Upload
trandung
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN,
BANYUDONO, BOYOLALI
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
LATHIFA MAYA DEWI
D1108511
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Judul Skripsi
MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)
DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI
Disetujui Untuk Dipertahankan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Tanggal : 12 Juli 2010
Pembimbing Skripsi
Drs. Sukadi, M.Si
NIP. 194708201976031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari : Senin
Tanggal : 2 Agustus 2010
Panitia Penguji :
1. Drs. H. Marsudi, M.S ( )
NIP. 195508231983031001
2. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( )
NIP. 196307301990032002
3. Drs. Sukadi, M.Si ( )
NIP. 194708201976031001
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Drs. Supriyadi, SN, SU
NIP.195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat rupa kalian dan harta benda kalian, tetapi yang dilihat oleh Alloh adalah
hati dan amal kalian (Al-Hadits)
Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh didepan kening sejauh 5cm, jadi dia nggak akan
pernah lepas dari mata kamu (5 cm)
Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang juga
(Aa‟ Gym)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan karya kecil ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta atas doa yang tiada henti-hentinya, nasehat, bimbingan, dukungan moril serta materi dan
pengorbanan selama ini. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian. Senyum bahagia kalian adalah cita-
cita terbesar dalam hidupku
Kakak dan Adikku tersayang, semoga tercapai semua cita-cita kalian fiddunnya wal akhiroh amiin
Sobat-sobatku di S.T.A.N‟ „08(Swadana Transfer
Administrasi Negara), terimakasih kalian tlah memberi warna baru dan keceriaan dalam bidupku. Terimaksih jg
atas dukungan dan bantuan selama ini. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing ingatlah hari ini…^_^
Kapan touring lagi?????
Buat temen-temenku D3, AN Non Reg‟07 yang dah pada lulus, terimaksih bimbingannya…
Pemerintah Desa Denggungan serta BKM “Ngudi Sejahtera”
Almamaterku Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya,
sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang
berjudul:
“MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA
DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan
hambatan, namun berkat dorongan, masukan, bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Dengan segala kerendahan penulis menyampaikan ucapan
terimaksih kepada:
1. Bapak Drs. Supriyadi, SN,SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.Ti, selaku Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis.
3. Bapak Drs. Sukadi, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan dan bimbingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S dan Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si. selaku
penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah
memberi bekal ilmu kepada penulis.
6. Bapak Junaidi, A.Md, selaku Kepala Desa Denggungan yang telah
memberikan ijin dalam penelitian
7. Ibu Dra. Choiriyah, selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat
Ngudi Sejahtera yang telah memberi ijin dalam penelitian.
8. Mas Surahman Parlanto dan Samsudin DJ, selaku fasilitator yang
memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis.
9. Mbak Wiwin Aryani, SE, selaku Manajer UPK, mbak Nanik Lestari,
selaku Manajer UPS dan mas Nanang Baidhowi selaku Sekretaris BKM
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta selalu meluangkan
waktunya memberikan informasi dan kemudahan guna penyusunan
skripsi.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga Alloh SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan
yang bapak, ibu, dan saudara berikan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis nantikan dan terima
dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis, juga pihak BKM Ngudi Sejahtera pada khususnya.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9
F. Kerangka Berfikir........................................................................ 30
G. Metodologi Penelitian ................................................................. 31
BAB II DESKRIPSI LOKASI ........................................................................ 38
A. Keadaan Wilayah ........................................................................ 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Keadaan Penduduk ...................................................................... 39
C. Kondisi Sosial – Budaya ............................................................ 43
D. Kondisi Sarana dan Prasarana ..................................................... 43
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di
Desa Denggungan.........................................................................47
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 57
A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri -
Perkotaan ..................................................................................... 57
a Perencanaan............................................................................ 57
b Pengorganisasian .................................................................... 72
c Penggerakan ........................................................................... 77
d Pengawasan ............................................................................ 84
B. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................ 89
1. Faktor Pendukung ................................................................. 89
2. Faktor Penghambat................................................................ 93
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 96
A. Kesimpulan .......................................................................... 96
B. Saran .......................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi lahan Desa Denggungan ......................................... 39
Tabel 2.2 Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa -
Denggungan .............................................................................. 40
Tabel 2.3 Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Denggungan
................................................................................................... 41
Tabel 2.4 Peta Sebaran KK miskin di Desa Denggungan ......................... 42
Tabel 2.5 Home Industri Desa Denggungan ............................................. 45
Tabel 2.6 Prasarana Transportasi Desa Denggungan ................................ 46
Tabel 2.7 Nama-nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera ........................... 49
Tabel 2.8 Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris ............... 53
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya
PNPM-MP Desa Denggunggan ................................................ 62
Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Tridaya PNPM-MP Desa
Denggungan .............................................................................. 78
Tabel 3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa
Denggungan Tahun 2009 .......................................................... 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 30
Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif ....................................................... 36
Gambar 2.1 Bagan Keorganisasian BKM .................................................. 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
ABSTRAK
Lathifa Maya Dewi, D1108511, “Manajemen Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Desa
Denggungan, Banyudono, Boyolali”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2010, 99 halaman.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana
manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
(PNPM-MP)desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan
penghambat dan upaya yang dilakukan.
Untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP di desa Denggungan
dibentuk BKM „Ngudi Sejahtera‟ yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi
manajemen. Melalui BKM „Ngudi Sejahtera‟ masyarakat diajak untuk belajar
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pemberdayaaan
masyarakat terutama dalam hal pengelolaan dana bantuan serta melihat berbagai
hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-MP. Namun masalah
manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah
tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman
dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam
pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak
sesuai dengan rencana. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran
dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat,
sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai
dengan efisien dan efektif.
Sehubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut, penulis
menggunakan metode penelitian jenis metode deskriptif kualitatif yaitu
menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi. Data yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan model analisis interaktif yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi manajemen
dalam kegiatan perencanaan belum baik, sedangkan dalam kegiatan
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sudah berjalan dengan baik dan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Denggungan baik melalui
kegiatan lingkungan, ekonomi maupun sosial. Namun dalam pelaksanaannya
masih ada kendala-kendala yang ditemui seperti keterlambatan pembayaran
angsuran dana ekonomi bergulir, kurangnya modal maupun swadaya masyarakat
dalam pembangunan fisik/lingkungan.
ABSTRACT
Lathifa Maya Dewi, D1108511, “The Management of National Program for
Community Empowerment – Urban (PNPM-MP) in Dengungan, Banyudono,
Boyolali”. Research Paper, Public Administration Department, Social and
Political Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 99 pages.
This research was conducted with the aim to find out and get a clear
description of the phenomenon under study is how the management of the
National Program of Urban Community Empowerment (PNPM-MP) Denggungan
village and the factors that support and obstacles and the measures taken.
To facilitate the implementation of PNPM-MP in Denggungan is formed
BKM “Ngudi Sejahtera” that implementing the management function fully. By
BKM “Ngudi Sejahtera”, the society is urged to study, preparing, implementing
and evaluating the empowerment community activities, especially in managing
the grand‟s and observing some fences in implementing of PNPM-MP. But
management problems be the cause of a lack of understanding from society so that
in the implementation of many activities that do not conform to the plan contained
in the medium term plan (PJM), there is a misunderstanding in the manufacture of
proposed project proposals, the occurrence of bad loans in revolving loans, and a
few other problems due to KSM is not working according to plan This research
describes how is manage needed to keep the balance among the goals, targets and
contradicted activity from some social stratum, so the goals of Denggungan‟s
proverty raising is can be reach efficiently and effectively.
Relation with problems and the goals of the research the writer uses
descriptive qualitative method. It describes a real condition in the field. The
techniques of collecting data are interview, observation and documentation. Then,
the data is examined its validity by interactive analysis models that include data
reduction, data presentation and conclusion.
From the result of the research shows that the implementation of
management functions in planning activities has not been good, whereas in the
activities of organizing, actuating and monitoring has been running well and could
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
improve the welfare of village society through activities Denggungan
environmental, economic and social. But its implementation there are still
obstacles like late payment of installments of the economy revolving fund neither
lacking of capital and civil society organization in physical or environmental
reconstruction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi
semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini
cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat
pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan
masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan
akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan
yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Tidak mudah untuk membangun pengertian kemiskinan karena
menyangkut berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi
menurut ekonomi, sosial, politik (Ellis, dalam Tadjuddin,1995 :249). Dalam
kehidupan sehari-hari dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul
dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Dimensi Politik
Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah
organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
miskin, sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya masyarakat juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya yang dibutuhkan
untuk menyelenggarkan hidup mereka secara layak termasuk akses informasi.
2. Dimensi Lingkungan
Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara
pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga
cenderung memutuskan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang
memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.
3. Dimensi Sosial
Sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasinya warga miskin ke
dalam institusi sosial yang ada, banyak masyarakat yang belum mendapat
perlakuan yang sama sehingga terjadi kesenjangan sosial.
4. Dimensi Ekonomi
Gejala kemiskinan muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan
sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas
yang layak. Juga keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pinjaman modal
guna memulai ataupun mengembangkan usahanya.
5. Dimensi Aset
Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin
ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk asset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kualitas sumber daya manusia (human capital) karena rendahnya pendidikan
dan minimnya ketrampilan, peralatan kerja, modal dana, hunian atau
perumahan, dan sebagainya.
(Buku Pedoman Umum P2KP)
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja, maka Pemerintah Indonesia melalui Departemen
Pekerjaan Umum, pada bulan Juli 1998 meluncurkan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) . Sekarang disebut dengan PNPM Mandiri
Perkotaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNPM-MP. Proyek ini pertama
kali dilaksanakan pada tahun anggaran 1999/2000. Sumber dana PNPM-MP
berasal dari bantuan hibah dari Bank Dunia (World Bank). (Juklak PNPM-MP).
Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Masih banyaknya warga yang kurang mampu, rendahnya tingkat
pendidikan, dan rendahnya tingkat mutu kesehatan menjadi fokus perhatian
tersendiri bagi pemerintah Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten
Boyolali. Berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup, taraf pendidikan dan
mutu kesehatan, namun hal ini belum membawa hasil yang maksimal, kehadiran
PNPM-MP dalam hal ini memiliki daya tarik tersendiri dimana kehadiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
program ini telah memberikan solusi alternatif atas berbagai upaya untuk
penanggulangan kemiskinan tersebut melalui PNPM-MP menekankan bahwa
pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak lagi bertumpu pada pemerintah
Desa, tetapi dengan membangkitkan partisipasi dari seluruh masyarakat,
kelompok peduli, dan Fasilitasi dari pemerintah Desa.
Proyek ini menganut pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai
suatu syarat untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan
pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui organisasi
yang dibentuk. Dalam proses pemberdayaan ini masyarakat diajak untuk belajar
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan penanggulangan
kemiskinan. Dalam pemanfaatan dana PNPM-MP ini dibentuk organisasi yaitu
BKM yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Manajemen
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran
dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat,
sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai
dengan efisien dan efektif. Proses manajemen dalam PNPM-MP di desa
Denggungan diawali dengan sosialisasi oleh fasilitator kepada masyarakat untuk
memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di
tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) untuk menggali aspirasi
dan memutuskan kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa
Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan
siap dan menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna
mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya.
Berdasarkan akta Notaris No.50/29 September 2005 BKM Ngudi
Sejahtera terbentuk yang menjadi langkah awal dilaksanakannya PNPM-MP di
desa Denggungan. Dalam manajemen pengelolaan dana PNPM-MP dilakukan
sepenuhnya oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk di setiap
desa atau kelurahan. Desa perkotaan yang dimaksud disini adalah wilayah yang
berbentuk desa namun secara administratif letak dan posisinya dekat dengan kota
sehingga dapat menjadi wilayah sasaran PNPM-MP.
Setelah terbentuknya BKM bersama masyarakat menentukan kriteria dan
ciri kemiskinan (Pemetaan Swadaya) desa Denggungan yang disepakati dalam
FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dari tingkat RT, RW dan desa.
Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: rumah tidak layak huni (lantai tanah,
dinding papan, tidak mempunyai MCK). Berpendidikan rendah, hanya mampu
membiayai pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp.
15.000,00/hari, berobat hanya di Puskesmas, pekerjaan tidak tetap.
Untuk melaksanakan kegiatan manajemen BKM Ngudi Sejahtera dibantu
Unit Pengelola (UP) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, terdiri
dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS) dan Unit
Pengelola Lingkungan (UPL). Sedang masyarakat berpartisipasi aktif dengan
membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Sejak berdirinya BKM Ngudi Sejahtera di Desa Denggungan, telah banyak
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanggulangan Kemiskinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi 3 aspek atau Tridaya yaitu Lingkungan,
Sosial, dan aspek Ekonomi. Kegiatan tersebut direalisasi berkat adanya Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) P2KP sebesar Rp. 150.000.000,-. BLM PNPM
P2KP sebesar Rp. 150.000.000,- dan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 200.000.000,-.
Kegiatan lingkungan BKM Ngudi Sejahatera telah merealisasikan
beberapa bangunan fisik lingkungan antara lain Pengerasan jalan, MCK, TPA,
saluran air, gorong-gorong, pengadaan air bersih dan lain-lain. Untuk kegiatan
sosial meliputi kegiatan santunan baik untuk Santunan Jompo, anak yatim,
beasiswa, anak cacat, Penyuluhan Kesehatan bagi Lansia, Ibu Hamil dan Balita
serta Remaja Putri, Pemberian makanan tambahan bagi balita, Pelatihan-Pelatihan
dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi yaitu pengelolaan dana bergulir
dalam rangka peningkatan perekonomian warga miskin.
Selain itu BKM Ngudi Sejahtera juga telah mengadakan channelling
dengan Dinas terkait untuk meraih dana PAKET (Program Pengentasan
Kemiskinan Terpadu). BKM Ngudi Sejahtera mampu meraih 2 Tahap PAKET,
yaitu PAKET I sebesar Rp. 75.000.000,- dan PAKET II sebesar Rp. 55.000.000,- .
Kemitraan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah sistem yang
kondusif bagi pengentasan kemiskinan, dimana upaya tersebut harus melibatkan
semua komponen yang ada di masyarakat. Sebagai langkah awal dalam menjalin
kemitraan BKM dalam hal telah membentuk Panitia Kemitraan yang menjadi
wadah bagi upaya-upaya menjalin kemitraan dengan pihak lain.
Pada tahap II desa Denggungan kembali meraih dana PAKET dari dua
kegiatan, yakni Semir jalan dan rehap Rumah Gakin, pembelajaran kemitraan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
semakin tampak meningkat pada pelaksanaan PAKET tahap kedua ini, dimana
masing-masing pihak yang terlibat sebagai pelaku kegiatan di dalam pelaksanaan
Program PAKET ini sudah ada komunikasi dan kerjasama yang baik.
