11
Makalah Balaghah Al- Kinayah 1. Pengertian Menurut Ahmad Al-Hasyimi (1960) kata Kinayah ( ة اي ن ك) merupakan bentuk mashdar dari kata kerja ( ة اي ن ك ى – كن ي ى – كن). Secara leksikal Kinayah bermakna “ م كل ت ي ما ه ر ي غ ة د ي ري ي سان! و ن% ة لإ “ ي(suatu perkataan yang diucapkan oleh seseorang, akantetapi maksudnya berbeda dengan teks yang diucapkannya). Dalam ungkapan Bahasa Arab biasa diucapkan; “ ة اي ن ك ا كد ي" maksudnya adalah; “saya meninggalkan ungkapan yang sharih/jelas dengan ucapan tersebut”. Sedangkan Kinayah secara terminologi adalah : ى صل- ى لإ عن م ل ا واز ج ع م اه ن ع م م ة لإز د ي و ازي ق ل ط- لإم ا كArtinya : “suatu kalimat yang diungkapkan dengan maksud makna kelazimannya, akantetapi tetap dibolehkan mengambil makna haqiqihnya”. Kinayah merupakan salah satu dari tiga bahasan yang menjadi kajian ilmu bayan. Kedua bahasan lainnya adalah Tasybih dan Majaz. Ketiga bahasn ini sama-sama terkait dengan gaya bahasa dan keindahan dalam pengungkapan. Majaz merupakan bentuk lain dari tasybih. Perbedaan antara tasybih dan majaz terletak pada ada atau tidaknya tharafain (musyabbah atau musyabbah bih). Dalam majaz salah satu dari tharafain (musyabbah atau musyabbah bih) tersebut dibuang. Perbedaan antara majaz dan kinayah terletak pada hubungan antara makna haqiqih (denotatif) dengan makna majazi

Makalah Balaghah Al-Kinayah

  • Upload
    munir

  • View
    593

  • Download
    51

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Balaghah Al-Kinayah, Sebuah Balaghah

Citation preview

Page 1: Makalah Balaghah Al-Kinayah

Makalah Balaghah Al-Kinayah1. PengertianMenurut Ahmad Al-Hasyimi (1960) kata Kinayah (كناية) merupakan bentuk mashdar dari kata kerja ( كناية – – يكنى Secara leksikal Kinayah .(  كنىbermakna “ غيرهمايتكلم به يريد و إلنسان suatu perkataan yang diucapkan) “ بهoleh seseorang, akantetapi maksudnya berbeda dengan teks yang diucapkannya). Dalam ungkapan Bahasa Arab biasa diucapkan; “ بكذاكناية" maksudnya adalah; “saya meninggalkan ungkapan yang sharih/jelas dengan ucapan tersebut”.Sedangkan Kinayah secara terminologi adalah :

ألصلى جوازالمعنى مع معناه الزم به اريد و أطلق كالمArtinya :“suatu kalimat yang diungkapkan dengan maksud makna kelazimannya, akantetapi tetap dibolehkan mengambil makna haqiqihnya”.Kinayah merupakan salah satu dari tiga bahasan yang menjadi kajian ilmu bayan. Kedua bahasan lainnya adalah Tasybih dan Majaz. Ketiga bahasn ini sama-sama terkait dengan gaya bahasa dan keindahan dalam pengungkapan. Majaz merupakan bentuk lain dari tasybih. Perbedaan antara tasybih dan majaz terletak pada ada atau tidaknya tharafain (musyabbah atau musyabbah bih). Dalam majaz salah satu dari tharafain (musyabbah atau musyabbah bih) tersebut dibuang.Perbedaan antara majaz dan kinayah terletak pada hubungan antara makna haqiqih (denotatif) dengan makna majazi (konotatif). Pada ungkapan berbentuk majaz, teks harus dimaknai secara majazi dan tidak boleh dimaknai secara haqiqih. Sedangkan pada ungkapan kinayah, teks harus dimaknai dengan makna lazimnya, akantetapi dibolehkan juga dimaknai secara haqiqih.

