16
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang , aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil . Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam. Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis , pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Adapun makna sebenarnya dari jihad , mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama. Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan

Makalah PKn (Terorisme)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah PKn (Terorisme)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.

Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.

Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Adapun makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.

Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme yang mengerikan hingga melanggar konvensi yang telah disepakati.

Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwaWorld Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai “September Kelabu”, yang memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon.

Page 2: Makalah PKn (Terorisme)

Berita jurnalistik seolah menampilkan gedung World Trade Center dan Pentagon sebagai korban utama penyerangan ini. Padahal, lebih dari itu, yang menjadi korban utama dalam masa dua jam itu tak lain adalah kurang lebih 3.000 orang pria, wanita dan anak-anak yang terteror, terbunuh, terbakar, meninggal, dan tertimbun berton-ton reruntuhan puing akibat sebuah pembunuhan massal yang terencana. Akibat serangan teroris itu, menurut Dana Yatim-Piatu Twin Towers, diperkirakan 1.500 anak kehilangan orang tua. Di Pentagon, Washington, 189 orang tewas, termasuk para penumpang pesawat, 45 orang tewas dalam pesawat keempat yang jatuh didaerah pedalaman Pennsylvania. Para teroris mengira bahwa penyerangan yang dilakukan ke World Trade Center merupakan penyerangan terhadap "Simbol Amerika". Namun, gedung yang mereka serang tak lain merupakan institusi internasional yang melambangkan kemakmuran ekonomi dunia. Di sana terdapat perwakilan dari berbagai negara, yaitu terdapat 430 perusahaan dari 28 negara. Jadi, sebetulnya mereka tidak saja menyerang Amerika Serikat tapi juga dunia. Amerika Serikat menduga Osama bin Laden sebagai tersangka utama pelaku penyerangan tersebut.

Kejadian ini merupakan isu global yang mempengaruhi kebijakan politik seluruh negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk memerangi Terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal tersebut telah mempersatukan dunia melawan Terorisme Internasional. Terlebih lagi dengan diikuti terjadinya Tragedi Bali, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Perang terhadap Terorisme yang dipimpin oleh Amerika, mula-mula mendapat sambutan dari sekutunya di Eropa. Pemerintahan termasuk yang pertama mengeluarkan Anti Terrorism, Crime and Security Act, December 2001, diikuti tindakan-tindakan dari negara-negara lain yang pada intinya adalah melakukan perang atas tindak Terorisme di dunia, seperti Filipina dengan mengeluarkan Anti Terrorism Bill

Rumusan Masalah

Apa definisi dan pengetian terorisme

Page 3: Makalah PKn (Terorisme)

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi dan Pengertian Terorisme

Menurut konvensi PBB tahun 1939, terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada negara dengan maksud menciptakan bentuk teror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas. Menurut kamus Webster's New School and Office Dictionary, terrorism is the use of violence, intimidation, etc to gain to end; especially a system of government ruling by teror, pelakunya disebut terrorist. Selanjutnya sebagai kata kerja terrorize is to fill with dread or terror'; terrify; ti intimidate or coerce by terror or by threats of terror.

       Menurut ensiklopedia Indonesia tahun 2000, terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptkan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau internasional terhadap suatu aksi maupun tuntutan. RAND Corporation, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan swasta terkemuka di AS, melalui sejumlah penelitian dan pengkajian menyimpulkan bahwa setiap tindakan kaum terorris adala tindakan kriminal. definisi konsepsi pemahaman lainnya menyatakah bahwa : (1) terorisme bukan bagian dari tindakan perang, sehingga seyogyanya tetap dianggap sebagai tindakan kriminal, juga situasi diberlakukannya hukum perang; (2) sasaran sipil merupakan sasaran utama terorisme, dan dengan demikian penyerangan terhadap sasaran militer tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan terorisme; (3) meskipun dimensi politik aksi teroris tidak boleh dinilai, aksi terorisme itu dapat saja mengklaim tuntutanan bersifat politis.

Ciri-ciri Terorisme.

Menurut beberapa literatur dan reference termasuk surat kabar dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri terorisme adalah :

a. Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militan

b. Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai tujuan.

c. Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku, seperti agama, hukum dan HAM.

d. Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.

e. Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan, penyanderaan, pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik perhatian massa/publik.

Page 4: Makalah PKn (Terorisme)

Motif Terorisme.

