MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN KEBUTUHAN OKSIGEN

  • Upload
    whentin

  • View
    100

  • Download
    25

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN KEBUTUHAN OKSIGEN

Citation preview

MAKALAH OKSIGEN

2

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disusun Oleh :

Nama :Whentin

Nim :14140062

Kelas :B11.2

FAKULTAS ILMU KESEHATAN JURUSAN D4 BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2014/2015

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,rahmat serta hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas Keterampilan Dasar Kebidanan I. Dengan disusunnya makalah ini semoga bermanfaat bagi penulisnya pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen mata kuliah dan para pembaca sangat kami harapakan,sehingga dapat meningkatkan mutu makalah ini.

Yogyakarta, September 2014

Penulis

ii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksidasi). Oksigen merupakan umsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak bumi. Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksegen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang dan tumbuhan selama fotosintesis dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua mahkluk hidup.

Manusia yang normal akan membutuhkan oksigen sekitar 375 liter per hari. Secara alamiah, kita membutuhkan oksigen dengan bernafas melalui paru-paru. Oksigen sampai di paru-paru kemudian ke alveolilalu akan diikat oleh hemoglobin didalam darah. Kemudian disalurkan ke seluruh tubuh untuk membantu proses pembakaran glukosa menjadi energi. Sekali kita menghirup nafas, paru-paru bisa menampung sekitar 500 ml udara ke dalam tubuh. Dalam kondisi lelah, seperti sehabis olahraga, kebutuhan tersebut akan meningkat 5-10 kali lipat.

Rumusan MasalahApakah oksigenasi itu?Bagaimana proses oksigenasi itu ?Bagaimana asuhan keperawatan pada kebutuhan oksigenasi?Tujuan

Untuk mengetahui tentang system tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi, proses oksigenasi,faktor yang dipengaruhi oleh kebutuhan oksigenasi, gangguan atau masalah yang ditimbulkan oleh kebutuhan oksigenasi dan tindakan untuk mengatasi kebutuhan oksigenasi.

BAB II

ISI

PENGERTIAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.

SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN OKSIGENASI

Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah dan paru.

SALURAN PERNAPASAN BAGIAN ATAS :

Saluran pernapasann bagian atas berfungsi menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan ini terdiri atas :

1.Hidung

terdiri atas nares anterior ( saluran dalam lubang hidung ) yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar dan bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapasin oleh selaput lendir yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi di awali dengan penyaringan udara yang masuk melalui hidung oleh bulu yang ada dalam vestibulum ( bagian rongga hidung ), kemudian dihangatan serta dilembabkan.

2.Faring

merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak sampai esofagus yang terletak dibelakang nasofaring ( dibelakang hidung ), dibelakang mulut ( orofaring ), dan dibelakang laring ( laringo faring ).

3.Laring ( tenggorokan )

merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.

4.Epiglotis

merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada saat proses menelan.

SALURAN PERNAPASAN BAGIAN BAWAH :

Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas :

Trakea : disebut juga sebagai batang tenggorok, memliki panjang kurang lebih 9 cm yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian vetebra torakalis kelima. Trakea tersusun atas 16-20 lingkaran tidak lengkap berupa cincin, dilapisi selaput lendir yang teediri atas epitelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.

Bronkus : merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri atas 2 percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang memiliki 3 lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas ke bawah.

Bronkiolus : merupakan saluran percabangan setelah bronkus.

PROSES OKSIGENASI

Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas da transportasi gas.

Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer kedalam alveoli atau alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin tinggi.

Pengaruh proses ventilasi adalah complience dan recoil. Complience merupakan kemamouan paru untuk mengembang. Kemampuan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan yang terdapat pada lapisan alveoli yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps. Serta gangguan torak. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat kita menarik nafas sedangkan recoil adalah kemampuan mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempiykan paru. Apabila complience baik namun recoil terganggu maka CO2 tidak dapat keluar secara maksimal.

lDifusi Gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alvieoli dan interstisial(keduanya dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan), perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagaimana O2 dari alvieoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi) pCO2 dalam arteri pulmonalis akan berdifusi kedalam alveoli, dan afinitaas gas (kemampuan menembus dan saling mengikat Hemoglobin Hb).

