47
TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS KATA PENGANTAR Atas Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Esa maka penulis mendapat petunjuk untuk menulis makalah yang berjudul “Pengolahan Aspal dalam Reaksi Kimia untuk Kekerasan Jalan Raya “. Penulis juga tak lupa mengucapakan terima kasih atas bimbingan serta dukungan yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah yang berupaya dengan segala kemampuan penulis makalah ini dengan baik dan pengarahan dari dosen pembimbing dapat mengsukseskan penulis untuk dituntun mencapai sarjana teknik sipil yang professional. Kiranya makalah ini dapat menopan penulis adanya dihari esok sebagai acuan untuk penbangunan berteknology dan akhirnya penulis mengharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca mohon saran dan kritikan dari pembaca sebab makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena hidup tidak luput dari kesalahan. 1

Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ainaro soro

Citation preview

Page 1: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

KATA PENGANTAR

Atas Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Esa maka penulis

mendapat petunjuk untuk menulis makalah yang berjudul “Pengolahan Aspal

dalam Reaksi Kimia untuk Kekerasan Jalan Raya “.

Penulis juga tak lupa mengucapakan terima kasih atas bimbingan serta

dukungan yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah yang berupaya

dengan segala kemampuan penulis makalah ini dengan baik dan

pengarahan dari dosen pembimbing dapat mengsukseskan penulis untuk

dituntun mencapai sarjana teknik sipil yang professional.

Kiranya makalah ini dapat menopan penulis adanya dihari esok

sebagai acuan untuk penbangunan berteknology dan akhirnya penulis

mengharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca mohon saran

dan kritikan dari pembaca sebab makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

karena hidup tidak luput dari kesalahan.

1

Page 2: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………................i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang……………………………………………………………………...................1

1.2. Perumusan Masalah………………………………………………………………………..…3

1.3. Tujuan………………………………………………………………………………………...3

1.4. Manfaat……………………………………………………………………………………….4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Aspal………………………………………………………………………………………….6

2.2. Aspal Modifier………………………………………………………………………………..8

2.3. Gondorukem………………………………………………………………………………….8

2.4. Agregat………………………………………………………………………………………..9

2.5. Gradasi……………………………………………………………………………………....10

2.6. Persyaratan Campuran………………………………………………………………………10

2.7. Marshall Test……………………………………………………………..............................12

2.8. Durabilitas…………………………………………………………………………………..12

2.9. Bahan Aditif Aspal………………………………………………………………………….13

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Aspal…………………………………………………………………………….14

2

Page 3: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

3.2. Sumber Aspal………………………………………………………………………………..15

3.3. Klasifikasi Aspal…………………………………………………………………………….183.4. Sifat-Sifat Kimia Aspal……………………………………………………………………...193.5. Sifat – Sifat Fisik Aspal……………………………………………………………………..213.6. Macam – macam Aspal…………………………………………………………………...…22

BAB IV PENUTUP

4.1. . Kesimpulan………………………………………………………………………………...244.2. Saran………………………………………………………………………………………...25DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….......26LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. latar belakang

proses pemadatan dalam perencanaan campuran beraspal panas biasanya digunakan

dengan metode marshall untuk menentukan nilai rongga dalam campuran yang disyaratkan,

tetapi dalam kondisi tertentu setelah diaplikasikan di lapangan dan telah mengalami pemadatan

oleh lalu lintas, tidak mencerminkan kepadatan campuran beraspal yang sesuai dengan harapan.

Rongga dalam campuran beraspal setelah beberapa lama relatif terlalu tinggi sehingga terjadi

retak, atau bahkan terlalu rendah dari pada persyaratan sehingga acapkali terjadi deformasi

plastis.

Metode pemadatan dengan marshall konvensional atau normal menggunakan mold

berdiameter 10 cm (4 inci) yang dirancang dengan jumlah tumbukan normal tertentu dianggap

belum cukup untuk menjamin kinerja campuran beraspal yang digunakan untuk lalu lintas berat

dan padat dengan temperatur tinggi. Untuk mengevaluasi kerusakan perkerasan jalan beraspal

berbentuk retak dan deformasi plastis kepadatan membal dimaksudkan sebagai kepadatan

tertinggi (maksimum) yang dapat berupa alur perlu dikontrol dengan suatu uji kepadatan sampai

kondisi membal dicapai, sehingga campuran tersebut praktis tidak dapat menjadi lebih padat lagi.

3

Page 4: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Jalan merupakan pendukung utama untuk perkembangan pembangunan di Timor Leste

jalan melayani 80 - 90 % mobilisasi seluruh angkutan barang dan orang. Hal ini mengakibatkan

kerusakan pada jalan tidak dapat dihindari karena beban yang ditanggung akibat aktivitas

mobilisasi angkutan orang dan barang tersebut. Keadaan tersebut diperparah juga oleh situasi

iklim di timor leste yang tropis, kelembaban dan curah hujan yang tinggi mengakibatkan

intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun,curah hujan yang tinggi, sehingga

memperpendek umur jalan.

Aspal konvensional dengan penetrasi 60/70 yang biasa digunakan sebagai bahan

campuran panas (hotmix) cenderung memiliki viskositas dan titik lembek yang rendah, mudah

dipengaruhi oleh suhu dan beban yang melintas diatasnya. Suhu yang tinggi disiang hari dan

ditambah dengan adanya beban dari lalu lintas yang besar akan semakin memperbesar

kemungkinan perkerasan lentur jalan akan mengalami kerusakan yang permanen. sementara itu,

terkait dengan curah hujan yang tinggi, air hujan akan sering menggenangi permukaan jalan.

Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan dari aspal konvensional penetrasi 60/70

adalah dengan menggunakan aspal modifikasi sebagai material campuran. Para peneliti aspal

telah memfokuskan perhatian pada sifat –sifat pemodifikasi aspal yang diperoleh dari interaksi

antara komponen aspal dan aditif polimer. Dalam hal ini terlihat bahwa keterpaduan aditif

polimer yang sesuai kedalam campuran aspal dapat dipersiapkan sifat – sifat yang dibutuhkan

untuk meningkatkan kontribusi pengikat aspal untuk kinerja pengaspalan (terrel, 1986).

Aspal berfungsi sebagai perekat agregat dalam campuran aspal beton, sehingga

menjadikannya sangat penting dipertahankan kemampuannya terhadap kelekatan, titik lembek

dan kelenturannya. penambahan aditif pada aspal menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk

mempertahankan maupun meningkatkan daya rekatnya, titik lembek, maupun kelenturanya

(Rianung, 2007).

4

Page 5: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.seiring dengan hal

tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk. Sehingga muncul banyak kendaraan-

kendaraan berat di jalan raya yang melintasdi jalan raya. salah satu prasarana transportasi adalah

jalan yang merupakankebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan

mobilitas penduduk yang sangat tinggi dewasa ini maka diperlukan peningkatanbaik kuantitas

maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pada campuran antara aspal dengan agregat yang ditambahkan bahan aditif karet SIR-20

hanya akan terjadi ikatan fisis sehingga membuat bahan aditif yang ditambahkan hanya berfungsi

sebagai agregat. Perlunya penggunaan bahan peroksida seperti dikumil peroksida sebagai

inisiator dan juga penambahan divenil benzena sebagai pengikat sambung silang (crosslinker)

dalam campuran aspal tersebut, akan menghasilkan ikatan kimia yang kuat dalam campuran

aspal tersebut dan menyebabkan agregat terperangkap diantara ikatan sambung silang yang

terjadi antara aspal dengan karet SIR-20.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang

pemanfaatan karet sir-20 yang dicampurkan dengan aspal untuk pembuatan aspal polimer.

Pemanfaatan karet SIR-20 yang bersifat elastomer ini diharapkan juga dapat meningkatkan nilai

kelenturannya sehingga tingkat keelastisan aspal menjadi lebih baik.

2.2. Perumusan Masalah

Masalah kepadatan campuran beraspal panas untuk perkerasan jalan yang dirancang

dengan metode marshall konvensional adalah ketergantungannya terhadap pencapaian rongga

udara yang disyaratkan. pencapaian rongga udara perkerasan jalan hanya dapat dievaluasi bila

setelah beberapa tahun dilalui kendaraan. Bila rongga udara tidak tercapai oleh pemadatan lalu

lintas, maka rongga dalam campuran akan relatif lebih tinggi sehingga penuaan aspal relatif akan

lebih cepat akibat oksidasi, perkerasan menjadi kurang lentur dan akan cepat retak. sebaliknya

adalah bila rongga dalam campuran beraspal masih terlalu rendah, maka akan menyebabkan

5

Page 6: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

bleeding atau keluarnya aspal karena campuran tidak cukup ruang untuk mengakomodasi aspal

dalam rongganya.

Pemadatan di laboratroium sangat berbeda dengan pemadatan di lapangan akibat

pemadatan oleh lalu lintas, tetapi pemadatan secara mekanis di laboratorium dengan metode

marshall masih relevan mensimulasikan pemadatan oleh beban lalu lintas, asalkan jumlah

tumbukkan pada benda uji harus disesuaikan. alternatif lain adalah dilakukan penumbukkan

campuran beraspal menggunakan penumbuk elektris untuk alat marshall, atau alat pemadat putar

(gyratory compactor) sehingga tidak memerlukan tenaga manusia untuk mengangkat palu

penumbuk. pemadatan lain dapat menggunakan alat penumbuk getar yang dapat dioperasikan

secara manual, meniru alat pemadat putar.

Di negara-negara maju telah menggunakan konsep metode uji membal ini sebagai dasar

untuk perencanaan perkerasan jalan beraspal, berdasarkan gradasi agregat campuran tertentu

yang penentuan kadar aspal dan kadar rongganya dianalisis secara volumetrik.

2.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pembuatan aspal polimer dengan memanfaatkan ldpe bekas

sebagai aditif yang dicampur bersama agregat pasir dengan adanya dikumil peroksida

dan divenil benzena.

2. Untuk mengetahui efektifitas dari pemanfaatan ldpe bekas sebagai bahan aditif dalam

pembuatan aspal polimer dalam hal peningkatan sifat fisik dan mekanik dalam aspal

polimer.

3. Untuk mengetahui apakah aspal dapat bercampur dengan karet sir-20 yang dicampur

dengan agregat pasir dengan adanya dikumil peroksida dan divenil benzena

menggunakan proses ekstruksi.

6

Page 7: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

4. Mengetahui pengaruh bahan tambah / aditif yaitu gondorukem dengan melakukan

beberapa uji variasi terhadap persentase berat kadar aspal pada pengujian sifat – sifat

fisik aspal.

5. Mencari persentase kadar aspal optimal dengan bahan tambah gondorukem dilihat dari

sifat marshall seperti stabilitas, flow, vim (void in the mix), vfb (void fill with bitumen),

vma (void in the mineral aggregate), dan marshall quotient.

6. Mengkaji dan mengevaluasi perilaku campuran asphalt concrete - binder course (ac-

bc) dengan penggunaan bahan tambah / aditif yaitu gondorukem atas kemampuan

mempertahankan kualitasnya dari kerusakan setelah dilakukan perendaman.

2.4. Manfaat

Menemukan alternatif suatu bahan tambah aspal /aditif baru yang murah, mudah

didapatkan, pengolahan cukup sederhana, bahan yang ramah lingkungan dan berasal dari bahan

yang dapat diperbaharui yang sekaligus diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif

terhadap pengembangan teknologi konstruksi perkerasan jalan di timor leste sebagai berikut:

Sebagai informasi tambahan mengenai pemanfaatan ldpe sebagai bahan aditif dalam

pembuatan aspal polimer.