Motif terjadinya teror yang terjadi selama ini baik yang berskala internasional maupun nasional, biasanya meliputi :

a. Membebaskan tanah air (dari penjajah)

b. Memisahkan diri dari pemerintahan yang syah.

c. Sebagai proses sistem sosial yang berlaku (pembebasan dari sistem kapitalis)

d. Menyingkirkan musuh-musuh politik dan sebagainya.

       Pengamat militer A.A Maulani, mantan Kepala Bakin, menyatakan ada 4 kategori terorisme, yaitu : 1) Terorisme melawan pemerintah untuk 2) Menggulingkan atau menggantinya terorisme oleh pemerintah untuk rakyatnya sendiri, atau terhadap negara lain dalam rangka menghabisi lawan-lawan politiknya. 3) Terorisme oleh gerakan revolusioner, ultrana-sionalis, anarkis, nonpolitik (gerakan ekologi anti globalisasi dsb), gerakan milenium (aum shinrikyo) 4) Terorisme sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan nasional.

Bentuk-bentuk Terorisme.

       Dilihar dari cara-cara yang digunakan : 1) Teror Pisik yaitu teror untuk menimbulkan ketakutan, kegelisahan memalui sasaran pisik jasmani dalam bentuk pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, penyanderaan penyiksaan dsb, sehingga nyata-nyata dapat dilihat secara pisik akibat tindakan teror. 2) Teror Mental, yaitu teror dengan menggunakan segala macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus menyakiti jasmani korban (psikologi korban sebagai sasaran) yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar biasa akibatnya bisa gila, bunuh diri, putus asa dsb.

       Dilihat dari Skala sasaran teror : 1) Teror Nasinal, yaitu teror yang ditujukan kepada pihak-pihak yang ada pada suatu wilayah dan kekuasaan negara tertentu, yang dapat berupa : pemberontakan bersenjata, pengacauan stabilitas nasional, dan gangguan keamanan nasional. 2) Teror Internasional. Tindakan teror yang diktujukan kepada bangsa atau negara lain diluar kawasan negara yang didiami oleh teroris, dengan bentuk : a) Dari Pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Dalam bentuk penjajahan, invansi, intervensi, agresi dan perang terbuka. b) Dari Pihak yang Lemah kepada Pihak yang kuat. Dalam bentuk pembajakan, gangguan keamanan internasional, sabotase, tindakan nekat dan berani mati, pasukan bunuh diri, dsb.

Taktik Terorisme.

Page 5: Makalah PKn (Terorisme)

       Taktik teror yang sering digunakan oleh para terorisme yang terjadi selama ini baik yang berskala interenasional maupun nasional, biasanya meliputi :

a. Pengeboman yang paling umum digunakan sekitar 60 persentase.

b. Pembajakan, biasanya pesawat terbang komersial, kendaraan darat termasuk kereta api dan kapal penumpang.

c. Pembunuhan, taktik ini merupakan aksi terorisme yang tertua.

d. Penghadangan, biasanya dilanjutkan dengan penyanderaan.

e. Penculikan, biasanya diikuti tuntutan tembusan uang atau tuntutan politik lainnya.

f. Penyanderaan, biasanya berhadapan langsung dengan aparat, menahan sandera ditempat umum.

g. Perampokan, biasanya sasaranya adalah Bank atau mobil lapis baja yang membawa uang banyak, untuk membiayai kegiatan terornya.

h. Ancaman/intimidasi, dengan cara menakuti-nakuti atau mengancam dengan menggunakan kekerasan terhadap seseorang atau sekelompok orang, di daerah yang dianggap lawan.

Tujuan Terorisme.

a.     Tujuan Jangka Pendek, meliputi : 1) Mempeeroleh pengakuan dari masyarakat lokal, nasional, regional maupun dunia internasional atas perjuangannya. 2) Memicu reaksi pemerintah, over reaksi dan tindakan represif yang dapat mengakibatkan keresahan di masyarakat. 3) Mengganggu, melemahkan dan mempermalukan pemerintah, militer atau aparat keamanan lainnya. 4) Menunjukkan ketidak mampuan pemerintah dalam melindungi dan mengamankan rakyatnya. 5) Memperoleh uang atau perlengkapan. 6) Mengganggu dan atau menghancurkan sarana komunikasi, informasi maupun transportasi. 7) Mencegah atau menghambat keputusan dari badan eksekutif atau legislatif. 8) Menimbulkan mogok kerja. 9) Mencegah mengalirnya investasi dari pihak asing atau program bantuan dari luar negeri. 10) Mempengaruhi jalannya pemilihan umum. 11) Membebaskan tawanan yang menjadi kelompok mereka. 12) Membalas dendam.

