Upload
tantri-sihotang
View
348
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mklh
Citation preview
MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDINGRASIONALITAS RESEP PADA PASIEN PEDIATRIK DAN
GERIATRIK
Disusun Oleh:Yulia Ratnasari 1208020027Nova Astrit Natali 1208020028
PROGRAM STUDI APOTEKERLABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
PENDAHULUAN
Memberikan pelayanan farmasi untuk pasien usia lanjut dan pediatrik merupakan
tantangan tersendiri. Pasien usia lanjut dan pediatrik memiliki karakteristik yang berbeda dengan
pasien usia dewasa yang lebih muda. Umumnya pasien usia lanjut mempunyai banyak masalah
kesehatan yang bersifat kronik dan mendapat banyak jenis obat. Penggunaan obat pada pasien
usia lanjut memerlukan perhatian khusus karena adanya perubahan farmakokinetik dan
farmakodinamik obat terkait proses penuaan.
Risiko terjadinya reaksi yang tidak diharapkan (adverse drug reactions) dan interaksi
obat juga akan meningkat seiring bertambahnya jumlah obat yang dikonsumsi. Banyaknya jenis
obat dan rumitnya rejimen pengobatan membuat pasien usia lanjut, yang kemampuan kognitif
dan fisiknya sudah mengalami penurunan, menjadi tidak patuh terhadap rejimen pengobatan
yang telah ditetapkan. Selain itu, kondisi psikososial pasien usia lanjut sangat potensial untuk
memperburuk status kesehatannya.
Untuk pasien pediatrik juga terkadang mendapatkan banyak jenis obat dimana diharus
ditelaah tentang interaksi dan keamanan obat bagi si pasien. Pada pasien pediatrik lebih
ditekankan kepada penyesuaian dosis dan keamanan obat pada anak terutama tidak
mempengaruhi pertumbuhan anak.
Pharmaceutical care untuk pasien usia lanjut dan pediatrik pada dasarnya sama dengan
yang untuk pasien golongan usia lain. Namun demikian, pengetahuan farmakoterapi pada pasien
usia lanjut dan keterampilan berkomunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya perlu
dikuasai dengan baik oleh apoteker yang akan memberikan pelayanan untuk pasien usia lanjut.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Telaah rejimen obat (medication review)
- Penyiapan obat (dispensing)
- Pemberian informasi dan edukasi
- Pemantauan penggunaan obat
PEMBAHASAN
A. Pasien Pediatrik
Populasi pediatrik adalah kelompok pasien dengan variasi yang ekstrim, variasi sais
mulai dari 500 gram sampai >100 kg dengan umur mulai hutungan detik sampai 18 tahun.
Selalunya sulit memprediksi farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang diberikan pada
pasien pediatrik, terutama jika anak adalah neonatos dan lahir prematur. Kemampuan anak-
anak untuk menghendel obat adalah dalam evolusi konstan dan maturasi dari lahir sampai
remaja, dan perubahan lebih drmatis pada tahun pertama kehidupannya.
Neonatos spesial berisiko sebab mereka terpajan tinggi dengan obat melalui placenta
atau ASI dan déficit fungsional ekskresi yang eksterim segera dalam mingguan kelahirannya.
Walaupun neonatus lahir dengan semua enzim yang diperlukan untuk metabolisme obat,
sebagain besar enzim ini kapasitasnya tidak mencukupi untuk memetabolisme obat secara
adekuat, dalam range 10% samapai 40% produktivitasnya dibandingkan orang dewasa.
Seperti halnya kemampuan neonatus mengeliminasi obat melalui renal hanya merupakan
kapasitas orang dewasa, Bagaimana pun, fungís hati mencapai kapasitas dewasa dan
melebihi dalam beberapa bulan pertama umurnya, fungís renal mungkin memerlukan
beberapa tahun untuk kapasitas dewasa.
Kurangnya pengetahuan tentang perkembangan farmakokinetik dan ketidaktersediaan
informasi obat pendiatrik pada label pabrik dapat menyebabkan malapetaka terapi (therapy
disasters) seperti yang terjadi pada kloremfenikol. Mempertimbangkan disaster terapi sebab
berkaitan dengan kematian ganda pada anak-anak yang masih muda, akibat toksistas
kloramfenikol yang secara kolektif disebut dengan Gray baby síndrome yang bergantung
pada dosis (dose dependent). Meskipun ditentukan range level serum terapi kloremfenikol,
obat ini mesti dihindarkan diberi kepada anak-anak yang masih muda, terutama jika tersedia
terepeutik yang lebih bagus dan agenti antimikroba yang aman.
a) Eror Peresepan (Prescribing Errors)
Obat yang diorder untuk pasien pediatrik sering menyebabkan masalah berkenaan
dengan ketidakjelasan tulisan tangan, salah menggunakan singkatan, decimal, dan salah
perhitungan. Sekarang, sistem order tercetak sudah tersedia, meskipun mereka sendri
beresiko untuk eror, tetapi menawarkan opsi yang baik untuk mengkoreksi isu-isu seputar
jeleknya tulisan tangan dan salah menggunakan singkatan. Dalam editorial Hospital
Pharmacy, telah dicadangkan solusi problema salah guna singkatan dan ketidaktepatan
penggunaan decimal. Decimal adalah hal yang Sangay khusus berkaitan dengan pediatrik
sebab mereka mudah dibangkitan berdsarkan berat untuk perhitungan dosis, terutam
dengan berat, 1kg. Tanpa waspada menggalakkan menggunakan decimal dengan tepat
(hindarkan menggunakan untaian nol dan selalu mempunyai angka ke kiri decimal), 10
atau 100 kali dosis salah hitung adalah memungkinkan.
Sebagian dosis obat pediatrik membutuhkan perhitungan untuk dibuat, yang membuat
lebih kompleksnya permintaan pediatrik. Preskribar diharapkan, tidak hanya mengingat
ketepatan mg/kg/dose dan frekuensi, tetapi juga menghitung mg jumlah dengan tepat dan
mengaplikasikan dosis maksimum jika dibutuhkan. Miligram (mg/kg/dose) akan
bervariasi pada indikasi, apakah pasien neonat atau anak-anak dan rujukan informasi obat
yang digunakan.
Adanya perbedaan kadar medikasi cairan oral, terutama antibiótika akan lebih
merumitkan lagi perhitungan. Untuk menyederhankan keterlibatan matematik, seorang
dokter mendasarkan perhitungan pada salah satu kadar yang tersedia dan jika semua
dikatakan dilaksanakan, sesuaikan ml, dosis merefleksikan perubahan kadar jika
perbedaan kadar digunakan (misal mengubah 0,5 sendok teh dari 250 mg/5ml sampai 1
sendok teh dari 125 mg/5 ml). Menggunakan pendekatan ini, preskriber mestinya sadar
adanya variasi konsentrasi. Alternatifnya, preskriber mungkin menunjukkan dosis sebagai
mg dan menunjukkan keinginan untuk formulasi cairan tanpa kadar spesifik,
meninggalkan farmasis untuk memilih kadar dan mengkomunikasikan ml dosis ke
perawat.
