135
MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERNUANSA ISLAMI PADA MATERI POKOK PECAHAN KELAS VII SEMESTER GASAL MTs. USWATUN HASANAH MANGKANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh : KHANAFI NIM : 073511014 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

  • Upload
    ngonhan

  • View
    240

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BERNUANSA ISLAMI PADA MATERI POKOK PECAHAN

KELAS VII SEMESTER GASAL MTs. USWATUN HASANAH

MANGKANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh :

KHANAFI

NIM : 073511014

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khanafi

NIM : 073511014

Jurusan : Tadris

Prodi : Tadris Matematika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 2 Desember 2011

Saya yang menyatakan,

Khanafi

NIM: 073511014

Page 3: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

iii

Page 4: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model

Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada

Materi Pokok Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs.

Uswatun Hasanah Mangkang Semarang Tahun Pelajaran

2011/2012

Nama : Khanafi

NIM : 073511014

Jurusan : Tadris

Prodi : Tadris Matematika

Saya memamndang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Saminanto, S.Pd., M.Sc.

NIP. 19720604 200312 1 002

Page 5: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 29 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model

Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada

Materi Pokok Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs.

Uswatun Hasanah Mangkang-Semarang Tahun Pelajaran

2011/2012

Nama : Khanafi

NIM : 073511014

Jurusan : Tadris

Prodi : Tadris Matematika

Saya memamndang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Drs. H. Abdul Wahid, M.

NIP. 19691114 199403 1

Page 6: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

vi

ABSTRAK

Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model Pembela-

jaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok

Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs. Uswatun Hasanah

Mangkang Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penulis : Khanafi

NIM : 073511014

Penelitian ini berawal dengan adanya permasalahan di kelas VII MTs.

Uswatun Hasanah Mangkang Semarang yaitu rendahnya komunikasi

matematika peserta didik pada pembelajaran matematika khususnya pada

materi pecahan. Hal ini dikarenakan sulitnya peserta didik dalam melakukan

operasi pada bilangan pecahan dan banyaknya peserta didik yang salah dalam

menerjemahkan soal cerita pada materi pokok tersebut. Selain itu berdasarkan

pengamatan juga diperoleh fakta bahwa nilai peserta didik pada tahun

sebelumnya masih tergolong rendah dikarenakan kurangnya komunikasi

peserta didik pada saat pembelajaran matematika. Guru mengajar dengan

metode yang monoton sehingga proses komunikasi dalam pembelajaran

berjalan searah. Hal ini yang membuat komunikasi matematika peserta didik

tidak terbangun. Diharapkan pembelajaran melalui model pembelajaran

problem posing bernuansa islami akan meningkatkan komunikasi matematika

peserta didik pada materi pecahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi model

pembelajaran problem posing bernuansa islami pada materi pokok pecahan

kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah tahun pelajaran 2011/2012.

2) Apakah penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa islami

pada materi pokok pecahan dapat meningkatkan komunikasi matematika

peserta didik kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah Mangkang

Semarang tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek penelitian peserta didik

kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran

2011/2012 sejumlah 30 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-

masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu

dokumentasi, wawancara, tes, dan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan komunikasi matematika

peserta didik melalui model pembelajaran problem posing bernuansa islami.

Hal ini terbukti adanya peningkatan pada pra siklus sebesar 35% dan siklus I

sebesar 48,1% menjadi 70,4% pada siklus II. Selain itu peningkatan

komunikasi matematika peserta didik juga mempengaruhi pada peningkatan

hasil belajar peserta didik kelas VII MTs. Uswatun Hasanah dari nilai rata-rata

pra siklus 50 dengan ketuntasan klasikal 41,7% menjadi 61 dengan

Page 7: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

vii

ketuntasan klasikal 46,7% pada siklus I dan pada siklus II mengalami

peningkatan yaitu dengan rata-rata 78,5 dengan ketuntasan klasikalnya

mencapai 83,3%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem posing

bernuansa islami dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik

kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang khususnya pada

materi pecahan

Page 8: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, inayah dan bimbingan serta kekuatan lahir

batin kepada diri peneliti, sehingga dalam penyusunan tugas akhir perkuliahan

berupa skripsi dapat terselesaikan sebagaimana mestinya melalui proses yang

panjang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW sebagai suri teladan yang baik bagi seluruh umat.

Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui

Model Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok

Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang

Tahun Pelajaran 2011/2012” pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas akhir

perkuliahan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu karya ilmiah ini merupakan

kulminasi-formal akademik, selain untuk memenuhi kewajiban akademik juga

sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan.

Penulis mencurahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan karya tulis

ini, penulis juga memiliki rasa keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal

oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar sebagai insan biasa tentu memiliki banyak

kekurangan, kelemahan dan tentunya juga jauh dari kesempurnaan,

Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan

peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang mulia

yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini menjadi kenyataan

bukan angan-angan belaka. Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

Page 9: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

ix

3. Saminanto,S.Pd.,M,Sc. selaku Pembimbing I (Bidang Materi) yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan sabar

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Abdul Wahid, M.Ag., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang

juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan teliti

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Dosen IAIN Walisongo Semarang khususnya para Dosen di Jurusan

Tadris Matematika yang telah membimbing, mendidik dan memberikan

pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif, transformative-inovatif

dalam menggali ayat-ayat qauliyah dan kauniyyah selama menimba ilmu di

kampus IAIN Walisongo Semarang.

6. KH. Mustaqim Husnan, KH. Thohir Husnan dan KH. Nur Asyikin Aziz

beserta keluarga selaku pengasuh PPS Uswatun Hasanah. Terima kasih atas

doa yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Ina Rotul Uliya, S.Pd., selaku Kepala Sekolah MTs. Uswatun Hasanah

Mangkang yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini dan Siti Alqomah, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran

Matematika kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang yang telah

memberikan motivasi dan banyak membantu dalam penelitian ini.

8. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi

penyemangat penulis dan kawan-kawan di HIMATIKA IAIN Walisongo

Semarang yang selalu mendoakan dan memberi semagat kepada penulis.

Semarang, 1 Desember 2011

Penulis

Khanafi

NIM.073511014

Page 10: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................... ... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka .......................................................................... 6

1. Pembelajaran Matematika .................................................... 6

2. Model Pembelajaran Problem Posing .................................. 10

3. Komunikasi Matematika ...................................................... 13

4. Materi Pokok Pecahan ......................................................... 15

5. Aplikasi Materi Pecahan dengan Model Pembelajaran

Problem Posing Bernuansa Islami ....................................... 20

B. Kerangka Berfikir ..................................................................... 21

C. Hipotesis Tindakan .................................................................. 23

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24

B. Materi Penelitian....................................................................... 24

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 25

Page 11: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

xi

D. Pelaksana dan Kolabolator ....................................................... 27

E. Rancangan Penelitian ............................................................... 27

1. Pra Siklus .......................................................................... 28

2. Siklus I .......................................................................... 28

3. Siklus II .......................................................................... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 33

G. Teknik Analisis Data ................................................................ 34

H. Indikator Pencapaian ................................................................. 35

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah .................................................... 36

1. Sejarah Berdirinya Madrasah ............................................. . 36

2. Identitas Sekolah ............................................................. 38

3. Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/2012 .......................... 38

B. Hasil PeneIitian ....................................................................... 38

1. Pra siklus ......................................................................... 38

2. Siklus I ........................................................................ 39

3. Siklus II ......................................................................... 45

C. Pembahasan ............................................................................. 49

1. Pra Siklus .......................................................................... 49

2. Siklus I .......................................................................... 51

3. Siklus II .......................................................................... 54

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 57

B. Saran ........................................................................................ 57

C. Penutup..................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN

Page 12: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 25

Tabel 2 Komunikasi Matematika Peserta Didik Th.2010/2011 ................ 49

Tabel 3 Hasil Penelitian Pra Siklus .......................................................... 50

Tabel 4 Perbandingan Hasil Penelitian Pra Siklus dan Siklus I ................ 52

Tabel 5 Perbandingan Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II . 55

Page 13: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus ..................... 50

Grafik 2 Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus ................................................ 51

Grafik 3 Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus ...................................... 50

Grafik 4 Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus

dan Siklus I ............................................................................... 53

Grafik 5 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus dan Siklus I ....... 53

Grafik 6 Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan

Siklus I ...................................................................................... 50

Grafik 7 Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II ................................................................. 50

Grafik 8 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II .................................................................................... 51

Grafik 9 Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus Siklus I

dan Siklus II .............................................................................. 50

Page 14: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar

dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar

apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi

tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses

pembelajaran hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu,

agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses

pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus

dirancang oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah

terbukti keunggulannya secara empirik.1

Pembelajaran matematika di sekolah dapat efektif dan bermakna

bagi siswa jika proses pembelajarannya memperhatikan konteks siswa.