Pemanfaatan dana bantuan disesuaikan kebutuhan masyarakat
Denggungan yang diidentifikasi, disepakati serta diputuskan oleh masyarakat
bersama-sana secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada sasaran utama
yang telah ditetapkan. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya
pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang
tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka
menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan
kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah
lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana, yakni ada KSM
yang tidak bekerja sama sekali.
Guna menghindari kesalahan maka diperlukan manajemen yang baik
untuk merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi
pelaksanaanya. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan
dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pengentasan kemiskinan desa
Denggungan dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu adanya studi lebih
lanjut mengenai bagaimana manajemen dalam PNPM-MP dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga proses pengawasan yang
dilakukan oleh BKM Ngudi Sejahtera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan
sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. “Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali?”
2. “Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa
Denggungan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena
yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan.
2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM
maupun masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada
Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
1. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori
Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah
perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan
ilmu administrasi pada khususnya.
2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ngudi Sejahtera.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Yohanes
Yahya. 2006:1)
Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan &pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.” (T. Hani Handoko, 2001: 8 )
John D. Millet dalam Siswanto (2006:1) membatasi manajemen is the
process of directing and facilitating the work of people organized in formal
groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan
pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok
formal untuk mencapai tujuan.
Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto
(2006:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut:
“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the
efforts of organization members and of using all other organizational resources
to achieve stated organizational goals”. (Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi
tercapainya tujuan organisasi).
Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Siswanto sendiri (2006:1), manajemen adalah seni
dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,
pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan
menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Millet dalam Siswanto (2006:1) lebih menekankan bahwa manajemen
sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling
berurutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Proses pengarahan (process of directing), yaitu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan
atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk
pencapaian tujuan,
Proses pemberian fasilitas kerja (process of fasilitating the work), yaitu
rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang
memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa
yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada
bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal
untuk mencapai suatu tujuan.
2. Fungsi – Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang
harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya
fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun
sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.
George Terry dalam Yohannes Yahya (2006:15) mendeskripsikan pekerjaan
manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penggerakan (Actuating)
4. Pengendalian (Controlling)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian,
dan pengawasan yaitu sebagai erikut:
“The management process comprises the following six function:” (Proses
manajemen terdiri dari enam fungsi):
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Coordinating
6. Controlling
(Ibnu Syamsi, 1994:60)
Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa:
“The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB,
including the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen,
yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut
menunjukkan tiap fungsi manajemen):
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Coordinating
6. Reporting, and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
7. Budgeting
Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen,
penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan
(controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)
sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada
tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari
masyarakat.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan menurut Ibnu Syamsi (1994:73), merencanakan berarti
memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih
(overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap).
Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Siswanto,2006:42) memberikan
batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta
serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang,
menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap
penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sementara itu, Siswanto (2006:42) mendefinisikan perncanaan
sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan
sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural
resources), dan sumber daya lainnya(other resources).
Sedangkan Sondang P. Siagian (2005:36) menyebutkan bahwa
perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat
disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah
diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang
perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan
penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan
pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat
diperoleh beberapa keuntungan, seperti:
1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan
untuk mencapai sasaran
2. Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan
datang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi
tindakan yang akan dijalankan
4. Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan
5. Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada
(Sumber: Buku Pedoman P2KP)
Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan
keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian
sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu (Yohanes Yahya,
2006:33).
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:
“Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat
membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu
dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu
untuk melaksanakan tugasnya.” (2001:17)
Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian
sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan
mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan hal-
hal sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
operasional.
Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya
Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan
Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan
mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
(Yohanes Yahya,2006:81)
Sedangkan menurut Siswanto (2006:75) mendefinisikan
pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk
diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar
pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Menurut Sondang P. Siagian (2005:60) mendefinisikan sederhana
tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan orang-
orang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta
tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian
dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka
a) Memberi hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk
mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama
dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.
b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalah-
masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan
mencari upaya pemecahan secara bersama
c) Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak, bukan hanya
tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu
d) Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak
mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan
publik.
(Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP)
3. Penggerakan (Actuating)
Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan
merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit
dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan,
tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia
merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang
mempunyai harga diri, perasaan dan tujuan yang berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut:
“Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. (H. Malayu
S.P, 1984:176)
Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial,
hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan
berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (1992:113)
mengemukakan pengertian pergerakan adalah:
“Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan
sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.”
4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga
cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. (Yohanes
Yahya, 2006:133)
Sondang P.Siagian (2005:125) mendefinisikan pengawasan sebagai
usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan
operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai
pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto
(2006:139-140) memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu:
“Management control is a systemic effort to set performance standards with
planning objectives, to design information feedback system, to compare actual
performance with these predetermined standards, to determine whether there
are any deviations and measure their significance, and to take any action
required to assure that all corporate resources are being used in the most
effective and efficient way possible in achieving corporate objectives”.
(Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan
estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik
informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih
efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan).
Sedangkan pengertian pengawasan menurut Diemer, dalam Jurnal
internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:
Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or
managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs
in accordance with the laws of the organization”
Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau
kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai
dengan undang-undang organisasi”. (Academy of management journal, vol 17
number 2, halaman 294).
Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:
control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the
plan adopted, the instructions issued and principles established”. Pengendalian
berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang
dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan”.
(Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295).
Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari
pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa
semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan
berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan,
serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa
perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena
pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan
pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau
penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. (Sondang P Siagian, 2005:125-
126)
2. Program
Menurut Pariatra Westra (1982:56) Program adalah perumusan yang
membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini
dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu,
penggunaan alat-alat perlengkapan, dan ketentuan wewenang serta
tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan
sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan,
perekonomian) yang akan dijalankan. (1998;702).
Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah
perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan/ maksud
dari suatu rencana yang khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3. Pemberdayaan Masyarakat
Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah
paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau
titik tekan pembangunan (people centered development). Pendekatan ini
menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya.
Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment/ penguatan yang
berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya
sendiri.
Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang
berarti kekuatan/ kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses
untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses
pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya
kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani,
2004:77).
Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah
sebagai berikut:
“Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang dimaksud bahwa
pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak
mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk
pembangunan masyarakat” (Anggito Abimanyu, 1995:136)
Sedangkam Blanchard, dkk (dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102)
menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk
membuka jalan memasuki sumber kemampuan manusia yang belum digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan
dinamis seperti sekarang ini.
Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat (Dalam Dwi Tiyanto,
dkk, 2006:106-108) mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan
yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut:
a Getting to know the local community
Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan,
termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah
satu dengan yang lain.
b Ghatering knowledge about the local community
Mengumpulkan pengetahuan yang menyakut informasi mengenai
masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual
tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan,
kondisi ekonomi, dan lain-lain
c Identifying the local leaders
Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari
pimpinan atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local
leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh
yang kuat dalam masyarakat
d Stimulating the community to realice that it has problems
Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa
mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
e Helping people to discuss their problems
Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk
mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana
kebersamaan
f Helping people to identifying their most pressing problems
Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang
paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling
diutamakan.
g Fostering self-confidence
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya
diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat
berswadaya
h Deciding on a program action
Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan
dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas,
yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang
didahulukan.
i Recognition of strengths and resources
Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya kekuatan-
kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan
masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan
sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan
memenuhi kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
j Helping people to continue to work on solving their problems
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan,
karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan
masalahnya secara kontinyu.
Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat
pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga kemasyarakatan
dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud
memberdayakan mereka.
Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya
merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta
pelibatan (partisipasi) yang juga berarti penciptaan suasana/ iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini
didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka
kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui
secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian
dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak
masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), pemberdayaan
sebaiknya harus mengantarkan pada proses kemandirian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah
perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri
umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan
sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas
lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan
persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset,
dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang
terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih
dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah
pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah
perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan
aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu
diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari
aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut,
model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian
persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya
yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka
panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih
baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun
menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di
perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.
Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP
Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan.
Uraiannya sebagai berikut:
Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan
berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif,
dan berkelanjutan.
Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama
masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui
pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan
kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan
lokal lainnnya.
Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, dan desentralisasi.
Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus
dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua
pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya,
ikhlas/kerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan
dalam keragaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:
Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman
masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan/ pengembangan
perumahannya.
Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan
secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan,
baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya
menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan
sumber nafkah karena krisis ekonomi.
Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan
kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel
yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan
dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok
peduli) untuk membantu masyarakat miskin.
Strategi PNPM-MP
Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan
dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:
Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,
serta transparansi.
Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di
masyarakat, khususnya dalam membuka akses bagi masyarakat miskin ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung
masyarakat (BLM), secara transparan dan akuntabel.
Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat
melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.
Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya
pengendalian sosial (control sosial) terhadap keberhasilan program
penanggulangan kemiskinan).
(Randy R&Ryant N, 2007:259)
Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin
ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka
penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke
masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada
organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan,
dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM (Badan Keswadayaan
Masyarakat).
Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit
Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan
kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana
lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM (dana PAKET,
sumbangan, dan lain-lain) termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran,
pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang
manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan
kriteria kemampuan di bidang keuangan dan pengelolaan pinjaman bergulir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM-MP)
Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for
humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian)
untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu
program. (http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-
manajemen.html).
Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui
pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di
perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar
perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan
atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya
peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat
miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang
pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang
kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi
masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif,
akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin
dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli)
untuk membantu masyarakat miskin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan
berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua
pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik
dalam memampukan kemandirian masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan.
F. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa
(fenomena) sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses
terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan
permasalahan penelitian.
Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran
Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat
perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Untuk memperlancar
Rendahnya pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
desa Denggungan
Manajemen PNPM-MP
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penggerakan
4. Pengawasan
Peningkatan
pendapatan dan
kesejahteraan
masyarakat
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi
kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan
Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan
melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan
kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang
dipilih dari masyarakat.
Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa
upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga
memperlancar program pengentasan kemiskinan dan dapat tewujud
kesejahteraan masyarakat. Dan masyarakat diharapkan mampu untuk
memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelelitian dengan metode
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2004:6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Berbagai tabel juga disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk
mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif
yang didasarkan pada pengamatan langsung ke obyek penelitian dan
wawancara mendalam dengan dengan sejumlah responden.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Desa Denggungan Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali. Dipilihnya daerah ini sebagai obyek penelitian karena:
a) Daerah ini termasuk sasaran dari PNPM-MP
b) Adanya permasalahan yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan
manajemen dan proses pemberdayaan PNPM-MP, terutama pada program-
program yang telah dilaksanakan maupun yang masih berjalan.
c) Dalam lokasi ini memungkinkan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data yang pertama adalah observasi ke lokasi
penelitian untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang kenyataan yang
berhubungan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi
serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar
(H.B.Sutopo, 2002:64).
Observasi yang dilakukan adalah dengan cara non partisipan, yaitu
peneliti tidak secara langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat yang diteliti. Agar memperoleh data yang akurat dan
mendalam maka observasi yang dilakukan mempertimbangkan proses
interaksi antara peneliti dan responden sehingga tidak timbul kesalahan
persepsi.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya
jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden yang diteliti
untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan dalam
waktu dan kondisi yang dianggap tepat guna mendapatkan kejelasan yang
berkaitan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dokumen dan litaretur
sebagai pelengkap informasi bagi peneliti. Teknik dokumentasi ini
dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan
Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, diantaranya:
a) Buku Pedoman P2KP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b) Standard Operating Prosedure P2KP
c) Instruksi Presiden Nomor 21 tahun 1998 Tentang Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)
d) Media dari internet tentang PNPM-MP
e) Arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian ini
4. Sumber Data
Ada dua jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan
dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara yang didukung
dengan observasi.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, catatan
statistik, monografi, buku-buku, media internet dan data lain yang mendukung
PNPM-MP secara umum maupun khusus di Desa Denggungan
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data kerena mengetahui masalah secara mendalam.
Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data. (H.B. Sutopo, 1998:22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dalam penelitian ini dipilih informan dari pihak-pihak yang terkait dengan
PNPM-MP. Pihak-pihak tersebut adalah:
1) Aparat Desa Denggungan
2) Fasilitator PNPM-MP Desa Denggungan
3) Pengurus BKM Desa Denggungan
4) Manager UPK BKM Desa Denggungan
5) Pengurus dan Anggota KSM Desa Denggungan
6) Masyarakat Penerima Bantuan PNPM-MP Desa Denggungan
6. Teknik Analisa Data
Dalam analisa data terdapat 3 komponen pokok (Miles dan Hiberman
dalam H.B Sutopo, 1988:34-36)
a) Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dalam abstraksi
data kasar yang ada dalam fieldnote dan mengatur data dengan sedemikian
rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
b) Sajian Data
Merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk
narasi, kalimat, matriks, gambar/skema, tabel maupum grafik yang disusun
secara logis dan sistematis sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami
yang memungkinkan kesimpulan riset yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c) Penarikan kesimpulan
Kesimpulan akhir tidak akan jadi sampai proses pengumpulan data
terakhir, karena itu pemelitian bersifat terbuka terhadap data yang
dikumpulkan.
Dalam penelitian ini aktivitas ketiga komponen berbentuk interaksi
sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiganya dengan
komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung.
Proses analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih
jelasnya digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2
Analisis Model Interaktif
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
Sajian Data Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
7. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh, dalam penelitian ini
digunakan teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Teknik triangulasi ini
memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis, hal
ini berarti data yang sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali
dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002:79).
Asas dasar dalam triangulasi sumber adalah pemeriksaan silang temuan-
temuan menggunakan beberapa informan yang berbeda. Selain itu juga
dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, yaitu melalui
wawancara, observasi dan penggunaan dokumen atau arsip, sehingga data yang
sejenis bisa teruji kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Keadaan Wilayah
Desa Denggungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali yang menerima bantuan proyek PNPM-MP. Desa ini
mempunyai luas wilayah 211.49 Ha. Secara geografis mempunyai batas wilayah
sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Ngargorejo
- Sebalah Selatan : Desa Ngasem
- Sebelah Barat : Desa Bangak
- Sebelah Timur : Desa Bolon
Secara administrasi desa Denggungan terdiri dari 10 dusun, dengan 11 RT
dan 3 RW. Dusun-dusun yang ada di desa Denggungan meliputi : Dusun Gunung
Kranggan, Dusun Nglundu, Dusun Krecek, Dusun Denggungan, Dusun Pandanan,
Dusun Bulakan, Dusun Brajan, Dusun Minggiran, Dusun Gandanan, Dusun
Seyegan. Desa Denggungan untuk periode tahun 2007 s/d 2013 dipimpin oleh
seorang Kepala desa yang bernama Bapak Junaidi, A.Md.
