78
MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB) LEMBANG BANDUNG (Semen Beku Sapi Ongole dan Frisian Holstein) SKRIPSI JEMI WAHYU PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB)

LEMBANG BANDUNG (Semen Beku Sapi Ongole dan Frisian Holstein)

SKRIPSI JEMI WAHYU

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

2

RINGKASAN

JEMI WAHYU. D34104013. Manajemen Mutu Semen Beku Sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung (Semen Beku Sapi Ongole dan Frisian Holstein). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing utama : Ir. Lucia Cyrilla ENSD., MSi. Pembimbing anggota : Dr. drh. Iman Supriatna

Teknologi yang tepat digunakan dalam upaya pelestarian dan perbaikan genetik ternak adalah inseminasi buatan (IB). Saat ini semen yang akan digunakan dalam proses IB dapat dibekukan. Dimaksudkan agar semen dapat disimpan sekian lama dan tidak mempengaruhi tingkat motilitas sperma (mutu semen). Keuntungan menggunakan semen beku ialah dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak sehingga dapat disediakan kapan dan di mana saja. Meningkatnya kebutuhan konsumen dan masyarakat peternakan untuk mendapatkan semen beku yang baik dan sesuai standar menuntut diterapkannya sistem manajemen yang baik. Dengan demikian, manajemen mutu perlu diterapkan dalam setiap tahap proses produksi. Penerapan manajemen mutu harus terus ditingkatkan dan dievaluasi. Karena semakin baik produsen menerapkan sistem manajemen mutu maka semakin terpenuhi kepuasan konsumen.

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan unit kerja instansi pemerintah yang melaksanakan produksi dan pemasaran benih unggul ternak serta pengembangan IB. Dalam perkembangannya BIB Lembang sejak berdiri sampai dengan sekarang telah memproduksi semen beku benih unggul lebih dari 20 juta dosis yang telah disebarkan ke daerah-daerah pelaksanaan IB di Indonesia. Sesuai dengan visinya yaitu menjadi produsen semen beku ternak unggul untuk memenuhi kebutuhan IB secara tepat jenis, tepat waktu dan tepat jumlah, serta siap bersaing dalam era globalisasi 2010 maka diperlukan suatu sistem manajemen yang baik terutama manajemen mutu.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pelaksanaan manajemen mutu semen beku sapi di BIB Lembang, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu semen beku sapi yang dihasilkan BIB Lembang, dan (3) mengetahui apakah proses produksi semen beku sapi BIB Lembang dalam keadaan terkendali atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober hingga Desember 2007 di BIB Lembang yang berlokasi di Jalan Kiwi Kayu Ambon 78 Lembang Bandung yang didesain dengan menggunakan metode studi kasus yang bersifat deskriptif-analisis dengan subyek penelitian adalah BIB Lembang. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diagram sebab akibat (cause effect diagram) dan analisis grafik kendali (control chart X-R).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian mutu semen beku sapi yang dilaksanakan di BIB Lembang terdiri atas pengendalian mutu semen segar, pengendalian mutu selama proses produksi, dan pengendalian mutu semen beku. Pengendalian mutu sudah dijalankan secara terstruktur dengan adanya uji/pemeriksaan motilitas semen secara berkala. Berdasarkan diagram sebab akibat (cause and effect diagram) maka faktor utama yang mempengaruhi mutu semen beku sapi di BIB Lembang adalah sapi pejantan yang digunakan untuk produksi semen

Page 3: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

3

beku. Grafik kendali (control chart X-R) menunjukkan bahwa proses produksi semen beku sapi potong (Ongole) maupun sapi perah (Frisian Holstein) di BIB Lembang dalam keadaan terkendali. Dapat diperkirakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain: 1) sapi – sapi pejantan yang dimiliki BIB Lembang benar - benar memiliki motilitas semen yang tinggi, 2) tenaga kerja yang teliti dan profesional, 3) metode yang digunakan, serta 4) peralatan atau fasilitas/lingkungan yang mendukung dan memadai.

Kata-kata kunci: Semen Beku Sapi, Manajemen Mutu, Diagram Sebab Akibat, Grafik Kendali

Page 4: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

4

ABSTRACT

Quality Management of Bull Frozen Semen in Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Bandung

(Ongole and Frisian Holstein Bull Frozen Semen)

Wahyu., J., L. Cyrilla, I. Supriatna

The increasing needs of high quality frozen semen by people especially farmer, makes the rule on good management of its system have to be applied. BIB Lembang is one of the two pioneer of artificial insemination laboratory in Indonesia that produced bull frozen semen. According to the statement above, BIB Lembang have to apply good quality management on each steps of production process. The aims of this research were: (1) to know the quality management which was applied by the BIB Lembang, (2) to identify what the factors that influence the quality of bull frozen semen at BIB Lembang, (3) to know whether the production process of bull frozen semen at BIB Lembang was under control or not. This research was conducted from October until December 2007 at BIB Lembang Bandung. Case study design was chosen on this research. The data that used were the primary and secondary data. The cause effect diagram and control chart analysis was used in research data analysis. The result showed that the bull frozen semen production at the BIB Lembang was very restrained that caused by bull which used for frozen semen production.

Keywords : Bull Frozen Semen, Quality Management, Cause Effect Diagram, Control Chart

Page 5: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

5

MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB)

LEMBANG BANDUNG (Semen Beku Sapi Ongole dan Frisian Holstein)

JEMI WAHYU

D34104013

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 6: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

6

MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB)

LEMBANG BANDUNG (Semen Beku Sapi Ongole dan Frisian Holstein)

Oleh

JEMI WAHYU

D34104013

Skripsi ini disetujui telah disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 25 Maret 2008

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Lucia Cyrilla ENSD., MSi. Dr. drh. Iman Supria tna NIP. 131 760 916 NIP. 130 871 930

Dekan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. Agr. NIP. 131 955 531

Page 7: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

7

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 September 1986 di Serang, Banten. Penulis

adalah anak kedua dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Samlawi dan Ibu

Jemah.

Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992

hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan lanjutan

menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di MTsN Padarincang dan

pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2004 di MAN 2 Serang.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2004 melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif sebagai

panitia di beberapa jenis kegiatan. Penulis pernah aktif di Himpunan Mahasiswa

Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP) sebagai staf Departemen Ilmu dan

Keprofesian periode 2005-2006 dan sebagai Sekretaris Departemen Informasi dan

Komunikasi periode 2006-2007. Penulis juga pernah aktif dalam Keluarga

Mahasiswa Banten (KMB) sebagai anggota. Prestasi yang pernah diraih penulis yaitu

sebagai Finalist of MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) Student Project

Proposal Competition pada tahun 2006.

Page 8: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat, rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, kepada

keluarga, sahabat dan umatnya.

Skripsi yang berjudul Manajemen Mutu Semen Beku Sapi di Balai Inseminasi

Buatan (BIB) Lembang Bandung (Semen Beku Sapi Ongole dan Frisian Holstein) ini

merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Peternakan pada Program

Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen mutu

semen beku sapi di BIB Lembang, mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi mutu semen beku sapi yang dihasilkan BIB Lembang, dan

mengetahui apakah proses produksi semen beku sapi BIB Lembang dalam keadaan

terkendali atau tidak.

Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan BIB Lembang

dalam upaya meningkatkan manajemen mutu sehingga mutu semen beku sapi yang

dihasilkan dapat dipertahankan. Penulis berharap juga, skripsi ini dapat bermanfaat

bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Bogor, Maret 2008

Penulis

Page 9: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

9

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ......................................................................................... i

ABSTRACT............................................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi

PENDAHULUAN.................................................................................... 1

Latar Belakang ......................................................................................... 1 Perumusan Masalah.................................................................................. 2 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3 Kegunaan Penelitian................................................................................. 3

KERANGKA PEMIKIRAN..................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6

Konsep Mutu............................................................................................ 6 Manajemen Mutu ..................................................................................... 7 Semen Beku ............................................................................................. 9 Proses Produksi Semen Beku.................................................................... 12

Penampungan Semen ...................................................................... 12 Pemeriksaan Semen Segar............................................................... 12 Printing straw................................................................................. 13 Penyiapan Bahan Pengencer............................................................ 13 Proses Pembuatan Semen Beku ....................................................... 13 Penyimpanan Semen Beku .............................................................. 13 Pemeriksaan dan Pengujian Mutu Semen Beku ............................... 13 Pencatatan dan Pemantauan Produksi Semen Beku.......................... 14

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mutu Semen Beku .......................... 14 Pejantan .......................................................................................... 14 Mesin/Peralatan............................................................................... 14 Tenaga Kerja................................................................................... 15 Metode............................................................................................ 15 Fasilitas/Lingkungan ....................................................................... 15

METODE PENELITIAN ......................................................................... 16

Waktu dan Tempat ................................................................................... 16 Desain Penelitian...................................................................................... 16 Data dan Instrumentasi ............................................................................. 16

Data ................................................................................................ 16

Page 10: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

10

Instrumentasi................................................................................... 16 Analisis Data............................................................................................ 17

Analisis Diagram Sebab Akibat....................................................... 17 Analisis Grafik Kendali................................................................... 18

Definisi Istilah.......................................................................................... 21

GAMBARAN UMUM LOKASI.............................................................. 23

Sejarah dan Perkembangan BIB Lembang................................................ 23 Visi dan Misi BIB Lembang..................................................................... 23

Visi ................................................................................................. 23 Misi................................................................................................. 23

Struktur Organisasi................................................................................... 24 Tugas Pokok dan Fungsi BIB Lembang.................................................... 25

Tugas Pokok ................................................................................... 25 Fungsi ............................................................................................. 25

Sistem Manajemen BIB Lembang ............................................................ 26 Manajemen Umum.......................................................................... 26 Manajemen Keuangan..................................................................... 26 Manajemen Kepegawaian ............................................................... 26 Manajemen Teknis Perbibitan ......................................................... 27

Kerjasama Operasional............................................................................. 27 Distribusi dan Pemasaran ......................................................................... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 29

Manajemen Mutu ..................................................................................... 29 Pengendalian Mutu Semen Segar..................................................... 29 Pengendalian Mutu selama Proses Produksi ................................... 30 Pengendalian Mutu Semen Beku .................................................... 31

Analisis Diagram Sebab Akibat................................................................ 32 Mutu Semen Sapi selama Penampungan Semen .............................. 32 Sapi Pejantan .......................................................................... 32 Peralatan ................................................................................. 35 Tenaga kerja ........................................................................... 36 Metode.................................................................................... 37 Fasilitas/Lingkungan............................................................... 38 Mutu Semen Sapi selama Proses Pembuatan Semen beku ............... 38 Bahan Baku ............................................................................ 38 Mesin/Peralatan ...................................................................... 39 Tenaga kerja ........................................................................... 39 Metode.................................................................................... 40 Lingkungan............................................................................. 40 Mutu Semen Sapi selama Penyimpanan dan Pemindahan Semen beku ............................................................................................... 42 Bahan Baku ............................................................................ 42 Peralatan ................................................................................. 42 Tenaga kerja ........................................................................... 43 Metode.................................................................................... 44 Lingkungan............................................................................. 44

Page 11: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

11

Analisis Grafik Kendali ............................................................................ 46

KESIMPULAN........................................................................................ 53

Kesimpulan .............................................................................................. 53 Saran........................................................................................................ 53

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 55

LAMPIRAN............................................................................................. 56

Page 12: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

12

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Koefisien A2, D3 dan D4 dalam Grafik Kendali X-R.................... 20

2. Hasil Pemeriksaan Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole)... 47

3. Hasil Perhitungan Batas Pengendali Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole) ........................................................................... 48

4. Hasil Pemeriksaan Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH) ........... 50

5. Hasil Perhitungan Batas Pengendali Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH) .................................................................................... 50

Page 13: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

13

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Penelitian...................................................................... 5

2. Pemahaman Mengenai Mutu......................................................... 7

3. Diagram Sebab Akibat .................................................................. 18

4. Grafik Kendali .............................................................................. 21

5. Struktur Organisasi BIB Lembang ................................................ 25

6. Diagram Sebab Akibat Manajemen Mutu Semen Sapi selama Penampungan Semen.................................................................... 34

7. Diagram Sebab Akibat Manajemen Mutu Semen Sapi selama Proses Pembuatan Semen Beku..................................................... 41

8. Diagram Sebab Akibat Manajemen Mutu Semen Beku Sapi selama Proses Penyimpanan dan Pemindahan Semen Beku........... 45

9. Grafik Kendali X Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole) .... 48

10. Grafik Kendali R Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole)..... 49

11. Grafik Kendali X Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH)............. 51

12. Grafik Kendali R Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH) ............. 51

Page 14: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

14

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peralatan untuk Penampungan Semen........................................... 57

2. Mesin/Peralatan untuk Pembuatan Semen Beku........................... 58

3. Peralatan Distribusi Semen Beku serta Berbagai Bangsa Sapi Pejantan di BIB Lembang ............................................................. 59

4. Proses Produksi Semen Beku serta Skema Prosedur KSO............. 60

5. Peta Distribusi dan Pemasaran Semen Beku.................................. 61

6. Check Sheet (pada Pemeriksaan Awal) BIB Lembang................... 62

7. Check Sheet (pada Pemeriksaan Kedua) BIB Lembang................. 63

8. Check Sheet (pada Pemeriksaan Akhir) BIB Lembang .................. 64

Page 15: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

15

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan

pertanian yang berarti pelaksanaan pembangunan pertanian secara keseluruhan tidak

dapat dipisahkan dari pembangunan peternakan. Tujuan pembangunan peternakan

antara lain: mencukupi dan memperbaiki gizi masyarakat, meningkatkan kemampuan

dan produktivitas peternak, serta melestarikan ternak melalui perbaikan genetik,

peningkatan produksi dan populasi ternak. Upaya melestarikan ternak merupakan hal

yang sangat penting karena dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani

baik daging maupun susu.

Teknologi yang tepat digunakan dalam upaya pelestarian ternak tersebut adalah

inseminasi buatan. Inseminasi buatan (IB) diperkirakan pertama kali diadakan di

Indonesia pada permulaan tahun lima puluhan dan hingga saat ini pelaksanaannya

telah berkembang dengan pesat hampir di seluruh provinsi Indonesia. Toelihere

(1981) menyatakan bahwa kegiatan IB terbukti memiliki keunggulan dibandingkan

dengan kawin alam, beberapa diantaranya adalah penggunaan pejantan unggul,

penghematan biaya dan tenaga pemeliharaan pejantan, pencegahan penularan

penyakit, dan efisiensi reproduksi dapat dipertinggi. Menurut SNI 01-4869.1-2005,

faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan program IB adalah mutu semen beku

yang dihasilkan sedangkan faktor-faktor yang lain adalah reproduksi ternak betina,

keterampilan petugasnya dalam ketepatan dan pelaporan deteksi berahi serta

pemeliharaan ternak betina.

Saat ini semen yang akan digunakan dalam proses IB dapat dibekukan.

Dimaksudkan agar semen dapat disimpan sekian lama dan tidak mempengaruhi

tingkat motilitas sperma (mutu semen). Sehingga semen dapat dimanfaatkan sesuai

keperluan proses IB. Penggunaan semen beku (frozen semen) dimulai sejak tahun

1973 yaitu pada sapi perah dan sekarang telah berkembang penggunaannya pada

ternak yang lain seperti pada sapi potong, kerbau, dan kambing. Keuntungan

menggunakan semen beku ialah dapat mengatasi hambatan waktu dan jarak sehingga

dapat disediakan kapan dan di mana saja.

Meningkatnya kebutuhan konsumen dan masyarakat peternakan untuk

mendapatkan semen beku yang baik dan sesuai standar menuntut diterapkannya

Page 16: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

16

sistem manajemen yang baik. Dengan demikian, manajemen mutu perlu diterapkan

dalam setiap tahap proses produksi. Upaya manajemen mutu harus terus ditingkatkan

dan dievaluasi. Karena semakin baik produsen menerapkan sistem manajemen mutu

maka semakin terpenuhi kepuasan konsumen.

