dibersihkan tidak boleh disentuh dengan menggunakan tangan karena dapat

mengakibatkan kotoran dan lemak menempel lagi.

Page 9: Makalah Anodizing

Anodizing

Gambar 5. Tanki anodizing dan rangkaiannya

Logam aluminium yang akan dianodisasi dicelupkan ke dalam larutan

elektrolit, asam sulfat lemah, dan dialirkan arus searah melewatinya.

Aluminium dihubungkan dengan arus positif (bertindak sebagai anoda).

Sedangkan yang bertindak sebagai katoda antara lain ; timbal, aluminium,

maupun grafit, namun yang paling umum digunakan adalah aluminium. Arus

yang melewati bagian aluminium yang akan di anodisasi mengakibatkan

permukaan aluminium (anoda) teroksidasi membentuk aluminium oksida.

Lapisan oksida berbentuk seperti struktur sarang lebah (honeycomb) yang

memiliki banyak pori-pori berukuran mikroskopis. Pori-pori berbentuk seperti

tabung sehingga dapat menampung zat warna untuk pewarnaan.

Page 10: Makalah Anodizing

Gambar 6. Tahap-tahap pembentukan lapisan oksida porous aluminium

Gambar 7. Tampilan permukaan dan penampang melintang lapisan oksida

aluminium. (From T. Kyotani, L. Tsai, and A. Tomita, Chemistry of Materials,

Vol. 8, p 2109, 1996).

Coloring & Mixing

Terdapat beberapa cara untuk mengaplikasikan warna pada permukaan

logam yang baru saja dianodisasi. Cara yang paling mudah dilaukan adalah

dengan mencelupkan bagian logam ke dalam dye solution selama beberapa

waktu. Cara lainnya adalah dengan spraying, brushing, silk screen, dan

sebagainya. Proses pencampuran, selanjutnya disebut mixing, dapat dilakukan

untuk mendapatkan spektrum warna yang lebih kompleks.

Sealing

Nickel acetate sealant panas sebaiknya digunakan untuk menutup pori-

pori lapisan yang telah dianodisasi dan telah diwarnai. Keuntungan yang

diperoleh dengan menggunakan metoda hot sealing ini adalah dapat mencegah

terjadinya color bleeding selama proses berlangsung. Sementara cold sealing

digunakan pada pewarnaan yang sifatnya natural. Cold sealing dilakukan pada

temperatur kamar sehingga lebih hemat energi.

Page 11: Makalah Anodizing

5. Anodizing Pada Aluminium

Proses utama, dalam oksidasi anoda alumunium memerlukan

larutan asam sulfat, asam kromat atau campuran asam sulfat dan asam

oksalat.

t : tebal lapisan

yang

teroksidasi

A. Permukaan alumunium sebelum proses

oksidasi anoda

t : tebal lapisan

t : oksida 2 kali t

B. Permukaan anodisasi alumunium yang menunjukkan

lapisan oksida

Gambar 8. Perubahan Tebal Lapisan Pada Proses Anodizing

Alumunium

Selama proses oksidasi anoda permukaan alumunium dirubah

menjadi oksida alumunium. Ketebalan oksida kurang lebih dua kali

alumunium yang hilang. Lazimnya oksidasi anodik menggunakan asam

sulfat, karena selain murah mudah untuk dikontrol, dan hasil pelapisannya

mempunyai sifat astetik dan fungsional yang luas. Proses anodisasi

dilakukan pada suhu 21°C, rapat arus 130 - 260 A/m2 dan tegangan antara

12 - 22 V.

Ketebalan lapisan oksidasi naik sejalan dengan lamanya

oksidasi berbalikan dengan, apabila suhu dinaikkan ketebalan menurun.

