Click here to load reader
Upload
henggar-wahyu-siswanti
View
49
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
indonesia
Citation preview
BAB I
RESENSI
1.1 Pengertian Resensi
Resensi merupakan suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil
karya, buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.
Meresensi berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku atau hasil
karya lainnya, membahas atau mengkritik hasil karya dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya
itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), resensi /résénsi/ adalah pertimbangan atau pembicaraan
tentang buku; ulasan buku. Mengulas berarti memberikan penjelasan dan komentar,
menafsirkan, mempelajari (menyelidiki).
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu revidere dan resence, artinya melihat
kembali, menimbang, atau menilai. Dalam Bahasa Belanda dikenal dengan recensie
dan dalam Bahasa Inggris adalah review. Resensi juga sering diistilahkan dengan
timbangan buku, tinjauan buku, bedah buku, dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan
meresensi diantaranya :
1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) apa
yang tampak dan terungkap dalam sebuah hasil karya.
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih
jauh tentang fenomena atau masalah yang muncul dalam sebuah karya.
3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah hasil karya itu pantas atau
tidak mendapat sambutan dari masyarakat.
4. Bagi pembaca, resensi mempunyai tujuan berikut:
a. Agar mendapat bimbingan atau referensi dalam memilih sebuah buku
b. Resensi digunakan sebagai sumber informasi ketika tidak memiliki waktu
luang untuk membaca atau menonton film.
Bahasa yang digunakan dalam sebuah resensi haruslah singkat dan tegas,
sehingga mudah dimengerti oleh pembaca dan membuat pembaca merasa tertarik
untuk membaca buku. Selain itu bahasa dalam resensi dapat berupa semi ilmiah atau
ilmiah disesuaikan dengan jenis karya, artinya bahasa yang digunakan tidak terlau
1
2
formal seperti ragam bahasa ilmiah. Sebagai karya semi ilmiah, resensi dianggap
sejajar dengan tajuk, feature, dan kolom. Dalam membuat sebuah resensi terdapat
tiga pola, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
1) Meringkas (sinopsis) berarti penulis menyajikan semua persoalan yang dianggap
penting yang tertulis atau yang tersirat dalam hasil karya.
2) Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal yang menonjol dari
sinopsis disertai dengan uraian yang mendukung tulisan sinopsis tersebut.
3) Mengulas berarti memberikan uraian mengenai isi buku, kerangka buku, bahasa
yang digunakan, kesalahan cetak, perbedaannya dengan buku lain, dan
memberikan penilaian terhadap buku. Untuk sebuah film, hal yang perlu diulas
yaitu tema dari cerita yang disajikan, latar atau suasana yang terjadi, pemeran
atau tokoh, penulis naskah serta alur cerita.
1.2 Pembagian Resensi
Resensi terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Resensi Fiksi
Resesnsi fiksi merupakan ulasan dari karya-karya fiksi atau karya yang bersifat
imajinatif. Karya sastra yang termasuk dalam resensi fiksi adalah resensi roman,
novel, kumpulan cerpen, dan lain-lain.
2. Resensi Nonfiksi
Resensi nonfiksi mengulas karya nonfiksi berdasarkan fakta sejarah atau
kejadian yang sebenarnya. Karya resensi nonfiksi diantaranya resensi biografi,
filsafat, ilmu pengetahuan popular, buku-buku keilmuan, film documenter, dan
lain-lain.
1.3 Penulisan Resensi
Dalam membuat sebuah resensi dari hasil karya seperti buku, seorang
resensator atau orang yang membuat resensi harus membaca isi buku yang akan
diresensi secara menyeluruh dan sebaiknya seorang resensator memiliki keahlian
atau pengetahuan mengenai isi buku yang diresensi.
3
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum meresensi sebuah karya yaitu:
Jenis karya, sebuah resensi harus memberi informasi kepada pembaca tentang
hasil karya dan menggolongkan karya tersebut kedalam karya fiksi atau
nonfiksi.
Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari karya tersebut.
Keunggulan dan kelemahan dari sebuah karya dapat dilihat dengan membuat
unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik seperti tema, plot, penokohan, sudut
pandang, biografi pengarang atau penulis naskah, dan sebagainya.
Mengetahui manfaat dan nilai dari karya yang diresensi, untuk memberikan
informasi kepada pembaca.
Memahami tujuan pengarang membuat resensi dan tujuan resensator membuat
sebuah resensi. Tujuan pengarang membuat sebuah karya tulis (buku) dapat
dilihat dibagian pendahuluan atau kata pengantar. Untuk sebuah film, tujuan
pembuat film dapat dilihat dari kandungan isi cerita yang ditampilkan, efek yang
digunakan, latar tempat yang digunakan, dan sebagainya.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut di atas, maka resensator akan lebih
mudah dalam membuat atau menyususn sebuah resesnsi. Langkah-langkah dalam
menyusun resensi yaitu:
1. Memilih dan mengenali buku yang akan diresensi.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara cermat dan menyeluruh.