Perumusan Masalah

Inseminasi buatan (IB) merupakan salah satu teknologi tepat guna untuk

meningkatkan mutu dan jumlah ternak dengan memanfaatkan penggunaan bibit

pejantan unggul. Program IB berupaya menjaga kelestarian ternak melalui

peningkatan produksi dan populasi ternak yang berguna untuk pembangunan

peternakan di Indonesia.

Wadah yang berfungsi sebagai fasilitator dan mediator perbaikan dan penjaga

mutu ternak melalui teknologi IB adalah Balai Inseminasi Buatan (BIB). Salah satu

BIB yang berfungsi dalam penyediaan semen untuk keperluan IB adalah BIB

Lembang. Sejalan perkembangannya, BIB Lembang sangat dikenal peranannya

dalam pembangunan peternakan baik ditingkat regional maupun nasional. Hal

tersebut didukung dengan adanya kepercayaan peternak terhadap BIB Lembang yang

dapat memproduksi semen beku guna kepentingan IB.

Semen beku yang dihasilkan di BIB Lembang sebagian besar adalah semen

beku sapi. Semen beku sapi yang dihasilkan harus senantiasa dijaga mutunya agar

memenuhi kepuasan konsumen. Keinginan konsumen (swasta maupun peternak)

akan semen beku sapi selalu memperhatikan mengenai mutu yang sesuai standar

nasional bahkan internasional. Berdasarkan hal tersebut, BIB Lembang dalam setiap

tahapan proses produksi semen beku sapi diharapkan selalu melakukan quality

control serta standarisasi untuk menentukan mana yang memenuhi standar dan mana

yang tidak memenuhi standar.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

antara lain:

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen mutu semen beku sapi di BIB Lembang?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mutu semen beku sapi yang

dihasilkan BIB Lembang?

3. Terkendali atau tidakkah proses produksi semen beku sapi di BIB Lembang?

Page 17: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

17

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui pelaksanaan manajemen mutu semen beku sapi di BIB Lembang.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu semen beku sapi yang

dihasilkan BIB Lembang.

3. Mengetahui apakah proses produksi semen beku sapi di BIB Lembang dalam

keadaan terkendali atau tidak.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian antara lain:

1. Sebagai bahan masukan atau saran bagi manajemen BIB Lembang berkaitan

dengan manajemen mutu semen beku sapi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian lebih lanjut, terutama

mengenai manajemen mutu.

Page 18: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

18

KERANGKA PEMIKIRAN

Manajemen mutu adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,

mengimplementasikan, dan mengendalikan semua sumberdaya yang ada untuk

menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan keinginan konsumen.

Penerapan manajemen mutu di BIB Lembang dimulai dari praproduksi, proses

produksi, dan pascaproduksi. Praproduksi semen beku sapi dilakukan terhadap mutu

semen segar, proses produksi semen beku sapi dilakukan pengendalian proses yaitu

pengolahan dari semen segar sampai semen beku, sedangkan pascaproduksi

dilakukan pengendalian terhadap semen beku sapi yang dihasilkan agar sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

Dalam pelaksanaan proses, kesalahan yang terjadi sulit dihindari sehingga

terkadang ditemukan beberapa produk yang tidak memenuhi standar. Faktor-faktor

yang mempengaruhinya adalah kualitas dan kuantitas bahan baku, mesin/peralatan,

tenaga kerja, metode, serta fasilitas/lingkungan. Faktor-faktor tersebut harus

senantiasa diperhatikan dan dibutuhkan ketelitian agar produk yang dihasilkan dapat

memenuhi standar.

Beberapa alat analisis manajemen mutu yang dapat digunakan untuk

mengetahui mutu semen beku sapi adalah diagram sebab akibat dan analisis grafik

kendali. Diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui dan mengelompokkan

faktor-faktor yang mempengaruhi mutu semen beku dan meneliti faktor-faktor lain

yang mempengaruhi faktor-faktor tersebut secara lebih lengkap. Analisis grafik

kendali berguna untuk mengetahui apakah setiap kali proses produksi mengalami

penyimpangan atau tidak. Grafik kendali yang akan digunakan adalah grafik yang

menyatakan nilai rata-rata (X) dan selang/range (R) atau sering disebut grafik

kendali X-R. Melalui kedua alat analisis ini maka dapat diketahui mutu semen beku

sapi yang dihasilkan BIB Lembang. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam

penelitian ini terlihat pada Gambar 1.

Page 19: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

19

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

BIB Lembang

Pembibitan dan Pemeliharaan Sapi Pejantan Bermutu

Pengambilan Semen dari Sapi

Pengolahan dan Produksi Semen

Beku Sapi

Manajemen Mutu Semen Beku Sapi

Pra, Proses dan Pascaproduksi

Diagram Sebab Akibat

Analsis Grafik Kendali

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu

Proses Produksi Terkendali atau Tidak

Mutu Semen Beku Sapi

Page 20: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

20

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Mutu

Ariani (2002) mengemukakan bahwa mutu memerlukan suatu proses perbaikan

terus menerus (continuous improvement process) yang dapat diukur, baik secara

individual, organisasi, korporasi, dan tujuan kinerja nasional. Dukungan manajemen,

karyawan, dan pemerintah untuk perbaikan mutu adalah penting bagi kemampuan

berkompetisi secara efektif di pasar global. Perbaikan mutu lebih dari suatu strategi

usaha, melainkan merupakan suatu tanggung jawab pribadi, bagian dari warisan

kultural, dan merupakan sumbu penting kebanggaan nasional.

Gaspersz (2003) mendefinisikan bahwa mutu adalah segala sesuatu yang

menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan ke arah perbaikan terus

menerus sehingga dikenal istilah : Quality = Meets Agreed Terms and Changes

(Q-MATCH). Karena mutu mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan

kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan bermutu

apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta

diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar.

Menurut Prawirosentono (2004), mutu suatu produk adalah keadaan fisik,

fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan

kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.

Mutu suatu produk bukan saja dipengaruhi oleh mutu bahan baku yang digunakan,

tetapi juga dipengaruhi oleh proses pembuatannya. Artinya mesin untuk memproses

bahan baku menjadi barang jadi akan mempengaruhi mutu barang. Tentu saja

teknologi (mesin) yang lebih mutakhir atau canggih selalu menghasilkan mutu

barang yang lebih baik walaupun mesin baru selalu harganya lebih mahal. Ini berarti

bahwa biaya produksi pembuatan barang bersangkutan akan menjadi lebih mahal

pula. Namun demikian, penggunaan teknologi (mesin) baru mempunyai kapasitas

(daya) produksi yang lebih besar. Artinya jumlah barang jadi yang dihasilkan dapat

lebih banyak pula disamping mutu barang yang dihasilkan dapat lebih baik.

Feigenbaum (1996) menyatakan bahwa mutu produk dan jasa secara langsung

dipengaruhi dalam sembilan bidang dasar, atau pada bidang yang dapat dianggap

sebagai ”9M”: pasar (market), uang (money), manajemen (management), manusia

(men), motivasi (motivation), bahan (material), mesin (machines), dan mekanisasi

Page 21: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

21

(mechanization), metode informasi modern (modern information methods), dan

persyaratan proses produksi (mounting product requirements).

Feigenbaum (1996) juga menambahkan bahwa suatu sistem mutu adalah

sesuatu yang disetujui bersama, struktur kerja operasi keseluruhan perusahaan dan

pabrik, terdokumentasi dalam prosedur-prosedur manajerial dan teknik terpadu yang

efektif, untuk membimbing tindakan-tindakan terkoordinasi dari orang, mesin dan

informasi di perusahaan dan pabrik tersebut melalui cara yang terbaik dan paling

praktis untuk menjamin kepuasan pelanggan akan mutu dan biaya mutu yang

ekonomis.

Muhandri dan Kadarisman (2006) menyimpulkan bahwa mutu adalah

kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang

ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan, dan keinginan konsumen

(Gambar 2).

Gambar 2. Pemahaman Mengenai Mutu Sumber : Muhandri dan Kadarisman, 2006

Manajemen Mutu

Gaspersz (1997) menyatakan bahwa manajemen mutu dapat dikatakan sebagai

semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan

kebijaksanaan mutu, tujuan dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya

melalui alat-alat manajemen mutu, seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu,

penjaminan mutu, dan peningkatan mutu. Seluruh aktivitas tersebut ditujukan bagi

pencapaian totalitas karakteristik produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan

harapan pelanggan.

Perusahaan Produk/jasa Konsumen

Karakteristik

Standar

- Syarat - Kebutuhan - Keinginan

Membuat

Menetapkan

Sesuai Permintaan

Page 22: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

22

Muhandri dan Kadarisman (2006) menyatakan bahwa sistem manajemen mutu

merupakan bentuk perkembangan metode jaminan mutu yang mutakhir yang terus

berkembang. Sistem manajemen mutu memadukan semua unsur yang diperlukan

oleh organisasi untuk meningkatkan kepuasan konsumen secara kontinyu melalui

produk jasa dan proses yang lebih baik.

Muhandri dan Kadarisman (2006) juga mengemukakan mengenai

pertimbangan mengapa sistem manajemen mutu itu dibutuhkan antara lain:

1. Pelanggan mempersyaratkan produk dan jasa dengan karakteristik yang

memuaskan kebutuhan dan harapannya.

2. Keinginan dan harapan tersebut diekspresikan ke dalam spesifikasi produk untuk

memenuhi persyaratan pelanggan.

3. Persyaratan pelanggan dapat berbentuk:

a. Kontraktual dengan pelanggan (pelanggan institusioanal)

b. Ditetapkan produsen sendiri (pelanggan individual)

Pada akhirnya pelangganlah yang menentukan diterima atau tidaknya suatu

produk atau jasa.

4. Mengingat kebutuhan dan harapan pelanggan terus berkembang, ketatnya

persaingan usaha dan kemajuan teknologi, maka perusahaan didorong untuk

terus pula memperbaiki dan meningkatkan mutu produk dan prosesnya.

5. Pendekatan melalui sistem manajemen mutu mendorong perusahaan selalu:

a. Menganalisis persyaratan pelanggan.

b. Menentukan dan menspesifikasi semua proses yang berkontribusi terhadap

pencapaian mutu produk yang akan diterima pelanggan.

c. Memelihara agar proses-proses tersebut selalu terkendali.

d. Suatu sistem manajemen dapat memberikan kerangka kerja (conceptual

frame work) untuk perbaikan berkesinambungan agar memperbesar peluang

peningkatan kepuasan pelanggan.

e. Suatu sistem manajemen mutu juga memberikan keyakinan kepada

perusahaan dan pelanggan bahwa perusahaan selalu menghasilkan produk

yang konsisten dalam memenuhi persyaratan pelanggan.

Menurut Gaspersz (2003), manajemen mutu (quality management)

didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan kemampuan secara terus menerus

Page 23: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

23

(continuous perfomance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam

setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua

sumberdaya dan modal yang tersedia. Manajemen mutu merupakan pemaduan

upaya-upaya pengembangan, pemeliharaan dan perbaikan mutu dari berbagai

kelompok dalam perusahaan, sehingga produk dan jasa mencapai tingkat yang

ekonomis dan memuaskan pelanggan (Feigenbaum, 1996)

Manajemen mutu adalah kegiatan-kegiatan terorganisasi untuk mengarahkan

dan mengendalikan suatu perusahaan mengenai mutu termasuk penyusunan (1)

kebijakan mutu, keseluruhan arah dari suatu perusahaan berkaitan dengan mutu yang

secara formal dinyatakan sebagai manajemen puncak, (2) tujuan mutu, sesuatu yang

akan dicapai yang berkaitan dengan mutu, umumnya didasarkan kepada kebijakan

mutu dan dispesifikasikan untuk fungsi-fungsi yang relevan dalam perusahaan, (3)

rencana mutu, difokuskan untuk menyusun tujuan dan sasaran mutu serta melakukan

spesifikasi proses-proses operasi penting dan sumberdaya yang diperlukan untuk

memenuhi tujuan tersebut (ISO versi 2000 dalam Muhandri dan Kadarisman, 2006).

Semen Beku

Semen beku adalah semen yang telah diencerkan kemudian dibekukan di

bawah titik beku air. Pembekuan semen (kriopreservasi) merupakan usaha untuk

menjamin daya tahan sperma dalam waktu yang lama, melalui proses pengolahan,

pengawetan, dan penyimpanan semen sehingga dapat digunakan pada suatu waktu

sesuai kebutuhan (Graha, 2005). Semen beku sapi merupakan semen yang berasal

dari pejantan sapi terpilih yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga

menjadi semen beku dan disimpan dalam rendaman nitrogen cair pada suhu -1960C

pada kontainer (SNI 01. 4869.1-2005).

Salisbury dan Vandemark (1985) menyebutkan bahwa dengan semen beku

(frozen semen), dibutuhkan sekurang-kurangnya lima sampai sepuluh juta sperma

yang motil progresif tiap inseminasi untuk mendapatkan rata-rata fertilisasi yang

normal. Ada dua teknik pengawetan semen agar fertilisasi yang optimal dari sperma

dapat dipertahankan. Teknik pertama adalah penyediaan semua ion-ion esensial, zat-

zat makanan, enzim-ezim, koenzim-koenzim dan vitamin serta secara kontinyu

membuang sisa metabolisme yang membatasi kehidupan sperma. Teknik kedua

adalah dengan penghambatan secara fisik dan kimiawi semua aktivitas minimal yang

Page 24: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

24

penting di dalam sperma. Teknik pertama menghendaki pengetahuan yang lengkap

tentang fungsi dan kebutuhan sperma serta usaha untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Sedangkan teknik kedua menghendaki dibuat suatu proses penghambatan

aktivitas sperma tanpa mengurangi fungsinya dan kesempurnaan proses pemulihan

kembali aktivitas tersebut. Teknik kedua ini relatif lebih mudah dilaksanakan dengan

penurunan temperatur, sehingga proses metabolisme dapat ditekan sekecil mungkin.

Menurut Toelihere (1981), beberapa keuntungan menggunakan semen beku

diantaranya : 1) semen pejantan-pejantan unggul, baik yang masih sehat maupun

yang terluka, cacat, pincang, atau tua, dapat dipakai secara efisien sepanjang tahun;

2) mengatasi hambatan waktu dan jarak. Semen beku dapat menyediakan, kapan dan

di mana saja, bibit pejantan yang tertinggi kualitas genetik dalam sifat-sifat produksi

tertentu, semen yang tinggi fertilitasnya dan yang bebas penyakit sejauh teknik

memungkinkan; 3) memungkinkan perkawinan selektif dengan pejantan-pejantan

unggul untuk daerah yang luas; 4) biaya pengangkutan semen dari pusat inseminasi

buatan ke pelaksana inseminasi di daerah atau di lapangan dan di pelosok-pelosok

sangat dikurangi karena penyediaan semen dan nitrogen cair hanya dilakukan sekali

sebulan, tidak dua kali seminggu seperti dengan semen cair. Semen beku dapat

dikirimkan dengan mobil, kereta api, atau bus ekspres, atau sebagai barang kiriman

pos melalui kapal udara atau kapal laut; 5) pembekuan semen memungkinkan

pengawetan semen pejantan-pejantan muda sebelum mencapai umur yang lebih tua

dimana semennya menjadi relatif infertil. Namun demikian, produksi sperma,

persentase sperma yang morfologik normal dan persentase sperma motil sesudah

pembekuan adalah lebih mudah pada sapi pejantan yang berumur 6 sampai 12 tahun

dibandingkan dengan yang berumur 3 sampai 6 tahun.

