MAKALAH DISKUSI 1B

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

MAKALAH DISKUSI 1B

FKG TRISAKTI 2013

PARALEL 1Kelompok 1DISUSUN OLEH :

ADELINE JENNIFER LAY (040001300001)

AIDILIA TIA TUMELA (040001300002)

ALAENA MEDINA HANDADARI (040001300003)

ALBERT BUDIMAN (040001300004)

ALFONSO (040001300005)

AMALIA RAMADHANI (040001300006)

AMANDA WIDYA ANINDHITA (040001300007)

ANDREAS JULIANTO (040001300008)

ANDRYANNE VIRANI ANDINE (040001300009)

ANGEL SURYAHADI (040001300010)

ANGELA DE MERICI (040001300011)

ANGELICA TIARA (040001300012)

ANGELIKA NINDI (040001300013)

ANGGIA IRMA ANINDA (040001300014)

ANTONIUS KEVIN ARLEN (040001300015)

APRILIA PUSPITA (040001300016)

ARDIANSA DWI NANDA (040001300017)

ARDILA RIDHASARI (040001300018)

ASTER VINNIE (040001300019)

ASTRID PUTRI (040001300020)

AYU WULANDARI TAN (040001300022)

BAIQ HALIMATUSSADIAH (040001300023)

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa kami ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing diskusi yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberi kontribusi dalam pembuatan makalah ini.Ada beberapa hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk masa yang akan datang. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. SKENARIO 1Seorang penderita laki-laki usia 70 tahun datang dengan keluhan sakit yang hebat di dalam mulut sejak kemarin. Dari anamnesis diketahui, 2 hari yang lalu timbul rasa sakit di mulut dan rasa panas, penderita mengalami demam. Rasa terbakar di dalam mulut khususnya di daerah tempat luka sekarang terjadi. Pemeriksaan di dalam mulut terlihat lesi berupa ulkus dengan bentuk tidak beraturan berwarna keputihan, letaknya di palatum durum, bersifat multiple dan hanya sebelah kanan saja, sementara palatum durum sebelah kiri tidak ada lesi.

SKENARIO 2

Pasien wanita usia 56 tahun datang ke RSGM di Jakarta, ingin memperbaiki geligi tiruannya yang sudah dipakai selama 1 tahun, karena geligi tiruan rahang atas kadang-kadang terlepas. Pipi bagian dalam sebelah kiri terasa sakit dan sariawan. Pasien memakai GTL akrilik RA dan GTSL akrilik RB. Dari hasil pemeriksaan intra oral, gigi-gigi yang masih ada 31, 32, 33, 41, 42, 43. Terdapat hyperplasia yang mudah bergerak (flabby) di alveolar ridge RA bagian anterior dari regio kaninus kiri ke regio kaninus kanan. Di mukosa pipi sebelah kiri berhadapan dengan cengkram terdapat ulkus agak dalam dan berwarna kemerahan. GTL RA kurang retentif disertai tepi basis GT dibagian bukal kiri sedikit terlalu panjang, posisi cengkram pada gigi 33 dari geligi tiruan RB kurang tepat. Pasien secara teratur memeriksa kesehatannya ke puskesmas.HASIL DISKUSI SKENARIO 11. Diagnosa penderitaHerpes zoster maxillaris adalah suatu penyakit yang menyebabkan rasa nyeri dan disebabkan oleh virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varicella zoster). Seperti virus yang lain, virus varicella zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif. Kemudian, tanpa alasan virus ini menjadi aktif kembali dan menyerang pada 1 segmen saja. Berbeda dengan penderita herpes zoster yang sudah memiliki penyakit sistemik HIV, virus akan menyerang seluruh segmen sekaligus sehingga menyebabkan gejala yang lebih parah.

2. Etiologi penyakitInfeksi primer dari virus ini berupa Varicella atau biasa disebut dengan chicken pox. Chicken pox terjadi pertamakali pada individu karena adanya infeksi. Menurut Bailoor dan Nagesh (2005), setelah infeksi primer sembuh, virus ini menjadi latent di daerah dorsal ganglia nervus spinalis atau ganglia extramedullary nervus cranialis. Pada beberapa individu, virus ini mengalami reaktivasi sehingga menghasilkan suatu lesi lokal.