lTransportasi Gas

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringantubuh CO2 jaringan tubuh kekapiler. Pada proses transportasi O2 akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%) larut dalam plasma (5%) dan sebagian menjadi HCO3 yang berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI

Saraf otonomik

Rangsangan simpatis dan para simoatis dari saraf oonomik dapat memengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal ini dapat terihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsanagan, ujung saraaf dapat mengeluarkan neurotransmitter(untuk simaptis apat mengeluarkan noradrealin yang berpengaruh pda bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkhokontriksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergik dan reseptor kolinergenik.

Pengaruh saraf otonomik

Bronkodilatasi

Bronkokontriksi

Ujung saraf mengeluarkan neurotransmitter

aserilkolin

Parasimpatis

Simpatis

noradrenalin

Hormon dan Obat

Semua hormon termasuk derivat catecholamine dapat melebarkan saluran pernapasan obat. Obat yang tergolong parasimpatis, seperti sulfas tropin dan ekstrak bellaona, dapat melebarkan saluran napas, sedangkan obat yang menghambat adrenergik tipe beta ( khususnya beta-2) seperti obat yang tergolong penyakit beta nonselektif, dapat mempersempit saluran napas (brokhokontriksi).

Alergi Pada Saluran Napas

Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benang sari,kapuk,makanan,dan lain-lain. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan bersin bila terdapat rangsangan di daerah nasal; batuk bila di saluran pernapasan bagian atas, bronkhokontriksi pada asma bronkhiale ; dan rhintis bila terdapat di saluran pernapasan bagian bawah.

Perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungan kekurangan pembentukan surfaktan. Setelah anak tumbuh dewasa. Kemampuan kematangan organ juga bekembang seiring bertambahnya usia.

Lingkungan

Kondisi linkgungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,ketinggian tanah,dan suhu. Kondisi tersebut memengaruhi kebutuhan adaptasi.

Perilaku

Faktor perilaku yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan(status nutrisi. Sebagai contoh, obesitas dapat memengaruhi proses perkembangan paru, aktifitas dapat memengaruhi proses peningkatan oksigenasi, merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain.

JENIS PERNAPASAN

Pernapasan Eksternal

Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2dan kekurangan CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, lalu oksigen masuk menembus membran yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung.

Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke selutuh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg. Karbondioksida sebagai hasil buangan metabolisme menembus membran kapiler alveolar, yakni dari kaloiler darah ke alveoli, dan melalui pipa bronkhial (trakea) dikeluarkan melalui hidung atau mulut.

Pernapasan Internal

Pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses metabolisme tubuh,atau juga dapat dikatakan bahwa proses pernapasan ini diawali dengan darah yang telah menjenuhka Hb-nya kemudian mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler dan bergerak sangat lambat. Sel jaringan mengambil oksigen dari Hb dan darah menerima sebagai gantinya dan menghasilkan karbondioksida sebagai sisa buangannya.

PENGUKURAN FUNGSI PARU-PARU

Kemampuan fatal dapat dinilai dari volume dan kapasitas baru. Volume paru merupakan volume udara yang mengisi ruangan udara dalam paru,terdiri atas volume pasang surut ( tidal volume-TV), volum cadangan hisap(inspiratory reserve volume-IRV), volume cadangan hembus(expiraory resrve volume-ERV), dan volume sisa ( residual volume-RV), sedangkan kapasitas paru merupakan jumlah dua atau lebih volume paru yang terdiri atas kapasitas hisap (inspiratory capacity - IC), kapasitas cadangan fungsional (functional reserve capacity-FRC), kapasitas vital (vital capacity-KV), dan jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru (total lung capacity - TLC).

Volume Paru-Paru

Volume pasang surut merupakan jumlah udara keluar masuk paru pada saat terjadi pernapasan biasa. Pada orang sehat, besarnya volume pasang surut rata-rata adalah 500 cc.Volume cadangan hisap merupakan jumlah udara yang masih bisa dihirup secara maksimal setelah menghirup udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume cadangan hisap adalah 3000 cc.Volume cadangan hembus merupakan jumlah udara yang masih bisa dihembuskan secara maksimal setelah menghembuskan udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa besarnya volume cadangan hembus mencapai 1100 cc.Volume sisa merupakan volume yang masih tertinggal di dalam paru meskipun telah menghembuskan napas secara maksimal. Pada orang dewasa, besarnya volume sisia rata-rata adalah 1200 cc.