Desa Denggungan memiliki hamparan lahan seluas 211,49 Ha yang
meliputi jenis penggunaan tanah sebagai Pemukiman Kampung, Perkantoran,
Pertokoan, sarana Pendidikan, Sarana Olah Raga, Lahan Sawah, Kebun, Tegalan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 2.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 2.1
Komposisi Lahan Desa Denggungan
No Jenis penggunaan lahan Luas Lahan (Ha)
1 Pemukiman Kampung 50.9875
2 Perkantoran 0.0001
3 Pertokoan 15
4 Sarana Pendidikan 7.300
5 Sarana Olah Raga 2.500
6 Lahan Sawah 587.3925
7 Kebun 41.5902
8 Tegalan 63.1803
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
Wilayah Desa Denggungan memiliki sumber air yang cukup tersedia yang
bersumber dari sumur sebagai sumber air bersih. Sedangkan air yang
bersumberkan dari sungai, biasanya dimafaatkan oleh masyarakat untuk mandi,
cuci, serta beternak ikan. Rata-rata di wilayah Denggungan tidak kekurangan akan
air, baik air yang dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lain.
B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data monografi desa, jumlah penduduk Desa Denggungan
total 3.835 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.812 jiwa, dan jumlah perempuan 2.023
jiwa. Dari jumlah penduduk yang sebesar 3.835 jiwa tersebut terdiri dari 828 KK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 2.2
Data Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Desa Denggungan
No Kelompok Umur ( Tahun ) Laki - laki Perempuan Jumlah
1. 0 – 4 113 129 242
2. 5 - 9 120 116 236
3. 10 - 14 185 244 429
4. 15 - 19 110 114 254
5. 20 - 24 102 198 300
6. 25 - 29 338 214 552
7. 30 - 39 349 204 553
8. 40 - 49 204 243 447
9. 50 – 59 198 238 436
10. 60 Keatas 94 162 256
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
SDM yang dimilliki desa Denggungan cukup berpotensi dalam hal
penanganan kegiatan lingkungan, sosial, ekonomi terbukti dengan kegiatan yang
ada di BKM ’Ngudi Sejahtera” dapat terlaksana dengan baik. Penduduk desa
Denggungan mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam, dimana
sebagian besar bermata pencaharian sebagai Buruh industri, buruh tani, dan
petani. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 2.3
Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Denggungan
No Mata Pencaharian Jumlah ( jiwa ) %
1. Petani 244 16,70
2. Buruh Tani 360 24,64
3. Pengusaha 15 1,02
4. Buruh Industri 414 28,33
5. Buruh Bangunan 155 10,60
6. Pedagang 150 10,26
7. Pengangkutan 9 0,62
8. PNS 68 4,65
9. Pensiunan 43 2,94
10. Bidan 2 0,17
11. Perawat 1 0,07
Jumlah 1461 100
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat desa Denggungan bekerja sebagai buruh industri yaitu sebanyak 414
penduduk atau 28,33% sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai
buruh tani 360 penduduk atau sekitar 24,64% dan petani sebanyak 244 penduduk
atau 16,70% hal ini didukung dengan luas tanah persawahan beserta aliran irigasi
yang cukup memadai.
Berikut ini merupakan data warga miskin yang ada di Desa Denggungan
berdasarkan pemetaan swadaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 2.4
Peta Sebaran KK Miskin Desa Denggungan
Wilayah Komposisi Penduduk Kategori Kemiskinan
RW RT Jumlah
KK
Jumlah
Jiwa
Jumlah
Penduduk
Dewasa
Jumlah
KK
Miskin
Jumlah
Jiwa
Miskin
Kemiskinan
Lingkungan
(KK)
Kemiskinan
Ekonomi
(KK)
Kemiskinan
Sosial
(KK)
01 01 41 205 155 35 95 30 31 29
02 103 600 325 51 270 48 50 41
03 121 714 314 39 226 30 32 20
Jumlah 265 1592 794 145 585 108 113 90
02 04 80 350 210 76 170 65 74 52
05 75 216 140 68 90 55 68 33
06 70 340 270 62 210 41 60 48
07 42 155 95 37 45 30 34 18
08 45 205 183 30 165 20 30 24
Jumlah 312 1266 898 273 680 211 266 175
03 09 73 235 200 60 150 48 55 44
10 72 365 300 68 270 59 68 41
11 103 450 395 97 345 76 96 65
Jumlah 248 1050 895 225 765 183 219 150
Total : 825 3835 2587 623 2030 502 598 415
Sumber : Data hasil pemetaan swadaya PNPM-MP Desa Denggungan
Berdasarkan hasil pemetaan dari 825 KK, 75,5% diantaranya yaitu 623 KK
tergolong warga miskin sehingga Desa Denggungan menjadi salah satu daerah
sasaran PNPM-MP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Kondisi Sosial – Budaya
Desa Denggungan, yang masyarakatnya menganut dua perbedaan agama
yaitu agama Islam dan agama Kristen akan tetapi perbedaan agama yang ada
tidaklah menyurutkan semangat untuk membangun solidaritas antar umat
beragama. Hal itu terbukti dengan adanya saling hormat-menghormati, saling
tolong-menolong, bahkan saat adanya Program P2KP (yang sekarang PNPM-MP)
pertama kali masuk di Desa Denggungan tahun 2005, masyarakat menyambutnya
dengan gembira.
Program tersebut diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan yang ada
di Desa Denggungan, baik itu perekonomian, lingkungan dan sosial. Adanya
pinjaman bergulir yang ada di BKM memberi kesempatan pada warga masyarakat
miskin produktif yang kurang mampu untuk mengembangkan atau memulai
usaha. Tentu saja hal itu sangat berdampak positif terhadap warga masyarakat
miskin di Desa Denggungan.
D. Kondisi Sarana dan Prasarana
1. Sarana Pemerintah Desa
Untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah desa, di Desa
Denggungan didirikan Kantor Pemerintah Desa dan Balai Desa yang
mempunyai banyak fungsi. Disamping sebagai tempat menjalankan tugas
pemerintahan desa sehari-hari juga digunakan sebagai tempat penyuluhan-
penyuluhan, bimbingan-bimbingan, rapat atau musyawarah desa yang salah
satunya mengenai sosialisasi PNPM-MP. Ditempat ini juga terdapat layanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kesehatan berupa polindes, telah didirikan di desa Denggungan yang berguna
memberikan fasilitas kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan masyarakat
Desa Denggungan dan beberapa posyandu. Selain itu juga terdapat sarana olah
raga seperti lapangan bulu tangkis, meja pingpong dan lapangan voli, juga
prasarana peribadatan seperti masjid/mushola dan gereja.
2. Sarana Perekonomian
Tanah sawah yang dimiliki oleh masyarakat dapat dikatakan lebih luas
dari tanah pemukiman penduduk, sehingga kondisi ini dapat diandalkan untuk
mata pencaharian masyarakat desa Denggungan sebagai petani.
Sedangkan di bidang perdagangan, industri yang berkembang di desa
Denggungan antara lain yaitu : industri tempe, industri tahu, industri keripik
tempe dan masih banyak lagi industri yang berkembang di Desa Denggungan.
Sumber Permodalan yang ada di Desa Denggungan :
1. BKM Ngudi Sejahtera, yaitu pinjaman bergulir bagi KSM-KSM Produktif
yang dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK)
2. Koperasi Kelompok Tani (KKT) “Tani Agung Mulia”
3. Koperasi Dana Dakwah
4. KSP “Mitra Mandiri”
5. Usaha Ekonomi Desa Simpan – Pinjam “Sri Katon”
6. Swamitra (Binaan Bukopin)
Home industri dan UKM yang ada di desa Denggungan memperoleh
modal usaha dari modal pribadi dan sumber lain yang di rasa masih kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
untuk peningkatan kuantitas produksi yang sangat berpengaruh erat kaitannya
dengan peningkatan pendapatan ekonomi.
Produk – produk yang di hasilkan UKM dan Home Industri di Desa
Denggungan selain di pasarkan di wilayah setempat juga wilayah luar Desa
Denggungan seperti terlihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5
Home Industri Desa Denggungan
NO Produk Wilayah Pemasaran Keterangan
Lokasi Usaha 1. Tempe Kedelai Bangak, Simo, Sambi, Banyudono,
Kartasura, Solo
RW I
2. Tempe Kripik Banyudono, Kartasura, Solo RT04/II
3. Tempe Bongkrek (
Gembus )
Bangak, Kartasuro RT 03/I, RT 11/III
4. Tahu Banyudono, Kartosuro RT 03/I, RT 08/II
5. Kacang Sangrai Bangak, Banyudono, Kartasura RT 09/III
6. Roti Bangak, Banyudono, Kartasura,
Colomadu
RT 11/III
7. Sabun Mandi Susu Boyolalali, Banyudono, Kartasura, Solo,
Karanganyar
RT 10/III
8. Telur puyuh Colamadu, Solo, Kartasura RT 03/I, RT 06/II,
RT 11/III
9. Susu kedelai Bangak, Banyudono RT 05/II
10. Kripik Singkong Bangak, Banyudono RT 09/III
11. Beras Organik Banyudono, Solo, Sragen, Boyolali,
Jakarta
RT 09/III
12. Pupuk Organik Banyudono, Boyolali RT 09/III
13. Telur Ayam Harco Banyudono, Solo, Colomadu, Kartasura RT 09/III, RT 11/III
14. Ayam Boiler Banyudono, Solo, Colomadu, Kartosura RT 01/I, RT 09/III,
RT 11/III
15. Sapi Kalioso, Sunggingan, Boyolali, Klaten,
Kranggan - Kartasura
RW I, II, III
16. Kambing Pengging, Sunggingan, Sambi RW I, II, III
17. Lele Banyudono, Kartasura RT 04/II, RT 09/III
18. Itik Banyudono, Kartasura RW I, II
Sumber : Data Hasil Survey Maret 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Kondisi Ekonomi yang telah tertangani :
1. Sebagian permodalan telah di salurkan kepada pelaku ekonomi ( Home
industri,UKM )
2. Pelatihan – pelatihan keahlian atau ketrampilan wirausaha
3. Sarana Perhubungan
Kondisi jalan yang ada di wilayah ini sebagian besar masih dalam
kondisi baik, tetapi ada sebagian yang perlu pemeliharaan dan perbaikan.
Tabel 2.6
Prasarana Transportasi Desa Denggungan
No Prasarana Transportasi Panjang (km)
1 Jalan Aspal 8
2 Jalan Beton 6
3 Jalan Tanah 8
4 Jembatan 1.5
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
Sarana perhubungan berupa jalan yang telah di aspal ataupun di
betonisasi oleh masyarakat serta jembatan dimanfaatkan untuk menghubungkan
wilayah di sekitar desa Denggungan dengan desa lain serta untuk memperlancar
transportasi dan perekonomian warga. Betonisasi jalan dilakukan melalui
swadaya masyarakat ditambah dengan bantuan dari dana PNPM-MP yang
termasuk dalam pembangunan bidang fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa
Denggungan
1. Proses Pembentukan BKM
BKM ”Ngudi Sejahtera” terbentuk dari hasil rembug masyarakat, dengan
beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Pembentukan lembaga/organisasi baru dikarenakan lembaga-lembaga desa
yang sudah ada (Pemerintah Desa, BPD, LKMD, PKK) mempunyai
hierarki organisasi sendiri dan pola kepemimpinan yang sentralis, selain
BPD. Apalagi dari kesemua lembaga/organisasi diatas sudah mampunyai
rutinitas kegiatan/kerja sendiri, sehingga dikhawatirkan akan memecah
konsentrasi terhadap pelaksanaan program PNPM-MP di desa
Denggungan. Sehingga dalam Rembug Warga Masyarakat Desa
Denggungan disepakati untuk membentuk organisasi baru.
2. Bahwa Organisasi masyarakat Warga yang harus dibentuk haruslah
mencerminkan nilai-nilai kepedulian, konsisten, transparansi,
akuntabilitas, responsible, jujur dan lain-lain yang mampu memenuhi
harapan masyarakat dalam iklim demokrasi sekarang ini.
3. Bahwa Organisasi Masyarakat Warga yang akan dibentuk haruslah
beranggotakan orang-orang yang benar-benar dipercaya dan dipilih oleh
masyarakat dari tingkat RT dan kemudian dilanjutkan di tingkat desa,
tanpa memandang strata sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, keyakinan
politik, profesi dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Dari hasil rembug warga juga disepakati untuk membentuk Panitia
Pemilihan BKM tingkat RT dan tingkat desa. Panitia Pemilihan tingkat RT
bertugas untuk menjaring orang-orang yang dipercaya oleh warga masyarakat
dan akan mewakili untuk melakukan pemilihan (memilih dan dipilih) anggota
BKM di tingkat desa. Pemilihan tingkat RT tidak bisa dilaksanakan serentak
dalam 1 hari mengingat kesiapan panitia dan warga tiap-tiap RT.
Setelah terpilih utusan RT, masing-masing RT 3 orang, kemudian
dilakukan pemilihan anggota BKM di tingkat desa. Sebanyak 13 orang yang
mendapatkan urutan suara terbanyak, terpilih menjadi anggota BKM. Sementara
untuk urutan ke- 14 dan seterusnya akan menjadi pengganti apabila ada anggota
BKM yang mengundurkan diri atau keluar dari BKM.
2. Lokasi dan Status BKM/Paguyuban
Nama BKM : Ngudi Sejahtera
Alamat Sekretariat :Kantor Desa Denggungan, Desa Denggungan
Kec. Banyudono, Kab. Boyolali
Bentuk : Paguyuban
Status : Pencatatan di Notaris Adang Tri Sunoko, SH,
Pada tanggal 29 September 2005 No. 50
Jumlah Anggota : 13 orang, Laki-laki : 8 orang, Perempuan : 5 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 2.7
Nama-Nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera
No Nama P/L Usia
(Thn)
Alamat
(RT/RW) Pendidikan Jabatan
1 Dra. Choiriyah P 47 10/03 S1 Koordinator
2 Sunarto, BA L 58 06/02 D2 Anggota
3 Drs. Wasul
Hidayat L 45 03/01 S1 Anggota
4 W. Budiharto,
S.Ag L 45 02/01 S1 Anggota
5 Mutholib, S.Ag L 45 03/01 S1 Anggota
6 Darmini, Spd. P 44 11/03 S1 Anggota
7 Luluk Y P 38 05/02 SMA Anggota
8 Karno S L 30 02/01 SLTP Anggota
9 Jumiyo, S.Pt. L 45 04/02 S1 Anggota
10 Ngatini, A.Ma.Pd P 39 01/03 D2 Anggota
11 Joko P L 28 08/02 SMA Anggota
12 Sri Utami P 43 07/02 SLTA Anggota
13 Hartanto L 41 01/01 SMA Anggota
Sumber: Profil BKM Ngudi Sejahtera
3. Visi, Misi, Tujuan dan Keorganisasian BKM
Visi BKM Ngudi Sejahtera
Masyarakat Desa Denggungan dengan dukungan semua lapisan masyarakat,
pemerintah, serta kelompok peduli menjadi sejahtera dan mandiri.
