Upload
abdul-aziz
View
1.225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam dan
Terorisme“ini.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam
Program Studi Diploma III Universitas Diponegoro Semarang. Dalam makalah ini
berisi tentang informasi mengenai bagaimana terorisme dapat,ciri-ciri islam radikal,
pandangan islam mengenai terorisme, kekerasan atas nama agama dan sikap umat
islam dalam menanggapi terorisme. Diharapkan pembaca makalah ini bisa menjadi
lebih paham dengan apa itu terorisme dan dapat mencegah didrinya untuk senantiasa
berlindung kepada Allah SWT supaya tidak terjebak ke dalam kasus terorisme.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan
selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Semarang, 21 September 2012
Penulis
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO1 | P a g e
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG 3
1.2.TUJUAN 4
BAB II.ISI
2.1. MUNCULNYA TERORISME 5
2.2. CIRI-CIRI ISLAM RADIKAL 8
2.3. PANDANGAN ISLAM TERHADAP TERORISME 10
2.4. KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA 12
2.5. SIKAP UMAT ISLAM DALAM MENANGGAPI TERORISME 12
BAB III.PENUTUP
3.1.KESIMPULAN 14
3.2.SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO2 | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Akhir akhir ini sering kali telinga kita mendengar kata ” teroris” yang mana
dipikiran kita masing masing menyimpan berbagagai makna teroris, adakalanya
jahat, buruk, pembawa bencana, mirisnya lagi ada yang mengatakan kalau teroris itu
orang islam dan lebih lebih ada pula yang mengatakan kalau teroris itu dari kalangan
kaum sarungan atau bisa dikatakan santri. Ya, itu lah yang membuat telinga umat
islam dan sebagian besar santri merasa panas.
Banyak masyarakat di indonesia dan di dunia yang mendapatkan secara intensif
isu teror dan kekacauan opini masalah terorisme yang beredar marak ini. Tanpa
disadari, isu teror itu telah menciptakan dampak ketakutan publik. Berita perburuan,
penangkapan, penahanan, interogasi, penyerbuan, penembakan, pengepungan,
pengrusakan, razia di jalan, kampanye keamanan menjadi berita yang sering kita
dengar. Belum lagi sekarang munculnya sikap curiga, prasangka buruk dan fitnah
kepada orang-orang tertentu yang tampak memiliki “ciri teroris”.
Selain itu, ajaran Islam sendiri menjadi olok-olok banyak orang. Konsep negara
Islam (Daulah Islamiyyah), sistem Kekhalifahan Nabi, Jihad Fi Sabilillah, pedoman Al
Qur’an dan Sunnah, ideologi Islam, Syariat Islam banyak di jelek-jelekan oleh orang-
orang yang benci dengan islam.padahal Islam mengajarkan sikap adil, bukan menjadi
pengecut. Tetapi manusia-manusia nista itu tetap saja menyerang Islam, menyerang
Daulah Islamiyyah, menyerang para Mujahidin, menyerang ideologi Islam,
menyerang ajaran Nabi Saw, menyerang Allah dan Rasul-Nya. Padahal semua simbol-
simbol kesucian Islam itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan TERORISME.
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO3 | P a g e
1.2. TUJUAN
1. Memberikan penjelasan penyebab terjadinya terorisme
2. Menjelaskan bagaimana cicri-ciri islam radikal
3. Menjelaskan bagaimana pandangan islam mengenai terorisme
4. Menanggapi mengenai kekerasan atas nama gama
5. Menjelaskan bagaimana sikap umat islam dalam menanggapi mengenai
terorisme
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO4 | P a g e
BAB II
ISI
2.1 MUNCULNYA TERORISME
Dibawah ini akan dijelaskan macam-macam penyebab terjadinya terorisme:
1. Jauh dari tuntutan syari’at islam
Menjauh dari syariat islam adalah sumber dari kesesatan yang akan menimpa
diri kita. Allah berfirman, “Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan
sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha : 123-124)
Maka apabila kita jauh dari syari’at islam dalam kehidupan kita itu adalah
sumber kesengsaraan dan kesesatan. Salah satu dampaknya apabila kita jauh dari
syari’at islam adalah dengan mudahnya diri kita menerima pemahaman terorisme
yang ternyata hal itu sangat dilarang di ajaran islam.