Naiknya suhu mengakibatkan porositas bertambah dan kehilangan

Page 12: Makalah Anodizing

ketahanan abrasi. Beberapa manfaat dari oksidasi anoda alumunium antara

lain :

1. Meningkatkan ketahanan korosi.

2. Meningkatkan adhesi cat.

3. Sebagai alat untuk pelapisan lebih lanjut.

4. Memperbaiki penampilan.

5. Meningkatkan isolasi listrik.

6. Memungkinkan penggunaan lithografi dan photografi.

7. Memperbesar emisivitas.

8. Meningkatkan ketahanan abrasi.

9. Mendeteksi daerah peka retakan.

Larutan elektrolit lain yang digunakan dalam oksida anoda:

a. Asam kromat

lapisanya buram, terbatas untuk ketebalan maksimum sekitar 10 µm

dan jarang digunakan untuk keperluan dekorasi. Fungsinya untuk

alas cat khususnya pada peralatan militer.

b.Asam fosfat

Biasanya digunakan sebelum lapis listrik yaitu pada proses

pengerjaan awal. Hasilnya sangat porous dan menyediakan dasar

locking mekanis untuk lapis listrik.

c. Asam oksalat

Hasil lapisan yang berwarna kuning yang kadang lebih keras dari

hasil asam sulfat, digunakan untuk anodisasi yang tebal.

d.Asam sulfonat

Kombinasi dengan asam sulfat digunakan untuk ngembangkan

anodik warna terpadu pada logam paduan. Perunggu, emas,

kelabu dan

hitam adalah warna yang dapat

diperoleh.

e. Asam borak

Digunakan dalam lapis tanggul untuk kepasifan listrik, asam sitrat

Page 13: Makalah Anodizing

dan tartrat digunakan juga.

6. Reaksi Yang Terjadi

Jika arus searah mulai dijalankan pada sel anodizing dengan

larutan elektrolit asam sulfat maka katoda akan bermuatan negatif dan

anoda akan bermuatan positif. Asam sulfat akan terurai menjadi kation H+

dan ion SO42-. Kation – kation H+ akan bergerak menuju katoda dan di sisi

lain akan dinetralkan oleh elektron – elektron katoda sehingga akan

terbentuk gas H2.

6H+ + 6e 3 → ־ H2(g)

Al pada anoda akan terurai menjadi ion Al3+ dan bergerak ke katoda.

2Al → 2Al3+ + 6e -

Karena ion positif Al3+ tidak tereduksi pada katoda, reaksi yang terjadi :

3H2O + 3e- → 3OH- + 3/2H2 (g)

Demikian juga pada ion SO42- tidak teroksidasi pada anoda, reaksi diganti

oleh :

3H2O → 6H+ + 3O2-

Pada permukaan anoda (antara logam dan lapisan barier) gambar 6, terjadi

reaksi antara ion Al3+ dengan oksida atau hidroksida untuk menghasilkan

aluminium oksida (ion hidrogen akan terlepas menuju larutan dan

membentuk gas H2).

2 Al3+ + 3O2 ־ → Al2O3

2 Al3+ + 3OH ־ → Al2O3 + 3H+

Sehingga didapatkan reaksi keseluruhan:

2 Al + 3 H2O → Al2O3 + 6H+ + 6e־

Ketebalan lapisan oksida yang dihasilkan dari proses anodizing,

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, jenis larutan elektrolit,

current density, durasi proses anodizing, dan lain – lain. Pada gambar 10

dijelaskan tentang pengaruh current density (rapat arus) terhadap

pertumbuhan lapisan oksida dimana secara teori peningkatan ketebalan

Page 14: Makalah Anodizing

akan terjadi secara konstan sedangkan pada kenyataannya peningkatan

ketebalan akan semakin berkurang, hal ini dipengaruhi oleh adanya

peluruhan local Joule’s heating yang disebabkan pemakaian current

density yang terlalu besar.

Gambar 9. Reaksi Dimana Pembentukan Lapisan Oksida

Gambar 10. Grafik Perubahan Ketebalan Lapisan terhadap Current

Density

Page 15: Makalah Anodizing

Gambar 11. Mekanisme Pembentukan Lapisan Oksida

Lapisan oksida yang terbentuk pada hasil anodizing dengan larutan

elektrolit asam sulfat akan menghasilkan lapisan yang berpori seperti pada

gambar 8. Pada mulanya arus yang melewati elektroda aluminium tinggi

karena hanya melewati logam aluminium. Kemudian arus mulai menurun

karena barrier atau non porous layer yang rapat dan tipis terbentuk.

Lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan aluminium ini mempunyai

hambatan yang lebih tinggi daripada aluminium sendiri (periode a).