Kesalahan sering terjadi jika preskriber gagal mengenal bahwa umur (ketuaan) pasien
pediatrik mencapai berat yang memotong mg/kg dosis akan menyebabkan dosis melebihi
dosis maksimum orang dewasa. Kebijakan rumah sakit adalah penting tidak hanya
menggalakkan inklusi rutin mg/kg/dosis pada permintaan pasien pediatrik, tetapi juga
menentukan berat pada mana pasien mesti menerima dosis orang dewasa.
Menggabungkan dosis maksimum adala mutlak vital untuk menghindari OD pada pasien
pediatrik yang besar.
b) Kesalahan Dispensing
Kesalahan dispensing untuk permintaan pediatrik terutama akan membahayakan
dan dapat secara parsial gambaran realtif kurangnya edukasi farmasis yang menerima
permitaan medikasi untuk anak-anak. Farmasis sering melihat dalam konsern praktis,
seperti tidak mungkin untuk mengukur volume dosis (misal < 0,1 ml atau dosis yang
aneh seperti 0,34 ml) atau tidak memperoleh porsi kapsul atau tablet. Hal ini tidak
mengherankan bahwa dengan sangat sedikitnya obat yang dilabel untuk penggunaan
pediatrik, maka terbatas pula obat-obat yang tersedia dalam formulasi yang sesuai untuk
anak-anak.
Pembagian dosis tidak hanya terbatas untuk oral saja, porsi kecil patches
transdermal mungkin juga diperlukan untuk diberikan. Meskipun dipertimbagkan
dikontraindikasikan untuk anak-anak, pemberian topikal dari obat-obat ini adalah
alternatif yang rasional, penyediaan dosis akan bisa mengurangi ketepatan. Akurasi
dalam pengukuran volume dosis <1 ml, menjadi kritikal, mempertimbangkan 0,1 ml tidak
cocok diperhitungkan untuk 10% perubahan dosis. Kadar obat berdasarkan kebutuhan
orang dewasa dan secara universal tidak mungkin mengukur untuk pasien neonatal. Ini
penting untuk menentukan prosedur pengenceran obat yang konsisten dan tidak
tergantung pada obat, membolehkan minimum mendispensikan volume 0,2 ml.
Pengenceran mungkin juga diperlukan jika volume dosis sangat kecil untuk
membolehkan praktis panduan ketepapatan pemberian obat.
Informasi obat pediatrik sangat penting untuk mencegah kesalahan, partisipasi
farmasis pada tim multidisiplin adalah sangat penting. Sisi dari pasrtisipasi keliling,
menyediakan informasi, dan membuat analisis farmakokinetik atau menginterpretasikan,
individu-individu ini memeganag peranan yang penting dalam mengidentifikasi
kesalahan, memonitoring ADRs, memenuhi dosis standar, dan mengedukasi profesional
kesehatan lain.
c) Kesalahan Pemberian
Meskipun 5 Rights (R) pemberian medikasi (right pastien, right drug, right dose,
right route, dan right frequency) adalah basis edukasi pemberian obat dan bentuk inti
bagi kebijakan pemberian obat, 5 R tidak inklusif utama sumber kesalahan, berfikir kritis
mereka terbatas dan mereka tidak merefleksikan praktis keperawatan mereka. Pemberian
obat sama dengan transkripsi kecelakaan permintaan kesalahan interpretasi,
ketidaktepatan waktu pemberian dosis, interaksi obat-makanan, dan salah dosis sekunder
terhdap preparasi dosis.
B. Pasien Geriatrik
Geriatric merupakan suatu istilah yang terdiri dari kata geros (usia lanjut) dan iatreia
(merawat/merumat), geriatri sendiri mengacu pada cabang ilmu kedokteran yang berfokus
pada penyediaan layanan kesehatan bagi manula. (Ignas Leo Vascher, 1909). Pembagian
terhadap populasi berdasarkan usia lanjut meliputi tiga tingkatan (menurut WHO), yaitu :
a) Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun,
b) Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun,
c) Sangat tua (very old) dengan kisaran umur > dari 90 tahun (Walker and Edward, 2003).
Pasien geriatri (elderly) merupakan pasien dengan karakteristik khusus karena
terjadinya penurunan massa dan fungsi sel, jaringan, serta organ. Hal ini menimbulkan perlu
adanya perubahan gaya hidup, perbaikan kesehatan, serta pemantauan pengobatan baik dari
segi dosis maupun efek samping yang mungkin ditimbulkan (David, 2010).
Karakteristik pasien geriatric
- Usia > 60 tahun
- Multipatologi
- Tampilan klinis tidak khas
- Polifarmasi
- Fungsi organ menurun
- Gangguan status fungsional
- Gangguan nutrisi
Lansia banyak yang mengidap salah satu penyakit yang dapat menyebabkan
komplikasi jika, tidak ditangani dengan baik seperti, fraktur pada tulang yang dapat
menyebabkan osteoporosis atau jika seseorang memiliki angka kolesterol yang tinggi saat
lanjut usia dapat menjadi Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, gagal jantung dan
infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati.
Etiologi, penyakit pada lansia lebih bersifat endogen daripada eksogen. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya berbagai fungsi tubuh karena proses menua, etiologi sering kali
tersembunyi (Occult), dan sebab penyakit dapat bersifat ganda (multiple) dan kumulatif
(penimbunan), terlepas satu sama lain ataupun saling mempengaruhi. Diagnosis, penyakit
pada lansia umumnya lebih sulit dideteksi dari pada remaja atau dewasa, karena gejala dan
keluhan sering tidak jelas. Perjalanan penyakit, Pada umumnya perjalanan penyakit adalah
kronik (menahun) diselingi dengan eksaserbasi akut, penyakit bersifat progresif (bertahap),
dan sering menyebabkan kecacatan (invalide).
Karakteristik Penyakit Lansia di Indonesia
- Penyakit persendian dan tulang, seperti rheumatik, dan osteoporosis.
- Penyakit Kardiovaskuler, seperti hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac attack,
stroke, trigliserida tinggi, anemia, dan PJK.
- Penyakit Pencernaan seperti gastritis, dan ulcus pepticum.
- Penyakit Urogenital, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis,
dan Benigna Prostat Hiperplasia.
- Penyakit Metabolik/endokrin, seperti diabetes mellitus, dan obesitas.
- Penyakit Pernafasan, seperti asma, dan TB paru.
- Penyakit Keganasan, seperti carsinoma atau kanker.
- Penyakit lain, seperti senilis/pikun/dimensia, alzeimer, dan parkinson.
Obat harus berada pada tempat kerjanya dengan konsentrasi yang tepat untuk
mencapai efek terapetik yang didapatkan. Perubahan-perubahan farmakokinetik pada pasien
lanjut usia memiliki peranan penting dalam bioavailabilitas obat tersebut. Proses-proses
farmakokinetik obat pada usia lanjut dijelaskan pada uraian di bawah ini.