Kapasitas Paru

Kapasitas hisap merupakan jumlah dari volume pasang surut volume cadangan hisap.Kapaistas cadangan fungsional merupakan jumlah dari volume cadangan hembus dengan volume sisa.Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume cadangan hembus, volume pasang surut, dan volume cadangan hisapJumlah keseluruhan volume udara yang ada di dalam paru terdiri paru terdiri atas volume pasang surut, volume cadangan hisap, volume cadangan hembus, dan volume sisa.

MASALAH KEBUTUHAN OKSIGEN

Hipoksia

Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel, terjadinya hipoksia disebabkan oleh menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen.

Perubahan Pola Pernapasan

Tachypnea, merupakan pernapasan yang memiliki frekuensi lebih dari 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadinya emboli.

Bradypnea, merupakan pola pernapasan yang lambat dan kurang dari 10 kali per menit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakraial yang disertai narkotik atau sedatif.

Hiperventilasi , merupakan cara tubuh dalam mengompensasi dalam peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam proses ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, napas pendek, adnya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2, dan lain-lain.

Keadaan demikian dapat disebabkan oleh adanya indeksi, keseimbangan asam dan basa, atau gangguan psikologis. Hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapneas, yaitu berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pusat pernapasan menurun.

Kusmaul, merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam kedaaan asdosis metabolik.

Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar serta tidak cukupnya penggunaan oksigen yang ditandai dengan adanya nyeri kepala yang dapat terjadi akibat atelektasis, lumpuhnya otot-otot pernapasan, depresi pusat pernapasan , peningkatan tahanan jalan udara , penurunan tahanan jaringan paru dan toraks, serta penurunan compliance paru dan toraks.

Keadaan demikian dapat menyebabkan hiperkapnea, yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehinggga pCO2 meningkat (akibat hipoventilasi)

Dispnean, merupakan perasaan sesak dan berat saat pernapasan . hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan,kerja berat/berlebihan , dan pengaruh psikis.

Orthopnea, merupakan kesultan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri danpola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.

Cheyne stokes, mrupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik, turun, berhenti, kemudian mulai siklus baru.

Pernapasan paradoksial, merupakan pernapasan yang ditandai dengan pergerakan dinding paru yang berlawanan arah dari kedaan normal, sering ditemukan pada keadaan atelektasis.

Biot , merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, tetapi amplitudonya tidak teratur. Pola ini sering dijumpai pada rangsangan selaput otak , tekanan intrakranial yang meningkat, trauma kepala , dan lain-lain.

Stridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan . pola ini pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakhea obstruksi laring.

Obstruksi Jalan Napas

Obstruksi jalan napas ( bersihan jalan napas) merupakan kondisi pernapasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi stasis sekresi , dan batuk tidak efektif karena penyakit pernapasan seperti cerebro vascular accident ( CVA), efek pengobatan sedatif , dan lain-lain.

Tanda klinis:

Batuk tidak efektifTidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan napasSaluran napas menunjukkan adanya sumbatanJumlah,irama, dan kedalaman pernapasn tidak normal.

Pertukaran Gas

Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas , baik oksigen maupun karbondiokida antara alveoli paru dan sistem vaskular, dapat disebabkan oleh se kresi yang kental atau imobilissi akibat penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakitradang pada paru. Terjadinya gangguan pertukaran gas ini menunjukan kapasitas difusi menururn, anara lain disebabkan oleh terganggunya pengangkutan O2 dari paru ke jaringan akibat rasio ventilasi perfusi tidak baik, anemia, keracunan CO2 , dan teranggunya aliran darah.