Umumnya problema pembekuan semen berkisar pada dua fenomena yaitu

pengaruh cold shock terhadap sel yang dibekukan, dan perubahan-perubahan

intraseluler akibat pengeluaran air yang bertalian dengan pembentukkan kristal-

kristal es. Kristal-kristal es intraseluler dapat merusak sperma secara mekanik.

Konsentrasi elektrolit yang berlebihan akan melarutkan selubung lipoprotein dinding

sel sperma dan, pada waktu pencairan kembali (thawing), permeabilitas membran sel

akan berubah dan menyebabkan kematian sel. Sperma sapi banyak mengalami

kerusakan pada suhu-suhu kritik antara -1.50C dan -300C, rata-rata pada suhu -170C.

Page 25: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

25

Kerusakan 20 persen dari seluruh sperma pada waktu pembekuan masih dianggap

memuaskan (Toelihere, 1981).

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas diantaranya

penggunaan gliserol dengan konsentrasi optimal, serta pemberian kesempatan

equilibrasi (Salisbury dan Vandemark, 1985). Zat pelindung yang sering digunakan

untuk mempertahankan sperma dalam jangka waktu lama dan mencegah sperma dari

pengaruh buruk pembekuan semen disebut agen krioprotektan. Menurut Woods et al.

dalam Graha (2005), secara garis besar ada dua jenis krioprotektan, yaitu:

1) krioprotektan yang penetrasi ke dalam sel. Krioprotektan ini dapat menembus

membran sperma dan beraksi pada intraseluler dan ekstraseluler sel misalnya

gliserol; 2) krioprotektan yang tidak penetrasi ke dalam sel. Krioprotektan ini hanya

beraksi pada ekstraseluler misalnya: susu, kuning telur, gula seperti fruktosa, laktosa,

manosa, raffinosa atau trehalosa.

Waktu ekuilibrasi merupakan syarat mutlak dalam proses pembekuan semen.

Waktu ekuilibrasi adalah periode yang diperlukan sperma sebelum pembekuan untuk

menyesuaikan kondisi dengan pengencer sehingga pada waktu pembekuan, kematian

sperma yang berlebihan dapat dicegah (Toelihere, 1981). Setelah semen mengalami

ekuilibrasi, pembekuan bisa dilakukan dengan cara lambat menggunakan straw dari

plastik atau dengan cara cepat dalam bentuk pellet (Salisbury dan Vandemark, 1985).

Semen yang telah diencerkan dan dicampur dengan krioprotektan dibekukan di atas

nitrogen cair -1960C sehingga reaksi-reaksi metabolisme sperma akan terhenti dan

daya hidup sperma dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang lama (Evans dan

Maxwell, 1987).

Untuk penyimpanan dan pengangkutan, semen beku berbentuk ampul dalam

rak ditempatkan pada beberapa canister dan disimpan di dalam bejana atau kontainer

yang berisi nitrogen cair. Bentuk-bentuk straw dan pellet ditempatkan dahulu di

dalam tabung-tabung plastik pendek (goblet) sebelum ditaruh di dalam canister dan

disimpan di dalam canister (Toelihere, 1981). Setiap pengiriman semen beku dalam

kontainer harus diberi label, disegel dan disertai kartu petunjuk isi kontainer. Kartu

petunjuk isi kontainer tersebut minimal harus berisi keterangan bangsa/breed, kode

pejantan, jumlah, tanggal dan hasil pemeriksaan mutu semen serta nama produsen

(SNI 01. 4869.1-2005).

Page 26: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

26

Proses Produksi Semen Beku

Menurut Ditjennak (2000), produksi semen beku adalah proses pembuatan

semen beku sejak penampungan semen segar sampai dengan semen beku siap untuk

dipergunakan dalam kegiatan IB. Adapun urutan prosesnya antara lain:

Penampungan Semen

Peralatan untuk penampungan semen adalah handuk bersih, lap tangan, kapas,

vaselin, kertas label, stick glass, termometer, alkohol 70 persen, artificial vagina

(AV), beserta inner liner, glove, preputium washing machine diberi air hangat/NaCl

0.9 persen, tabung sperma, corong AV, pompa AV, pelindung tabung sperma

(protective tube), sikat pembersih AV, tali pengikat ekor, serbuk gergaji/karpet

penampungan, segel tambang, tambang, brongsong dan kandang kawin pejantan.

Beberapa peralatan laboratorium seperti vagina buatan, tabung sperma dan lain-lain

perlu dibebas kumankan dengan cara sterilisasi.

Pemeriksaan Semen Segar

Setelah semen tertampung maka dilakukan pemeriksaan terhadap semen segar

antara lain: (1) secara makroskopis, meliputi: volume semen (rata-rata sapi 5 cc),

warna semen (susu, krem dan kuning), kekentalan semen (encer, sedang dan kental)

dan derajat keasaman/pH (6.2 – 6.8) atau rata-rata pH = 7. (2) Secara mikroskopis,

meliputi: pertama gerakan massa, 0: tidak ada gerak sperma maupun gerak massa

sperma, 1+: gerakan massa sperma lemah, 2+: gerakan massa sperma berupa

gelombang-gelombang tipis, jarang dan sedang, 3+: gerakan massa sperma berupa

gelombang-gelombang tebal, gelap, cepat dan berpindah-pindah tempat, 4+: gerakan

massa sperma berupa gelombang-gelombang tebal, gelap dan sangat cepat. Semen

segar yang diproses adalah semen dengan nilai gerakan massa minimal 2+ (untuk

sapi, kambing dan domba), sedangkan pada kerbau 1+. Kedua gerak individu, nol

(0): tidak ada gerakan individu sperma; satu (1): gerakan indivudu sperma lamban;

dua (2): gerakan individu sperma sedang; tiga (3): gerakan individu sperma cepat;

dan empat (4): gerakan individu sperma sangat cepat. Selanjutnya, pemeriksaan

konsentrasi semen dengan menggunakan spektrofotometer.

Page 27: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

27

Printing Straw

Printing straw adalah proses pemberian tanda/identifikasi straw untuk

membedakan antar pejantan, bangsa dan jenis ternak. Disepakati untuk masing-

masing bangsa dan jenis ternak dibedakan melalui warna straw dan nomor code mini

straw yang telah ditentukan.

Penyiapan Bahan Pengencer

Dalam pembuatan frozen semen dapat menggunakan dua macam pengencer

baik organik (skim milk) maupun anorganik (tris).

Proses Pembuatan Semen Beku

Terdiri atas: (1) Proses pengenceran, yaitu perhitungan volume pengencer dan

proses pengenceran dengan pengencer organik (skim milk) ataupun anorganik (tris).

(2) Pemeriksaan before freezing, setelah proses pengenceran selesai maka dilakukan

pemeriksaan secara mikroskopis kembali terhadap motilitas sel sperma yang

bergerak aktif maju ke depan (progresif) dengan nilai minimal 70 persen. (3) Proses

filling dan sealing, dilakukan di dalam cool top yang bersuhu 3 - 5 °C; (4) Pre

freezing, straw yang telah dikemas disusun diatas rak, kemudian diletakkan di atas

nitrogen cair (± 1 cm di atas permukaan nitrogen cair), dalam container, prosessing

sampai suhunya mencapai -140°C, yang membutuhkan waktu sebanyak 9 menit. Dan

(5) freezing/pembekuan, straw dimasukkan ke dalam goblet dan setelah itu direndam

dalam nitrogen cair (-196°C) dalam storage container.

Penyimpanan Semen Beku

Semen beku disimpan pada storage container dengan kapasitas penyimpanan

bervariasi (150.000, 200.000, 600.000 dosis dan sebagainya) dalam rendaman

nitrogen cair. Untuk menjaga stabilitas volume nitrogen cair yang menguap setiap

hari dilakukan penambahan nitrogen cair.

Pemeriksaan dan Pengujian Mutu Semen Beku

Pemeriksaan dan pengujian mutu semen beku adalah penilaian kualitas semen

beku yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan dengan

pengamatan minimal dari lima sudut pandang untuk menentukan persentase sel

sperma yang bergerak secara progresif. Setiap sudut pandang dihitung jumlah sel

Page 28: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

28

sperma yang hidup dan bergerak secara progresif, kemudian dijumlahkan dan

diambil rata-ratanya.

Meliputi: (1) pemeriksaan after thawing yaitu menghitung persentase sperma

yang masih hidup dengan penilaian antara 0-70 persen dari minimal lima bidang

pandang. Standar minimal persentase post thawing motility (PTM) untuk sapi adalah

40 persen. Kemudian melihat gerakan individu sperma, dengan nilai sebagai berikut :

0 = tidak ada gerakan, 1 = gerakan lambat, 2 = gerakan sedang dan 3 = gerakan

cepat. Standar minimal untuk sapi persentase hidup 40 persen dengan gerakan

sperma 3 ditulis 40/3. (2) Pemeriksaan water incubator yaitu menghitung persentase

sperma yang masih hidup dengan penilaian antara 0-70 persen dari minimal lima

bidang pandang. Standar minimal persentase PTM untuk sapi 10 persen. Kemudian

melihat gerakan individu sperma. Standar minimal sapi adalah 2.

Pencatatan dan Pemantauan Produksi Semen Beku

Data produksi dan distribusi diolah dan direkapitulasi kemudian ditampilkan

pada data teks yang dapat dilihat target dan realisasi produksi, serta jumlah

persediaan semen beku per bangsa/jenis ternak. Kemudian mengadakan perubahan

pada angka data teks setiap ada perubahan jumlah realisasi produksi semen beku.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mutu Semen Beku

Pejantan

Menurut Salisbury dan Vandemark (1985), produksi optimum sperma normal

tergantung pada kesehatan, ukuran dan kondisi testis maka pejantan harus diberi

pakan dan manajemen sedemikian rupa sehingga testisnya dapat dipelihara dalam

kondisi yang optimum. Perlu diadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin serta

pemberian pakan yang cukup nutrisi secara teratur agar pejantan terbebas dari

penyakit. Libido juga mempengaruhi produksi semen pejantan sehingga perlu

diadakan penjadwalan dan tindakan tertentu agar pejantan selalu dapat berproduksi.

Mesin/Peralatan

Secara umum semua mesin/peralatan selama proses produksi semen beku dari

awal penampungan sampai penyimpanan dan distribusi semen beku harus benar –

benar terawat, layak dan siap pakai, serta terhindar dari kontaminasi. Misalnya pada

1) proses penampungan semen, AV harus dibersihkan setelah pemakaian, 2) proses

Page 29: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

29

pembuatan semen beku, mesin filling and sealing harus benar – benar siap pakai

karena akan mempengaruhi straw yang terisi semen, 3) proses penyimpanan, storage

container harus layak pakai seperti tidak bocor.

Tenaga Kerja

Sumberdaya manusia dalam pelaksanaan proses produksi adalah teknisi

operasional dan laboratorium yang mampu mengerjakan kegiatan penampungan

semen, pemeriksaan dan evaluasi semen segar, pengenceran dan pembekuan semen,

serta penyimpanan dan distribusi semen beku. Tenaga kerja harus terlatih dan

memiliki keterampilan, berdedikasi serta profesional.

Metode

Metode yang digunakan selama proses produksi semen beku harus disesuaikan,

ditentukan dan dipilih. Misalnya pada 1) proses penampungan semen: dapat

menggunakan AV, elektroejakulator dan sebagainya, 2) proses pembuatan semen

beku, dapat menggunakan spektrofotometer, hemocytometer, dan sebagainya untuk

menentukan konsentrasi sperma, 3) proses penyimpanan, dapat menggunakan straw,

pellet ataupun ampul untuk mengemas semen beku.

Fasilitas/Lingkungan

Fasilitas/lingkungan harus dapat mendukung proses produksi semen beku.

Kandang penampungan (service crate) harus dalam kondisi tenang dan bersih saat

dilakukan penampungan semen. Laboratorium untuk proses pembuatan semen beku

harus dalam kondisi yang nyaman, bersuhu rendah dan bersih.

Page 30: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

30

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober hingga Desember 2007 di

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang yang berlokasi di Jalan Kiwi Kayu Ambon

78 Lembang Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa BIB Lembang merupakan BIB pertama di

Indonesia yang memproduksi semen beku sapi perah dan sapi potong, dalam rangka

memenuhi kebutuhan pelaksanaan IB di Indonesia agar tidak selalu tergantung pada

semen beku impor.

Desain Penelitian

Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode studi kasus yang bersifat

deskriptif-analisis dengan subyek penelitian adalah BIB Lembang. Menurut Maxfield

dalam Nazir (1988), studi kasus adalah penelitian tentang subyek penelitian yang

berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek

penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga, ataupun masyarakat. Tujuan

dari studi kasus adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar

belakang, sifat dan karakter yang khas dari kasus ataupun status subyek, yang

kemudian sifat-sifat ini dijadikan suatu hal yang umum.

Data dan Instrumentasi

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data

sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer dikumpulkan

melalui pengamatan langsung dan wawancara. Sedangkan data sekunder

dikumpulkan dari laporan yang dimiliki BIB Lembang, internet, literatur, serta

pustaka lainnya yang relevan.

Instrumentasi

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu: lembar

pemeriksaan (check sheet), yang dibutuhkan untuk memberikan informasi mengenai

mutu semen beku sapi yang dihasilkan setiap kali produksi dan selama waktu yang

dibutuhkan.

Page 31: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

31

Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya diolah dan disederhanakan dalam bentuk

tabulasi dan dianalisis dengan menggunakan beberapa alat analisis manajemen mutu

yang digunakan dalam penelitian ini. Alat analisis tersebut antara lain:

Analisis Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Menurut Muhandri dan Kadarisman (2006), diagram sebab akibat ditemukan

oleh orang Jepang yang bernama Kaoru Ishikawa sehingga sering disebut Diagram

Ishikawa. Selain itu diagram ini sering disebut juga Diagram Tulang Ikan (Fish Bone

Diagram). Diagram sebab akibat berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang

mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (berpengaruh terhadap hasil).

Penyusunannya dilakukan dengan teknik sumbang saran (brainstorming).

Ariani (2002) menambahkan bahwa cause and effect diagram dapat

dipergunakan untuk hal-hal antara lain: 1) menyimpulkan sebab-sebab bervariasi

dalam proses, 2) mengidentifikasi ketegori dan subkategori sebab-sebab yang

mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu, dan 3) memberikan petunjuk

mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.

Penggunaan diagram sebab akibat mengikuti langkah-langkah berikut

(Gasperz, 1997):

1. Menemukan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan mengungkapkan

masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah.

2. Menemukan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik

brainstorming atau membentuk tim yang memiliki ide-ide yang berkaitan

dengan masalah yang sedang dihadapi.

3. Menggambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk

ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kapala ikan) dan kategori utama,

seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, pengukuran, dan lingkungan

ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan).

Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan.

4. Menetapkan setiap penyebab dalam ketegori utama yang sesuai dengan

menempatkannya pada cabang yang sesuai.

5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, menanyakan “mengapa” untuk

menemukan akar penyebab, kemudian menuliskan akar-akar penyebab itu pada

Page 32: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

32

cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang

kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan

teknik bertanya “mengapa” sampai lima kali.

6. Menginterprestasikan diagram sebab-akibat itu adalah melihat penyebab-

penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui

konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, memfokuskan perhatian pada

penyebab yang dipilih melalui konsensus.

Sebab Akibat

Gambar 3. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Sumber: Ishikawa, 1988

7. Menerapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat, dengan

cara mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil-hasil untuk

menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan efektif karena telah

menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi.

Analisis Grafik Kendali (Control Chart)

Menurut Ariani (2002), control chart adalah grafik yang digunakan untuk

menentukan apakah suatu proses dalam keadaan in control atau out of control.

Control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower

control limit) dapat membantu kita untuk menggambarkan performans yang

diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bahwa proses tersebut konsisten.

