Upload
ra-mouri-chan
View
2.448
Download
112
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipersembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
menganugerahkan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sebagaimana yabg diharapkan.
Makalah yang berjudul “Dampak tsunami terhadap perkembangan konstruksi” ini
dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin
mengumpulkan bahan-bahan dalam pembuatannya. Jika makalah makalah ini
masih banyak kesalahan atau kekurangan maka penyusun memohon maaf sebesar-
besarnya.
Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini
yang akan datang.
Medan, 16 Juni 2010
Penyusun
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan
kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi
yang terjadi di dasar laut. Gempa ini diikuti oleh perubahan permukaan laut yang
mengakibatkan timbulnya penjalaran gelombang air laut secara serentak tersebar
ke seluruh penjuru mata angin. Sedangkan pengertian gempa adalah pergeseran
lapisan tanah dibawah permukaan bumi. Ketika terjadi pergeseran tersebut timbul
getaran yang disebut gelombang seismik dari pusat gempa menjalar ke segala
penjuru. Tsunami dapat juga diartikan sebagai perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan air laut secara vertical dengan tiba-tiba.
1.2 Tujuan
Dampak yang ditimbulkan dari tsunami sangatlah besar, tingkat kerusakan
meliputi semua yang ada dalam jarak sapu gelombang. Terutama dalam
infrastruktur. Oleh karena itu Ahli Teknik Sipil dapat berperan dalam menganalisa
bangunan infrastruktur yang telah ada maupun yang akan dibangun dengan lebih
memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan gempa dan Tsunami,
terutama pada area yang secara jelas berpotensi terjadi gempa tektonik. Sehingga
makalah ini dibuat sebagai kajian atau pertimbangan terhadap pembangunan di
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
sepanjang pesisir pantai agar kerugian yang ditimbulkan jika terjadi tsunami tidak
terlampau besar.Dan juga makalah ini sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan tentang konstruksi bagi mahasisiwa teknik sipil pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
1.3 Permasalahan
Sampai saat ini para ilmuwan tidak dapat meramalkan terjadinya gempa bumi dan
tsunami . Namun dengan melihat catatan sejarah para ilmuwan dapat mengetahui
tempat-tempat yang rawan tsunami. Pengukuran tinggi gelombang dan batas
landaan dari kejadian tsunami masa lalu akan berguna untuk memperkirakan dan
mengurangi dampak tsunami di masa depan.
Dalam makalah ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam bidang
konstruksi untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh tsunami yaitu
dengan pengadaan:
Pemecah gelombang (Breakwater)
Rumah tahan gempa
Diding penahan laju tsunami (Seawall)
Selain hal tersebut diatas ada hal tambahan untuk mengantisipasi tsunami,yaitu
dengan adanya alat-alat system peringatan dini dan juga pengadaan hutan bakau
di sepanjang pantai.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
1.4 Batasan masalah
Adapun hal yang dibahas dalam makalah ini mencakup:
1. Defenisi breakwater secara umum,fungsinya,struktur dan pemasangan
breakwater.
2. Stuktur rumah tahan gempa.
3. Defenisi seawall secara umum dan fungsi seawall.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan tsunami
Istilah tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang Tsu artinya pelabuhan dan nami
artinya gelombang laut. Menjadi bagian bahasa dunia, setelah gempa besar 15
Juni 1896, yang menimbulkan tsunami besar melanda kota pelabuhan Sanriku
(Jepang) dan menewaskan 22.000 orang serta merusak pantai timur Honshu
sepanjang 280 km Dari kisah inilah muncul istilah tsunami, sehingga tsunami
berarti gelombang laut yang menghantam pelabuhan. (sumber: BMKG)
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan
kedalaman 7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam.
Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi
gelombangnya di tengah laut tidak lebih dari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang
sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan
gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua
puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak
gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang
dangkal, teluk, atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun
tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
2.1.1 Gejala datangnya tsunami
Gejala yang mungkin terjadi jika akan datang gelombang tsunami adalah sebagai
berikut.
Biasanya diawali dengan gempa bumi yang sangat kuat.
Bila kamu melihat permukaan air laut turun secara tiba-tiba, waspadalah
karena itu tanda gelombang tsunami akan datang.
Tsunami adalah rangkaian gelombang. Bukan gelombang pertama yang
besar dan membahayakan. Beberapa saat setelah gelombang pertama akan
menyusul gelombang yang jauh lebih besar.