Misi BKM Ngudi Sejahtera
Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin melalui penyediaan
permodalan dan pelatihan ketrampilan berusaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Menyediakan sarana dan prasarana dasar pendukung kegiatan ekonomi,
sosial dan budaya.
Meningkatkan ikatan dan kepedulian sosial masyarakat terhadap anggota
masyarakat lainnya yang sangat membutuhkan.
Tujuan BKM Ngudi Sejahtera
a) Tersedianya tambahan modal kerja bagi warga miskin yang membutuhkan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
b) Terlaksananya pelatihan dan meningkatkan ketrampilan produksi
c) Tersalurkannya santunan bagi warga jompo yang telah disepakati
d) Tersalurkannya beasiswa bagi anak warga miskin dan kembalinya anak
putus sekolah mengikuti pendidikan
e) Terbangunnya kesadaran tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan
kaum perempuan
f) Berkurangnya angka balita yang mengalami gizi buruk maupun kematian
balita serta peningkatan kesehatan ibu hamil
g) Terciptanya kemitraan dengan lembaga atau dinas serta kelompok peduli
dalam penanggulangan kemiskinan.
Tanggung jawab anggota BKM adalah sebagai berikut:
1. Menyetujui dan menetapkan sistem, prosedur dan manajemen keuangan
2. Menyetujui dan menetapkan anggaran tahunan
3. Memonitoring penerimaan dan pengeluaran keuangan
4. Menyetujui honorarium atau insentif, pos-pos baru dan perjanjian-
perjanjian yang telah disepakati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
5. Melakukan otorisasi dan menandatangani semua rekening Bank.
Bagan 2.1
Bagan Keorganisasian BKM
Proses Pembentukan Unit Pengelola
UPK (Unit Pengelola Keuangan)
BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam
membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat
RT. Selanjutnya calon UPK mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudi
Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM,
calon UPK mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM
Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang
diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPK tersebut menjadii
UPK lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan.
BKM
SEKRETARIAT
UPS UPL UPK
KSM KSM KSM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
UPL (Unit Pengelola Lingkungan)
BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam
membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat
RT. Selanjutnya calon UPL mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudii
Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM,
calon UPL mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM
Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang
diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPL tersebut menjadi
UPL lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan.
UPS (Unit Pengelola Sosial)
BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam
membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat
RT. Selanjutnya calon UPS mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudi
Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM,
calon UPS mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM
Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang
diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPS tersebut menjadi
UPS lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan.
Tanggung jawab Unit Pengelola (UP) adalah sebagai berikut:
1. Menjamin semua sistem keuangan dan prosedur dalam kebijakan BKM
ditaati dan dijalankan
2. Melaksanakan operasional keuangan organisasi setiap hari (day to day
basis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sekretariat
Bila dianggap perlu disamping unsur pengelola keuangan untuk
mengadministrasikan kegiatan sehari-hari BKM dapat membentuk sekretariat
sebagai unsur pelaksana harian, yang bekerja purna waktu.
Tanggung jawab sekretariat:
1. Mencatat semua penerimaan kas dan memastikan pengamanannya sampai
dengan sektor Bank
2. Memelihara semua asset selalu up to date dan melakukan pengecekan
secara reguler untuk memastikan pengamananya
3. Menyiapkan dokumen pengeluaran untuk diotoritaskan oleh pihak yang
berwenang
4. Mengelola kas, bertanggung jawab atas perhitungan dan pengecekan kas
apabila diperlukan dan pengisian kembali oleh BKM
5. Menyiapkan catatan semua kegiatan dan pengelolaan dana di BKM.
Dengan adanya pembagian tanggung jawab yang telah ditetapkan bertujuan agar
pelaksanaan PNPM-MP dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Tabel 2.8
Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris
NO NAMA P/W USIA
(TAHUN)
ALAMAT
(RT/RW) PENDIDIKAN JABATAN
1 Wiwin Aryani SE P 27 02/01 S1 Manajer UPK
2 Rusmala Dwi. S P 23 03/01 SLTA Pembuku
3 Suroto L 30 11/03 STM Manajer UPL
4 Nanik Lestari P 18 10/03 SLTA Manajer UPS
5 Nanang Baidhowi L 26 03/01 SLTA Sekretaris BKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Selain membentuk BKM sebagai wadah untuk masyarakat dalam
berpartisipasi dan sarana pemberdayaan masyarakat Denggungan maka dibentuk
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). KSM merupakan suatu kelompok
swadaya masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat miskin yang
mempunyai keinginan untuk membentuk usaha di sektor kegiatan ekonomi
produktif untuk mengembangkan usaha yang telah ada. Usaha tersebut dapat
berupa usaha bersama maupun usaha sendiri-sendiri yang membentuk satu
kelompok.
Jenis usaha yang dikembangkan oleh KSM tersebut antara lain
distributor kedelai, sabun mandi susu, beras organik. Dalam pelaksanaan
PNPM-MP ini KSM juga mendapat beragam pelatihan yang difasilitasi oleh
BKM seperti pelatihan pembuatan sabun mandi, pelatihan manjahit, penanganan
wabah dan lain-lain.
4. Hubungan fungsional antara BKM dengan pemerintah desa
BKM Ngudi Sejahtera yang lahir dan berdiri dalam rangka membangun
modal sosial di masyarakat, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan
permasalahan kemiskinan yang ada. Dalam rangka merealisasi kegiatan-
kegiatan penanggulangan kemiskinan, BKM tidak dapat berjalan sendirian,
namun selalu berkerja sama dengan lembaga-lembaga yang ada termasuk
dengan Pemerintah desa sebagai lembaga formal. Hal ini dapat dilihat dari
setiap pelaksanaan kegiatan, dimana BKM selalu melibatkan Pemerintah Desa
secara aktif, misalnya dalam rangka rembug warga tingkat desa, penyusunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
perencanaan jangka menengah (PJM) Pronangkis tingkat desa, penyelesaian
permasalahan yang dihadapi oleh BKM dan masih banyak lagi bentuk-bentuk
kerjasama BKM dengan Pemerintah Desa.
Dan sebaliknya, pemerintah desa juga menaruh perhatian besar terhadap
keberadaan lembaga BKM. Hal ini dapat dilihat dengan pemberian fasilitas
berupa gedung/bangunan sebagai tempat sekretariat BKM. Selain itu juga
pemberian berupa sarana penunjang lainnya, berupa meja/kursi, dan almari. Itu
semua merupakan bentuk kerjasama yang saling mendukung dalam rangka
merealisasi kegaiatan-kegiatan Penanggulangan Kemiskinan.
5. Bentuk Kemitraan antara BKM, Pemerintah Desa, Dinas, Swasta, dan
kelompok peduli lainnya.
BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan merupakan salah satu BKM
yang berada di wilayah Boyolali yang telah mampu merealisasi kegiatan –
kegiatan yang bersifat kemitraan dengan pihak lain. Kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang telah di biayai oleh dana PAKET ( Program
Penanggulangan Kemiskinan Terpadu ) tahun 2007 dengan 2 kegiatan yaitu :
Rehab rumah gakin yang dilaksanakan oleh PAKEM ’RAPI” dan Perbaikan
jalan oleh PAKEM ”MARGI LANCAR”
Kegiatan tersebut dapat terrealisasi karena kerjasama antara BKM
dengan Stackholder lain (Pem-Des, Dinas, Swasta dan kelompok peduli
lainnya). Kegiatan tersebut dapat dikatakan cukup berhasil, hal ini terbukti
dengan dapat diraihnya swadaya yang cukup besar, akuntable, transparan dan
yang terpenting adalah tepat sasaran. Bukti yang cukup nyata adalah tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
diketemukannya temuan yang berarti pada saat dilakukan pemeriksaan
administrasi keuangan/audit, yang dilakukan oleh audit independent dari kantor
akuntan publik.
Adapun beberapa chanelling yang telah dirintis oleh BKM ”Ngudi Sejahtera”
antara lain yaitu Lembaga Pengemban Dana Amanah (LPDA), PT. TELKOM
Surakarta, Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali dan Dinas Kesehatan
serta Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam analisis pelaksanaan manajemen PNPM-MP, peneliti akan
menganalisis satu persatu fungsi dalam manajemen untuk mempermudah dalam
proses analisa.
A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan
a. Perencanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaaan
(PNPM-MP) di desa Denggungan diawali dengan tahap perencanaan. Dalam
tahap perencanaan ini diawali dengan kegiatan sosialisasi yang merupakan tahap
awal dalam memperkenalkan PNPM-MP kepada berbagai pihak yang terkait di
tingkat kelurahan agar masyarakat dapat mengerti dan memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri. Sosialisasi berpengaruh sangat
besar dalam keberhasilan suatu program. Diharapkan diperoleh pemahaman
yang benar akan makna dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun
pemerintah desa, adanya dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proses pembangunan organisasi dan
kepemimpinan masyarakat untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sdr. Surahman Parlanto, SH
selaku faskel, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
“sosialisasi awal ini sangat penting karena disini kami sebagai fasilitator
mengenalkan maksud dan tujuan program sehingga orang bisa tertarik dan
bergabung untuk mengikuti proses selanjutnya..” (wawancara tanggal 10
April 2010)
Sosialisasi ini dilakukan dengan sasaran utama yakni masyarakat yang
dalam kondisi kurang mampu/miskin namun memiliki usaha meskipun usaha
tersebut hanya merupakan usaha kecil-kecilan agar mempunyai persepsi dan
pandangan yang sama mengenai PNPM-MP, sehingga dana yang nantinya akan
digulirkan dipakai untuk modal usaha/meningkatkan produktivitas dari usaha
yang dilakukan. Serta dapat tepat sasaran sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Sosialisasi mengenai PNPM-MP di desa Denggungan dilakukan fasilitator
kelurahan (faskel). Substansi muatan dan orientasi pengenalan PNPM-MP lebih
dititikberatkan pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat
terhadap posisi strategis PNPM-MP sebagai akses bagi masyarakat untuk
memperbaiki kesejahteraan mereka, dan tidak dipandang sebagai bantuan cuma-
cuma atau belas kasihan. PNPM-MP juga menuntut adanya ikhtiar sungguh-
sungguh dari masyarakat untuk memperkuat dirinya dengan memanfaatkan
segenap potensi yang ada sebelum dapat mengakses bantuan PNPM-MP.
Fasilitator harus menanamkan paradigma PNPM-MP bukan sekedar proyek
“Penyaluran Uang Bantuan”, melainkan sebagai proses pengokohan
kelembagaan masyarakat agar pada akhirnya masyarakat mampu lebih efektif
menanggulangi masalah kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan
berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pada tahap awal fasilitator melaksanakan silaturahmi dengan tokoh-tokoh
masyarakat formal maupun informal di kelurahan dimaksud untuk
memperkenalkan diri, membangun hubungan kekeluargaan, mengenal tipologi
dan peta tokoh-tokoh berpengaruh di kelurahan tersebut serta menyampaikan
strategi fasilitator dalam pelaksanaan PNPM-MP dan lainnya.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Supardi selaku warga
masyarakat desa Dengungan, sebagai berikut:
“Saya pernah diundang ke pertemuan di Balai desa, katanya ada sosialisasi
program penanggulangan kemiskinan. Pada awalnya kami sempat
meragukan program ini, paling-paling seperti program lain yang tidak
semua masyarakat dapat menikmati hasilnya, atau mungkin seperti BLT
atau raskin yang kadang salah sasaran. Tapi setelah faskel menjelaskan
tentang strategi penanggulangan kemiskinan dalam program PNPM-MP
ini kok rasanya beda dengan program lain. Kami jadi tertarik dan ingin
mengikuti proses selanjutnya. Dan ternyata benar, kami semua dapat
merasakan manfaat program ini, seperti pembangunan jalan, MCK,
pelatihan-pelatihan untuk kemudahan berusaha dan lain sebagainya”.
(wawancara tanggal 10 April 2010)
Pernyataan tersebut diperkuat olah Bapak Nardiman selaku Pemerintah Desa,
sebagai berikut:
“Setelah tahap sosialisasi awal, masyarakat menerima program ini dan
menyatakan sanggup untuk bekerja demi meningkatkan kesejahteraan
hidup. Kemudian para relawan melakukan pendataan terhadap warga
miskin serta merefleksi masalah yang ada di wilayahnya”. (wawancara
tanggal 10 April 2010)
Setelah berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, Fasilitator dapat
mengadakan orientasi awal untuk memahamkan gambaran umum PNPM-MP
secara benar melalui pertemuan di tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan
Masyarakat) yang dihadiri oleh pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, tokoh
masyarakat, wakil dari RT dan RW untuk menggali aspirasi dan memutuskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa Denggungan serta
pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan siap dan
menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang
dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna
mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya dan terutama
menumbuhkan kesadaran kritis warga bahwa akar persoalan kemiskinan
berkaitan erat dengan lunturnya nilai-nilai universal kemanusiaan (Aspek
moral), prinsip kemasyarakatan (Aspek Good Governance), dan pembangunan
berkelanjutan (Aspek Tridaya).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Supardi selaku warga Masyarakat
Desa Denggungan, sebagai berikut:
“ Pada awalnya kami menganggap dana tersebut tidak perlu dikembalikan
karena itu uang Negara, tapi setelah kami mengikuti proses sosialisasi
yang dilakukan oleh faskel kami paham bahwa dana itu berupa pinjaman
yang harus digulirkan kepada masyarakat untuk membangun usaha. Waktu
itu uang pinjaman awal cuma 500 ribu, ada juga yang males karena
saratnya ribet. Tapi setelah tahap pertama cair banyak masyarakat yang
awalnya nggak tertarik jadi pengen ikut karena informasi dan juga melihat
langsung warga yang sudah ikut dan ternyata dana tersebut benar-benar
cair sehingga bisa digunakan untuk usaha”
(wawancara tanggal 22 Mei 2010)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,
sebagai berikut:
“Malah sekarang jumlah warga yang tergabung dalam KSM yang ngajuin
proposal pinjaman banyak sekali mbak, tapi kita yang kekurangan modal.
Untuk itu ya mereka harus sabar menunggu”. (wawancara tanggal 22 Mei
2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tahap selanjutnya adalah Pemetaan Swadaya oleh Tim Pemetaan Swadaya
yang merupakan relawan-relawan dari anggota masyarakat setempat, melalui
serangkaian kegiatan analisis sosial dan rembug-rembug warga masyarakat.