Bagaimana keadaan yang jauh dari tuntunan syari’at ini nampak dalam
beberapa perkara, diantaranya,
a. Banyaknya bid’ah (pemahaman baru dalam agama-red) dan keyakinan yang
rusak sehingga melahirkan perpecahan, pertikaian, dan kelompok sempalan,
b. Berpaling dari jalan salafush shalih (pemahaman sahabat-red), bahkan
mengingkari dan menantangnya,
c. Tersebarnya kemungkaran, kekejian dan maksiat serta munculnya berbagai
kerusakan, bahkan kadang dalam bentuk produk yang bersegel resmi dan
mendapat perlindungan,
d. Terpaut kepada semboyan-semboyan dan dasar-dasar pemikiran rusak yang
kebanyakannya diekspor dari luar kaum muslimin.
2. Jauh dari Ulama
Sesungguhnya para ulama mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di
tengah umat dan telah dipuji dan dijelaskan keutamaan mereka dalam berbagai ayat
maupun hadits. Karena itu kita diperintah untuk merujuk kepada mereka dalam
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO5 | P a g e
segala urusan. Dari Ibnu Abbas , bahwa Rasulullah menyatakan, “Berkah itu bersama
orang-orang tua (ulama) kalian”. (HR. Al-Hakim 1/62)
Dan perlu kami ingatkan disini, bahwa yang dimaksud dengan ulama adalah
sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnul Qayyim -rahimahullah-, “Mereka adalah
para ahli fiqih Islam dan ucapan-ucapan mereka adalah fatwa yang berputar di
tengah manusia, yang mempunyai kekhususan dalam mengambil pendalilan hukum
dan sangat menjaga (berhati-hati) dalam menetapkan kaidah-kaidah halal dan
haram.” (I’laamul Muwaqqi’iin 1/18)
Terdapat banyak hal yang menyebabkan jauhnya umat dari para ulama. Di
antaranya adalah jauhnya kebanyakan umat dari ilmu syar’iy dan mereka lebih sibuk
dengan urusan dunia atau berkiblat kepada selain kiblat kaum muslimin. Juga banyak
di antara mereka yang bersandar pada kemampuannya sendiri sehingga memahami
agama hanya dengan jalur membaca sendiri (otodidak) tanpa mempedulikan penting
dan perlunya memahami ilmu itu dari ulama para pewaris nabi. Sebab yang paling
banyak menjerumuskan umat kita kepada penyimpangan dan keberpalingan dari
para ulama adalah adanya para penyeru kepada kesesatan yang berusaha
menampilkan diri sebagai tokoh-tokoh umat dan menjauhkan para pemuda dari
ulamanya.
3. Munculnya sikap ekstrim
sikap ekstrim adalah sumber kerusakan dan penyimpangan. Berkata Ibnul
Qoyyim -rahimahullah-, “Tidaklah Allah memerintah dengan suatu perintah kecuali
syaithan punya dua sasaran aksi perusakan, apakah untuk menelantarkan dan
menyia-nyiakan, atau untuk berlebihan dan ekstrim. Dan Agama Allah pertengahan
antara yang menyepelekan padanya dan yang ekstrim.” (Madaarijus Saalikin : 2/517)
Dan demi Allah, tidaklah kejadian aksi-aksi peledakan tersebut muncul, kecuali
karena sikap ekstrim dalam menerapkan prinsip-prinsip agama, diantaranya
a. Ekstrim dalam pengkafiran, sehingga kadang seorang pelaku dosa besar
dianggap batal keislamannya oleh orang-orang tersebut.
b. Ekstrim dalam hal amar ma’ruf nahi mungkar sehingga banyak menjatuhkan
pelakunya ke dalam jurang kesesatan dan menimbulkan berbagai problem
terhadap umat.
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO6 | P a g e
c. Ekstrim dalam penegakkan jihad di jalan Allah , sehingga mereka mengobarkan
jihad bukan pada tempatnya yang sama sekali tidak dituntunkan dalam syari’at.