Tanda klinis:

Dispnea pada usia napasNapas denga bibir ada fase ekspirasi yang panjangAgitasiLelah, letargiMeningkatnya tahanan vaskular paruMenurunnya saturan oksigen , meningkatnya pCO2Sianosis

Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Oksigenasi

Pengkajian Keperawatan

Riwayat Keperawatan

Pengkajian riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen meliputi : ada atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan ( gangguan hidung dan tenggorokan), seperti epistaksis( kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi,gangguan pada sistem peredaran darah,dan kanker), obstruksi nasal(kondisi akibat polip , hipertropi tulang hidung,tumor, dan influenza), dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Pada tahap pengkajian keluhan atau gejala, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan infeksi kronis dari hidung , sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tenggorokan, kenaikan suhu tubh hingga sekitar 38,5 derajat celcius, sakit krpala,lemas, sakit perut hingga muntah-muntah(pada anak-anak), faring berwarna merah, dan adanya edema.

Pola Batuk dan Produksi Sputum

Pola pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering,keras,dan kuat dengan suara mendesing,berat,dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker. Juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian tengorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana pasien sedang makan, merokok, atau saat malam hari.

Pengkajian terhadap lingkungan tempat tinggal pasien( apakah berdebu, penuh asap, dan adanya kecenderungan mengakibatkan alergi) perlu dilakukan. Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa warna , kejernihan , dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien.

Sakit Dada

Pengkajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas ,intensitas, fakor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.

Pengkajian FisikInspeksi : pengkajian ini meliputi :penentuan tipe jalan nafas , seperti menilai apakan nafas spontan melalui hidung , mulut , oral , nasal , atau menggunakan selang endotrakal atau tracheostomi , status seperti kebersihan ada tidaknya secret .penghitungan frekuensi pernafasan dalam waktu 1 menit (pada umumnya wanita bernafas sedikit lebih cepat ).Pemeriksaan sifat pernafasan ,yaitu torokal , abdominal , atau kombinasi keduanya ( pernafasan torokal ,atau dada adalah mengembang ngempisnya rongga toraks sesuai dengan irama inspirasi dan ekspirasi . sedangkan pernafasan abdominal atau perut adalah seirama inspirasi dengan mengembangnya perut dan ekspirasi dengan mengempisnya perut .Pelpasi

Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kelainan , seperti nyeri tekanan yang dapat timbul akibat luka, radang setempat , metastatis , tumor ganas dan pembengkakan dan benjolan pada dada . Melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding toraks pada saat inspirasi dan ekspirasi terjadi .

Perkusi

Bertujuan untuk menilai normal atau tidaknya suara perkusi paru. Suara perkusi normal seperti kata duk-duk. Suara perkusi yang dianggap tidak tidak normal adalah redup , seperti pada infiltrate,konsoliditas,dan efusi pleura.

Auskultasi

Bertujuan untuk menilai adanya suara napas ,di antaranya suara nafas dasar dan suara nafas tambahan . suara nafas dasar seperti suara vesikuler , ketika suara inspirasi lebih keras dan lebih tinggi nadanya . sedangkan , suara nafas tambahan , yaitu suara yang terdengar pada dinding toraks berasal dari kelainan dalam paru, termasuk bronkus , alveoli,dan pleura.

Pemeriksaan Laboratorium

Selain pemeriksaan laboratorium Hb,leukosit,dan lain lain yang dilakukan secara rutin ,juga dilakukan pemeriksaan sputum guna melihat kuman dengan cara mikroskopis. Uji resistensi dapat dilakukan secara kultur, untuk melihat sel tumor dengan pemeriksaan sitologi. Bagi pasien yang menerima pengobatan dalam waktu lama, harus dilakukan pemeriksaan sputum secara periodik.

Pemeriksaan Diagnostik

Rontgen dada. Penapisan yang dapat dilakukan misalnya untuk melihat lesi paru pada penyakit tuberkolosis, mendeteksi adanya tumor,benda asing, pembengkakan paru, penyakit jantung, dan untuk melihat struktur yang abnormal. Juga penting untuk melengkapi pemeriksaan fisik dengan gejala tidak jelas, sehingga dapat menentukan besarnya kelainan,lokasi,dan kendaraannya, misalnya kelainan jaringan dan tulang pada dinding toraks, diafragma yang abnormal, kemampuan berkembang diafragma pada waktu respirasi, dan keadaan abnormal posisi jantung. Ukuran jantung dan sekitarnya(daerah mediastinum), trakheobronchial yang abnormal, penebalan pleura,adanya cairan pleura,kedaan abnormal dari ukuran paru, serta distribusi yang abnormal dari arteri dan vena pulomonalis.