Konteks nyata dari kehidupan siswa meliputi latar belakang fisik,

keluarga, keadaan sosial, politik, agama, budaya dan kenyataan hidup

lainnya.2

Pembelajaran matematika khususnya pada materi pecahan

seharusnya dilakukan dengan melibatkan peserta didik belajar aktif agar

pembelajaran berjalan dua arah. Pembelajaran pada materi pecahan di

madrasah sebaiknya juga dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai

keislaman agar suasana pembelajaran lebih religius. Selain itu

pembelajaran materi pecahan dapat dilakukan untuk mengukur

kemampuan komunikasi matematika peserta didik karena operasi bilangan

pecahan memiliki ciri yang berbeda dan lebih rumit dari pada bilangan

bulat. Hal ini menjadikan peserta didik mampu mengungkapkan

1 Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta: 2009), hlm. 34-35 2 Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathoni ,Mathematical Intelegent cara cerdas

melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar,(Yogyakarta: Arruzz Media, 2008), Cet.II,

hlm.58

Page 15: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

2

gagasannya dan mengidentifikasikan dari permasalahan sehari-hari dalam

bahasa matematika ataupun sebaliknya.

Kondisi yang ada, di MTs. Uswatun Hasanah Mangkang

Semarang, pembelajaran matematika pada materi pecahan dilakukan

dengan metode ceramah, sehingga pembelajaran berjalan searah. Selain itu

pembelajaran yang sudah berjalan di MTs. Uswatun Hasanah belum

pernah dilakukan dengan nuansa keislaman, padahal MTs. Uswatun

Hasanah merupakan salah satu madrasah yang memiliki basic pondok

pesantren karena sistem pendidikan dan sebagian peserta didiknya adalah

berasal dari lingkungan pesantren di daerah tersebut.

Menurut pengalaman beberapa guru matematika MTs. Uswatun

Hasanah Mangkang Semarang, komunikasi matematika yakni suatu

kemampuan peserta didik dalam menyampaikan sesuatu berupa konsep,

rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah yang dimiliki oleh peserta

didik yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan

yang terjadi di lingkungan kelas, yang dimiliki peserta didik kelas VII

masih rendah. Banyak peserta didik yang masih kesulitan dalam

memahami konsep-konsep dan menyampaikan ide-ide yang dimiliki

dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok pecahan.

Hal ini ditandai dengan banyaknya peserta didik yang masih salah dalam

melakukan operasi bilangan pecahan dan menerjemahkan soal-soal cerita

dari materi pokok tersebut, sehingga juga berpengaruh pada minimnya

hasil belajar peserta didik.

Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil langkah yaitu

dengan memperbaharui model pembelajaran. Model pembelajaran yang

akan diuji cobakan adalah model pembelajaran problem posing (pengajuan

soal/masalah) bernuansa Islami.

Model pembelajaran problem posing adalah suatu model

pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal

sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Bentuk lain dari

problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi yaitu

Page 16: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

3

merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih

sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Sehingga pada prinsinya

problem posing bernuansa Islami ditunjukkan dengan adanya pola

pembelajaran yang menyisipi pengetahuan agama islam serta pengajuan

masalah dari peserta didik terkait pembelajaran matematika yang memiliki

nilai-nilai keislaman. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur dan

meningkatkan kemampuann komunikasi matematika peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian dengan

judul “Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model

Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok

Pecahan Kelas VII Semester Gasal MTs. Uswatun Hasanah

Mangkang Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul

diatas, maka penulis menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung

dalam judul skripsi sebagai berikut:

1. Komunikasi Matematika

Komunikasi matematika merupakan kesanggupan/kecakapan

seorang siswa untuk dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan

matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan apa yang

ada dalam soal.3 Kemampuan komunikasi matematika yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika

peserta didik yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir

pembelajaran dan non tes dengan cara observasi.

Jadi meningkatkan komunikasi matematika peserta didik berarti

meningkatnya kemampuan peserta didik dalam menyatakan dan

menafsirkan ide/gagasan matematik baik secara lisan maupun tulisan.

3 Dian Ramadina, Pengaruh Kemampuan Penalaran dan Kemampuan Komunikasi

Matematika terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita (Skripsi) (Semarang: UNNES,

2007), hlm.16

Page 17: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

4

2. Model Pembelajaran Problem Posing Bernuansa Islami

Menurut Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.4

Problem posing merupakan model pembelajaran yang

mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah

suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang

mengacu pada penyelesaian soal tersebut.5

Bernuansa Islami yang dimaksud disini adalah pola pengajaran

yang dilakukan dengan pemberian nilai-nilai keislaman pada setiap

pembelajaran baik berupa materi maupun pada contoh soal. Selain itu

nuansa Islami akan terlihat pada metode pembelajaran yang

dilaksanakan.

3. Pecahan

Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari

suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian suatu benda, atau

bagian dari suatu himpunan. Apabila membagi suatu bilangan cacah

dengan suatu bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan

Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan

pada kelas VII semester 1. Berikut ini adalah ruang lingkup materi

pecahan yang terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut:

Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan

dan penggunaannya dalam pemecahan

masalah

4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009), Cet II, hlm. 22 5 http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-possing.html

diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB

Page 18: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

5

Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan

bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah

Indikator :

a. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan

b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain

c. Mengurutkan pecahan

d. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran

e. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal

f. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan

Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari

meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran

problem posing bernuansa Islami adalah suatu penelitian dengan

penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika

peserta didik pada materi pokok pecahan kelas VII di MTs. Uswatun

Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran 2011/2012.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat

dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:

1. Bagaimana implementasi model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami pada materi pokok pecahan kelas VII semester gasal

MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran

2011/2012?

2. Apakah model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada

materi pokok pecahan dapat meningkatkan komunikasi matematika

peserta didik kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang

tahun pelajaran 2011/2012?

Page 19: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

6

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Implementasi model pembelajaran problem posing bernuansa Islami

pada materi pokok pecahan kelas VII semester gasal MTs. Uswatun

Hasanah tahun pelajaran 2011/2012.

2. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami pada

materi pokok pecahan dalam meningkatkan komunikasi matematika

peserta didik kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah

Mangkang Semarang tahun pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Bagi Guru

a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan materi

pecahan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami.

b. Memberikan inspirasi dan motivasi untuk menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi dalam setiap proses pembelajaran.

2. Bagi Peserta Didik

a. Menumbuhkan kemampuan mengeluarkan ide dan kemampuan

berkomunikasi peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.

b. Menumbuhkan hubungan antar pribadi di antara peserta didik yang

berasal dari latar belakang berbeda.

c. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan

mengajukan pertanyaan.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat

meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar peserta

didik khususnya dalam mata pelajaran matematika.

Page 20: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

7

b. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, dapat menjadi

acuan bagi sekolah dalam menentukan arah kebijakan untuk

kemajuan sekolah.

c. Sekolah menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) akan

memperoleh hasil pengembangan ilmu.

