39
DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan………………………………………………………………………… 2 BAB II Laporan Kasus……………………………………………………………………… 2 BAB III Pembahasan Kasus Identitas …………………………………………………………………….. 3 Daftar Masalah dan Hipotesis………………………………………….….. 3 Anamnesis …………………………………………………………………. 5 Pemeriksaan Fisik………………………………………………………….. 6 Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………… 6 Diagnosis ….……………………………………………………………....... 6 Patofisiologi ………………………………………………………………… 6 Penatalaksanaan …………………………………..……………………….. 7 Komplikasi ………………………………………………………………….. 10 Prognosis ………….………………………………………………………… 11 BAB IV Tinjauan Pustaka Anatomi Kuku……………………………...………………………………. 12 Fisiologi Kuku …………………………………………………..................... 12 1

Makalah Paronikia Akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul tmk

Citation preview

Page 1: Makalah Paronikia Akut

DAFTAR ISI

BAB I

Pendahuluan………………………………………………………………………… 2

BAB II

Laporan Kasus……………………………………………………………………… 2

BAB III

Pembahasan Kasus

Identitas …………………………………………………………………….. 3

Daftar Masalah dan Hipotesis………………………………………….….. 3

Anamnesis …………………………………………………………………. 5

Pemeriksaan Fisik………………………………………………………….. 6

Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………… 6

Diagnosis ….……………………………………………………………....... 6

Patofisiologi ………………………………………………………………… 6

Penatalaksanaan …………………………………..……………………….. 7

Komplikasi ………………………………………………………………….. 10

Prognosis ………….………………………………………………………… 11

BAB IV

Tinjauan Pustaka

Anatomi Kuku……………………………...………………………………. 12

Fisiologi Kuku …………………………………………………..................... 12

Paronychia ………………………………………………………………….. 19

BAB V

Kesimpulan…………………………………………………………………………. 27

Daftar Pustaka……………………………………………………………………… 28

1

Page 2: Makalah Paronikia Akut

BAB I

PENDAHULUAN

Paronikia adalah suatu reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan di

sekitar kuku. Paronikia akut paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, umumnya

Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa, sedangkan paronikia kronis

disebabkan oleh jamur Candida albicans.

Paronikia ditandai dengan jaringan kuku mejadi lembut dan membengkak serta dapat

mengeluarkan pus (nanah), kuku bertambah tebal, berubah warna dan membentuk garis

punggung melintang. Bila infeksi kronis, maka terdapat celah horizontal pada dasar kuku dan

biasanya menyerang 1-3 jari.

Penyakit ini berkembang pada orang-orang yang tangannya lama terendam air, kalau

jari terluka sedikit saja, maka basil atau jamur akan merusak jaringan sekitar kuku. Penderita

diabetes atau kekurangan gizi akan lebih mudah terserang.

Lebih banyak terjadi pada wanita, kadang-kadang penyakit ini muncul pada anak-

anak, khususnya yang gemar menghisap jari tangannya. Setiap jari tangan dapat terkena,

tetapi yang lebih sering adalah jari manis dan jari kelingking. Antibiotika dan pengobatan

secara topikal dapat digunakan dalam penatalaksanaan paronikia akut maupun kronis.

2

Page 3: Makalah Paronikia Akut

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang ibu usia 30 tahun datang ke poli PMT dengan keluhan ujung ibu jari kiri

bengkak dan bernanah sangat nyeri dan berdenyut. 4 hari sebelumnya penderita memotong

pendek kuku ibu jarinya kemarin mulai bengkak, merah, ada tampak nanah pada puncak

bengkaknya. Penderita mengaku biasanya sehat, tidak menderita kencing gula maupun darah

tinggi dan belum makan obat apa-apa.

Pada pemeriksaan fisik ibu jari:

3

Page 4: Makalah Paronikia Akut

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

IDENTITAS

Nama : -

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : -

Agama : -

Keluhan utama : Ujung ibu jari kiri bengkak dan bernanah sangat nyeri dan berdenyut.

Peradangan pada ujung jari tersebut merupakan suatu peradangan aktif oleh suatu bakteri

dikarenakan adanya pus yang dihasilkan oleh peradangan tersebut. Nyeri yang terjadi

merupakan suatu nyeri yang disebabkan oleh anatomi kulit itu sendiri, kulit merupakan suatu

tempat end nerve yang menyebabkan nyeri dirasakan oleh pasien.

Riwayat pemyakit sekarang : 4 hari sebelumnya penderita memotong pendek kuku ibu

jarinya. Kemarin mulai bengkak, merah, ada tampak nanah pada puncak bengkaknya.

DAFTAR MASALAH DAN HIPOTESIS

Daftar Masalah Hipotesis

Ujung jari kiri bengkak dan bernanah sangat

nyeri dan berdenyut. 4 hari sebelumnya

setelah memotong kuku ibu jarinya mulai

bengkak, merah, ada tampak nanah pada

puncak bengkaknya.

1. Paronika akut

Biasanya disebabkan oleh

Staphylococcus aureus atau

Streptococci masuk melalui robekan

pada kulit diakibatkan dari bintil

kuku, trauma pada lapisan kuku

(lapisan pada kulit keras yang

tumpang tindih disisi kuku),

hilangnya kutikula atau iritasi kronis

4

Page 5: Makalah Paronikia Akut

(seperti dari air dan detergent).

2. Onikia

Onikia adalah kondisi peradangan

yang terjadi akibat infeksi patogen.

Sebuah luka kecil di sekitar kuku

memungkinkan mikroorganisme

untuk masuk ke jaringan sekitar

lipatan kuku. Hal ini menyebabkan

pembentukan nanah dan kuku

tanggal.

3. Eponikia

Peradangan yang bernanah pada

juluran kuku.

