9
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 1/9 MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPL Y CHAI  PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Hendro Sutowijoyo 1 , I Putu Artama W 2 , dan Sri Pingit W 3  1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: artama@ce.its.ac.id 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: [email protected] ABSTRAK Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula  pada sektor jasa konstruksi. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihak yang terlibat demi mencapai tujuan bersama. Konsep  supply chain management  merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dimaksud. Namun dengan diadosinya konsep tersebut ke dalam industi konstruksi, bukan berarti hal ini tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan  baru. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada  pihak-pihak yang terlibat dengan sasaran responden para pengambil keputusan dalam organisasi masing-masing dari proyek bersangkutan. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan  probability impact analysis untuk mengetahui besarnya risiko dan analisis faktor untuk mengetahui variabel risiko yang paling dominan berpengaruh pada hubungan yang terjadi antara kontraktor dan supplier, kontraktor dan subkontraktor, serta subkontraktor dan supplier. Pada hubungan kontraktor terhadap subkontraktor dapat diambil kesimpulan  bahwa risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor , sedang pada hubungan kontraktor terhadap supplier adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material. Pada hubungan subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah,  pada hubungan subkontraktor terhadap supplier adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier,  pada hubungan supplier terhadap kontraktor adalah risiko pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah , dan  pada hubungan supplier terhadap subkontraktor adalah minimnya kepercayaan supplier terhadap subkontraktor . Kata kunci : Supply Chain Management , Manajemen Risiko, Analisis Faktor. 1. PENDAHULUAN Apabila dilakukan pengamatan terhadap jumlah perusahaan kontraktor sebagai indikator perkembangan industri konstruksi pada umumnya, maka menurut data yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi pada tahun 2007 telah terdapat 83.894 kontraktor yang bergerak dalam berbagai sub bidang pekerjaan dan kualifikasi. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2008 sebesar 81.3 % atau

Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 1/9

MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN  PROYEK

KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA

Hendro Sutowijoyo

1

, I Putu Artama W

2

, dan Sri Pingit W

3

 1Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS

Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339,

e-mail: [email protected] Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339,

e-mail: [email protected] 

ABSTRAK

Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula

 pada sektor jasa konstruksi. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi

tantangan tersebut adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihakyang terlibat demi mencapai tujuan bersama. Konsep  supply chain management   merupakan

salah satu bentuk kerjasama yang dimaksud. Namun dengan diadosinya konsep tersebut ke

dalam industi konstruksi, bukan berarti hal ini tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan

 baru.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada

 pihak-pihak yang terlibat dengan sasaran responden para pengambil keputusan dalam organisasi

masing-masing dari proyek bersangkutan. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis

dengan menggunakan  probability impact analysis  untuk mengetahui besarnya risiko dan

analisis faktor untuk mengetahui variabel risiko yang paling dominan berpengaruh pada

hubungan yang terjadi antara kontraktor dan supplier, kontraktor dan subkontraktor, serta

subkontraktor dan supplier.Pada hubungan kontraktor terhadap subkontraktor dapat diambil kesimpulan

 bahwa risiko yang paling dominan adalah  hubungan psikologis yang terganggu terkait

adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor , sedang pada hubungan kontraktor

terhadap supplier adalah  risiko akibat eskalasi kenaikan harga material. Pada hubungan

subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak

terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah,  pada hubungan

subkontraktor terhadap supplier adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier,

 pada hubungan supplier terhadap kontraktor adalah risiko pembayaran yang

terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah , dan

 pada hubungan supplier terhadap subkontraktor adalah minimnya kepercayaan supplier

terhadap subkontraktor . 

Kata kunci : Supply Chain Management , Manajemen Risiko, Analisis Faktor.