3. Membuat kerangka resensi atau bagian-bagian pokok yang harus dicantumkan
dalam sebuah resensi, diantaranya:
a. Judul resensi
b. Identitas buku atau film, meliputi:
Judul buku atau film
Nama pengarang; penulis naskah dan sutradara
Penerbit buku; perusahaan produksi film
Tahun penerbitan
Tebal buku
Jumlah halaman
Harga buku
c. Isi buku atau film berupa sinopsis singkat dan biografi pengarang.
4
d. Keunggulan dan kelemahan buku atau film yang diresensi.
e. Perbandingan buku yang diresensi dengan buku lain.
f. Kesimpulan mengenai komentar dan kualitas keseluruhan isi buku atau film.
4. Mengembangkan kerangka resensi menjadi resensi yang sebenarnya atau
menceritakan kembali hal-hal tersebut dalam sebuah resensi.
5. Membuat penutup berupa penilaian terhadap buku, saran penulisan atau saran
lainnya yang berkaitan dengan bacaan, komentar mengenai isi buku dan
memaparkan manfaat membaca buku tersebut bagi para pembaca.
1.3.1 Contoh Resensi
1. Resensi buku (fiksi)
NEGERI 5 MENARA
Pengarang : A. Fuadi
Tahun terbit : 2009
Tebal : 424 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
“Perjuangan 6 Murid Pondok Meraih Impian”
Negeri 5 menara merupakan novel inspiratif yang kisah-kisahnya
terinspirasi oleh kisah nyata si pengarang. Judul itu pas karena memang
novel tersebut menceritakan negara-negara impian Alif (tokoh utama)
beserta 5 orang temannya yang mereka utarakan di sebuah menara (tempat
favorit mereka di dalam pondok). Berawal dari saat menjadi murid pondok
di sebuah desa, di pelosok Jawa Timur, dimana Alif yang setengah hati
memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa dan mengenyam pendidikan
agama di tempat tersebut.
Di pondok itu ia dipertemukan dengan para “Sahibul Menara” atau
“orang yang punya menara” sebutan bagi Alif dan 5 temannya karena
seringnya mereka menghabiskan waktu senggangnya di menara,yaitu Raja
dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari
Bandung dan Baso dari Gowa. Mereka belajar bersama-sama,
mendiskusikan tentang impian-impian mereka, mengagumi kisah-kisah
islami, semuanya dilakukan di tempat yang sama yaitu menara.
5
Novel itu menggambarkan bagaimana kuatnya tekad dan semangat
yang dimiliki murid-murid Pondok Madani yang berjuang keras untuk
mendapat ilmu dan kesuksesan dalam pendidikannya. Selain itu, juga
digambarkan bagaimana keikhlasan seorang guru untuk mendidik
muridnya tanpa menerima gaji sepeserpun, keikhlasan seorang murid
untuk mau dididik, keikhlasan seorang murid dalam berjuang menghadapi
ujian-ujian dan keikhlasan seseorang menjadi pemimpin dan dipimpin.
Semuanya merujuk pada satu kata yaitu IKHLAS.
Di dalam novel itu tidak hanya menceritakan kisah persahabatan
yang kental, tetapi juga perjuangan seseorang dalam mencapai kesuksesan,
dimana kesuksesan tidak didapatkan hanya dengan bersantai-santai,
melainkan harus diiringi dengan semangat, tekad, keteguhan hati, dan
paling terpenting dengan DOA. Disini pembaca akan menemukan
“mantera” ajaib berbahasa arab “man jadda wajada”, kata sederhana tapi
kuat yang berarti “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil!”. Kata
ini yang menjadi dasar semangat perjuangan murid-murid Pondok Madani
dalam menempuh pendidikan mereka.
Secara umum, novel itu sangat bermanfaat untuk semua kalangan.
Terutama untuk pelajar, mereka akan mendapatkan contoh-contoh positif
yang dilakukan Alif dan teman-temannya untuk mencapai sukses dalam
pendidikannya. Mereka akan tahu bagaimana cara menghadapi ujian-ujian
akhir yang sangat berat. Mereka juga akan merasakan tekad dan semangat
yang kuat yang ditunjukkan Alif dan teman-temannya dalam novel
tersebut.
Kesimpulannya, novel itu sangat perlu dibaca pelajar ataupun
remaja-remaja yang ingin mendapat motivasi sekolah atau belajar agama di
Pondok. Bahwa Pondok bukan hanya tempat bagi mereka yang tidak
mampu meneruskan sekolah ke jenjang selanjutnya, tetapi Pondok
mendidik dan mencetak murid secara total untuk berkarya penuh totalitas
di masyarakat. Cara penulis dalam menceritakan semangat perjuangan dan
pantang menyerah 6 murid Pondok Madani juga patut di acungi jempol.
Sebuah buku inspiratif yang sangat layak dibaca di waktu senggang.
