13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang : Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan menambahkan bahan tambahan makanan dalam makanan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan atau “Food Additives” menurut FAO/WHO dalam konggresnya di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang masa simpan (Murdiati, 1988). Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besar- besaran, harganya murah, dlam konsentrasi, lebih stabil, penggunannya mudah, sehingga dapat dipergunakan dengan lebih effisien . Namun dalam pembuatan senyawa tersebut sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga memungkinkan terdapatnya senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan maupun manusia (Murdiati, 1988). Boraks merupakan bahan industri yang banyak digunakan untuk antiseptik atau zat pembersih (Dreisbach, 1980). Meskipun telah disebutkan dalam PERMENKES RI No 235/MENKES/VI/84 tentang bahan tambahan makanan, bahwa Natrium Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks digolongkan dalam bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, tetapi pada kenyatannya masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menunjukkan bahwa Boraks banyak digunakan dalam pembuatan bakso, empek-empek, pangsit, mie ayam, batagor dan bakso celup (Subiyakto, 1991). Nevrianto (1991) menyebutkan bahwa Boraks dinyatakan dapat mengganggu keseahatan bila digunakan dalam makanan, misalnya mie, bakso kerupuk. Efek negatif yang ditimbulakn dapat berjalan lama meskipun yang digunakan dalam jumlah sedikit. Menurut Dreibach (1980) akibat yang ditimbulkan pada suatu organ tergantung pada konsentrasi yang mengenai organ tersebut. Organ tubuh yang dapat mengalami kerusakan paling menonjol akibat pemberian boraks adalah ginjal.

Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :

Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka

kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan

sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya. Berbagai

usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan

menambahkan bahan tambahan makanan dalam makanan dengan maksud untuk

meningkatkan kualitas dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan

tambahan makanan atau “Food Additives” menurut FAO/WHO dalam konggresnya

di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat ditambahkan dengan

sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah sedikit dengan maksud

untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang masa simpan (Murdiati,

1988).

Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan

sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besar-

besaran, harganya murah, dlam konsentrasi, lebih stabil, penggunannya mudah,

sehingga dapat dipergunakan dengan lebih effisien . Namun dalam pembuatan

senyawa tersebut sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga memungkinkan

terdapatnya senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang

bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan maupun

manusia (Murdiati, 1988).

Boraks merupakan bahan industri yang banyak digunakan untuk antiseptik atau

zat pembersih (Dreisbach, 1980). Meskipun telah disebutkan dalam PERMENKES

RI No 235/MENKES/VI/84 tentang bahan tambahan makanan, bahwa Natrium

Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks digolongkan dalam bahan

tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, tetapi pada kenyatannya masih

banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut. Hasil penelitian Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia (YLKI), menunjukkan bahwa Boraks banyak digunakan

dalam pembuatan bakso, empek-empek, pangsit, mie ayam, batagor dan bakso celup

(Subiyakto, 1991).

Nevrianto (1991) menyebutkan bahwa Boraks dinyatakan dapat mengganggu

keseahatan bila digunakan dalam makanan, misalnya mie, bakso kerupuk. Efek

negatif yang ditimbulakn dapat berjalan lama meskipun yang digunakan dalam

jumlah sedikit.

Menurut Dreibach (1980) akibat yang ditimbulkan pada suatu organ

tergantung pada konsentrasi yang mengenai organ tersebut. Organ tubuh yang dapat

mengalami kerusakan paling menonjol akibat pemberian boraks adalah ginjal.

Page 2: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

2

B. Rumusan Masalah :

Adakah kandungan boraks pada makanan yang di uji?

C. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui kandungan boraks pada makanan yang di uji.

D. Hipotesis :

Ada kandungan boraks pada makanan yang di uji.

Page 3: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

3

BAB II

DASAR TEORI

Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk

kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida

serta asam borat. Dalam industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet

kayu, antiseptic kayu dan pengontrol kecoa.

Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam

mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti

karak dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.

Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga

bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium. Boraks memiliki

beberapa karakteristik:

• Warna adalah putih jernih

• Kilau seperti kaca

• Kristal transparan (tembus cahaya)

• System hablur adalah monoklin

• Perpecahan sempurna di satu arah

• Warna lapisan putih

• Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam

borat.

Manfaat boraks

Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya

salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga

digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu.

Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks

banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar.

Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi

penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat

menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan

pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan

kematian.

Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender.

Dapat memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan:

a. Tanda dan gejala akut

Munah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan Syaraf Pusat)

b. Tanda dan gejala kronis

Nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, gangguan SSP, bingung dan bodoh,

anemia, rambut rontok dan kanker.