b. Tujuan Jangka Panjang, antara lain meliputi : 1) Menimbulkan perubahan dramatis dalam pemerintahan, seperti revolusi, perang saudara atau perang antar negara. 2) Mengganti ideologi suatu negara dengan ideologi kelompoknya. 3) Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak teroris selama perang gerilya. 4) Mempengaruhi kebijakan pembuat keputusan baik dalam lingkup lokal, nasional, regional atau internasional. 5) Memperoleh pengakuan politis sebagai badan hukum untuk mewakili suatu suku bangsa atau kelompok nasional, misalnya PLO.

Jaringan Terorisme.

Page 6: Makalah PKn (Terorisme)

Meskipun tidak ada konspirasi internasional yang jelas antar kelompok terorisme namun kecenderungan yang ada menunjukkan peningkatan kerjasama antara kelompok teroris diddunia. Jaringan atau kerjasama meliputi bantuan dalam hal sumberdaya, tenaga ahli, tempat perlindungan bahkan partisipasi dalam operasi bersama. Dibeberapa negara tertentu justru mendukung adanya kerjasama antar kelompok terorisme ini, pemeerintah menganggap penggunaan terorisme sebagai alternatif dari perang konvensional dan sebagai tentara cadangan mereka. Sebagai contoh dari beberapa literatur dapat disimpulkan bahwa : struktur Al-Qaeda disusun dalam bentuk Network with-in network, laksana holding Company dengan jaringan anak-anak perusahaan seperti Hizbullah, Hamas, Jihad Islam, Al-Mahdi, Islam Army Group dan Abu Syyaf. Di dalam anak perusahaan itu dibuat kompartemensi berupa sel-sel yang tidak saling mengenal, guna memelihara kerahasiaan maksimum. Para tokohnya terdiri dari mereka yang mengecap pendidikan di Universitas terbaik di dunia, fasih berbahasa Inggris dan mempunyai spesialisasi tertentu.

Analisis dan Pemecahan Masalah.

a.     Sebagaimana dijelaskan dimuka, bahwa timbulnya terorisme sebagian besar diakibatkan karena adanya ketidakadilan, balas dendam atau ringkasnya adalah adanya konflik-konflik kepentingan antara pihak-pihak yang berinteraksi baik skala perorangan, organisasi, intern pemerintahan maupun antar negara. Jadi adanya terorisme pada umumnya disebabkan adanya konflik-konflik kepentingan antara pihak-pihak yang berinteraksi baik skala perorangan, organisasi, intern pemerintahan maupun antar negara. Jadi adanya terorisme pada umumnya disebabkan adanya konflik. Konflik yang menajam, yang kemudian terjabar dalam kondisi kritikal, dengan titik balik yang mengandung perubahan yang menentukan bagi pihak-pihak yang berkonflik, adalah suatu krisis. Manajemen krisis menangani titik balik yang didalamnya terkandung potensi perubahan yang menentukan, pemahaman terhadapnya hanya dapat dilakukan, jika orang berfikir strategik. Karena krisis adalah dijelang suatu perubahan yang menentukan, maka berfikir strategik adalah berfikir dalam kerangka perubahan. Kerangka berfikir tersebut dipandang penting karena setiap aktivitas terorisme tujuannya adalah menghendaki perubahan, pada umumnya adalah perubahan dibidang politik dan ekonomi yang dampaknya akan menimbulkan krisis.

b.     Manajemen terhadap krisis hanya akan berhasil jika yang menanganinya mampu berfikir strategik, berfikir dalam konteks perubahan. Apalagi untuk kurun waktu sekarang ini, dengan perubahan yang terjadi dalam dinamika yang tinggi, turbulen dan drastik. Perubahan yang global yang diikuti beragam konflik, akhirnya berkembang menjadi krisis yang juga skala global.

c.     analisis terhadap krisis yang ditimbulkan oleh terorisme, dilakukan dengan dua cara yakni : analisis secara umum dan analisis menurut disiplin ilmu manajemen krisis, dengan konteks nasional, regional dan internasional.

Kilas Balik Terorisme.