4. Bagi Peneliti

a. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model

pembelajaran problem posing bernuansa Islami untuk mata

pelajaran matematika di MTs. Uswatun Hasanah Mangkang

Semarang.

b. Sebagai bekal peneliti sebagai guru matematika yang profesional

agar selalu siap melaksanakan tugas di lapangan.

Page 21: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian pembelajaran

Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan

iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan

kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal

antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan

peserta didik.1 Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran

merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang

sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya

proses belajar. Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar

adalah tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi,

didik/peserta didik, dan adanya pendidik/guru.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran

Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis

besar faktor yang mempengaruhi pembelajaran dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.2

1) Faktor intern

Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor

jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1 Hana Mufidah, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan

Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi), (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

2009). hlm.18 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

hlm. 54.

Page 22: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

9

a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan

jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti

adanya kelesuan dan kebosanan.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor

keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

a) Faktor keluarga

Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi

peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan

waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi

terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat.

c. Pembelajaran Matematika

Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow ”Learning is

acquisitation of habits, knowledge, and attitude it involves new ways of

doing things, and it operates in an individual’s attempts to over come

obstacles or to udjust to new situations” 3 artinya belajar adalah hasil

yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara

3 Lester D. Crow and Alice Crow, Education Psycology, ( New York: American Book

Company, 1958), hlm. 225.

Page 23: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

10

baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya atau

menguasahakannya didalam usaha seseorang untuk mengatasi

hambatan atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.

Pembelajaran matematika berdasarkan pada definisi

pembelajaran yang dikemukakan Suyitno adalah proses atau kegiatan

guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika

kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk

menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,

bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat

beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik

serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam

mempelajari matematika.4

Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum

dalam KTSP adalah sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

4 Ervan Adi Nugroho, Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar Kegiatan

Peserta Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga pada

Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi), (Semarang:

UNNES,2009), hlm. 14

Page 24: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

11

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

Jadi pembelajaran matematika merupakan proses dan upaya guru dalam

mengajarkan matematika terhadap peserta didiknya dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Hal ini dilakukan dalam suatu lingkungan

pendidikan dengan metode dan model pembelajaran yang bisa

memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan.

Oleh karenanya proses pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan

secara aktif, inovatif, efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran

bisa dicapai dengan mudah

d. Teori Pembelajaran Matematika

Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas

adalah teori Ausubel, teori Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang

mengkaji tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika,

yaitu:

1) Teori Ausubel

Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran

bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika

seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah

dimilikinya dengan pengetahuan baru.5 Hal ini menunjukkan bahwa

belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi

baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur

kognitif seseorang

Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika

sangat penting karena dengan kebermaknaan itu pembelajaran akan

lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang. Dengan

demikian konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah

dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik.

Relevansinya dalam penelitian ini terdapat pada pemberian

materi pecahan yang sangat berkaitan dengan materi sebelumnya.

5 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 51

Page 25: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

12

Sebelum peserta didik diberi materi pecahan terlebih dahulu

diberikan apersepsi terhadap materi bilangan bulat. Selanjutnya pada

pembelajaran operasi bilangan pecahan juga harus diberikan secara

bertahap sehingga komunikasi matematika peserta didik terbangun

secara terstruktur.

2) Teori Jean Piaget

Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai

suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna

dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan

interaksi-interaksi mereka.6 Pengetahuan datang dari tindakan.

Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan

sangat penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Dan

interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan

berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya

memuat pemikiran lebih logis.7 Relevansinya dalam penelitian ini

muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan

dengan adanya komunikasi dan interaksi dalam belajar kelompok.

Peserta didik yang pandai bisa mengajari peserta didik yang kurang

pandai sehingga kemampuan para peserta didik bisa merata.

3) Teori Vygotsky

Model pembelajaran konstuktivistik dikembangkan pada teori

Vygotsky yang berorientasi pada pembelajaran mandiri dalam

kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan, pengalaman dan

daya kreatifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan

melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan memposisikan guru

sebagai fasilitator. Dan teori Vigotsky ini merupakan interaksi antara

aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan

6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009), Cet II, hlm 37 7 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:

PT. Indeks, 2010) Cet II, hlm. 212

Page 26: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

13

sosial dalam belajar.8 Relevansi teori Vygostky dalam penelitian ini

muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan

dengan diskusi kelompok. Peserta didik mampu membangun

pengetahuannya melalui interaksi dalam belajar kelompok.

.

2. Model Pembelajaran Problem Posing

a. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Problem Posing

Model pembelajaran pengajuan soal (Problem Posing)

dikembangkan oleh Lyn. D. English tahun 1997. 9

Pada prinsipnya

model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran

yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui

belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.

Menurut Brown dan Walter dalam Kadir pada tahun 1989

untuk pertama kalinya istilah problem posing diakui secara resmi oleh

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) sebagai bagian

dari national program for re-direction of mathematics education

(reformasi pendidikan matematika).10

Selanjutnya istilah ini

dipopulerkan dalam berbagai media seperti buku teks, jurnal serta

menjadi saran yang konstruktif dan mutakhir dalam pembelajaran

matematika.

Problem posing merupakan model pembelajaran yang

mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah

suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang

mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran

matematika, problem posing (pengajuan soal) menempati posisi yang

strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan penyelesaian soal

secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya

8 Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,

http://mimilers.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-konstruktivistik.html, diakses pada 30 Oktober

2011 jam 10.00 WIB 9 Saminanto, Ayo Praktik PTK , (Semarang: Rasail, 2010), hlm. 45

10 Muhfida. Pengertian Pendekatan Problem Posing. http://muhfida.com/ pengertian -

pendekatan -problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB

Page 27: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

14

khazanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar

secara mandiri. 11

Dari beberapa pengertian di atas, model pembelajaran problem

posing merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran

melalui pembentukan soal atau pengajuan soal melalui kegiatan

kognitif untuk melatih peserta didik berfikir matematika dengan cara

membuat soal tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru

ataupun dari situasi dan pengalaman peserta didik itu sendiri.

Silver dan Cai menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri

dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika

yakni sebagai berikut:

1) Pre Solution Posing, yaitu jika peserta didik membuat soal dari

situasi yang diadakan, jadi guru memberikan suatu pernyataan dan

peserta didik diharapkan mampu membuat pertanyaan berdasarkan

pernyataan yang dibuat oleh gurunya.

2) Within Solution Posing, yaitu jika peserta didik mampu

merumuskan ulang pertanyaan soal menjadi sub-sub pertanyaan

baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan

sebelumnya dan diharapkan peserta didik mampu membuat sub-

sub pertanyaan dari pertanyaan tunggal yang diberikan oleh guru.

3) Post Solution Posing, yaitu jika peserta didik mampu

memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang telah dijelaskan oleh

guru untuk membuat soal-soal baru yang sejenis.12

Dalam model pembelajaran problem posing, peserta didik

dilatih untuk memperkuat dan memperkaya konsep matematika secara

mandiri. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan

cara berpikir peserta didik SMP/MTs yang bersifat konkrit.

11

http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-possing.html

diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB 12

Herdian, Model Pembelajaran Problem Posing. http://herdy07.wordpress.com

/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30

WIB

Page 28: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

15

b. Karakteristik Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

barnuansa Islami.

Model pembelajaran problem posing bernuansa Islami

memiliki karakteristik yang lebih khusus yaitu keterlibatan peserta

didik secara intelektual dan emosional, sehingga peserta didik terlatih

belajar secara mandiri, aktif, dan kreatif. Disamping itu peserta didik

juga dilatih untuk menemukan dan menyajikan sesuatu yang baru yang

terkait dengan nilai-nilai keislaman yang sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran problem posing. Hal itu

akan menjadikan suasana belajar matematika terasa lebih religius.

c. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem

Posing) benuansa Islami

Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa

Islami adalah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik dengan

mencantumkan dalil Al-Quran yang berkaitan dengan materi.