4. Mengikuti ideologi yang menyimpang
Suatu hal yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya adalah
bahwa seluruh kelakuan, gerak dan perbuatannya diatur oleh pemikiran dan
keyakinannya, sehingga manusia itu pasti tergiring oleh pemikirannya, baik atau
rusak pemikiran tersebut.
Kerusakan ideologi ini muncul karena beberapa faktor pokok, yaitu :
a. Adanya kerancuan dalam manhajut talaqqi (metode mengambil ilmu). Dimana
orang-orang yang menyimpang dalam ideologinya tersebut mengambilnya dari
orang-orang yang menganut pemikiran rusak atau keyakian sesat, bukan dari ‘alim
‘ulama yang dikenal dengan keluasan ilmunya, keteguhan manhaj dan sebagai
penasehat umat. Merekapun kemudian melampaui batas dengan ideologinya dan
larut dalam hawa nafsunya. Maka wajar kalau mereka terjerumus dalam berbagai
penyimpangan dan kesesatan serta berucap atas nama Allah tanpa ilmu. Dan
hasilnya, mereka akan sesat dan menyesatkan.
b. Mengambil nash secara kontekstual tanpa fiqih yang mendalam, tidak
menggunakan kaidah-kaidah pemetikan / penyimpulan hukum dari sebuah dalil dan
tidak memperhitungkan pemahaman ulama dalam masalah tersebut serta tidak
pernah menoleh kepada alasan-alasan manusia yang kadang jatuh dalam sebuah
kesalahan karena suatu udzur syar’iy.
Perlu diketahui bahwa metodologi seperti ini sangatlah berbahaya dan merupakan
sebab penyimpangan dan kesesatan yang sangat fatal. Betapa banyak kerusakan
yang menggrogoti manusia dalam masalah pengkafiran terhadap kaum muslimin,
menghalalkan darah-darah yang diharamkan untuk ditumpahkan dalam hukum
syari’at, dan sejumlah masalah besar lainnya. Dan sangat menyedihkan karena
seluruh sumber kerusakan tersebut adalah karena ideologi yang menyimpang ini.
c. Perang pemikiran dan tipu daya iblis yang menjangkit di tengah umat melalui
jalur para da’i penyeru kepada kesesatan yang menganut berbagai bentuk
penyimpangan yang bisa mendorong manusia untuk melakukan aksi peledakan,
perusakan, dst.
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO7 | P a g e
d. Mengikuti hawa nafsu. Yaitu kadang seseorang mengetahui yang benar,
namun hawa nafsu lebih mendominasi pada dirinya, sehingga ia lupa pada
kebenaran tersebut atau sengaja melupakannya. Dan akhirnya ia akan mencari-cari
alasan yang dianggap dapat membenarkan perbuatan bejatnya.
5. Tersebarnya buku-buku yang memuat ideologi terorisme
Harus kita ketahui bahwa pemahaman keliru yang terdapat dalam sebuah buku
kadang bersumber dari kesalahan pribadi sang penulis tanpa ada maksud jelek dari
penulis itu. Namun, kebenaranlah yang harus diucapkan dan diterima, kebatilan
harus ditolak, siapapun pembawanya, setelah nampak dari nash-nash syari’at akan
kebatilan dan kesalahannya.
2.2 CIR-CIRI ISLAM RADIKAL
Inilah sebagaian dari ciri-ciri islam radikal tersebut yang perlu kita waspadai:
1. Terlalu sembrono dalam menggunakan dalil. Mereka hanya mengandalkan
segelintir dalil umum tentang bid’ah yang mereka paksakan pengertiannya untuk
mengharamkan atau menganggap sesat amalan-amalan khusus dan terperinci.