        Dalam kilas balik tentang terorisme ini, menjelaskan tentang faktor-faktor atau variabel yang menyebabkan adanya terorisme, terutama difokuskan pada perubahan lingkungan strategik

Page 7: Makalah PKn (Terorisme)

internasional dan kebijakan-kebijakan dari negara-negara maju yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) yang mempunyai dampak internasional.

a.     Bidang politik, dalam tata hubungan internasional berbagai aturan berbangsa dan bernegara banyak bersumber dari ideologi kapitalisme dibuat dan diinternasionalisasikan maka lahirlah, antara lain : Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Deklarasion of Human Right) tahun 1948. Deklarasi ini mencantumkan penjaminan atas kebebasan manusia; terutama kebebasan beragama, berpendapat, kepemilikan, dan perilaku. Internasionalisasi ini dibutuhkan AS agar setiap tindakannya di dunia inter-nasional menjadi legal atau sah meskipun sebenarnya sekadar untuk kepentingan nasional (national interest) AS semata. Dalam pelaksanaannya dipandang tidak adil untuk beberapa negara misalnya pembantaian Israel terhadap rakyat Palestina yang jelas-jelas melanggar HAM, tetapi AS dan PBB tidak berusaha menyelesaikan dengan adil, hal ini menimbulkan ketidakpuasan beberapa negara Islam khususnya Palestina, Irak, Iran dan Suriah, hal ini menimbulkan rasa dendam dan pembalasan dendam dengan membentuk terorisme.

b.     Bidang ekonomi, internasionalsasi kepentingan AS dilakukan dengan membuat suatu tatanan ekonomi internasional dengan sperangkat organisasinya seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO. Langkah paling penting yang dilakukan AS adalah mengubah sistem mata uang dunia dengan menjadikan dolar sebagai standar untuk menilai mata uang yang berbeda-beda. Sedangkan untuk negara-negara Eropa dengan mata uang Euronya. Hal ini berarti mengontrol perekonomian negara lain dan mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi khususnya pada negara-negara sedang berkembang. Kondisi demikian mendorong timbulnya terorisme yang mengkhususkan diri pada bidang ekonomi.

c.     Peranan IMF. Beberapa program yang sering disyaratkan IMF, antara lain, adalah suku bunga tinggi; yang mengakibatkan mandeknya roda perekonomian dan industri negara pengutang/peminjam. IMF juga memaksa negara pengutang untuk mengurangi belanja negara dengan meningkatkan pajak dan tarif jasa serta menghentikan subsidi untuk barang-barang konsumtif. Implikasinya, beban masyarakat semakin berat disebabkan naiknya biaya bagi sektor jasa seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, air, pendidikan, dan kesehatan. IMF juga mensyaratkan perdagangan bebas dan kebebasan berinvestasi. Tujuan utama dari liberalisasi perdagangan ini adalah untuk membuka pasar seluruh negara-negara di dunia bagi produk unggulan dan investasi negara-negara kapitalis atau negara-negara maju. Dengan demikian, negara-negara berkembang akan selalu berada dibawah hegemoni AS dan negara-negara maju lainnya. Ketidakadilan ini menimbulkan perlawanan-perlawanan bagi negara-negara berkembang dan sekelompok militan/separatisme dengan membentuk terorisme.

d.     Fax Americana. Setelah runtuhnya Blok Komunis, tatanan dunia internasional menjadi unipolar/multipolar. Kekuatan dunia didominasi hanya oleh satu kubu saja, yaitu Blok Kapitalis yang dipimpin oleh AS. Pada awalnya, banyak pihak berhadap, berakhirnya Perang Dingin ini membuat dunia semakin damai. Namun, kenyataannya adalah sebaliknya. AS dengan dominasi tunggalnya, justru menyebarkan kerusakan dan kehancuran di seluruh dunia, AS kemudia merancang apa yang mereka sebut dengan The New Order (Tatanan Dunia Baru) yang dipimpim oleh AS. Tatanan Dunia Baru itu tidak lebih merupakan keinginan AS untuk menjadikan seluruh dunia tunduk kepada AS dan mengikuti seleranya. Tujuan dasar dari strategi AS pada era baru

Page 8: Makalah PKn (Terorisme)

adalah untuk mencegah munculnya kekuatan tandingan yang baru, baik dalam level global maupun wilayah-wilayah geo-strategis yang penting. Tujuan lainnya AS adalah menyisakan kekuatan luar yang dominan dan mengamankan akses AS dan negara-negara Barat terhadap minyak di daerah tersebut. Keserakahan dan ketidakadilan ini menimbulkan perlawanan-perlawanan dalam bentuk terorisme bagi sekelompok orang militan/separatisme dan atau bagi negara-negara yang dirugikan.