2) Guru memberikan latihan soal secukupnya yang mengandung

nilai-nilai keislaman.

3) Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang

menantang serta memiliki nilai keislaman dan peserta didik yang

bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.

4) Pada kegiatan selanjutnya, secara acak guru menyuruh peserta

didik untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal

ini guru dapat menentukan peserta didik secara selektif

berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik.

5) Guru memberikan tugas rumah secara individu

3. Komunikasi Matematika

Komunikasi pada dasarnya suatu konsep yang multimakna. Makna

komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan bedasarkan; pertama, sebagai

proses sosial, kedua, sebagai peristiwa, ketiga, sebagai ilmu dan ke empat

Page 29: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

16

sebagai kiat atau keterampilan.13

Komunikasi secara umum dapat diartikan

sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan

ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik

langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam

berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan

yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.

Komunikasi pada hakikatnya merupakan proses penyampaian pesan

dari pengirim kepada penerima. Hubungan komunikasi dan interaksi

antara si pengirim dan si penerima dibangun berdasarkan penyusunan kode

atau simbol bahasa oleh pengirim dan pembongkaran kode atau simbol

bahasa oleh penerima.14

Komunikasi matematika merupakan refleksi

pemahaman matematik dan merupakan bagian dari daya matematik.

Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka berbicara dan

menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka dilibatkan

secara aktif dalam mengerjakan matematika, ketika mereka diminta untuk

memikirkan ide-ide mereka, atau berbicara dengan dan mendengarkan

siswa lain, dalam berbagi ide, strategi dan solusi. 15

Di dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi

gagasan matematika bisa berlangsung antara guru dengan siswa, antara

buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Setiap kali

mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, harus menyajikan

gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang

sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan

berlangsung efektif. Gagasan tersebut harus disesuaikan dengan

kemampuan orang yang diajak berkomunikasi dan harus mampu

menyesuaikan dengan sistem representasi yang digunakan. Tanpa itu,

13

Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), hlm. 19-20. 14

Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathoni ,Matematical Intelegent cara cerdas

melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar, (Yogyakarta: Arruzz Media, 2008), Cet.II,

hlm.45-46 15

Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi Think,

Talk, Write (TTW). http://kartiniokey.blogspot.com/2010/05/meningkatkan-kemampuan-

komunikasi. html. di akses 5 September 2011. jam 21.30 WIB

Page 30: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

17

komunikasi hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak mencapai

sasaran.

Kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilihat dari

kemampuan berikut :

a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

matematika.

b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan

dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.

c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol

matematika.

d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.

e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.

f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan

generalisasi.

g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah

dipelajari.

Sedangkan indikator komunikasi matematika menurut National

Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 1989 : 214) antara lain:

a. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan,

dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.

b. Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide

matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual

lainnya.

c. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide,

menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. 16

Adapun aspek-aspek komunikasi matematika dalam pembelajaran

harus dapat membantu peserta didik mengkomunikasikan ide matematika

melalui lima aspek komunikasi yaitu representing (representasi), listening

16

Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi Think,

Talk, Write (TTW).

Page 31: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

18

(mendengar), reading (membaca), discussing (diskusi) dan writing

(menulis)

Jadi komunikasi matematika merupakan suatu kemampuan peserta

didik dalam menyampaikan gagasan atau ide terkait matematika dari suatu

konsep tertentu menjadi gagasan yang lebih mudah dan sederhana. Hal ini

bisa terlihat bagaimana peserta didik menghubungkan benda atau kejadian

nyata dalam bahasa matematika. Selain itu juga bisa terlihat dari

kemampuan peserta didik dalam menerapkan atau menguraikan rumus

tertentu menjadi bagian yang lebih sederhana.

4. Materi Pokok yang Terkait dengan Penelitian (Pecahan)

a. Pengertian pecahan

Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada

kelas VII semester gasal. Materi pecahan yang dibahas disini adalah

operasi hitung pada pecahan.

Pecahan adalah pernyataan yang dapat ditulis sebagai hasil bagi

dua bilangan rasional . P disebut pembilang, dan Q disebut

penyebut.17

Operasi pada pecahan yang akan dibahas di sini meliputi

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta perluasan

dari operasi pecahan.

Contoh :

b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan lain.

1) Mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran’

Contoh :

2) Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa

Contoh :

3) Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa

Contoh :

17

Kasir Iskandar, Matematika Dasar, (Jakarta: Erlangga.1987), hlm. 35

Page 32: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

19

c. Mengurutkan pecahan.

1) Pecahan senilai

Diperoleh dengan mengalikan atau membagi pembilang/penyebut

dengan bilangan yang sama

Contoh :

2) Pecahan sederhana

Diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan

FPB dari pembilang dan penyebut tersebut.

Contoh :

Sederhanakan

Jawab : FPB dari 12 dan 30 adalah 6, maka

3) Membandingkan pecahan

Dilakukan dengan menyamakan penyebutnya

Contoh : Bandingkan

Jawab : , karena 14< 20 maka

4) Mengurutkan pecahan

Untuk mengurutkan pecahan, samakan dahulu penyebutnya

kemudian urutkan pembilangnya.

Contoh : Urutkan pecahan dari yang terkecil ke yang

besar (naik).

Jawab : KPK 5, 4 dan 6 adalah 60

Maka dan urutan pembilang 45, 48 dan

50.

Jadi urutan dari terkecil ke besar adalah

d. Operasi bilangan pecahan

1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Page 33: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

20

a) Bila penyebut sama:

atau

Contoh :

b) Bila penyebut berbeda :

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-

pecahan dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-

pecahan yang berpenyebut sama dulu dengan cara mencari

KPK-nya (kelipatan persekutuan terkecil)

Contoh :

KPK dari 3 dan 5 adalah 15

2) Perkalian pecahan

a) Berpenyebut sama

Jika

Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan

penyebut atau dikuadratkan, dengan c ≠ 0

Contoh :

b) Berpenyebut berbeda

Jika dan adalah sembarang pecahan, maka :

(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)

Contoh :

3) Pembagian pecahan

a) Berpenyebut sama

Page 34: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

21

Jika dan adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka

Contoh:

b) Berpenyebut berbeda

Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat dilakukan

dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau

dikalikan dengan invers (kebalikan) perkalian. adalah invers

(kebalikan) perkalian dari , karena × 1 dan

sebaliknya.

Contoh :

4) Pemangkatan pecahan

Pada pemangkatan pecahan jika a, b, m dan n bilangan bulat positif

dan b ≠ 0 berlaku:

a)

b)

c)

e. Operasi bilangan pecahan desimal

1) Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal disusun

sehingga koma terletak pada satu jalur.

Contoh: Hitunglah : 927,7 + 85,64

Jawab : 927,7

Page 35: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

22

. 85,64 +

1013,34

2) Perkalian dan pembagian pecahan desimal

a) Perkalian /pembagian pecahan desimal 10, 100, 1000,..

dilakukan dengan menggeser koma kekanan atau ke kiri

sebanyak nol

b) Banyaknya koma dari perkalian desimal dapat diperoleh dengan

menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya.

c) Untuk membagi bilangan dengan desimal usahakan pembaginya

menjadi bilangan bulat.

3) Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bilangan

pecahan

Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan

dengan bilangan pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Memahami cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan

apa yang ditanyakan.

b) Memilih konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah

dipahaminya.

c) Melakukan penyelesaian sesuai dengan contoh yang terdapat

pada materi konsep operasi bilangan pecahan.

Contoh :

Pak Ahmad memiliki harta kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,-

dalam setahun, sehingga beliau wajib mengeluarkan zakat

sebanyak 2,5 %. Berapakah rupiahkah zakat yang harus

dikeluarkan oleh pak Ahmad.

Diketahui : Banyaknya harta =Rp. 50.000.000,-

Prosentase zakat = 2,5 %. atau

Ditanya : Besar zakat yang harus dikeluarkan?