1.  PENDAHULUANApabila dilakukan pengamatan terhadap jumlah perusahaan kontraktor sebagai

indikator perkembangan industri konstruksi pada umumnya, maka menurut data yang

dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi pada tahun 2007 telah

terdapat 83.894 kontraktor yang bergerak dalam berbagai sub bidang pekerjaan dan

kualifikasi. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2008 sebesar 81.3 % atau

Page 2: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 2/9

Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari

Please leave the footers empty

sebesar 152.110 kontraktor. Penyumbang terbesar jumlah tersebut adalah dari propinsi

Jawa Timur.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan tersebut

adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihak yang

terlibat demi mencapai tujuan bersama. Penerapan metode  supply chain managementdiyakini oleh beberapa peneliti bidang  supply chain management  dapat menjadi salah

satu solusi dari persoalan-persoalan yang terkait dengan penghantaran produk ke

 pengguna akhir (end user ).

 Namun penerapan  supply chain management  dalam proyek konstruksi, bukan

 berarti tanpa menimbulkan risiko baru. Secara umum risiko dapat timbul dalam

 berbagai bentuk dari setiap kejadian, tetapi dapat dikelola berdasarkan kebutuhan

organisasi. Risiko tidak dapat dihilangkan, namun dapat diolah berdasarkan kebutuhan

 perusahaan. Penanganan risiko yang dilakukan dengan terstruktur dan menyeluruh dapat

 berkontribusi terhadap perbaikan kinerja organisasi, sekaligus dapat menambah

keuntungan dengan mengurangi terjadinya kejadian risiko yang tidak diharapkan dalam

aktifitas organisasi tersebut.

2.  SUPPLY CHAIN MANAGEMENTSupply chain management  merupakan suatu metode terintegrasi diantara pihak-

 pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menghasilkan

 produk atau jasa dimulai pada proses mendapatkan bahan baku dari supplier menuju ke

 proses produksi dan berakhir pada proses penghantaran kepada pengguna akhir yang

 berlandaskan pada semangat kolaborasi demi mewujudkan tujuan bersama yaitu

kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Para pelaku di dalam proyek konstrusi

sangat banyak, yang dapat dibedakan sebagai pihak pengguna jasa dan pihak penyedia,

yaitu owner, konsultan, kontraktor, subkontraktor dan supplier. Pada proyek-proyek

konstruksi terdapat sangat banyak risiko dimana risiko-risiko tersebut sangat bervariatif.

Menurut Zhi (1995) yang mengadopsi pendapat dari William (1993) berpendapat

 bahwa, besar-kecil risiko tersebut dapat dihitung dengan mengalikan probabilitas

terjadinya risiko yang tidak diharapkan dengan besar dampak yang ditimbulkan.

Cavinato (2006) membagi risiko dalam  supply chain management   ke dalam lima

kategori yaitu jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan relasional

dan jaringan inovasi.

3.  ANALISIS FAKTORAnalisis faktor adalah suatu teknik yang menggambarkan hubungan keragaman

diantara beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor, dimana variabel-variabel yang

mempunyai korelasi yang tinggi dikelompokkan dalam satu kelompok (faktor),

sedangkan korelasi antara variabel pada kelompok yang satu dengan yang lain relatif

kecil. Antar variabel di dalam satu kelompok tertentu mempunyai hubungan yang

sangat kuat, tetapi terhadap variabel-variabel lain dalam kelompok lain mempunyai

hubungan yang relatif kecil.

Pola hubungan  supply chain management   proyek konstruksi yang ditinjau

dalam penelitian ini yaitu yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu

seperti kontraktor, subkontraktor dan supplier. Untuk mencapai maksud penelitian yaitu

mengetahui variabel risiko yang paling dominan terhadap pihak-pihak tersebut maka

menggunakan analisis faktor. Analisis faktor yang digunakan di dalam penelitian ini