4. Unguis Incarnatus / Onycholysis

Pemisahan piringan kuku dari alas

kuku atau piring kuku yang hilang

sepenuhnya.

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang

- Sejak kapan kondisi tersebut terjadi pada pasien? (kondisi ini ditanyakan agar dapat

diketahui sudah berapa lama keadaan ini terjadi pada pasien)

- Apakah sebelumnya pernah terjadi trauma pada ibu jari? (trauma pada ibu jari dapat

menyebabkan reaksi jaringan sekitar yang menyebabkan peradangan)

- Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami hal ini)

Riwayat Pekerjaan

- Apa pekerjaan pasien?

Riwayat Kebiasaan

- Bagaimana kebersihan pasien?

- Apa saja kegiatan pasien sehari-hari?

5

Page 6: Makalah Paronikia Akut

PEMERIKSAAN FISIK

Pada inspeksi ibu jari kiri ditemukan bengkak, merah dan tampak nanah pada puncak

bengkaknya. Interpretasinya adalah ibu jari yang bengkak pada pasien ini disebabkan oleh

reaksi inflamasi akut akibat adanya benda asing. Dalam kasus ini kemungkinan penyebab

inflamasinya adalah infeksi bakteri karena didapatkan nanah pada ujung bengkaknya.

Timbulnya nanah pada ujung bengkak ini dikarenakan adanya suatu respon imun dari tubuh

yaitu sel darah putih yang bergerak ke tempat infeksi dan rusak atau mati setelah menelan

bakteri tersebut. Sel darah putih yang mati inilah yang akan membentuk nanah. Kemungkinan

infeksi pada pasien ini disebabkan oleh karena terjadinya suatu trauma pada ibu jari pasien.

Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa 4 hari sebelumnya ibu ini memotong kuku ibu jarinya

terlalu pendek sehingga memungkinkan timbulnya luka dan mempermudah jalan masuk dari

bakteri.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Kultur

Pengambilan spesimen dilakukan dengan cara drainase nanah pada ujung bengkak ibu

jari pasien. Kultur ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh etiologi yang pasti,

sehingga mempermudah penatalaksanaan dalam pemberian antibiotik yang tepat.

DIAGNOSIS

Dari hasil anamnesis, dengan keluhan ujung ibu jari kiri bengkak dan bernanh sangat

nyeri dan berdenyut dengan etiologi nya pasien memotong pendek kuku serta dari hasil

pemeriksaan fisik maka kelompok kami menyimpulkan diagnosis nya adalah : Paronikia

akut digitalis 1 sinistra

PATOFISIOLOGI

Paronikia adalah suatu infeksi yang terjadi pada lipatan kuku baik kuku jari-jari kaki

maupun tangan disebabkan oleh bakteri Stafilokokus (Staphylococcus aureus) dan

Streptokokus (Streptococcus). Bakteri lain, seperti Pseudomonas, bakteri gram negatif dan

bakteri anaerob.

6

Page 7: Makalah Paronikia Akut

Infeksi dapat terjadi karena trauma, memotong kuku terlalu pendek dan juga dapat

berakibat menggigit kuku  bakteri masuk melalui robekan pada kulit, trauma pada lapisan

kuku (lapisan pada kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau

iritasi kronis (seperti dari air dan detergent). Paronychia lebih umum pada orang yang

menggigit atau menghisap jari-jari mereka. Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki

yang tumbuh ke dalam, seperti kuku jari jempol kaki.

Adapun perjalanan pernyakit pada kasus ini yaitu sebagai berikut:

PENATALAKSANAAN

Inform consent : memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan, indikasi tindakan, serta komplikasi.

5 prinsip pengobatan infeksi tangan yaitu :

1. Pemberian antibiotik

2. Istirahatdan elevasi bagian yang terkena infeksi

3. Pengenalan lebih dini adanya pus dan daerah pus yang tepat

4. Keluarkan pus, kalau perlu dilakukan debridemen pada ruang abses

7

Trauma, memotong kuku terlalu pendek pada ibu jari pasien

Barrier pelindung antara kuku dan lipatan kuku terbuka

Terdapat jalan masuk kuman ke dalam tubuh

Infeksi kuman (Staphylococcus Aureus/Streptococcus, negative gram/Pseudomonas)

Fagositosis oleh makrofag Respon tubuh destruksi bakteri

Perlunakan jaringan lipat kuku infeksi lipatan kuku

Paronikia akut Lama kelamaan terbentuk pus

Page 8: Makalah Paronikia Akut

5. Pengobatan yang adekuat setelah tindakan

Tindakan Non Operatif

1. Rendamlah kuku dalam air hangat 3-4 kali sehari.

2. Segeralah ke dokter untuk diberi antibiotik yang tepat. Biasanya dokter akan

memberikan antibiotik oral, seperti clindamycin, kombinasiantara amoxicillin dengan

clavulanate potassium.

3. Hindarilah air dansubstansi yang dapat mengiritasi, termasuk skin irritants.

4. Menghindari berbagai faktor pencetus, seperti lingkungan yang basah, lembab, berair.

5. Hindari tindakan yang berkaitan dengan kuku, misalnya menggunting kuku,

menggigit kuku, menghisap kuku, manicuring, berusaha mengeluarkan nanah dari

kuku, dsb. Sebab tindakan ini berpotensi untuk memicu dan memacu timbulnya

infeksi bakteri sekunder.