Dari hasil pemetaan swadaya disepakati bahwa kriteria dan ciri kemiskinan
Desa Denggungan tersebut antara lain:
1. Pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp.400.000,-
2. Tidak mampu berobat ke dokter, hanya ke puskesmas atau warung obat
3. Makan tidak lebih dari dua kali sehari
4. Hanya mampu beli pakaian sekali dalam setahun
5. Lebih banyak menganggur daripada bekerja
6. Belum punya aliran listrik sendiri (masih nyalur)
7. Kondisi atap, dinding, dan lantai rumah belum permanen
8. Hanya mampu menyekolahkan anak sampai SLTP
Kemudian dibentuklah lembaga masyarakat yang akan menangani
PNPM-MP sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Setelah terbentuk
BKM kemudian melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif untuk
menyusun dokumen strategi penanggulangan kemiskinan kelurahan dan
Program Jangka Menengah (PJM) serta program Tahunan Penanggulangan
Kemiskinan oleh Masyarakat setempat.
Berdasarkan aspirasi dari masyarakat maka pada tahap perencanaan ditetapkan
beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, yang tercantum seperti di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
No
Jenis
usulan
kegiatan
lokasi vol
Keg lingkungan Keg Ekonomi Keg Sosial Thn
Sumber pendanaan Sumber Pendanaan Sumber pendanaan
BLM PNPM-MP APB
D
Swadaya BLM
PNPM-MP
APBD Swadaya BLM
PNPM-MP
APBD Swadaya
1 Betonisa
si
RT
01/1
200m2 15.000.000 5.000.000 2009
RT
02/1
300m2 15.000.000 3.500.000 2009
RT
02/1
200m2 10.000.000 4.000.000 2010
RT
03/1
200m2 20.000.000 2.500.000 2009
RT
10/3
300m2 10.000.000 5.000.000 2010
RT
11/3
600m2 14.000.000 6.000.000 2009
2 Talud RT
01/1
300m3 15.000.000 5.000.000 2009
RT
01/1
300m3 15.000.000 2.000.000 2010
RT
02/1
250m3 15.000.000 3.500.000 2011
RT
03/1
200m3 10.000.000 2.000.000 2010
RT
04/2
400m3 6.000.000 3.000.000 2011
RT
05/2
300m3 4.000.000 2.000.000 2011
RT
06/2
200m3 6.000.000 2.500.000 2011
RT
07/2
21m3 4.000.000 2.000.000 2009
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
RT
08/2
72m3 25.000.000 1.000.000 2011
RT
11/3
30m3 5.000.000 300.000 2010
3 Jalan
Lingkun
gan
RT
01/1
2500m2 16.000.000 5.000.000 2010
RT
02/1
600m2 15.000.000 3.500.000 2010
RT
4/2
100m2 3.000.000 1.000.000 2009
4 Penyemi
ran jalan
RT
02/1
200m2 30.000.000 3.500.000 2010
RT
03/1
400m2 60.000.000 10.000.000 2010
RT
08/2
1050m2 20.000.000 10.000.000 2009
RT
10/3
1500m2 15.000.000 7.500.000 2009
5 Pemban
gunan
Jembata
n
RT
03/1
10m3 30.000.000 5.000.000 2009
6 Berm RT
03/1
1500m2 7.000.000 2.000.000 2011
7. Perbaika
n jalan
RT
04/2
300m2 6.000.000 2.000.000 2010
8. Pembuat
an jalan
RT
05/2
200m2 6.000.000 2.000.000 2011
9. MCK RT
01/1
6 unit 7.000.000 1.500.000 2009
RT
02/1
5 unit 6.000.000 1.000.000 2011
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
RT
03/1
5 unit 5.000.000 500.000 2011
RT
04/2
7 unit 5.000.000 1.000.000 2009
RT
05/2
8 unit 7.500.000 1.500.000 2010
RT
06/2
4 unit 4.000.000 2.000.000 2011
RT
07/2
4 unit 4.000.000 2.380.000 2010
RT
08/2
3 unit 3.000.000 3.000.000 2011
RT
10/3
8 unit 6.000.000 6.000.000 2009
RT
11/3
10 unit 10.000.000 4.950.000 2011
10 Kalenisa
si
RT
01/1
1500m2 12.000.000 2.500.000 2010
RT
02/1
300m3 15.000.000 3.500.000 2009
RT
03/1
400m2 20.000.000 2.500.000 2009
RT
04/2
30m3 6.000.000 3.000.000 2011
RT
05/2
350m3 20.000.000 1.500.000 2011
11 Bak
Sampah
RT
01/1
9m2 4.500.000 1.000.000 2011
RT
02/1
9m2 4.000.000 1.000.000 2010
RT
03/1
9m3 5.000.000 500.000 2010
RT 9m3 4.000.000 2.000.000 2010
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
04/2
RT
05/2
1 unit 100.000 500.000 2010
12 Pembuat
an
gorong-
gorong
RT
06/2
60m2 3.000.000 1.000.000 2010
13 Saluran
Air
RT
07/2
30m3 6.000.000 2.000.000 2010
RT
11/3
36m3 9.000.000 5.000.000 2011
14 Rehab
Rumah
gakin
RT
01/1
3 unit 18.000.000 9.000.000 2009
RT
02/1
3 unit 24.000.000 4.000.000 2009
RT
02/1
5 unit 40.000.000 5.000.000
.
2011
RT
03/1
3 unit 21.000.000 3.000.000 2009
RT
04/2
4 unit 20.000.000 8.000.000 2011
RT
05/2
3 unit 20.000.000 6.000.000 2010
RT
06/2
4 unit 24.000.000 10.000.000 2011
RT
07/2
2 unit 17.000.000 3.000.000 2011
RT
10/3
2 unit 9.000.000 11.000.000 2011
RT
11/3
10 unit 25.000.000 10.000.000 2009
15 Pemban RT 1 unit 7.000.000 2.000.000 2009
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
gunan
bak
air/tamp
ungan
01/1
RT
05/2
1 unit 7.000.000 2.000.000 2010
16 Pembuat
an sumur
RT
02/1
1 unit 600.000 200.000 2009
RT
03/1
1 unit 700.000 200.000 2009
RT
04/2
5 unit 3.000.000 1.500.000 2010
RT
06/2
3 unit 1.500.000 1.500.000 2011
RT
08/2
2 unit 1.400.000 600.000 2009
RT
11/3
4 unit 2.000.000 1.000.000
Pinjama
n
bergulir
RW
01
350
orang
100.000.000 50.000.000 2010
RW
02
250
orang
100.000.000 50.000.000 2010
RW
03
200
orang
75.000.000 50.000.000 2010
Pelatiha
n
Pertania
n
RT
01/1
15
orang
4.500.000 2.000.000 1.000.000 2009
RT
01/1
20
orang
8.000.000 500.000 1.500.000 2010
RT
02/1
20
orang
3.000.000 500.000 500.000 2009
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
RT
03/1
20
orang
4.000.000 500.000 500.000 2010
Pelatiha
n
Peternak
an
RT
01/1
10
orang
3.500.000 1.000.000 500.000 2009
RT
02/1
6
orang
1.200.000 400.000 400.000 2010
RT
03/1
20
orang
4.000.000 500.000 500.000 2011
Pelatiha
n
memasa
k
RT
03/1
30
orang
2.000.000 500.000 500.000 2009
Pelatiha
n
menjahit
RT
04/2
4 orang 1.000.000 100.000 100.000 2009
Pelatiha
n
bengkel
RT
04/2
4 orang 1.800.000 300.000 300.000 2010
Pemerik
saan
kesehata
n balita
RT
01/1
40
orang
40.000.00
0
500.000 500.000 2010
RT
02/1
6 orang 1.200.000 400.000 400.000 2010
RT
03/1
40
orang
4.000.000 1.000.000 1.000.000 2010
RT
03/1
37
orang
4.000.000 500.000 500.000 2011
RT
04/2
6 orang 400.000 100.00 100.000 2009
Peningk RT 20 3.000.000 500.000 500.000 2009
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
atan gizi
balita
02/1 orang
RT
03/1
6 orang 6.000.000 500.000 500.000 2009
RT
04/2
6 orang 400.000 100.000 100.000 2009
Sumber:Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM Ngudi Sejahtera tahun 2009-2011
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan PNPM-MP
diawali dengan membuat rencana tahunan untuk memberikan kemudahan bagi
pelaksana yaitu UP (Unit Pengelola), baik UPL (Unit Pengelola Lingkungan),
UPK (Unit Pengelola Keuangan), maupun UPS (Unit Pengelola Sosial) sesuai
dengan prioritas tugas mareka. Rencana tahunan tersebut disesuaikan dengan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang secara pasti lebih tahu mengenai
kebutuhan mereka. Namun tidak semua aspirasi yang disampaikan dapat
langsung dimasukkan dalam rencana tahunan, ada prioritas yang diutamakan
dan untuk aspirasi yang lain bisa ditampung oleh BKM baru untuk rencana
tahunan berikutnya bisa dilaksanakan.
Pembangunan tersebut tidak diselesaikan sekaligus tetapi secara
bertahap melalui 3 tahap dari tahun 2009-2011 yang digunakan untuk
memperbaiki sarana dan prasarana lingkungan. Perencanaan dalam bidang
lingkungan tersebut dibuat dengan melihat kondisi karena masih ada sebagian
masyarakat yang tempat tinggalnya tidak layak huni serta kualitas lingkungan
yang relative buruk. Banyak jalan kampung di beberapa RT yang rusak,
berlubang, belum di aspal/beton sehingga air hujan menggenang dan
menyebabkan jalan menjadi licin. Hal ini membuat sarana transportasi warga
menjadi tidak lancar dan mengganggu aktivitas ekonomi warga. Juga adanya
beberapa rumah warga miskin yang tidak dilengkapi dengan jamban keluarga.
Sedangkan dalam bidang ekonomi permasalahan dilatarbelakangi oleh
kurang tersedianya akses bagi warga miskin untuk manciptakan peluang usaha
maupun mengembangkannya dikarenakan tidak mempunyai jaminan/agunan
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
untuk mengajukan pinjaman modal usaha di Bank atau Koperasi. Untuk itu
PNPM-MP mengalokasikan pinjaman bergulir sebagai modal usaha. Untuk
kegiatan ekonomi dana dipinjamkan kepada masyarakat miskin yang
membutuhkan modal namun dengan sistem bergulir dan wajib
mengambalikannya. Sedangkan dana untuk kegiatan lingkungan dan sosial
diberikan sebagai stimulant dan masyarakat harus berswadaya. Sedangkan untuk
kegiatan pelatihan dana tersebut dihibahkan.
Pinjaman bergulir digunakan sebagi modal usaha masyarakat miskin.
Guna memperoleh dana bantuan terutama pinjaman bergulir masyarakat yang
termasuk dalam criteria diharuskan membentuk atau tergabung dalam KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat), pengajuan pinjaman secara individu tidak
diperbolehkan. Kriteria menjadi anggota KSM untuk memperoleh pinjaman
bergulir adalah sebagai berikut:
1) Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan criteria yang
dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat.
2) Memenuhi criteria kategori kelompok sasaran program pinjaman bergulir
PNPM-MP.
3) Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lainnya
4) Sanggup menabung secara teratur sesuai kemampuannya, tabungan
tersebut akan disimpan di Bank atau lembaga keuangan terdekat atas nama
KSM.
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
5) Hadir dan berpartisipasi dalam pertemuan anggota KSM untuk
mencermati peluang usaha mikro dan kebutuhan pinjaman guna
mengembangkan usahanya.
6) Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja meningkatkan usaha
pendapatan dan kesejahteraan keluarganya
7) Memerlukan tambahan modal untuk pengembangan usaha atau ekonomi
rumah tangga untuk tahap I tidak lebih dari Rp.500.000,-.
(Standard Operating Procedure)
Pinjaman bergulir ini ternyata mendapat respon/ tanggapan yang cukup
baik dari masyarakat desa Denggungan terlihat dari banyaknya KSM Ekonomi
yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka memanfaatkan modal pinjaman
bergulir untuk membangun dan mengembangkan usaha produktif masyarakat.
Adapun usaha yang telah berjalan antara lain produksi sabun mandi susu oleh
KSM “Segar Arum”, distributor kedelai oleh KSM “BERKAH”, ketrampilan
menjahit oleh KSM “Ngudi Lestari”, dan lain sebagainya.
Alokasi dana dalam bidang sosial digunakan untuk pelatihan
ketrampilan usaha dalam rangka pemberdayaan warga miskin desa Denggungan
agar mempunyai keahlian tertentu untuk menjalankan usaha. Diantaranya adalah
pelatihan pertanian, pelatihan peternakan, pelatihan bengkel. Masih rendahnya
skill kaum perempuan di desa Denggungan menjadi salah satu sebab
diadakannya juga pelatihan memasak dan menjahit sebagai modal ketrampilan
untuk memulai usaha baru, santunan sosial, beasiswa. Selain itu juga ada
kegiatan pemeriksaan gizi balita karena kurang lengkapnya imunisasi yang
dilakukan pada balita berpotensi menyebabkan stamina fisik yang lemah dan
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
mudah terserang penyakit. Serta peningkatan gizi balita melalui pelatihan kader
posyandu dan pemberian gizi tambahan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan
sebuah sistem atau jaringan kerja dari tugas-tugas, komunikasi serta pelaporan.
Suatu struktur organisasi hendaknya dapat mendistribusikan pekerjaan melalui
sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja
sehingga sasaran organisasi dapat terselenggara dengan baik.
Salah satu manfaat utama dari keberadaan BKM Ngudi Sejahtera bagi
masyarakat desa Denggungan ialah sebagai sarana untuk memudahkan
masyarakat dalam mengorganisir dan mensinergikan segenap potensi serta
kekuatan yang dimiliki masyarakat, dan juga sekaligus menjamin kepercayaan
pihak luar masyarakat. Adanya kepercayaan pihak luar tersebut menjadi modal
utama yang dapat mempermudah masyarakat upaya mengakses berbagai
peluang sumberdaya yang dimiliki pihak luar, melalui kemitraan dan kerjasama
dalam pelaksanaan program-program di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan
(chanelling program).
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku manajer
UPK, sebagai berikut:
“BKM itu merupakan wadah organisasi yang terdiri dari kumpulan orang-
orang atau relawan yang dipilih secara langsung oleh masyarakat dan
dipercaya untuk mengelola program PNPM-MP di desa Denggungan ini
untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatan kesejahteraan. Ya bisa
dikatakan BKM itu sebagai wadah aspirasi masyarakat”.