Absorbsi
Penundaan pengosongan lambung, reduksi sekresi asam lambung dan aliran darah
oragan absorbsi secara teoritis berpengaruh pada absorbs itu sendiri. Namun pada
kenyataannya perubahan yang terkait pada usia ini tidak berpengaruh secara bermakna
terhadap bioavailabilitas total obat yang diabsorbsi. Beberapa pengecualian termasuk
pada digoksin dan obat dan substansi lain (misal thiamin, kalsium, besi dan beberapa
jenis gula) (Aslam, et al., 2003).
Distribusi
Farktor-faktor yang menentukan distribusi obat termasuk komposisi tubuh, ikatan
plasma-protein dan aliran darah organ dan lebih spesifik lagi menuju jaringan, semuanya
akan mengalami perubahan dengan bertambahnya usia, akibatnya konsentrasi obat akan
berbeda pada pasien lanjut usia jika dibandingkan dengan pasien yang lebih muda pada
pemberian dosis obat yang sama (Aslam, et al., 2003).
Tabel. Beberapa Perubahan yang Berhubungan dengan Umur yang Mempengaruhi Farmakokinetik ObatVariable Young Adults (20–30
years)Older Adults (60–80 years)
Body water (% of body weight) 61 53Lean body mass (% of body weight)
19 12
Body fat (% of body weight) 26–33 (women) 38–4518–20 (men) 36–38
Serum albumin (g/dL) 4.7 3.8Kidney weight (% of young adult) (100) 80Hepatic blood flow (% of young adult)
(100) 55–60
Eliminasi
Metabolisme hati dan eskresi ginjal adalah mekanisme penting yang terlibat dalam
proses eliminasi. Efek dosis obat tunggal akan diperpanjang dan pada keadaan steady
state akan meningkat jika kedua mekanisme menurun.
Metabolisme hati
Substansi yang larut lemak akan dimetabolisme secara ekstensif di hati, sehingga
mengakibatkan adanya penurunan bioavaibilitas sistemik. Oleh karena itu adanya
penurunan metabolism akan meningkatkan bioavaibilitas obat. Pada pasien geriatri
adanya gangguan first past metabolism akan meningkatkan biovaibilitaas obat (Aslam,
et al., 2003).
Eliminasi Ginjal
Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomerulus dan fungsi tubuler
merupakan perubahan yang terjadi dengan tingkat yang berbeda pada pasien geriatri.
Kecepatan filtrasi glomerolus menurun kurang lebih 1 % per tahun dimulai pada usia 40
tahun. perubahan tesebut mengakibatkan beberapa obat dieliminasi lebih lambat pada
lanjut usia. Beberapa kasus menunjukan bahwa konsentrasi obat dalam jaringan akan
meningkat sebanyak 50% akibat penurunan fungsi ginjal (Aslam, et al., 2003).
Penurunan klirens kreatinin terjadi pada dua pertiga populasi. Penting untuk diketahui
bahwa penuruna klirens kreatinin ini tidak dibarengi dengan peningkatan kadar kreatinin
yang setara dalam serum karena produksi kreatinin juga menurun seiring berkurangnya
massa tubuh dengan pertambahan usia. Akibat yang segera ditimbulkan oleh perubahan
ini adalah pemanjangan waktu-paruh banyak obat dan kemungkinan akumulasinya
dalam kadar toksik jika dosis tidak diturunkan dalam hal ukuran atau frekuensi.
Rekomendasi pemberian obat untuk para lansia sering kali mencakup batasan dosis
untuk klirens ginjal yang menurun.
Perubahan farmakodinamik pada pasien geriatri berpengaruh pada kemampuan
tubuh menjaga sistem homeostatik, perubahan pada reseptor-reseptor spesifik dan
tempat sasaran akan sangat mempengaruhi konsentrasi obat yang berefek. Berikut
farmakodinamik obat dalam tubuh.
Pengaturan Temperatur, Hipotermia tidak diharapkan terjadi pada pasien geriatri
yang mendapat beberapa macam obat. Obat-obatan yang menyebabakan terjadinya
hipotermia diantaranya, benzodiazepin, opioid, alkohol, dan anti depresan trisiklik
dapat menyebabkan sedasi gangguan kepekaan subjektif terhadap temperature dan
penuruna mobilitas maupun aktifitas (Aslam, et al., 2003).
Fungsi Usus dan Kandung Kemih, Konstipasi sering muncul pada geriatri sebagai
akibat penuruan motilitas saluran gastrointestinal. Obat-obat anti-kolinergik dapat
menyebabkan retensi urin pada pasien pria lanjut usia terutama pasien dengan
hipertropi prostat sedangkan pada wanita sering terjadi disfungsi uretra (Aslam, et
al., 2003).
Pengaturan Tekanan Darah, Pada pasien geriatri terjadi penumpulan reflex
takikardia sehingga hipotensi postural merupakan masalah yang sering terjadi pada
pasein geriatri. Hal ini mengakibatkan obat-obat dengan efek antihipertensi
cenderung menyebabkan masalah pada pasien geriatric (Aslam, et al., 2003).
Keseimbangan Cairan atau Elektrolit, Pasien geriatri mengalami penuruan
kemampuan ekskresi retensi air obat-obat yang mengakibatkan retensi cairan ini
diantaranya, kortikosteroid dan antiinflamasi non-steroid (Aslam, et al., 2003).
Fungsi Kognitif, Pertambahan usia juga akan menurunkan fungsi sistem saraf pusat
yang terjadi akibat perubahan struktur dan kimiawi saraf. Aktifitas enzim
kolinesterase menurun pada lansia dan berakibat pada menurunnya transmisi
kolinergik. Transmisi kolinergik sangat berperan dalam fungsi kognitif normal
sehingga obat-obatan antikolinergik, dan hipnotik dapat memperburuk efek
tersebut. Lansia yang mengkonsumsi obat-obat yang tersebut di atas akan
mengalami “kebingungan” (Aslam, et al., 2003).
C. Contoh Resep pada Pediatrik dan Geriatrik
1. Resep Pediatrik
RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830
Dokter : dr. Iwan SantosoPurwokerto, 15-11-2012
No: 1R/ Cefixime syr no 12dd 1 cthR/ Sanmol tab VI3dd ½R/ Tilidon syr no I3dd 1 cth (ac)R/ Curvit syr no 12dd1 cth
Pro : Nathan nandaUmur : 6 tahunRM 170600Perum Teluk jl. Damar No 7
Hasil LaboratoriumNama : NathanAddress : Perum teluk jl. Damar No.7
Test Full Name Test item Result Flag Unit ReferenceSGPT ALT 19 U/L 0-40SGOT AST 30 U/L 0-34THYPOID O WIDAL O + 1/80 HTYPOID H WIDAL H + 1/320 HPARATYPI A-H WIDAL A-H NEGATIFLAJU ENDAP DARAH
LED 14 0-15
RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830
Dokter : dr. Andrea NatariPurwokerto, 24/11/2012
No: 2 R/ Sanprima syr no I 2 dd 1 cth R/ L Bio no X
2 1dd1 cth R/ Zinkid syr no I
1dd 1 cth R/ Domperidon syr no I
3 DD1/2 cth
Pro : Syahwa Anggi M Umur : Karang klesem174056
Hasil LaboratoriumName : Syahwa AnggiAdress : Karang klesem
Test Full Name Test Item Result Flag Unit ReferenceSGPT ALT 35 U/L 0-40SGOT AST 47 H U/L 0-34THYPOID O WIDAL OTHYPOID H WIDAL HPARATYPHI A-H WIDAL A-H
SKRINNING RESEP
1) Kelengkapan Resep
Resep 1
Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅
Tanggal dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅
Tanda R : ˅
Signatura : ˅
Nama, jumlah, bentuk sedian : ˅ ˅ ˅
Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅
Paraf dokter : ˅
Resep 2
Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅
Tanggal, dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅
Tandan R : ˅
Signatura : ˅
Nama, jumlah, bentuk sediaan : ˅ ˅ ˅
Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅
Paraf dokter : ˅
2) Apek Farmasetis dan klinis
Resep 1
a) Cefixime syr
Bentuk sediaan : sirup kering 5 ml suspensi mengandung cefixime 100mg
Indikasi : infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan
oleh escericia coli dan proteus mirabilis Otitis media
yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-
laktamase positif dan negatif), Moraxella (Branhamella)
catarrhalis (sebagian besar adalah laktamase positif) dan
Streptococcus pyogenes. Faringitis dan tonsillitis yang
disebabkan oleh Streptococcus pyogenes. Bronkitis akut
dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan
Haemophilus influenzae (laktamase positif dan negatif).
