20
MAKALAH MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN Tahun Pelajaran 2014/2015 NAMA : CLAUDIA FITRI ISKANDAR NIS : KELAS/SEMESTER : X (MM-A)/Ganjil MATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Guru Mata Pelajaran : Muh Arifin, S.Pd PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menuntut ilmu

Citation preview

Page 1: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

MAKALAHMENUNTUT ILMU PENGETAHUAN

Tahun Pelajaran 2014/2015

NAMA : CLAUDIA FITRI ISKANDARNIS : KELAS/SEMESTER : X (MM-A)/GanjilMATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam dan Budi PekertiGuru Mata Pelajaran : Muh Arifin, S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAHDINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMK NEGERI 1 KOPANG

Page 2: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

Jln. Darussalam Ngorok Kopang Telp. (0370) 6156028 Kode Pos 83553

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

            Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah

Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah

yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang

berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan

warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.

Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih

baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan

kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru

akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu

terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan

dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat.

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menuntuk ilmu baik

ilmu dunia maupun ilmu akhirat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?

2. Apa yang dimaksud dengan menuntut ilmu ?

3. Mengapa manusia wajib menuntut ilmu ?

4. Apakah keutamaan orang yang berilmu ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu

2. Untuk mengetahui pengertian menuntut ilmu

3. Untuk mengetahui kewajiban menuntut ilmu

4. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu

Page 3: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

BAB II

PEMBAHASANA.  Pengertian ilmu

Ilmu berasal dari kata - علما- يعلم yang artinya mengetahui, lawan dari  علم

kata جهل yang artinya bodoh.

Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang

berarti pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia

yang berarti pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu

pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui

proses pengkajian dan dapat diterima oleh rasio.[1]

Imam Raghib al- Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al –

Qur’an, berkata, “ ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai

dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti

sesuatu itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua,

menghukum adanya  sesuatu  pada sesuatu yang ada (oleh ahli

ligika dinamakan tashdiq, maksudnya mengetahui hubungan

sesuatu dengan sesuatu).”

Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli

membedakan masing-masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah

yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang mereka perkenankan

untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak

mengataknan: ‘Allah arif’ atau ‘Allah syair’. Perbedaan-

perbedaaan tersebut disebut dalahm karangan-karangan ahli

basaha.[2]

     Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat

yang tetap sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan

tanpa kritik. Atau, ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”

Page 4: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

B.  Pengertian menuntut ilmu

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya

ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.

Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal

adalah melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan

pekerjaan manusia dituntut mengetahui ilmunya  dari pekerjaan tersebut. Karena

dengan mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.

MenuntutilmumerupakanibadahsebagaimasabdaNabi Muhammad Saw.

Artinya :

Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena

mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah

ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk

keluarga adalah Taqarrub.”

Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki

dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya

perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah

laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.

Perbedaan Orang yang Berilmu dengan Orang Bodoh

Dalam Al- Qur’an Allah SWT. Berfirman,

Artinya: "(apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadah di waktu waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang

dia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak

mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran."(Az-Zumar:9)

Allah SWT membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang

jahil.Keduanya tidak sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang

terpenting adalah antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh jelas

Page 5: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

tidaklah sama.Seperti halnya antara orang yang buta dan orang yang

melihat,kegelapan dan cahaya, orang yang hidup dana mati, manusia dan hewan,

serta antara penghuni surga dan penghuni neraka.[3]

C. Kewajiban Menuntut Ilmu

Dasar hukum menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits nabi

Muhammad saw. Banyak sekali hadits dan ayat Al-Qur’an yang menerangkan

tentang menuntut ilmu.

Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.

Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan

kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat.

Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits

disebutkan bahwa :

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”

(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya:  Anas bin

Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri

Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)

Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan.

Dengan ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan

dengan ilmu pula kita bisa meraih kedua-duanya.

Firman Allah pada surat Al-Alaq ayat 1-5 , berbunyi :

Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan ,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah

Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam.

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” ( Al-Alaq : 1-5)

Ini ayat pertama yang turun kepada Rasulullah. Ayat ini berisi perintah untuk

membaca,menulis, dan juga belajar. Allah telah memberikan manusia sifat fitrah

dalam dirinya untuk bisa belajar dan menggapai bermacam ilmu pengetahuan dan

Page 6: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

keterampilan hingga dapat menambah kemampuannya untuk

mengembanamana[4]t kehidupan di muka bumi ini.[5]

Rasulullah sering berbicara tentang keutamaan ilmu dan bahkan mewajibkan

umatnya untuk menuntut ilmu. Perintah untuk menuntut ilmu ini merupakan salah

satu pusat perhatian Islam bagi para pemeluknya.

Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu karena hal ini sebenarnya telah

dijawab oleh Al-Qur’an sendiri. Dimana menurut Al-Qur’an, Allah

menciptakanmanusia dalam keadaan vakum dari ilmu, lalu Allah memberinya

perangkat ilmu agar mampu menggali ilmu dan mempelajarinya. Karena memang

ilmu itu harus digali, dipelajari, dan diamalkan sebagaimana firman-Nya:

Artinya : "Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kalian pendengaran,

penglihatan dan hati agar kalian bersyukur”.(Q.S. An Nahl: 78)

Pendengaran, penglihatan dan hati atau akal adalah merupakan perangkat atau

alat untuk menuntut ilmu. Perangkat ilmu yang Allah berikan kepada manusia

merupakan sebuah potensi yang tiada ternilai harganya, dengan penglihatan,

pendengaran dan hati (akal) manusia mampu menggali ilmu. Karena

kemampuannya menalar dan mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil

pemikiran yang abstrak..

Pengetahuan itu diperoleh manusia bukan hanya dengan penalaran, melainkan

juga dengan kegiatan berfikir lainnya, dengan perasaan dan intuisi. Lain halnya

dengan hewan yang tidak memiliki potensi tersebut karena hewan tidak mampu

berbuat seperti apa yang dapat dicapai oleh manusia. Maka sangat beralasan jika

Allah memerintahkan manusia untuk menggali lautan ilmu-Nya.

Seberapapun tingginya ilmu dan pengetahuan manusia, hanyalah merupakan

sebagian kecil saja dari ilmu Allah. Namun kesempatan untuk memperoleh

sebagian-sebagian dari ilmu Allah yang lain tetaplah ada selama manusia

mempunyai kemauan, kemampuan dan usaha.

Dalam mencari ilmu pengetahuan, hendaklah yang dapat memberikan

manfaat bagi kebaikan di dunia dan di akhirat baik untuk diri kita sendiri maupun

Page 7: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

untuk orang lain.Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan sadaqoh, sesuai

dengan sabda Nabi,

Selagi ada kesempatan untuk mencari ilmu dan sebelum Allah mencabut atau

mengangkat ilmu dari manusia, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk kita

manfaatkan serta kita amalkan di jalanNya. Sebab ilmu yang bermanfaat

merupakan salah satu amal jariyah yang tak akan terputus.

“Sesungguhnya dunia adalah terkutuk dan terkutuklah semua penghuninya

kecuali orang-orang yang mengingat Allah,para wali Allah,para orang-orang yang

berilmu dan juga orang orang yang belajar untuk mendatkan ilmu” (HR Tirmidzi

dari Abu Hurairah)

Rosulullah selalu antusias dalam menyebut ilmu dan orang-orang yang

mempelajarinya dengan gigih. Rosulullah selalu menyerukan kepada semua kaum

muslimin untuk mempelajari berbagai macam ilmudan mengajarkannya kepada

manusia sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa rosulullah

bersabda

Artinya belajarlah akan suatu ilmu dan lalu ajarkanlah (ilmu tersebut) kepada

manusia. Pelajarilah ilmu faroidh (ilmu waris) dan lalu ajarkan kepada manusia.

Pelajarilah al-qur’an dan lalu ajarkanlah kepadda manusia.

D. Keutamaan ilmu

Selain Al-Qur’an banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan

kedudukan ulama, baik dimata Allah maupun dimata manusia, di dunia maupun di

akhirat. Ulama di hargai demikian tingginya tak tertandingi oleh siapapun, dan tak

mungkin dapat dikejar, kecuali melalui ilmu.

Berikut beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-qur’an dan

As-Sunnah:

1. kelebihan ilmu dibanding ibadah

 

Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa kebanyakan

manfaat ibadah terbatas pada pelakunya. Orang yang melakukan salat

atauberpuasa, haji, zikir dan ibadah yang lai, akan mendapat kebaikan-kebaikan

Page 8: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

amal perbuatannya dan peningkatan derajatnya. Tetapi, masyarakat lain tidak akan

mndapat ganjaran mereka sedikitpun secara langsung. Berbeda dengan ilmu; ia

bermanfaat jauh melampui si pilaku itu sendiri, sampai pada orang yang

mendengarnya, atau membacanya. Ilmu tidak mengenal ikatan, tidak pula

mengakui adanya dinding dan jurang pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita

sekarang, ketika ilmu tersebar luas melalui radio dan televisi yang dapat ditangkap

dalam beberapa detik dan bahkan dalam seketika itu juga para pendengar dan para

pemirsa yang ada diberbagai tempat.

2. Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat

Ilmu  tidak terputus lantaran berahirnya hayat, dan ilmu tidak mati dengan

kematian pemiliknya. Tetapi bagi orang yang salat, atau berpuasa, atau membayar

zakat,berhaji, berumroh, bertasbih, bertahlil, berzikr, dan bertakbir, semua amal

ini mendapat balasan dari allah, tetapi balasan itu terputus lantaran selesai atau

berakhirnya amala tertentu. Adapun ilmu, ia terus berpengaruh selama orang

masih memanfaatkanya.[6]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

beliau bersabda:

"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya

kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang

anak shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)

Betapa besarnya kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang berilmu

berupa pahala dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Dan pahala tadi akan terus

mengalir kepadanya tanpa terputus selama ilmunya disampaikan oleh murid-

muridnya dari generasi ke generasi berikutnya, dan selama kitab-kitabnya dan

tulisan-tulisannya dimanfaatkan oleh para hamba di berbagai negeri, dan seperti

inilah pahala dan ganjaran orang yang berilmu akan tetap sampai kepadanya

setelah kematiannya dengan sebab ilmu yang telah dia tinggalkan untuk manusia,

di mana mereka mengambil manfaat terhadap ilmunya.

3.  Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba

Page 9: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari

ilmu syar’i, itu menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba

tersebut, dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya.

Kehidupannya menjadi berarti, masa

depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun

akan diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan

difahamkan tentang agamanya.”

(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma)

4. Orang yang berilmu akan ditinggian derajatnya

Sesungguhnya allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang mau

menuntut ilmu sebagaimana firmannya:

 Artinya :Hai orang orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “

Berlapang lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.  Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S Al-Mujaadalah:11)

Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas

besarnya keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di

dunia dengan tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang

dengan kebaikan) dan mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh

tubuh dan panca indera) di akhirat dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul

Baarii 1/141)

Allah pun akan meninggikan derajat orang orang yang berilmu sebagaimana

diri-Nya memuliakan diri-Nya dan mengagungkan kekuasaan-Nya, lalu

setelahnya Dia memuliakan malaikat dan kemudian memuliakan orang orang

yang berilmu, sebagaimana firman-Nya:

Artinya :“ Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan(yang berhak

disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang

orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang

Page 10: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Q.S

Ali Imran:18

5. menuntut ilmu merupakan ibadah dan akan dipermudah jalan menuju syurga

Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung

dan paling utama, sehingga Allah  menjadikannya sebagai bagian dari jihad

fisabilillah, sebagaimana firmanNya dalam surat At Taubah 122

Artinya :tidak sepatutnya bagi mu’min itu pergi semuanya (medan perang),

mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang

untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member

peringatan pada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka

itu dapat menjaga dirinya

 Rosulullah bersabda

Artinya: barang siapa menempuh jalan demi mengharapkan suatu ilmu, maka

allah akan mempermudah jalan baginya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat

akan meletakkan sayap-sayapnya karena keridhaannya akan pencari ilmu.

Sesungguuhnya semua yang ada di langit dan di bumi dan bahkan lumba-lumba di

lautan sekalipun, akan selaly memintakan ampunan bagi orang yang berilmu

6. ilmu adalah kehidupan dan cahaya

Dalam banyak ayat, Al qur’an menganggap ilmu sebagai kehidupan dan

cahaya, sedangkan kebodohan merupakan kematian dan kegelapa. Seperti

diketahui semua bentuk kejahatan disebabkan oleh ketiadaan kehidupan dan

cahaya,dan semua kebaikan disebabkan oleh cahaya dan kehidupan.

  Syarat-syarat menuntut ilmu

Dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji,

beliau menulis bahwa syarat-syarat mencari ilmu itu ada 6 yaitu:

1.        Cerdas (Dzakaun)Kecerdasan merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi oleh thalibul ilmi. Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa orang yang pintar adalah orang yang mengetahui bahwa ia tidak tahu akan sesuatu dan karenanya dia mau belajar.Maksud cerdas disini bukanlah tingkatan kepintaran, melainkan tidak gila. Orang tersebut haruslah waras, dapat membedakan mana angka satu dan dua, mana hitam dan putih, mana baju dan celana.

2.        Rakus (hirsun)

Page 11: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

Rakus adalah (punya kemauan dan semangat untuk berusaha mencari ilmu)

menurut Imam as-Syafi’i, dalam menuntut ilmu janganlah langsung merasa puas

terhadap apa yang telah didapat dan jangan hanya menuntut ilmu di satu daerah

saja.