2. Kategorisasi Kinayaha. Kategorisasi Kinayah dari Aspek MaknaKinayah dalam bidang ilmu balagah sangatlah beragam tergantung dari aspek makna kita memandangnya. Jenis-jenis Kinayah pada dasarnya dapat dilihat dari dua aspek; pertama, dari aspek makny ‘anhu-nya (kata-kata yang di-kinayah-kan); kedua, aspek wasaith (media)-nya. Qazwaini (1998), dalam kitabnya al-ldlah fi ‘ilm al-balagah, membagi Kinayah pada tiga jenis, yaitu; kinayah gairu sifah wa an-nisbah, sifah dan nisbah.Konsep sifat pada Kinayah adalah sifat maknawiyah (sesuatu yang menempel pada dzat), bukan sifat dalam konsep nahwiyah. Kinayah sifat ada dua jenis, yaitu kinayah qaribah (perpindahan makna dari makna asal kepada makna lazimnya tanpa perantara, karena cukup jelas), dan kinayah ba’idah (perindahan makna kepada makna lazimnya melalui media yang banyak).

Page 2: Makalah Balaghah Al-Kinayah

Para ulama balagah membagi kinayah dari aspek makny ‘anhu-nya menjadi tiga jenis, sebagai berikut:1) Kinayah ShifahKinayah Shifaf adalah pengungkapan sifat tertentu tidak dengan jelas, melainkan dengan isyarah atau ungkapan yang dapat menunjukkan maknanya yang umum. Istilah sifat yang merupakan jenis kinayah pada ilmu balagah berbeda dengan istilah sifat pada ilmu nahwu. Sifat sebagai salah satu karakteristik kinayah berarti sifat dalam pengertiannya yang maknawi, seperti : kedermawanan, keberanian, panjang, keindahan dan sifat-sifat lainnya. Menurut Bakri Syeih Amin (1982) sifat disini merupakan lawan dari dzat.Kinayah shifah menurut Ahmad Al-Hasyimi mempunyai dua jenis, yaitu:• Kinayah QaribahSuatu kinayah dinamakan kinayah qaribah apabila perjalanan makna dari lafadz yang di-kinayah-kan (makny ‘anhu) kepada lafadz kinayah tanpa melalui media atau perantara.Contoh :

النجاد طويل العماد رفيعUngkapan “ العماد “ dan ”رفيع النجاد pada asalnya bermakna; ‘tinggi  ”طويلtiangnya’ dan ‘panjang sarung pedangnya’. Dalam uslub kinayah, lafadz-lafadz tersebut bermakna ‘terhormat’ dan ‘pemberani’. Sehingga kita melihat bahwa perpindahan makna dari makna asal ke makna kinayah, terjadi tanpa melakukan wasilah atau perantara berupa lafadz-lafadz yang lainnya.• Kinayah Ba’idahDalam kinayah jenis ini, perpindahan makna dari makna pada lafadz-lafadz kinayah memerlukan lafadz-lafadz lain untuk menjelaskannya. Contohnya ada pada ungkapan “ الرماد ;ungkapan di atas apada asalnya bermakna ”كثيرbanyak abunya, kemudian digunakan sebagai bentuk kinayah untuk menyifati seseorang yang memiliki sifat dermawan.Proses perpindahan dari makna asal kepada makna kinayah pada ungkapan ini memerlukan beberapa lafadz dan ungkapan lain untuk menjelaskannya. Urutan makna dari banyak abunya kepada sifat dermawan bisa dilihat dari ungkapan-ungkapan berikut :o Seseorang yag banyak abunya berarti banyak menyalakan apio Orang yang banyak menyalakan api berarti banyak memasako Orang yang banyak memasak berarti banyak tamunyao Orang yang banyak tamunya biasanya orang yang dermawan

2) Kinayah MausufSuatu uslub disebut kinayah mausuf apabila yang menjadi maknu ‘anhu-nya atau lafadz yag di-kinayah-kannya adalah mausuf atau dzat. Lafadz-lafadz

Page 3: Makalah Balaghah Al-Kinayah

yang dikinayah-kan pada jenis kinayah ini adalah mausuf, seperti ungkapan “انيل yang bermakna ‘bangsa Mesir’. Ungkapan tersebut merupakan “ أبناء

mausuf (dzat) bukan sifat.Kinayah mausuf ada dua jenis, yaitu:• Kinayah yang makny ‘anhu-nya diungkapkan hanya dengan satu ungkapan, seperti ungkapan “ ألسرار “ sebagai kinayah dari lafadz ,“ موطن.”القلب• Kinayah yang makny ‘anhu-nya diungkapkan dengan ungkapan yang banyak, seperti ungkapan “ حى ألظفار عريض القامة sebagai kinayah “ مستوىdari lafadz “إلنسان”. Pada jenis kinayah ini, harus diikhususkan untuk mausuf, tidak untuk yang lainnya.