(wawancara tanggal 22 Mei 2010)
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pernyataan di atas diperkuat oleh anggota BKM, Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag,
sebagai berikut:
“BKM itu ajang pembelajaran buat masyarakat untuk lebih aktif dalam
pembangunan terutama di lingkungan Denggungan, ya usulannya berasala
dari masyarakat yang kami tampung baru ditentukan prioritas yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu” (wawancara tanggal 22 Mei 2010)
Tujuan utama BKM adalah melakukan suatu pemberdayaan masyarakat miskin
agar mengerti dan paham mengenai berorganisasi dan mengubah pola pikir yang
apatis menjadi kritis dan kreatif sehingga bisa mendukung kebijakan yang
ditetapkan.
Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan
dalam pengambilan keputusan penanggulangan kemiskinan mulai dari proses
mengenali masalah, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai
wujud partisipasi dan demokrasi. Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses
tersebut maka:
1. Mamberikan hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk
mendapatkan pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama
dengan adanya transparansi.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalah-
masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan
mencari pemecahan secara bersama.
3. Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak bukan hanya tanggung
jawab pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu.
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4. Menentukan kelompok sasaran oleh masyarakat secara bersama-sama
(mandiri) sehingga semua pihak diperlukan secara adil untuk bisa
memperoleh dana bantuan.
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan
yang disepakati seluruh masyarakat setempat, baik dengan sumber dana PNPM-
MP maupun sumber dana lainnya (chanelling), BKM membentuk unit-unit
pengelola sesuai kebutuhan, yang sekurang-kurangnya terdiri dari Unit
Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan Unit
Pengelola Sosial (UPS).
Unit Pengalola Keuangan (UPK) akan bertanggung jawab terhadap
pengelolaan pinjaman bergulir, akses chanelling ekonomi, dan akses kegiatan
yang berkaitan dengan pemupukan dana atau akses modal masyarakat. Unit
Pengelola Lingkungan (UPL) bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana
perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana lingkungan
perumahan dan pemukiman, Good Governance di bidang Pemukiman, dan lain-
lain. Sedangkan Unit Pengelola Sosial (UPS) didorong untuk mengelola
relawan-relawan dan hal-hal yang berkaitan dangan kerelawanan, mengelola
pusat informasi dan pengaduan masyarakat (termasuk media warga untuk saran
control social), penanganan kegiatan Good Governance, Penanganan Kegiatan
Sosial, dan lain-lain sesuai kesepakatan warga masyarakat setempat. Oleh
karena itu, Unit-Unit Pelaksana tersebut berkewajiban memberikan informasi
dan laporan perkembangan dari masing-masing kegiatan yang menjadi tugas
pokoknya, mengusulkan draft konsep pengembangan, serta memberikan
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pertanggung jawaban berkala maupun akhir kepada BKM setiap satu bulan
sekali, biasanya antara tanggal 5-10 pada awal bulan. Termasuk juga
memberikan saran-saran dan masukan-masukan secara profesional kepada BKM
untuk menjadi dasar pertimbangan BKM dalam mengambil kebijakan maupun
keputusan yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri. Nanik
Lestari selaku Manajer UPS, sebagai berikut:
“dalam organisasi BKM, UP-UP itu berperan sebagai bawahan BKM yang
tugasnya membantu kelancaran tugas BKM, jadi ya UP-UP tadi wajib
melaporkan perkembangan masing-masing kegiatannya dan bertanggung
jawab kepada BKM”. (wawancara tanggal 12 Mei 2010)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM,
sebagai berikut:
“Dalam melaksanakan tugas BKM tidak bisa berjalan sendiri, namun
membutuhkan unit pengelola (UP) sebagai tangan kanan dan
penanggungjawab dalam semua aktivitas pembangunan baik di bidang
lingkungan yang dilakukan oleh UPL, di bidang social oleh UPS, dan di
bidang ekonomi oleh UPK kemudian melaporkan perkembangannya
kepada BKM”. (wawancara tanggal 12 Mei 2010)
Anggota BKM tidak diperkenankan merangkap menjadi pengelola dari
unit-unit tersebut. Unit –Unit pelaksana dipimpin oleh seorang manajer, atau
istilah lain, dan beberapa staf sesuai kebutuhan yang dipilih melalui Rapat
Anggota BKM, berdasarkan kriteria kemampuan di bidangnya masing-masing.
Sesuai dengan landasan keberadaannya, BKM dan Unit-unit pelaksana
(UPL,UPS, UPK) harus senantiasa berorientasi pada upaya-upaya untuk
melayani masyarakat miskin dan meningkatkan kesejahteraannya. Selain UP,
juga dibentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan sarana
bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam PNPM-MP selain
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
itu juga sebagai penghubung langsung dengan masyarakat terutama anggotanya
masing-masing secara langsung. Melalui pembagian tanggung jawab tersebut
diharapkan semua kegiatan di masing-masing unit dapat berjalan beriringan dan
tercapai dangan hasil yang telah ditetapkan. Masing-masing Unit Pengelola dan
KSM berada dibawah pengaturan BKM sebagai Badan tertinggi yang mengatur
dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan PNPM-MP.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Suliyem selaku KSM, sebagai berikut:
“Dalam proses pengajuan dana pinjaman bergulir, kami selalu didampingi
oleh UPK yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan ekonomi.
Masalah jenis usaha terserah kami, tapi kami juga berkonsultasi dengan
UPK”. (Wawancara tanggal 16 Juni 2010)
Hal senada juga disampaikan oleh Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manager
UPK, sebagai berikut:
“Dalam pinjaman bergulir masyarakat membentuk kelompok (KSM),
pemanfaatan dana mereka melakukan kesepakatan sendiri apakah
digunakan untuk usaha perorangan atau usaha kelompok bersama. Tugas
kami sebagai UPK hanya mendampingi serta membuat laporan
administrasi”. (Wawancara tanggal 16 Juni 2010)
BKM juga melakukan koordinasi eksternal dengan aparatur pemerintah
desa selaku pemilik kekuasaan dan penanggung jawab desa Denggungan. Dalam
hal ini diharapkan agar hubungan antara BKM dengan perangkat kelurahan/desa
dan lembaga formal lainnya tingkat kelurahan adalah hubungan yang bersifat
koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta
mendukung satu sama lain.
Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Junaidi, A.Md selaku
Kepala Desa Denggungan, sebagai berikut:
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
“ Peningkatan kesejahteraan Desa Denggungan adalah tugas kita bersama,
jadi kami harapkan selalu ada koordinasi dengan para pengurus BKM agar
kami juga bisa membantu apa yang BKM butuhkan”.
(Wawancara tanggal 15 April 2010).
c. Penggerakan
Kegiatan penggerakan dilakukan untuk memperkuat dan
mengembangkan kapasitas relawan-relawan masyarakat sebagai agen
pemberdayaan masyarakat. Penggerakan juga bertujuan mencapai semua tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga tidak hanya menjadi rencana yang
berhenti tidak terealisasikan. Kegiatan penggerakan dapat dilihat dari proposal
kegiatan yang diusulkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam table 3.2
sebagai berikut:
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3.2
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
No Nama ksm Jenis
usulan keg
lokasi vol Total
nilai
Keg Lingkungan Keg Ekonomi Keg Sosial Total
Dana
PNPM
Thn Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan
BLM
PNPM-
MP
A
P
BD
Swadaya BLM
PNPM-
MP
A
P
BD
Swadaya BLM
PNPM-
MP
A
P
BD
Swadaya
Tahap I (30%)
1 KARYA
BAKTI
REHAP
JALAN ASPAL
RT10/3 1050M2 29313000 12000000 17313000 12000000 2009
2 USAHA
BARU
PINJAMAN
BERGULIR
RT 6/2 7
ORANG
11900000 6300000 5600000 6300000 2009
3 BAROKAH 5 PINJAMAN BERGULIR
RT 5/2 7 ORANG
17900000 8900000 9000000 8900000 2009
4 BERKAH PENGADAA
N ALAT DISTRIBUSI
KEDELAI
DESA 40
ORANG
3300000 1300000 2000000 1300000 2009
BIAYA
OPERASIONAL
1500000
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 (30%)
1 ABADI TALUD JALAN
RT 8/2 42.33M3 19069000 14300000 4769000 14300000 2009
2 MANUNGGA
L KARSA
RABAT
JALAN
RT
01/1
22.01M3 12388000 9200000 3188000 9200000 2009
3 TUNGGAL JAYA
REHAB JALAN
ASPAL
RT 03/1
300M2 8611000 4000000 4611000 4000000 2009
BIAYA
OPERASIONAL
2.500.000
JUMLAH 30.000000
(Sumber: Dokumen Pencairan Dana BLM PNPM-MP tahun 2010)
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Banyaknya usulan kegiatan dari setiap RT yang dihasilkan dari
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa dengan nilai proyek
serta volume pekerjaan yang berbeda-beda, membuat belum semua usulan
kegiatan bisa terpenuhi. Hanya usulan kegiatan dengan nilai kegiatan yang
relative kecil saja yang baru bisa terealisasi dengan dana BLM PNPM-MP dan
swadaya masyarakat. Dana BLM tahun 2009-2010 cair dalam tiga tahap. Tahap
I dana turun pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp. 30.000.000,-. Tahap II dana
turun pada bulan Nopember 2009 telah dimanfaatkan untuk kegiatan
Lingkungan Rehap jalan di RT 10/3 dan RT 03/1, Talud Jalan RT 8/2 dan Rabat
Jalan RT 01/1. Kegiatan Ekonomi bergulir di RT 6/2 dan 5/2 dan Kegiatan
social pengadaan alat distribusi kedelai di Desa Denggungan. Jumlah dana yang
cair sampai dengan bulan mei 2010 adalah Rp.60.000.000. Sisa bantuan yang
belum dicairkan adalah sebesar Rp.20.000.000,- dari BLM PNPM MP dan Rp.
20.000.000 dari APBD
Kegiatan Betonisasi di RT 1/1, 2/1, 3/1, 11/3, rahap jalan di RT 4/2 tidak
jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon penerima manfaat dalam
berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta tidak terbentuknya panitia
penanggungjawab pengoperasian dan pemeliharaan kegiatan yang akan
dilaksanakan serta ketidaksiapan penerima manfaat terhadap rencana kegiatan
yang telah direncanakan. Setelah merumuskan skala prioritas masalah melalui
musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang lebih
membutuhkan atau kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dilaksanakan
kegiatan infrastuktur jalan aspal yang sudah rusak parah dan jalan tanah. Maka
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kegiatan rehap jalan dialihkan ke RT 10/3, talud jalan RT 8/2, rabat jalan RT 1/1
dan rehap jalan RT 3/1. Untuk kegiatan pembangunan jembatan sudah berjalan
namun pelaksanaannya tidak menggunakan dana BLM PNPM-MP melainkan
dari dana PAKET, karena jembatan tersebut berada di lintas kecamatan maka
yang mengusulkan adalah kecamatan Ngemplak. Kegiatan Rehap rumah gakin
beserta pembatan MCK juga dilaksanakan dengan dana PAKET, dengan
mengacu pada SK Bupati bahwa rumah sehat harus mempunyai MCK.
Pada dasarnya semua rencana kegiatan yang ada di PJM akan di danai
oleh PNPM-MP, namun karena keterbatasan dana tiap termin maka kegiatan
tersebut dianggarkan kembali di tahun berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Bapak Supardi selaku warga RT 1/1 yang belum mendapatkan dana
untuk pelaksanaan kegiatan betonisasi di lingkungannnya tahun ini karena
keterbatasan swadaya, sebagai berikut:
“Kalau dibilang kecewa ya iya, tapi kami juga menyadari karena sudah
ada skala prioritas yang diutamakan, dan ternyata ada daerah yang
kondisi jalannya sudah rusak berat dan harus segera diperbaiki, biar dana
kegiatan lingkungan pada termin ini dialihkan kesana dulu, lagipula
swadaya kami juga belum cukup untuk kegiatan ini, mungkin nunggu
termin berikutnya agar benar-benar siap untuk melaksanakan kegiatan
tersebut”. (wawancara tanggal 17 Agustus 2010)
Pernyataan ini diperkuat oleh Bapak Wahid Budiharto, S.Ag. selaku anggota
BKM sebagai berikut:
“Tujuan PNPM-MP itu adalah kemandirian masyarakat, jadi dana BLM
hanya sebagai stimulant, dan pada akhirnya swadaya yang utama, kalau
KSM belum siap berswadaya ya kita alihkan dulu ke daerah yang lebih
membutuhkan dan telah siap berswadaya, kegiatan dalam PJM yang
belum terlaksana akan tetap mendapat dana dari PNPM, cuma harus
nunggu giliran di termin berikutnya”. (wawancara tanggal 17 Agustus
2010).
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Salah satu kegiatan penggerakan yang dilakukan oleh BKM diantaranya
adalah pelaksanaan pembangunan kegiatan lingkungan oleh KSM “Karya
Bhakti” Dusun Brajan Rt 10/III yang diketuai oleh Bapak Suripto dengan
anggota 9 orang. Di lokasi ini terdapat masalah yaitu badan jalan aspal yang
sudah mulai rusak sehingga rawan adanya kecelakaan apalagi dimusim hujan
sering tertutup oleh air. Usulan kegiatan ini disusun oleh KSM Karya Bhakti
dengan mengajukan proposal yang didampingi oleh UPL.
Dalam proposal tersebut KSM Karya Bhakti mengusulkan kegiatan
perbaikan jalan dengan volume 1050m2. Berdasarkan Rembuk Kesepakatan
Swadaya dan hasil kesepakatan harga satuan upah/ bahan/ alat disepakati dana
usulan dan bantuan yang akan diajukan adalah sebesar Rp. 29.313.000,- dengan
rincian dana PNPM-MP RP. 12.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp.
17.313.000,-. Kemudian KSM menyerahkan usulan kegiatan tersebut kepada
BKM. BKM menyerahkannya kepada UPL untuk dinilai kelayakannya (teknis,
keuangan dan lingkungan). Proses penilaian kelayakan dilakukan UPL melalui
analisis proposal dan pengecekan langsung ke KSM Karya Bhakti beserta
anggota dan daerahnya. Fasilitator melakukan pendampingan terhadap UPL
agar proses penilaian kelayakan sesuai dengan prinsip, nilai dan ketentuan
PNPM-MP. Hasil penilaian kelayakan diserahkan UPL kepada BKM. BKM
memverifikasi usulan tersebut telah dinilai layak atau tidak.
Hasil verifikasi dan penilaian kelayakan usulan diajukan BKM kepada
KMW untuk diverifikasi apakah proses dan hasil penilaian kelayakan UPK serta
verifikasi BKM telah memenuhi prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. KMW
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
menyerahkan rekomendasi atas hasil verifikasinya kepada BKM dan PJOK.
Namun seringkali masyarakat/ KSM tidak paham tentang konsep perhitungan
bahan bangunan yang akan digunakan harus berdasarkan perhitungan SNI.
Mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga yang di pasaran pada
umumnya, karena itu proposal tersebut harus di revisi kembali.