Page 3: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 3/9

 MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

 DI SURABAYA 

Jangan menulis apapun pada footer

 bertujuan untuk mendapatkan variabel risiko paling dominan dan berpengaruh terhadap

hubungan antara kontraktor dan subkontraktor, kontraktor dan supplier, serta

subkontraktor dan supplier untuk setiap kategori jaringan yang dikelola dalam  supply

chain management  dan telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

4.  METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian eksploratif dan deskriptif yang bertujuan

untuk mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru sehingga

dapat memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya. Disamping itu juga bertujuan

untuk memperoleh deskripsi data yang mampu menggambarkan komposisi dan

karakteristik dari unit yang diteliti. Populasi penelitian adalah pelaku proyek bangunan

gedung yang sedang dalam proses konstruksi dan proyek yang telah selesai

dilaksanakan dalam dua tahun terakhir di kota Surabaya dengan objek/sampel penelitian

 pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu  supply chain management   dalam proyek

konstruksi tersebut mulai dari supplier, subkontraktor, dan kontraktor. Sedangkan yangmenjadi responden dari penelitian ini adalah para pimpinan perusahaan, pimpinan

 proyek ( project manager ) atau para pengambil keputusan dalam organisasi masing-

masing dari proyek bersangkutan. Pola hubungan risiko  supply chain management  

 proyek konstruksi yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu pola hubungan risiko yang

terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu  supply chain management  yaitu

kontraktor, subkontraktor dan suppliernya dengan pengkategorian risiko ke dalam lima

kategori jaringan yaitu; jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan

relasional dan jaringan inovasi.

Tabel 1. Variabel Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Subkontraktor maupun Sub-

kontraktor terhadap Kontraktor No Kategori Keterangan variabel

1

Jaringan

fisik

Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak

2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar

3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan

4Perubahan desain atau terjadi pekerjaan “tambah-kurang” pada saat

 proses konstruksi berlangsung

5 Kekurangan tenaga kerja yang dimiliki Subkontraktor

6Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam

 pekerja, material dan peralatan

7 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan8 Birokrasi perizinan yang berbelit

9 Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja sama

10 Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran

11 Jaringan

keuangan

Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya

Subkontraktor karena keuangan Kontraktor yang bermasalah

12 Harga kurang kompetitif

13 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa

14Jaringan

informasi

Manipulasi informasi oleh Subkontraktor

15Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki

 perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi

Page 4: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 4/9

Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari

Please leave the footers empty

Lanjutan Tabel 1...

 No Kategori Keterangan variabel

16 Jaringan

informasi

Ketidakjelasan pihak Kontraktor dalam memberikan informasi

17 Minimnya kepercayaan Subkontraktor terhadap Kontraktor

18

Jaringan

relasional

Keterlambatan pemecahan masalah sengketa

19Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi

hukuman kepada Subkontraktor

20 Koordinasi yang lemah dengan Subkontraktor

21 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa

22Kurangnya kesadaran Kontraktor dalam membina hubungan jangka

 panjang

23 Kontraktor sering melempar tanggung jawab

24Jaringan

inovasi

Pembengkakan biaya konstruksi dengan adanya metode konstruksi

yang baru

25 Ketidakpastian kualitas hasil pekerjaan dengan adanya metodekonstruksi yang baru

Tabel 2. Variabel Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Supplier maupun Supplier

kontraktor terhadap Subkontraktor

 No Kategori Keterangan variabel

1

Jaringan

fisik

Cacat pada material

2 Keterlambatan supplai material

3Kesalahan desain oleh konsultan perencana selama proses

konstruksi berlangsung sehingga mengganggu suplai material

4 Ketidakstabilan suplai material5 Tidak tersedianya bahan baku

6 Pembatasan impor material dan peralatan

7 Birokrasi perizinan pengadaan material khusus yang berbelit

8

Jaringan

keuangan

Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem

 pembayaran

9 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa

10Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya

Supplier karena keuangan Subkontraktor yang bermasalah

11 Harga kurang kompetitif

12 Risiko akibat kenaikan harga bahan bakar

13

Jaringan

informasi

Ketidakjelasan Supplier dalam memberikan informasi

14Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki

 perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi

15 Minimnya kepercayaan Supplier terhadap Subkontraktor

16 Manipulasi informasi oleh Subkontraktor

17

Jaringan

relasional

Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama

18 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa

19 Supplier/subkontraktor sering melempar tanggung jawab

20 Koordinasi yang lemah dengan Supplier

21 Kesulitan mencari supplier pengganti

Page 5: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 5/9

 MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

 DI SURABAYA 

Jangan menulis apapun pada footer

Lanjutan Tabel 2...