3) Kinayah NisbahSuatu bentuk kinayah dinamakan kinayah nisbah apabila lafadz yang menjadi kinayah bukan merupakan sifat dan bukan pula merupakan mausuf, akantetapi merupakan hubungan sifat kepada mausuf.Contoh:

ملءبرديك # والكرم ثوبيك بين المجدArtinya :“keagungan berada di kedua pakaianmu, dan kemuliaan itu memenuhi kedua baju burdamu”.Pada syi’ir di atas, pembicara bermaksud menisbahkan keagungan dan kemuliaan orang yang diajak bicara. Namun, ia tak dapat menisbatkan kedua sifat itu secara langsung kepadanya, melainkan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya, yakni dua pakaian dan dua selimut. Kinayah yang berupa penisbatan seperti ini dinamakn kinayah nisbah.

b. Kategorisasi Kinayah dari Aspek Wasaith (Media)Selain dari aspek makny ‘anhu-nya, kategorisasi kinayah dapat ditinjau dari aspek wasaith-nya (lafadz-lafadz atau makna-maknayang menjadi media atau penyambung dari makna haqiqi kepada makna majazi) dapat dibagi menjadi empat kategori yaitu, ta’ridh, talwih, ramz dan ima.1) Ta’ridh (sindiran)Secara leksikal, ta’ridh berarti suatu ungkapan yang maknanya menyalahi zhahir lafadz. Sedangkan secara terminologi, ta’ridh berarti suatu ungkapan yang mempunyai makna yang berbeda dengan makna sebenarnya. Pengambilan makna tersebut didasarkan kepada konteks pengucapannya (Bakri Syaikh Amin, 1980).Contoh ungkapan ta’ridh bias dilihat pada hadits tentang seseorang yang berkata kepada orang yang suka menyakiti saudaranya, sebagai berikut :

ويده لسانه من المسلمون سلم من المسلم

Page 4: Makalah Balaghah Al-Kinayah

Artinya:“seorang muslim yang benar adalah apabila sesame muslim yang lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya”.Ungkapan di atas merupakan sindiran bagi seseorang yang suka menyakiti saudaranya, maka hilanglah sifat-sifat muslim dari padanya.Orang Arab sendiri biasa mengungkapkan sesuatu dengan model ta’ridh. model ini lebih halus dan indah dibandingkan dengan pengungkapan secara terang-terangan. Jika seseorang mengungkapkan sifat orang lain dengan terang-terangan maka orang tersebut tentu akan merasa terhina.

2) TalwihSecara bahasa talwih berarti, “engkau menunjuk kepada orang lain dari kejauhan”. Sedangkan secara terminologi, Bakri Syaikh Amin (1980) mengatakan : “talwih adalah jenis kinayah yang didalamnya terdapat banyak wasaith (media), dan tidak menggunakan gaya ta’ridh”. Dengan bahasa lain, Taufiq Alfail (1987) mengatakan bahwa talwih adalah jenis kinayah.Mengomentari talwih dalam Al-Qur’an, Zarkasyi (2003) berkata : “talwih adalah seorang mutakallim member isyarah kepada pendengarnya pada sesuatu yang dimaksudkannya”.Contoh talwih dalam hal ini adalah firman Allah Swt. Dalam surah Al-Anbiya’ ayat 63 :

ألنبياء ( : ينطقون نو كا إن فاسألهم هذا كبيرهم فعلوه بل )٦٣قالArtinya:“Ibrahim menjawab : sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.Maksud ungkapan “فاسألهم” adalah untuk “استهزاء” sekaligus mengungkapkan hujjah akan kebenaran tauhid kepada mereka. Pada talwih untuk mencapai makna yang lazimnya, maka ia memerlukan wasaith (media) yang cukup banyak, makna yang dimaksud di dalamnya sendiri tidak diungkapkan.Contoh ungkapan talwih dalam sebuah syi’ir.

