34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sistem urinal adalah suatu sistem saluran dalamtubuh manusia yang meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersikan tubuh dari zat – zat yang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air. Dalam makalah ini, akan dibahas struktur dari sistem urinaria yang meliputi struktur anatomi maupun histologi, mekanisme pembentukan urine, pemeriksaan urine serta faktor – faktor yang mendorong seseorang sering kencing pada malam hari. 1.2 TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : a) Agar dapat mengetahui sistem urinaria pada tubuh manusia baik struktur maupun fungsinya b) Agar dapat mengetahui mekanisme dari sistem pembentukan urine itu sendiri c) Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang sering kencing pada malam hari 1

Makalah PBL Blok 10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah PBL Blok 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Sistem urinal adalah suatu sistem saluran dalamtubuh manusia yang meliputi ginjal

dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersikan tubuh dari zat – zat yang

tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam

air.

Dalam makalah ini, akan dibahas struktur dari sistem urinaria yang meliputi

struktur anatomi maupun histologi, mekanisme pembentukan urine, pemeriksaan urine

serta faktor – faktor yang mendorong seseorang sering kencing pada malam hari.

1.2TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

a) Agar dapat mengetahui sistem urinaria pada tubuh manusia baik struktur maupun

fungsinya

b) Agar dapat mengetahui mekanisme dari sistem pembentukan urine itu sendiri

c) Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang sering kencing

pada malam hari

1

Page 2: Makalah PBL Blok 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR SALURAN KEMIH

a) Struktur Makroskopis

Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak

fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan

pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang

ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra

dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal

tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-

buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.

1) Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk  seperti kacang, terdapat sepasang

(masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya

retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm)

dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah

kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub

atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal

kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)

sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-

batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah

dibandingkan ginjal kiri.

2

Page 3: Makalah PBL Blok 10

gambar : ginjal

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari

korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus

kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis

Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus

rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent)

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal

Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah

korteks

Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf

atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal

Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul

dan calix minor

Calix minor, yaitu percabangan dari calix major

Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis

Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan

antara calix major dan ureter

3

Page 4: Makalah PBL Blok 10

Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi

(yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung

Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di

sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang

membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang

memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi:

(1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yang

relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang

terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus

renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke

dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut

sebagai vasa rekta.

Ginjal diperdarahi oleh a.v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta

abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah

memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris

yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen

superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior.

Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan

simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major,

n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan

aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.

2) Ureter

Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil

penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica

urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing

satu untuk setiap ginjal.

4

Page 5: Makalah PBL Blok 10

gambar : ureter

Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas

major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan

secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-

medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah

aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di

mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura

marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini

sering terbentuk batu/kalkulus.

Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca

communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan

ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus,

serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.

3) Vesica Urinaria

Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan

tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk

selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui

5

Page 6: Makalah PBL Blok 10

mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor),

bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus

halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.

Gambar : vesica urinaria

Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri

atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga

permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi

(anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri

dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae

pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu

bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum

vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam

keadaan kosong.

Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun

pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.

Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis

dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus

imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui

n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.

6

Page 7: Makalah PBL Blok 10

4) Uretra

Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria

menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita.

Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ

seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita

panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu

m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan

m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan

pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung

kemih dan bersifat volunter).

Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars

membranosa dan pars spongiosa.

Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan

aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m.

sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat.

Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.

Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus

kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding

bagian lainnya.

Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan

tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis

melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh

m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter

(somatis).

Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,

membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar

penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding

uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara

pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m.

7

Page 8: Makalah PBL Blok 10

spchinter urethra yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak

seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.

Gambar urethra pada pria dan wanita

b) Struktur Mikroskopis

Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua

ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu

vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin

dikeluarkan dari vesika urinaria.

1) Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada

kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk

ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena

adanya lobus hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal

Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun

Mempertahankan suasana keseimbangan cairan

8

Page 9: Makalah PBL Blok 10

Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh

Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan

amoniak.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat

cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di

bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian

medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi

menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya

pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk

corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga

calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga

calices renalis minores.

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional

ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :

Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

2) Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika

urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian

terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:

Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

Lapisan tengah lapisan otot polos

Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang

mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

3) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

9

Page 10: Makalah PBL Blok 10

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti

buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika

urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:

Lapisan sebelah luar (peritoneum)

Tunika muskularis (lapisan berotot)

Tunika submukosa

Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)

4) Urethra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi

menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari :

Urethra pars Prostatica

Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

Urethra pars spongiosa

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).

Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan

urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.

Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar

urethra tetap tertutup.

Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.

Lapisan mukosa

2.2 MEKANISME PEMBENTUKAN URIN

10

Page 11: Makalah PBL Blok 10

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian

proses, yaitu : penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

a) Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di

kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan

permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.

Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,

keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut

di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,

bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,

mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya

b) Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap

kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal

terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.

Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino

meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.

Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino

dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam

dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder,

zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi

zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

c) Augmentasi

11

Page 12: Makalah PBL Blok 10

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi

di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga

ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih

telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa

ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang

dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya

pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :

Hormon ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga

dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh

hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan

meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.

Aldosteron

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar

adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya

perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.

Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi

merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan

pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur

sirkulasi ginjal

Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air

yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium

Renin

12

Page 13: Makalah PBL Blok 10

Selain itu ginjal menghasilkan Renin, yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus

jukstaglomerularis pada :

o Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

o Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

o Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

o Innervasi ginjal dihilangkan

o Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila

regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan

hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen

menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan

ini efeknya menaikkan tekanan darah.

o Zat - zat diuretic

Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak

mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi,

sehingga volume urin bertambah.

o Suhu internal atau eksternal

Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan

mengurangi volume urin.

o Konsentrasi Darah

Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah

rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.

o Emosi

Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

2.3 FAKTOR PENYEBAB

Buang air kecil atau kencing adalah cara tubuh membuang limbah. Limbah ini

dilepaskan dari metabolisme sel-sel, masuk ke dalam darah dan akhirnya disaring oleh

ginjal dari aliran darah untuk dibuang lewat urin. Jika seseorang tidak bisa buang air

13

Page 14: Makalah PBL Blok 10

kecil maka dia akan sakit karena keracunan tubuh. Buang air kecil sangat diperlukan

untuk menjaga kesehatan.

Setiap orang memiliki frekuensi buang uang air kecil yang berbeda- beda. Beberapa

orang hanya buang air kecil 2 sampai 3 kali per hari, sementara ada orang yang sampai

10 kali ke toilet untuk buang air setiap hari. Tidak ada patokan berapa sebenarnya

frekuensi yang normal.

Wanita lebih sering pergi ke toilet daripada pria. Hal ini berkaitan dengan volume

kandung kemih, yang lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Pria memakan

waktu lebih lama untuk memenuhi kandung kemihnya sehingga mereka lebih jarang

buang air kecil. Banyak – sedikitnya minum, cuaca udara, dan faktor lain juga

berpengaruh pada frekuensi kencing.

Namun, bila buang air kecil jauh lebih sering dari biasanya maka hal itu dapat

menunjukkan adanya masalah atau gangguan dalam tubuh. Kemungkinan penyebabnya

antara lain:

Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK adalah penyebab utama peningkatan frekuensi

buang air kecil.

Diabetes. Sering buang air kecil sering merupakan gejala awal dari diabetes saat

tubuh mencoba untuk membersihkan diri dari glukosa yang tidak digunakan

melalui urin.

Prostatitis akut. Prostatitis akut adalah pembengkakan dan iritasi kelenjar prostat

yang berlangsung cepat. Prostatitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri

pada kelenjar prostat yang menyebabkan dinding kandung kemih menjadi sensitif.

Kandung kemih mulai berkontraksi bahkan ketika masih memiliki sejumlah kecil

urin.

Menstruasi. Hormon dalam tubuh perempuan berubah terus sepanjang bulan. Tepat

sebelum menstruasi biasanya kelembaban wanita meningkat. Dalam beberapa hari

menstruasi, kelembaban ekstra itu meninggalkan tubuh sehingga meningkatkan

frekuensi buang air kecil.

Kehamilan. Pada minggu-minggu awal kehamilan rahim mengalami perkembangan

sehingga menekan kandung kemih, menyebabkan sering buang air kecil.

14

Page 15: Makalah PBL Blok 10

Sistitis interstisial. Radang dinding kandung kemih kronis yang tidak diketahui

penyebabnya ini ditandai dengan nyeri di daerah kandung kemih dan panggul.

Gejala utama sistitis adalah dorongan kuat untuk buang air kecil, setiap kalinya

hanya mengeluarkan sejumlah kecil urin (Jawa: anyang-anyangen).

Kafein. Kafein menghambat kerja hormon antidiuretik (ADH). Hormon itu

memastikan bahwa tidak terlalu banyak air dalam urin. Hambatan terhadap ADH

membuat produksi air urin meningkat. Disarankan bahwa untuk setiap cangkir kopi

harus diseimbangi dengan meminum segelas air putih untuk mengisi kekurangan

tersebut.

Obat-obatan. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi

dapat membuat seseorang lebih sering kencing untuk sementara dan kembali

normal setelah berhenti minum obat.

Stroke atau penyakit neurologis lainnya. Kerusakan saraf yang mengendalikan

kandung kemih dapat menyebabkan masalah fungsi kandung kemih, termasuk

dorongan untuk buang air kecil yang terlalu sering dan tiba-tiba.