6
2. Resensi Film
UP!
Jenis Film : Animation | Adventure | Comedy
Sutradara : Pete Docter, Bob Peterson
Produksi : Pixar Animation Studios
Durasi : 89 menit
Pemain : Edward Asner (Carl Fredricksen ) , Jordan Nagai
(Russell )
“Berpetualang dengan Balon Udara”
Carl Fredricksen (Edward Asner) adalah bocah pendiam yang
bersahabat dengan cewek Tomboy bernama Ellie, yang ternyata sama-
sama mengidolakan Charles Muntz, seorang penjelajah. Kemudian Carl
dan Ellie menikah. Kehidupan mereka yang diperlihatkan tanpa adegan
berbicara terlihat sangat bahagia, dengan musik yang ceria dan obsesi
pertama mereka adalah memiliki anak. Setelah mempersiapkan segalanya,
kenyataan berubah ketika Ellie dinyatakan oleh dokter bahwa ia tidak
dapat hamil. Sesaat musik menjadi lebih lambat dan sedih, namun kembali
menjadi semangat saat Carl dan Ellie berusaha menyisihkan pendapatan
mereka untuk terbang ke Paradise Falls, tempat Charles Muntz tadi.
Namun, tetap saja halangan selalu muncul sehingga mereka selalu
memakai uang dari tabungan tadi, sampai akhirnya mereka berdua menjadi
kakek-nenek. Carl, yang menyadari obsesi mereka belum tercapai membeli
tiket ke Amerika Selatan, dan ingin memberikan kejutan untuk Ellie.
Namun, sebelum impiannya tercapai, Ellie terlebih dahulu meninggal
dunia. Hal ini menyebabkan Carl benar-benar kehilangan semangat hidup
dan menjadi pendiam dan tertutup.
Setelah istrinya meninggal, Carl mendapat masalah baru.
Rumahnya akan digusur dan ia terancam berakhir di panti jompo. Merasa
tak ada lagi yang bisa menghalanginya melakukan petualangan seperti
yang ia impikan, Carl pun bertekad membawa rumahnya pergi ke Paradise
7
Falls. Untuk mencapai tujuannya, Carl mengikatkan ribuan balon ke
rumahnya dan menjadikan seluruh rumahnya sebuah balon terbang.
Celakanya, ada satu yang tak ia perhitungkan sebelumnya. Tanpa ia sadari,
ternyata Russell (Jordan Nagai), anak berusia delapan tahun yang punya
rasa ingin tahu berlebihan, ternyata ikut terbawa dalam perjalanan.
Akhirnya, mau tak mau Carl harus membawa pergi Russell juga dan
berharap bahwa mereka tak akan terlibat masalah besar karena ulah
Russell ini.
Setelah melewati berbagai petualangan di Paradise Falls, Carl dan
Russell pulang. Russell mengangkat Carl sebagai ayah angkatnya dan
mereka hidup bersama dengan bahagia.
Film ini adalah film animasi pertama yang di putar di Cannes Film
Festival. Sangat mengharukan dan menyentuh hati adalah kata-kata yang
tepat untuk menggambarkan film ini. Bahkan sejak awal rilis, film ini telah
mendapat 224 responden positif dan hanya 3 responden negatif dari
berbagai media.
8
BAB II
KESIMPULAN
Resensi merupakan suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya
baik karya ilmiah atau karya non ilmiah (fiksi) . Hal yang dibahas dalam sebuah resensi
berupa isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada
masyarakat pembaca. Resensi harus menggunakan bahasa yang singkat, tegas dan jelas
sehingga mudah dimengerti oleh pembaca dan membuat pembaca merasa tertarik untuk
membaca buku. Sebelum meresensi sebuah karya, resensator harus mengetahui dengan
jelas mengenai tujuan meresensi karya, mengetahui keseluruhan isi dan keterangan
karya seperti pengarang (penulis naskah film), sutradara, dan lain-lain, agar dapat
memberikan penilaian yang objektif terhadap karya yang diresensi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Fika. 2011. Resensi Film “UP”.
http://fikaamalia.wordpress.com/2011/10/13/resensi-film-up/ diakses pada tanggal
27 November 2012.
Arfiati, Nabilah. 2011. Resensi “Negeri 5 Menara”.
http://media.kompasiana.com/buku/2011/09/27/resensi-negeri-5-menara/ diakses
pada tanggal 27 November 2012.
Gani, Ramlan A., Mahmudah Fitriyah Z.A. 2010. Disisplin Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK Press UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hafiza, Helmi Umadila. 2011. Makalah Bahasa Indonesi “Resensi”.
http://emyfizza.blogspot.com/2011/05/makalah-bahasa-indonesia-resensi.html
diakses pada tanggal 27 November 2012.
Rachmandianto. 2011. Resensi. http://iyano.wordpress.com/2011/05/03/resensi/ diakses
pada tanggal 27 November 2012