Page 36: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

23

Jawab :

ZAKAT=

Jadi zakat yang dikeluarkan pak ahmad adalah Rp, 1.250.000,00

5. Aplikasi Materi Bilangan Pecahan dengan Model Pembelajaran

Problem Posing bernuansa Islami

Materi pokok bilangan pecahan yang diajarakan di kelas VII

semester gasal merupakan kelanjutan dari materi bilangan bulat, yang

mana harus diajarkan secara berkesinambungan. Selain itu pembelajaran

materi bilangan pecahan harus diiringi dengan kemampuan komunikasi

matematika peserta didik dalam mengkaitkan permasalahan sehari-hari

yang bisa dituangkan dalam bahasa matematika ataupun sebaliknya,

karena banyak sekali bilangan pecahan yang dipakai dalam kehidupan

sehari-hari seperti halnya bagian-bagian dalam warisan yang diajarkan

dalam agama Islam.

Oleh karenanya aplikasi materi bilangan pecahan dengan model

pembelajaran problem posing bernuansa Islami dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut:

1. Guru mengawali penjelasan materi bilangan pecahan kepada peserta

didik dengan menggunakan dalil Al-Quran yang berkaitan dengan

materi tersebut.

2. Guru menjelaskan konsep tentang bilangan pecahan dan operasinya

serta memberikan contoh secukupnya.

3. Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal tentang bilangan

pecahan yang memiliki nilai keislaman dan peserta didik yang

bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.

4. Guru menyuruh peserta didik untuk menyajikan soal temuannya di

depan kelas. Dalam hal ini guru dapat menentukan peserta didik secara

selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik.

5. Guru bersama peserta didik membahas soal yang presentasikan.

Page 37: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

24

6. Guru memberikan tugas rumah secara individu.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Widya Nurratri (4401403014),

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Semarang

dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. MTs

Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Within

solution Posing Dalam Kelompok Kecil”. Dalam penelitiannya, penerapan

model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik dengan nilai rata-rata Siklus I: 6.5 dan Siklus II: 6,9. Selain itu peserta

didik akan lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran di kelas dengan

prosentasi Siklus I sebesar 80% dan Siklus II sebesar 82,2% dan dalam

kelompok sebesar 95%, sedangkan ketuntasan siswa pada Siklus I 80%, pada

Siklus II meningkat menjadi 95%.18

Skripisi Hana Mufida (NIM. 3105186) dengan judul ”Penerapan

Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing) dengan

Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didik dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua

Variabel di Kelas VIII B Semester I MTs NU 08 Gemuh Kabupaten Kendal

Tahun Pelajaran 2009 / 2010“.Dari hasil penelitian pada tes siklus I dan II,

hasil pengamatan terhadap keaktifan peserta didik diperoleh rata–rata

keaktifan peserta didik baik (72,10 %) pada siklus I meningkat menjadi

sangat baik (82,17 %). Sementara ketuntasan belajar klasikal pada siklus I

yaitu 28 peserta didik (70 %) yang tuntas belajar dan 12 peserta didik (30 %)

yang belum tuntas belajar meningkat yaitu 38 peserta didik (88,37 %) yang

18

Widya Nurratri, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. MTs Filial Al

Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Problem Posing Tipe Within solution Posing Dalam Kelompok Kecil, (Skripsi)

(Semarang:Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, 2006)

Page 38: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

25

tuntas belajar dan 5 peserta didik (11,63 %) yang belum tuntas belajar.

Ketuntasan belajar klasikal 88,37 %.19

C. Kerangka Berfikir

Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan

atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses

belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Oleh karena itu, suasana

belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif,

misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan

dan memberi contoh.

Selain itu, pemilihan model dan metode yang tepat serta peran aktif

peserta didik dalam pembelajaran akan lebih membantu peserta didik dalam

memahami materi. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan dalam

memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga dapat mewujudkan

proses pembelajaran yang lebih efektif.

Pemilihan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami

peneliti rasa sangat sesuai jika digunakan untuk mengukur kemampuan

komunikasi matematika peserta didik pada materi pokok pecahan. Hal ini

karena pembelajaran materi bilangan pecahan harus diiringi dengan

kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam mengkaitkan

permasalahan sehari-hari yang bisa dituangkan dalam bahasa matematika

ataupun sebaliknya, karena banyak sekali bilangan pecahan yang dipakai

dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya bagian-bagian dalam warisan

yang diajarkan dalam agama Islam.

19

Hana Mufidah, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan

Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi), (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

2009).

Page 39: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

26

Selain hal diatas, pemilihan model ini dirasa sangat tepat karena

melihat kelebihan-kelebihan model pembelajaran tersebut dan faktor-faktor

yang ada dalam sekolah yang akan dilakukan penelitian yakni:

1. Setiap peserta didik menjadi siap semua, karena telah belajar di rumah

terlebih dahulu.

2. Peserta didik tidak hanya menerima materi dari guru, tetapi peserta didik

berusaha juga menyampaikan ide-idenya sesuai dengan materi yang

disampaikan yakni pecahan.

3. Dapat melakukan diskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya secara

sungguh-sungguh.

4. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang

pandai.

5. Peserta didik akan lebih mengingat materi yang disampaikan karena

mereka dituntut untuk mengajukan permasalahan atau soal.

Melihat kelebihan model pembelajaran tersebut diharapkan akan

membuat peserta didik mengetahui lebih dalam materi pokok pecahan dan

dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing sehingga pemahaman

peserta didik dapat lebih meningkat dan tujuan pembelajaran yang

dikehendaki dapat tercapai dengan maksimal.

Pemilihan model pembelajaran ini dirasa juga sesuai dengan teori

belajarnya Jean Piaget yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif

sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan

pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi

mereka.20

Selain itu pemilihan model pembelajaran ini juga sesuai teori

belajar yang dikemukakan oleh Comb. Teori ini mengemukakan apa bila

ingin merubah perilaku seseorang maka harus membuka keyakinan atau

pandangannya.21

Secara umum ahli humanisme mengemukakan bahwa

20

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm 37 21

Mustaqim. Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Terbiyah. IAIN Walisongo

2009), hlm. 73.

Page 40: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

27

belajar diperlukan dua hal yaitu pemerolehan informasi baru dan personalisasi

informasi tersebut pada individu

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan masalah dan kajian pustaka diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran

problem posing bernuansa Islami pada materi pokok pecahan dapat

meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII semester gasal

MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun pelajaran 2011/2012”

.

Page 41: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR).

Kegiatan penelitian inni bertujuan untuk melakukan suatu pendekatan

terhadap proses pendidikan dan menganggapnya sebagai suatu kesatuan

pelatihan yang memandang seorang guru sebagai hakim terbaik terhadap

keseluruhan pengalaman pembelajaran.1 Dalam penelitian tindakan kelas ini

dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam

kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut

dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata

serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif, yaitu guru

bersama peneliti berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas

ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik MTs.

Uswatun Hasanah Mangkang Semarang. Sedangkan data yang diambil dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif

(lembar observasi peserta didik dan observasi guru)

B. Materi Penelitian

Materi pada penelitian ini adalah materi pecahan kelas VII semester

gasal. Berikut ini adalah ruang lingkup materi pecahan yang terangkum

dalam SK, KD dan Indikator berikut:

Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat

dan pecahan dalam pemecahan masalah

1 E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010 ), Cet. III, hlm. 14

Page 42: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

29

Indikator :

1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan

2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain

3. Mengurutkan pecahan

4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran

5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal

6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Mangkang Semarang Tahun Pelajaran 2011-2012.