Kandung kemih terlalu aktif. Beberapa orang sering buang air kecil terutama di

malam hari. Gejala ini disebut nokturia dan biasanya mempengaruhi orang berusia

lebih dari 50 tahun, ibu hamil, pria dengan kanker prostat dan gagal jantung.

Normalnya, produksi urin di malam hari berkurang sehingga dapat tidur dengan

baik. Dalam kasus nokturia, produksi urin tetap besar sehingga mengakibatkan

sering buang air kecil.

2.4 PEMERIKSAAN URINE

a) Pemeriksaan Urin

Pemeriksaan Makroskopis

Yang diperiksa adalah volume. warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH

urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan

kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan

15

Page 16: Makalah PBL Blok 10

kelainan dalam keseimbangan cairan badan. Pengukuran volume urin yang

dikerjakan bersama dengan berat jenis urin bermanfaat untuk menentukan

gangguan faal ginjal. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin

seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan,

iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume

urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan

volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.

Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan

yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu

poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes

mellitus, diabetes insipi-dus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila

volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri.

Keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah-muntah, deman edema,

nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24

jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan

ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih

banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut

nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.

Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-

kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak

berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah,

coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan

urin, obat yang dimakan maupun makanan. Pada umumnya warna ditentukan

oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu. Warna

normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh

beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila

didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal

ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat. Disamping

itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti

hemoglobin yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan

warna coklat. Warna urin yang dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat

16

Page 17: Makalah PBL Blok 10

yang diberikan kepada orang sakit seperti obat dirivat fenol yang memberikan

warna coklat kehitaman pada urin.

Kejernihan dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih, agak

keruh, keruh atau sangat keruh. Biasanya urin segar pada orang normal jernih.

Kekeruhan ringan disebut nubeculayangterdiri dari lendir, sel epitel dan leukosit

yang lambat laun mengendap. Dapat pula disebabkan oleh urat amorf, fosfat

amorf yang mengendap dan bakteri dari botol penampung. Urin yang telah

keruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri, sedimen

seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak.

Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri,

menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens pita. Berat jenis urin

sewaktu pada orang normal antara 1,003 -- 1,030. Berat jenis urin berhubungan

erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan

sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis

bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis

1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini

dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat

jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang

berlebihan, hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun.

Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah

bau yang abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah

menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol,

pate, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau

amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada

urin yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari

semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih

umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena

dapat memberi kesan tentang keadaan da- lam badan. pH urin normal berkisar

antar 4,5 -- 8,0. Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat

17

Page 18: Makalah PBL Blok 10

memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escheri-chia coli biasanya

urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat

merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa.

Dalam pengobatan batu karbonat atau kalsium fosfat urin dipertahankan asam,

sedangkan untuk mencegah terbentuknya batu urat atau oksalat pH urin

sebaiknya dipertahankan basa.

Pemeriksaan Mikroskopis

Eritrosit atau leukosit didalam sedimen urin mungkin terdapat dalam urin

wanita yang haid atau berasal dari saluran kernih. Dalam keadaan normal tidak

dijumpai eritrosit dalam sedimen urin, sedangkan leukosit hanya terdapat 0 --

5/LPK dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genitalia. Adanya

eritrosit dalam urin disebut hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh

perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis, infeksi

saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa hemoragik. Terdapatnya

leukosit dalam jumlah banyak di urin disebut piuria. Keadaan ini sering dijumpai

pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada

penderita dengan fluor albus.

Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal,

mempunyai matrix berupa glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan kadang-

kadang dipermukaannya terdapat leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan

silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH

dan adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal. Dikenal bermacam-

macam silinder yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit ginjal.

Banyak peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit

eritrosit, lekosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler seperti silinder

lekosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder berbutir selalu menunjukkan

penyakit yang serius. Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit dan pada

glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan pada

penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

18

Page 19: Makalah PBL Blok 10

Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu didalam

saluran kemih. Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf

merupakan kristal yang sering ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai

arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil metabolisme yang normal.

Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak makanan,

kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. Disamping itu mungkin didapatkan

kristal lain yang berasal dari obat-obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal

tirosin, kristal leucin.

Epitel merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan

dalam sedimen urin. Dalam keadaan patologik jumlah epitel ini dapat meningkat,

seperti pada infeksi, radang dan batu dalam saluran kemih. Pada sindroma nefrotik

didalam sedimen urin mungkin didapatkan oval fat bodies. Ini merupakan epitel

tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi lemak, dapat dilihat dengan

memakai zat warna Sudan III/IV atau diperiksa dengan menggunakan

mikroskop polarisasi.

Pemeriksaan Kimia Urin

Reagens pita untuk pemeriksaan protein lebih peka terhadap albumin

dibandingkan protein lain seperti globulin, hemoglobin, protein Bence Jones dan

mukoprotein. Oleh karena itu hasil pemeriksaan proteinuri yang negatif tidak

dapat menyingkirkan kemungkinan terdapatnya protein tersebut didalam urin.