Muhandri dan Kadarisman (2006) menambahkan bahwa grafik kendali (control

chart) menunjukkan perubahan dari waktu ke waktu tetapi tidak menunjukkan

penyebab munculnya penyimpangan. Grafik ini hanya memberi tanda kepada kita

Bahan Mesin

Spesifikasi Faktor

Peralatan Pengukuran

Mutu

Page 33: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

33

terjadinya penyimpangan dalam proses. Grafik kendali yang telah dibuat nantinya

akan digunakan sebagai alat pengendalian proses. Menurut Ishikawa (1988),

langkah-langkah dalam membuat grafik kendali X-R antara lain:

1. Mengumpulkan data, umumnya diperlukan lebih dari 100 buah data. Data dan

cara pengambilannya harus sama dengan yang akan dilakukan pada waktu yang

akan datang.

2. Membagi data tersebut ke dalam beberapa subgrup. Pemilihan subgrup dapat

didasarkan pada urutan pengukuran atau pada lot yang diambil contohnya. Tiap

subgrup biasanya terdiri dari 2 – 5 buah data. Ketika mengelompokkan data ke

dalam subgrup hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:

• Data yang diperoleh dengan kondisi teknis yang sama, dikelompokkan ke

dalam satu subgrup.

• Dalam satu subgrup jangan dimasukkan data dari lot atau sifat yang

berbeda.

Karena itu pada umumnya, data dikelompokkan ke dalam subgrup menurut hari,

jam, lot dan sebagainya. Jumlah data dalam masing-masing subgrup dinyatakan

dengan “n”, sedangkan jumlah subgrup dinyatakan dengan “k”.

3. Menabelkan data yang ada dan rencanakan lembarannya dan sehingga hasil

perhitungan nilai rata-rata subgrup (X) dan range (R) dapat dengan mudah

dicantumkan.

4. Menghitung rata-rata X yaitu = X

Hasil akhir X mempunyai ketelitian 1 tingkat lebih tinggi dari nilai X (satu

desimal lebih banyak). Perhitungan X dilakukan sebagai berikut:

X = X1 + X2 + X3 +......+ Xn n 5. Menghitung nilai R (selisih terbesar dan terkecil).

6. Menghitung nilai rata-rata total, yaitu jumlah nilai X dibagi k. nilai rata-rata total

X mempunyai ketelitian satu tingkat di atas nilai X.

X = X1 + X2 + X3 +......+ Xk k 7. Menghitung nilai rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi dengan k.

Nilai rata-rata R mempunyai ketelitian satu tingkat di atas nilai R.

R = R1 + R2 + R3 +......+ Rk k

Page 34: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

34

8. Menghitung batas-batas pengendalian. Angka-angka koefisien A2, D3 dan D4

yang digunakan dalam perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Koefisien A2, D3 dan D4 untuk Grafik Kendali X – R n A2 D3 D4

2 1.880 - 3.267

3 1.023 - 2.575

4 0.729 - 2.282

5 0.577 - 2.115

6 0.483 - 2.004

7 0.419 0.076 1.924

8 0.373 0.136 1.864

9 0.337 0.184 1.816

10 0.308 0.223 1.777

Keterangan: A2 = Koefisien yang digunakan untuk menghitung BPA maupun BPB pada grafik kendali X D3 = Koefisien yang digunakan untuk menghitung BPB pada grafik kendali R D4 = Koefisien yang digunakan untuk menghitung BPA pada grafik kendali R Sumber: Ishikawa, 1988

• Grafik Kendali X :

Garis Tengah (GT) = X

Batas Pengendali Atas (BPA) = X + A2R

Batas Pengendali Bawah (BPB) = X – A2R

• Grafik Kendali R :

Garis Tengah (GT) = R

Batas Pengendali Atas (BPA) = D4 x R

Batas Pengendali Bawah (BPB) = D3 x R

9. Menggambarkan kerangka grafik kendali. Memakai kertas grafik (jika ada)

untuk memudahkan kegiatan ini. Menentukan skalanya sedemikian rupa

sehingga jarak BPA dan BPB sekitar 3 – 4 cm. Garis Tengah (GT) digambar

dengan garis lurus yang tegas, sedangkan BPA dan BPB sebaiknya digambar

dengan garis lurus yang putus-putus.

10. Menggambarkan titik-titik X dan R yang sudah dihitung untuk masing-masing

subgrup pada grafik kendali. Jarak antar subgrup biasanya 4 – 5 mm.

11. Menuliskan keterangan-keterangan yang perlu, di sebelah kiri jenis grafiknya

(X atau R), sedangkan n di kiri atas.

Page 35: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

35

Gambar 4. Grafik Kendali Sumber : Nasution, 2004

Dalam pembuatan serta pemakaian grafik kendali terdapat beberapa kasus

(kejadian) posisi titik-titik pengukuran yang perlu mendapat perhatian, karena ada

kemungkinan muncul permasalahan dalam proses produksi. Beberapa kasus tersebut

misalnya: terdapat titik yang berada di luar Batas Pengendali (BPA maupun BPB),

terdapat 7 (tujuh) titik yang berturut-turut naik ataupun turun, dan terdapat siklus

yang selalu berulang sehingga jika titik tersebut dihubungkan membentuk semacam

gelombang (Muhandri dan Kadarisman, 2006).

Definisi Istilah

Dalam menyamakan persepsi pembaca untuk memahami tulisan ini maka

dibuat batasan-batasan istilah sebagai berikut :

1. Mutu Semen Beku Sapi merupakan serangkaian sifat dan karakteristik semen

beku sapi yang memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen atau pelanggan,

yaitu secara mikroskopis: standar minimal setelah test after thawing persentase

hidup sperma sebesar 40 persen dengan gerakan individu 3.

2. Pelanggan adalah semua orang yang menuntut agar produk yang dihasilkan

produsen memenuhi suatu standar mutu tertentu dan merasa dipuaskan.

3. Manajemen Mutu adalah upaya-upaya pengembangan, pemeliharaan dan

perbaikan mutu suatu produk atau jasa yang dihasilkan produsen sehingga

produk atau jasa mencapai tingkat yang ekonomis dan memuaskan pelanggan.

BPA

GT

BPB

Nomor sampel barang yang diperiksa

Ka

rakt

eri

stik

bar

ang

ya

ng d

ipe

riks

a

Page 36: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

36

4. Batas Pengendali Atas (BPA) adalah batas penyimpangan paling tinggi dari nilai

standar (baku).

5. Batas Pengendali Bawah (BPB) adalah batas penyimpangan paling rendah dari

nilai standar (baku).

6. Standarisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan menerapkan

standar, dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak terkait.

7. Semen Beku adalah semen yang telah diencerkan menggunakan bahan

pengencer tertentu kemudian dibekukan jauh di bawah titik beku air.

8. Pengencer Semen adalah suatu media yang digunakan untuk menunjang daya

tahan sperma yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah volume semen.

9. Pejantan Unggul adalah pejantan yang memiliki produktivitas tinggi dan

pertumbuhan cepat.

10. Inseminasi Buatan (IB) adalah proses perkawinan yang dilakukan dengan

campur tangan manusia, yaitu mempertemukan sperma dan sel telur agar dapat

terjadi proses pembuahan (fertilisasi) di saluran telur dalam tubuh hewan betina.

Page 37: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

37

GAMBARAN UMUM LOKASI

Sejarah dan Perkembangan BIB Lembang

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang dibangun tahun 1975 dan diresmikan

oleh Menteri Pertanian RI saat itu Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya dan didampingi

oleh Mr. HON B.E. Talboys, sebagai Wakil Perdana Menteri Selandia Baru pada

tanggal 3 April 1976. Sebagai BIB pertama di Indonesia, BIB Lembang diberi

mandat pemerintah untuk memproduksi semen beku ternak sapi perah dan sapi

potong, dalam rangka memenuhi kebutuhan pelaksanaan IB di Indonesia agar tidak

selalu tergantung pada semen beku impor.

Dalam perkembangannya BIB Lembang sejak berdiri sampai dengan sekarang

telah memproduksi semen beku benih unggul lebih dari 20 juta dosis yang telah

disebarkan ke daerah-daerah pelaksanaan IB di Indonesia. Selain itu BIB Lembang

telah melaksanakan kerjasama operasional (KSO) dengan Koperasi Peternak Sapi

Perah yang dikoordinir oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Semen

beku yang diproduksi BIB Lembang meliputi semen beku sapi potong (Simmental,

Limousin, Brahman, Angus, Brangus, dan Ongole), sapi perah (Frisian Holstein),

dan kambing Peranakan Etawah (PE).

Visi dan Misi BIB Lembang

Visi BIB Lembang

Menjadi produsen semen beku ternak unggul untuk memenuhi kebutuhan IB

secara tepat jenis, tepat waktu dan tepat jumlah, serta siap bersaing dalam era

globalisasi 2010.

Misi BIB Lembang

1. Memproduksi semen beku benih unggul dari berbagai jenis ternak (sapi potong,

sapi perah dan kambing), baik ternak lokal yang teruji maupun ternak unggul

eks-impor.

2. Menyediakan bibit ternak sapi (pejantan/bull) untuk memenuhi kebutuhan BIB

Nasional dan Daerah.

3. Melaksanakan distribusi dan pemasaran semen beku benih unggul dan bibit

ternak, sesuai permintaan daerah.

Page 38: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

38

4. Meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari penjualan semen

beku/bibit ternak dan hasil kerjasama dengan pihak ketiga.

5. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia peternak (tenaga teknis IB,

inseminator, petugas handling semen, dan lain-lain).

6. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan personal balai dalam

penyerapan teknologi mutakhir melalui pendidikan dan pelatihan baik di dalam

maupun di luar negeri.

7. Melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya manusia lokal berupa ternak

pejantan unggul melalui seleksi, uji performans dan uji zuriat/uji progeny.

8. Mendorong terciptanya peluang dan kesempatan kerja dari pelaksanaan kegiatan

serta pelayanan IB.

9. Melakukan pengembangan teknik, metoda serta pelayanan IB.

10. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani peternak melalui pembinaan

agribisnis peternakan dan ketahanan pangan asal hewan.

11. Melakukan promosi untuk pengembangan pasar lokal, nasional dan regional serta

berupaya menembus pasar global (ekspor).

Struktur Organisasi

Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 287/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16

April 2002, struktur organisasi BIB Lembang dipimpin oleh seorang Kepala Balai

yang dibantu tiga orang seksi, yaitu Seksi Pelayanan Teknik Pemeliharaan Ternak,

Seksi Pelayanan Teknik Produksi Semen dan Seksi Jasa Produksi. Juga ada

Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri atas Pengawas

Bibit Ternak (Wasbitnak), Medik dan Paramedik Veteriner, Pengawas Mutu Pakan

(Wastukan), dan Tenaga Kesehatan Dokter Hewan (TKDH).

Saat ini BIB Lembang didukung oleh sumberdaya manusia sebanyak 82 orang

terdiri atas pejabat struktural dan fungsional. Karakteristik personalianya adalah:

1. Jumlah pegawai 82 orang; terdiri atas PNS/CPNS (72 orang), Tenaga Honorer

(delapan orang), dan Tenaga Harian (dua orang).

2. Berdasarkan Pendidikan; terdiri atas Magister/S2 (tiga orang), Dokter Hewan

(enam orang), Sarjana Peternakan (enam orang), D3 (empat orang) dan lulusan

SLTA/SLTP/SD (63 orang).

Page 39: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

39

3. Pejabat Struktural lima orang; terdiri atas Kepala Balai (satu orang), dan Kepala

Seksi/Subbagian (empat orang).

4. Pejabat Fungsional 35 orang; terdiri atas Wasbitnak (23 orang), Medik dan

Paramedik (delapan orang), dan Wastukan (empat orang).

Gambar 5. Struktur Organisasi BIB Lembang

Tugas Pokok dan Fungsi BIB Lembang

Tugas Pokok

Tugas pokok BIB Lembang adalah melaksanakan produksi dan pemasaran

benih unggul ternak serta pengembangan IB.

Fungsi

Dalam mendukung tugas pokoknya, BIB Lembang memiliki fungsi-fungsi

sebagai berikut:

1. Pemeliharaan ternak pejantan unggul.

2. Pengujian keturunan dan fertilitas pejantan unggul.

3. Produksi dan penyimpanan semen beku.

4. Pencatatan dan pemantauan penggunaan semen beku, serta pengawasan mutu

semen beku.

5. Pengembangan teknik dan metoda IB.

6. Pemberian saran teknik produksi semen beku benih unggul.

7. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan ternak.

Kepala Balai

Subbagian Tata Usaha

Seksi Pelayanan Teknik Pemeliharaan

Ternak

Seksi Pelayanan Teknik Produksi

Semen

Seksi Jasa Produksi

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 40: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

40

8. Pemberian pelayanan teknik kegiatan produksi semen beku unggul.

9. Pemberian informasi dan dokumentasi hasil kegiatan IB.

10. Distribusi dan pemasaran semen beku unggul.

11. Pengujian kesehatan dan diagnosa penyakit ternak.

12. Urusan tata usaha dan rumah tangga.

Sistem Manajemen BIB Lembang

Manajemen Umum

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang sebagai unit kerja instansi pemerintah

melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan

kepada masyarakat. Pelayanan umum kepada masyarakat peternakan diwujudkan

dalam penyediaan semen beku untuk menunjang kegiatan IB pada sapi potong dan

sapi perah yang terbukti dapat meningkatkan penghasilan petani ternak serta

meningkatkan mutu dan produktivitas ternak.

Manajemen Keuangan

Sumber dana untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta

pelayanan kepada masyarakat diperoleh dari DIK/DIKS, DIP dan dana swadaya

masyarakat yang terkait dengan KSO. Penggunaan dana DIK/DIKS untuk

membiayai kegiatan balai sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan tugas-

tugas rutin seperti membayar gaji, listrik/telepon/air, pemeliharaan sarana,

pembangunan tertentu yang sifatnya investasi jangka panjang (sarana/prasarana,

bahan/peralatan dan kegiatan yang menunjang tugas pokok dan fungsi unit kerja).

Sedangkan dana dari swadaya masyarakat yang berminat mengadakan KSO produksi

dan distribusi semen beku dikelola sesuai ketentuan administrasi negara.

Manajemen Kepegawaian

Manajemen kepegawaian dikelola dengan sistem informasi manajemen

kepegawaian (simpeg) untuk mengolah data pegawai sesuai daftar urut kepangkatan

yang dapat memudahkan pengelolaan kepegawaian dalam mengusulkan kenaikan

pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, dan lain lain. Diklat teknis fungsional, diklat

administrasi umum dan diklat penjenjangan yang setara dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai.

Page 41: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

41

Manajemen Teknis Perbibitan

Unit kerja BIB Lembang sebagai sumber bibit menyediakan benih semen beku

untuk memenuhi kebutuhan IB daerah. Pemilihan jenis/bangsa ternak sebagai

pejantan/bull di BIB Lembang yang berasal dari luar maupun dalam negeri dilakukan

melalui seleksi yang ketat dan telah teruji sebagai pejantan bibit yang berkualitas

baik, sehingga diharapkan mampu menurunkan mutu genetik dan produktivitas

ternak yang dilayani IB.

Kinerja BIB Lembang dalam menghasilkan bibit/benih ternak unggul terus

ditingkatkan dengan strategi kemitraan usaha KSO dan kerjasama teknis dengan

dinas provinsi/kabupaten, swasta, koperasi, dan lain lain. Pengembangan sumberdaya

peternakan melalui diklat teknis fungsional pengembangan bibit/benih dimaksudkan

agar menguasai teknologi yang mendukung sistem dan usaha agribisnis peternakan.

Peluang ekspor bibit/benih semen beku cukup terbuka, dilihat dari aspek kebijakan

investasi, peluang pasar dalam negeri maupun Asia seperti Thailand, Korea Selatan,

Myanmar, Brunei, dan lain lain.

Kerjasama Operasional

Kerjasama operasional (KSO) merupakan kesepakatan antara BIB Lembang

dengan pihak ketiga untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga, sarana dan

teknologi yang dimiliki, dengan biaya atau sarana/tenaga yang disediakan pihak

ketiga, dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Kerjasama di bidang

produksi dan distribusi semen beku, sudah diakui kehandalannya dapat

meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan peternakan khususnya

dalam pelaksanaan IB. Pihak ketiga yang menjadi mitra kerjasama BIB Lembang

dalam produksi dan distribusi meliputi Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten,

Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) dan Swasta (PT/CV/UD).

Pola kerjasama diatur berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian RI

No.97/Kpts/OT.210/1988 dan SK Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan No.133/

Kpts/OT.210/F/12.06 tanggal 28 Desember 2006. Prosedur kerjasamanya antara lain:

1. Pihak ketiga mengajukan permohonan kerjasama ke Dirjen Peternakan disertai

proposal atau kerangka acuan kerja, dengan tembusan ke Direktur Perbibitan

Ditjen Peternakan dan Kepala BIB Lembang.

Page 42: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

42

2. Direktur Perbibitan mengeluarkan pertimbangan teknis obyek yang akan

dikerjasamakan kepada Sekretaris Dirjen Peternakan.

3. Sekretaris Dirjen Peternakan sesuai izin Dirjen Peternakan mengeluarkan

persetujuan prinsip kerjasama dengan pihak ketiga.

4. Dirjen Peternakan mengeluarkan SK penetapan pihak ketiga sebagai mitra

kerjasama dengan BIB Lembang.

5. Penyusunan naskah perjanjian dan Rencana Anggaran Biaya (RAB),

pembahasan rancangan perjanjian BIB Lembang dengan mitra kerjasama, yang

disahkan oleh Sekretaris Dirjen Peternakan dan Dirjen Peternakan.

6. Transfer dana/modal kerjasama dari mitra kerja ke rekening Bank BNI a.n.BIB

Lembang, untuk keperluan belanja bahan pokok produksi dan sarana/peralatan

serta biaya operasional.

7. BIB Lembang melaksanakan produksi semen beku sesuai jenis/bangsa ternak dan

hasilnya didistribusikan ke alamat mitra kerjasama.

Distribusi dan Pemasaran

Pemasaran semen beku dilakukan ke daerah-daerah yang melaksanakan

kegiatan IB di seluruh Indonesia meliputi Dinas Peternakan Provinsi atau

Kabupaten/Kota, Koperasi Peternakan dan Swasta. Pelayanan distribusi semen beku

dibedakan menjadi tiga pola yang mencakup pola subsidi/APBN, pola KSO dan

penjualan langsung.

Harga semen beku Rp 6000,- perdosis franko BIB Lembang (belum termasuk

ongkos kirim), sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tarif tahun 2004 sampai tahun 2007

tentang tarif PNBP yang berlaku di lingkungan Departemen Pertanian. Hasil

kerjasama dan hasil penjualan semen beku merupakan fungsional yang disetor ke kas

negara sebagai PNBP.

Page 43: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

43

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen Mutu

Manajemen mutu merupakan kegiatan yang dilakukan secara terstruktur agar

fungsi mutu dapat dilakukan dengan baik untuk membangun kepercayaan konsumen

terhadap produk yang dihasilkan. Manajemen mutu semen beku sapi meliputi

praproduksi yaitu pengendalian mutu semen segar yang diperoleh dari penampungan

sampai pengujian tahap awal di laboratorium, proses produksi yaitu pengendalian

mutu selama proses produksi semen segar menjadi semen beku, dan pascaproduksi

yaitu pengendalian mutu selama penyimpanan dan pemindahan semen beku.

Manajemen mutu yang dilakukan di BIB Lembang meliputi hal-hal berikut ini:

Pengendalian Mutu Semen Segar

Penampungan semen setiap sapi dilakukan satu sampai dua kali tergantung

target produksi setiap minggunya pada pagi hari menurut jadwal yang sudah

ditetapkan. Penampungan semen biasanya dilakukan dengan teaser – sapi pejantan

dan terkadang juga menggunakan teaser – dummy cow pada service crate. Alat yang

digunakan untuk penampungan semen adalah vagina buatan (artificial vagina) yang

sudah disiapkan sebelumnya. Metode ini dinilai paling baik sebab semen yang

dihasilkan cukup bersih dan hasilnya maksimal. Setiap pejantan disiapkan minimal 2

vagina buatan. Semen segar yang diperoleh dari penampungan tidak langsung

diproses menjadi semen beku karena BIB Lembang memiliki spesifikasi untuk setiap

semen segar yang akan diproses sehingga semen segar yang diterima telah diperiksa

apakah layak atau tidak untuk diproduksi menjadi semen beku. Semen yang telah

tertampung secepatnya dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kualitas maupun

kuantitasnya. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan cara makroskopis,

mikroskopis, dan pemeriksaan konsentrasi.

Pemeriksaan makroskopis meliputi: volume (rata-rata pada sapi 5 cc), warna

(susu, krem, kuning) dan konsistensi (encer, sedang, kental). Hasil pemeriksaan

makroskopis pada setiap sapi berbeda-beda. Volume semen per ejakulat pada satu

jenis ternak berbeda-beda menurut bangsa, umur, ukuran badan, tingkatan makanan,

frekuensi penampungan, dan berbagai faktor lain. Untuk pemeriksaan warna, semen

sapi normal berwarna seperti susu atau krem keputih-putihan dan keruh. Derajat

Page 44: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

44

kekeruhannya tergantung pada konsentrasi sperma. Kira-kira 10 persen sapi-sapi

jantan menghasilkan semen yang normal berwarna kekuning-kuningan. Konsistensi

semen sangat menentukan dalam penilaian karena semakin kental semen yang

diperoleh maka kandungan spermanya semakin banyak dibandingkan dengan semen

yang encer (Toelihere, 1981).

Pemeriksaan mikroskopis meliputi pemeriksaan gerakan massa sperma,

motilitas atau daya gerak sperma dijadikan patokan yang paling sederhana dalam

penilaian semen untuk IB, semen segar yang layak diproses adalah semen yang

memiliki gerakan massa minimal pada sapi 2+ (skala 0 – 3+) yaitu memiliki

persentase hidup sperma di atas 70 persen, selain itu abnormalitas juga perlu

diperhitungkan, sperma yang belum mencapai 20 persen pada abnormalitasnya masih

dapat dipakai untuk IB. Pemeriksaan konsentrasi sperma bertujuan untuk mengetahui

jumlah sperma di dalam setiap cc semen, kriteria ini sangat penting karena

menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai sebagai salah satu kriteria penentuan

kualitas semen. Pemeriksaan konsentrasi sperma menggunakan bantuan alat

spektrofotometer yang terlebih dahulu distandarkan, jarum penunjuk pada

spektrofotometer akan menunjukkan angka yang kemudian harus dikonversikan.

Semen yang telah memenuhi standar pada pemeriksaan secara makroskopis

dan mikroskopis, akan diproses menjadi semen beku dan dilakukan perhitungan

jumlah straw yang didapat dan bahan pengencer yang dibutuhkan. Setiap kali

dilakukan pemeriksaan semen baik itu pada tahap awal (makroskopis dan

mikroskopis), test before freezing, serta test after thawing and incubator selalu

digunakan lembar pemeriksaan (check sheet) dengan tujuan untuk membantu dalam

pengendalian mutu semen beku yang akan diproduksi, sebagai panduan, recording

data dan menghindari penyimpangan atau cacat yang dapat terjadi. Dengan lembar

pemeriksaan ini, para staf produksi diharapkan lebih teliti dan tidak melakukan

kesalahan selama proses produksi.

Pengendalian Mutu selama Proses Produksi

Pengendalian mutu semen selama proses produksi dilakukan dengan tujuan

untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan selama proses produksi

semen beku. Penyimpangan itu dapat ditimbulkan dari bahan baku yaitu semen segar

itu sendiri yang berubah motilitasnya, ketelitian yang kurang dari para pekerja

Page 45: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

45

misalnya kesalahan pencatatan, atau kerusakan alat yang dapat mengurangi mutu

semen beku seperti bocornya storage container. Pengendalian mutu selama proses

produksi difokuskan terhadap pemeriksaan motilitas sperma apakah masih

memenuhi standar atau tidak. Motilitas sperma biasanya berubah-ubah bahkan

persentasenya mengalami penurunan selama proses produksi dari pemeriksaan awal

sampai test after thawing and incubator dikarenakan perlakuan dan perubahan suhu

yang drastis sehingga menyebabkan sperma mengalami shock.

Test before freezing adalah pemeriksaan motilitas sperma sebelum semen

dibekukan, dengan asumsi sebelum proses filling and sealing dan semen telah

dicampur dengan pengencer semen. Pemeriksaan test before freezing biasanya tidak

terjadi penurunan motilitas sperma. Kalaupun terjadi penurunan biasanya berkisar 5

sampai 10 persen.

Penyimpanan semen setelah test before freezing di storage container.

Sebelumnya semen sudah dikemas dalam straw yang dicetak yaitu diberi keterangan

tentang jenis, nama, kode pejantan, kode produksi (batch number) dan produsen

semen beku untuk memudahkan identifikasi. Warna straw yang dicetak sesuai

dengan bangsa pejantan yang diproses semen bekunya, misalnya: Sapi Ongole

berwarna biru muda dan Sapi Frisian Holstein berwarna abu-abu.

Pengendalian Mutu Semen Beku

Pengendalian mutu semen beku harus dilakukan karena semen beku akan

segera dipasarkan kepada konsumen. Pemeriksaan motilitas sperma setelah semen

dibekukan adalah test after thawing dan test water incubator. Dua pemeriksaan ini

biasanya dilakukan satu hari setelah proses pembekuan dan mengambil sample dari

dua dosis straw semen beku. Standar minimal yang diberlakukan di BIB Lembang

untuk test after thawing adalah motilitas spermanya sebesar 40 persen dengan

gerakan individu sperma 3 sedangkan untuk test water incubator adalah motilitas

spermanya sebesar 10 persen dengan gerakan individu sperma 2.

Semen beku yang memenuhi standar akan didistribusikan sesuai pesanan.

Pengangkutan semen dilakukan dengan menggunakan transport container yang

berisi nitrogen cair. Pengunaan kontainer ini memungkinkan semen didistribusikan

ke berbagai daerah secara aman. Alasan penggunaan nitrogen cair adalah memiliki

titik didih -1960C serta uap dan cairan nitrogen ini tidak mudah terbakar dan tidak

Page 46: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

46

mudah bereaksi dengan bahan kimia lain. Selama proses pendistribusian, keadaan

storage container perlu diperhatikan. Storage container selalu dijaga agar tidak

bocor sehingga dapat terhindar dari penurunan mutu semen beku, serta dijaga

kestabilan suhunya dan kestabilan nitrogen cair yang terisi agar tidak terjadi

kerusakan pada sperma.

Analisis Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat (cause effect diagram) berguna untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi mutu semen beku sapi. Berdasarkan hasil wawancara

serta pengamatan dan informasi yang didapatkan di BIB Lembang, tahapan-tahapan

proses produksi semen beku sapi meliputi penampungan semen, pembuatan semen

beku serta penyimpanan dan pemindahan semen beku sapi ke transport container.

Setiap tahapan proses produksi tersebut akan mempengaruhi mutu semen beku sapi

yang akan dihasilkan.

Mutu Semen Sapi selama Penampungan Semen

Penampungan semen adalah tahap awal dalam proses produksi semen beku

sapi sehingga dapat dikatakan sangat menentukan. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi mutu semen sapi pada saat dilakukan penampungan semen

diantaranya sapi pejantan, peralatan, tenaga kerja, metode, dan fasilitas/lingkungan.

Diagram sebab akibatnya ditunjukkan pada Gambar 6.

Sapi Pejantan. Sapi pejantan dalam menghasilkan semen yang berkualitas

dipengaruhi pakan, kesehatan dan genetik, serta libido dan frekuensi ejakulasi.

Kebutuhan pakan baik kualitas, kuantitas, konstituen maupun palatabilitas pakan

sangat mempengaruhi reproduksi ternak jantan dalam menghasilkan semen.

Pemberian pakan konsentrat tergantung pada tingkat produksi masing-masing

pejantan, pejantan produktif akan diberikan lebih banyak dibandingkan dengan yang

tidak produktif. Pakan hijauan yang diberikan merupakan rumput gajah yang didapat

dari perkebunan sendiri dan sudah dicacah sebelumnya untuk mempermudah proses

pencernaan.

Volume pakan yang diberikan harus diperhatikan keseimbangan nutrisinya.

Tingkatan pakan yang rendah (volume dan nutrisinya) akan menyebabkan

penghambatan terhadap pertumbuhan pejantan atau penurunan berat badan hewan

Page 47: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

47

dewasa sehingga terjadi penurunan jumlah sperma per ejakulat. Sedangkan tingkatan

pakan yang tinggi akan menyebabkan berat badan menjadi tinggi dan pejantan akan

menjadi lamban, sulit atau tidak dapat berkopulasi karena kemalasannya dan

kelemahan kaki belakang (Toelihere, 1981).

Kualitas dan konstituen pakan yang baik akan berpengaruh pada produksi

semen pejantan. Pakan yang berkualitas mengandung cukup kalori, protein, mineral

dan vitamin sehingga mempercepat dan menjaga pertumbuhan organ dan hormon

reproduksi. Konstituen pakan untuk pejantan harus dijaga dan diatur setiap harinya.

Pemberian pakan harus dijadwalkan secara teratur untuk menjaga pejantan agar

dapat bereproduksi dengan baik.

Kesehatan dan genetik sapi pejantan mempengaruhi juga produksi semen.

Penyakit-penyakit menular atau tidak menular dapat mempengaruhi produksi,

kualitas dan kuantitas semen secara langsung maupun tidak langsung. Penampungan

semen dengan mudah dilakukan jika kondisi sapi pejantan sehat seperti kaki

belakangnya kuat dan matanya normal. Ternak yang memiliki keunggulan genetik

akan memproduksi semen yang berkualitas. Sesuai dengan tujuan IB yaitu

mempercepat penyebaran gen-gen dari ternak-ternak unggul ke keturunannya maka

dengan adanya semen beku, tujuan tersebut akan dapat tercapai. Peternak

menginginkan semen beku dari BIB Lembang, salah satu alasannya karena semen

yang diproduksi merupakan semen dari pejantan unggul yang memiliki pertumbuhan

yang cepat dan produktivitas tinggi. Umur produktif sapi pejantan berkisar tiga

sampai enam tahun tapi dapat dimanfaatkan sampai tua (lebih dari sembilan tahun).

Kualitas dan kuantitas semen dipengaruhi oleh frekuensi ejakulasi dan libido.