2. Waktu penelitian

Untuk waktu penelitian adalah bulan Oktober dari tanggal 8 sampai

tanggal 24 Oktober 2011. Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian

sebagai berikut:

Tabel 1

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Tahapan Tanggal/

Bulan

Alokasi

waktu (WIB) Kegiatan

1 Observasi

awal

19-09-2011

24-09-2011

07.30–09.00

08.00–10.00

Diskusi dengan kepala

madrasah

Diskusi dengan guru

matematika

2 Pra Siklus 08-10-2011 Jam ke 3-4

08.40 – 10.00

1. Mengamati guru

mengajar

2. Menjelaskan kepada

peserta didik akan

adanya penelitian

3 Siklus I

10-10-2011 Jam ke 7-8

12.10 – 13.20

Pertemuan ke-1

Guru menjelaskan materi

Page 43: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

30

beserta contohnya tentang

pengertian pecahan,

mengubah bentuk

pecahan dan mengurutkan

pecahan dengan model

pembelajaran problem

posing bernuansa Islami

4 15-10-2011 Jam ke 3-4

08.40-10.00

Pertemuan ke-2

Guru menjelaskan materi

beserta contohnya tentang

operasi bilangan pecahan

biasa dan campuran dengan

model pembelajaran

problem posing bernuansa

Islami

5 17-10-2011 Jam ke 7-8 Pertemuan ke-3

Pemberian tes evaluasi

siklus I

6 Siklus 2 22-10-2011 Jam ke 3-4

08.40-10.00

Pertemuan ke-4

Guru menjelaskan materi

beserta contohnya tentang

operasi bilangan pecahan

desimal dan penyelesaian

soal cerita dengan model

pembelajaran problem

posing bernuansa Islami

7 24-10-2011 Jam ke 7-8

12.10-13.20

Pertemuan ke-5

Pemberian tes evaluasi

siklus 2

Page 44: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

31

D. Pelaksana dan Kolabolator

Pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru matematika

kelas VII. Kolaborator adalah orang yang membantu mengumpulkan data-

data tentang penelitian yang sedang digarap bersama dengan peneliti.

Kolaborator dalam penelitian ini sesama guru matematika MTs. Uswatun

Hasanah Mangkang Semarang yaitu Ibu Siti Alqomah, S.Pd. bersama

peneliti.

E. Rancangan Penelitian

Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian

tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus.

Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari

4 tahap, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini: 2

2 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para

Pendidik), (Jogjakarta: Diva Press, 2010), Cet I, hlm. 49

Permasalahan Alternatif

pemecahan

Pelaksanaan

Tindakan 1

Observasi 1 Analisis data Refleksi 1

Permasalahan

baru dari siklus 1

S

I

K

L

U

S

1

1

Alternatif

pemecahan

Pelaksanaan

Tindakan 2

Observasi 2 Analisis data Refleksi 2

S

I

K

L

U

S

2 1

Berhasil Selesai

Belum terselesaikan Siklus berikutnya

Page 45: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

32

Adapun uraian kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Dalam pra siklus ini, peneliti mengadakan wawancara dengan

kepala sekolah dan guru matematika yang pernah mengajar di MTs.

Uswatun Hasanah khususnya materi pecahan. Sesuai hasil wawancara,

pelaksanaan pembelajaran pada materi pecahan di kelas tersebut tahun

pelajaran sebelumnya masih menggunakan metode pembelajaran yang

konvensional (ceramah) yaitu belum menggunakan model pembelajaran

problem posing bernuansa Islami pada materi tersebut.

Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan

keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

problem posing bernuansa Islami pada siklus I dan siklus II dalam rangka

mengukur kemampuan komunikasi matematika peserta didik.

2. Siklus I

a. Rencana tindakan

1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.

2) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan seperti;

a) membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok

yang diambil,

b) membuat lembar observasi peserta didik,

c) membuat lembar observasi guru,

d) membuat kisi-kisi soal tes siklus I,

e) membuat soal-soal tes untuk siklus I dan membuat kunci

jawaban,

3) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Pelaksanaan tindakan

1) Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan dengan

berdo’a.

2) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik.

3) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran

dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami.

Page 46: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

33

4) Guru memberikan motivasi belajar matematika dengan nilai-nilai

keislamaan.

5) Guru menyampaikan materi pokok pecahan yang harus dipelajari

peserta didik secara mandiri.

6) Guru memberi contoh soal kepada peserta didik terkait materi yang

disampaikan.

7) Guru meminta peserta didik mengajukan soal berikut dengan

penyelesaiannya.

8) Guru mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik, selanjutnya

mencatat sejumlah peserta didik yang benar dalam mengajukan

soal.

9) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta

didik yang benar dalam mengajukan soal) untuk memberikan

pemasalahan atau soal dan menguraikan jawabanya di depan kelas.

Dan peneliti bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan

pengarah.

10) Setelah selesai presentasi, dengan metode tanya jawab, guru

mengungkapkan kembali materi sajian secara singkat, untuk

melihat tingkat pemahaman peseta didik yang lain.

11) Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada peserta didik.

12) Guru melakukan tes evaluasi siklus I

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .

1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:

a) Mengamati komunikasi peserta didik, keberhasilan dan

hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.

b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik

tentang indikator keberhasilan.

2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:

a) Penampilan guru di depan kelas.

b) Mengamati guru saat menyajikan materi.

Page 47: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

34

c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan

langkah-langkah dalam model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami.

3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:

a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.

b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami

peningkatan rata-rata.

c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan

harapan penelitian.

d. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk mengevaluasi hasil kerja

peserta didik. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun

kekurangan yang terdapat pada siklus I. Data yang diperoleh dari hasil

pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran dianalisis dan

dikaji keberhasilan dan kekurangannya untuk perbaikan pada siklus II.

3. Siklus II

a. Rencana tindakan

Setelah merefleksi dari hasil pembelajaran pada siklus I, diperoleh

beberapa kekurangan. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada

siklus I maka ditindak lanjuti perencanaan siklus II.

Kegiatan perencanaan tahap siklus II sebagai berikut :

1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi

pada siklus I.

2) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok.

3) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, seperti;

a) membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang

diambil,

b) membuat lembar observasi peserta didik,

c) membuat lembar observasi guru,

Page 48: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

35

d) membuat kisi-kisi soal tes siklus II,

e) membuat soal-soal tes untuk siklus II dan membuat kunci

jawaban.

b. Pelaksanaan tindakan

1) Guru memberi salam kepada peserta didik dilanjutkan dengan

berdo’a.

2) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik.

3) Guru memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran tugas

yang harus dikerjakan peserta didik secar singkat

4) Guru menyampaiakn ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan

bilangan pecahan. (QS. An-Nisa’: 12)

5) Guru menyampaikan materi pokok pecahan berupa operasi

bilangan pecahan dan penyelesaian soal cerita.

6) Guru memberi contoh soal kepada peserta didik terkait materi yang

disampaikan.

7) Guru meminta peserta didik bekerja kelompok

8) Guru meminta masing-masing kelompok mengajukan soal berikut

dengan penyelesaiannya.

9) Guru mengoreksi hasil pekerjaan masing-masing kelompok

selanjutnya mencatat sejumlah kelompok yang benar dalam

mengajukan soal.

10) Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil kelompok)

untuk mengajukan soal/pemasalahan dan menguraikan jawabanya

di depan kelas. Dan peneliti bertindak sebagai fasilitator, nara

sumber dan pengarah.

11) Setelah selesai presentasi, dengan metode tanya jawab, guru

mengungkapkan kembali materi sajian secara singkat, untuk

melihat tingkat pemahaman peseta didik yang lain.

12) Guru melakukan tes evaluasi siklus II.

13) Guru memberikan tugas/PR secara individu kepada peserta didik.

Page 49: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

36

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .

1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:

a) Mengamati komunikasi peserta didik, keberhasilan dan

hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.

b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik

tentang indikator keberhasilan.

2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:

a) Penampilan guru di depan kelas.

b) Mengamati guru saat menyajikan materi.

c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan

langkah-langkah dalam model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami.