Lapisan oksida yang terbentuk menjadi lebih tebal oleh karena itu

hambatan menjadi lebih tinggi yang menyebabkan arus terus menurun

(periode b). Kecenderungan kurva keatas pada periode b berdasar pada

lapisan oksida yang terbentuk akan kasar pada barier layer. Aliran arus

akan lebih terkonsentrasi pada permukaan yang lebih tipis, yang

menyebabkan temperatur elektrolit meningkat sehingga terjadi peluruhan

pada daerah ini. Peluruhan akan terus terjadi yang menyebabkan lapisan

yang semakin tipis, ini menyebabkan resistansi didaerah ini lebih kecil

yang menyebabkan arus akan meningkat (periode c). Pada tahap ini

pembentukan lapisan porous oksida mulai terbentuk dan arus akan stabil,

dimana kecepatan pembentukan dan peluruhan tetap atau stabil (periode

d). Proses peluruhan terjadi karena pemberian energi yang terlalu besar

melebihi energi ikatan Al-O pada Al2O3. Reaksi peluruhan yang terjadi

adalah sebagai berikut:

Al2O3 + 6H+ → 2 Al3+(aq) + 3H2O

Peluruhan yang terjadi ada dua, yaitu peluruhan secara kimia (chemical

dissolution) dan peluruhan karena medan listrik yang terlalu besar dan

terkonsentrasi (field-assisted dissolution). Peluruhan secara kimia karena

tingkat keasaman dari elektrolit. Peluruhan karena medan listrik yang

terkonsentrasi pada barrier layer menyebabkan kenaikan temperatur pada

ketebalan lapisan yang lebih tipis sehingga memicu proses peluruhan, ini

disebut local Joule’s heating. Peluruhan karena medan listrik sangat besar,

yaitu sekitar 300 nm lapisan oksida yang luruh setiap satu menit dan

Page 16: Makalah Anodizing

peluruhan secara kimia lebih lambat, yaitu sekitar 0,1 nm lapisan oksida

yang luruh setiap satu menit.

7. Pewarnaan Lapisan Anodizing

Hampir semua alumunium dan paduanya dapat dioksidasi anoda

dan diwarnai sesuai dengan yang diinginkan. Jenis anodik porous dapat

diwarnai dengan obat organik, pigmen anorganik tertentu dan secara lapis

listrik pula.

a. Pewarna organik.

Setelah anodisasi dan pembilasan dengan air dingin, benda kerja

dimasukkan dalam larutan pelarut organik yang mengandung

beberapa gram/liter pewarna pada suhu 65oC, Konsentrasi pewarna

dan kontrol pH bervariasi terhadap pewarna. Waktu celup 5 - 15

menit. Setelah pewarnaan, benda kerja dibilas dalam air dingin dan

dilakukan sealing.

b. Pigmentasi dengan mineral.

Impregnasi lapisan anodik dengan pigmen mineral termasuk

presipitasi. Bahan-bahan tak larut seperti oksida logam, sulfida dan

besi sianid dalam lubang oksida bisa sampai dua proses. Hasil

dapat lebih baik daripada pewarna organik.

c. Lapis listrik.

Metode dan bahan yang digunakan masih menjadi rahasia

perusahaan, tetapi prinsipnya seperti pada lapis listrik.

Hasilnya paling baik dari metode yang lain

Gambar 12. Pewarna Organik

Page 17: Makalah Anodizing

8. Sealing Lapisan Anodik

Manfaat dan keindahan hasil proses anodik pada alumunium sering

tergantung pada jenis dan kualitas perlakuan pasca anodik yang

digunakan. Istilah sealing secara umum sebagai penjaga agar bahan

atau pengaruh fisis tidak masuk untuk mempengaruhi lapisan anodik.

Sealing dilakukan pada air yang panas yang menyebabkan hidrasi dari

lapisan anodik. Diharapkan sealant terserap oleh lapisan anodik.

Jikalapisan anodik dimasukkan dalam air murni pada suhu yang

dinaikkan. Air bereaksi dengan alumunium oksida membentuk boehmite :

Al2O3 + H2O 2AlOOH

Sealant itu yang akhirnya berguna dalam menghambat reactan yang

lain.

a. A i r

Sealant yang luas digunakan ada1ah air murni atau air distilasi yang

rendah kandungan padatan dan bebas dari fosfat, rilikat, fluorit,

dan klorit. Suhu yang digunakan untuk sealing 90°-100° C Pada

suhu rendah butuh waktu sealing yang lebih lama. Waktu yang

dibutuhkan untuk mencapai boehinite pada suhu dibawah 65°C

sampai tak terhingga. Untuk pelayanan hidrasi pH sealing harus

5,5- 6,5 natrium asetat digunakan untuk kontrol pH. Waktu

sealing untuk tebal 2,5 um kurang lebih 10 menit, waktu bisa

mencapai 60 menit untuk ketebalan diatas 65 mikro mill. Surfactan

bisa juga digunakan agar endapan dapat halus. Beberapa macam

sealing yang lain adalah :