Sebagai solusi alternatif terhadap permasalahan pembangunan jalan raya sehingga

dihasilkan kualitas aspal yang lebih baik dan lebih tahan lama.

Sebagai informasi tambahan mengenai pemanfaatan karet sir-20 sebagai bahan aditif

dalam pembuatan aspal polimer.

Sebagai solusi alternatif terhadap permasalahan pembangunan jalan raya sehingga

dihasilkan kualitas aspal yang lebih baik dan lebih tahan lama.

Membandingkan antara penggunaan semen portland dengan abu batu sebagai filler dalam

campuran ac-wc, dilihat dari stabilitas dan kepadatan serta keawetan dan kekuatan

terhadap kerusakan campuran setelah dilakukan perendaman selama 0, 24, 48, 72 dan 96

jam.

7

Page 8: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

BAB II

LANDASAN TEORI

8

Page 9: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

2.1. Aspal

Aspal dibuat dari minyak mentah (crude oil) dan secara umum berasal dari sisa

organisme laut dan sisa tumbuhan laut dari masa lampau yang tertimbun oleh pecahan batu

batuan. setelah berjuta juta tahun material organisme dan lumpur terakumulasi dalam lapisan-

lapisan ratusan meter, beban dari beban teratas menekan lapisan yang terbawah menjadi batuan

sedimen. Sedimen tersebut yang lama - kelamaan menjadi atau terproses menjadi minyak mentah

yang menjadi senyawa dasar hydrocarbon. Aspal biasanya berasal dari destilasi dari minyak

mentah, namun aspal ditemukan juga sebagai bahan alam (misal : asbuton), dimana sering juga

disebut mineral ( Shell Bitumen, 1990) aspal adalah sistem koloidal yang rumit dari material

hydrocarbon yang terbuat dari asphaltenes, resin dan oil. Material aspal berwarna coklat tua

sampai hitam dan bersifat melekat, berbentuk padat atau semi padat yang didapat dari alam

dengan penyulingan minyak.(kreb,rd & walker, rd.,1978) aspal dapat pula diartikan sebagai

bahan pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa yang komplek seperti

asphaltenes, resin dan oil.

Asphlatenes material susunan pembentuk dari aspal dan resin mempengaruhi dari sifat-sifat

adesi dan daktilitas, oils berpengaruh terhadap viskositas dan flow (Hunter Rn, 1994) Soeprapto

Totomihardjo (1994), aspal merupakan senyawa hidrogen (h) dan carbon (c) yang terdiri dari

paraffins, naphtene dan aromatics, bahan-bahan tersebur membentuk:

Asphaltenese : kelompok ini membentuk butiran halus, berdasarkan aromatics/ benzene

structure serta berat molekul tinggi.

Oils : kelompok ini berbentuk cairan yang melarutkan asphaltenese, tersusun dari

paraffins (waxy), cyclo paraffins (wax-free) dan aromatics serta mempunyai berat

molekul rendah.

Resin : kelompok ini membentuk cairan penghubung asphaltenese dan mempunyai berat

molekul sedang. selanjutnya gabungan oils dan resin sering disebut maltenese dewasa ini

kebanyakan aspal dipandang sebagai sebuah sistem koloidal yang terdiri dari komponen

molekul berat yang disebut aspaltenes, dispersi/ hamburan didalam minyak perantara

9

Page 10: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

disebut maltenes. bagian dari maltenes terdiri dari molekul perantara yang disebut resins

yang dipercaya menjadi instrumen di dalam menjaga dispersi asphaltenes.

(Koninklijke/Shell-Laboratoriun-1987) fungsi kandungan aspal dalam campuran juga

berperan sebagai selimut agregat dalam bentuk film aspal yang berperan menahan gaya

gesek permukaan dan

mengurangi kandungan pori udara yang juga berarti mengurangi penetrasi air ke dalam

campuran (Crauss, J et al, 1981).

Anang Priambodo (2003) menyatakan bahwanaspal juga merupakan material yang

bersifat visco-elastis dan mempunyai ciri-ciri beragam mulai dari yang bersifat sangat melekat

sampai dengan yang bersifat elastis. diantara sifatsifat aspal yang lain adalah :

aspal mempunyai sifat thrixotropy, yaitu dibiarkan tanpa mengalami tegangan - tegangan

aspal akan menjadi keras sesuai dengan jalannya waktu.

Aspal mempunyai sifat rheologic, yaitu hubungan antara tegangan (stress) dan regangan

(strain) yang dipengaruhi oleh waktu. apabila mengalami pembebanan dengan jangka

waktu yang sangat cepat, maka aspal akan bersifat elastis, namun pembebanan yang

terjadi cukup lama sifat aspal menjadi plastis (viscous).

Aspal adalah bahan yang thermoplastis, yaitu konsistensi atau viskositasnya akan

berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur

maka viskositasnya semakin rendah atau aspal akan semakin encer, demikian pula

sebaliknya. Penuaan aspal adalah suatu parameter untuk mengetahui durabilitas

campuran aspal. Penuaan aspal disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu penguapan fraksi

minyak ringan yang terkandung dalam aspal dan oksidasi (penuaan jangka pendek) dan

oksidasi yang progresif (penuaan jangka panjang). Kedua proses penuaan ini

menyebabkan terjadinya perkerasan pada aspal dan selanjunya meningkatkan kekakuan

campuran beraspal yang dapat meningkatkan ketahanan campuran terhadap deformasi

permanen dan kemampuan menyebarkan beban yang diterima, tetapi dilain pihak

campuran aspal akan menjadi lebih getas sehingga akan cepat retak dan akan

menurunkan ketahanan terhadap beban berulang.