Setelah proposal disetujui dan dana cair, KSM bersama-sama
masyarakat gotong royong dan mengumpulkan swadaya baik berupa uang,
peralatan maupun tenaga. Papan proyek segera dipasang sebelum pelaksanaan
dimulai, sebagai bentuk informasi kepada masyarakat. KSM juga harus
mencatat setiap harinya ketika material datang dan diukur volumenya supaya
panitia tidak dirugikan supleyer. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan
total biaya tersebut di atas. Kemudian KSM Karya Bhakti menyusun laporan
pertanggungjawaban (LPJ) yang akan diserahkan kepada BKM.
Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Bapak Suripto selaku
Ketua KSM Karya Bhakti, sebagai berikut:
“Setelah kegiatan selesai kami membuat laporan pertanggungjawaban
kepada BKM yang didampingi oleh UPL” (Wawancara tanggal 16 Juni
2010).
Untuk kegiatan Ekonomi, sesuai kesepakatan pada musyawarah
persiapan dan pencairan oleh anggota BKM maka dari daftar usulan kegiatan
yang telah siap untuk menerima pencairan dana perguliran adalah KSM Usaha
baru RT 6/2 dan Barokah 5 RT 5/2 sebagai modal untuk usaha dagang.
Namun tidak semua KSM Ekonomi mengembalikan dana pinjaman
tersebut dengan tepat waktu. Terlambatnya nasabah atau ketua ketua kelompok
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dalam melakukan angsuran atau sering disebut menunggak. Hal tersebut akan
memberi dampak tidak baik bagi semua KSM karena dana tersebut harus
digulirkan pada KSM lainnya.
Seperti disampaikan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,
sebagai berikut:
“Biasanya kalau ada KSM yang nunggak maka diberi peringatan dan
pinjaman dana selanjutnya bagi satu kelompok KSM tersebut akan ditunda
sampai mereka melunasinya”.( Wawancara tanggal 16 Juni 2010)
Pencairan dana dilakukan lewat bendahara masing-masing KSM yang
kemudian dibagikan kepada masing-masing anggota. Pada tahap pelunasan
pinjaman dilakukan secara kolektif, cicilan dikumpulkan kepada KSM setelah
semua anggota lunas maka baru kemudian diserahkan kepada UPK. Pada saat
pengembalian dana pinjaman dikenai bunga sebesar 1,5% yang digunakan untuk
biaya operasional ATK UPK dan honor UPK.
Dalam kegiatan ekonomi pinjaman bergulir, ternyata mendapat respon/
tanggapan yang cukup baik dari masyarakat desa Denggungan,. Terlihat dari
banyaknya KSM Ekonomi yang di bentuk oleh masyarakat dalam rangka
memanfaatkan modal pinjaman bergulir untuk membangun dan
mengengembangkan usaha produktif masyarakat. KSM Ekonomi produktif
yang terbentuk saat ini mungkin hanya bisa dimanfaatkan oleh anggota
kelompoknya saja, tapi tidak tertutup kemungkinan KSM-KSM ini dikemudian
hari bisa menyerap tenaga kerja lokal sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan usahanya, mengingat kegiatan usaha ekonomi KSM yang juga
beragam antara lain: buruh tani, usaha warung, home industri, buruh bangunan.
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan Sosial, penulis mangambil
contoh KSM “BERKAH” yang terdiri dari 5 anggota diketuai oleh Bapak
Winarno. KSM BERKAH mengusulkan kegiatan pelatihan Distributor kedelai
yang bertujuan untuk memenuhi konsumen pembuat tempe (Home Industri
tempe). Mereka mengajukan dana usulan BLM PNPM-MP sebesar Rp.
1.300.000 dan swadaya masyarakat Rp. 2.000.000,- yang akan digunakan untuk
pembelian timbangan dan peralatan usaha distribusi kedelai.
d. Pengawasan
Supaya program dapat berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu
dilakukan pengawasan (controlling) dan evaluasi yang dilakukan secara efektif
dan terpadu melalui penyelenggaraan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas.
Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk
membuat laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggungjawaban/LPJ untuk
mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan
kegiatan atau tidak. Berikut adalah tabel hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya
tahun 2009 yang sudah berjalan
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3.3
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan PNPM-MP Desa Denggungan tahun 2009 No Nama ksm Jenis
usulan keg
lokasi vol Total
nilai
Keg Lingkungan Keg Ekonomi Keg Sosial Total
Dana
PNPM
Thn Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan
BLM
PNPM-
MP
A
P
BD
Swadaya BLM
PNPM-
MP
A
P
BD
Swadaya BLM
PNPM-
MP
A
P
BD
Swadaya
Tahap I (30%)
1 KARYA
BAKTI
REHAP
JALAN ASPAL
RT10/3 1050M2 29313000 12000000 17313000 12000000 2009
2 USAHA
BARU
PINJAMAN
BERGULIR
RT 6/2 7
ORANG
11900000 6300000 5600000 6300000 2009
3 BAROKAH 5 PINJAMAN BERGULIR
RT 5/2 7 ORANG
17900000 8900000 9000000 8900000 2009
4 BERKAH PENGADAA
N ALAT
DISTRIBUSI
KEDELAI
DESA 40
ORANG
3300000 1300000 2000000 1300000 2009
BIAYA
OPERASIONAL
1500000
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 (30%)
1 ABADI TALUD JALAN
RT 8/2 42.33M3 19069000 14300000 4769000 14300000 2009
2 MANUNGGA
L KARSA
RABAT
JALAN
RT
01/1
22.01M3 12388000 9200000 3188000 9200000 2009
3 TUNGGAL
JAYA
REHAB
JALAN
ASPAL
RT
03/1
300M2 8611000 4000000 4611000 4000000 2009
BIAYA
OPERASIONAL
2.500.000
JUMLAH 30.000000
Sumber:LPJ Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1.) Transparansi
Dalam konteks PNPM-MP, penanggung jawab pendampingan dan
pengawasan pelaksanaan adalah KMW/ Fasilitator serta PJOK dari unsur
pemerintah. Sedangkan di tingkat masyarakat, relawan bersama UP-UP dan
BKM diharapkan mampu berperan dalam pendampingan dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat.
Semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kebijakan dan
keuangan yang dikelola BKM, termasuk UP-UP nya, harus dipublikasikan dan
disebarluaskan kepada seluruh masyarakat luas serta pihak-pihak lainnya secara
terbuka melalui papan-papan informasi, bulletin, surat, dan berbagai media yang
memungkinkan. Setidaknya BKM secara rutin dan berkala senantiasa
menginformasikan notulensi pertemuan, kebijakan, kondisi dan laporan
keuangan bulanan, hasil audit independent, nama serta jumlah pinjaman, jenis
kegiatan yang diusulkan, penunggak pinjaman dan lain-lain.
Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK menyatakan sebagai berikut:
“ pelaporan oleh UP-UP kepada BKM harus dilakukan secara rutin tiap
bulan untuk mengetahui perkembangan masing-masing sehingga kalau ada
kesalahan dapat segera diperbaiki”. (Wawancara, 22 Mei 2010)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM
sebagai berikut:
“dalam setiap pelaksanaan program kegiatan yang telah selesai UP-UP
yang ada memberikan laporan kepada BKM sebagai bentuk
pertanggungjawaban, hal ini untuk menghindarkan terjadinya
kesalahan”.(wawancara tanggal 22 Mei 2010)
Informasi-informasi tersebut selain harus disebarluaskan ke masyarakat
di wilayahnya, serta harus ditempelkan di papan-papan pengumuman di seluruh
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pelosok kelurahan, khususnya ditempat-tempat strategis, juga perlu
diinformasikan kepada perangkat pemerintah kelurahan/kecamatan hingga
kota/kabupaten setempat. Informasi-informasi pokok yang perlu terus menerus
disampaikan secara terbuka oleh BKM dan UP-UP kepada seluruh masyarakat
serta pihak terkait lainnya, antara lain adalah jumlah dana bantuan yang diterima
dan dikelola, keputusan-keputusan BKM yang telah ditetapkan, PJM dan Renta
Pronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatan BKM/UP-UP, laporan posisi
keuangan, KSM beserta anggota yang memperoleh pinjaman, KSM bermasalah
dan penunggak, hasil audit independent ataupun hasil pemeriksaan dari berbagai
pihak serta informasi-informasi lain.
Transparansi informasi-informasi disampaikan BKM dengan cara, antara lain:
Penempelan melalui papan-papan informasi di tempat-tempat yang strategis
secara rutin dan berkala
Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM, panitia dan masyarakat
Pertemuan rutin dengan perangkat kelurahan dan kelompok peduli setempat
Penyebarluasan informasi permasalahan dan perkembangan secara rutin
(bulanan) melalui surat kepada KSM-KSM, relawan, utusan warga,
perangkat kelurahan dan masyarakat lainnya.
Pembuatan dan penyebarluasan media warga, leaflet atau bulletin,dll
Melakukan audit tahunan BKM dan hasilnya disebarluaskan ke
masyarakat, melalui rembug warga, surat, rapat tahunan pertanggung-
jawaban BKM, dll
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
BKM, UP-UP serta pelaku PNPM-MP di tingkat kelurahan harus bersifat
terbuka memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pemeriksaan oleh KMW, perangkat pemerintah, unsure
masyarakat dan atau pemantau independent yang dapat dilakukan setiap
saat serta audit independent yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun.
2) Akuntabilitas
Akuntabilitas ini pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan
akses kepada semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan audit,
bertanya dan atau menggungat pertanggungjawaban para pengambil
keputusan(BKM), pelaksana kegiatan (UP-UP) dan penerima maanfaat.
Penerapan akuntabilitas oleh BKM, UPK, KSM dan masyarakat antara lain
dapat dilakukan melalui:
a Konsultasi Publik
b Rapat Koordinasi Triwulan BKM dengan Utusan-utusan Warga
c Rapat Bulanan Anggota BKM
d Rapat Tahunan BKM
e Rembug Para Pihak Terkait di Tingkat Kelurahan
f Komunitas Belajar Kelurahan
g Audit dan Pemeriksaan
Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk membuat
laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggungjawaban/LPJ untuk
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan
kegiatan atau tidak. Tabel diatas adalah hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya
tahun 2009 yang sudah berjalan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa LPJ kegiatan Tridaya PNPM-
MP Desa Denggungan sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan proposal
kegiatan yang diajukan pada tahap sebelumnya. Dikarenakan dalam tahap
pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan serta pembuatan LPJ, KSM benar-
benar diawasi dan didampingi oleh UP-UP dan fasilitator sehingga kalau ada
permasalahan dapat segera ditangani.
B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1) Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan PNPM-MP khususnya dalam kegiatan Tridaya di
Desa Denggungan terdapat faktor pendukung yang mempengaruhi. Berbagai
faktor tersebut dapat mendukung dan memberi kemudahan pelaksanaan kegiatan
manajemen PNPM –MP desa Denggungan sehingga dapat terlaksana dengan
baik. Untuk lebih jelasnya tentang kemudahan dalam pelaksanaan
pemberdayaan dalam manajemen PNPM-MP masyarakat desa Denggungan
tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Dukungan dari masyarakat
Setelah tahap sosialisasi masuknya PNPM-MP di Desa Denggungan
dilaksanakan RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) yang bertujuan
memantapkan kesiapan dari masyarakat dalam pelaksanaan PNPM-MP
nantinya. Setelah ada kesepakatan dari masyarakat dalam menerima PNPM-MP
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
tersebut dalam kegiatan selanjutnya yaitu tahap pembentukan BKM dan KSM
yang telah di singgung dalam pertemuan sebelumnya sehingga dalam proses
pembentukannya dapat terlaksana dengan mudah. Melalui pembentukan BKM
diharapkan dapat memperlancar kegiatan-kegiatan pemberdayaan karena
merupakan perwakilan masyarakat yang dipilih secara langsung sehingga
diharapkan dapat lebih tepat sasaran dalam penggunaan dana bantuan serta
memiliki kesadaran untuk berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan
maupun pemeliharaan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri.
Melalui sosialisasi diharapkan diperoleh pemahaman yang benar akan makna
dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah desa, adanya
dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya proses pembangunan organisasi dan kepemimpinan masyarakat
untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP. Hal ini sesuai yang diungkapkan
oleh Sdr. Nanang Baidhowi selaku sekretaris sebagai berikut:
“ dulu setelah tahap sosialisasi awal masyarakat langsung menerima
program ini, malah mereka ingi tahu lebih banyak karena PNPM-MP ini
dirasa berbeda dengan program lain. Soalnya selama ini, sebelum ada
program PNPM-MP biasanya bantuan itu lewat jalur pemerintah, paling
rendah lewat desa baru kemudian ke masyarakat, jadinya ya lama sekali.
Nah, kalau di PNPM-MP ini bantuan langsung di terima oleh
masyarakat,meskipun lewat BKM tapi BKM kan juga masyarakat. Dan
kalau menurut saya bantuan tersebut lebih tepat sasaran karena ada proses
refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya”.
(Wawancara tanggal 22 Mei 2010)
b. Dukungan dari Faskel (Fasilitator Kelurahan)
Tahap awal yang dilakukan faskel dalam mensosialisaikan PNPM-MP
berpengaruh besar terhadap penerimaan masyarakat terhadap program yang
akan dilaksanakan. Kegiatan pendampingan serta pelatihan dasar kelembagaan
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
bagi BKM dilakukan oleh faskel. Faskel sangat berperan dan mempermudah
pelaksanaan dalam kegiatan PNPM-MP.