Berdalil dengan cara seperti ini adalah bathil (tidak benar) dan tidak dikenal di
kalangan para ulama. Hal itu disebabkan oleh cara mereka memahami dalil bid’ah
yang sangat tekstual (harfiyah) dan kasuistik tanpa memenggunakan metodologi
para ulama ushul.Oleh karenanya, fatwa-fatwa mereka yang membid’ahkan acara
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw., tahlilan, ziarah kubur para wali, tawassul
dengan orang yang sudah meninggal, dan lain sebagainya adalah merupakan
pemerkosaan terhadap dalil dan penipuan terhadap umat, sebab perkara-perkara
tersebut tidak pernah disebutkan larangannya baik di dalam al-Qur’an maupun di
dalam hadis Rasulullah Saw. Adakah kebohongan yang lebih buruk dari kebohongan
dengan mengatasnamakan Rasulullah Saw., saat mereka merincikan perkara bid’ah
yang tidak pernah beliau sebutkan dalam hadis beliau, lalu mereka berkata Maulid
atau tahlilan adalah bid’ah & sesat berdasarkan hadis “Setiap bid’ah adalah
kesesatan”? Harusnya mereka sadar, bahwa sampai wafatnya, Rasulullah Saw. tidak
pernah menyebutkan rincian hadis “setiap bid’ah adalah kesesatan” bahwa
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO8 | P a g e
maksudnya adalah Maulid atau tahlilan.
2. Terlalu berani menggunakan ayat-ayat yang berbicara tentang orang kafir
atau musyrik penyembah berhala sebagai dalil untuk menganggap sesat kaum
muslimin yang melakukan peringatan Maulid, tahlilan, tawassul, dan lain sebagainya.
Bagaimana mungkin mereka dengan tega menyamakan saudaranya yang muslim dan
beriman dengan para penyembah berhala, sedang Allah saja jelas-jelas
membedakannya?
3. Seakan-akan mereka mengatur Allah . Mereka telah memposisikan Allah
seperti yang mereka inginkan. Ini terbersit ketika mereka berkata, bahwa orang yang
melakukan tahlilan atau peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. telah melakukan
hal yang sia-sia dan tidak ada pahalanya, padahal pada acara tersebut orang jelas-
jelas melakukan amal shaleh berupa silaturrahmi, berzikir, membaca al-Qur’an,
membaca shalawat, menuntut ilmu, mendengarkan nasihat, berbagi makanan,
berdo’a, mengenang Nabi Saw. dengan membaca riwayat hidup beliau, dan
memuliakan Nabi Saw. serta memupuk kecintaan kepada beliau, yang masing-
masing itu jelas-jelas diperintahkan oleh Allah secara langsung maupun tidak
langsung dan dijamin mendapat pahala. Ini merupakan kejanggalan besar di dalam
aqidah, sebab Allah Maha Pemurah, tidak pelit seperti mereka. Allah Maha
Berkehendak untuk memberi pahala kepada siapa yang Ia kehendaki, dengan begitu
Ia tidak bisa diatur oleh makhluk-Nya.
4. Berpemahaman yang terkesan sekuler , yaitu dengan membagi pengertian
bid’ah menjadi dua: Bid’ah yang terlarang yaitu bid’ah agama (bid’ah diiniyyah) dan
bid’ah yang menyangkut urusan dunia (bid’ah duniawiyyah) yang mereka anggap
wajar atau boleh-boleh saja menurut kebutuhan. Bukankah semua urusan di dunia
ini memiliki dampak dan resiko di akhirat nanti? Berarti, agama dan dunia tidak bisa
dipisahkan, di mana tidak mungkin menjalankan agama tanpa fasilitas dunia,
sebagaimana tidak mungkin selamat bila orang menjalani hidup di dunia tanpa
tuntunan agama. Dalam hal ini, sebenarnya mereka sudah melakukan bid’ah yang
sangat fatal (yang melanggar fatwa mereka sendiri), yaitu membagi defininisi bid’ah
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO9 | P a g e
dengan pembagian yang tidak pernah disebutkan oleh Rasulullah Saw. dan para
Sahabat beliau.
5. Mengajarkan rasa kebencian dan kesombongan, yaitu dengan mendoktrin
para pengikutnya untuk menganggap sesat amalan orang lain dan menjauhi amalan
tersebut, serta menganggap bahwa kebenaran hanya yang sejalan dengan mereka.
Pada kenyataannya di lapangan, Mereka bukan saja telah mendoktrin untuk
menjauhi suatu amalan, tetapi sekaligus menjauhi para pelakunya, dan ini berbuntut
pada rusaknya hubungan silaturrahmi. Lebih parahnya lagi, sebagian mereka juga
menanamkan kebencian terhadap para ulama yang menulis kitab-kitab agama
dengan ikhlas hanya karena tidak sejalan dengan pemahaman faham mereka.