Fluoroskopi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme kardiopulmonum, misalnya kerja jantung , diafragma,dan kontraksi paru.

Bronkografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat visual bronkus sampai dengan cabang bronkus pada penyakit gangguan bronkus atau kaus displacement dari bronkus.Angiografi.pemeriksaan ini untuk membantu menegakkan diagnosis tentang keadaan paru, emboli atau tumor paru, aneurisma,emfisema,kelainan konginetal, dan lain-lain.Endoskopi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melakukan dianostik dengan cara mengambil sekret untuk pemeriksaan, melihat lokasi kerusakan, biopsi jaringan, untuk pemeriksaan sitologi, mengetahui adanya tumor, melihat letak terjadinya pendarahan; untuk teapeutik, misalnya megambil benda asing dan menghilangkan sekret yang menutupi lesi.Radio isotop. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat lobus paru, melihat adanya emboli paru. Ventilasi scanning untuk mendeteksi ketidaknormalan ventilasi, misalnya pada emfisema. Scanning gallium untuk mendeteksi peradangan pada paru. Pada keadaan normal paru hanya menerima sedikit atau sama sekali tidak gallium yang lewat, tetapi gallium sangat banyak terdapat pada infeksi.Mediastinoskopi. Mediastinoskopi merupakan endoskopi mediatinum untuk melihat penyebaran tumor. Mediastinospi bertujuan untuk memeriksa mediastinum bagian depan dan menilai aliran limoa pada paru, biasanya dilakukan pada penyakit saluran pernapasan bagian atas.

Diagnosis Keperawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubugan dengan :Produksi sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi . Imobilisasi , statis sekresi , bentuk tidak efektif akibat penyakit system syaraf .Efek sedatif dari obat , pembedahan ( torak),trauma , nyeri ,kelelahan,gangguan kognitif dan persepsi.Pola napas tidak efektif berhubungan dengan:Penyakit infeksi pada paruDepresi pada pusat pernapasanLemahnya pernapasanKerusakan pertukaran gas berhubungan dengan:Perubahan suplai oksigen Obstruksi saluran pernapasanAdanya penumpukancairan dalam paru Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan:Adanya pendarahanAdanya edema ImobilisasiMenurunnya aliran darahVasokontriksihipovolumik

Perencanaan Keperawatan

Tujuan :

Mempertahankan jalan napas agar efektifMempertahankan pola pernapasan agar kembali efektifMempertahankan pertukaran gasMemperbaiki perfusi jaringan

Rencana tindakan:

Mempertahankan jalan napas agar efektifMempertahankan pola pernapasan kembali efektifMempertahankan pertukaran gas

Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan

Latihan napas

Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventiasi alveoli atau memelihara pertukaran gas , mencegah atelektatis , meningkatkan efisiensi batuk dan mengurangi stres.

Prosedur kerja :

Cuci tangan.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan .Atur posisi (duduk atau tidur telentang) .Anjurkan untuk memulai latihan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan mulut tertutup.Anjurkan untuk menahan napas selama 1-1,5 detik, kemudian di susul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut mencucu atau seperti orang meniup.Cacat respons yang terjadi.

Latihan batuk efektif

Bertujuan untuk membersihkan laring , trakea , dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas .

Prosedur kerja :

Cuci tangan .Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur membungkuk ke depan.Anjurkan untuk menarik napas secara pelan dan dengan menggunakan pernapasan diafragma.Setelah itu tahan napas kurang lebih 2 detik.Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka.Tarik napas dengan ringan.IstirahatCatat respons yang terjadi.

Pemberian oksigen

Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu melalui kanula , nasal , dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen

Alat dan bahan :

Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier.Nasal kateter, kanula, atau maskerVasein atau jeli

Prosedur kerja :

Cuci tangan.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.Cek flowmeter dan humidifier.Hidupkan tabung oksigen.Atur pasien pada posisi semifowler atau sesuai dengan kondisi pasien.