Dosis : Dewasa dan anak BB ≥ 30 kg : 50 – 100 mg, 2 kali
sehari. Pada infeksi yang berat atau dapat berinteraksi,
dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg, 2 kali sehari.
Cefixime suspensi 100 mg : dosis anak adalah 1,5 – 3
mg/kg BB, 2 kali sehari. Untuk infeksi yang berat atau
dapat berinteraksi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 6
mg, 2 kali sehari. Demam tifoid pada anak-anak : 10 –
15 mg/kg BB/hari selama 2 minggu.
Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat
beberapa bahan dari sediaan ini.
Efek samping : Shock. Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan
karena gejala-gejala shock kadang-kadang bisa terjadi.
Hipersensitivitas. Jika tanda-tanda reaksi
hipersensitivitas seperti rasa, urtikaria, eritema, pruritus
atau demam maka pemakaian sediaan ini harus
dihentikan dan sebaiknya dilakukan penanganan lain
yang lebih tepat. Renal. Pemantauan fungsi ginjal
secara periodik dianjurkan karena gangguan fungsi
ginjal seperti insufisiensi ginjal kadang-kadang dapat
terjadi. Bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini,
hentikan pemakaian obat ini dan lakukan penanganan
lain yang lebih tepat.
Interaksi : Probenesid dapat meningkatkan konsentrasi dalam
darah dari cefixime yaitu dengan mengurangi eliminasi
oleh ginjal. Tetapi interaksi ini kadang-kadang
digunakan untuk meningkatkan efek dari sefalosporin.
Menggunakan cefixime bersama golongan
aminoglikosida [misalnya, tobramycin, gentamisin)
dapat menghasilkan efek aditif, dapat membunuh
bakteri tetapi juga meningkatkan risiko bagi ginjal.
b) Sanmol
Bentuk sediaan : mengandung paracetamol 120 mg/5ml
Indikasi : Meredakan nyeri termasuk sakit kepala dan sakit gigi.
Meredakan demam akibat flu & setelah imunisasi.
Dosis : Anak berusia 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 2-4 sendok
teh. Anak berusia 2-5 tahun : 3-4 kali sehari 1-2 sendok
teh. Bayi : 3-4 kali sehari ½ sendok teh.
Kontraindikasi : disfungsi ginjal atau hati
Efek samping : reaksi kulit darah dan reaksi alergi lain
Interaksi : penderita ginjal
c) Tilidon syr
Bentuk sediaan : Sirup 5 mg/5 ml x 60 ml mengandung domperidone
Indikasi : Dispepsia yang disertai oleh pengosongan lambung
yang lambat, refluks esofagus, dan esofagitis.Rasa
penuh pada perut dan epigastrum, mual dan muntah-
muntah karena berbagai macam sebab.
Dosis : Dispepsia kronis sesudah makan dewasa : 3 kali sehari
1mg. anak-anak : 3 kali sehari 0,3 mg/kg berat badan.
Mual & muntah : dewasa : 3-4 kali sehari 20-40 mg.
anak-anak : 3-4 kali sehari 0,6 mg/kg berat badan
Kontraindikasi : -
Efek samping : kram perut ringan, peningkatan kadar prolaktin dalam
serum
Interaksi : diantagonis oleh antikolinergik, antasida atau zat-zat
anti sekretori, bisa menggurangi efek bromokriptin
d) Curvit syrp
Bentuk sediaan : sirup Tiap sendok teh (5 ml) mengandungh
CurcuminoidVitamin BVitamin B2Vitamin B6Vitamin B12Beta Carotene 10%DexpanthenolCalcium Gluconate
2 mg3 mg2 mg5 mg5 mcg 4 mg3 mg300 mg
Indikasi : membantu memperbaiki nafsu makan dan stamina
Dosis : Dewasa : sehari 3 kali 1 sendok teh Anak 6-12 tahun
sehari 2 kali 1 sendok teh Anak 1 - 6 tahun : sehari 1
kali 1 sendok teh Anak 6 bulan - 1 tahun : sehari 1 kali
1/2 sendok teh
Resep 2
a) Sanprima syr
Bentuk sediaan : tiap 5 ml mengandung kotrimoxzazole (trimetoprim 40
mg dan sulfametokzazle 200mg)
Indikasi : Infeksi saluran nafas, saluran pencernaan, saluran kemih
& kelamin, kulit, & septikemia (keracunan darah oleh
bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh
bakteri tersebut).
Dosis : Anak berusia 6-12 tahun : 2 kali sehari 2 sendok teh.
Anak berusia 6 bulan - 5 tahun : 2 kali sehari 1 cth
Anak berusia 6 minggu - 5 bulan : 2 kali sehari 1/2sendok
teh
Kontraindikasi : gangguan fungsi hati, diskrasia darah, hamil dan
menyusui, bayi kurang dari 2 bulan, porfiria
Efek samping : gangguan sistem pencernaan, sindroma steven jhonsons
Interaksi : efek dikurangi oleh PABA, bisa mepotensiasi efek
metotreksat, warfarin, sulfonylurea
b) L Bio
Bentuk sediaan : serbuk mengandung Rice starch, maltodextrin,
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei,
Lactobacillus salivarius, Bifidobacterium infantis,
Bifidobacterium lactis, Bifidobacterium longum,
Lactococcus lactis.
Indikasi : Memelihara kesehatan fungsi saluran cerna anak dan
dewasa, membantu mengembalikan fungsi normal
pencernaan selama diare, sembelit, dispepsia dan
intoleransi laktosa, membantu keseimbangan flora
normal selama mengkonsumsi antibiotika, membantu
mengembalikan fungsi pencernaan pada pasien
kemoterapi, tukak peptik, membantu fungsi fermentas\i
usus pada bayi.