Faktor-faktor yang mempengaruhi libido dapat berasal dari luar ataupun dalam tubuh

hewan. Faktor-faktor dari dalam termasuk faktor-faktor fisiologik terutama adalah

fisik yang mempengaruhi kopulasi normal. Pejantan yang secara genetik mempunyai

libido atau keinginan kelamin yang rendah lebih cenderung untuk mengembangkan

sifat penolakan fisik untuk kawin. Suatu istirahat kelamin yang cukup lama,

perubahan tempat penampungan, serta persiapan yang matang dan hati-hati dapat

bermanfaat untuk menghilangkan pengaruh fisik tersebut dan mengajarkan pejantan

supaya kembali kawin atau melayani vagina buatan secara normal. Pejantan-pejantan

harus diperlakukan dengan baik dan diberi gerak badan yang cukup untuk

Page 48: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

29

Gambar 6. Diagram Sebab Akibat Manajemen Mutu Semen Sapi selama Penampungan Semen di BIB Lembang

48

Kesabaran dan Cekatan

Kedisiplinan

Motivasi dan Semangat

Kerja

SAPI PEJANTAN

FASILITAS/ LINGKUNGAN

PERALATAN

MUTU SEMEN SEGAR SAPI

Service Crate

Ukuran

Kekuatan

Nyaman

Bebas dari Debu

Tidak Licin

METODE

Pemancingan

Pelatihan

Kesiapan

Pengarahan

Penggunaan AV

Pembalikan

Penarikan

Pemakaian Teaser Dummy Cow

Pendidikan

Keahlian

Pengalaman

Kompensasi

Artificial Vagina (AV)

Bagian Dalam

Teaser Dummy Cow

Bersih

Perawatan

Kesehatan dan Genetik

Libido dan Frek. Ejakulasi

TENAGA KERJA

Bebas dari Kotoran dan Lumpur

Alas Penampungan

Pakan

Kuantitas

Palatabilitas

Kualitas

Konstituen Penggantian

Teaser

Istirahat Kelamin

Observasi

Penjadwalan

Perubahan Tempat

Penampungan

Kaki Belakang dan Mata

Produktivitas

Suhu 42-48 0C Tekanan

Steril

Licin

Bagian Luar

Bersih

Kering

Perawatan Layak Pakai

Layak Pakai

Pemakaian Teaser Sapi Pejantan

Kesiapan Pemancingan

Ketenangan Pembersihan Preputium

Suasana Tenang

Pelatihan

Bakat

Hiburan

Jadwal Pakaian

Dedikasi

Waspada

Cekatan

Umur 3-6 th

2 x /minggu Pagi

Pertandingan Olahraga

Page 49: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

49

mempertahankan kondisi yang optimum. Rangsangan atau stimulasi yang diberikan

pada pejantan untuk mempertinggi libido dapat meningkatkan volume semen dan

konsentrasi sperma motil per ejakulat. Selain itu harus diobservasi dan diperlakukan

sedemikian rupa untuk mencegah jangan terlampau sering dikawinkan atau

ditampung sehingga kehilangan libidonya. Frekuensi ejakulasi yang terlampau sering

dalam satuan waktu yang relatif pendek cenderung untuk menurunkan libido, volume

semen dan jumlah sperma per ejakukasi. Apabila seekor pejantan ditampung

berlebih-lebihan dalam satu periode yang singkat harus diikuti dengan periode

istirahat kelamin (Toelihere, 1981). Jadwal penampungan untuk masing-masing

pejantan telah ditentukan, secara teratur masing-masing pejantan ditampung

semennya dua kali setiap minggunya.

Peralatan. Vagina buatan atau AV merupakan alat yang digunakan pada saat

penampungan semen. AV mudah dibuat dan sederhana untuk dipakai. Air yang

dimasukkan ke dalam AV harus sedemikian rupa sehingga ia dapat menyebar

sewaktu pejantan mendorong penisnya ke depan untuk berejakulasi, biasanya

setengah sampai dua pertiga penuh tergantung pada ukuran penis sapi jantan.

Kadang-kadang ditiupkan udara ke dalam AV untuk menambah tekanan, tetapi hal

ini tidak mutlak. Sesudah diisi air dengan suhu dan tekanan yang sesuai, bagian

dalam AV dioles dengan bahan pelicin kurang lebih sepertiga AV menggunakan

sebatang gelas steril. Sewaktu penampungan semen suhu di dalam AV harus berkisar

antara 42 – 48 0C. Apabila suhu AV mencapai terlampau rendah, pejantan tidak mau

berejakulasi; kalau terlalu panas, akan membunuh sperma atau menyakiti pejantan

dan menyebabkan takut atau enggan melayani AV (Toelihere, 1981).

Bagian luar AV harus dalam kondisi bersih dan kering karena akan

mempengaruhi kualitas semen dan kelancaran proses penampungan. Vagina buatan

harus dirawat dengan baik seperti dibersihkan dengan baik setelah pemakaian dengan

menggunakan sabun dan air panas dan disimpan pada lemari AV dengan temperatur

370C agar alat kering.

Vagina buatan harus dijaga sifat-sifatnya agar mirip dengan vagina asli dan

layak pakai. Vagina buatan yang tidak baik akan mempengaruhi libido pejantan

sehingga pejantan sulit untuk ditampung semennya. Pemakaian AV merupakan

simulasi yang sempurna terhadap perkawinan secara alam dan semen tertampung

Page 50: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

50

dalam kualitas yang jauh lebih baik dari pada dengan metode-metode lainnya.

Dengan menggunakan AV dapat diperoleh semen yang bersih, maksimal dan spontan

keluar. Selain semen yang bersih dan konsentrasi sperma yang cukup tinggi yang

diperoleh dengan cara yang murah, praktis dan sederhana, penampungan dengan

metode AV dapat memberikan informasi tentang libido seekor pejantan.

Proses penampungan terkadang menggunakan teaser - dummy cow yang

merupakan mesin seperti boneka yang menyerupai sapi. Perawatan terhadap teaser -

dummy cow penting karena akan mempengaruhi kelayakannya untuk digunakan.

Teaser - dummy cow harus kuat dan tidak rapuh pada saat dinaiki sapi pejantan.

Perawatan yang dilakukan misalnya dengan menjaga kebersihan teaser - dummy cow

dan memeriksa kekuatannya.

Tenaga Kerja. Sesuai yang ditunjukkan diagram sebab akibat maka tenaga kerja

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu semen sapi selama

penampungan. Selain dari motivasi dan semangat kerja, sifat - sifat dan kemampuan

dari pekerja juga perlu dipertimbangkan. Hal tersebut seperti keahlian, kedisiplinan,

serta kesabaran dan energik.

Faktor kompensasi dan hiburan mempengaruhi motivasi dan semangat tenaga

kerja. BIB Lembang melibatkan seluruh pekerja agar dapat memuaskan konsumen.

Keterlibatan para pekerjanya dilihat dari tugasnya masing-masing. Agar para

pekerjanya dapat bekerja dengan baik maka kebutuhan para pekerja terhadap

kompensasi (gaji) harus terpenuhi. Semakin besar kompensasi yang diberikan maka

motivasi dan semangat tenaga kerja semakin tinggi. Hiburan pun dibutuhkan oleh

setiap pekerja karena terkadang para pekerja jenuh oleh kesibukan rutin yang

dilakukan setiap hari kerja. Hiburan ini misalnya berbentuk dalam berbagai macam

pertandingan olahraga dalam lingkup BIB sendiri maupun sampai lingkungan luar.

Mutu semen beku sapi dapat dihasilkan sesuai keinginan didukung dengan

adanya keahlian dari tenaga kerja. Keahlian tenaga kerja di bagian penampungan

dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, pelatihan dan bakat. Pendidikan yang

tinggi akan menambah pengetahuan tenaga kerja, begitu juga semakin lama tenaga

kerja tersebut bekerja maka pengalaman yang didapat semakin banyak. Pelatihan-

pelatihan yang dilakukan dan bakat yang dimiliki pekerja menyebabkan tenaga kerja

semakin terampil dan pandai dalam melakukan pekerjaannya.

Page 51: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

51

Kedisiplinan merupakan sifat yang harus dimiliki tenaga kerja. Kedisiplinan

penting diterapkan karena dalam setiap tahapan produksi, semua kegiatan harus

dilakukan sesuai jadwal. Di bagian penampungan para pekerja melakukan tugasnya

setiap pagi hari, jika penampungan terlambat dilakukan maka akan menggangu

proses produksi. Sikap disiplin tercermin dari setiap pekerja yang berdedikasi dan

memakai seragam lapang maupun kantor sesuai waktu dan tempat.

Sifat kesabaran dan energik juga harus dimiliki tenaga kerja di bagian

penampungan. Pekerja harus mengusahakan dapat mempertinggi libido pejantan

karena pejantan terkadang lama menaiki teaser sehingga pekerja harus bersabar. Sapi

pejantan yang dimiliki BIB Lembang merupakan pejantan pilihan dan memiliki

tubuh dan kekuatan yang besar serta agressif, sehingga dalam meng - handlenya para

pekerja harus waspada atau hati-hati dan cekatan agar sapi pejantan terkendali

dengan baik.

Metode. Metode akan menentukan mutu semen sapi yang dihasilkan saat dilakukan

penampungan. Metode yang digunakan adalah penggunaan AV dan pemakaian

teaser baik sapi pejantan maupun dummy cow. Pengunaan AV harus memperhatikan

tata caranya, seperti pengarahan penis ke AV, penarikan AV setelah ejakulasi, serta

pembalikan AV secara vertikal untuk melihat semen yang dihasilkan. Baik pejantan

yang akan ditampung maupun teaser harus dalam keadaan bersih terutama untuk

pejantan pada bagian preputium harus bersih dari kotoran. Sebelum penampungan

sebagai persiapan sapi pejantan yang digunakan sebagai teaser dimandikan terlebih

dahulu dan dalam kondisi yang sehat serta untuk teaser – dummy cow harus

diperhatikan kekuatannya sehingga akan memperlancar dalam pelaksanaan

penampungan dan mendapatkan hasil sperma yang baik.

Saat penampungan pejantan didekatkan dengan teaser dan mengusahakan

pejantan tersebut menaiki teaser beberapa kali sampai libidonya memuncak.

Penggunaan teaser - dummy cow harus dilakukan latihan terhadap pejantan agar

terbiasa. Menurut Toelihere (1981), untuk mempertahankan libido pada suatu

tingkatan dimana pejantan akan melayani AV secara rutin menurut jadwal satu atau

lebih ejakulasi per minggu, maka pemancing harus selalu disediakan dan diganti bila

perlu, dan gangguan - gangguan harus dihindarkan.

Page 52: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

52

Fasilitas/Lingkungan. Penampungan semen dilakukan di tempat khusus, service

crate dengan struktur sederhana yang berukuran sesuai dengan ukuran teaser dan

memiliki kekuatan yang cukup menahan teaser – sapi pejantan. Kebersihan dan

syarat-syarat higiene penting diperhatikan sewaktu penampungan semen. Lokasi

penampungan ternyata terkadang tidak bersih bahkan basah dan terdapat kotoran.

Hal ini yang akan mengurangi kebersihan dari sperma yang dihasilkan. Tempat

penampungan harus dalam kondisi yang tenang, tidak banyak orang yang menonton

karena akan mempengaruhi libido pejantan dan bebas dari debu karena akan

menggangu pandangan baik sapi maupun petugasnya. Terdapat lapisan serbuk

gergaji sebagai alas penampungan agar pada saat turun dari menaiki teaser hentakan

kaki pejantan tidak terlalu keras dan akan mengurangi rasa sakit pada kuku pejantan.

Mutu Semen Sapi selama Proses Pembuatan Semen Beku

Proses pembuatan semen segar menjadi semen beku merupakan tahap yang

sangat sulit dalam produksi semen beku sapi karena terdapat langkah-langkah yang

akan menentukan mutu semen beku sapi yang akan dihasilkan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi mutu semen sapi selama proses pembuatan semen beku terdiri atas

bahan baku, mesin/peralatan, tenaga kerja, metode, dan lingkungan. Diagram sebab

akibatnya ditunjukkan pada Gambar 7.

Bahan baku. Bahan baku merupakan faktor pertama yang penting mempengaruhi

mutu semen beku sapi yang akan dihasilkan. Bahan baku yang digunakan yaitu

semen segar dan bahan pengencer. Semen segar yang didapatkan dari penampungan

dengan segera dilakukan pemeriksaan dan evaluasi yang meliputi pemeriksaan

warna, volume, gerak, konsistensi, motilitas, pH dan konsentrasi. Penilaian motilitas

sperma digunakan sebagai ukuran yang utama semen dijadikan semen beku.

Penilaian motilitas yang dilakukan adalah penilaian gerakan massanya dengan

menggunakan mikroskop. Semen yang layak untuk diproses menjadi semen beku

adalah semen dengan gerakan massanya 2+ atau persentase hidup lebih dari 70

persen. Penilaian konsentrasi sperma per cc semen sangat penting, karena faktor

inilah yang menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai sebagai salah satu

kriteria penentuan kualitas semen. Perhitungan konsentrasi dilakukan dengan

spektrofotometer. Semakin baik motilitas dan konsentrasinya maka mutu semen beku

yang akan dihasilkan semakin berkualitas.

Page 53: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

53

Salah satu keunggulan dari BIB Lembang yang disukai para konsumennya

adalah dari pengencer semen yang digunakan. Pembuatan pengencer tersebut

dilakukan biasanya satu hari sebelum proses pembekuan yang memiliki tahap antara

lain: pembuatan buffer (susu skim), penambahan antibiotika (penicillin dan

streptomycin), dan pembuatan bahan pengencer part A dan part B serta pencampuran

keduanya secara homogen (merata). Bahan pengencer yang digunakan harus sesuai

kebutuhan dengan dilakukan perhitungan sebelumnya. Bahan pengencer yang

digunakan juga harus sesuai syarat bahan pengencer seperti 1) murah, sederhana dan

praktis dibuat, tetapi mempunyai daya preservasi yang tinggi, 2) mengandung unsur-

unsur yang hampir sama sifat fisik dan kimiawi dengan semen dan tidah boleh

mengandung zat-zat toksik atau bersifat racun baik terhadap sperma maupun

terhadap saluran kelamin hewan betina, 3) mempertahankan dan tidak membatasi

daya fertilisasi sperma, dan 4) memberi kemungkinan penilaian sperma sesudah

pengenceran, serta fungsional yaitu 1) menyediakan zat makanan bagi sperma, 2)

melindungi sperma dari pengaruh cold shock, 3) sebagai buffer untuk mencegah

perubahan pH, 4) mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit

yang seuai, 5) mencegah pertumbuhan kuman, dan 6) memperbanyak volume smen.

Mesin/Peralatan. Secara umum semua mesin dan peralatan harus terawat dengan

baik, layak dipakai, dan terhindar dari kontaminasi. Kerusakan mesin atau peralatan

akan menjadi faktor kegagalan produksi semen beku yang cukup signifikan jika tidak

ditangani dengan baik. Mesin/peralatan yang perlu sekali diperhatikan dalam proses

pembuatan semen beku sapi adalah inkubator, mesin filling and sealing dan cool top.

Inkubator berguna untuk penyimpanan pengencer part A (dalam water jacket)

yang disimpan pada suhu 370C. Mesin filling and sealing secara otomatis

memasukkan semen yang sudah dicampur dengan bahan pengencer sebanyak 0,25 cc

ke dalam straw dan menutup ujung straw dengan sumbat lab. Proses ini dilakukan di

dalam cool top pada suhu tertentu. Mesin filling and sealing harus benar-benar siap

dipakai karena akan menentukan semen yang terisi ke dalam straw.

Tenaga Kerja. Sumberdaya manusia yang berpengetahuan luas dan berpengalaman,

memiliki keterampilan memadai dalam produksi semen beku, memiliki motivasi dan

semangat kerja, mendapat pelatihan yang cukup serta berdedikasi yang diperlengkapi

dengan seperangkat peralatan yang menunjang dan teknologi, dapat menjamin

Page 54: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

54

ketersediaan semen beku yang berkualitas. Jika teknisi laboratorium memiliki

keterampilan dan berkonsentrasi serta mencatat dengan teliti dan tertib, maka mereka

telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Ketelitian melatih pekerja untuk lebih

hati-hati dalam proses produksi. Tenaga kerja yang teliti akan menghindari kesalahan

dalam proses produksi.

Metode. Inspeksi sangat penting karena akan mengontrol mutu semen beku.

Inspeksi yang dilakukan yaitu mengenai motilitas sperma di dalam semen yang

terdiri dari pemeriksaan awal pada saat setelah penampungan, test before freezing

sebelum semen dibekukan, dan test after thawing and incubator setelah semen

dibekukan. Data yang dihasilkan akan dicatat dan dapat diketahui konsumen

sehingga konsumen dapat mengetahui mutu semen beku sapi yang dihasilkan.