 No Kategori Keterangan variabel

22Jaringan

relasional

Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya

konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan

23 Kurangnya kesadaran Subkontraktor dalam membina hubungan jangka panjang

24Jaringan

inovasi

Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan

 persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi

25Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi

yang baru

Tabel 3. Variabel Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Supplier maupun Supplier

terhadap Kontraktor

 No Kategori Keterangan variabel

1

Jaringan

fisik

Spesifikasi dan mutu material yang terkirim tidak sesuai dengankontrak

2 Ketidakstabilan suplai material oleh supplier

3Risiko keterlambatan yang diakibatkan oleh proses mendapatkan

material pengganti

4Kegagalan pengiriman material karena lokasi proyek yang kurang

 jelas/sulit dilalui

5 Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit

6 Pembatasan impor material dan peralatan

7Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan

 proyek terkait pengadaan material ke lokasi

8

Jaringan

keuangan

Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material

9 Risiko akibat fluktuasi (perubahan naik-turun) kurs mata uang

10 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa

11Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena

keuangan kontraktor yang bermasalah

12 Harga kurang kompetitif

13

Jaringan

informasi

Manipulasi informasi oleh supplier

14 Ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi

15 Minimnya kepercayaan dengan kontraktor

16Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki

 perusahaan pada proses pertukaran informasi17

Jaringan

relasional

Keterlambatan pemecahan masalah sengketa

18Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas

 pelanggaran yang dilakukan Supplier

19 Kesulitan mencari supplier pengganti

20Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka

 panjang

21 Kontraktor sering melempar tanggung jawab

22 Jaringan

inovasi

Pembengkakan biaya material dengan adanya metode konstruksi yang

 baru

23 Munculnya penolakan dari owner

Page 6: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 6/9

Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari

Please leave the footers empty

5.  ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANPola hubungan risiko  supply chain management   proyek konstruksi merupakan

 pola hubungan risiko yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu

 supply chain management   yaitu kontraktor, subkontraktor dan suppliernya. Dalam

 penelitian ini besarnya faktor risiko yang dominan dapat terlihat dari hasil analisisfaktor yang dilakukan.

5.1 Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Subkontraktor

Kontraktor merupakan suatu organisasi konstruksi yang mengimplementasikan

 perencanaan yang telah dibuat menjadi hasil produk konstruksi. Sedangkan

Subkontraktor adalah suatu organisasi konstruksi yang mengambil sebagian item/jenis

 proyek. Dan supplier adalah organisasi yang bertanggung jawab dalam memberikan

 pasokan kebutuhan yang dibutuhkan dalam proyek. Dalam  supply chain management  

kontraktor melakukan hubungan kerja dengan subkontraktor dan supplier. Untuk

mengetahui variabel risiko yang paling dominan pada masing-masing hubungan kerja

digunakan analisis faktor. Dengan menggunakan analisis faktor didapatkan bahwavariabel risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait

adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor, manipulasi informasi oleh

subkontraktor, dan keterlambatan pemecahan masalah sengketa. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Variabel Risiko Paling Dominan antara Kontraktor terhadap Subkontraktor

5.2 Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Supplier

Pada hubungan kerja kontraktor terhadap supplier, variabel risiko yang paling

dominan adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material, kesulitan mencari

supplier pengganti, dan manipulasi informasi oleh supplier.