10

Page 11: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

2.2. Aspal Modifier

Dengan kemajuan teknologi pada saat ini banyak dihasilkan bahan tambah

atau modifier, sering juga disebut aditif, yaitu suatu bahan yang dapat dicampurkan atau

ditambahkan pada aspal atau batuan.

Untuk hal ini ada baiknya kalau dapat diketahui mengenai susunan rangkaian dari atom

yang ada pada aspal, menurut g.t austin, ditinjau dari sudut kimia aspal merupakan suatu

rangkaian atom atau “polymer“. polimer satu dengan polimer satunya tidak berkaitan secara kuat

karena adanya ikatan rangkap pada struktur molekul tersebut atau biasa disebut “co-polymer”.

sifat sifat co-polymer tersebut secara umum bersifat antara lain :

1. Stabilitas yang rendah

2. Kurangnya ketahanan terhadap suhu.

3. Mudahnya mengikat atom bebas.

Adanya sifat-sifat yang kurang menguntungkan tersebut para ahli berusaha menemukan

bahan yang dapat memperbaiki sifat kimiawi dari aspal. Akhirnya ditemukan berbagai macam

bahan tambah yang berfungsi sebagai katalisator pada reaksi kimia pada aspalnya. lewat reaksi

kimia katalisator ini mengubah ikatan rangkap pada aspal menjadi ikatan – ikatan tunggal pada

rantai panjang, yang lasim disebut polimer, yang bertindak sebagai katalisator untuk

memperbaiki struktur molekul pada aspal dengan perbaikan struktur molekul dalam aspal,

artinya setelah pemakaian bahan tambah / aditif akan dapat merubah sifat-sifat aspal antara lain :

1. meningkatkan stabilitas.

2. mengurangi kepekaan terhadap suhu.

3. meningkatkan ketahanan terhadap deformasi.

2.3. Gondorukem.

11

Page 12: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Gondorukem adalah istilah yang digunakan sebagai sebutan umum untuk produk

pengolahan getah dari pohon jenis pinus. sebutan gondorukem ini berawal dari penggunaan

getah sebagai penambal kapal kayu yang bocor. Industri gondorukem dunia dimulai sekitar 100

tahun yang lalu di amerika sudah ada industrinya pada tahun 1830.

2.4. Agregat

Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun

komposisi lainnya, baik hasil alam (natural aggregate), hasil pengolahan (manufactured

aggregate) maupun agregat buatan (synthetic aggregate) yang digunakan sebagai bahan utama

penyusun perkerasan jalan (Das’at Widodo,1999). menurut pedoman no. 023/t/bm/1999, sk no.

76/kpts/db/1999. pedoman teknik perencanan campuran beraspal panas dengan pendekatan

kepadatan mutlak dep. kimpraswil pusat penelitian dan pengembangan teknologi prasarana jalan,

agregat dibedakan dalam beberapa kelompok yaitu :

Agregat kasar, yaitu batuan yang tertahan saringan no. 8 (2,36 mm) terdiri

atas batu pecah atau kerikil pecah. Agregat kasar dalam campuran beraspal panas untuk

mengembangkan volume mortar dengan demikian membuat campuran lebih ekonomis

dan meningkatkan ketahanan terhadap kelelehan.

Agregat halus, yaitu batuan yang lolos saringan no. 8 (2,36 mm) dan tertahan saringan

no. 200 (0.075 mm) terdiri dari hasil pemecahan batu atau pasir alam. Fungsi utama dari

agregat halus adalah untuk mendukung stabilitas dan mengurangi deformasi permanen

dari campuran melalui ikatan dan gesekan antar partikel, berkenaan dengan itu agregat

halus harus memiliki kekerasan yang cukup dan mempunyai sudut, mempunyai bidang

pecah permukaan, bersih dan bukan bahan organik.

Agregat pengisi (filler), terdiri atas bahan yang lolos saringan no.200

(0,075 mm) tidak kurang dari 75% terhadap beratnya.(Sk. Sni m-02- 1994-03). fungsi

dari filler adalah untuk meningkatan viskositas aspal dan untuk mengurangi kepekaan

terhadap temperatur. hasil penelitian umumnya menunjukan bahwa meningkatnya jumlah

12

Page 13: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

bahan pengisi (filler ) cenderung akan meningkatkan stabilitas dan mengurangi rongga

dalam campuran.

Gradasi agregat gabungan adalah gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal,

ditunjukkan dalam persen terhadap berat agregat, harus memenuhi batas – batas dan

harus berada diluar daerah larangan (restriction zone).

2.5. Gradasi

Hasil kajian yang dilakukan balitbang Dep pu pada tahun 2004, telah diperoleh bahwa

gradasi agregat campuran yang memiliki ketahanan terhadap deformasi plastis namun masih

memiliki ketahanan terhadap retak adalah gradasi agregat gabungan yang memotong kurva fuller

dan pada fraksi halus berada dibawah daerah yang dilarang. Superpave menetapkan gradasi

dengan 2 (dua) spesifikasi khusus yaitu target gradasi berada didalam batas titik kontrol (control

point) dan menghindari daerah penolakan / larangan (restricted zone) . Titik- titik kontrol

berfungsi batas rentang dimana target gradasi harus lewat. titik – titik kontrol tersebut diletakan

di ukuran maksimum nominal dan di pertengahan saringan (2,36 mm) dan ukuran saringan

terkecil (0,075 mm).

Joko Wardoyo (2003) dalam Kennedy (1996) menyarankan untuk menghasilkan kinerja

jalan yang baik dengan volume lalu lintas tinggi dipilih target gradasi yang lewat dibawah daerah

penolakan/ larangan.

2.6. Persyaratan Campuran

Perencanaan campuran mencakup kegiatan pemilihan dan penetuan proporsi material

untuk mencapai sifat – sifat akhir dari campuran beraspal yang diinginkan (Asphalt Institute,

1993).

13

Page 14: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Bagus Priyatno (1999), kareteristik campuran beraspal untuk lapis permukaan adalah

untuk mendapatkan campuran efektif dari gradasi agregat dan aspal yang akan menghasilkan

campuran beraspal yang memiliki sifat – sifat sebagai berikut:

2.6.1. Stabilitas adalah kemampuan campuran untuk melawan deformasi atau perubahan

bentuk yang disebabkan oleh beban lalu lintas. Stabilitas tergantung dari gaya gesek (internal

friction) dan kohesi (cohesion). sedangkan gaya gesek tergantung pada surface texture, gradasi

agregat, bentuk kombinasi dari gaya gesek dan kemampuan saling mengunci agregat pada

campuran.

2.6.2. Fleksibilitas adalah kemampuan lapis permukaan untuk menyesuaikan perubahan

bentuk yang terjadi dibawahnya tanpa mengalami retak–retak. sifat ini bertolak belakang dengan

stabilitas, maka dalam perencanaan kedua Sifat ini diusahakan dicapai optimumnya, karena

usaha memaksimalkan usaha yang satu berarti meminimumkan sifat yang lain. Umumnya

fleksibilitas campuran beraspal akan lebih tinggi dengan penambahan kadar aspal. jika

menggunakan aspal dengan daktilitas tinggi, mengurangi tebal lapis perkerasan dan

menggunakan gradasi agregat relatif terbuka.

2.6.3. Durabilitas adalah kemampuan campuran untuk mempertahankan kualitasnya dari

kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh cuaca dan beban lalu lintas (oksidasi,

stripping, disintregasi dari agregat).

2.6.4. Impermeability adalah sifat kedap air dan udara yang dimiliki campuran, hal ini erat

kaitannya dengan jumlah rongga dalam campuran yang dapat mempengaruhi durabilitas lapis

pekerasan. Permukaan perkerasan dapat dimungkinkan kedap air dengan cara menggunakan

gradasi rapat atau memperbesar kadar aspal agar nilai voidnya kecil.

2.6.5. Fatique resitance adalah kemampuan pekerasan terhadap kelelahan akibat beban yang

berulang-ulang (load repetition) dari beban lalu lintas tanpa mengalami retak. nilai fatique

14

Page 15: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

resistance dapat dinaikan dengan cara mempertinggi kadar aspal, mempertebal lapis permukaan

dan memperkecil rongga terhadap campuran.

2.6.6. Skid resitance adalah kekesatan lapis permukaan yang berkaitan dengan kemampuan

lapis perkerasan untuk melayani arus lalu lintas kendaraan yang lewat diatasnya tanpa terjadi

skidding-slipping pada saat kondisi permukaan basah. nilai kekesatan yang tinggi dapat diperoleh

dengan cara menggunakan agregat dengan mikrotekstur dan nilai abrasi rendah atau membuat

kondisi permukaan kasar sehingga mempunyai makrotektur tinggi misalnya dengan chipping dan

mengurangi kadar aspal.

2.6.7. Workability adalah sifat kemudahan dari campuran agregat aspal untuk dilaksanakan

meliputi pencampuran, penghamparan dan pemadatan. Factor - faktor yang mempengaruhi

dalam pelaksanaan adalah gradasi agregat, temperatur campuran, kandungan filler dan loksi

penghamparan.

2.7. Marshall Test

Konsep marshall test dikembangkan oleh bruce marshall, seorang insiyur perkerasan

pada mississipi state highway. pada tahun 1948 us cops of engineering meningkatkan dan

menambah beberapa kriteria pada prosedur testnya, terutama kriteria rancangan campuran. sejak

itu test ini banyak diadopsi oleh berbagai organisasi dan pemerintahan dibanyak negara, dengan

beberapa modifikasi prosedur ataupun intepretasi terhadap hasilnya.

Parameter penting yang ditentukan pengujian ini adalah beban maksimum yang dapat

dipikul briket sampel sebelum hancur atau marshall stability dan jumlah akumulasi deformasi

sampel sebelum hancur yang disebut marshall flow. dan juga turunan dari keduanya yang

merupakan perbandingan antara marshall stability dan marshall flow disebut marshall quotient,

yang merupakan nilai kekakuan berkembang (pseudo stiffness), yang menunjukan ketahanan

campuran terhadap deformasi permanen (Shell Bituman, 1990). parameter lain yang penting

15

Page 16: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

adalah analisis void yang terdiri dari void in the mix (vim), void in material aggregate (vma),

void filled with bitumen (vfb) yang ditentukan pada kondisi standar (2x75).

2.8. Durabilitas

Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah digunakan sebagai

bahan pengikat dalam campuran berasapal dan dihamparkan di lapangan. hal ini disebabkan

karena sifat-sifat aspal akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan pengelupasan yang

terjadi baik pada saat pencampuran, pengangkutan dan penghamparan aspal di lapangan.

perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi berdaktilitas rendah atau dengan kata lain

aspal mengalami penuaan. Kemampuan aspal untuk menghabat laju penuaan ini disebut

durabilitas aspal pengujian kualitatif aspal biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas

aspal adalah pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas.

Uji durabilitas campuran ini dilakukan untuk mengatahui daya rekat aspal terhadap

agregat dengan cara aspal beton direndam dalam air, aspal dengan daya adesi yang kuat akan

melekat erat pada permukaan agregat. durabilitas campuran aspal beton dapat ditinjau dari

besaran nilai stabilitas pada uji marshall setelah dilakukan perendaman.

2.9. Bahan Aditif Aspal

Bahan aditif aspal adalah suatu bahan yang dipakai untuk ditambahkan pada aspal. Terrel

& Epps (1971), penggunan bahan aditif aspal merupakan bagian dari klasifikasi jenis aspal

modifier yang yang berunsur dari jenis karet, karet sintetis /buatan juga dari karet yang sudah

diolah (dari ban bekas), dan juga dari bahan plastik, adapun pengujian yang pernah dilakukan

adalah :

a. Badan litbang Dep pu (2007), melakukan pengujian dengan menggunakan bahan aditif

dengan menggunakan karet alam (lateks kkk 60) untuk meningkatkan mutu perkerasan

jalan berasapal sebesar 3 % dari berat aspal minyak dengan hasil memperbaiki

karakteristik aspal konvensional, meningkatkan mutu perkerasan beraspal yang

16

Page 17: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

ditunjukkan dengan peningkatan modulus resilien dan kecepatan deformasi,

meningkatkan umur konstruksi perkerasan jalan yang ditunjukkan percepatan

terjadinya retak dan alur.

b. PT. tunas mekar Adiperkasa (2005) dengan produknya aspal bituplus®. aspal

bituplus® memakai polimer elastomerik atau dari bahan jenis karet. Pengujian

dilakukan dari penelitian penggunaan aspal tersebut pada jalan yang telah dibangun.

Hasil penelitian adalah dengan pemakaian aspal bituplus® menghasilkan aspal yang

memiliki titik lembek tinggi, kelenturan yang lebih baik serta penetrasi yang optimal

daripada menggunakan aspal biasa serta perkerasan jalan lebih tahan terhadap aging

akibat pengaruh sinar ultraviolet sehingga memperbaiki kinerja beton.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Aspal

Menurut Bambang Irianto (1988) dan Silvia Sukirman (1999), aspal beton adalah suatu

bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan

ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material sebelum dicampur

secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu. Karena dicampur dalam keadaan panas, maka

sering disebut sebagai hot mix. Semua pekerjaan pencampuran hot mix dilakukan di pabrik

pencampur yang disebut sebagai Asphalt Mixing Plant (AMP).

Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub Base Course, Base

Course, dan Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga terdiri

17

Page 18: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

dari beberapa jenis, yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar, di bawah ini Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang baik, dalam

proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton, yang

meliputi:

Stabilitas

Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas

tanpa mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari gaya gesekan

antar partikel (internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi yang

baik antara batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh kekerasan permukaan

batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran, kadar aspal, dan tingkat kepadatan campuran.

Durabilitas

Aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadap cuaca dan

beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung durabilitas meliputi kadar

aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat kepadatan yang sempurna.

Fleksibilitas

Fleksibilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi lendutan

akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan bentuk.

Fleksibilitas perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasi yang relatif terbuka

dan penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat menambah ketahanan terhadap

pembebanan.

2.3. Sumber Aspal

Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari proses

penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras. Aspal juga terdapat di alam

secara alamiah, aspal ini aspal alam .Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah

kedalam aspal yang bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga

menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi.

2.3.1. Aspal Hasil Destilasi

18

Page 19: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi

dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur

pemanasan minyak mentah tersebut. Pada setiap temperature tertentu dari proses destilasi akan

dihasilkan produk-produk berbasis minyak sebagai berikut:

Aspal Keras

Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan

engan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal

keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses stilasii hampa pada

temperatur sekitar 480 ºC. Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak mentah

yang disulaing atau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan. Untuk menghasilkan aspal keras

dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga

dapat mengontrol sifatsifat aspal keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan

mencampur berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi dilakukan.

Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang bervariasi, sesuai

dengan sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang sering dilakukan untuk mendapatkan aspal

keras adalah dengan viskositas menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal keras

dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan aspal lainnya

ang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengna viskositas menengah. Selain melalui

proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak mentah dengan pemanasan dan

penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam

proses ini fraksi minyak ( bensin, solar, dan minyak tanah) yang terkandung dalam minyak

mentah, dikeluarkan sehingga meninggalkan aspal sebagai residu.

Aspal Cair

Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis

minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi, dimana dalam

proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan.

Kecepatana menguap dari minyak yang digunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja

19

Page 20: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang

dihasilkan.

Aspal Emulsi

Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini

partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyang mengandung emulsifer

(emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian besar

berukuran sangat kecil bahkansebagian besar berukuran koloid.

Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan

aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan, Aspal

emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi :

Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.

Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif

Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)

2.3.2. Aspal Alam

Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan

depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:

Aspal Danau ( Lake Asphalt) Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad,

Venezuella dan lewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organic

lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek sangat tinggi.

Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang mempunyai angka penetrasi yang

tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi

yang diinginkan.

Aspal Batu ( Rock Asphalt) Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara

alamiah terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia. Aspal dari

deposit ini terbentuk dalam celah-calah batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang

terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12 – 35 % dari masa batu tersebut dan

memiliki persentasi antara 0 – 40. Untuk pemakaiannya, deposit ini harus ditimbang

20

Page 21: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan minyak pelunak atau

aspalkeras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat ini aspal

batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan aspal batu dalam bentuk

butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari 1 mm dan dalam bentuk mastik.

2.3.3. Aspal Modifikasi

Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahantambah. Polymer

hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini, sehinga aspal modifikasi sering

disebut juga aspal polymer. Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang

biasanya digunakan untuk tujuan ini, yaitu:

Aspal Polymer Elastomer dan karet hádala jenis – jenis polyer elastomer

yang SBS (Styrene Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene

Isoprene Styrene), dan karet hádala jenis polymer elastoner yang biasanya digunakan

sebagai bahan pencampur aspal keras. Penambahanpolymer jenis ini dimaksudkan untuk

memperbaiki sifat rheologi aspal, antara lain penetrasi, kekentalan, titik lembek dan

elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang dibuat dengan aspal polymer elastomer

akan memiliki tingkat elastisitas yang lebih tinggi dari campuran beraspal yang dibuat

dengan aspal keras. Presentase penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan

aspal polymer harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan

bahan tambah sampai dengan batas tertentu memang dapat memperbaiki sifat-sifat

rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan

pengaruh yang negatif.