2.1.2 Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami terutama disebabkan oleh gempabumi di dasar laut. Tsunami yang dipicu
akibat tanah longsor di dasar laut, letusan gunungapi dasar laut, atau akibat
jatuhnya meteor jarang terjadi.
2.1.2.1 Tsunami akibat gempa bumi
Daerah yang rentan tsunami bila terjadi gempa bawah laut adalah
pada daerah yang berhadapan langsung dengan lempedngan atau
patahan.
Tidak semua gempabumi mengakibatkan terbentuknya tsunami.
Syarat terjadinya tsunamiakibat gempabumi adalah:
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Gempa besar dengan kekuatan gempa > 7.0 SR
Lokasi pusat gempa di laut
Kedalaman < 70 Km
Terjadi perubahan vertikal dasar laut
Gempa bumi dengan kekuatan besar akan menyebabkan tekanan
yang besar juga sehingga mengakibatkan pergerakan pada batas
lempengan/patahan. Kerena pergerakan tersebut terbentuklah
gelombang secara horizontal.Kemudian gelombang tersebut
menyebar secara vertikal kesegala arah dengan kecepatan tinggi.
Dasar laut yang dangkal karena pergerakan lempengan tersebut
mengakibatkan gelombang yang menuju daratan tingginya
mencapai dua kali lipat bahkan lebih dari tinggi gelombang saat
dipusat gempa dengan kecepatan yang menurun.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
2.1.2.2 Tsunami akibat letusan gunung api dan longsoran tanah
Tsunami yang terjadi akibat letusan gunung berapi dan longsoran
dikarenakan adanya material dalam massa yang besar masuk kedalam
laut sehingga menjadikan ruang untuk air semakin berkurang dan
sebagian air meluap kedaratan. (sumber: Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral )
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
BAB III
DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Besarnya kekuatan yang dimiliki oleh gelombang pasang tsunami mengakibatkan
kehancuran yang luar biasa terhadap apapun yang dilampauinya,baik
tumbuhan,rumah maupun gedung dengan konstruksi yang sangat besar.Oleh
karena itu para ahli teknik sipil mengadakan penelitian dibidang konstruksi untuk
menciptakan suatu struktur yang tahan atau dapat mengurangi besarnya
gelombang.Pada bab ini akan dibahas beberapa struktur yang dapat mengurangi
kerugian jika tsunami tersebut datang.
3.1 Pemecah Gelombang (Breakwater)
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Pemecah Gelombang adalah suatu struktur bangunan kelautan yang
berfungsi khusus untuk melindungi pantai atau daerah sekitar pantai
terhadap pengaruh gelombang laut.
Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama
banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe
kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi
perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah
gelombang
Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum
sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan
ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka
tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang
lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri
bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang
dipisahkan oleh celah.
3.1.1 Fungsi breakwater
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi
karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di
belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke
arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking
zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan
perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga belakangnya
dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan
(transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya
gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian
besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan
tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman
air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus
air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan,
elevasi, dan puncak bangunan)
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
dibelakang bangunan. Pantai belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut.
3.1.2 Struktur Breakwater
Dilihat bentuk strukturnya breakwater bisa dibedakan menjadi 2 tipe
yaitu,sisi tegak dan sisi miring. Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang
bisa dibuat dari material-material seperti pasangan batu, sel turap baja
yang didalamnya di isi tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding
turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling
umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison
beton pada pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi
berbentuk kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir
atau batu. Pada pemecah gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan
diatas tumpukan batu yang berfungsi sebagai fondasi. Untuk
menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki yang
terbuat dari batu atau blok beton .
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas
pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di
bentuk sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan
melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah
gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
butiran sangat besar.
Konstruksi tipe bangunan sisi miring terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
1. Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa
partikel - partikel halus dari debu dan pasir.
2. Lapisan bawah pertama (under layer) disebut juga lapisan penyaring
(filter layer) yang melindungi bagian inti (core) terhadap penghanyutan
material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan
berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
3. Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya,
merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan
gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan
berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton
dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod,
quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan
serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio
keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton
bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja)
telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan
struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum
kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas
pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi
pemecah gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan bangunan
sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun
dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai
pondasinya.