Tabel 5. Variabel Risiko Paling Dominan antara Kontraktor terhadap Supplier

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

1 Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material 0.831

2 Kesulitan mencari supplier pengganti 0.827

3 Manipulasi informasi oleh supplier 0.815

5.3 Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Kontraktor

Dengan menggunakan analisis faktor didapatkan risiko yang paling dominan

dalam hubungan kerja antara subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang

terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang

 bermasalah. Sedangkan untuk risiko dominan lainnya dapat dilihat pada Tabel 6. 

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

1Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya

 peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor0.908

2 Manipulasi informasi oleh subkontraktor 0.8653 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa 0.774

Page 7: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 7/9

 MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

 DI SURABAYA 

Jangan menulis apapun pada footer

Tabel 6. Variabel Risiko Paling Dominan antara Subkontraktor terhadap Kontraktor  

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

1

Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak

terbayarnya Subkontraktor karena keuangan

Kontraktor yang bermasalah

0.880

2 Kontraktor sering melempar tanggung jawab 0.821

3 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar 0.797

4 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan 0.766

5 Harga kurang kompetitif 0.751

6Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai

dengan kontrak0.726

7 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan 0.726

8Ketidakjelasan pihak kontraktor dalam memberikan

informasi0.650

9Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang

mengancam pekerja, material dan peralatan

0.594

5.4 Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Supplier

Jika dilakukan analisis faktor secara keseluruhan, didapatkan risiko yang paling

dominan adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier.

Tabel 7. Variabel Risiko Paling Dominan antara Subkontraktor terhadap Supplier  

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

1 Ketidakstabilan suplai material 0.901

2 Supplier sering saling melempar tanggung jawab 0.872

3 Cacat pada material 0.841

4Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yangdimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran

informasi

0.770

5

Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai

dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait

adanya inovasi

0.742

6Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak

kerjasama0.710

5.5 Hubungan Kerja Supplier terhadap Kontraktor

Risiko yang paling dominan pada hubungan kerja supplier terhadap kontraktor

adalah risiko akibat pembayaran yang terlambat. Sedangkan untuk risiko lainnya dapat dilihat pada Tabel 8. 

Tabel 8. Variabel Risiko Paling Dominan antara Supplier terhadap Kontraktor  

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

1

Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak

terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor

yang bermasalah

0,920

2 Harga yang kurang kompetitif 0.900

3 Kontraktor sering saling melempar tanggung jawab 0.892

Page 8: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 8/9

Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari

Please leave the footers empty

Lanjutan Tabel 8…

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

4

Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang

dimiliki perusahaan pada proses pertukaran

informasi

0.847

5Tidak tersedianya material dengan adanya metode

konstruksi yang baru0.832

6

Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di

sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan

material ke lokasi

0.759

7Minimnya kepercayaan supplier terhadap

kontraktor0.695

8Kegagalan pengiriman material karena lokasi

 proyek yang kurang jelas/sulit dilalui0.628

5.6 Hubungan Kerja Supplier terhadap SubkontraktorHampir sama pada pembahasan sebelumnya, dengan menggunakan analisis faktor

didapatkan risiko yang paling dominan adalah minimnya kepercayaan supplier terhadap

subkontraktor . Sedangkan untuk risiko lainnya dapat dilihat pada Tabel 9. 

Tabel 9. Variabel Risiko Paling Dominan antara Supplier terhadap Subkontraktor  

Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor

1Minimnya kepercayaan Supplier terhadap

Subkontraktor0.936

2Kurangnya kesadaran Subkontraktor dalam

membina hubungan jangka panjang0.875

3 Harga kurang kompetitif 0.845

4

Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak

terbayarnya Supplier karena keuangan

Subkontraktor yang bermasalah

0.806

5Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya

konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan0.694

6 Subkontraktor sering melempar tanggung jawab 0.649

6.  KESIMPULAN

Dari hasil analisis didapatkan bahwa risiko yang paling dominan pada pola

hubungan risiko yang terjadi pada bagian hulu  supply chain management   yaitu

kontraktor, subkontraktor dan suppliernya adalah pihak-pihak yang tidak memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga diperlukan sikap yang sangat hati-hati dalam

menentukan rekanan dalam bekerjasama. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat

dikembangkan lagi pada pola hubungan risiko yang terjadi pada bagian hilir  supply

chain management  proyek konstruksi yaitu antara kontraktor, konsultan dan owner .