Urin yang terlalu lindi, misalnya urin yang mengandung ammonium kuartener

dan urin yang terkontaminasi oleh kuman, dapat memberikan hasil positif palsu

dengan cara ini. Proteinuria dapat terjadi karena kelainan prerenal, renal dan

post-renal. Kelainan pre-renal disebabkan karena penyakit sistemik seperti

anemia hemolitik yang disertai hemoglobinuria, mieloma, makroglobulinemia

dan dapat timbul karena gangguan perfusi glomerulus seperti pada hipertensi

dan payah jantung. Proteinuria karena kelainan ginjal dapat disebabkan karena

kelainan glomerulus atau tubuli ginjal seperti pada penyakit glomerulunofritis

19

Page 20: Makalah PBL Blok 10

akut atau kronik, sindroma nefrotik, pielonefritis akut atau kronik, nekrosis

tubuler akut dan lain-lain.

Pemeriksaan glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens

pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri

menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada

urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa,

fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti

streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan

dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin

sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl. Cara

ini juga lebih spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti galaktosa, laktosa,

fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan cara enzimatik mungkin

didapatkan hasil negatip palsu pada urin yang mengandung kadar vitamin C

melebihi 75 mg/dl atau benda keton melebihi 40 mg/dl. Pada orang normal

tidak didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan

kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk

mereabsorpsi glukosa seperti pada diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma

Cushing, phaeochromo-cytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau karena

ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal glukosuria, kehamilan

dan sindroma Fanconi.

Benda- benda keton dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan

asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang

diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat

mendeteksi asam asetoasetat lebih dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka

untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksibutirat. Hasil positif

palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit

levodopa dan pengawet hidroksi-quinoline yang berlebihan. Dalam keadaan

normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang

lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan

metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang

tinggi. Hal ini terjadi sebelum kadar benda keton dalam serum meningkat.

20

Page 21: Makalah PBL Blok 10

Pemeriksaan bilirubin dalam urin berdasarkan reaksi antara garam

diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru

atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-

toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan hasil positif dan keadaan

ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat

terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar

yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung

metabolit pyridium atau serenium.

Pemeriksaan urobilinogen dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam

keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara0,1 -- 1,0 Ehrlich unit per dl

urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan

hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan didalam tubuh.

Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam

urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang

sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150--450 ug

hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada

eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik

urin. Hasil negatif palsu bila urin mengairdung vitamin C lebih dari 10 mg/dl.

Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti

hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran

kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.

Dalam keadaan normal urin bersifat steril. Adanya bakteriura dapat

ditentukan dengan tes nitrit. Dalam keadaan normal tidak terdapat nitrit dalam

urin. Tes akan berhasil positif bila terdapat lebih dari mikroorganisme per ml

urin. Perlu diperhatikan bahwa urin yang diperiksa hendaklah urin yang telah

berada dalam buli-buli minimal 4 jam, sehingga telah terjadi perubahan nitrat

menjadi nitrit oleh bakteri. Urin yang terkumpul dalam buli-buli kurang dari 4

jam akan memberikan basil positif pada 40% kasus. Hasil positif akan mencapai

80% kasus bila urin terkumpul dalam buli-buli lebih dari 4 jam. Hasil yang

negatif belum dapat menyingkirkan adanya bakteriurea, karena basil negative

21

Page 22: Makalah PBL Blok 10

mungkin disebabkan infeksi saluran kemih oleh kuman yang tidak mengandung

reduktase, sehingga kuman tidak dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Bila urin

yang akan diperiksa berada dalam buli-buli kurang dari 4 jam atau tidak

terdapat nitrat dalam urin, basil tes akan negatif. Kepekaan tes ini berkurang

dengan peningkatan berat jenis urin. Hasil negatif palsu terjadi bila urin

mengandung vitamin C melebihi 25 mg/dl dan konsentrasi ion nitrat dalam urin

kurang dari 0,03 mg/dl.

22

Page 23: Makalah PBL Blok 10

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Struktur saluran kemih yaitu ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian

proses, yaitu : penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

Buang air kecil sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan. Namun, bila buang air

kecil jauh lebih sering dari biasanya maka hal itu dapat menunjukkan adanya

masalah atau gangguan dalam tubuh.

Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan

urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang

meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan

pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan

pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit

23

Page 24: Makalah PBL Blok 10

DAFTAR PUSTAKA

1) Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta : Penerbit buku

kedokteran EGC ; 2008

2) Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC ;

2001

3) Guyton dan Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Penertbit buku

kedokteran EGC ; 2007

4) Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 5. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran EGC ; 2006

5) Pearce, Efelin C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama ; 2006

6) Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia ;

2005

24