Upload
nisa-nabila
View
285
Download
40
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Metodelogi Penelitian II
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan karunia dan rahmatNya yang tidak terhingga sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Rancangan Penelitian
Kombinasi (Mix Method).. Semoga makalah ini dapat memberikan pencerahan
dalam bidang mata kuliah Metodologi Penelitian II. Amin.
Kami telah berusaha secara maksimal untuk tidak membuat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Apabila menemukan kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, penulis mohon maaf. Saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Bandung, 11 September2015
Penyusun
1
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar ………………………………………………………........1
2. Daftar isi ………………………………………………………………… .2
3. Pendahuluan.................................................................................................3
4. Isi..................................................................................................................4
Two Phase Design........................................................................................6
Dominant less Dominant Design..................................................................6
Mix methodological Design.........................................................................7
5. Penutup.........................................................................................................8
6. Daftar pustaka ………………………………………………………..........9
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial
humaniora, penelitian dengan mixed method yakni menerapkan kombinasi dua metode
kualitatif dan kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah satunya disebabkan oleh
kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkembang, dan mixed method
adalah salah satu wujud dari perkembangan ini yang memanfaatkan kekuatan metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh
pakar ilmu sosial dan kesehatan begitu kompleks sehingga menerapkan hanya satu metode
saja tentu tidak memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian
juga turut memengaruhi tim penelitian yang terdirir dari individu-individu yang memiliki
minat dan metode metodologis yang beragam. Pada akhirnya, ada begitu banyak manfaat
yang dapat diperoleh dari kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini disbanding hanya
menerapkan salah satu dari kedua metode tersebut secara terpisah. Salah satu manfaatnya
adalah memberikan pemhaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian.
3
BAB II
ISI
II.1 Rancangan Penelitian Kombinasi
Karena mixed methods research ini relatif baru, maka peneliti perlu menyampaikan
definisi dasar dan deskripsi singkat dari mixed method dalam proposal. Berikut ini, terdapat
beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait the nature of mixed method research dalam
proposal penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Jelaskan secara kronologis dan singkat sejarah perkembangan mixed method.
Beberapa sumber mengidentifikasi penelitian ini berawal dari psikologi dan matriks
multitrait-multimethod Campbell dan Fiske (1959) yang tertarik untuk
mengonvergensi dan mengtriangulasi sumber-sumber data kuantitatif dan kualitatif
(Jick, 1979). Namun, ada pula yang menyatakan bahwa mixed method ini didorong
oleh keinginan untuk mengembangkan metodologi yang berbeda dalam penelitian
(Creswell & Clark Plano, 2007; Tashakkori & Teddlie, 1998).
2. Definisikan mixed methods research, yaitu metode yang fokus pada pengkombinasian
dua metode (kulitatif dan kuantitatif) dalam satu penelitian. Jelaskan pula mengapa
peneliti harus menggunakan rancangan mixed method.
3. Jelaskan secara singkat perkembangan minat terhadap mixed methods research seperti
yang banyak terungkap dalam buku-buku, artikel, jurnal, penelitian akademik dan
proyek-proyek yang didanai
4. Tulislah tantangan-tangan yang anda hadapi ketika menerapkan mixed methods
research. Tantangan ini bisa berupa sifat pengumpulan datanya yang harus ekstensif,
sifat analisisnya yang begitu intensif atas data teks dan angka-angka, serta tuntutan
akan pengetahuan mendalam tentang bentuk penelitian kuantitatif sekaligus kualitatif.
4
Menurut John W Creswell (2009:840), ada beberapa aspek penting yang harus
dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods
research, yaitu sebagai berikut:
Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan
pada waktu yang sama (konkuren). Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu
menentukan apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu.
Hal ini tergantung pada tujuan awal peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama,
tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi
penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, yaitu data
kuantitatif, di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (biasanya sampel dari
populasi). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif
dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya simultan (serempak). Pengumpulan
data kuantitatif dan kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak
membutuhkan waktu lama dalam proses pengumpulannya.
Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas
yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat
sama atau seimbang. Dalam beberapa penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu
metode. Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan
pembaca (seperti pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan
oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam mixed methods bisa
dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang
akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua
data tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif)
atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.
Mixing (pencampuran)
5
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar
dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum
yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara
terpisah namun keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap
penelitian. bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan
menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransformasikan tema-tema
kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan hasil
penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini, pencampuran
menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data
kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian
yang berbeda tetapi sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data
sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database
sekunder memeinkan peran pendukung dalam penelitian ini.
Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah
perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian
perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang
lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian
untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam
penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari
penelitian.
II.2Bentuk-bentuk Rancangan penelitian Kombinasi
John W. Cresswell mengemukakan tiga bentuk dari penggabungan,[4] yaitu :
1) Two-Phase Design Approach
Dalam bentuk ini peneliti disarankan untuk mengatur tahap-tahap dalam penelitian kualitatif
dan memisahkannya dengan tahap-tahap penelitian kuantitatif. Adapun kelebihan dari bentuk
pendekatan ini adalah dua paradigma dipisahkan secara jelas, oleh karena itu peneliti
dimungkinkan untuk menunjukan secara menyeluruh asumi-asumsi dari paradigma ditiap-
6
tiap bentuknya. Namun kekurangan dari pendekatan ini adalah para pembaca tidak dapat
melihat dengan jelas hubungan antara dua bentuk tersebut.
2) The Dominant-Less Dominant Design
Dalam pendekatan ini, peneliti menunjukkan penelitian tunggal yaitu dengan paradigma yang
lebih dominan dengan sebuah komponen kecil yang menggambarkan keseluruhan dari
penelitian dari alternatif paradigma. Kelebihan dari pendekatan ini adalah pendekatan ini
menunjukkan konsistensi dari gambaran paradigma dalam penelitian dan juga
mengumpulkan keterbatasan informasi untuk diselidiki secara detail dari satu aspek
penelitian. Sedangkan kekurangan dari pendekatan ini adalah kemurnian dari kualitatif dapat
dilihat dalam pendekatan ini sebagai penyalahgunaan paradigma kualitatif karena asumsi
utama dalam penelitian tidak berhubungan atau tidak cocok dengan prosedur pengumpulan
data kualitatif.
3) The Mixed-Methodology Design
Dalam pendekatan ini mewakili tingginya tingkatan dari penggabungan paradigma-
paradigma dari bentuk-bentuk pendekatan sebelumnya. Peneliti akan menggabungkan aspek-
aspek dari paradigm kualitatif dan kuantitatif, pendekatan ini juga menambah kompleksitas
dari bentuk-bentuk dan penggunaan kelebihan dari paradigma kualitatif dan kuantitatif.
Kekurangannya adalah pendekatan ini memerlukan pengetahuan yang berbelit-belit dari
kedua paradigma, penyampaian dari hubungan paradigma yang mungkin belum dapat
diterima oleh beberapa pembaca. Selain itu, pendekatan ini juga memerlukan peneliti untuk
menyampaikan sebuah penggabungan dari paradigma-paradigma yang tidak lazim untuk
banyak peneliti.
7
BAB III
Penutup
Untuk merancang prosedur-prosedur mixed methods research, mulailah dengan
menjelaskan the nature of mixed methods research. Penjelasan ini berupa sejarah singkat
perkembangan mixed methods research, definini dan aplikasinya dalam berbagai bidang.
Ada empat kriteria untuk memilih mixed method strategies yaitu timing, weighting, mixed
dan theorizing. Bentuk-bentuk penelitian kombinasi (mix method) ada tiga:
a) Two phase design
b) Dominant less dominant design
c) Mix methodological design
8
Daftar Pustaka
Creswell, John W. 2009. RESEARCH DESIGN “Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed”. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
9