Berikan oksigen melalui kanula atau masker.

Apabila menggunakan kateter, terlebih dulu ukur jarak hidung dengan telinga, setelah itu beri jeli dan masukkan.

Catat pemberian dan lakukan observasi.

Cuci tangan.

Fisioterapi dada

Fisioterapi dada bertujuan meningkatkan efesiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan pernapasan .

Alat dan bahan :

Pot sputun berisi desinfektan.Kertas tisu.Dua balok tempat tidur (untuk postural drainase).Satu bantal (untuk postural drainase).

Prosedur kerja :

Postural Drainase

Cuci tangan.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.Miringkan tubuh pasien ke arah kiri (untuk membersihkan paru bagian kanan).Miringkan tubuh pasien ke arah kanan (untuk membersihkan paru bagian kiri).Miringkan tubuh pasien ke kiri dan tubuh bagian belakang kanan disokong dengan satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah).Lakukan postural drainase kurang lebih 10-15 menit.Observasi tanda vital selama prosedur.Setelah melaksanakan potural drainase, lakukan clapping, vibrating, dan suction.

Lakukan hingga lendir bersih.

Catat reson yang terjadi.

Cuci tangan.

lClapping

Cuci tangan.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya.Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggungpasien secara bergantian untuk merangsang terjadinya batuk.Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampungpada pot sputum.Lakukan hingga lendir bersihCatat respons yang terjadi.Cuci tangan.

lVibratingCuci tangan.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi.Lakukan vibrating degan cara anjurkan pasien untuk menari napas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Kedua tangan perawat diletakkan di bagian atas samping depan cekungan iga, kemudian getarkan secara perlahan, dan lakukan berkali-kali hingga pasien terbatuk.Bila pasien sudah terbatuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampungnya pada pot sputum.Lakukan hingga lendir bersih.Catat respons yang terjadi.Cuci tangan.

Penghisapan lendir

Bertujuan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

Alat dan bahan :

Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan.Kateter penghisap lendir.Pinset steril.Sarung tangan steril.Dua buah kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan larutan desinfektan.Kasa steril.Kertas tisu.

Prosedur kerja :

Cuci tangan.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.Aturkan pasien pada posisi telentang dengan kepala miring ke arah perawat.Gunakan sarung tangan.Hubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap.Hidupkan mesin penghisap.Laukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap kedalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mencegan trauma mukosa.Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap.Tarik dengan memutar kateter penghisap kurang dari 3-5 detik.Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9% .Lakukan hingga lendir bersih.Catat respons yang terjadi.Cuci tangan.

(Hidayat,AAA & Uliyah,M,2005)

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :

Mempertahankan jalan napas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk bernapas , jalan napas bersih ,tidak ada sumbatan , frekuensi , irama , dan kedalam napas normal ,serta tidak ditemukan adanya tanda hipoksia.Mempertahankan pola napas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk bernapas,frekuensi,irama, dan kedalaman napas normal, tidak ditemukan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan paru berkembang dengan baik.Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk bernapas , tidak ditemukan dispnea pada usaha napas , inspirasi dan ekspirasi dalam batas normal , serta saturasi oksigen dan dalam keadaan normal .Meningkatkan perfusi jaringan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan pengisian kapiler , frekuensi , irama, kekuatan nadi dalam batas normal , dan status hidrasi normal.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan dan penguraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan oksigenasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Proses oksigenasi meliputi ventilasi,difusi gas, dan transportasi gas. Factor yang mempengaruhi proses oksigenasi adalah saraf otonom,hormone dan obat.alergi pada saluran pernapasan,fator perkembangan, factor lingkungan dan factor perilaku.

Apabila manusia mengalami gangguan atau masalah pada kebutuhan oksigenasi maka perlu dilakukan tindakan untuk mengatasinya yaitu dengan latihan pernapasan utnuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, latihan bentuk efektif, pemberian oksigen,fisioterapi dada(postural drainage,clapping,vibrating), pengisapan lendir.

DAFTAR PUSTAKA

H,A Aziz Alimul.(2012).Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika.