33
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa sebagai industri informasi (pesan) bekerja berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Dalam media massa khususnya media massa online, bahasa yang digunakan tidak hanya untuk menunjukkan realitas, tetapi dapat menentukan gambaran terhadap suatu realitas-realitas yang dituliskan oleh penulis berita untuk pembaca. Media massa memiliki berbagai cara mempengaruhi bahasa dan makna. Mereka dapat mengembangkan kata-kata baru atau kata-kata sebagai bentuk pragmatik yaitu ada makna lain dibalik kata-kata atau kalimat yang ditulis. Penggunaan bahasa sangat berpengaruh terhadap kontruksi realitas. Hal tersebut menggambarkan bahwa bahasa mengandung makna. Setiap media massa memiliki karakter dan latar belakang tersendiri, baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh

Makalah Seminar AWK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Seminar AWK

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media massa sebagai industri informasi (pesan) bekerja berdasarkan

peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi keempat, media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran,

majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media massa adalah sarana dan

saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada

masyarakat luas.

Dalam media massa khususnya media massa online, bahasa yang digunakan

tidak hanya untuk menunjukkan realitas, tetapi dapat menentukan gambaran terhadap

suatu realitas-realitas yang dituliskan oleh penulis berita untuk pembaca. Media

massa memiliki berbagai cara mempengaruhi bahasa dan makna. Mereka dapat

mengembangkan kata-kata baru atau kata-kata sebagai bentuk pragmatik yaitu ada

makna lain dibalik kata-kata atau kalimat yang ditulis. Penggunaan bahasa sangat

berpengaruh terhadap kontruksi realitas. Hal tersebut menggambarkan bahwa bahasa

mengandung makna. Setiap media massa memiliki karakter dan latar belakang

tersendiri, baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta

tujuan dasarnya. Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda dari

msaing-masing media massa. Baik yang bermotif sosial, ekonomi, politik, agama,

pendidikan dan sebagainya. Dibalik itu semua sebenarnya memang ada tujuan yang

sama yaitu menyampaikan berita.

Teks berita adalah hasil produksi yang telah bersinggungan dengan banyak

faktor. Subjektivitas wartawan, rutinitas media, ideologi, ekonomi bahkan kekuasaan

dan politik terus bersinggungan sejak sebuah peristiwa terjadi sampai disajikan

dalam sebuah teks berita di media massa. Dalam penulisan berita, media memilih

fakta tertentu dan meninggalkan fakta lain dari sebuah peristiwa. Dalam

perjanjiannya, media menonjolkan isu tertentu agar mendapatkan perhatian lebih dan

menjadikan pembaca terus mengingatnya. Realitas inilah yang dimuat dalam agenda

Page 2: Makalah Seminar AWK

setting media. Media massa menentukan pesan apa yang hendak disampaikan kepada

khalayaknya. Memilih mana yang dianggap penting dan mana yang dianggap tidak

penting.

Pemilihan umum calon legislatif 2014 dilaksanakan pada tanggal 9 April

2014. Sebelum dan sesudah pemilihan umum beredar topik tentang wacana calon

legislatif stres. Jika wacana itu sebelum pemilihan umum berlangsung, maka wacana

tersebut mengenai kewaspadaaan atau persiapan. Lebih jauh dari pada itu, wacana

calon legislatif gagal berpotensi menjadi stres banyak dan populer setelah pemilihan

umun telah dilaksanakan. Berbagai macam faktor yang menghadirkan wacana

tersebut, tidak di satu daerah saja, tetapi di berbagai daerah di Indonesia.

Analisis wacana kritis digunakan sebagai pendekatan teoretis pada penelitian

ini. Menurut Horis (dalam Darma 2013: 17) analisis wacana kritis merupakan cara

yang tepat untuk mengupas bentuk-bentuk rangkaian bahasa atau pendukungnya (any

connected linear materials, whether language or language likes) seperti yang

terdapat di dalam wacana atau unit bahasa yang lebih besar.

Penelitian yang objek kajiannya wacana berita media massa ini menggunakan

teori analisis Norman Fairclough. Titik perhatian Fairclough adalah melihat

bagaimana pemakai bahasa membawa nilai ideologi tertentu. Bahasa secara sosial

dan kritis adalah bentuk tindakan, dalam hubungannya dalektik dengan hubungan

struktur sosial (Darma 2013: 89).

Tribunnews.com adalah situs berita online yang dipublikasikan oleh PT.

Indopersda Primamedia. Situs berita online dengan tagline “Berita Terkini

Indonesia” . Tribunnews didukung oleh reporter yang bertempat di Jakarta. Situs

berita ini, menyediakan berbagai macam berita yang terjadi baik itu berita lokal,

nasional, hingga internasional secara aktual dan cepat. Selain sebagai situs berita

online yang menyediakan electronic paper (epaper) sebagai replika dari koran edisi

cetak, Tribunnews juga menyediakan berita dalam bentuk digital paper, yaitu koran

yang terbit secara online dalam format digital.

2

Page 3: Makalah Seminar AWK

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk teks wacana berita Calon Legislatif 2014 Stres dalam

media Tribunnews.com?

2. Bagaimana bentuk praktik sosial wacana berita calon legislatif 2014 stres

dalam media Tribunnews.com?

1.3 Tujuan Penelitan

1. Mendeskripsikan bentuk teks wacana berita calon legislatif 2014 stres dalam

media Tribunnews.com.

2. Mendeskripsikan bentuk praktik sosial wacana berita calon legislatif 2014

stres dalam media Tribunnews.com.

3

Page 4: Makalah Seminar AWK

II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian terhadap wacana media massa termasuk wacana berita dan objek

yang lain dengan pendekatan analisis wacana kritis telah dilakukan beberapa peneliti

diantaranya Nugrahani (2012), Diana(2012), dan Putranto (2013).

Penelitian terkait dengan pendekatan analisis wacana kritis dilakukan oleh

Nugrahani (2012) dengan judul “Representasi Perempuan dalam Tiga Lirik Lagu

Lady Gaga: Analisis Wacana Kritis” Penelitian ini menganalisis pembacaan

teks mengenai posisi subjek objek dan penggunaan metafora, kata ganti dan

struktur kalimat dalam teks itu. Objek penelitian yang dipilih dalam skripsi ini adalah

teks lirik lagu Lady Gaga yang berada dalam satu album yang sama.

Pendekatan metodelogis analisis wacana kritis dari Sara Mills (1997) dan Van Dijk

menjadi pisau analisis yang digunakan untuk mengungkapkan bagaimana

representasi perempuan yang ingin diperlihatkan oleh Lady gaga. Penelitian ini

membahas representasi perempuan yang terlihat dalam teks lirik lagu.

Pada akhirnya penelitian ini akan menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa

representasi perempuan dalam ketiga lirik lagu Lady Gaga tersebut memunculkan

pembacaan dominan yang dipahami sebagai bentuk isi hati, pesan dan kritikan dari

Lady Gaga yang mewakili kaum perempuan kepada kaum lelaki dan juga khalayak

yang menghakimi penampilan seorang perempuan bahwa janganlah menilai

seseorang dari penampilannya fisiknya semata.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Diana (2012) berjudul “Wacana Berita

Kasus Pornografi Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di Media Massa: Analisis Ideologi

dan Strategi Penyembunyian”. Pendekatan teoretis yang digunakan dalam penilitain

ini adalah pendekatan analisis wacana kritis. Dalam penelitian ini peneliti

menitikberatkan hasil pada ideologi yang ada dalam teks wacana. Berbagai ideologi

penyembunyian yang ditulis sebagai realita berita. Selain ideologi, peneliti juga

4

Page 5: Makalah Seminar AWK

menganalisis wacana dari segi keberpihakan media massa dalam wacana berita

pornogafi Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari di media massa.

Selanjutnta Putranto (2013) berjudul “Representasi Sosok Guru Honorer di

Harian Umum Kompas Edisi 5-7 Maret 2012. Metode yang digunakan adalah

analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah instrument metodologis yang

dipakai untuk melihat hubungan antara teks dengan konteks sosial dengan

pendekatan kritis. Model analisis wacana kritis yang dipakai adalah model Norman

Fairclough. Data untuk penelitian ini diperoleh dari teks berita Harian Umum

Kompas, studi pustaka, penelusuran dokumen dan wawancara mendalam. Hasil

penelitian ini menunjukkan sosok guru honorer direpresentasikan melalui pilihan

kata, tata bahasa dan analisis hubungan serta identitas yang menyusun tulisan.

Kompas memaknai sosok guru honorer sebagai sosok yang memiliki loyalitas tinggi

dan penuh pengabdian di dalam dunia pendidikan.

2.2 Landasan Teoretis

2.2.1 Pengertian Wacana dan Analisis Wacana Kritis

Berdasarkan hierarkinya, wacana merupakan tataran bahasa yang terbesar,

tetinggi, dan terlengkap. Wacana dikatakan terlengkap karena wacana mencakup

tataran di bawahnya, yakni fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan ditunjang

oleh unsur lainnya, yaitu situasi pemakaian dalam masyarakat (Darma 2013).

Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian)

untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang

dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai

tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah

konteks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang

terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor.

Selain itu harus disadari pula bahwa di balik wacana itu terdapat makna dan citra

yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan (Darma 2013:49).

5

Page 6: Makalah Seminar AWK

2.2.2 Karakteristik Analisis Wacana Kritis

Dalam analisis wacana kritis (Crutical Dicourse Analiysis/CDA), wacana di

sini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Analisis wacana memang

menggunkan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis di sini

agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional.

Mengutip Fairlough, Teun A. van Dijk, dan Wodak, Eriyanto (2001:8-14)

menyajikan karakteristik penting dan analisis wacana kritis. Karakteristik tersebut,

yaitu 1) tindakan, 2) konteks, 3) historis, 4) kekuasaan, dan 5) ideologi.

Pertama, tindakan. Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action).

Dengan pemahaman semacam ini mengasosisikan wacana sebagai bentuk interaksi.

Wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Ada beberapa

konsekuensi bagaimana wacana dipandang. Pertama, wacana dipandang sebagai

sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk,

menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Seseorang berbicara atau menulis mempunyai

maksud tertentu, baik besar maupun kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai suatu

yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau

diekspresikan di luar kesadaran.

Kedua, konteks. Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari

wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang

diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu.mengikuti Guy

Cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang

mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jeni khalayak dan situasi

apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe tipe dari perkembangan

komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Studi mengenai

bahasa di sini, memasukkan konteks, karena bahasa selalu berada dalam konteks, dan

tidak ada tindakan komunikasi tanpa partisipan, interteks, situasi, dan sebagainya.

Ketiga, historis. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah

dengan menempatkan wacana itu daam konteks histris tertentu. Misalnya, kita

melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa menentang Soeharto.

6

Page 7: Makalah Seminar AWK

Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa

memberikan konteks historis di mana teks itu diciptakan.

Keempat, kekuasaan. Analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen

kekuasaan (power) dalam analisisnya. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci

hubungan antara wacana dengan masyarakat. seperti kekuasaan laki-laki dalam

wacana mengenai seksisme, keuasaan kulit putih terhadap kulit hitam dalam wacana

mengenai rasisme, kekuasaan perusahaan bentuk dominasi pengusaha kelas atas

kepada bawahan, dan sebgainya. Pemakaian bahasa bukan hanya pembicara, penulis,

pendengar, atau pembaca, ia juga bagian dari anggota kategori sosial tertentu, bagian

dari kelompok profesional, agama, komunitas, atau masyarakat tertentu.

Kelima, ideologi. Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana

yang bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari

prakti ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Wacana dalam pendekatan

ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi

dan mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang

mereka miliki, sehingga tampak absah dan benar.

2.2.3 Norman Fairclough

Analisis Norman Fairclough didasarkan pada pertanyaan besar, bagaimana

menghubungkan teks yang makro. Fairclough berusaha membangun suatu model

analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya,

sehingga ia mengkombinasikan tradisi analisis tekstual yang selalu melihat bahwa

dalam ruang tertutup dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatian

Fairclough adalah melihat bagaimana pemakai bahasa membawa nilai ideologi

tertentu. Dalam hal ini dibutuhkan analisis secara menyeluruh.Bahasa secara sosial

dan kritis adalah bentuk tindakan, dalam hubungan dialektik dengan struktur sosial.