2.3.4. Aspal Polymer Plastomer

Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan

polymer plastomer pada aspal keras juga dimaksudkan untuk meningkatkan sifat rheologi baik

pada aspal keras dan sifat sifik campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak

digunakan antara lain adalah EVA ( Ethylene Vinyle Acetate), Polypropilene, dan Polyethilene.

21

Page 22: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Presentase penambahan polymer ini kedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan

pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu

penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan

yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif.

2.4. Klasifikasi Aspal

Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelasberdasarkan tiga

sistem yang berbeda, yaitu: Viskositas, viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing

system mengelompokan aspal dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam

pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling banyak digunakan adalah sistem pengklasifikasin

berdasarkan viskositas dan penetrasi. Dalam sistem viskositas, satuan poise adalah estándar

pengukuran viskositas absolut. Makin tinggi nilai poise statu aspal makin kental aspal tesebut.

AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60°C) adalah jenis aspal keras

yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400 poise pada temperature 60ºC) adalah jenis

aspal keras yang bersifat keras. Beberapa Negara mengelompokan aspal berdasarkan viskositas

estela penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal estela penghamparan di

lapangan. Untuk mensimulasikan penuaan aspal selama pencampuran, aspal segar yang akan

digunakan dituangkan terlebihdahulu dalam oven melalui pengujian Thin Film Oven Test

(TFOT) dan Rolling Film Oven Test (RTFOT). Sisa aspal yang tertinggal (residu) kemudian

ditentukan tingkatannya (grade) berdasarkan fiskositasnya dalam satuan poise.

Uji Penetrasi, Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram ( termasuk berat

jarum) ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarum yang masuk kedalam contoh

aspal dalam waktu lima detik diukur dalam satuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan

dinyatakan sebagai nilai penetrasi aspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin

keras aspal tersebut.

2.5. Sifat-Sifat Kimia Aspal

22

Page 23: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi yang digunakan

terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah berumur ribuan tahun dibawah

tekanan dan variasi temperatur yang tinggi.Susunan struktur internal aspal sangat ditentukan oleh

susunan kimia molekul-molekul yang terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal

sangat kompleks dan dominasi (90 -95% dari berat aspal)oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh

sebab itu, senyawa aspal seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil,

sisanya (5-10%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan logam. Unsur-unsur heteroatom

seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat menggantikan kedudukan atom karbon yang

terdapat di dalam stuktur molekul aspal.

Hal inilah yang menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksiantar

atom tom ini dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah heteroatom

yang terkandung didalam aspal sangat ditentukan oleh sumber minyak tanah mentah yang

digunakan dan tingkat penuaannya. Heteroatom, terutama sulfur lebih reaktif daripada karbon

dan hidrogen untuk mengikat oksigen. Oleh sebab itu, aspal degna kandungan sulfur yang tinggi

akan mengalami penuaan yang lebihcepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur. Atom

logam seperti vanadium, nikel, besi, magnasium dan kalsium hanya terkandung di dalam aspal

dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya mengandung satu persen atom logam

dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya.

Karena susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal sangat sulit

dilakukan dan memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data yang dihasilkan pun

belum tentu memiliki hubung an dengan sifat rheologi

aspal .Analisa kimia yang dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspal dalam

dua grup, yaitu aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadi saturated, aromatik

dan resin. Walaupun begitu pembagian ini tidak dapat didefinisikan secara jelas karena adanya

sifat saling tumpang tindih antara kelompok kelompok tersebut.

Aspalten

23

Page 24: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Aspalten adalah unsur kimia aspla yng padat yang tidak larut dalam n- penten. Aspalten

berwarna cokelat sampai hitam yang mengandung karbon dan hydrogen dengan

perbandungan 1 : 1, dan kadang-kadang juga mengandung nitrogen, sulfur, dan oksigen.

Aspalten biasanya deanggap sebagai material yang bersifat polar danmemiliki bau yang

khas dengan berat molekul yang cukup berat. Molekul aspalten ini memiliki ukuran

antara 5-30 nano meter. Besar kecilnya kandungan aspalten dalam aspal sangat

mempengaruhi sifat rheologi aspal tersebut. Peningkatan kandungan aspalten dalam aspal

menghasilkan aspal yang lebih keras dengan nilai penetrasi yang rendah, titik lembek

yang tinggi dan tingkt kekentalan aspal yang tinggi pula.

Malten

Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain aspalten.

Unsur malten ini dapat dibagi lagi menjadi :

Resin

Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikit mengandung oksigen,

sulfur dan nitrogen. Rasio kandungan unsur hydrogen terhadap karbn di dalam resin berkisar

antara 1,3 – 1,4. Resin ini memiliki ukuran antara 1-5 nanometer, berwarna cokelat, berbentuk

semi padat, bersifar sangat polar dan memberikan sifat adesif pada aspal. Didalam aspal, resin

berperan sebagai zat pendispersi aspaltene. Sifat aspal, SOL ( larutan ) atau GEL ( jeli) sangat

ditentukan oleh proporsi kandungan resin terhadap kandungan aspalten yang terdapat pada aspal

tersebut.

Aromatik

Aromatik adalah unsur pelaryt aspalten yang paling dominan di dalam aspal. Aromatik

berbentuk cairan kental yang berwarna cokelat tua dan kandungan di dalam aspal bersifat antara

40% - 60% terhadap berat aspal. Aromatik terdiri dari rantai karbon yang bersifat non polar yang

didominasi oleh unsur tak jenuh ( un saturated) dan memiliki daya larut yang tinggi terhadap

molekul hidrokarbon.

Saturated

Saturated adalah bagian dalam molekul malten yang berupa minyak kental yang

berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat non polar. Saturated terdiri dari parafin

24

Page 25: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

( wax) dan non parafin, kandungannya di dalam aspal berkisar antara 5% - 20% terhadap berat

aspal.