e.     Perang melawan terorisme ala Amerika menjadi lebih dramatis dan seru karena dikampanyekan oleh AS dan sekutu-sekutu Baratnya sebagai perang peradaban; perang terhadap segala pihak yang ingin menghancurkan peradaban Barat (Kapitalisme) "yang demokratis serta menghargai kebebasan dan nilai-nilai hak asasi manusia". Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB 10 Nopebmer 2001, Bush berkata, "This is a current in history and it runs toward freedom." (Ini adalah babak baru sejarah menuju kebebasan.). Kondisi ini pada hakekatnya adalah pernyataan perang terbuka antara negara kapitalis dengan negara-negara islam, tetapi terbatas, maka perang tersebut dilaksanakan dengan cara terorisme internasinal.

f.     Adanya sinyalemen beberapa negara bahwa Indonesia dalam peta terorisme dikategorikan sebagai soft target dan akhir-akhir ini berkembang menjadi sarang terorisme internasional, khususnya setelah adanya tragedi WTC dan Bom Bali, karena beberapa kenyataan seperti : lemahnya perangkat hukum untuk memerangi terorisme, kualitas dan kuantitas semua pihak yang terkait didalam upaya combating terrorisme belum memadai dan potensi terjadinya teror sangat tinggi. Anggapan ini sangat merugikan citra Indoensia dimata masyarakat internasional.

g.     Pengaruh dengan adanya terorisme yang terjadi akhir-akhir ini antara lain meliputi : 1) Pengaruh pada Ideologi, yakni penghancuran paham kapitalisme negara barat dan sebaliknya penghancuran faham Islam. 2) Pengaruh pada Agama, Islam dituding sebagai sponsor terorisme internasional, yang membawa dampak terhadap negara yang penduduknya mayoritas islam termasuk Indonesia. Negara-negara islam akan dijadikan ruang dan wilayah perang oleh AS. 3) Pengaruh pada Politik, isu terorisme dijadikan isu politik luar negeri AS dan diterapkan untuk  seluruh dunia dengan dikeluarkannya resolusi DK PBB Nomor 1373/1999 (kasus pengeboman menara kembar WTC AS)  dan Nomor 1438/2002 (kasus bom di Bali Indonesia). 4) Pengaruh pada Ekonomi, tragedi WTC dengan pembajakan pesawat mengakibatkan masyarakat internasional tauma bepergian dengan pesawat terbang, akibatnya banyak perusahaan penerbangan tutup. Sedangkan kasum bom Bali akibatnya jumlah wisatawan yang data ke Bali berkurang drastis, dan banyaknya investor asing menunda bahkan ada yang membatalkan investasinya di Indonesia. 5) Pengaruh dibidang Pertahanan dan Keamanan, terorisme dianggap musuh oleh semua negara. Karena mengganggu stabilitas dan gangguan keamanan dalam negeri maupun internasional. 

Analisis Terorisme secara Umum.

e.     Fakta yang terjadi akhir-akhir ini adalah munculnya aksi teror tidak dapat dicegah, karena beberapa hal antara lain : (1) mudah mendapatkan calon anggota terorisme dan proses perekrutan juga relatif mudah; (2) terorisme biayanya sangat murah karena organisasinya sangat kecil & fleksibel walaupun jaringannya berskala internasional; (3) hasil kegiatan terorisme cepat dapat

Page 9: Makalah PKn (Terorisme)

diperoleh; (4) hasil kegiatan terorisme yang spetakuler akan meningkatkan moril anggota terorisme.

f.     Dalam rangka memerangi aksi terorisme, secara umum diperlukan persyaratan kesiapan yang meliputi : (1) kesiapan dibidang politik, yakni perlunya dukungan masyarakat secara penuh bahwa terorisme adalah musuh bangsa dan negara yang harus dihadapi oleh segenap bangsa; (2) kesiapan dibidang hukum, peraturan perudangan dibidang pemberantasan terorisme merupakan agenda mutlak, karena hukum ini akan memberikan kekuatan kepada semua pihak untuk menjerat pelaku terorisme, disadari bahwa hukum untuk menghadapi aksi teror kurang sejalan dengan semangat demokrasi dan HAM; (3) kesiapan bidang operasional, yakni menuntut kesiapan adanya satuan antiteror dan Litbang teror, bekerjasama dengan semua pihak, permasalahannya adalah belum adanya aturan baku atau prosedur tetap yang baku dan mengikat semua pihak.