6. Pilihlah sarung tangan dan alas kaki yang tepat, hindari yang terlalu ketat.

7. Jagalah kuku kaki dan tangan selalu dalam kondisi kering.

Tindakan Operatif

A. Tindakan Insisi Jaringan

Alat dan Bahan: 

1. Minor set

2. Kassa steril

3. Sarung tangan

4. Larutan desinfektan

5. Spuit 3 cc

6. Lidokain  / chloretyl

Teknik:

1. Beritahu pasien tindakan yang akandilakukan 

2. Cuci tangan 

3. Inform consent 

8

Page 9: Makalah Paronikia Akut

4. Siapkan alat, lakukan anastesi lokal 

5. Pakai sarung tangan 

6. Lakukan insisi kemudian didrainase 

7. Tutup luka dengan kasa dan betadine (24 jam)

8. Cuci tangan

9. Edukasi pasien untuk kompres hangat setelah 2 hari dan kontrol kembali setelah 2

hari.

B. Tindakan Roser Plasty

Roser plasty adalah tindakan membuah tepi kuku kira-kira 1/3 bagian dengan tujuan

tertentu. Indikasi tindakan ini sering dilakukan pada kasus infeksi kuku seperti unguis

inkarnatus. Gejalanya adalah nyeri pada kuku yang terkena, tepi kuku terlihat bengkak

dan terdapat tanda radang. Pada pemeriksaan fisik terlihat kuku yang tumbuh masuk

ke dalam daging.

Persiapan alat:

1 buah gunting diseksi mayo (lurus)

1 buah sonde beralur

2 buah klem arteri pean (lurus)

1 buah pinset anatomi dan chirurgis

1 buah wound curret

1 buah gagang pisau no.3 dan mata pisau

Prokain atau lidokain untuk anestesi lokal

Spouit 3 cc

Doek berlubang

Hand scoen steril

Cairan antiseptik

9

Page 10: Makalah Paronikia Akut

Teknik:

Informed consent

Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada jari yang terkena

Pasang doek berlubang

Lakukan tindakan block anestesi di pangkal jari bagian dorsolateral kiri dan

kanan.

Masukkan sonde pada 1/3 lateral kuku yang akan dibuang sampai matriks kuku.

Gunting kuku di atas sonde

Masukkan klem, jepit bagian kukku yang akan dibuang, putar ke pinggir hingga

kuku terlepas dari dasarnya lalu kuku ditarik hingga terlepas.

Kerok dasar kuku yang telah dibuang dengan kuret

Gunting matriks kuku pada sisi kuku, bila perlu jahit penutup matriks kuku

Luka ditutup dengan salep atau betadin, lalu tutup dengan kasa steril.

Setelah selesai penderita diberi antibiotik profilaksis,analgetik dan roboransia.

KOMPLIKASI

Komplikasi jarang terjadi, namun dapat berupa:

- Abses

Dapat terjadi bila pada penatalaksaan yang tidak adekuat dan terjadi infeksi bakteri

kembali pada kuku yang terinfeksi tersebut.

- Perubahan menetap pada kuku

- Penyebaran infeksi ke otot, tulang, atau peredaran darah

Dapat terjadi pada penatalaksaan dan terapi yang tidak adekuat sehingga infeksi yang

seharusnya sembuh total akan terjadi penyebaran ke dalam (otot, tulang, atau

peredaran darah)

10

Page 11: Makalah Paronikia Akut

Agar tidak terjadi komplikasi seperti diatas dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut:

- Rawatlah dengan baik kuku dan kulit di sekitarnya

- Jangan mengigit atau mencabut kuku

- Lindungi kuku dari deterjen dan zat-zat kimia dengan mengenakan sarung tangan

karet atau plastik.

PROGNOSIS

- Ad vitam: Bonam

Paronikia hanya infeksi lokal yang terjadi di kuku, hal ini tidak mengancam keadaan

vital.

- Ad functionam: Bonam

Dengan tatalaksana yang tepat fungsinya akan baik.

- Ad sanationam: Dubia Ad Bonam

Bila pasien tidak berhati-hati dalam memotong kuku dan dalam kebiasaan sehari-hari

tidak menjaga kebersihan serta kelembaban kuku tangan, hal ini dapat terjadi kembali.

- Ad kosmetikum: Dubia Ad Bonam

Bila pada penatalaksaan dan terapi yang tidak maksimal, kondisi kuku akan menetap

dan tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga untuk dilihat akan kurang menarik.

11

Page 12: Makalah Paronikia Akut

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi & Fisiologi Kuku

Matriks kuku

Matriks kuku adalah jaringan yang melindungi kuku, bagian dari kuku yang terletak di

bawah kuku dan berisi saraf, getah bening dan pembuluh darah Matriks bertanggung jawab.

memproduksi sel-sel yang menjadi lempeng kuku. Lebar dan ketebalan lempeng kuku

ditentukan oleh ukuran, panjang, dan ketebalan dari matriks, sedangkan bentuk dari ujung jari

itu sendiri menunjukkan jika lempeng kuku yang rata, melengkung atau bengkok Matriks

akan terus tumbuh selama ia menerima nutrisi dan tetap dalam kondisi sehat Seperti sel-sel

kuku baru dibuat, mereka mendorong sel-sel lempeng tua ke depan;. Dan dengan cara ini sel-

sel tua tertekan, datar, dan tembus. Hal ini membuat kapiler di kuku di bawah terlihat,

menghasilkan warna merah muda2.

Matriks merupakan struktur epitel khusus yang terletak pada distal phalanx. Setelah

elevasi dari lipat kuku proksimal. Bentuk matriks yang berbentuk seperti bulan sabit melebar

kearah proksimal dan lateral. Keratinosit matriks kuku terbagi dalam lapisan sel basal dan

keratin tanpa zona agranular. Pada tempat keratinisasi matriks kuku dapat dengan mudah

dibedakan bagian histologinya yaitu area eosinifilik dimana sel menunjukan fragmentasi dari

inti sel dan bagian kondensasi dari sitoplasmanya. Pada area ini, fragmen inti dihancurkan

oleh enzim deoxyribonuklease dan enzim ribonuklease. Pada beberapa kondisi fragmen inti

mungkin tetap dalam lempeng kuku bagian intermediate, memproduksi bercak leukoplakial2.