Selain membantu dan memudahkan pelaksanaan PNPM-MP di tingkat
BKM, faskel juga membantu pendampingan dan penyusunan rencana kegiatan
KSM meskipun hal tersebut menjadi tanggung jawab BKM.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sdr
Nanang Baidhowi selaku Sekretaris, sebagaimana berikut:
“wah besar sekali mbak manfaat pendampingan yang dilakukan faskel dan
UP kepada KSM, salah satunya ya KSM menjadi tau dan paham dalam
pembuatan proposal kegiatan ini”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010).
c. Dukungan dari aparatur pemerintah Desa Denggungan
Dalam pelaksanaan PNPM-MP aparatur pemerintah desa Denggungan
tidak terlibat secara langsung, namun hanya sebatas pada pemberian ijin
kegiatan dan penempatan kantor sekretariat BKM Ngudi Sejahtera di desa
Denggungan. Namun dalam setiap kegiatan seperti pencairan dana PNPM-MP,
pembahasan proposal kegiatan dan monitoring dari kabupaten, aparat
pemerintah desa tetap dilibatkan sebagai bentuk dukungan selaku penguasa
wilayah administrasi desa Denggungan. Sesuai dengan penjelasan Bpk Junaidi,
A.Md selaku Kepala Desa Denggungan
“selalu ada koordinasi antara pegurus BKM dan pemerintah desa misalnya
mengenai informasi monografi masyarakat desa Denggungan yang
dibutuhkan pengurus BKM buat menentukan kriterian warga yang berhak
memperoleh bantuan dan kami akan selalu siap membantu melakukan apa
yang bisa kami Bantu untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP. Kami
mendukung secara penuh agar semuanya dapat berjalan dengan baik
sehingga dapat tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat
Denggungan.” (Wawancara tanggal 15 April 2010)
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Hal senada juga dikemukakan oleh Sdr. Nanang Baidhowi selaku Sekretaris,
sebagai berikut:
“BKM selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setiap
merencanakan suatu kegiatan. Dulu pada saat sosialisasi awal belum
terbentuk BKM, dana operasional yang digunakan untuk rapat ya dari
bantuan pemerintah desa. Jadi bisa dibilang hubungan antara BKM dan
pemerintah desa cukup baik, karena program-program BKM dan juga
pemerintah desa sama. BKM membuat PJM sedangkan pemerintah desa
membuat RPJMDes yang berlaku untuk 3 tahun. Semuanya bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga bisa berjalan
lancar”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)
Dengan dukungan tersebut diharapkan terjalin hubungan yang baik
antara pemerintahan desa Denggungan dengan BKM Ngudi Sejahtera sehingga
dapat memberikan kemudahan dalam setiap kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan.
d. Kepedulian para pengurus BKM dan KSM
Sebagai relawan yang tidak mendapatkan imbalan para pengurus
melaksanakan banyak tugas yang menyita banyak waktu. Namun adanya
kesadaran mendukung pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Denggungan membuat para pengurus BKM dan KSM yang telah dipilih dan
dipercaya oleh masyarakat berusaha menjalankan tugas mereka dengan baik
meskipun belum dapat berjalan dengan lancar di sebabkan karena kesibukan
kerja masing-masing sehingga sulit mempertemukan mereka dalam satu forum.
Untuk itu diadakan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali setiap awal bulan,
guna membahas apabila ditemukan kendala-kendala sehingga dapat diperoleh
penyelesaian secara bersama-sama.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Sdr. Nanang Baidhowi selaku sekretaris,
sebagai berikut:
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
“ kebanyakan dari anggota BKM itu berprofesi sebagai PNS, jadi karena
kesibukan kerja masing-masing mereka tidak selalu dapat hadir dalam
rapat rutin. Tapi kalau ada yang tidak bisa mengikuti rapat gitu biasanya
mereka bertanya hal-hal yang dibahas dalam rapat serta
perkembangannya”.
(Wawancara tanggal 22 Mei 2010)
2. Faktor Penghambat
a. Kegiatan Lingkungan
Dalam PNPM-MP, dana yang diberikan hanyalah sebagai stimulant.
Untuk itu masyarakat dituntut untuk berswadaya secara gotong royong.
Kurangnya swadaya dana dari masyarakat menjadi salah satu faktor penghambat
dalam kegiatan ini. Selain itu juga adanya kesalahpahaman dari warga, bahwa
bentuk swadaya masyarakat bukan hanya sekedar uang tapi juga tenaga relawan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK,
sebagai berikut:
“ Banyak yang merasa tidak punya uang untuk nomboki bareng-bareng,
padahal swadaya itu tidak harus berupa uang, bisa juga berupa tenaga atau
peralatan”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)
Selain itu masyarakat juga tidak paham dalam pembuatan proposal dan
LPJ kegiatan. Dalam konsep PNPM-MP, bahan bangunan yang akan digunakan
dalam kegiatan lingkungan harus berdasarkan perhitungan Standard Nasional
Indonesia (SNI), namun mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga
dipasaran pada umumnya, karena itulah sering terjadi kesalahan dalam
pembuatan proposal dan LPJ dan memerlukan revisi yang lama sehingga proses
pencairan dana tidak segera terealisasi. Untuk itu diadakan sosialisasi lebih
lanjut serta pendampingan agar masyarakat menjadi paham.
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Kegiatan Ekonomi
Dalam kegiatan pinjaman bergulir masalah yang dihadapai adalah
adanya keterlambatan/tunggakan nasabah atau ketua kelompok dalam
melakukan angsuran. Hal tersebut akan memberikan dampak tidak baik bagi
semua anggota KSM karena dalam pinjaman bergulir PNPM-MP tidak ada
agunan maka diganti dengan sistem tanggung renteng dimana kalau salah satu
atau beberapa anggota KSM ada yang menunggak maka pinjaman dana
selanjutnya bagi satu kelompok KSM akan ditunda. Maka dari itu diharapkan
kepada setiap anggota KSM untuk saling mengingatkan. Selain itu terdapat
kendala lain yaitu kurangnya modal BKM untuk pinjaman. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK, sebagai
berikut:
“ Salah satu kendalanya ya kita kekurangan modal untuk dipinjamkan
kepada KSM, proposal yang ngantri sudah banyak tapi modal kurang.
Masalahnya kalau kita mau mengadakan chanelling dengan bank juga kita
nggak punya agunan”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)
c. Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial yang dilakukan antara lain pelatihan ketrampilan usaha
dalam rangka pemberdayaan warga miskin. Memberikan bantuan gizi balita, ibu
hamil dan lansia serta pelayanan kesehatan dan santunan kepada jompo,
pemberian beasiswa sekolah gakin.
Namun bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan seperti tersebut diatas, tidak
mampu berkelanjutan, sebab dana yang dialokasikan kemudian habis pada
kegiatan tersebut.
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Manajemen yang dilakukan BKM merupakan bentuk pengembangan
institusi lokal untuk mengembangkan sumber daya dan potensi desa
Denggungan. Sedangkan peran masyarakat merupakan bagian terpenting dalam
kegiatan PNPM-MP dengan memberdayakan/melibatkan masyarakat
Denggungan melalui berbagai kegiatan baik yang menyangkut pembangunan
lingkungan, sosial maupun ekonomi. BKM, KSM maupun fasilitator berperan
sebagai pendamping dalam kegiatan pemberdayaan. Hal ini sesuai dengan peran
institusi lokal tersebut baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan maupun pengawasan.
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah serta hasil penelitian dan pembahasan,
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan PNPM-MP Desa Denggungan diawali dengan tahap
sosialisasi kepada masyarakat agar mereka dapat mengerti dan memiliki
kesadaran untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan maupun
pemeliharaan hasil pembangunan yang dilaksanakan. Dari sosialisasi ini
masyarakat memperoleh pemahaman yang benar sehingga mereka dapat
memanfaatkan segenap potensi untuk mengakses dana PNPM-MP dengan
tepat sasaran. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tahunan untuk
memberikan kemudahan bagi pelaksana yaitu UP (Unit Pengelola), baik
UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPK (Unit Pengelola Keuangan),
maupun UPS (Unit Pengelola Sosial) sesuai dengan prioritas tugas
mereka. Namun dalam tahap perencanaan atau penyusunan PJM banyak
kegiatan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan relawan hanya
mengacu pada data yang ada dan belum di cek sungguh-sungguh ke lokasi
atau lapangan
2. Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan dalam
pengambilan keputusan mulai dari proses mengenali masalah,
perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai wujud
partisipasi dan demokrasi melalui BKM sebagai wadah aspirasi
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
masyarakat. Dalam operasionalnya BKM dibantu oleh UP-UP sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiatannya, BKM
serta UP-UP tersebut sudah bekerja dengan baik dengan didampingi oleh
fasilitator.
3. Kegiatan penggerakan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan
rencana kegiatan yang telah disusun sesuai dengan hasil musyawarah
prioritas usulan kegiatan dengan melibatkan relawan-relawan masyarakat
yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), yang
didampingi oleh UP-UP dan fasilitator. Namun ada beberapa usulan yang
ditunda pelaksanaanya karena setelah merumuskan skala prioritas masalah
melalui musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang
lebih membutuhkan, maka pelaksanaan kegiatan dialihkan ke daerah
tersebut. Kegiatan penggerakan dimulai dengan penyusunan proposal
kegiatan, pelaksanaan hingga penyusunan LPJ. Dalam tahap penggerakan
ini sudah berjalan dengan baik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
4. Kegiatan pengawasan serta pendampingan yang dilakukan oleh BKM dan
UP-UP terhadap KSM dituangkan dalam bentuk LPJ kegiatan. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa pengawasan dan pendampingan yang
dilakukan BKM dan UP-UP terhadap KSM mengenai pelaksanaan
kegiatan serta pemanfaatan dana BLM sudah berjalan dengan baik,
terbukti dari hasil LPJ yang sesuai dengan proposal kegiatan yang telah
dilaksanakan.
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5. Adapun dukungan dari masyarakat, fasilitator, aparat pemerintah desa
serta kepedulian BKM dan KSM sangat membantu pelaksanaan program
ini. Namun dalam pelaksanaannya juga tak lepas dari faktor penghambat
antara lain: Kurangnya swadaya dari masyarakat, kesalahpahaman dalam
pembuatan proposal maupun LPJ, adanya keterlambatan/tunggakan
nasabah atau ketua kelompok dalam melakukan angsuran, untuk itu harus
diadakan pendampingan lebih lanjut.
B. Saran
1. Dalam tahap perencanaan atau penyusunan PJM banyak kegiatan yang tidak
sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan relawan hanya mengacu pada data
yang ada. Untuk itu sebaiknya dalam tahap perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan di cek atau di survey dengan benar sesuai fakta yang ada,
sehingga antara perencanaan dan pelaksanaan dimungkinkan tidak ada
perbedaan yang mencolok lagi.
2. Seringkali suatu kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon
penerima manfaat dalam berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta
tidak terbentuknya panitia penanggungjawab pengoperasian dan
pemeliharaan kegiatan atau ketidaksiapan terhadap rencana kegiatan yang
telah direncanakan. Untuk itu pastikan bahwa penerima manfaat benar-benar
telah tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat baik KSM
Lingkungan, Ekonomi maupun Sosial. Dan pastikan kesiapan KSM untuk
melaksanakan kegiatan
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Untuk mengatasi kendala dalam kegiatan ekonomi bergulir, yaitu kurangnya
modal untuk dipinjamkan kepada KSM, sebaiknya BKM menjalin
kerjasama dengan lembaga-lembaga simpan pinjam yang ada di desa atau
dengan kata lain, lembaga simpan pinjam yang ada di desa Denggungan
menjadi satu dengan UPK untuk tambahan modal pinjaman bergulir.
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh Sulistiyani. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. 2004.
Yogyakarta: Gramedia
Anggito Abimanyu,dkk. Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan
Masyarakat.1999. Yogyakarta: PAU SE UGM dan BP.FE
Dwi Tiyanto,dkk. 2006. Mengubah Dari yang Kecil (Perspektif, Konsep dan
Metode Membangun Komunitas). 2006. Surakarta : Lindu Pustaka dan
CIRCUM
Gunawan Sumodiningrat. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, 1999 Bandung:
Gramedia.
H.B. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2006. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah.
1984. Jakarta: PT. Gunung Agung
H. B Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif, dasar Teori dan Terapannya
Dalam Penelitian. 2002. Surakarta: UNS Press
Ibnu Syamsi. Pokok-pokok Fungsi Manajemen. 1994. Jakarta: Bina Aksara
Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung :PT. Remaja
Rosdakarya
Pariatra Westra. “Ensiklopedia Administrasi”. 1982. Jakarta: Gunung Agung
Randy R. Wrihatnolo& Riant Nugroho.Manajemen Pemberdayaan. 2007. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo
Tadjuddin Noer Effendi. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan.
1995.Yogyakarta : PT Tiara Wacana
T. Hani Handoko. 2001. Manajemen. Yogyakarta: PT BPFC.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, depdikbud, Balai Pustaka, Jakarta, 1998.
Tri Cahyo Atmojo. Pemberdayaan Masyarakat Dalam P2KP di Desa Dlimas
Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten TA 2002. Skripsi, FISIP UNS. 2006
Yohanes Yahya. Pengantar Manajemen. 2006 Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sumber-sumber lain:
Buku Pedoman Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, 2004
Standard Operating Prosedure Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)
Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM “Ngudi Sejahtera” Desa
Denggungan, Banyudono, Boyolali, tahun 2009-2011
Dokumen Pencairan Dana BLM tahun 2009
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan tahun 2009
Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkambangan Desa Denggungan,
Banyudono, Boyolali.
Profil BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali
Geovanni B. Giglioni, Missisipi State University. Arthur G. Bedeian (Boston
University), Academy of Management Journal, A Conceptus of Management
Control Theory:1900-1972. Volume 17 Number 2
http://www.bus.lsu.edu/management/faculty/abedeian/articles/ConspectusControl
Theory-AMJ1974.pdf
Science for humanity, tanggal 21 pebruari 2007.
http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-
manajemen.html.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara mengenai Manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali :
A. Manajemen PNPM-MP
1. Perencanaan
1) Apakah tujuan dari proses sosialisasi masyarakat?
2) Siapa saja yang teribat dalam proses perencanaan PNPM-MP Desa
Denggungan?
3) Kendala apa yang dihadapai dalam melakukan perencanaan PNPM-MP?
2. Pengorganisasian
1) Apakah BKM itu?
2) Apakah tugas dan fungsi dari BKM?
3) Bagaimana koordinasi antara UP-UP dalam organisasi BKM?
4) bagaimanakah koordinasi antara BKM dengan pemerintah desa?
3. Penggerakan
a. Upaya apa yang dilakukan faskel dan BKM untuk menggerakkan UP dan
KSM?
b. Bagaimana langkah BKM menggerakkan KSM dalam pembuatan proposal?
c. Seberapa besar manfaat pendampingan yang dilakukan?
d. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan penggerakan?
4. Pengawasan
a. Bagaimana pengawasan yang dilakukan?
b. Bagaimana jika terjadi penyelewengan dalam pengawasan?
c. Kendala apa yang dihadapi dalam pengawasan dan bagaimana cara
mengatasinya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor pendukung
a. Bagaimanakah tanggapan masyarakat desa Denggungan terhadap sosialisasi
PNPM-MP?
b. Bagaimanakah peran faskel dalam kegiatan PNPM-MP?
c. Bagaimanakah hubungan antara aparatur pemerintah desa dengan BKM dalam
hal PNPM-MP?bagaimana keterlibatan pemerintah desa?
d. Meskipun tidak mendapatkan imbalan namun para pengurus mau melaksanakan
banyak tugas yang menyita waktu.apakah alasannya?
e. Apakah semua anggota selalu hadir dalam setiap rapat bulanan?
2. Faktor Penghambat
a. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan lingkungan?dan bagaimana
solusinya?
b. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan pinjaman bergulir?dan bagaimana
solusinya?
c. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan sosial?dan bagaimana solusinya?
d. Pernahkah terjadi salah sasaran dalam penyaluran dana?bagaimana solusinya?