Cirri-ciri makanan mengandung boraks:

Bakso :

• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks

• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula

• Tahan lama dan awet beberapa hari.

Page 4: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

4

• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua

bagian baik di pinggir maupun di tengah.

• Bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul.

• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bengkel.

Gula merah:

• Sangat keras dan susah dibelah

• Terlihat butiran mengkilap di bagian dalam

Lontong:

• Teksturnya sangat kenyal

• Dapat memberikan rasa getir

Kerupuk:

• Teksturnya sangat renyah

• Dapat memberikan rasa getir

Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi

ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di

Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta

berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit

karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan

berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah

banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang

sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan

ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan

makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu

pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai

pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet

Page 5: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

5

BAB III

METODE dan PENELITIAN

A. Alat dan Bahan :

-Alat : Cawan Petri

Gelas Aqua

Tissue

Cawan Porselin

Pipet

Alat Tulis

Parutan

Botol Aqua

Saringan

-Bahan : Kunyit / Indikator Kunyit

Mie Instan

Bakso (Pentol)

Roti

Air Mineral

Page 6: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

6

B. Cara Kerja :

1. Membuat indikator dengan cara :

o Kupas kunyit yang telah tersedia.

o Parut kunyit tersebut dengan menggunakan parutan.

o Campur parutan kunyit tersebut dengan air, lalu saring dengan menggunakan

saringan.

o Masukkan indikator kunyit tersebut ke dalam botol.

2. Menyelidiki kandungan boraks pada makanan :

o Masukkan mie instan ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.

o Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk

sampai rata (dibuat sebagai larutan).

o Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

o Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan

menggunakan pipet.

o Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang

di uji mengandung boraks.

o Ulangi cara kerja no.2-6 dengan makanan yang di uji adalah pentol dan roti.

o Catatlah hasil penelitian.

Page 7: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

7

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DATA:

MAKANAN

KEADAAN SETELAH + INDIKATOR

KUNYIT

WARNA INDIKATOR

BERUBAH

WARNA

INDIKATOR

TETAP

Mie Instan -----

Pentol -----

Roti -----

ANALISA DATA :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa :

- Larutan Mie Instan yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak

berubah.

- Larutan Pentol yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah.

- Larutan Roti yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah.

Page 8: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

8

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN :

Setelah melakukan percobaan ini, hipotesa tidak kami terima. Karena ternyata,

bahan makanan uji coba kami tidak mengandung boraks. Hal ini dapat dibuktikan dengan

melihat warna indikator yang telah di teteskan pada makanan uji coba tidak mengalami

perubahan warna. Jikalau warna indikator yang di teteskan pada makanan uji coba

mengalami perubahan warna, maka dapat dipastiakan bahwa makanan yang telah di uji

coba tersebut mengandung boraks yang dapat mengancam kesehatan siapapun yang

mengkonsumsinya.

Page 9: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

9

B. LAMPIRAN FOTO :

Alat dan Bahan :

Cawan Petri Gelas Aqua Tissue

Cawan Poselin Pipet Parutan

Botol Aqua Saringan Kunyit

Mie Instan, Pentol, Roti Air Mineral Indikator Kunyit

Page 10: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

10

Langkah Kerja :

Masukkan mie instan ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.

Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata

(dibuat sebagai larutan).

Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan

pipet.

Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji

mengandung boraks.

Page 11: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

11

Masukkan pentol ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.

Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata

(dibuat sebagai larutan).

Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan

pipet.

Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji

mengandung boraks.

Masukkan roti ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.

Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata

(dibuat sebagai larutan).

Page 12: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

12

Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan

pipet.

Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji

mengandung boraks.

Page 13: Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

13

DAFTAR PUSTAKA

Maryati, S.2006.Biologi SMA kelas XII.Jakarta:Erlangga

Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA kelas XII.Bandung:Rosda

Syamsuri,Istamar.2004.Biologi untuk SMA kelas XII.Malang:Erlangga

Aryulina,Dyah.2007.Biologi III.Jakarta:Esis

http://yoza-fitriadi.blogspot.com/2011/01/laporan-penelitian-praktikum-kimia_24.html

http://merita-9a31.blogspot.com/2008/10/penelitian-tentang-pengaruh-

pemberian_7912.html

http://kesmas-unsoed.info/2011/03/pemeriksaan-boraks-pada-makanan-laporan-praktikum-

pmm.html

http://udienz-ajaa.blogspot.com/2013/05/laporan-hasl-pemeriksaan-formalin.html

http://google.com

http://wikipedia.com