12

Page 13: Makalah Paronikia Akut

Maturasi dan diferensiasi pada keratinosit matriks kuku tidak mengikuti axis vertikal,

seperti pada epidermis, tapi terjadi sepanjang diagonal. Keratinisasi sel matriks kuku

proksimal memproduksi lempeng kuku distal sedangkan keratinisasi sel matrik distal

memproduksi lempeng kuku proksimal. Pada beberapa jari matriks distal tidak sepenuhnya

ditutupi lipat kuku proksimal tapi dapat telihat melalui lempeng kuku sebagai area berbentuk

bulan sabit, lunula2.

Lunula adalah bagian yang terlihat dari matriks, dasarnya pada kuku berbentuk bulan

sabit putih warna putih. Lunula yang terbesar terdapat di ibu jari dan sering tidak ada di jari

kelingking. Warna putih dari lunula sebagai hasil dari 2 faktor anatomi: 1) zona keratinisasi

matriks distal mengandung fragmen inti yang menyebabkan defraksi sinar, 2) pembuluh

kapilernya kurang terlihat dibanding kapiler dasar kuku, karena ketebalan relatif dari epitel

matriks kuku.

Gambar 1. Histologi matriks kuku dan akar kuku

Sumber : http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/skin/wp.htm

Akar kuku

Akar kuku (radix unguis) adalah bagian dari kuku terletak di sinus kuku, yaitu pangkal

kuku di bawah kulit. Ini berasal dari jaringan aktif tumbuh di bawahnya2.

Dasar Kuku

Dasar kuku adalah kulit di bawah lempeng kuku. Seperti semua kulit, itu terbuat dari

dua jenis jaringan: dermis yang lebih dalam, jaringan hidup yang meliputi kapiler dan

kelenjar, dan epidermis superfisial, lapisan tepat di bawah lempeng kuku yang bergerak maju.

Epidermis melekat pada dermis dengan alur memanjang kecil dikenal sebagai puncak

matriks. Selama usia tua, lempeng tipis dan alur ini lebih terlihat2.

13

Page 14: Makalah Paronikia Akut

Dasar kuku meluas dari margin distal lunula ke pita onchynodermal dan sepenuhnya

terlihat dari lempeng kuku. Epitel dasar kuku tipis dan terdiri dari dua sampai lima lapissan

sel. Keratinisasi dasar kuku memproduksi lapisan mati tipis yang membentuk lempeng kuku

depan. Kontribusi dasar kuku pada pembentukan lempeng kuku kira-kira satu perlima dari

massa dan ketebalan. Lempeng kuku depan dapat dengan mudah dibedakan karena gambaran

eosinofilik. Keratinisasi dasar kuku tidak berhubungan dengan pembentukan lapisan

granular2.

Gambar 2. Histologi dasar kuku.

Sumber : http://www.technion.ac.il/~mdcourse/274203/lect12.html

Lempeng kuku

lempeng kuku (corpus unguis) adalah bagian kuku yang sebenarnya, terbuat dari

protein keratin. Beberapa lapisan mati, sel yang dipadatkan menyebabkan kuku menjadi kuat

namun fleksibel. bentuk dari lempeng kuku ditentukan oleh bentuk tulang yang

mendasarinya. Dalam penggunaan umum, kuku kata sering merujuk ke bagian saja2.

Gambar 3. Histologi Lempeng kuku

14

Page 15: Makalah Paronikia Akut

Sumber : http://ctrgenpath.net/static/atlas/mousehistology/Windows/integumentary/

Hiponikium

Hiponikium adalah epitel terletak di bawah lempeng kuku di persimpangan antara tepi

bebas dan kulit ujung kuku. Ini membentuk bagian yang melindungi kuku. Pita onychodermal

adalah bagian antara lempeng kuku dan hyponychium tersebut. Hal ini ditemukan tepat di

bawah tepi bebas, yang sebagian dari kuku berakhir dan dapat dikenali dengan warna keabu-

abuan (pada orang berkulit putih)2.

Gambar 4. Histologi hyponychium

Sumber : http://classroom.sdmesa.edu/anatomy/Histologypages/integument.htm

Eponikium

Eponikium adalah bagian kecil dari epitel yang memanjang dari dinding kuku posterior

ke dasar kuku.Sering disebut lipatan proksimal atau kutikula, eponikium adalah akhir dari

lipatan proksimal merupakan epidermis lapisan kulit yang baru membentuk lempeng kuku.

Lapisan non-hidup, kulit yang hampir tidak terlihat adalah kutikula merupakan permukaan

lempeng kuku. Bersama-sama, eponychium dan kutikula membentuk segel pelindung.

Kutikula pada lempeng kuku adalah sel-sel mati dan sering dihapus selama manikur. tapi

eponychium ini sel-sel hidup dan tidak boleh disentuh2.

15

Page 16: Makalah Paronikia Akut

Gambar 5. Eponychium (E)

Sumber : http://byhealth.com/skin-integumentary-system

Dinding kuku

Dinding kuku (vallum unguis) pada lipatan kulit tumpang tindih sisi dan ujung

proksimal kuku. Margin lateral (margo lateralis) terletak di bawah dinding kuku pada sisi

kuku dan alur kuku . lipat kuku (sulkus matricis unguis) adalah celah kulit dimana margin

lateral tertanam2.

Lipatan Kuku Proximal

Lipatan kuku proksimal adalah lipatan kulit yang terdiri dari bagian dorsal dan ventral.