Oleh karena itu, analisis harus dipisahkan pada bagian bahasa terbentuk dan dibentuk

dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu (Fairclough, 1998: 131-132).

Dalam Darma (2013:89) Fairclouhg membuat suatu model yang

mengintegrasikan secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada

linguistik, permasalahan-permasalahan sosial dan politik, dan secara umum

7

Page 8: Makalah Seminar AWK

diintregasikan pada perubahan sosial. Oleh karena itu, model yng dikemukakan oleh

Fairclough ini sering disebut juga model perubahan sosial (social change).

Fairclough memusatkan perhatian wacana pada bahasa. Fairclough menggunakan

wacana menunjuk pada pemakaian bahasa sebagai praktik sosial, lebih daripada

individu atau merefleksikan sesuatu. Bahasa sebagain praktik sosial mengandung

implikasi. Pertama, wacana adalah bentuk dari tindakan, seseorang menggunakan

bahasa sebagai suatu tindakan pada dunia dan khususnya sebagai

bentuk individu.Kedua, model ini mengimplikasikan adanya hubungan timbal balik

antara wacana dan struktur sosial.Dalam hal ini, wacana terbagi oleh stuktur sosial,

kelas, dan relasi sosial lain yang dihubungkan dengan relasi spesifik dari institusi

tertentu seperti pada buku, pendidikan, sosial, dan klasifikasi (Fairclough, 1992: 63-

64).

Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi, yaitu teks, discours

practice, dan Sosiocultural practice. Teks dianalisis secara linguistik, dengan melihat

kosakata, semantik dan tata kalimat. Sedangkan discourse practice merupakan

dimendi yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Sosiocultural

practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks dan konteks,

lebih luas adalah konteks dari praktik institus atau budaya dan politik tertentu

(Darma 2013:90).

teks

Discorse practice

Sosiocultural practice

(Model Analisis Fairclough)

8

Page 9: Makalah Seminar AWK

III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pendekatan

teoretis dan pendekatan metodologis. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini adalah

analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses

(penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realita sosial) yang mau

atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya

mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan (Darma

2013:49).

Selain menggunakan pendekatan teoretis, pendekatan metodologis juga

digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan deskriftif menyarankan bahwa

penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau

fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehinggga

yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan.

3.2 Data dan Sumber Data

Objek kajian penelitian ini adalah wacana berita. Data yang digunakan yaitu

penggalan wacana berita calon legislatif 2014 stres di media massa Tribunnews.com.

Sumber data wacana tulis ini diperoleh dari posting-an media Tribunnews.com berita

tentang calon legislatif 2014 stres edisi April 2014.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan dengan teknik simak bebas libat cakap.

Metode simak bebas libat cakap ini tidak langsung melibatkan peneliti untuk ikut

menentukan pembentukan dan pemunculan calon data. Data yang disimak dengan

teknik ini dapat berupa data dari sumber tertulis.

9

Page 10: Makalah Seminar AWK

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan dan

analisis metode model Fairclough. Menurut Sudaryanto (1993:13-15) metode padan

adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak

menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan atau yang diteliti. Metode padan

dibedakan menjadi lima macam berdasarkan alat penentunya. Jenis metode padan

yang pertama disebut referensial dengan alat penentu referen, kedua fonetis

artikulatoris dengan alat penentu organ wicara, yang ketiga translasional dengan alat

penentu langue lain, yang keempat dalam ortografis dengan alat penentu tulisan, dan

yang kelima pragmatis dengan alat penentu mitra wicara.

Metode padan dengan teknik ortografis digunakan dalam penelitian ini.

Teknik ortografis digunakan untuk menganalisis teks wacana berita dan sosial praktis

wacana berita calon legislatif 2014 stres.

3.5 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Tahap terakhir adalah metode penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil

analisis data disajikan berdasarkan uraian yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang

ada. Hasil analisis data disajikan berdasarkan metode yang digunakan dalam

penelitian ini. Penyajian ini menggunakan penyajian informal, yaitu data disajikan

dengan menggunakan kata-kata apa adanya atau kata-kata yang biasa digunakan.

10

Page 11: Makalah Seminar AWK

IV WACANA BERITA CALON LEGISLATIF 2014 STRES DALAM MEDIA

TRIBUNNEWS.COM: KAJIAN WACANA KRITIS

4.1 Analisis Bentuk Teks Wacana Berita Calon Legislatif 2014 Stres dalam

Media Tribunnews.com

Berita 1

“RSUD Deliserdang Siap Tampung Caleg Stres”

Tribunnews.com Rabu (02/04/14)

Pada judul di atas digambarkan bahwa wartawan menerima informasi tentang

pihak RSUD Deliserdang yang telah mempersiapkan penampungan untuk calon

legislatif 2014 yang stres. Kalimat tersebut bermakna bahwa RSUD sebagai subjek

akan siap menampung korban gagal pemilihan umum dan berpotensi menjadi stres.

Kata “ caleg” di sini adalah singkatan dari calon legislatif. Diksi “tampung” di sini

menjadi kata infleksi.

“Saat ini ada dua dokter psikiater yang ada di RSUD Deliserdang dan bersiap membantu kejiwaan para caleg gagal yang nantinya mengalami stres.”

Tribunnews.com Rabu (02/04/14)

Data di atas menjelaskan akan ada dua dokter yang menangani kejiwaan

calon legislatif yang stres. Tidak disebutkan jelas siapa nama kedua dokter yang telah

mereka siapkan. Diksi yang digunakan penulis di sini yaitu “kejiwaan” yang berarti

keadaan jiwa. Kata “bersiap” berarti baru proses menuju kesiapan belum dapat

diartikan siap. Pada penggalan di atas muncul lagi penyingkatan “caleg” singkatan

dari calon legislatif. Kalimat tersebut adalah kalimat yang berisikan penanggulangan

dari sebuah masalah.

“Dia menyebutkan selama bertugas 12 tahun di rumah sakit ini belum pernah ada caleg yang menjadi pasien karena kalah saat pemilihan. Namun dia sependapat jika kejadian itu bisa saja terjadi”

Tribunnews.com Rabu (02/04/14)

11

Page 12: Makalah Seminar AWK

Penulis berita menuliskan kata “dia” yang dalam paragraf sebelumnya telah

dijelaskan sebagai ketua KTU RSUD Deliserdang. Selama 12 tahun tidak ada sama

sekali pasien stres akibat gagal pemilihan, tetapi pihak rumah sakit telah bersiap

menampung pasien tersebut jika kelak ada. Apakah ini memang pernyataan atas

realitas yang ada ataukah hanya sebagai kebenaran yang diketahui narasumber saja?

Kata “dia sependapat” juga tidak jelas asalnya, sependapat dengan siapa?

Berita 2

“ Lima hari setelah Pileg, di sejumlah daerah termasuk Jabodetabek, berkecambah caleg-caleg stres karena perolehan suaranya di Pileg minim. Sebagian besar, mereka stres karena sudah mengorbankan banyak uang pribadi, tapi gagal nyaleg.”

Tribunnews.com Sabtu (12/04/14)

Pada penggalan berita di atas terdapat diksi “ berkecambah” menggambarkan

keadaan bahwa banyak yang mulai muncul (caleg stres). Munculnya caleg-caleg

stres yang disebabkan karena perolehan suara yang didapat sedikit (minim). Selain

sedikitnya suara pemilihan mereka (caleg) juga telah mengabiskan banyak dana

pribadi untuk kepentingan pencalegan. Dari penggalan tersebut, faktor di ataslah

yang mengakibatkan caleg menjadi stres. Penulis di sini juga menggunakan diksi

“mengorbankan” dapat berarti rela mengeluarkan (uang).

“Mimah menilai, caleg parpol tertentu stres karena buruknya manajemen partai. Terutama terkait pengawasan partai terhadap asal-usul uang caleg.”

Tribunnews.com Sabtu (12/04/14)

Mimah adalah narasumber berita. Narasumber berkata bahwa caleg stres

diakibatkan karena buruknya manajemen partai politik. Dalam penggalan berita

tersebut juga terlihat bahwa partai politik seakan tidak ingin ikut campur masalah

dana pribadi yang mereka (caleg) keluarkan. Realitas yang ditulis oleh penulis

berdasarkan ucapan narasumber, yaitu Mimah. Penulis berita memilih narasumber

yang berkaitan dengan bidang politik (orang yang sesuai) untuk memberikan suatu

informasi.

Berita 3

12

Page 13: Makalah Seminar AWK

“Terhitung ada sebanyak 40 calon wakil rakyat yang mengalami stres lantaran gagal menduduki kursi sesuai yang diinginkan.”

Tribunnews.com, Selasa (15/04/14)

Berdasarkan berita di atas sudah ada 40 caleg yang setres dan datang ke

pondok pesantren Lamogan. Penggalan berita di atas menunjukkan hitungan tersebut

dimulai dari hasil pemilihan umum selesai sampai hari ketika berita tersebut didapat

dari narasumber. Kalimat tersebut sedikit rancu pada “ada sebanyak” harusnya kata

“ada” bisa dihilangkan agar lebih efisien dibaca dan dimaknai, atau kata “ sebanyak”

dihilangkan. Penggalan tersebut juga bermakna caleg setres itu disebabkan karena

gagal menduduki kursi yang diharapkan. Diksi “lantaran”lah yang menggambarkan

sebab dari suatu akibat.

“Puluhan pasien  datang dari  berbagai daerah akibat

dengan kategori stres ringan.”

Tribunnews.com Rabu (15/04/14)

Penggalan berita di atas bermakna bahwa realitas yang ada adalah caleg

sebagai pasien yang stres tetapi tidak parah . Makna itu terlihat dari “ ... kategori

stres yang ringan”. Penulis berita menggambarkan bahwa pasien yang datang dari

bebagai daerah itu hanya mengalami stres ringan.

“Sampai Sabtu (12/04/2014) hari ini saya sudah menangani 40 orang calon wakil rakyat yang mengalami stres karena gagal terpilih sebagai anggota DPR, DPR Provinsi maupun DPR RI,” kata  Kiai M Muzakkin kepada Surya, Sabtu (12/4/2014).

Tribunnews.com Selasa (15/04/14)

Penggalan berita yang dikutip adalah tuturan langsung narasumber yang

dikemas oleh penulis berita sesuai dengan isi yang disampaikan narasumber.

Dari penggalan tersebutlah penulis berita menyampaikan realita yang ada serta yang

ia dapat. Berita tersebut juga mnjelaskan bahwa, tidak hanya gagal meduduki bangku

13

Page 14: Makalah Seminar AWK

DPR Provinsi tetapi juga bangku DPR RI. “calon wakil rakyat” pada penggalan

berita di atas diganti oleh penulis, tetapi tetap mengacu pada calon legislatif.

“Dari 40 pasien caleg  yang mengalami stres waktu penyembuhannya bervariatif, ada yang hanya 3 sampai 4 jam sembuh dan paling lama memakan waktu sehari semalam. ”Rata – rata  mereka karena shock pikirannya kosong hingga akhirnya stres,” ungkap Muzakkin.”

Tribunnews.com Selasa (15/04/14)

Penggalan berita ini memberitahukan waktu yang dibutuhkan untuk proses

penyembuhan caleg stres di pondok pesantren. Karena gejala stresnya yang berbeda

mungkin, maka waktu penyembuhannyapun berbeda-beda. Narasumber juga

menyebutkan bahwa rata-rata mereka stres itu diesbabkan oleh pikiran mereka yang

kosong. Di sini penulis juga memberi kutipan langsung sebagai penunjuk realitas

berita. Diksi “bervaiatif” dapat berarti bermacam-macam atau banyak jenisnya.

Selain itu terdapat diksi “memakan”, di sini bukan berarti waktu yang dimakan,

tetapi waktu yang digunakan. Kalimat di atas adalah kalimat yang menyatakan

akibat-sebab.

4.2 Analisis Bentuk Praktik Sosial Wacana Berita Calon Legislatif 2014 Stres

dalam Media Tribunnews.com

Berita 1

Judul “ RSUD Deliserdang Siap Tampung Caleg stres”

Dari berita pertama dapat dihubungkan oleh kenyataan yang ada dalam

kehidupan sosial. Biasanya persiapan adalah sebagai pencegahan, tetapi dari judul

wacana berita di atas menggambarkan bahwa setiap pemilihan umum usai pasti akan

ada calon legislatif yang stres akibat gagal terpilih. Di sini bukan lagi sebagai

pencegahan tetapi bermakna pengobatan sebagai penanggulangan. Apakah semua

calon legislatif sudah benar-benar mengerti akan kenyataan yang ada setiap kali

pemilu ini selesai digelar? Mengapa masih ada calon legislatif yang rela menjalankan

sesuatu dimana itu adalah salah satu faktor caleg stres dari pemilu-pemilu

14

Page 15: Makalah Seminar AWK

sebelumnya. Calon legislatif stres adalah realitas yang ada setiap kali pemiliham

umum usai digelar. Kedaan sosial politik inilah yang menjadi pemberitaan.

Berita 2

Judul “ Caleg Stres Gara-gara Buruknya Manajemen Parpol”

Berbagai faktor yang mengakibatkan calon legilatif gagal terpilih kemudian

menjadi stres. Pada judul wacana di atas, wacana yang berisi bahwa manajemen

partai politik lah yang seharusnya disalahkan atas kejadian ini karena buruknya

manajemen parpol, maka banyak calon legislatif gagal di berbagai daerah menjadi

stres. Dalam hal ini mungkin masyarakat akan setuju pada wacana tersebut karena

biasanya calon legilatif stres banyak yang meminta dikembalikan apa yang sudah

mereka berikan pada warga pendukungnya. Di sini, tentu saja masyarakat yang tidak

tahu tentang manajemen partai politik tidak akan berpikir luas tentang bagaimana si

calon legislatif bisa memberikan ini semua dan dari mana si calon legislatif

mendapatkan dana sebesar itu? Harusnya semua kegagalan memang tidak dialihkan

kepada masyarakat, semua yang mereka (caleg) telah lakukan pasti sudah

dipertimbangkan matang-matang segala konsekuensi dan resikonya. Keadaan politik

yang menuntut semuanya terjadi.

Berita 3

Judul “Ponpes di Lamongan Sudah Terima 40 Caleg Stres”

Isi judul wacana di atas adalah tentang calon legislatif yang stres dari

berbagai daerah kemudian berobat ke Pondok Pesantren Lamongan. Berita tersebut

tidak hanya meceritakan caleg stres, tetapi juga ada caleg yang diganggu oleh bangsa

roh halus karena ditembak oleh sesama caleg. Wacana tersebut hanya membuat

masyarakat tertawa. Konsumen teks wacana ini mungkin dominan hanya berpikir

bahwa kejadian tersebut seakan sudah biasa. Masyarakat hanya bisa mengelus dada

dengan pemberitaan tersebut. Dibayangan masyarakat luas, wacana tersebut adalah

realitas yang tiap periode pemilu memang ada. Baru beberapa setelah pemilihan saja

sudah banyak calon legislatif yang stres dari berbagai daerah dan berobat ke satu

tempat, jumlahnya 40 caleg. Bagaimana di tempat lain? Apakah lebih banyak caleg

15

Page 16: Makalah Seminar AWK

yang stres dibandingkan dengan caleg yang tidak stres? Dari berita yang dikomentari

oleh masyarakat dunia maya ini, sebagian hanya tawa yang mereka berikan dan

beberapa anggapan tentang mimpi jabatan. Terkadang sebuah pemberitaan

dipandang hanya sebagai hiburan.