Dosis : Usia >= 12 tahun 3 sachet 1 kali/hari. Usia >= 2 tahun :
2-3 sachet 1 kali/hari.
c) Zinkid syr
Bentuk sediaan : sirup mengandung zinc sulfate 27,45 mg, setara dengan
zinc 10 mg
Indikasi : pelengkap untuk pengobatan diare anak
Dosis : bayi 2-6 bulan : 5 ml diberikan setiap hari selama 10
hari berturut turut (bahkan ketika diare telah berhenti)
Anak 6 bulan - 5 tahun : 10 ml diberikan setiap hari
berturut turut ( bahkan ketika diare telah berhenti) jika
terjadi muntah dalam waktu 1/2 jam setelah pemberian
obat, berikan lagi obat yang baru
Efek samping : toksisitas zinc secara oral pada dewasa dapat terjadi
akibat asupan zinc > 150 mg / hari (kurang lebih 10 kali
dosis yang dianjurkan) selama periode yang lama.
Dosis tinggi zinc untuk periode lama dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi lipoprotein
plasma dan absorpsi tembaga
Interaksi : jika diberikan bersamaan dengan zat besi
direkomendasikan untuk memberikan zinc terlebih
dahulu yaitu beberapa jam sebelum memberikan zat
besi
d) Domperidone sirup
Bentuk sediaan : Sirup 5 mg/5 ml x 60 ml mengandung dompeeridone
Indikasi : Dispepsia yang disertai oleh pengosongan lambung
yang lambat, refluks esofagus, dan esofagitis.Rasa
penuh pada perut dan epigastrum, mual dan muntah-
muntah karena berbagai macam sebab.
Dosis : Dispepsia kronis sesudah makan: dewasa : 3 kali
sehari 10 mg. anak-anak : 3 kali sehari 0,3 mg/kg
berat badan. Mual & muntah : dewasa : 3-4 kali
sehari 20-40 mg. anak-anak : 3-4 kali sehari 0,6
mg/kg berat badan
Kontraindikasi : -
Efek samping : kram perut ringan, peningkatan kadar prolaktin dalam
serum
Interaksi: : diantagonis oleh antikolinergik, antasida atau zat-zat
anti sekretori, bisa menggurangi efek bromokriptin
PERMASALAH RESEP
Resep 1
1) Pada pemeriksaan lab widal O + 1/80 dan Widal H 1/320 yang artinya positif
typus pada anak tetapi tidak terlalu tinggi
2) Cefixime merupakan sediaan antibiotic sirup kering
Resep 2
1) Nilai SGOT agak sedikit tinggi tapi tidak terlalu berbahaya dapat disebabkan
karena diarenya.
PENYELESAIAN RESEP
Resep 1
1) Sudah diberikan antibiotic yaitu cefixime, sediaan antibiotic diminum sampai
habis 2x sehari
2) Sebelum diserahkan kepada pasien, cefixime di rekonstitusi, ditambahkan air
sebanyak 30ml dan dijelaskan kepada pasien bahwa yang di dapat sudah
ditambah air.
Resep 2
1) Sudah diberikan antibiotic, diberikan terapi non farmakologi yaitu untuk
menjaga kebersihan terutama makanan dan botol susu. memberi informasi
kepada orangtua pasien untuk selalu menjaga, si pasien harus perbanyak
istirahat kurangii bermain karena aktivitas yang berlebihan dapat
meningkatkan SGOT dan SGPT pasien.
PERHITUNGAN DOSIS
Resep 1
- Cefixime 100 mg : dosis anak adalah 1,5 – 3 mg/kg BB, 2 kali sehari.
Missal BB 6 tahun = 20kg
Dosis: 3mg/kg x 25kg= 75mg x 2 = 150mg
Dalam resep 2xsehari 1 sndk the (5ml100mg) = 200mg
Kelebihan dosis sebanyak 50 mg.
- Sanmol 120 mg/5ml
Untuk usia 6 tahun 2 sendok the 3xsehari 240 mg x 3 = 720 mg /sehari
Pada resep ½ sendok the 3 x sehari 60mg x 3 = 180mg/ hari
Dosis kurang untuk mencapai suatu dosis terapi jadi perlu dinaikan untuk sekali
penggunaan 2 sendok the yang mengandung 125mg tiap 5ml nya.
- Tilidon Syr 5 mg/5 ml (domperidon)
Dosis untuk anak 3-4 kali sehari 0,6 mg/kg berat badan 0,6mg/kg x 25kg = 15
mg ( sekali minum ) sehari minum = 15 x 3 = 45 mg
Pada resep 3 x sehari 1 sendok teh sekali minum 5 mg sedangkan sehari
minum 15 untuk menhasilkan efek terapi perlu dinaikan menjadi 3xsehari 2
sendok the.
- Sanprima syr tiap 5 ml mengandung kotrimoxzazole (trimetoprim 40 mg dan
sulfametokzazle 200mg)
Dosis Anak berusia 6-12 tahun : 2 kali sehari 2 sendok teh
Pada resep 2xsehari 1 sendok the --> dosis kurang perlu ditingkatkan menjadi
2xsehari 2 sendok the.
PENGGOLONGAN DAN KHASIAT OBAT
Nama obat Penggolongan Khasiat Cefixime Obat keras (antibiotik) Anti bakteriSanmol Obat bebas Analgetik/antipiretikTilidon Obat keras Untuk mual muntahCurvit Obt bebas Vitamin Sanprima Obat keras (antibiotic) Anti bakteriL-Bio Obat bebas Membantu mengembalikan
fungsi pencernaanZinkid Obat keras Membantu pengobatan diare
Domperidon Obat keras Untuk mul muntah
PERHITUNGAN HARGA :
Resep 1
Cefixime syr @ 25.000 = Rp 25.000,-
Sanmol tab @ 500 (6) = Rp 3000,-
Tilidon syr @ 35.000 = Rp 35.000,-
Curvit syr @ 17.000 = Rp. 17.000,-
Jumlah = Rp 80.000
Resep 10% = Rp 8.000,-
Total = Rp 88.000,-
Resep 2
Sanprima syr @ 20.000 = Rp 20.000,-
L-Bio @ 4000 (10) = Rp 40.000,-
Zinkid syr @ 30.000 = Rp 30.000,-
Domperidon syr @ 20.000 = Rp 20.000,-
Jumlah = Rp 110.000,-
Resep 10 % = Rp 11.000,-
Total = Rp 121.000,-
ETIKET, LABEL DAN WADAH
Resep 1
- Semua obat diberi etiket berwarana putih pada tiap obat.
- Untuk antibiotic cefixime diberi keterangan “dihabiskan”
- Untuk sanmol diberi keterangan “demam”
- Tilidon diberi keterangan “mual-muntah”
Resep 2
- Semua jenis obat ditulis pada etiket berwarna putih.