Proses pengolahan merupakan metode yang juga perlu diperhatikan. Proses

pengolahan dimulai dari pengenceran, filling and sealing, sampai pembekuan.

Pengenceran harus dilakukan dengan takaran atau formula yang sesuai, serta pada

tahapan, temperatur dan waktu yang benar. Tujuan penentuan takaran pengenceran

adalah agar setiap satuan volume semen yang akan diinseminasikan ke hewan betina

mengandung cukup sperma untuk memberikan fertilitas atau kesuburan yang tinggi

tanpa membuang-buang sperma yang berlebihan.

Proses filling and sealing merupakan proses pengisian semen yang telah

diencerkan ke dalam straw dengan menggunakan alat yang bekerja secara otomatis

(mesin filling and sealing). Proses filling and sealing harus mengikuti tahapan yang

benar dan dilakukan pengawasan terhadap straw yang terisi semen. Pengawasan

harus dilakukan karena terkadang straw kurang terisi atau jepitnya kurang baik.

Pembekuan semen beku harus dilakukan dengan hati-hati karena semen beku

merupakan salah satu produk peternakan yang mudah rusak. Pembekuannya

dilakukan di kontainer dalam rendaman nitrogen cair bersuhu -1960C.

Lingkungan. Laboratorium merupakan ruang operasi untuk produksi semen beku.

Laboratorium semen beku terdiri atas: ruang pengujian mutu semen, ruang

pembuatan pengencer, ruang pembuatan semen beku, ruang printing straw, dan

ruang penyimpanan. Suhu di dalam laboratorium bersuhu rendah karena untuk

mendukung proses produksi dan menjaga mutu semen beku. Kebersihan harus

terjaga untuk menghindari kontaminasi. Kenyamanan dan ketenangan dalam

Page 55: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

35

Gambar 7. Diagram Sebab Akibat Manajemen Mutu Semen Sapi selama Proses Pembuatan Semen Beku di BIB Lembang

55

Ketelitian

Motivasi dan Semangat

Kerja

BAHAN BAKU

LINGKUNGAN

MESIN/ PERALATAN

MUTU SEMEN BEKU SAPI

Semen Segar

Jenis

Pencampuran Bahan

Fungsional

METODE

Test Before

Freezing

Test AfterThawing and Incubator

Pemeriksaan Awal

Pengenceran

Proses Pengolahan

Filling and Sealing

Pembekuan

Inspeksi/ Pengawasan

Pendidikan

Keahlian

Pengalaman

Kompensasi

Mesin Filling and Sealing

Steril

Cool Top Suhu

Steril

TENAGA KERJA

Syarat Pengencer

Bahan Pengencer

Warna Gerak 2+ - 3+ Konsentrasi Konsistensi

pH 6 – 7.5

Motilitas >70% Volume

Kesiapan

Inkubator Suhu

Steril

Kebersihan

Suhu

Kedisplinan Pakaian

Dedikasi

Jadwal

Pelatihan

Konsentrasi

Hiburan

Ketenangan

Kenyamanan

Pertandingan Olahraga

Page 56: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

56

laboratorium akan menkondunsifkan para pekerja menjadi lebih teliti dan konsentrasi

sehingga dapat menghindari kesalahan dalam proses pembuatan semen beku sapi.

Mutu Semen Sapi selama Penyimpanan dan Pemindahan Semen Beku

Penyimpanan dan pemindahan semen beku sapi ke tranport container akan

mempengaruhi mutu semen beku sapi yang disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya: bahan baku, peralatan, tenaga kerja, metode dan lingkungan. Diagram

sebab akibatnya ditunjukkan pada Gambar 7.

Bahan baku. Semen yang sudah diolah menjadi semen beku harus menunjukkan

identitasnya yang tertera pada label/kemasan di bagian luar straw. Selain itu motilitas

yang telah diperiksa ditunjukkan pada saat test after thawing harus dapat ditunjukkan

di bagian luar storage container. Identitas semen beku dan hasil pemeriksaan

mengenai motilitas semen pada akhirnya harus dapat diketahui oleh konsumen untuk

meyakinkan bahwa semen beku yang diproduksi sesuai pesanan dan memenuhi

persyaratan.

Peralatan. Storage container merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan

semen beku. Storage container biasanya terdiri atas bahan baja atau alumunium

dengan dinding berisi ruang vakum dan isolasi yang ketat dan terdapat dalam

berbagai ukuran sesuai kebutuhan. BIB Lembang memiliki 3 tipe storage container

yaitu 9000 A berkapasitas kurang lebih 150.000 dosis straw, CF 400 berkapasitas

kurang lebih 300.000 dosis straw, dan XLC berkapasitas kurang lebih 400.000 dosis

straw. Penyimpanan semen beku dalam jumlah yang banyak digunakan storage

container yang berkapasitas besar.

Hal yang harus diperhatikan dalam merawat storage container adalah nitrogen

cair yang terisi, masalah kebocoran dan peledakkan. Storage container yang kurang

baik mutunya sering bocor karena dinding vakum atau insulatornya tidak normal

lagi. Kebocoran menyebabkan semen beku yang dihasilkan tidak dapat disimpan di

storage container karena akan mengurangi bahkan merusak motilitas sperma

sehingga storage container tidak layak untuk dipakai dan harus diganti.

Tutup storage container yang terlalu longgar akan menyebabkan penguapan

nitrogen cair terlalu banyak dan terlalu cepat. Pada kejadian terbakar di storage

container, alirkan air dingin ke daerah tersebut dan gunakan kompres dingin. Storage

Page 57: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

57

container jangan disumbat atau ditutup mati selain daripada penutup yang

disediakan. Setiap usaha menghalang-halangi penguapan dan penglepasan gas

nitrogen akan menyebabkan peledakkan kontainer tersebut.

Canister merupakan suatu silinder logam dengan alas yang tertutup untuk

menempatkan semen. Sering pula dipergunakan canister dengan alas yang

berlubang. Canister mempunyai gagang pengkait panjang sebagai tempat pegangan

dan memungkinkan semen dan pengeluarannya melalui mulut kontainer.

Penyimpanan straw yang berisi semen terlebih dahulu dimasukkan ke dalam goblet

sebelum ke canister. Goblet adalah silinder plastik yang mempunyai dasar tidak

tembus cairan, berukuran setengah tinggi canister biasa dan tepat mengisi canister

tersebut. Ke dalam satu goblet dapat dimasukkan 15 mini goblet, masing-masing

memuat 14 straw. Tanpa mini goblet, satu goblet biasa dapat menampung lebih dari

100 straw biasa atau lebih dari 200 mini straw.

Penyimpanan straw banyak menghemat tempat, ringan, dan praktis untuk

dibawa ke mana-mana. Straw dapat dibuat dalam berbagai warna dan setiap warna

untuk identifikasi pejantan yang dikoleksi semennya. Semen beku yang dikemas di

BIB Lembang adalah dalam bentuk mini straw yang lebih peka terhadap kerusakan

bila terjadi salah penanganan, dengan adanya perubahan atau kenaikan suhu yang

berulang-ulang.

Jumlah straw untuk penyimpanan semen tergantung dari banyaknya sperma

dalam satu ejakulasi. Straw sebelumnya sudah diberi label atau keterangan mengenai

jenis pejantan, nama pejantan, kode pejantan, batch number dan produsen semen

beku tersebut (BIB Lembang). Kode pejantan terdiri dari enam digit. Dua digit

pertama menandakan kode bangsa, dua digit tengah menandakan tahun kelahiran

pejantan dan dua digit terakhir menandakan nomor urut pejantan. Kode bangsa dan

warna straw mengacu pada Surat Keputusan Dirjen Peternakan No.

112/TN.270/Kpts/DJP/Deptan/0297 tentang syarat dan spesifikasi teknis semen beku

sapi dan kerbau serta alat penyimpannya (SNI 01-4869.1-2005).

Tenaga Kerja. Petugas yang melaksanakan proses penyimpanan dan pemindahan

semen beku harus memiliki keahlian, motivasi, kedisiplinan dan ketelitian. Keahlian

semakin baik, semen yang dihasilkan lebih berkualitas. Motivasi pekerja tinggi akan

tetap menjaga kelangsungan proses produksi. Semakin baik penerapan kedisplinan

Page 58: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

58

maka proses produksi semakin lancar. Ketelitian harus dimiliki dengan adanya sifat

hati-hati dan konsentrasi terutama pada saat pemindahan dari laboratorium

ke transport container karena mempengaruhi mutu akhir semen beku sapi. Jika mutu

semen beku sapi yang dihasilkan sangat baik maka akan meningkatkan kepuasan

konsumen disamping semen beku yang dipasarkan tepat waktu.

Metode. Penyimpanan semen beku di laboratorium menggunakan alat khusus yang

disebut storage container yang berisi nitrogen cair bersuhu -1960C. Pemindahan

semen beku harus dilakukan dengan cepat (maksimal 5 menit) dengan menggunakan

pinset/forceps dan sesuai prosedur. Proses pemindahan dilakukan di storage

container yang berisi nitrogen cair, tiga perempat tinggi goblet berisi semen beku

harus terendam nitrogen cair tersebut. Pengangkatan canister yang berisi semen beku

tidak boleh melebihi leher kontainer, sebaiknya canister berada 8 – 10 cm di bawah

mulut kontainer. Semen beku selalu berada di dalam goblet sewaktu dipindahkan ke

storage container dan terhindar dari angin dan cahaya matahari/panas.

Storage container harus diperiksa secara rutin dan berkala apakah terisi cukup

nitrogen cair guna menjaga kestabilan semen beku yang terletak didalamnya.

Pengukuran volume nitrogen cair dengan cara yang terbaik dapat dilakukan dengan

jalan memasukkan stick kayu ke dalam storage container. Kontainer yang berisi

semen beku secara berkala dan rutin juga harus ditambahkan nitrogen cair tergantung

penguapan nitrogen cair yang dipengaruhi beberapa faktor seperti tempat

penyimpanan storage container, intensitas terbukanya tutup storage container dan

model atau tipe storage container, maka setiap hari ditambahkan nitrogen cair

secukupnya.

Lingkungan. Laboratorium yang terdapat storage container harus cukup ventilasi

udara. Gas nitrogen sendiri tidak berbahaya, namun apabila cukup banyak gas

nitrogen yang menguap dari cairannya dan memenuhi ruangan yang kurang ventilasi,

oksigen akan terdesak dan persentase oksigen di udara akan mencapai titik rendah

yang membahayakan. Konsentrasi oksigen di udara yang cukup rendah

menyebabkan seseorang dapat kehilangan kesadaran tanpa tanda-tanda pendahuluan.

Pengumpulan gas nitrogen kemungkinan terjadi apabila ruangan tersebut telah

ditutup untuk waktu beberapa lama. Seandainya ada keragu-raguan, jalankan

Page 59: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

35

Gambar 8. Diagram Sebab Akibat Manajemen Mutu Semen Beku Sapi selama Penyimpanan

dan Pemindahan Semen beku di BIB Lembang

59

Ketelitian

Motivasi dan Semangat

kerja

METODE FASILITAS/

LINGKUNGAN

MESIN/ PERALATAN

MUTU SEMEN BEKU SAPI

Pengukuran Nitrogen Cair

Waktu

Cepat

Pendidikan

Keahlian

Pengalaman

Kompensasi

Storage Container

Kebocoran

Goblet

Canister

TENAGA KERJA

Prosedur

Pemindahan Semen

Penambahan Nitrogen Cair

Penggunaan Stick Pengukur

Pemeriksaan Berkala dan Rutin

Penyimpanan Semen

Penguapan

Peledakkan

Kebersihan

Kedisplinan Pakaian

Dedikasi

Jadwal

Pelatihan

Konsentrasi

Hiburan

Ventilasi

Kenyamanan Hati-hati

Tempat

Suhu

Nitrogen Cair

Kapasitas

Forceps

Suhu

BAHAN BAKU

Semen Beku

Motilitas

Identitas Straw

Label

Jumlah

Pemeriksaan Berkala dan Rutin

Pertandingan Olahraga

Page 60: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

60

ventilasi sepenuhnya dalam ruangan itu sebelum dimasuki. Ruangan juga harus

dalam kondisi bersih, bersuhu rendah dan nyaman.

Analisis Grafik Kendali

Grafik kendali (control chart) digunakan untuk menganalisis apakah mutu

semen beku sapi yang dihasilkan berada dalam keadaan terkendali atau tidak. Jika

mutu semen beku sapi dalam keadaan terkendali maka hal tersebut harus

dipertahankan dan ditingkatkan. Sedangkan mutu semen beku sapi yang tidak

terkendali perlu diketahui penyebabnya dan dilakukan perbaikan.

Jenis control chart yang digunakan untuk menentukan mutu semen beku sapi

adalah control chart X-R. Control chart X untuk mengetahui tingkat kualitas rata-rata

sedangkan control chart R untuk mengetahui keragaman kualitas terukur. Sapi yang

diteliti mutu semen bekunya dengan analisis ini adalah sapi potong (Ongole) dan sapi

perah (Frisian Holstein). Masing-masing jenis sapi tersebut juga dipilih sesuai kode

pejantannya (20244 untuk sapi Ongole dan 30687 untuk sapi FH).

Data yang diambil adalah mengenai perubahan motilitasnya selama

pemeriksaan secara berurutan dan kontinyu. Karena motilitas menentukan mutu

semen beku sapi yang dihasilkan. Pemeriksaan terhadap motilitas sperma yang

digunakan untuk perhitungan terdiri dari tiga pemeriksaan yaitu pemeriksaan awal

(X1), test before freezing (X2), dan test after thawing (X3), dan dinyatakan dalam

persen. Berdasarkan nilai-nilai pada hasil tiga pemeriksaan tersebut, baik sapi potong

(Ongole) maupun sapi perah (Frisian Holstein) maka ditentukan nilai Garis Tengah

(GT), Batas Pengendali Atas (BPA), dan Batas Pengendali Bawah (BPB). Kemudian

data yang diperoleh diplot pada control chart X-R.

Perhitungan nilai rata-rata (X) dan range (R) terhadap motilitas sperma sapi

potong (Ongole) dari masing-masing subgrup dengan total 25 subgrup ditunjukkan

pada Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan bahwa data-data motilitas semen beku

sapi potong (Ongole) selama pemeriksaan dari awal sampai akhir cenderung

mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena adanya perlakuan dan sperma

mengalami cold shock. Menurut SNI 01-4869.1 - 2005 tentang semen beku sapi,

pemeriksaan semen beku sapi segera sesudah dicairkan kembali (post thawing) pada

suhu 370C selama 30 detik harus menunjukkan sperma hidup dan bergerak maju

(motil sperma) minimal 40 persen dan gerakan individu sperma minimal 2.

Page 61: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

61

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole) Motilitas Sperma (%)

Produksi Pemeriksaan Awal (X1)

Test Before Freezing

(X2)

Test After Thawing

(X3)

Rata-rata/X

(%)

Range/R

(%)

1 75 70 45 63.3 30

2 70 70 50 63.3 20

3 75 80 60 71.7 15

4 75 75 50 66.7 25

5 80 80 50 70.0 30

6 75 75 60 70.0 15

7 75 75 50 66.7 25

8 75 70 50 65.0 25

9 75 70 50 65.0 25

10 70 75 45 63.3 25

11 80 80 55 71.7 25

12 80 80 40 66.7 40

13 75 70 45 63.3 30

14 70 70 50 63.3 20

15 75 75 45 65.0 30

16 75 70 55 66.7 20

17 80 70 45 65.0 35

18 80 70 45 65.0 35

19 75 70 55 66.7 20

20 90 85 45 73.3 45

21 80 75 50 68.3 30

22 75 70 50 65.0 25

23 80 75 45 66.7 35

24 70 65 50 61.7 20

25 85 80 50 71.7 35

Sumber: Check Sheet BIB Lembang, 2007 Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh motilitas rata-rata (X) sperma

sapi potong (Ongole) sebesar 66.60 persen. Control chart X memiliki BPA dan BPB

yang bernilai 94.43 persen dan 38.77 persen. Control chart X untuk motilitas sperma

sapi potong (Ongole) ditunjukkan pada Gambar 9. Kisaran (range) motilitas sperma

sapi potong (Ongole) yang diperoleh sebesar 27.2 persen. Control chart R memiliki

BPA dan BPB yang bernilai 70.0 persen dan 0 persen. Control chart R untuk

motilitas sperma sapi potong (Ongole) ditunjukkan pada Gambar 10.