Bagian dorsal secara anatomi serupa dengan kulit pada jari pada dorsal jari tetapi lebih tipis

tetapi tanpa unit pilosebaseus. Bagian depan melanjut menjadi matrix germinative menutupi

kira-kira seperempat lempeng kuku. Lipatan kuku proksimal berdekat dengan permukaan

lemnpeng kuku. Batas antara lipatan kuku proksimal dan matriks kuku yaitu tempat

hilangnya lapisan granular.

Gambar 6.Lipatan kuku proximal

Sumber :http://www.dermcoll.asn.au/public/a-z_of_skin-nail_disorders.asp

Melanosit

16

Page 17: Makalah Paronikia Akut

Melanosit memegang kunci pada enzim yang diperlukan dalam produksi melanin.

Melanosit mungkin diaktifkan oleh kondisi fisiologi dan patologis. Aktivasi melanosit matrix

kuku memproduksi pigmentasi kuku difus atau teralur dan lebi sering pada ras kulit hitam

dan jepang dibanding orang kulit putih2.

Sel Langerhans

Sel langerhans banyak terdapat pada matrix proximal dibanding distal matrix kuku.

Pada epidermis normal, sel langerhans dominan ditemukan pada lapisan suprabasal.

Walaupun mereka kadang ditemukan pada lapisann dasar dari epitle matrix kuku2.

Sel Merkel

Keberadaan sel merkel dalam matriks kuku sudah diperlihatkan. Densitasnya

dipengaruhi oleh umur. Dimana jumlahnya lebih banyak saat bayi dari pada dewasa2.

Zona Membrane Basal

Struktur antigen membran basal diidentikan dengan epidermis, sehingga tidak ada

perbedaan komposisi antigen membran basal dengan bagian kuku lainya. Ini mungkin

menjelaskan keikutsertaan kuku pada kondisi mutasi membran basal berhubungan dengan

genetik seperti kelainan kulit autoimun yang mengikutsertakana antigen membran basal2.

Dermis

Dermis adalah bagian kuku tanpa jaringan subkutan, dan tidak mengandung kelenjar

pilosebaseus. Pembagian rete ridges bervariasi dalam jumlah yang berbeda dalam komponen

kuku. Lapisan dermis dibawah matrix kuku proximal terdiri dari jaringan ikat padat seperti

tendon mrnghubungkan matriks kukun dengan periosteum tulang jari proximal. Jaringan

lemak subdermal dalam jumlah kecil terletak dekat periosteum pada dasar jari2.

Pertumbuhan kuku

Pertumbuhan lempeng kuku terus-menerus seumur hidup. Kuku jari tangan tumbuh

lebih cepat dibanding kuku jari kaki. Kuku jari tangan rata-rata tumbuh 3 mm/bulan

sedangkan kuku jari kaki tumbuh 1 mm/bulan. Penggantian sempurna kuku memerlukan

waktu 100-180 hari (6 bulan). Ketika lempeng kuku diekstraksi rata-rata perlu waktu 40 hari

sebelum kuku jari muncul dari lipat kuku proksimal. Setelah 120 hari akan mencapai ujung

jari. Waktu regenerasi total dari jari kuku kaki 12-18 bulan. Sehingga kuku jari kaki lebih

17

Page 18: Makalah Paronikia Akut

lambat untuk tumbuh. Penyakit pada matrix kuku, terlihat dalam waktu yang lebih cepat dari

waktu onset tetapi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghilang.

Tingkat pertumbuhan kuku bervariasi diantara individu yang berbeda dan berbeda

pula diantara jari pada individu yang sama.Tergantung waktu pergantian sel matrix kuku dan

dipengaruhi oleh kondisi fisiologi dan patologis. Pertumbuhan kuku lambat saat baru lahir,

meningkat saat masa kanak-kanak dan biasanya mencapai puncak antara usia kedua dan

ketiga dekade kemudian menurun setelah usia 50 tahun. Kondisi yang berhubungan dengan

menurunnya kecepatan pertumbuhan meliputi penyakit sistemik, malnutrisi, penyakit

vaskular, penyakit neurologis, dan pengobatan dengan obat-obat antimitotik. Kuku yang

terkena penyakitn onchimycisus biasanya kecepatan pertumbuhannya menurun. Sedangkan

pada sindrom kuku kuning pertumbuhannya kuku terhenti. Kondisi yang berhubungan

dengan bertambahnya kecepetan pertumbuhan kuku meliputi kehamilan, trauma pada jari,

psoriasis dan pengobatan dengan retinoid oral dan itrakonazol2.

Gambar 7. Pertumbuhan kuku

Sumber : http://www.normanallan.com/Sci/nails%20growth.htm

II. Paronychia

Paronychia (Paronychia) adalah infeksi pada lipatan kuku yang disebabkan oleh kuman

(bakteri) Streptokokus, ditandai dengan pembengkakan lipatan kuku3.

Paronychia adalah infeksi pada kulit di sekitar kuku jari tangan atau kuku jari kaki.

Paronychia biasanya akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronychia akut, bakteri

(biasanya Staphylococcus aureus atau streptococci) masuk melalui robekan pada kulit

diakibatkan dari trauma pada lapisan kuku (lapisan pada kulit keras yang tumpang tindih

disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti dari air dan detergent). Paronychia 18

Page 19: Makalah Paronikia Akut

lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jari-jari mereka. Pada kaki, infeksi

seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam.

Paronychia terjadi sepanjang garis tepi kuku (samping dan dasar lapisan

kuku) kebanyakan penderita paronychia mengalami rasa sakit  terlebih pada saat berjalan,

hangat, kemerahan, dan pembengkakan. Nanah biasanya terkumpul dibawah kulit sepanjang

garis tepi kuku dan kadangkala di bawah kuku3.