- Untuk antibiotic (sanprima) diberi keterangan “dihabiskan”
Resep 1 : Cefixime sirup Sanmol tab
Tilodon sirup Curvit sirup
Resep 2
Sanprima sirup LBIO
Zinkid sirup Domperidone sirup
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 15-11-2012
Nama : 3 X sehari 1 sendok....5.... ml
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 15-11-2012
Nama : Nathan Nanda 2 X sehari 1 sendok......5.. ml
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012
Nama : syahwa Anggi 2 X sehari 1 sendok.....5... ml Diminum sampai habis
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012
Nama : syahwa Anggi 2 X sehari 1 bungkus
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012
Nama : Syahwa Anggi 1 X sehari 1 sendok.......5. ml
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012
Nama : Syahwa Anggi 3 X sehari 1/2 sendok.....5... ml
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl5-11-2012
Nama :Nathan Nanda 2 X sehari 1 sendok....5.... ml Diminum sampai habis
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 5-11-2012
Nama :Nathan nanda 3 X sehari ½ tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan
2. Resep Geriatri
RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830
Dokter : dr. Sulistiawan ., SpPdPurwokerto, 13-12-2012
No: 1 R/ Amlodipine 5 mg no X
2dd 1 tabR/ Lanzoprazole cap V
1dd 1 acR/ Analsik X
2dd 1tabR/ Dexanta syr no 1
3ddi CR/ Simvastatin 10 mg no X
1 dd1 malam
Pro : WarsiahUmur : 64tahunRM 043580
Hasil LaboratoriumName : WarsiahAddress : Sarag-sereg
Test Full Name Test item Result Flag Unit Reference
Cholesterol TC 248 H mg/dl 30-200Triglyceride TG 264 H mg/dl 30-150Urea BUN 41 mg/dl 10-50Creatinin Creat 0,9 mg/dl 0.50-1.10Glukose sewaktu GDS 108 mg/dl 76-140
Hasil LaboratoriumName : HardiminAddress : Jl. M. IkhsanTest Full Name Test item Result Flag Unit Reference
SGPT TC 22 U/L 0-40SGOT TG 20 U/L 0-34
Glukose sewaktu GDS 339 H mg/dl 76-140
RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830
Dokter : dr. .Emirita Hananing Purwokerto, 14-12-2012
No: 2 R/ Mefinal no X
3dd 1 tabR/ Gradiab tab no XXX
3ddiR/ Hepabalance no X
2dd 1tab R/ Gastridin no XV
2dd1
Pro : HardiminUmur : 60 tahunRM 174304Jl. M. Ikhsan
SKRINNING RESEP
1) Kelengkapan Resep
Resep 1
Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅
Tanggal dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅
Tanda R : ˅
Signatura : ˅
Nama, jumlah, bentuk sedian : ˅ ˅ ˅
Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅
Paraf dokter : ˅
Resep 2
Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅
Tanggal, dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅
Tandan R : ˅
Signatura : ˅
Nama, jumlah, bentuk sediaan : ˅ ˅ ˅
Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅
Paraf dokter : ˅
2) Apek Farmasetis dan klinis
Resep 1
a) Amlodipine 5 mg
Bentuk sediaan : tablet amlodipine 5 mg
Indikasi : Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi,
angina stabil kronik, angina vasospastik (angina
prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat
diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan
dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.
Dosis : Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari,
dengan dosis maksimum 10 mg satu kali sehari. Untuk
melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada
pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis
yang dianjurkan pada awal terapi 2,5 mg satu kali sehari.
Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik
ataupun angina vasospastik adalah 5-10 mg, dengan
penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan
fungsi hati. Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian
bersama obat-obat Golongan tiazida, ACE inhibitor, ß-
bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.
Kontraindikasi : Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang
hipersensitif terhadap amlodipine dan golongan
dihidropiridin lainnya.
Efek samping : edema, sakit, kepala,fatigue
Interaksi Obat : Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan
diuretik golongan tiazida, a-bloker, ß-bloker, ACE
inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi
non-steroid, antibiotika, serta obat hipoglikemik oral.
Pemberian bersama digoxin tidak mengubah kadar
digoxin serum ataupun bersihan ginjal digoxin pada
pasien normal. Amlodipine tidak mempunyai efek
terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin,
phenytoin, warfarin dan indomethacin. Pemberian
bersama simetidin atau antasida tidak mengubah
farmakokinetik amlodipine
b) Lanzoprazple
Bentuk sediaan : Kapsul 30 mg
Indikasi : Pengobatan jangka pendek pada ulkus duodenum, Benign
ulkus gaster, dan refluks esofagitis
Dosis : Ulkus duodenum : 30 mg sekali sehari selama 4 minggu.
Benign ulkus gastrik : 30 mg sekali sehari selama 8
minggu. Refluk esofagitis : 30 mg sekali sehari selama 4
minggu
Kontraindikasi : penderita hipersensitif terhadap lanzoprazole
Efek samping : Selama penelitian klinis dilaporkan kadang-kadang terjadi
efek samping seperti : sakit kepala, diare, nyeri abdomen,
dispepsi, mual, muntah, mulut kering, sembelit,
kembung, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, dan
pruritus. Terjadi kenaikan nilai-nilai fungsi hati
dilaporkan pernah terjadi, hal tersebut bersifat sementara
dan akan normal kembali, hubungannya dengan terapi
lansoprazole belum diketahui. Dilaporkan pernah terjadi
arthalgia, edema perifer, depresi, dan perubahan
hematologik (trombositopenia, eosinofilia, lekopenia),
walaupun jarang.
Interaksi : Lansoprazole dimetabolisme di hati dan merupakan
penginduksi lemah dari sitokrom P-450. Interaksi dengan
obat-obat lain yang dimetabolisme di hati kemungkinan
dapat terjadi. Terutama harus hati-hati bila diberikan
bersama dengan obat-obatan kontrasepsi oral, fenitoin,
teofilin atau warfarin. Tidak ada efek klinik yang
signifikan terapi lansoprazole dengan NSAIDs atau
diazepam. Antasida dan sukralfat dapat menurunkan
bioavailabilitas lansoprazole, oleh karena itu antasida dan
sukralfat diberikan 1 jam setelah pemberian lansoprazole.
Lansoprazole mengganggu penyerapan obat-obat yang
absorbsinya dipengaruhi pH lambung seperti
ketokonazole, ampicillin dan zat besi.
c) Analsik
Bentuk sediaan : Tiap kaplet mengandung metampiron 500 mg dan
diazepam 2 mg
Indikasi : Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-
utama nyeri kolik dan nyeri setelah operasi dimana di -
perlukan kombinasi dengan tranquilizer.
Dosis :1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap
6-8 jam, maksimum 4 kaplet sehari.
Kontraindikasi : Pada penderita yang hipersensitif terhadap Metampiron
dan Diazepam. - Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat
badan di' bawah 5 kg, wanita hamil dan menyusui. -
Penderita dengan tekanan darah lebih rendah dari 100
mmHg. - Glaukoma sudut sempit, keadaan psikosis akut.
Efek samping : ketergantungan fisik dan psikis. - Hati-hati pada penderita
yang pernah mengalami gangguan pembentukan
darah/kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal.
Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan
hitung darah pada peng-gunaan jangka lama untuk
pengobatan nyeri akut. - Walaupun jarang menimbulkan
agranulositosis, sebaik-nya tidak digunakan untuk jangka
panjang, karena dapat berakibat fatal. - Selama minum
obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin. - Tidak digunakan untuk mengobati
sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tidak untuk mengobati
rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma
bahu lengan.