“Tidak cukup teman belajar di dalam negeri atau dalam satu negeri saja, tapi

pergilah belajar di luar negeri, di sana banyak teman-teman baru pengganti

teman sejawat lama, jangan takut sengsara, jangan takut menderita, kenikmatan

hidup dapat dirasakan sesudah menderita.” (diambil dari kitab Sejarah Hidup dan

Silsilah Syekh Kiyai Muhammad Nawawi Tanara Banten yang ditulis oleh H.

Rofiuddin. Hal. 4).

3.        Sabar

Seorang yang menuntut ilmu sudah barang tentu akan menghadapi macam-macam

gangguan dan rintangan. Selain berusaha maka bersabarlah untuk menghadapi

semua itu, dan perlu diketahui bahwa sabar adalah sebagian dari Iman, “As-

Shobru mina al-iman”. Dan Sabar disini mengandung arti tabah, tahan

menghadapi cobaan atau menerima pada perkara yang tidak disenangi atau tidak

mengenakan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt, akan tetapi

kesabaran disini harus diartikan dalam pengertian yang aktif bukan dalam

pengertian yang pasif. Artinya nrimo (menerima) apa adanya tanpa usaha untuk

memperbaiki keadaan.

4.        Modal/bekal

 Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan wajib hukumnya bagi setiap

muslim, dan dijelaskan lagi dalam hadis “Tuntutlah ilmu mulai dari rahim ibu

sampai liang lahat”. Dari hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa, seumur

hidup kita wajib menuntut ilmu. Pendidikan bukan hanya pendidikan formal tetapi

non formal pun ada. Rasul menjanjikan kepada para penuntut ilmu,

“Sesungguhnya Allah pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut

ilmu”  Dan yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala

kekurangan (biaya) pasti mampu atau bisa menyelesaikan pendidikan. Karena

pasti akan ada jalan lain selama manusia berusaha dan yakin terhadap kekuasaan

dan pertolongan Allah Al-Yaqinu Lâ Yuzâlu bi as-Syak Artinya: ”keyakinan tidak

bisa dihilangkan oleh keragu-raguan”. Dan akhirnya maka tidak ada alasan orang

Page 12: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

tidak bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti keterangan sebelumnya carilah

jalan lain, solusi lain untuk bisa menuntut ilmu.

5.        Petunjuk guru

Banyak orang yang tersesat karena belajar tanpa guru, seoarng tholibul ilmi

hendaklah mempunyai seorang guru sebagai petunjuk, walaupun ada yang

mengatakan bahwa buku adalah guru yang besar, tapi buku tidak bisa mituturi

(memberi nasihat)

6.        Karena ilmu sangat luas dan tidak memiliki akhir maka sudah barang tentu

membutuhkan waktu yang sangat lama. Pepatah Arab mengatakan :”Tuntutlah

ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” seorang pelajar harus mengulang-ulang

pelajaran yang telah didapat, jadi dalam mencari ilmu tidaklah cukup dalam waktu

yang singkat. Seperti contoh seorang untuk menjadi Doktor harus melalui SD,

SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, dan itu bukanlah waktu yang singkat.

  Adab mencari ilmu

1.        Niat

Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. Hendaknya diringi

dengan hati yang ikhlas benar-benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan

diri, menipu orang lain ataupun pamer kepandaian, tetapi untuk mengeluarkan diri

dari kebodohan dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain

2.        Bersungguh-sungguh

Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti.

Allah mengisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi : “Dan orang-orang yang

berjuang di jalan Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan

Kami.”

3.        Terus menerus

Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan sehingga kita

enggan untuk mencari lebih banyak lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh

Sofyan bin Ayyinah : “Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut ilmu.

Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat puas) maka berarti ia

bodoh.” Allah lebih menyukai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara terus

menerus dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan sehari saja.

Page 13: Makalah Menuntut Ilmu Pengetahuan

4.        Sabar dalam menuntut ilmu

Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu

adalah sabar terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS

Al Kahfi : 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu jika

mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari ilmu.

5.        Menghormati dan memuliakan orang yan menyampaikan ilmu

Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah berdiam diri maupun

bertanya pada saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan guru,

mendengarkan dengan penuh khidmat, dan memperhatikan ketika beliau

menerangkan, dan sebagainya.

6.        Baik dalam bertanya

Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan kebodohan diri kita,

bukan untuk meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan guru kita dan

sebagainya.l Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum diketahuinya

melainkan sampai beliau mengerti. Orang yang tidak mau bertanya berarti

menyia-nyiakan ilmu yang banyak bagi dirinya sendiri. Allah pun memerintahkan

kita untuk bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam firman-Nya dalam

QS An-Nahl:43

Artinya : dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki

yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah pada orang-orang yang

memiliki pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.