A. Paronychia akut

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Paronychia akut kerupakan keluhan yang sering terjadi  dan biasanya disebabkan oleh

stafilokokus. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma langsung ataupun tidak langsung,

misalnya kuku pecah, menggigit kuku, menghisap kuku, kuku yang tumbuh ke dalam, akibat

manikur, pemakaian kuku palsu atau dapat pula terjadi tanpa trauma terlebih dahulu.

Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronychia kronik. Bakteri patogen yang sering

menyebabkan paronikia akut antara lain, Streptococcus pyogenes , Pseudomonas

pyocyaneaceae, Organisme koliform dan Proteus Vulgaris, flora normal yang berasal dari

mulut, bakteri anaerob gram negatif 3.

Gambar 8. Paronychia akut

Sumber :http://derm-imaging.org/wp-content/uploads/DSCN8383-.jpg

19

Page 20: Makalah Paronikia Akut

Manifestasi klinis

Pada paronikia biasanya hanya satu jari kuku yang terkena, Kondisi ini ditandai oleh

eritema, edema, rasa nyeri pada lipat kuku lateral dan proximal. Biasanya terjadi dua sampai

lima hari serelah trauma. Tanda awal berupa infeksi superfisial dan akumulasi pus dibawah

lipatan kuku yang diindikasikan mengalirnya pus ketika lipatan kuku ditekan. Infeksi yang

tidak diobati dapat berubah menjadi abses subungual dengan adanya peradangan dan nyeri

pada matriks kuku. Manifestasi lanjut, dapat terjadi distrofi sementara atau permanen pada

lempeng kuku. Paronikia akut rekuren dapat berkembang menjadi paronikia kronis3.

Diagnosis

Diagnosis paronychia akut berdasar riwayat trauma, penemuan pada pemeriksaan fisik

lipat kuku. Tes tekan jari dapat membantu pada infeksi stadium awal keberadaan atau luas

abses Pengujian ini dilakukan meminta pasien menjauhkan ibu jari dan jari yang terkena,

kemudian memberi tekanan ringan pada aspek volar distal digit yang terkena. Peningkatan

tekanan di dalam lipatan kuku ( khususnya cavum abses) menyebabkan perubahan warna

menjadi putih dari kulit di atasnya dan demarkasi yang jelas dari abses. Pada pasien dengan

infeksi berat atau abses, spesimen harus diperoleh untuk mengidentifikasi patogen yang

bertanggung jawab dan untuk menyingkirkan infeksi Staphylococcus aureus resisten

metisilin (MRSA)3.

Diagnosis Banding

Psoriasis dan sindrom Reiter mungkin juga melibatkan lipatan kuku proksimal dan

dapat meniru paronychia akut Paronychia akut rekuren harus meningkatkan kecurigaan

adanya herpes whitlow, yang biasanya terjadi pada petugas kesehatan sebagai akibat

inokulasi topikal. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi anak-anak sehat setelah terinfeksi

herpes primer oral. Herpetic whitlow muncul satu atau sekelompok bula dengan penampilan

seperti sarang lebah dekat dengan kuku. Diagnosis dapat dikonfirmasi oleh pengujian Tzanck

atau biakan virus. Insisi dan drainase kontraindikasi pada pasien herpetic wihlow. Terapi

dengan tujuh to sepuluh hari salep acycliver 5% atau krim asiklovir (Zovirax) atau agen

20

Page 21: Makalah Paronikia Akut

antivirus oral seperti asiklovir, famsiklovir (Famvir), atau valacyclovir (Valtrex), tetapi bukti

dari uji klinis yang kurang3.

Pengobatan

Pengobatan paronychia akut ditentukan oleh tingkat peradangan. Jika abses tidak

terbentuk, penggunaan kompres air hangat dan merendamkan yang terkena dalam larutan

Burow (yaitu, aluminum asetat) atau cuka mungkin efektif. Acetaminophen atau obat anti-

inflammasi untuk mengurangi gejala. Kasus ringan dapat diobati dengan krim antibiotik

(misalnya, mupirocin [Bactroban], gentamisin, bacitracin / neomycin / polimiksin B

[Neosporin]) sendiri atau dalam kombinasi dengan kortikosteroid topikal. Kombinasi

antibiotik topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) adalah aman dan efektif

untuk pengobatan paronychia bakteri akut dan tampaknya mempunyai keuntungan

dibandingkan dengan antibiotik topikal saja3.

Pada infeksi yang menetap, rendaman air hangat sebagai tambahan obat antistafilokok

dan bidai pelindung pada bagian yang sakit. Anak yang menghisap jari dan pasien yang

menggigit jari diobati untuk melawan bakteri anaerob dengan terapi antibiotik. Penisilin dan

ampisilin obat paling efektif. Bagaimana pun, Staphylococcus aureus dan Bakteriodes dapat

resisten terhadap antibiotik ini. Clindamisin dan kombinasi amoksisilin clavulanat efektif

untuk melawan bakteri yang terisolasi. Sefalosporon generasi pertama kurang efektif karena

resistensi tehadap beberapa bakteri anaerob dan Escherichia coli. Beberapa ahli

merekomendasikan kultur bakteri aerob dan anaerob pada paronikia berat sebelum memulai

terapi antibiotik. Ketika terdapat abses atau fluktuasi dilakukan usahakan drainase secara

spontan, atau drainase dengan intervensi bedah. Jika paronychia didiamkan, pus mungkin

menyebar kebawah sulkus kuku pada daerah yang berlawanan sehingga mengakibatkan

terjadinya abses disekitar kuku. Pus berakumulasi pada bawah kuku dan mengangkat

lempeng kuku. Jika sudah terjadi kasus ini maka kuku harus diekstraksi untuk mendrainase

pus secara adekuat3.