2.3 PANDANGAN ISLAM TERHADAP TERORISME
Bagaimana dalam pandangan islam, cobalah kita lihat dari beberapa ayat kitab
suci umat islam dan hadis hadis rasulullah.
Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. [QS. Al-Anbiyaa' : 107]
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya,
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. [QS. Saba' : 28]
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat lemah-
lembut serta hati beliau terasa amat berat atas penderitaan yang menimpa pada
manusia, maka beliau berusaha keras untuk membebaskan dan mengangkat
penderitaan yang dirasakan oleh manusia tersebut.
Dalam kata lain perbanyaklah untuk melakukan perbuatan baik, dan berlindung
kepada Allah, bergaul dengan para ulama ” Al ulama waratsatul anbiya “.
Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang
yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad juz 7, hal.
410, no. 20874]
Dari beberapa ayat Al Qur’an dan Hadis hadis rasul dapat kita lihat bagaimana
islam memandang teroris dan terorisme. Islam agama yang indah, penuh kasih cinta
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO10 | P a g e
dan sayang. Seperti yang diajarkan rasulullah tuk menyayangi satu dengan yang
lainnya. Maka salah jika mengklaim islam sebagai agama teroris, dan salah
besar juga jika menghancurkan umat beragama non muslim dengan mengedepankan
islam dan menancapkan kata kata ” Jihad fi sabilillah ” di hati para orang islam,
seperti kasus bom Bali Amrozi, Imam Samudera dan temannya.
“ Dan orang orang yang berjihad dijalan kami. Sungguh kami benar benar akan
menunjukkan mereka pada kami “ (QS: Al Ankabut : 69 )
“ Siapa siapa yang berjihad maka sesungguhnya ia erjihad untuk dirinya sendiri. “
( QS: Al Ankabut : 6 ).
Makna jihad sangatlah luas jika dipandang sebelah mata. Jihad berarti berjuang
dan bersungguh sungguh dengan tujuan mendapat maklamat disisi Allah diatas
muka bumi ini, dengan pengorbanan jiwa dan raga bahakan matipun menjadi
taruhan tuk berjihad. Kalau kita lihat dan dibaca sejenak mudah sekali kita menafsiri
apa itu jihad, secara tanggap jihad seperti para teroris yang mengklaim dirinya
sendiri sebagai sosok yang sangat berharga bagi umat islam lainnya, yang mana niat
mereka ialah berjihad fi sabilillah, seperti yang kasus Amrozi dan kawan kawan.
Kalau kita maknai jihad hanya seperti itu sangatlah salah, dan fatal akibatnya bagi
pertumbuhan dan pemikiran para anak bangsa yang notabenenya mayoritas
beragama slam. Kita harus mempunya ilmu fiqih dan kaidah kaidah ushul fiqih yang
mumpuni tuk memaknai arti Jihad tersebut.
Jihad bisa diterapkan di kehidupan masyarakat antara lain : Berbuat baik antar
sesama, saling menasihati, berperasangka baik, mengikuti aturan Allah dan
Rasulullah serta menjalankan printah perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya. Itulah tekad dan akhlak mulia yang harus kita tanamkan disanubari kita
khususnya semua umat islam di belahan dunia manapun agar terhindar dari
perbuatan maksiat dan kezhaliman yang saat ini tengah merajalela di kalangan
umat beragama. Allah yahfaz.
Maka kita sebagai umat beragama dengan kepercayaan masing masing tidak baik
untuk saling menyalahkan dan menuduh satu dengan yang lainnya atas
perasangkaan teroris. Dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk Allah dan
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO11 | P a g e
praktek Rasulullah dalam menggalang ummat, serta menghindari terorisme dalam
mencapai tujuan.
Dengan demikian, jelas dan teranglah bahwa Terorisme dalam pandangan agama
Islam tidak dibenarkan, dan jauh dari tuntunan Islam.
2.4 KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA
Di era modern ini banyak sekali para fanatisme agama yang menganggap agama
mereka paling benar, selalu mengedepankan agamanya tuk menepis semua
problematika kehidupan yang seringkali di terpanya. Parahnya, mereka saling tuduh
menuduh teroris satu sama lainnya, agama satu dengan agama yang lainnya.