3. Faktor- faktor predisposisia. Usia

Usia dapat menentukan daya tahan tubuh seseorang. Pada kasus ini, pasien berumur 70 tahun sehingga kemungkinan menurunnya daya tahan tubuh sangat besar yang menyebabkan tingkat imunitas pun menurun. Pemakaian obat imunosupresan juga cukup berperan dalam imunitas pasien.

b. Faktor-faktor lain

Hal-hal yang dapat menimbulkan iritasi contohnya trauma, pembedahan, dan penyakit keganasan. Selain itu, dapat juga disebabkan apabila pasien berkontak dengan penderita cacar air, belum mendapatkan vaksinasi cacar, nutrisi kurang baik, stress, ataupun sedang mengidap penyakit diabetes.

4. Cara menentukan diagnosis penyakita. Anamnesis

Hasil anamnesis pasien, terdapat gejala-gejala prodromal misalnya rasa terbakar, demam, rasa sakit di mulut, rasa panas, dan nyeri pada daerah yang terkena luka.

b. Gambaran klinis

Pemeriksaan di dalam mulut terlihat lesi berupa ulkus dengan bentuk tidak beraturan berwarna keputihan, kemudian lesi ini hanya terletak pada satu sisi saja (unilateral) tidak melewati midline. Selain itu, dapat juga disertai dengan pembengkakan kelenjar limfe regional yang hampir selalu terjadi. Gambaran klinis lain adalah adanya ruam di pipi unilateral, ulser, dan nyeri pada unilateral palatum dan gigi rahang atas.5. Diagnosis banding penyakita. Stomatitis aphtosa herpetiform

b. Recurrent intraoral herpesc. Varicellad. Hand-foot-and-mouth disease6. Komplikasi yang mungkin terjadiPost-herpetic neuralgia adalah komplikasi yang paling sering. Dirasakan sebagai nyeri dermatomal yang menetap setelah penyembuhan di tempat lesi yang terjadi dahulu. Nyeri biasanya menghilang dalam 3-6 bulan namun pada beberapa pasien nyeri ini dapat menetap selam beberapa bulan (Mandal, 2006).HASIL DISKUSI SKENARIO 21. Penyebab hyperplasia di mukosa regio anterior rahang atas

a. Trauma akibat pemakaian geligi tiruan

Iritasi kronis dari geligi tiruan yang longgar

Iritasi kronis dari tepi geligi tiruan yang terlalu panjang

b. Geligi tiruan berhadapan dengan gigi-gigi asli (Sindroma Kelly)

Pada kasus ini, gigi anterior rahang bawah pasien masih gigi asli dan berkontak dengan gigi tiruan anterior rahang atas sehingga menyebabkan kontak yang tidak sesuai saat menggigit. Selain itu, pasien juga menggunakan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah untuk mengunyah makanan sehingga gigi tiruan posterior pada rahang atas dan rahang bawah jadi mudah bergerak.

c. Gerakan parafungsional

2. Penanggulangan untuk GTL RA

a. Memperbaiki tepi geligi tiruan

Pada kasus ini tepi geligi tiruan rahang atas kurang retentif, tepi geligi tiruan bukal kiri terlalu panjang, dan posisi cengkram pada gigi 33 dari geligi tiruan RB yang kurang tepat dapat mengganggu aktivitas dalam mulut pasien.

b. Relining

Relining adalah menambah bahan pada bahan cetak sehingga geligi tiruan menjadi lebih fit dan cekat pada jaringan pendukung. DAFTAR PUSTAKAhttp://www.academia.edu/6019803/MAKALAH_ORAL_MEDICINE_II_KELOMPOK_2 diakses tanggal 17 Mei 2015

http://www.academia.edu/8513836/Varicella diakses tanggal 17 Mei 2015

http://www.edukia.org/web/kbibu/7-5-8-varicella-dan-herpes-zoster/