16

Page 17: Makalah Seminar AWK

V PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Bentuk Teks

Dalam bentuk teks wacana berita Calon Legislatif 2014 Stres dapat

disimpulkan bahwa setiap teks berita tentang calon legislatif selalu ada kutipan

langusng yang ditulis untuk menujukkan realitas berita. Penulis juga menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti sehingga urutan tiap kalimat mengandung makna

yang berurutan. Teks berita yang disajikan pada berita satu, dua, dan tiga memiliki

kesaamaan yaitu disajikannya tentang faktor atau yang menjadi sebab calon legislatif

stres (kalimat satu dan lainnya berkaitan sebagai sebab-akibat/ akibat-sebab.

Beberapa diksi juga digunakan sebagai penyingkatan atau pemendekan kata.

2. Bentuk Praktik Sosial

Bentuk praktik sosial yang dianalisis adalah tanggapan konsumen teks berita.

Konsumen teks berita diwakili oleh peneliti. Dari hasil analsis bentuk sosial praktis

dapat disimpulkan bahwa setiap berita pasti mempengaruhi khalayak pembaca atau

penerima informasi. Konsumen beritalah yang sangat berpengaruh pada munculnya

berita yang diciptakan. Pada ketiga berita tersebut konsumen berita telah biasa

menerima berita tersebut, dari situ seakan sudah tidak diherankan lagi mengenai

berita caleg stres.

5.2 Saran

1. Bagi pembaca media massa agar lebih kritis lagi menanggapi berita yang

dikonsumsi.

2. Bagi penulis berita hendaknya lebih objektif dalam menulis berita, narasumber

harus tetap nomor satu dan realitas harus terus dipegang teguh untuk mengungkpa

semua kebenaran.

3. Untuk penelitian ini semoga analisis wacana kritis dengan Fairlough bisa lebih

mengungkap kekritisan konsumen berita.

17

Page 18: Makalah Seminar AWK

DAFTAR PUSTAKA

Darma, Yorce Aliyah. 2013. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Diana, Fris. 2012. Wacana Berita Kasus Pornografi Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari

di Media Massa: Analisis Ideologi dan Strategi Penyembunyian. Skripsi.

Unnes Semarang

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta:

Carasvatibooks.

Nugrahani, Rizky Suci. 2012. Representasi Perempuan dalam Tiga Lirik Lagu Lady

Gaga: Analisis Wacana Kritis. Skripsi. Unpad Bandung.

Putranto, Dimas Dito Dwi. 2013. Representasi Sosok Guru Honorer Di Harian

Kompas 5-7 Maret 2012. Skripsi. Unpad Bandung.

Sudaryanto.1993. Metode dan teknik analisis bahasa. Pengantar Penelitian Wahana

Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta : Duta Wacana University

Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tribunnews.com

(diakses pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 09.45)

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014

(diakses pada tanggal 1 Mei 2014 pukul 20.12)

18

Page 19: Makalah Seminar AWK

LAMPIRAN

19

Page 20: Makalah Seminar AWK

20

Page 21: Makalah Seminar AWK

WACANA BERITA CALON LEGISLATIF 2014 STRES

DALAM MEDIA TRIBUNNEWS.COM: KAJIAN WACANA

KRITIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Linguistik

Dosen Pengampu :

Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum.

Disusun Oleh:Nama :Hariyani

NIM : 211141145

Prodi : Sastra Indonesia

Konsentrasi : Linguistik

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

21

Page 22: Makalah Seminar AWK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka 4

2.2 Landasan Teoretis 5

2.2.1 Pengertian Wacana dan Analisis Wacana Kritis 5

2.2.2 Karakteristik Analisis Wacana Kritis 6

2.2.3 Norman Fairclough 7

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian 9

3.2 Data dan Sumber Data 9

3.3 Metode Pengumpulan Data 9

3.4 Metode Analisis Data 10

3.5 Metode Penyajian Hasil Analisis Data 10

BAB IV WACANA BERITA CALON LEGISLATIF 2014 STRES

DALAM MEDIA TRIBUNNEWS.COM:

KAJIAN WACANA KRITIS 11

4.1 Analisis Bentuk Teks Wacana Berita Calon Legislatif 2014

Stres dalam Media Tribunnews.com 11

4.2 Analisis Bentuk Praktik Sosial 14

BAB V PENUTUP 17

5.1 Simpulan 17

5.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

22