Interaksi : Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang
mendepresi SSP atau alkohol dapat meningkatkan efek
Diazepam.
d) Dexanta syr
Bentuk sediaan : sirup mengandung Per 5 ml : Al(OH)3 200 mg, Mg(OH)2
200 mg, Simetikon 20 mg.
Indikasi : Hiperasiditas, ulkus peptikum, kembung, dispepsia, rasa
panas pada ulu hati
Dosis : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh diantara waktu makan &
sebelum tidur.
Kontraindikasi : Jangan diberikan pada pasien yang sedang menjalani
terapi tetrasiklin.
Efek samping : Aluminium hydroxide adalah senyawa yang mempunyai
toksisitas rendah, beberapa individu tidak tahan terhadap
sifat astringen dari obat ini dan bisa menimbulkan rasa
mual dan muntah serta konstipasi. Efek samping dari
magnesium hydroxide adalah efek katartik, tetapi hal ini
dapat diatasi dengan penggabungan bersama aluminium
hydroxide, dimana aluminium hydroxide dapat
menyebabkan konstipasi. Dengan demikian keduanya
saling menetralkan efek samping.
Interaksi : Colloidal Al hydroxide menghambat absorpsi dari
tetrasiklin, karena akan membentuk kompleks
aluminium-tetrasiklin yang sukar diabsorpsi.Magnesium
menghambat absorpsi tetrasiklin sama dengan colloidal
Al hydroxide, Magnesium mempertinggi penghambatan
neuromuskular dari prokainamid, \Antasida magnesium
menghambat absorpsi antikoagulan kumarin.
e) Simvastatin
Bentuk sediaan : Tablet simvastatin 10mg dan 5 mg
Indikasi : Terapi dengan "lipid-altering agent" dapat
dipertimbangkan penggunaannya pada individu yang
mengalami peningkatan risiko aterosklerosis vaskular
yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.
- Terapi dengan "lipid-altering agent" merupakan
penunjang data diet ketat, bila respon terhadap diet dan
pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak
memadai. - Penyakit jantung koroner Pada penderita
dengan penyakit jantung koroner dan
hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk: -
Mengurangi risiko mortalitas total dengan mengurangi
kematian akibat jantung koroner. - Mengurangi risiko
ifark miokard non fatal. - Mengurangi risiko pada pasien
yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial. -
Hiperkolesterolemia Menurunkan kadar kolesterol total
dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer
(Tipe lla dan llb).
Dosis : Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis
tunggal pada malam hari. Dosis awal untuk pasien
dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg
sehari. Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu sampai maksimum 40 mg sehari
sebagai dosis tunggal malam hari. Lakukan pengukuran
kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu
dan dosis disesuaikan dengan respon penderita. Pasien
yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-
A reduktase inhibitor, agar diberikan dosis simvastatin
terendah yang dianjurkan. Bila kadar kolesterol LDL
turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total
kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l)
maka perlu dipertimbangkan pengurangan dosis
simvastatin.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat.,
Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum
yang menetap yang tidak jelas penyebabnya,Wanita
hamil dan menyusui.
Efek samping : Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit
kepala, miopati Efek samping lain yang pernah
dilaporkan pada golongan obat ini :
o Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor,
pusing, vertigo, hilang ingatan, parestesia, neuropati
perifer, kelumpuhan saraf periferal.
o Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema,
trombositopenia, leukopenia, anemia hemolitik.
o Gastrointestinal : anoreksia, muntah.
o Kulit : alopecia, pruritus.
o Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido,
disfungsi ereksi.
o Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia.
Interaksi : Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan,
itrakonazol, gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat
menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet
(rabdomiolisis dan miopati). Dengan antikoagulan
kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.
Antipirin, propanolol, digoksin
Resep ke 2
a) Mefinal Bentuk sediaan : Tablet mengandung asam mefenamat 500 mg
Indikasi : Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan
sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi,
dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri
sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada
persalinan.
Dosis : Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu
makan. Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan
250 mg tiap 6 jam. Dismenore 500 mg 3 kali sehari,
diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan
dilanjutkan selama 2-3 hari. Menoragia 500 mg 3 kali
sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan
dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.
Kontraindikasi : Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan
ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.
Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal
atau hati dan peradangan saluran cerna.
Efek samping : Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi
lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa
mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur,
vertigo, dispepsia. Pada penggunaan terus-menerus
dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat
mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.
Interaksi : Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal
(aspirin) dan insulin.
b) Gradiab
Bentuk sediaan : Tablet mengandung metformin hcl 500 mg
Indikasi : Pengobatan bagi penderita diabetes yang baru terdiagnosis
setelah dewasa, dengan kelebihan berat badan maupun
berat badan normal dan apabila diet tidak berhasil. -
Sebagai obat tunggal dalam hal pemakaian sulfoniiurea
primer atau sekunder tidak berhasil. - Sebagai obat
kombinasi dengan suatu sulfoniiurea. - Sebagai obat
pembantu pada penderita diabetes dengan ketergantungan
terhadap insulin dengan maksud agar dapat mengurangi
dosis insulin yang dibutuhkan. - Pada penderita diabetes
non-ketolitik yang lebih muda dengan ketergantungan
pada insulin sepenuhnya.
Dosis : Dewasa Dosis awal 2 kali 1 tablet 500 mg sehari, dosis
pemeliharaan 3 kali 1 tablet, maksimum 3 kali 2 tablet
atau Dosis awal 1 kali 1 kaplet 850 mg sehari, dosis
pemeliharaan 2 kali 1 kaplet maksimum 3 kali 1 kaplet
Tablet GRADIAB harus diberikan bersamaan dengan
makanan atau sesudah makan. Dalam pengobatan
kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula
dalam darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan
timbulnya hipoglikemi. 1. Dosis harus diperbesar secara
perlahan-lahan, satu tablet 500 mg tiga kali sehari atau
satu kaplet 850 mg dua kali sehari, seringkali cukup untuk
mengendalikan penyakit diabetes. Hal ini dapat dicapai
dalam beberapa hari, tetapi tidak jarang pula efek ini
terlambat dicapai sampai 2 minggu. 2. Apabila hasil yang
diinginkan tidak tercapai, dosis dapat dinaikkan secara
berhati-hati sampai maksimum 3 g sehari. Bila gejala
diabetes telah dapat dikontrol, ada kemungkinan dosis
dapat diturunkan. 3. Apabila dikombinasikan dengan
pengobatan sulfonilurea yang hasilnya kurang memadai,
permulaan diberi satu tablet 500 mg atau kaplet 850 mg,
kemudian dosis metformin dinaikkan perlahan-lahan
sampai diperoleh kontrol optimal. Seringkali dosis
sulfonilurea dapat dikurangi dan pada beberapa pasien
bahkan tidak diperlukan lagi.
Pengobatan dapat dilanjutkan sebagai metformin tunggal.