Terapi pembedahan

Seperti dalam pengobatan abses apapun, drainase diperlukan. Perlu dilakukan anestesi

blok kecuali jika kulit yang melapisi abses menjadi kuning atau putih, mengindikasikan

bahwa saraf telah menjadi infark, membuat penggunaan bius lokal yang tidak perlu. Lipat

kuku yang mengandung nanah harus diinsisi dengan skalpe no. 11 atau no. 15. Pisau

21

Page 22: Makalah Paronikia Akut

diarahkan menjauh dari dasar kuku untuk menghindari cedera dan pertumbuhan abnormal.

Setelah nanah dikeluarkan, abses harus irigasi dan dibalut dengan kain kasa. obat antibiotik

oral harus diresepkan. Balut dilepas selepas 48 jam, diikuti oleh meredam dalam air hangat

empat kali sehari selama 15 menit4.

Jika saraf telah infark, anestesi mungkin tidak diperlukan untuk intervesi bedah. Dalam

hal ini, bagian datar pisau bedah no.11 dengan hati-hati ditempatkan di atas kuku dan ujung

pisau diarahkan ke depan abses4.

 B. Paronychia kronis

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Paronychia kronik adalah penyakit inflamasi multifaktorial pada lipatan kuku proximal

terhadap iritan dan alergen. Penyakit ini sebagai hasil berbagai kondisi seperti mencuci

piring, menghisap jari, pengangkatan kutikula pada manikur, kontak dengan bahan kimia.

Penyakit ini sering terjadi pada orang yang tangannya banyak terkena air, pada orang

yang diabetik. Lebih sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada umur berapa

saja,tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadang-kadang terlihat pada

anak-anak, terutama akibat pengisapan jari atau jempol. Merupakan penyakit yang dominan

pada ibu-ibu rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan tertentu seperti juru masak,

pelayan bar, pedagang ikan, Gejala dimulai sebagai pembengkakan ringan, jauh lebih ringan

daripada paronychia akut.5 Kutikula dapat hilang dan pus dapat terbentuk di bawah lipat

kuku. Paronychia kronis dapat disebabkan oleh infeksi Candida albicans, eksaserbasi akut

dapat terjadi dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Berbagai organisme

dapat ditemukan, termasuk Stafilokokus aureus atau albus, Proteus vulgaris, Escherichia

coli dan Pseudomonas pyocyanea5. Penggunaan obat sistemik, seperti retinoid dan proteasem

inhibitor, seperti indinavir, lamivudin dapat menyebabka paronychia kronis. Indinavir paling

sering menyebabkan paronychia kronis atau rekuren pada jari kaki atau tangan pada orang

yang terinfeksi HIV. Mekanisme indinavir dan retinoid menyebabkana paronychia kronis

belum jelas. Paronychia dilaporkan juga terjadi pada pasien yang mengonsumsi cetuximab,

antibodi reseptor faktor pertumbuhan anti epidermal yang digunakan untuk mengobati

tumor1,3,5.

22

Page 23: Makalah Paronikia Akut

Gambar 9. Paronychia kronis dengan dermatitis pada tangan

Sumber : http://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html

Diagnosis

Diagnosis paronychia kronis didasarkan pada pemeriksaan fisik lipatan kuku dan

riwayat kontak terus-menerus dengan air, kontak dengan sabun, deterjen, atau bahan kimia

lainnya; atau penggunaan obat sistemik (retinoid, ARV, anti-EGFR antibodi). Manifestasi

klinis yang mirip dengan paronychia akut: eritema, nyeri, dan bengkak, dengan terangkatnya

lipatan kuku proksimal dan tidak adanya kutikula yang berdekatan. Nanah bisa terbentuk di

bawah lipat kuku. Satu atau beberapa kuku biasanya terkena, biasanya ibu jari dan kedua atau

ketiga tangan dominan. Lempeng kuku menjadi tebal dan berwarna. Paronychia kronis

umumnya terdapat selama setidaknya enam minggu pada saat diagnosis. Kondisi ini biasanya

memiliki penyebab yang berkepanjangan dengan berulang, eksaserbasi akut yang sembuh

sendiri1,3.

23

Page 24: Makalah Paronikia Akut

Gambar 10. Paronychia kronis.

Sumber : http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/paronychia4.html

Diagnosis Banding

Penyakit lain yang mengenai ujung jari, seperti karsinoma sel skuamosa kuku,

melanoma ganas, dan metastasis dari tumor ganas, mungkin menyerupai paronychia. Dokter

harus mempertimbangkan kemungkinan karsinoma ketika proses inflamasi kronis tidak

responsif terhadap pengobatan. Setiap kecurigaan untuk penyakit tersebut harus meminta

dilakukan biopsi. Beberapa penyakit yang mempengaruhi jari-jari, seperti eksim, psoriasis,

dan sindrom Reiter, mungkin melibatkan lipatan kuku1,3.

Pengobatan

Pengobatan paronychia kronis mencakup paparan menghindari kontak dengan zat

iritasi dan manajemen yang tepat terhadapt penyebab dasar inflamasi dan infeksi, cegah

adanya trauma dan jaga agar kulit tetap kering, misal jika mencuci gunakan sarung tangan6 .

Agen broadspectrum anti jamur topikal dapat digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut

dan mencegah kekambuhan7. Penerapan lotion emolien untuk melumasi kutikula yang baru

dan tangan biasanya bermanfaat.

Salah satu percobaan acak terkontrol menggunakan 45 orang dewasa dengan paronikia

kronis untuk pengobatan dengan agen antijamur sistemik (itrakonazol [Sporanox] atau

terbinafine [Lamisil]) atau topikal krim steroid (metilprednisolon aceponate [Advantan, tidak

tersedia di Amerika Serikat]) selama tiga minggu. Setelah sembilan minggu, lebih banyak

pasien dalam kelompok steroid topikal yang terdapat perbaikan atau sembuh.