3.2.3 Pemasangan Breakwater
Ada berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan
konstruksi pemecah gelombang lepas pantai baik itu sisi tegak
maupun sisi miring. Untuk sisi tegak ada sebuah metode
pelaksanaan yang cukup unik pada sebuah konstruksi pemecah
gelombang kaison. Metode ini agak berbeda dan sempat mejadi
pertentangan pada saat ditemukan.
Adapun gambaran umum metode pelaksanannya adalah sebagai
berikut:
* Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan
air dengan bagian dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Dengan mengatur tekanan udara didalam kaison, maka tingkat
pengapungannya dapat dikendalikan untuk memastikan stabilitas
dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke lokasi
pemasangannya.
* Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan
bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
didorong menggunakan sebuah tugboat.
* Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam
kaison dikeluarkan dan kaison ditenggelamkan ke dasar laut
dengan mengandalkan beratnya sendiri. Kemudian setelah kaison
ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah direncanakan,
maka kaison diisi dengan material pengisi untuk meningkatkan
kekuatanstrukturnya.
* Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya
hanya mempunyai luasan permukaan yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan area yang dicakup oleh kaison itu sendiri.
Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan berat
kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih mudah
ditenggelamkan hinga menancap ke dasar laut dengan dengan
kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan kaison dapat
menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang.
Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang
berada dalam cakupan kaison dapat dijadikan sebagai bahan
pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu solusi menghemat
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
pemakaian material pengisi.
* Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk
mendukung kaison selama pengisian dan setelah dinding-dinding
vertikal menembus dasar laut sampai kedalaman yang diinginkan,
penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan memelihara udara
bertekanan yang ada di dalam kaison.
* Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material
kerukan melalui suatu lubang masuk. Ketika material kerukan
seperti lumpur dan/atau pasir dipompa masuk kedalam kaison,
udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi seperti
yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu
berada dibawah dukungan hidrolik sementara.
* Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material
padat, maka lubang-lubang udara dan hidrolik ditutup dengan
beton atau material lain.
Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya
tidak jauh berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya
seperti groin dan jeti yang juga menggunakan konstruksi sisi
miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan material dan
alat-alat beratnya saja. Karena pemecah gelombang lepas pantai
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai
maka untuk pemidahan material dan alat berat ke lokasi
pemasangan menggunakan alat transportasi air misalnya kapal atau
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
tongkang pengangkut material. Adapun metode pelaksanaannya
dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:
* Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut
menggunakan dump truk. untuk memudahkan penimbunan
material oleh truk, bagian inti(core) idealnya mempunyai lebar
antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5 meter di atas
level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang
surut yang besar, sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.
* Lapisan bawah pertama(under layer) yang terdiri dari potongan-
potongan tunggal batu. Penempatan batu-batu lapisan ini dapat
dilakukan menggunakan ekskavator hidrolis, selain itu juga bisa
dengan menggunakan sebuah mobile crane normal jika tersedia
ruang yang cukup untuk landasannya. Jangan pernah menggunakan
crane dengan ban karet pada lokasi yang tidak rata tanpa landasan
yang cukup luas. Ekskavator harus menempatkan batuan yang
lebih berat secepat mungkin sehingga bagian inti (core) tidak
mengalami hempasan ombak. Jika suatu ombak badai mengenai
lokasi dimana terlalu banyak bagian inti(core) yang mengalaminya,
maka ada suatu bahaya yang serius pada bagian inti(core) yaitu
penggerusan material. Gambar 9 menunjukkan susunan lapisan
bawah. Dalam hal ini kemiringan lerengnya adalah 2,5/1 dan jarak
H, adalah ketinggian dari puncak lapisan bawah ke dasar laut.
Suatu tiang dari kayu harus ditempatkan pada bagian atas inti
(core) dan disemen untuk meperkokohnya. Pada jarak sama dengan
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
2,5 x H, sebuah batu ladung yang berat dengan sebuah pelampung
penanda harus ditempatkan di dasar laut. Sebuah senar nilon
berwarna terang akan direntangkan dari batu ladung ke ketinggian
yang diperlukan (H) pada tiang. Prosedur ini harus diulangi setiap
5 m untuk membantu operator crane atau ekskavator untuk
menempatkan puncak lapisan di tingkatan yang benar. Seorang
perenang dapat memastikan bahwa masing-masing batu batuan
yang terpisah ditempatkan di dalam profil yang dibatasi oleh senar
nilon.
* Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan
penempatan batu maupun batu bauatan dapat menggunakan
crawler crane (crane penggerak roda kelabang) atau tracked crane
(crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat berat yang
paling cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran
besar. Batu-batu yang besar harus diangkat satu demi satu
menggunakan sling atau pencengkram dan harus ditempatkan
didalam air dengan pengawasan dari seorang penyelam. Ia harus
ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan
ia saling berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa
ombak tidak bisa menarik satu batu ke luar, yang menyebabkan
batu-batu pada bagian atas longsor, menerobos lapisan pelindung
dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah yang batuannya lebih
kecil.
* Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik,
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
penyelam tadi perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu
batu ditempatkan sampai lapisan pelindung ini menerobos
permukaan air. Sama seperti lapisan bawah, diperlukan dua lapisan
pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama. Profil
kemiringan dapat diatur pada interval tetap 5 m menggunakan
prosedur yang sama.
3.2 Rumah Tahan Gempa
Yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah adalah strukturnya. Struktur
adalah saran untuk menyalurkan beban yang bekerja pada bangunan ke dalam
tanah dan pada umumnya struktur merupakan gabungan dari beberapa elemen
(balok praktis, kolom praktis, sloof,pasangan bata) yang bekerja sebagai satu
kesatuan memikul beban.
Kebiasaan membangun yang berkembang saat ini adalah membangun
rumah tembokan dengan perkuatan. Namun kebiasaan membangun tanpa
didasari pemikiran bagaimana struktur ini nantinya berkerja menahan beban ini
yang menyebabkan selama 25 tahun terakhir ini kerusakan serupa juga
ditemukan kembali pada setiap gempa di Indonesia, hal ini tentunya selain
kendala finasial yang menyebabkan mutu bahan dan pekerjaan yang rendah.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Dari pengamatan yang dapat dicatat, umumnya kerusakan pada
bangunan setelah terjadinya gempa sangat tipikal, seperti:
Penutup atap cenderung melorot.
Rangka atap cenderung lepas dari landasan balok atau kolom praktis.
Dinding-dinding pada arah yang berbeda cenderung berpisah.
Dinding-dinding cenderung retak pada arah diagonal.
Dinding cenderung runtuh.
Kegagalan pada sudut bukaan-bukaan pada kusen.
Kegagalan pada sudut-sudut dinding.
Sambungan yang lemah antara dinding dengan dinding, dinding dengan
atap, dinding dengan pondasi batu kali.
Dari hasil pengamatan dilapangan, memang ada beberapa kebiasaan
yang memang sudah sesuai dengan kaidah membangun di daerah rawan
gempa, namun agar lebih menjamin bangunan tsesebut tahan gempa, maka
perlu diperhatikan detail untuk :
Dinding - pasangan bata merah atau bata press (batako).
Pondasi - pasangan batukali.
Penyangga atap - rangka kuda-kuda kayu.
Atap – genteng.
Proporsi bukaan pintu dan jendela yang cukup dominan, mengingat
kondisi cuaca tropis dan lingkungan.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
3.2.1 Dinding bata pengisi
Bata merah yang umum digunakan di Indonesia modulnya berukuran
110x220x55mm terbuat dari tanah (liat) yang dicetak dengan tangan atau mesin,
dibakar dengan tungku hingga merah. Sedangkan bata press (batako) terbuat
dari campuran semen/tras, pasir, dan kerikil kecil dengan perbandingan tertentu,
dicetak press dengan alat cetak, dikeringkan dengan diangin-anginkan.
Keuntungan penggunaan bata, adalah bahwa bata relatif tahan lama bisa
mencapai masa pakai 60 tahun, tahan cuaca dan tahan api. Kerugiannya adalah
bata bersifat getas atau kurang mempunyai kekuatan tarik.
Dinding bata yang terbuat dari susunan bata yang diikat oleh campuran
mortar semen, merupakan konstruksi lokal yang relatif dikuasai baik oleh tenaga
trampil di Indonesia. Penggunaan kolom praktis beton bertulang pada sudutsudut,
pertemuan dan bukaan-bukaan sudah umum digunakan di Indonesia.
Dengan kualitas konstruksi dan adukan yang baik, dinding bata mempunyai
kestabilan yang cukup.