الفصيل # مهزول الكلب جبان ى فإن عيب من في يك وماArtinya:“padaku tidak terdapat aib,Karena aku adalah orang yang selalu menghormat tetamu”.Pada syi’ir tersebut terdapat ungkapan “ الكلب “ dan ”جبان الفصيل .”مهزولKedua ungkapan ini pada dasarnya menggunakan gaya bahasa kinayah. Kedua ungkapan ini bermakna seseorang yang mulia. Ungkapan “ الكلب ,”جبانmempunyai pengertian bahwa dia sering mencegah anjingnya menggonggong pada tetamu yang dating. Upaya ia mencegah anjingnya ini

Page 5: Makalah Balaghah Al-Kinayah

merupakan bentuk penghormatan pada tetamunya. Kebiasaan menghormat tetamu menunjukkan banyak sekali yang datang kepadanya. Dan banyak tetamu yang datang menunjukkan bahwa dia itu orang baik dan mulia.Ungkapan ini merupakan kinayah. Adanya perpindahan makna dari haqiqi kepada arti yang lazimnya melalui beberapa wasaith (media) dinamakan kinayah talwih.

3) Ima atau isyarahKinayah jenis ini merupakan kebalikan dari talwih. Didalam ima, perpindahan makna asal kepada makna lazimnya terjadi melalui media (wasaith) yang sedikit. Pada kinayah jenis ini, makna lazimnya tampak dan makna yang dimaksud juga dekat.Contoh firman Allah Swt. Pada surah al-Kahfi ayat 43 :

الكهف ( : خاوية وهي فيها انفق ما على كفيه يقلب )٤٣فاصبحArtinya:“maka ia membolak-balikkan kedua telapak tangannya terhadap apa yang ia infkkan, sedangkan telapak tangannya itu kosong”.Pada ayat di atas terdapat ungkapan “ كفيه makna asal ungkapan ”يقلبtersebut adalah ‘membolak-balikkan kedua telapak tangannya’. Ungkapan tersebut merupakan ungkapan kinayah yang maksudnya menyesal. 

4) Ramz Secara bahasa ramz berarti isyarah dengan dua bibir, dua mata, dua alis, mulut, tangan dan lisan. Isyarah-isyarah tersebut biasanya dengan cara tersirat. Sedangkan istilah, ramz adalah jenis kinayah dengan wasaaith yang sedikit dari lazimnya tersirat.Contoh ungkapan kinayah ramz adalah :“ القفا عريض “ dan (lebar tengkuknya) ”فالن الوسادة (lebar bantalnya) ”عريضsebagai kinayah untuk mengungkapkan orang idiot atau bodoh.

4. Hubungan Kinayah dan MajazMajaz dan kinayah pada dasarnya adalah dua dari tiga model uslub (gaya pengungkapan) dalam bahasa Arab. Dua model uslub ini dibahas dalam ilmu bayan, yaitu suatu cabang kajian dari ilmu balagah, yang membahas model-model pengungkapan suatu ide kedalam uslub yang beraneka ragam.Di antara kedua uslub ini terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Perbedaan di antara keduanya sangatlah tipis, sehingga sering terjadi ikhtilaf di antara para ahli bahasa dalam menentukan apakah suatu ungkapan itu masuk ke dalam majazi atau kinayah. Persamaan antara kinayah dan majaz keduanya sama-sama berkaitan dengan makna yang tsawani (majazi). Sedangkan perbedaannya terletak pada qarinah. Pada majaz, qarinah bisa

Page 6: Makalah Balaghah Al-Kinayah

bersifat lafhziyyah dan bisa juga bersifat ma’nawiyyah sedangkan pada kinayah, qarinah-nya harus tersirat; pada majaz qarinah mencegah pengambilan makna haqiqi sedangkan pada kinayah, qarinah tidak mencegah untuk mengambil makna haqiqi.Mengenai qarinah didalam majaz dan kinyah ini, terdapat perbedaan pendapat di antara para pakar ilmu balagah dan para pakar ilmu fiqh. Para pakar ilmu balagah berpemdapat bahwa qarinah pada majaz berbeda dengan qarinah pada kinayah. Qarina pada majz mengharuskan kita untuk mengambil makna majazi dan meninggalkan maknahaqiqi-nya. Sedangkan prara pakar ilmu fiqih berpendapat –walau tidak semuanya –bahwa tidak ada perbedaan di antara qarinah majaz dan kinayah. Qarinah pada majaz dan kinayah boleh antara mengambil makna dan makna majazi.Pada ungkapan “ أسد الحمام tidak bias ditakwilkan dengan ”أسد“ kata ,”فىmakna lain karena terdapat qarinah yang menolak ungkapan tersebut dimaknai secara haqiqi. Sedangkan Syakaki, seperti yang dikutip  Qazwaini melihatnya dari sisi lain. Dia berpendapat bahwa perbedaan majaz dan kinayah adalah, jika pada majaz, perpindahan makna terjadi dari malzum kepada lazim; sedangkan pada kinayah, perpindahan makna terjadi dari lazim kepada malzum. Selain itu, kelaziman sendiri merupakan kekhasan yang ada pada kinayah.