3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:

a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.

b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami

peningkatan rata-rata pada siklus II.

c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami selama proses pembelajaran

d. Refleksi

Refleksi merupakan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan

kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami pada tahap siklus II yang dilakukan peneliti bersama

kolaborator, meliputi:

1) Menganalisis hasil pengamatan siklus II untuk membuat simpulan

terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II.

2) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus II untuk

mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus II ini melalui model

pembelajaran problem posing bernuansa diharapkan mampu

Page 50: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

37

meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas VII

MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang dari siklus I.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Menurut Suharsimi, observasi (mengamati) adalah menatap

kejadian, gerak atau proses.3 Metode ini digunakan untuk mengamati

kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat

diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif. Hal ini

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang disesuaikan

dengan indikator-indikator dan rentang nilai yang digunakan untuk

mengambil data komunikasi matematika peserta didik.

2. Wawancara (Interview)

Menurut Dimyati, wawancara merupakan suatu metode atau cara

yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan

tanya jawab sepihak, karena dalam wawancara tersebut responden tidak

diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.4 Wawancara

ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran serta kondisi peserta

didik pada tahun sebelumnya.

3. Metode dokumentasi

Sebagaimana dikatakan Suharsimi dalam bukunya bahwa

dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal/ variable yang berupa

catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya.5 Metode ini digunakan untuk mengetahui

dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.

4. Metode tes

Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik yang

mencakup pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil kegiatan belajar

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke

Cipta, 2006), Cet, 13, hlm. 230 4 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta:Rineka Cipta,1999), hlm. 216

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 231

Page 51: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

38

mengajar.6 Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta

didik dalam belajar dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada

setiap pembelajaran dan akhir siklus.

G. Teknik Analisis Data

Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk

menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan setiap siklus

dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui model

pembelajaran problem posing bernuansa Islami

1. Data hasil observasi peserta didik

Adapun perhitungan persentase data hasil observasi kemampuan

komunikasi matematika peserta didik selama mengikuti pembelajaran

adalah sebagai berikut:

Persentase(%) = %100xN

n

Keterangan:

n = skor yang diperoleh setiap peserta didik

N = jumlah seluruh skor

Kriteria penafsiran variabel penelitian ini sebagai berikut:

75% – 100 % = baik sekali (A)

50% - 75% = baik (B)

25% - 75% = cukup (C)

0% - 25% = kurang (D)

2. Data mengenai hasil tes evaluasi

Data mengenai hasil tes evaluasi diambil dari kemampuan

kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan

menghitung rata-rata nilai ketuntasan belajar.

a. Menghitung rata-rata

Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:7

6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. III, hlm. 256 7 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 67.

Page 52: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

39

n

Xx

Keterangan:

x = rata-rata nilai

X = jumlah seluruh nilai

n = jumlah peserta didik

b. Menghitung ketuntasan belajar

a) Ketuntasan belajar individu

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat

ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis

deskriptif persentase dengan perhitungan:

%100xmaksimalskor

diperolehyangskor

b) Ketuntasan belajar klasikal

Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan

ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif

persentase dengan perhitungan:

%100xdidikpesertaseluruh

belajartuntasdidikpeserta

H. Indikator Pencapaian

Dalam penelitian ini, peningkatan komunikasi matematika peserta

didik secara optimal ditandai dengan tercapainya ketuntasan belajar tiap

individu. Dengan demikian yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian

ini adalah:

1. Komunikasi matematika peserta didik di atas 70%

2. Nilai rata – rata kelas di atas 70

3. Ketuntasan belajar klasikal minimal 75 %.

Page 53: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

40

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah

1. Sejarah Berdirinya Madrasah

Sejarah dan perkembangan Madrasah Tsanawiyah Uswatun

Hasanah pada Yayasan Darul Husna, Kelurahan Mangkangwetan

Kecamatan Tugu Kota Semarang, tidak bisa lepas dari berdirinya Pondok

Pesantren Uswatun Hasanah pada tahun 1956 M yang didirikan atas

prakarsa Al Maghfurlah KH. Husnan yaitu ayah KH. Achmad Thohir

Husnan (ketua Yayasam Darul Husna) dan KH. Mustaqim Husnan

(pengasuh Pondok Pesantren Uswatun Hasanah). Pada mulanya pesantren

ini hanya mengelola santri putra saja, namun setelah pucuk pimpinan

dipegang oleh KH. Mustaqim Husnan yaitu pada tahun 1990 telah berdiri

Pondok Pesantren Putri Uswatun Hasanah yang berorientasi pada

Tahfidzul Qur’an (yaitu pemahaman dan menghafal Al-Qur’an 30 juz) dan

alhamdulillah sampai pada tahun 2011 ini tercatat telah berhasil mencetak

lebih dari 30 santri putri yang telah hafal al-Qur’an 30 juz diluar kepala.

Pondok pesantren inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya

Madrasah yang dikelola oleh Yayasan Darul Husna. Pada tahun 1997

berdiri Madrasah Tsanawiyah, tahun 1998 berdiri Madrasah Aliyah dan

tahun 2010 berdiri RA (Roudhotul Athfal) dan Madrasah Ibtidaiyah

Pada awalnya berdirinya Madrasah Tsanawiyah Uswatun Hasanah

hanya mengelola 15 peserta didik dan alhamdulillah setiap tahunnya

mengalami peningkatan yang cukup baik secara kuantitatif/jumlah maupun

kualitatif/mutu pendidikan. Pada tahun 2002 MTs. Uswatun Hasanah

tercatat di Kawildepag Propinsi Jawa Tengah dengan status terdaftar

dengan nomor piagam : D/W.k/MTs/39/2002 dan waktu itu Kepala

Madrasahnya adalah H. M. Faishol Sanusi.

Page 54: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

41

Pada tahun 2005 MTs. Uswatun Hasanah mengajukan permohonan

akreditasi untuk status diakui dan akhirnya dikabulkan dengan mendapat

nilai akreditasi C. Pada waktu itu kepala madrasah dijabat oleh Bapak H.

Asikin Husnan, S.Ag, M.S.I, adik kandung KH. Mustaqim Husnan.

Selanjutnya, pada tahun 2008 mengajukan akreditasi kembali kepada

Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) Provinsi Jawa

Tengah dan alhamdulillah peringkatnya naik menjadi akreditasi B sampai

sekarang.

Adapun jumlah peserta didik yang ada di MTs. Uswatun Hasanah

secara sederhana terlihat meningkat di setiap tahunnya, meskipun

kadangkala juga mengalami penurunan. Pada awal tahun pelajaran

2008/2009 jumlah peserta didik sekitar 105 anak, kemudian pada awal

tahun pelajaran 2009/2010 jumlah peserta didik menurun menjadi 90 anak

dan selanjutnya pada awal tahun pelajaran 2010/2011 meningkat menjadi

95 peserta didik. Dan sampai saat ini MTs. Uswatun Hasanah masih

membuka 1 kelas untuk masing-masing tingkatan.

Dari sejarahnya tampak jelas bahwa MTs. Uswatun Hasanah

memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Pondok Pesantren Uswatun

Hasanah, sedangkan secara fisik letak antara keduanya berdekatan.

Diantara keduanya ibarat saudara sekandung yang saling menguntungkan

karena peserta didiknya sebagian berasal dari pondok pesantren tersebut.

Disamping itu, peserta didik dapat bertempat di pondok dan mendapatkan

tambahan ilmu-ilmu agama Islam seperti Nahwu, Sharaf, Fiqih, Al-Qur’an

dan Hadits yang berciri khas Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut

salah satu madzhab 4 yaitu imam Syaf’i, Hambali, Maliki dan Hanafi.1

1 Hasil wawancara dengan H. Asikin Husnan, S.Ag., M.S.I ( Sekretaris Yayasan Darul

Husna dan sekaligus mantan Kepala MTs Uswatun Hasanah ), pada tanggal 10 Oktober 2011, pukul 20.00-21.00 WIB.