Pola keruntuhan bata adalah tarik dan geser. Untuk mendapatkan
kekuatan tarik yang cukup adukan dianjurkan menggunakan campuran minimum
antara pc:pasir 1:6 sampai 1:4 meskipun juga tergantung dan kualitas jenis pasir
dan air yang digunakan.
Balok praktis dan sloof disarankan berukuran 15/20, sedangkan kolom
praktis digunakan ukuran 15/15. Campuran untuk balok dan kolom praktis
dianjurkan menggunakan perbandingan volume minimum pc:pasir:krikil (split)
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
1:2:4 yang hasilnya
akan setara dengan
tegangan karakteristik
beton 150 kg/cm2
atau biasanya digunakan
1:2:3. Tulangan yang
umumnya dipakai
sebagai
tulangan praktis di Indonesia minimal 4 buah dengan diameter minimal 10 mm
sudah cukup memadai namun jika
memungkinkan digunakan diameter
12. Untuk
sengkang atau beugel digunakan f8-
150 untuk balok praktis dan sloof,
sedangkan untuk kolom praktis
digunakan sengkang f8-100.
Yang sangat kurang diperhatikan justru adalah detail pada sambungan.
Padahal itu merupakan kunci agar terjadi satu kesatuan antar balok-kolom
praktis dalam membentuk suatu sistem struktur sehingga gaya-gaya dapat
tersalurkan dengan benar seperti gambar
Tulangan juga harus mengikat sampai ke pondasi agar balok sloof tidak
bergeser dengan pasangan batu kali saat terjadinya gempa, disarankan
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
menggunakan tulangan f10-1000. Sedangkan angkur untuk mengikat dinding
dengan unsur-unsur perkuatan (kolom praktis) digunakan f6 dengan jarak
pemasangan 6 lapis bata dan panjang angkur 2 x panjang bata.
Pembatasan yang perlu diadakan adalah panjang dinding (jarak antara
dinding yang tegak lurus dengan dinding tersebut) dan pembatasan ketinggian
karena dinding bata memerlukan perkuatan untuk sitiap luasan bidang dinding 6
m2. Jika memang dinding yang terlalu panjang harus diadakan, perlu ditambah
sokongan-sokongan. Sesuai kualitas bahan dan pengerjaan yang dapat dicapai
pada daerah tertentu, ketinggian dinding bata pengisi sebaiknya dibatasi 1 lantai
saja, atau maksimal 3 m.
3.2.2 Pondasi batu kali
Pondasi, sebagai elemen yang menunjang keseluruhan sistem, harus
tahan terhadap cuaca sehingga tidak terjadi penurunan kualitas akibat cuaca.
Menjaga kualitas bisa dilakukan dengan menentukan kedalaman dan
perbandingan campuran mortar. Untuk itu campuran mortar yang dianjurkan
lebih tinggi kualitasnya, yaitu perbandingan 1:4. Dasar pondasi untuk tanah
kohesif harus diletakkan dibawah kedalaman retak, atau setidaknya 45 cm di
bawah tanah. Untuk membentuk satu kesatuan sistem struktur yang kokoh,
tulangan pada kolom praktis harus diteruskan sampai ke balok sloof dengan
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
tekukan angkur L minimal 25 cm.
Terutama pada tanah lunak, kekokohan pondasi perlu dijaga. Untuk
mencegah differensial settlement pondasi menerus lebih diutamakan dari
pondasi setempat. Penempatan balok beton (sloof) diatas pondasi selain
memperkuat ikatan dinding pasangan bata juga akan mengokohkan sistem
pondasi.
3.2.3 Kuda-kuda
Kayu dengan kualitas yang cukup dengan sendirinya harus dipilih untuk
elemen-elemen struktur. Perbandingan lebar terhadap tinggi dan kebenaran
orientasi elemen struktur sangat berpengaruh pada unsur biaya. Ukuran kayu
struktural sebaiknya tidak menggunakan ukuran yang dijual untuk keperluan
arsitektural seperti kusen. Pengawet kayu dan anti rayap akan sangat membantu
daya tahan terhadap waktu.