Page 62: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

62

Tabel 3. Hasil Perhitungan Batas Pengendali Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole)

Indikator Motilitas Sperma (%)

GT (X) 66.60

BPA (X) 94.43

BPB (X) 38.77

GT (R) 27.2

BPA (R) 70.0

BPB (R) 0.0

Keterangan: Jumlah produksi 25 kali

Gambar 9. Grafik Kendali X Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole)

Control chart X motilitas sperma sapi potong (Ongole) tidak menunjukkan

adanya titik yang keluar dari BPA maupun BPB dan posisi titik-titik tidak berjauhan

dengan posisi GT. Berdasarkan Control chart X maka tingkat kualitas semen beku

sapi potong (Ongole) yang dihasilkan selama proses berlangsung dalam keadaan

terkendali.

Control chart R menunjukkan bahwa perbedaan motilitas rata-rata sperma sapi

potong (Ongole) sebesar 27.2 persen. Hal ini berarti range rata-rata motilitas sperma

sapi potong (Ongole) berkisar 66.60 ± 27.2. Tidak terdapat penyimpangan di atas

maupun di bawah batas pengendali pada control chart R sehingga motilitas semen

beku sapi potong (Ongole) yang dihasilkan dalam keadaan terkendali. Titik-titik

menyebar di sekitar GT dan tidak membentuk kecenderungan naik ataupun turun.

GT = 66.60

BPB = 38.77

BPA = 94.43

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Produksi

Ra

ta-r

ata

Mo

tilit

as

Sp

erm

a (

%)

Page 63: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

63

Gambar 10. Grafik Kendali R Motilitas Semen Beku Sapi Potong (Ongole)

Nilai rata-rata (X) dan range (R) yang didapat dari hasil perhitungan terhadap

motilitas sperma sapi perah (Frisian Holstein) dari masing-masing subgrup dengan

total 19 subgrup ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa data-

data motilitas sperma sapi perah (Frisian Holstein) tetap sama dengan motilitas

sperma sapi potong (Ongole) yaitu selama pemeriksaan dari awal sampai akhir

cenderung mengalami penurunan karena adanya perlakuan sehingga sperma

mengalami cold shock.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa motilitas rata-rata (X) sperma sapi

perah (Frisian Holstein) sebesar 62.98 persen. Control chart X memiliki BPA dan

BPB yang bernilai 91.52 persen dan 34.45 persen. Control chart X untuk motilitas

sperma sapi perah (Frisian Holstein) ditunjukkan pada Gambar 11. Kisaran (range)

motilitas sperma sapi perah (Frisian Holstein) yang diperoleh sebesar 27.9 persen.

Control chart R memiliki BPA dan BPB yang bernilai 71.8 persen dan 0 persen.

Control chart R untuk motilitas sperma sapi perah (Frisian Holstein) ditunjukkan

pada Gambar 12.

Control chart X untuk motilitas semen beku sapi perah (Frisian Holstein),

tidak menunjukkan adanya titik yang menyimpang dari BPA maupun BPB dan posisi

titik-titik menyebar secara merata dan sangat mendekati dengan posisi dari GT.

Titik-titik pada control chart X tidak membentuk suatu pola sehingga berdasarkan

BPA = 70.0

BPB = 0.0

GT = 27.2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Produksi

Ra

ta-r

ata

Mo

tilit

as

Sp

erm

a (

%)

Page 64: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

64

control chart X tersebut maka tingkat kualitas semen beku sapi perah (Frisian

Holstein) yang dihasilkan selama proses berlangsung dapat dinilai terkendali.

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH) Motilitas Sperma (%)

Produksi Pemeriksaan Awal (X1)

Test Before Freezing

(X2)

Test After Thawing

(X3)

Rata-rata/X (%)

Range/R (%)

1 70 65 45 60.0 25

2 75 70 45 63.3 30

3 80 75 45 66.7 35

4 75 70 45 63.3 30

5 70 65 50 61.7 20

6 70 70 45 61.7 25

7 85 70 45 66.7 40

8 70 65 50 61.7 20

9 70 70 50 63.3 20

10 75 70 40 61.7 35

11 70 65 50 61.7 20

12 70 65 45 60.0 25

13 75 70 45 63.3 30

14 70 65 45 60.0 25

15 75 70 45 63.3 30

16 80 75 45 66.7 35

17 80 75 45 66.7 35

18 75 70 50 65.0 25

19 70 65 45 60.0 25

Sumber: Check Sheet BIB Lembang, 2007

Tabel 5. Hasil Perhitungan Batas Pengendali Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH)

Indikator Motilitas Sperma (%)

GT (X) 62.98

BPA (X) 91.52

BPB (X) 34.45

GT (R) 27.9

BPA (R) 71.8

BPB (R) 0.0

Keterangan: Jumlah produksi 19 kali

Page 65: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

65

Gambar 11. Grafik Kendali X Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH)

Control chart R menunjukkan bahwa perbedaan motilitas rata-rata sperma sapi

perah (Frisian Holstein) sebesar 27.9 persen. Berarti range rata-rata motilitas sperma

sapi perah (Frisian Holstein) berkisar 62.98 ± 27.9. Tidak terdapat penyimpangan di

luar batas pengendali sehingga keragaman dari motilitas semen beku sapi perah

(Frisian Holstein) yang dihasilkan dalam keadaan terkendali. Titik-titik menyebar di

sekitar GT dan tidak membentuk kecenderungan naik ataupun turun.

Gambar 12. Grafik Kendali R Motilitas Semen Beku Sapi Perah (FH)

BPA = 71.8

GT = 27.9

BPB = 0.0 0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Produksi

Ra

ta-r

ata

Mo

tilit

as

Sp

erm

a (

%)

BPA = 91.52

GT = 62.98

BPB = 34.45

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Produksi

Ra

ta-r

ata

Mo

tilit

as

Sp

erm

a (

%)

Page 66: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

66

Berdasarkan control chart X-R dapat dinyatakan bahwa motilitas semen beku

sapi potong (Ongole) dengan rata-rata motilitas selama pemeriksaan sebesar 66.60

persen dan range bernilai 27.2 persen serta motilitas semen beku sapi perah (Frisian

Holstein) dengan rata-rata motilitas selama pemeriksaan sebesar 62.98 persen dan

range bernilai 27.9 persen terkendali dengan baik. Terkendalinya motilitas semen

beku sapi potong (Ongole) dan sapi perah (Frisian Holstein) tersebut disebabkan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhi mutu semen beku sapi selama proses produksi

yang telah dipaparkan dalam diagram sebab akibat, mulai penampungan semen,

proses pembuatan semen beku, sampai penyimpanan dan pemindahan semen beku.

Dapat diperkirakan bahwa faktor-faktor penyebab tersebut antara lain: 1) sapi-

sapi pejantan yang dimiliki BIB Lembang benar-benar memiliki motilitas semen

yang tinggi, 2) tenaga kerja yang teliti dan profesional, 3) metode yang digunakan,

serta 4) peralatan atau fasilitas/lingkungan yang mendukung dan memadai.

Page 67: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

67

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengendalian mutu semen beku sapi yang dilaksanakan di BIB Lembang terdiri

atas pengendalian mutu semen segar, pengendalian mutu selama proses produksi,

dan pengendalian mutu semen beku. Pengendalian mutu sudah dijalankan secara

terstruktur dengan adanya uji/pemeriksaan motilitas semen secara berkala.

Berdasarkan diagram sebab akibat (cause and effect diagram) maka faktor

utama yang mempengaruhi mutu semen beku sapi di BIB Lembang adalah sapi

pejantan yang digunakan untuk produksi semen beku.

Salah satu kriteria penentuan mutu semen beku sapi dinilai berdasarkan tingkat

motilitasnya. Semakin baik tingkat motilitasnya maka kepercayaan konsumen

semakin tinggi. Grafik kendali (control chart) yang dibuat berdasarkan kriteria

kualitas semen (motilitas semen) menunjukkan bahwa proses produksi semen beku

sapi potong (Ongole) maupun sapi perah (Frisian Holstein) dalam keadaan

terkendali.

Saran

Saat proses penampungan semen sebaiknya diperhatikan kebersihan alas

penampungan, kesehatan sapi pejantan, dan ketenangan lingkungan. Pencatatan

produksi semen beku sapi pada lembar pemeriksaan (check sheet) harus dilakukan

dengan benar dan lengkap.

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan terhadap bangsa sapi yang

lainnya mengenai terkendali atau tidaknya proses dan motilitas yang dihasilkan.

Page 68: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

68

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan, kemudahan, dan

kelancaran kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. Dari hati

yang terdalam, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua (Bapak

Samlawi dan Ibu Jemah) dan kakak-adik (Erna, Jamal, Leha, Akim, dan Amri) serta

seluruh keluarga penulis yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan moril

maupun materil, nasehat, dan kasih sayang yang selalu tercurahkan kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Lucia Cyrilla ENSD., MSi.

dan Dr. drh. Iman Supriatna selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

banyak motivasi, pelajaran, dan membantu penulis dari awal hingga akhir penulisan

skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada drh. Rohmat Siddiq, MP.

(Kepala BIB Lembang) yang telah memberikan izin penelitian dan Bapak Ir.

Supraptono atas bantuannya. Penulis juga berterima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, MAgr.Sc. selaku pembimbing akademik dan

dosen penguji seminar yang telah memberikan kritik dan saran serta arahan dan

bimbingan kepada penulis selama menempuh pendidikan di IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Burhanuddin, MM..

selaku ketua phasing out SEIP dan dosen penguji sidang yang telah memberikan

kritik dan saran serta bersedia setia untuk membawa dan membimbing SET 41

sampai jenjang terakhir masa perkuliahan. Penulis mengucapkan terima kasih juga

kepada Bapak M. Baihaqi SPt. selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan

kritik dan saran serta Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc.Agr. selaku dosen pengelola

seminar yang bersedia melancarkan proses seminar.

Terima kasih kepada seluruh dosen pengajar dan para pegawai SEIP yang telah

memberikan ilmu dan pendidikan serta membantu dalam proses akademik. Terima

kasih juga kepada sobat-sobat SET 41 (Anas, Fahmi, Sandi, Heri, Zico, Doni,

Anasya, Mitha, Maria, WL community, dkk) yang telah memberikan arti dalam

hidupku, Advely yang pernah menghiasi hidupku, dan adik kelasku yang aku

banggakan (Maulani). Terakhir pada abang-abang pondok ’BENZIN’ (Faiz, Haikal,

Dinand, dan Emil) terima kasih atas semua bantuan, pelajaran, serta canda tawanya.

Page 69: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

69

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. W. 2002. Manajemen Kualitas: Pendekatan Sisi Kualitatif (Proyek Peningkatan Penelitian Perguruan Tinggi). Direktur Jenderal Perguruan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2005. Semen beku sapi. http://bitnak.ditjennak. deptan.go.id. [12 Agustus 2007].

Ditjennak. 2000. Prosedur Tetap (Protap) Produksi dan Distribusi Semen Beku. Direktorat Perbibitan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Evans G dan Maxwell WMC. 1987. Salamon’s Artificial Insemination of Sheep and Goat. Butterworths, London.

Feigenbaum, A.V. 1996. Kendali Mutu Terpadu (Terjemahan). Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa (Terjemahan). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gaspersz, V. 2003. Total Quality Management. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Graha, N. 2005. Recovery rate dan longivitas pasca thawing semen beku sapi FH (Frisian Holstein) menggunakan berbagai bahan pengencer. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ishikawa, K. 1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu (Terjemahan). Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Muhandri, T. dan Kadarisman, D. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB Press, Bogor.

Nasution, M. N. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Edisi Revisi. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Salisbury GW, dan Vandemark NL. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Terjemahan: R. Djanuar. Gajah University Press, Yogyakarta.

Prawirosentono, S. 2004. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Abad 21. Studi Kasus dan Analisis: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif Bernuansa “Market Leader”. Bumi Aksara, Jakarta.

Toelihere MR. 1981. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Page 70: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

70

LAMPIRAN

Page 71: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

71

Lampiran 1. Peralatan untuk Penampungan Semen di BIB Lembang

1. Macam-macam Teaser, menggunakan Sapi Pejantan atau Dummy Cow

Teaser – Sapi Pejantan Teaser – Dummy Cow 2. Alat penampung semen, yaitu Artificial Vagina

Mempersiapkan Artificial Vagina Artificial Vagina dan komponennya

Lemari AV

Page 72: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

72

Lampiran 2. Mesin/Peralatan untuk Pembuatan Semen Beku di BIB Lembang

Alat pemeriksaan kualitas Liquid Semen Alat pembuat Buffer/pengencer semen

Printing Straw - Pencetak identifikasi semen Mini Straw (0,25 cc)

Tempat Prosessing Alat pemeriksaan kualitas semen segar

Filter untuk membuat Aquabidest Alat untuk membuat Liquid Nitrogen

Inkubator

Page 73: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

73

Brahman Ongole Angus

Brangus Limousin Simmental

Lampiran 3. Peralatan distribusi Semen Beku Serta Berbagai Bangsa Sapi Pejantan di BIB Lembang

Container penyimpanan dan distribusi Container yang siap didistribusikan

Frisian Holstein

Page 74: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

74

Lampiran 4. Proses Produksi Semen Beku di BIB Lembang dan Skema Prosedur KSO antara BIB Lembang dengan Pihak Ketiga

Page 75: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

57

Lampiran 5. Peta Distribusi dan Pemasaran Semen Beku

75

Page 76: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

58

Lampiran 6. Check Sheet (pada Pemeriksaan Awal) yang digunakan di BIB Lembang

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG CATATAN KERJA HARIAN LABORATORIUM SEMEN BEKU

TGL KODE

PEJANTAN

PENAM-

PUNGAN

KE

WARNA VOLUME

(CC) GERAK

MOTI-

LITAS

(%)

VOL.

YANG

DIENCER

KAN

KONSEN-

TRASI

(106)

KON-

SIS-

TENSI

WAKTU

PENGEN-

CERAN

PH

JML

STRAW

(dosis)

VOL.

AKHIR

(CC)

KET.

GELOM-

BANG

76

Page 77: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

77

Lampiran 7. Check Sheet (pada Pemeriksaan Kedua) yang digunakan di BIB Lembang

HASIL PEMERIKSAAN SEMEN

BEFORE FREEZING

NO TGL

TEST

KODE

BULL

BATCH

NUMBER HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN

Page 78: MANAJEMEN MUTU SEMEN BEKU SAPI DI BALAI … · Pendidikan dasar penulis dimulai dari MI Al-Munawaroh mulai tahun 1992 hingga 1995 dan diselesaikan di SDN Anyar pada tahun 1998, pendidikan

78

Lampiran 8. Check Sheet (pada Pemeriksaan Akhir) yang digunakan di BIB Lembang

HASIL PEMERIKSAAN SEMEN BEKU

AFTER THAWING & INCUBATOR

HASIL PEMERIKSAAN NO

TGL

TEST

KODE

BULL

BATCH

NUMBER 0 JAM 4 JAM KETERANGAN