Realita yang terjadi saat ini banyak sekali pengeboman yang terjadi di tanah air
tercinta kita, jangan jauh jauh mengambil contoh tentang terorisme yang ada di
WTC Amerika Serikat sana, cukup kita lihat di negeri kita sendiri, Cirebon. Baru
baru ini banyak sekali bom yang ber motif bom kotak, buku dan sebagainya.
Seperti yang terjadi di universitas universitas ternama dan di tempat khalayak
umum lainnya. Mereka yang tertangkap sebagai tersangka pengeboman
beranggapan dengan membunuh orang-orang non muslim maka mereka telah
berjihad untuk mengurangi kemaksiatan di muka bumi ini demi tegaknya agama
islam yang benar dan tegas.
Agama islam yang mengajarkan kebaikan dan perdamaian tentu tidak
mengajunjurkan umatnya untuk melakukan pembunuhan dan bahkan pengeboman.
Jika dikaitkan dengan ajaran islam yang suci, pemahaman Teroris tentang jihad dan
menegakan ajaran islam tentu salah. Mereka mengatasnamakan islam untuk
melakukan tindakan mereka yang keji dan tidak berprikemanusiaan tersebut.
2.5 SIKAP UMAT ISLAM DALAM MENANGGAPI TERORISME
Sikap yang harus dilakukan adalah Berbuat baik antar sesama, saling menasihati,
berperasangka baik, mengikuti aturan Allah dan Rasulullah serta menjalankan
printah perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Itulah tekad dan akhlak
mulia yang harus kita tanamkan disanubari kita khususnya semua umat islam di
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO12 | P a g e
belahan dunia manapun agar terhindardari perbuatan maksiat dan kezhaliman yang
saat ini tengah merajalela di kalangan umat beragama.
Maka kita sebagai umat beragama dengan kepercayaan masing masing tidak baik
untuk saling menyalahkan dan menuduh satu dengan yang lainnya atas
perasangkaan teroris. Dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk Allah dan
praktek Rasulullah dalam menggalang ummat, serta menghindari terorisme
dalam mencapai tujuan.
Dengan demikian, jelas dan teranglah bahwa Terorisme dalam pandangan agama
Islam tidak dibenarkan, dan jauh dari tuntunan Islam.
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO13 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Konsep negara Islam (Daulah Islamiyyah), sistem Kekhalifahan Nabi, Jihad Fi
Sabilillah, pedoman Al Qur’an dan Sunnah, ideologi Islam, Syariat Islam mengajarkan
kebaikan dan perdamaian tentu tidak mengajunjurkan umatnya untuk melakukan
pembunuhan dan bahkan pengeboman. Pemahaman Teroris tentang jihad dan
menegakan ajaran islam tentu salah. Mereka berpendapat bahwa tindakan mereka
berjihad adalah mengikuti jalan Allah SWT, padahal mereka hanya berpikir sepintas
mengenai arti jihad itu sendiri. Dan karena tindakan para teroris yang
mengatasnamakan islam sebagai alasan dari tindakan mereka mengakibatkan Agama
Islam menjadi terodai dan menyebabkan islam dipandang sebelah mata oleh orang-
orang non-muslim.
3.2.SARAN
Sebagai umat islam kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allha SWT dan
mintalah pertolongan kepada-Nya supaya diri kita senantiasa dapat terlindungi dari
aksi-aksi terorisme. Terlindungi dari dampak terorisme dan terlindungi dari usaha
untuk meracuni pikiran kita dengan pemahaman terorisme yang salah menurut ajaran
dalam islam.
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://salafy-ums.blogspot.com/2011/05/sebab-sebab-munculnya-terorisme.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/05/teroris-dalam-pandangan-islam/
http://abisyakir.wordpress.com/2009/08/15/keanehan-fenomena-terorisme-di-
indonesia/
http://hukum.kompasiana.com/2012/06/27/kekerasan-atas-nama-agama/
Dzulqarnain.2006.meraih kemuliaan melalui jihad bukan kenistaan.E-book :
Pustaka As Sunnah
PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO15 | P a g e