4. Apabila diberikan bersamaan dengan insulin dapat
mengikuti petunjuk ini : a. Bila dosis insulin kurang dari
60 unit sehari, permulaan diberikan satu tablet metformin
500 mg atau kaplet 850 mg, kemudian dosis insulin
dikurangi secara berangsur-angsur (4 unit setiap 2 - 4
hari). Pemakaian tablet dapat ditambah setiap interval
mingguan. b. Bila dosis Insulin lebih dari 60 unit sehari,
pemberian metformin adakalanya menyebabkan
penurunan kadar gula darah dengan cepat. Pasien
demikian harus diobservasi dengan hati-hati selama 24
jam pertama setelah pemberian metformin sesudah itu
dapat mengikuti petunjuk yang diberikan pada (a) di atas.
Kontraindikasi : Koma diabetik dan ketoasidosis. - Gangguan fungsi ginjal
yang serius, seperti halnya pada semua obat yang ekskresi
utamanya melalui kemih. - Penyakit hati kronis, kegagalan
jantung, miokardial infark, alkoholisme, keadaan penyakit
kronik / akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan
ringan, keadaan yang berhubungan dengan asidosis laktat
seperti syok, insufisiensi pulmonal, riwayat asidosis laktat.
Efek samping : Asidosis laktat, Gangguan gastro-intestinal dengan gejala
mual, muntah, sakit perut, diare.
Interaksi : Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin dan
antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperlukan
penyesuaian dosisi antikoagulan.Terjadi penurunan kliren
ginjal Metformin pada penggunaan bersama dengan
simetidin, maka dosis harus dikurangi.
c) Hepabalance
Bentuk sediaan : tiap kaplet salut selaput mengandung :
Fructus schisandra chinensis 135 mg
Lecithin 300 mgSilybum marianum
semen 70 mg
Curcuminoid 20 mgVitamin B6 HCL 2 mg
Indikasi : suplemen makan, memelihara kesehatan fungsi hati
Dosis : 2-3 tablet 1 kali sehari
d) Gastridin
Bentuk sediaan : Tiap tablet salut selaput mengandung: Ranitidin HCl
setara dengan Ranitidin 150 mg
Indikasi : Tukak lambung dan usus dua belas jari.
Kondisi hipersekresi asam lambung yang menyertai
sindroma Zollinger Ellison.
Dosis : Pada tukak lambung dan tukak usus dua belas jari : Dosis
sehari 300 mg (sehari 2 kali 1 tablet) selama 4 minggu.
Jika perlu pengobatan dapat diperpanjang hingga 6-8
minggu. Untuk penderita yang mempunyai
kecenderungan kambuhnya tukak, dianjurkan untuk
melanjutkan pengobatan dengan dosis pemeliharaan
sebesar 150 mg (1 tablet) sehari menjelang tidur. Pada
esofagitis : Dosis sehari 300 mg (sehari 2 kali 1 tablet)
selama 8 minggu. Pada sindroma Zollinger-Ellison :
Dosis permulaan sehari 450 mg (sehari 3 kali 1 tablet).
Bila perlu takaran dinaikkan menjadi 600-900 mg sehari.
Pada pendarahan karena tukak saluran pencernaan bagian
atas : sehari 2 kali 1 tablet.
Kontraindikasi : -
Efek samping : Sakit kepala, pusing, ggn GI ruam kulit.
Interaksi :Menurunkan bersihan warfarin, prokainamid, N-
asetilprokainamida. Meningkatkan absorpsi midazolam,
tetapi menurunkan absorpsi kobalamin.
e) Dexanta syr
Bentuk sediaan : sirup mengandung Per 5 ml : Al(OH)3 200 mg, Mg(OH)2
200 mg, Simetikon 20 mg.
Indikasi : Hiperasiditas, ulkus peptikum, kembung, dispepsia, rasa
panas pada ulu hati
Dosis : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh diantara waktu makan &
sebelum tidur.
Kontraindikasi : Jangan diberikan pada pasien yang sedang menjalani terapi
tetrasiklin.
Efek samping : Aluminium hydroxide adalah senyawa yang mempunyai
toksisitas rendah, beberapa individu tidak tahan terhadap
sifat astringen dari obat ini
Interaksi : Colloidal Al hydroxide menghambat absorpsi dari
tetrasiklin, karena akan membentuk kompleks aluminium-
tetrasiklin yang sukar diabsorpsi. Magnesium menghambat
absorpsi tetrasiklin sama dengan colloidal Al hydroxide,
Magnesium mempertinggi penghambatan neuromuskular
dari prokainamid, Antasida magnesium menghambat
absorpsi antikoagulan kumarin.
PERMASALAH RESEP
Resep 1
1) Kolestrol dan trigliserida tinggi
2) Pasien usia lanjut
Resep 2
1) nilai GDS tinggi, diindikasikan mengarah ke DM
PENYELESAIAN RESEP
1) Diberikan pengobatan Gradiab, diminum sewaktu makan.
2) Non farmakolgi: kurangi konsumsi gula lebih disarankan gula jagung dan olah
raga yang teratur.
PENGATURAN DOSIS
-
PENGGOLONGAN DAN KHASIAT OBAT
Nama obat Penggolongan Khasiat Amlodipin Obat keras Anti hipertensilanzoprazole Obat keras Anti tukakAnalsik Obat psikotropik AnalgetikDexanta Obt keras Gangguan GISimvastatin Obat keras AntikolestrolMefinal Obat keras Analgetikgradiab Obat keras Membantu pengobatan DMHepabalance Obat keras SuplemenGastridin Obat keras Anti tukak
PERHITUNGAN HARGA :
Resep 1
Amlodipine @ 1.500 (10) = Rp 15.000,-
Lanzoprazole @ 1000 (5) = Rp 5000,-
Analsik @ 1.000 (10) = Rp 10.000,-
Dexanta syr @ 15.000 = Rp. 15.000,-
Simvastatin @700 (10) = Rp 7.000,-
Jumlah = Rp 52.000,-
Resep 10% = Rp 5.200,-
Total = Rp 57.200,-
Resep 2
Mefinal @ 1.500 (10) = Rp 15.000,-
Gradiab @ 800 (30) = Rp 24.000,-
Hepabalance @ 5.000 (10) = Rp 50.000,-
Gastridin @ 4.500 (15) = Rp 67.500,-
Jumlah = Rp 156.500,-
Resep 10 % = Rp 15.500,-
Total = Rp 172.100,-
ETIKET, LABEL DAN WADAH
Resep 1
- Semua obat diberi etiket berwarana putih pada tiap obat.
Resep 2
- Semua jenis obat ditulis pada etiket berwarna putih.
Resep 1
Amlodipin Lansoprazole
Analsik Dexanta
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 1ANama : Warsiah
2 X sehari 1 tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl13/12/12
No: 2ANama : Warsiah
1 X sehari 1 kapsul
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 3ANama : Warsiah
2 X sehari 1 tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 4ANama : Warsiah 3X sehari sendok 1 sendok takar
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Simvastatin
Resep 2Mefinal Gradiab
Hepabalance Gastridin
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 51ANama : Warsiah
1 X sehari 1 tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 1BNama : Hardimin
3 X sehari 1 tablet Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 2BNama : hardimin
3 X sehari 1 tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 3BNama : hardimin
1 X sehari 1 tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan
Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto
APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12
No: 4BNama : hardimin
2 X sehari 1 tablet
Sebelum/ sesudah/bersama makan