Pola rangka batang (truss) yang dipilih harus memperhitungkan pula
bahwa pada saat terjadi gempa terjadi perubahan gaya yang spontan, sehingga
gaya dalam yang terjadi sangat berbeda dengan apabila gaya yang bekerja
hanya gaya gravitasi saja. Elemen-elemen tambahan perlu ditambahkan seperti
gapit untuk menahan beban balik. Tidak kalah perlunya penempatan hubungan
arah memanjang, apa yang disebut ikatan angin atau gempa adalah hal yang
mutlak perlu.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
Kuda-kuda harus diangkurkan pada sistem struktur (ring balk) dengan
benar, diameter angkur 12 mm dengan panjang diambil minimal 15 cm, sekali
lagi untuk mendapatkan efek kesatuan struktur. Pada ujung (gable end), dimana
kuda-kuda biasanya diganti oleh gunungan (dinding bata segitiga), diperkuat
dengan balok (gable end).
Sambungan-sambungan diperkuat dengan bantuan baut-baut dan pelat
baja (plat-strip) sebab sambungan yang mengandalkan coakan-coakan kayu
hanya mampu untuk beban gravitasi.Tata letak tumpuan harus diperhatikan agar
tidak diatas bukaan, yangmerupakan titik lemah.
Pemilihan bahan atap yang ringan namun kuat akan mengurangi berat
diatas, mempunyai pengaruh bagi berkurangnya gaya inersia yang bekerja saat
gempa. Genteng beton memang kokoh dan prestisius, namun merupakan unsur
yang merugikan dari bahasan kegempaan akibat gaya inersia yang
ditimbulkannya.
3.2.4 Bukaan kusen
Mengingat sudut bukaan merupakan titik lemah yang merupakan awal
terjadinya retal. Dan secara keseluruhan bukaan mengurangi kekakuan (baca:
kemampuan) dinding maka yang perlu ditinjau adalah tata letaknya. Untuk
pengaturan tata letak ini, tidak ada penambahan biaya yang diperlukan. Segi
keindahan/arsitektural, tentunya masih bisa dipertimbangkan agar tetap dijaga.
Panjang kumulatif bukaan sebaiknya tidak lebih dari setengah panjang
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
dinding. Perbandingan bukaan terhadap jarak antar bukaan harus dijaga agar
lebih dari setengah dari tinggi bukaan. Minimum jarak bukaan ke sudut atau
pertemuan dinding sebaiknya tidak kurang dari ¼ tinggi pintu atau setengah
tinggi jendela, dianjurkan untuk setidak-tidaknya 1,2 m. lebar bukaan itu sendiri
tidak lebih dari 1,2 m.
Diatas bukaan sebaiknya dipasang balok lintel secara menerus
sepanjang bangunan, membentuk sabuk yang bersama-sama sabuk ring balk
akan merupakan perkuatan yang ideal.
Secara umum jumlah luasan bukaan dalam suatu bidang dinding agar
diusahakan supaya tidak lebih luas dari 50% keseluruhan luas bidang dinding.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
3.3 Seawall
Seawall merupakan tembok besar yang dibangun disepanjang pesisir pantai dengan tujuan untuk menahan gelombang dalam skala besar yang tidak dapat diredam oleh breakwater.
Seawall pertama sekali dibangun di sepanjang pantai kepulauan Hokkaido, Jepang. Pembangunan ini dilakukan untuk mengurangi kuatnya gelombang yang terjadi di tempat tersebut.
3.3.1 Fungsi seawall
Seawall berfungsi sebagai penahan laju gelombang yang datang menuju pantai, gelombang yang datang tersebut dapat menimbulkan kerusakan, baik itu berupa abrasi maupun kerusakan yang lain. Dan jika gelombang datang dalam frekuensi yang cukup besar maka dapat menimbulkan kerusakan yang besar (seperti gelombang tsunami). Kerusakan inilah yang akan dikurangi oleh seawall.
Seawall biasanya menahan gelombang yang tersisa dari breakwater, sebagian gelombang yang tidak bisa ditahan oleh breakwater akan ditahan di seawall. Prosesnya, gelombang yang ditahan oleh breakwater sebagian akan menyebar melewati breakwater tersebut, sebagian gelombang inilah yang akan di hancurkan di seawall. Jika gelombang yang datang melebihi daya pecah seawall setidaknya seawall telah mengurangi dari dampak yang akan ditimbulkan dari gelombang tersebut.
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran: Pada daerah pesisir pantai dan daerah yang rentan terhadap tsunami memerlukan perhatian khusus dalam membangun dan
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI
DAFTAR PUSTAKA
Aspsiplump. 26 Januari,2009.aspsiplump.wordpress.com
www.google.com
MAKALAH DAMPAK TSUNAMI TERHADAP PERKEMBANGAN KONSTRUKSI