DAFTAR PUSTAKA

Bauer, K., (2004), “KPIs: not All Metrics are Created Equal”,  DM Business Review, pp.

42-43.

Berry, D., Towill, D.R., & Wadsley, N., (1994), “Supply Chain Management in the

Electronics Products Industry”, International Journal of Physical Distribution and

 Logistics Management , 24, pp. 20-32.

Page 9: Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 9/9

 MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

 DI SURABAYA 

Jangan menulis apapun pada footer

Briscoe, G., Dainty, Andrew R.J., & Millett, S., (2001), “Construction Supply Chain

Partnership: Skills, Knowledge and Attitudinal Requirements”,  European Journal

of Purchasing & Supply Management , Vol. 7, pp. 243-255.

Cavinato, J.L., Flynn, A.E., Kauffman, R.G., (2006), The Supply Management

 Handbook , 7th

 edition, McGraw-Hill Companies, New York.Chopra, S. and Meindl, P., (2001), Supply Chain Management: Strategy, Planning, and

Operations, Prentice Hall, New York.

Christopher, M., (1992),  Logistics and Supply Chain Management: Strategies  for

 Reducing Costs and Improving Service, Pitman Publishing, London.

Christopher, M., Peck, H., Abley, J., Haywood, Major M., Saw, R., Rutherford, C., &

Strathern, M. (2003), “Creating Resilient Supply Chains: A Practical Guide”,

Center for Logistics and Supply Chain Management, Cranfield School of

Management, Cranfield University, Cranfield, UK.

Cooper, M.C. and Ellram, L.M., (1993), “Characteristics of Supply Chain Management

and the Implications for Purchasing and Logistics Strategy”, International Journal

of Logistics Management , Vol. 4 (2), pp. 13-24.Cooper F.D., Gray S., Raymond G., and Walker, Phil, (2005),  Managing Risk in Large

 Projects and Complex Procurements,  1st  edition, John Willey and Sons, Ltd.,

England.

Dani, S., (2009), Predicting and Managing Supply Chain Risks, in Supply Chain Risk: A

 Handbook of Assessment, Management, and Performance, eds. Zsidisin, G.A.,

Ritchie, B., Springer, New York.

Green, Jutta, (2000),  Job Satisfaction of Community College Chairpersons,

Dissertation, Faculty of the Virginia Polytechnic Institute & State University,

Virginia.

Johnson, Richard., Wichern, & Dean W., (1998),  Multivariate Statistical Analysis, 4th 

edition, Prentice Hall, New Jersey.

Kuncoro, Mudrajad, (2003),  Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Pujawan, I Nyoman, (2005), Supply Chain Management , Edisi Pertama, Guna Widya,

Surabaya.

Smeltzer, L.R. dan Siferd, S.P., (1998), “Proactive Supply Management: The

Management of Risk”,  International Journal of Purchasing and Materials

 Management , Vol. 34, No. 1, pp. 38-45.

Spekman, R.E. dan Davis, E.W., (2004), “Risky Business: Expanding the Discussion on

Risk and The Extended Enterprise”,  International Journal of Physical

 Distribution & Logistics Management , Vol. 34, No. 5, pp. 414-433.Suparno, (2004), “Model dan Pengukuran Kinerja Supply Chain”, Optima, Jurnal

 Keilmuan & Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri, Vol. 1, No. 1, hal. 15-27.

Vrijhoef, R., (1998), Co-Makership in Construction Towards Construction Supply

Chain Management , Thesis of Graduate Studies, Delft University of Technology,

 Netherland.

Zsidisin, G., (2003), “Managerial Perceptions of Risk”,  Journal of Supply Chain

 Management , Vol. 39, pp. 14-25.