2.6. Sifat – Sifat Fisik Aspal

Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja campuran

beraspal antara lain adalah:

Durabilitas

Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan sebagai

bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal ini di sebabakan

karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan pengelupasan

yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan campuran beraspal

di lapangan. Perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah

atau dengna kata lain aspal telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk

menghambat laju penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk

mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses

penuaan. Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang

baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif

yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi,

titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji yang

telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT) dan

Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses

penuaan yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal

terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan

atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.

Adesi dan Kohesi

Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan

kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi dan

kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat

25

Page 26: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu

ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat

adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah

adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang

memiliki nilai daktalitas yang tinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan

uji kuantitatif lainnya yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal

terhadap batuan. Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal

direndam dalam air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat

air atau kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti

pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan

melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai

akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau

bahkan tidak terjadi sama sekali.

Kepekaan aspal terhadap temperatur

Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperature

menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat

akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.

Pengerasan dan penuaan aspal

Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas

campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan

fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan

oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang

paling penting yang menentukan kecepatan penuaan.

2.7. Macam – macam Aspal

2.7.1. Aspal Makadam (macadam penetrasi)

Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk

memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang lebih besar diletakan

26

Page 27: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x ukuran batuan terbesar, kemudian

dipadatkan sehingga menjadi kompak dan stabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat.

Kesalahan aspal macadam :

1. penggunaan batuan yang tidak benar

2. penyebaran aspal yang tidak benar.

2.7.2. Beton Aspal

Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal panas dalam

pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan:

1. kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)

2. kadar aspal rendah (4-6%)

3. permukaan lapisan lebih tahan lama

4. mampu menahan gesekan

5. permukaannya rata

6. pencampurannya saggat merata

7. pencampurannya saggat merata

8. kekuatan dan pencampurannya saggat merata

dan stabilitasnya yang tinggi.

Kesalahan pada aspal beton gradasi batuan tidak benar:

1. terlalu banyak aspal

2.pencampuran aspal terlalu sedikit

3.batuan tidak cukup kering

4.kesalahan pelaksanaan penghamparan

5. kesalahan membuat sambungan

2.7.3. Butas (Buton aspal)

Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton, sulawesi

tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam Kesalahan pada butas :

1. waktu pengeraman terlalu singkat / lama

27

Page 28: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

2. pengadukan tidak homogen

3.terjadi segregasi

4. komposisi campuran tidak

BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas disimpulkan bahwa pengaruh bahan tambah Gondorukem

di dalam perubahan atas sifat fisik aspal dan pengaruhnya terhadap Kadar Aspal Optimum serta

perubahan yang terjadi setelah dilakukan uji durabilitas baik untuk tumbukan standar 2 x 75

maupun refusal 2 x 400 tumbukan melalui uji sifat - sifat Marshall jika dibandingkan dengan

menggunakan aspal murni. Aspal beton adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan

ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material

sebelum dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih

dahulu. Proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik

campuran aspal beton, yang meliputi:

1. Stabilitas

2. Durabilitas

3. Fleksibilitas

28

Page 29: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Sumber Aspal

1. Aspal Hasil Destilasi

a. Aspal Keras

b. Aspal Cair

c. Aspal Emulsi

2. Aspal Alam

a. Aspal Danau ( Lake Asphalt)

b. Aspal Batu ( Rock Asphalt)

3. Aspal Modifikasi

a. Aspal Polymer Elastomer

b. Aspal Polymer Plastomer

Sifat-sifat kimia aspal

1. Aspalten

2. Malten

a. Resin

b. Aromatik

c. Saturated

Sifat-sifat fisik aspal

1. Durabilitas

2. Adesi dan Kohesi

3. Kepekaan aspal terhadap temperatur

Kelemahan Jalan beraspal:

Umurnya pendek dan air dapat meresap dari permukaan karena tidak

ada lapisan penutupnya. Mengakibatkan stabilitas jalan cepat berkurang dan

biaya yang tinggi.

4.2. Saran

29

Page 30: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disarankanbeberapa hal terkait penelitian lanjutan dan penanganan jalan yang terendam lumpur lapindo, sebagai

berikut:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan skala penuh struktur perkerasan lentur yang

terdiri atas lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, dan lapis permukaan, agar diketahui

pengaruh perendaman lumpur tersebut secara menyeluruh.

2. Pembersihan jalan dari rendaman lumpur panas lapindo akibat tanggul bocor atau meluap

hendaknya tidak lebih dari 1 hari. Namun bila tidak memungkinkan dapat lebih dari 1 hari

tetapi tidak melebihi 7 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Asphalt Institute Ms-2 (2004). Mix Design Methods for Asphalt Concrete and Hot-

Mix Types (MS-2 Sixth Edition)

Peningkatan Jalan North Java Road Improvement Project (NJRIP).

Paket AP-04,

30

Page 31: Makalah Kimia Ainaro Timor Leste

TIMOR LESTE AINARO’S STUDENTS

AP-05 dan AP-06. Jawa Barat. Bandung, Oktober 2002

Anang Priambodo (2003). Kajian Laoboratorium Pengaruh Penggunaan Pasir

Besi Sebagai Agregat Halus Campuran Aspal Panas HRA terhadap Sifat

Marshall dan Durabilitas, Tesis, Magister UNDIP Semarang.

Bagus Priyatno, (1999). Perancangan Prasarana Jalan, Dalam Penataran dan

Pelatihan Dosen Teknik Sipil Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah

VI, September 1999.

Devisi Industri Perum Perhutani,(1996). Buku Panduan Prosesing Gondoruken

dan Terpentin

Das’at Widodo, (1999), Agregat Sebagai Bahan Perkerasan Jalan, Dalam

Penataran dan Pelatihan Dosen Teknik Sipil Perguruan Tinggi Swasta

Kopertis Wilayah VI, September 1999.

[email protected]

+670 7522519

Ainaro Ramlin

31