Keberadaan Candida sp tampaknya tidak terkait dengan efektivitas pengobatan.

Mengingat risiko dan biaya mereka lebih rendah dibandingkan dengan antijamur sistemik,

steroid topikal harus menjadi pengobatan lini pertama untuk pasien dengan paronychia

kronis8. Atau, pengobatan topikal dengan kombinasi steroid dan agen antijamur juga dapat

digunakan pada pasien dengan paronychia kronis sederhana, meskipun data menunjukkan

keunggulan pengobatan antifungal terhadap penggunaan steroid saja kurang,pengobatan

anti jamur yang digunakan dapat berupa terapi sistemik seperti amfoterisin B 0,5-1 mg/kgBB

intravena, tablet nistatin 3x100.000 IU selama 1-4 minggu, ketokonazol 400 mg/hari selama

5 hari atau flukonazol 150 mg/hari selama 7 hari8.

24

Page 25: Makalah Paronikia Akut

Administrasi kortikosteroid intralesi (triamcinolone [Amcort]) dapat digunakan dalam

kasus-kasus refrakter. Kortikosteroid sistemik dapat digunakan untuk pengobatan peradangan

dan rasa sakit pada jangka waktu terbatas pada pasien dengan paronychia berat melibatkan

beberapa kuku. Jika pasien dengan paronychia kronis tidak merespon terhadap terapi topikal

dan menghindari kontak dengan air dan iritasi, penggunaan antijamur sistemik dapat berguna

sebelum mencoba pendekatan invasif.

Pada pasien dengan paronychia kronis sulit diobati, eksisi en block pada lipatan kuku

proksimal efektif. Pengangkatan lempeng kuku (total atau parsial, terbatas pada dasar

lempeng kuku) meningkatkan hasil bedah. Atau, marsupialization eponychial, dengan atau

tanpa pengangkatan kuku, dapat dilakukan. Teknik ini melibatkan eksisi bagian proksimal

bagian kulit setengah lingkaran pada lipatan kuku dan sejajar dengan eponychium,

memperluas ke tepi lipatan kuku di kedua sisi. Paronychia disebabkan oleh cetuximab

penghambat EGFR cetuximab dapat diobati dengan antibiotik seperti doxycycline

(Vibramycin). Pada pasien dengan paronychia diinduksi oleh indinavir, penggantian rejimen

antiretroviral alternatif yang mempertahankan lamivudine dan protease inhibitor dapat

mengatasi manifestasi seperti retinoid tanpa kambuh3,7.

Prognosis

Paronychia kronis berespon perlahan terhadap pengobatan. Resolusi biasanya memakan

waktu beberapa minggu atau bulan, tetapi tingkat perbaikan lambat seharusnya tidak

membuat putus asa dokter dan pasien. Dalam kasus ringan sampai sedang, sembilan minggu

pengobatan biasanya efektif. Dalam kasus membandel, eksisi en block lipatan kuku

proksimal dengan pengangkatan kuku dapat menghasilkan tingkat kesembuhan yang

signifikan. Hasil pengobatan yang berhasil juga tergantung pada langkah-langkah pencegahan

yang diambil oleh pasien (misalnya, memiliki penghalang air di lipatan kuku). Jika pasien

tidak diobati, episode inflamasi akut, sporadis diduga sebagai hasil dari penetrasi terus

menerus dari berbagai patogen 3,8.

25

Page 26: Makalah Paronikia Akut

BAB V

KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh, pasien ini disimpulkan menderita paronikia akut.

Penatalaksanaan yang dilakukan dapat berupa tindakan konservatif dan operatif.

Penanggulangan Paronikia akut umumnya dilakukan dengan tindakandan pemberian

antibiotika, sedangkan penanggulangan Paronikia kronis memerlukan kesabaran untuk selalu

melindungi kuku yang terinfeksi agar selalu dalam keadaan kering dan melakukan

pengobatan secarat opikal. Koreksi faktor predisposisi perlu diperhatikan terhadap penyakit

yang mendasarinya. Apabila tindakan terapi yangdiberikan tidak responsif terhadap Paronikia

kronis maka alternatif akhir dapat dilakukan dengan pembedahan.

26

Page 27: Makalah Paronikia Akut

DAFTAR PUSTAKA

1. Rockwell P. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician.2001;63:1113-6.

http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1113.html. Accesed on May 20,2013.

2. Tosti A, Piraccini BM. Biology of nails and Nail disorders. In:Klause W, Lowell A,

Goldsmith, editors. Fritzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. New

York: McGraw-Hill Inc; 2008. P 778-781.

3. Rigopoulos D, Larios G, Gregorious S. Acute amd chronic paronychia. Am Fam

Physician.2008;77(3)339-346,347-348.

http://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html. Accessed on May 20, 2013.

4. Murphy-lavoie H. Paronychia in emergency.[internet] 2012 [updated 2012 May 31].

Available from: http://www.emedicine.medscape.com/article/785158.overview.

Accessed on May 20,2013.

5. Paronychia [internet] 2011 [ cited 2011 May 5]. Available from:

http://www.ncbi.nlm.gov/pubmedhealth/PMH0002416/. Accessed on May 20, 2013

6. Soeparman L. Kelainan kuku. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu

penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit fakultas kedokteran

Indonesia. 2007. hal 312-313

7. Wolff K, Johnson RA. Fritzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology.

6th ed. New York: McGraw-Hill Inc;2009.Chapter 33. Disorder of the nail; p 1003.

8. Siregar RS. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi ke-2. Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Hal 32.

27