g.     Tidak bisa dipungkiri bahwa terorisme mempunyai jaringan internasional setidaknya konspirasi dengan kelompok terorisme beberapa negara. Maka jalan pemecahannya adalah menenukan sumber kelompok teroris atau negara sponsor terorisme, pengisolasian & penghancuran jaringan teroris dengan menggunakan kontra teroris atau kontra/operasi intelejen secara rahasia atau secara terbuka bekerja sama dengan negara tempat teroris berada.

h.     Operasi teroris biasanya dilaksanakan oleh elemen klandestin yang terlatih dan terorganisir, anggota tim teroris biasanya tidak dipertemukan sebelum berangkat menuju sasaran tetapi biasanya dilatih terlebih dahulu. Pengintaian biasanya dilaksanakan oleh elemen/personil yang bertugas khusus sebagai intelejen teroris, sasaran biasanya direncanakan dengan matang. Terorisme senan-tiasa mencari dan mengeksplitir titik lemah dari sasaran, teroris biasanya menyerang sasaran yang tidak dilindungi atau kurang penamanannya. Karakteristik dari operasi teroris adalah kekerasan, kecepatan dan pendadakan. Dengan melihat karakteristik operasi teroris tersebut maka untuk pemberantasan terorisme kuncinya adalah memperkuat Badan Intelejen Negara, baik personil maupun peralatannya. Disamping itu Badang Intelejen Polri dan departemen lainnya, membentuk jaringan intelejen dalam semua sektor seperti ekonomi meliputi semua perusahaan baik PMA, PMDN, BUMN maupun swasta skala menengah keatas dan tempat-tempat berkumpulnya orang seperti pasar, mall, pelabuhan, terminal, stasiun dan bandara serta tempat keramaian lainnya.

i.     Teroris biasanya beroperasi dalam hubungan unit kecil yang terdiri dari personil yang terlatih menggunakan senjata otomatis ringan, granat tangan, bahan peledak munisi dan radio transistor dsb. Sebelum pelaksanaan operasi teroris biasanya berbaur dengan masyarakat setempat untuk menghindari dari deteksi aparat keamanan, setelah operasi biasanya mereka kembali bergabung dengan masyarakat untuk meloloskan diri. Dengan melihat metoda operasi tersebut maka upaya pemberantasan terorisme bisa dijalankan dengan melengkapi semua aparat keamanan dan jaringan intelejen pemerintah dengan detektor senjata, melaksanakan operasi senjata api dan sejenisnya secara berkala, memberikan penjelasan/sosialisasi kepada para jaringan intelejen, satpam dan aparat pemerintah lainnya tentang terorisme dan jenis senjata yang digunakan. Dengan demikian puluang deteksi dini terhadap teroris lebih ditingkatkan.

Page 10: Makalah PKn (Terorisme)

j.     Keberadaan terorisme adalah rahasia, sembunyi-sembunyi, dan sering diasumsikan gerakan dibawah tanah, gerakan tanpa bentuk, maka kunci pokok pemberantasan terorisme adalah terletak pada profesionalisme aparat jaringan intelejen, yang dilengkapi dengan peralatan yang mutakhir, sehingga diharapkan dapat melaksanakan deteksi dini terhadap keberadaan teroris. Untuk mencapai maksud tersebut maka diperlukan dukungan dari pemerintah dan rakyat dalam bidang kesejahteraan aparat intelejen ditingkatkan. pendidikan dan pelatihan intelejen yang sistematis dan profesional, dijamin dan dilindungi dengan hukum yang pasti dan dukungan operasi lainnya (logistik dan keuangan).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum pidana (Amerika atau negara bagian Amerika), yang jelas dimaksudkan untuk:

a. mengintimidasi penduduk sipil. b. memengaruhi kebijakan pemerintah. c. memengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara penculikan atau pembunuhan.

Page 11: Makalah PKn (Terorisme)

DAFTAR RUJUKAN

http://www.dephan.go.id/modules.php?name=Sections&op=viewarticle&artid=56

http://jhonfreedom.blogspot.com/2009/03/pengertian-terorisme.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_terorisme