1. Nikel asetat.

2. Dikromat.

3. Silikat.

4. Bahan organic.

5. Teknik penguapan.

6. Sealing ganda.

Page 18: Makalah Anodizing

9. Metode-metode Anodizing

- Continuous Coil Anodizing

Digunakan untuk menghasilkan lapisan anodik dengan karakteristik

sebagai berikut :

o High volume

o Coiled sheet

o Foil

o Products with less severe forming

Kelebihan menggunakan metode ini adalah :

o Logam dan lapisan yang dapat digunakan lebih beragam

o Dapat dibentuk ketebalan yang lebih bervariasi

o Memerlukan lebih sedikit material handling

o Ketepatan dan keseragaman warna

o Cost effective

Kekurangan metode ini adalah :

o Bagian yang mengalami proses stamping tidak dapat terlapisi

o Saat terbentuk lapisan yang terlalu tebal, permukaannya menjadi

tidak rata

o Hanya dapat diaplikasikan untuk coil dan lembaran saja

- Sheet Anodizing

Dapat digunakan untuk benda-benda yang ukurannya sangat lebar dan

besar. Atau dapat juga untuk diaplikasikan pada produk yang diproduksi

secara massal.

Kelebihan metode sheet anodizing adalah :

o Membutuhkan tahap yang lebih sedikit

o Lapisan yang terbentuk dapat lebih tebal dan tetap baik

o Dapat melapisi bagian-bagian sudut

Page 19: Makalah Anodizing

Kekurangan metode ini adalah :

o Kurangnya variasi warna

o Membutuhkan biaya yang lebih besar

o Ketebalan yang dihasilkan tidak merata

- Batch/Piece Anodizing

Dapat digunakan pada benda-benda yang diberi pengerjaan atau

pembentukan. Biasanya digunakan pada produk seperti ekstrusi dan benda

coran.

Kekurangan metode ini adalah :

o Kurangnya variasi warna

o Memerlukan penanganan material yang lebih baik

o Biaya yang lebih besar

10. Aplikasi Anodizing

Anodizing banyak digunakan pada peralatan sehari-hari. Pada

umumnya dilakukan untuk tujuan dekoratif selain untuk melindungi

logam dari degradasi. Berikut adalah contoh gambar-gambar peralatan

yang dianodisasi.

Gambar 13. Anodized casings

Page 20: Makalah Anodizing

Gambar 14. Peralatan mendakin gunung yang dianodisasi agar tahan goresan

dan tidak mudah aus.

Gambar 15. Kerangka luar pemutar musik yang dianodisasi agar tahan

oksidasi yang menyebabkan degradasi akibat atmosferik maupun jejak tangan.

Page 21: Makalah Anodizing

REFERENSI

Davis, Joseph R. (1993). Aluminum and Aluminum Alloys (4th ed.).

T. Kyotani, L. Tsai, and A. Tomita, Chemistry of Materials, Vol. 8, p 2109, 1996

http://www.anodizing.org/Reference/reference_guide.html

http://www.defelsko.com/applications/anodizing/Anodizing.htm

Fontana, M. G. (1987). Corrosion Engineering. Singapura: McGraw Hilll Book

Company.

https://www.scribd.com/doc/47312729/Anodizing

https://www.scribd.com/doc/11501668/Anodising-alumunium#download

http://www.wartasaranamedia.com/pengertian-anodizing-anodisasi-2/

Page 22: Makalah Anodizing

MAKALAH TEKNIK PELAPISAN BAHAN

“ANODIZING”

Disusun Oleh :

Cikeu Nurislam Medina 3334131994

Dikki Purwantoni 3334121352

Panji Prabowo Mukti 3334131786

Indrajat Wijaya Kusuma 3334130488

Iqbal Al-Aziz 3334120895

Rabin Ardiansyah 3334121413

JURUSAN TEKNIK METALURGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON – BANTEN

Page 23: Makalah Anodizing

2015