5. Hubungan Kinayah dan IrdafSelain bersinggungan dengan majaz, kinayah juga berkaitan dengan irdaf (sinonim). Menurut para pakar ilmu bayan, esensi kinayah merupakan irdaf. Sedangkan para pakar ilmu badi’ mengatakan bahwa irdaf berbeda dengan kinayah. Kinayah adalah menetapkan dari beberapa makna dengan tidak menggunakan lafadz yang seharusnya, akantetapi menggunakan sinonimnya sehingga pengambilan maknanya cenderung kepadanya.Menurut Al-Asrari (1987) ungkapan “ النجادطويل” maknanya adalah “ Orang Arab tidak menyebutkan tujuan dari pengungkapannya .”القامةطويلsecara khusus, akantetapi dapat sampai kepada makna yang dimaksud melalui ungkapan lain, yaitu sinonimnya secara haqiqi. Kita bisa melihat bahwa jika seseorang yang tinggi badannya maka tinggi pula sarung pedangnya.Mengomentari masalah kinayah dan irdhaf, Suyuti (2003) berkata: “salah satu jenis badi’ yang menyerupai kinayah adalah irdaf yaitu seorang mutakallim ingin mengungkapkan sesuatu, akantetapi tidak menggunakan lafadz yang seharusnya dan tidak pula ada isyarah yang menunjukinya. Lafadz yang digunakan adalah sinonim dari lafadz yang seharusnya”.Contoh firman allah Swt. Pada surah Al-Baqarah ayat 210 :

Page 7: Makalah Balaghah Al-Kinayah

ترجع الله إلى و مر األ وقضي والمالءكة الغمام من ظلل الله تيهم أ ي أن إال ينظرون هلالبقرة ( : )٢١٠األمور

Ungkapan “ مر األ pada ayat di atas adlah singkatan dari kalimat yang ”وقضيpanjang, yaitu pengungkapan:

نجاته الله قضى نجامن و هالكه الله قضى من األمروهلك وقضيSelain bertujuan untuk menyingkat kalimat, ungkapan kinayah diatas juga untuk mengingatkan bahwa kehancuran dan keselamatan seseorang dikarenakan perintah dari yang memerintah.Ada yang berpendapat bahwa perbedaan antara kinayah dan irdhaf adalah, irdaf berpindah dari yang disebutkan kepada yang ditinggalkan; sedangkan kinayah maknanya berpindah dari yang lazim kepada yang malzum.

6. Perbedaan Kinayah dan Ta’ridhZamakhsyary seperti dikutip Suyuti (2003) berkata : “kinayah adalah menyebutkam sesuatu bukan dengan menggunakan lafadz yang seharusnya. Sedangkan ta’ridh adalah mengungkapkan makna sesuatu dengan tidak menyebutkannya. Sedangkan Ibnu Atsir menyebutkan : “kinayah adalah suatu ungkapan yang mengandung makna haqiqi dan majazi dengan gambaran yang mencakup keduanya. Sedangkan ta’ridh adalah suatu ungkapan yang mengandung  makna dengan tidak melihat dari sisi haqiqi dan majazinya.Contoh pada surah At-Taubah pada ayat 81:

اتوبة ( : ا حر أشد م جحن نار )٨١قلAyat tersebut tidaklah bertujuan untuk menjelaskan panasnya api neraka, akantetapi bermakna lazimnya, yaitu bahwa mereka akan menemukan panasnya jahannam jika mereka menolak berjuang. Sedangkan ta’ridh adalah lafadz yang digunakan pada maknanya melalui isyarah yang lain. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya : 63

األنبياء ( : ينطقون كانو إن لوهم سأ فا هذا كبيرهم فعلوه بل )٦٣قلPada ayat di atas, kata “فعلوه” dinisbatkan kepada “كبيرهم” yang dianggap sebagai Tuhan seakan-akan marah jika mereka menyembah yang kecilnya. Ungkapan ini sekaligus member isyarah kepada penyembahnya, bahwa tidak pantas mereka menyembahnya jika mereka menggunakan akalnya.

- See more at: http://thalekang.blogspot.com/2013/11/makalah-balaghah-al-kinayah.html#sthash.zZRRLagJ.dpuf