Page 55: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

42

2. Identitas Madrasah

a. Nama Sekolah : MTs. USWATUN HASANAH

b. Alamat Sekolah : Jl. Karanggayam, Rt. 02/Rw.04 Mangkang

Wetan, Tugu, Kota Semarang. Telp.

(024) 8666039.

c. Nama Yayasan : YAYASAN DARUL HUSNA

d. Alamat : Jl.Karanggayam, Rt. 02/Rw.04 Mangkang

Wetan, Tugu, Kota Semarang. Telp.

(024) 8666039.

e. NSM/NPSN : 212337401029 / 20329041

f. Tahun berdiri : 1997.

g. Tahun beroperasi : 1997.

3. Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/2012

a. Jumlah Guru : 17 Orang

b. Guru Tetap Yayasan : 10 Orang

c. Guru Tidak Tetap : 6 Orang

d. PNS DPK : 1 Orang

e. Staf TU : 2 Orang

f. Petugas Perpustakaan : 1 Orang

g. Tukang Kebun : 1 Orang

B. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan Ibu

Ina Rotul Uliya, S.Pd. selaku Kepala Madrasah dan Ibu Siti Alqomah,

S.Pd. selaku guru Matematika kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Mangkangwetan, menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran

matematika pada materi pecahan belum menggunakan model

pembelajaran pengajuan soal atau problem posing bernuansa Islami, tetapi

masih menggunakan metode ceramah saja sehingga terjadi komunikasi

Page 56: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

43

satu arah. Artinya peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai

pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang

menyukai pelajaran matematika. Hal ini menyebabkan rata-rata

kemampuan komunikasi matematika peserta didik rendah dan rata-rata

kelas hasil belajar pada materi pecahan setahun yang lalu yaitu tahun

2010/2011 belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditentukan Madrasah yaitu 65.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pra siklus maka

peneliti bersama guru mata pelajaran matematika yaitu Ibu Siti Alqomah,

S.Pd. melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan pra siklus ini dengan

mengambil data dokumentasi evaluasi dari pembelajaran pada materi

pecahan pada tahun sebelumnya Untuk itu peneliti bersama guru

matematika sepakat untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan

model pembelajaran problem posing bernuansa Islami sebagai usaha untuk

perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta

didik.

2. Siklus I

Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan bersama-

sama antara guru dan peneliti pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas

(PTK), pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran/RPP (lampiran 6 dan 7) sebagai pedoman dalam proses

pembelajaran di kelas, dengan menggunakan model pembelajaran

pengajuan soal (problem posing) bernuansa Islami. Selain itu, peneliti

juga menyiapkan soal tes evaluasi siklus I (lampiran 16) yang akan

diselesaikan masing-masing peserta didik dan menyiapkan daftar hadir

peserta didik, lembar observasi peserta didik dan lembar observasi guru

selama berlangsung proses pembelajaran.

Page 57: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

44

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan

yaitu sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin,

tanggal 10 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 7 dan 8 ( pukul

12.10 – 13.20 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam kepada peserta didik dilanjutkan berdoa

bersama dengan membaca basmalah dan melakukan absensi

terhadap peserta didik. Pada pertemuan pertama jumlah peserta didik

yang hadir 30 peserta didik. Ini berarti peserta didik kelas VII hadir

100% (lampiran 2). Setelah melakukan absensi, guru memotivasi

terhadap peserta didik dan melakukan apersepsi terhadap materi

sebelumnya yaitu materi bilangan bulat. Guru memotivasi peserta

didik dengan mengatakan bahwa belajar matematika terutama pada

materi pecahan sangat bermanfaat, karena banyak bilangan pecahan

yang muncul di dalam Al-Quran diantaranya dalam masalah zakat

dan warisan. Kemudian guru menjelaskan rencana pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami.

Selanjutnya guru menjelaskan tentang pengertian pecahan,

cara mengubah pecahan dan mengurutkan pecahan. Guru mengawali

penjelasan dengan meminta peserta didik membaca buku LKS

Canggih halaman 12. Kemudian guru memberikan contoh tentang

pecahan, cara mengubah pecahan dan mengurutkan pecahan. Setelah

memberikan contoh, guru meminta peserta didik membentuk

kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 anak dan salah

satunya menjadi ketua kelompok. Kelompok 1 diketuai oleh

Muslikhun Ashar, kelompok 2 diketuai oleh Umi Sholihah,

kelompok 3 diketuai oleh Naily Jazilaturrohmaniyah, kelompok 4 di

ketuai oleh Annisa Septa Graha, kelompok 5 diketuai oleh Asep

Page 58: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

45

Prayitno Utomo dan kelompok 6 diketuai oleh Mursidah (lampiran

13).

Masing-masing kelompok diminta mengajukan 3 buah soal

beserta jawabannya dalam waktu 10 menit. Selama proses diskusi

kelompok, guru membimbing dan mengamati masing-masing

kelompok. Semua kelompok mengerjakannya dengan baik dan

hanya kelompok 2 dan kelompok 4 yang mengajukan soal dengan

jawaban salah. Dari keenam kelompok tersebut, guru meminta

perwakilan kelompok yang benar dalam mengajukan soal untuk

mempresentasikan soalnya di depan kelas. Setelah dipresentasikan,

guru bersama peserta didik yang lain melakukan pembahasan dan

selanjutnya memberikan kesimpulan.

Sebelum pembelajaran selesai guru memberikan PR kepada

masing-masing peserta didik untuk mengerjakan LKS halaman 14 –

15. Selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan melakukan

doa bersama dengan membaca surat al-ashr.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15

Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul 08.40 – 10.00

WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam kepada peserta didik dilanjutkan berdoa bersama dengan

membaca basmalah dan melakukan absensi terhadap peserta didik.

Pada pertemuan kedua ini jumlah peserta didik yang hadir 30 peserta

didik (lampiran 3). Setelah melakukan absensi, guru meminta peserta

didik membuka PR dan membahasnya bersama-sama di depan kelas.

Sebagian besar peserta didik sangat antusias maju ke depan untuk

mengerjakan soal tersebut.

Setelah membahas PR, guru menjelaskan tentang operasi

bilangan pecahan biasa dan campuran. Guru mengatakan bahwa

operasi pada pecahan ada 5 yaitu: penjumlahan, pengurangan,

perkalian, pembagian dan perpangkatan. Kemudian guru memberi

Page 59: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

46

contoh dari masing-masing operasi tersebut dengan nuansa Islami.

Guru memberikan contoh “Ahmad membaca alquran ¼ juz dalam

setiap selesai sholat fardhu. Berapa halamankah ahmad membaca

Al-Qur’an dalam sehari semalam jika dalam 1 juz terdapat 20

halaman?”. Setelah memberikan contoh, guru meminta peserta didik

membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 2 anak.

Kelompok tersebut dibentuk tiap meja. Kemudian setiap kelompok

diminta mengajukan soal yang bernuansa Islami.

Masing-masing kelompok diminta mengajukan 2 buah soal

beserta jawabannya dalam waktu 10 menit. Satu soal yang diajukan

harus berupa soal cerita. Selama proses diskusi kelompok, guru

membimbing dan mengamati masing-masing kelompok. Semua

kelompok mengerjakannya dengan baik. Dari jumlah kelompok yang

ada, guru meminta perwakilan salah satu kelompok untuk

mempresentasikan soalnya di depan kelas. Kelompok yang diminta

adalah kelompoknya Mursidah dan Eka Uyuni Zaroh. Sementara

kelompok yang lain mengumpulkan soal yang diajukan di meja guru.

Setelah dipresentasikan, guru bersama peserta didik yang lain

melakukan pembahasan dan selanjutnya memberikan kesimpulan.

Selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan melakukan doa

bersama dengan membaca hamdalah.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga, guru hanya melakukan evaluasi

siklus I terhadap pesera didik. Pertemuan ini dilakukan pada hari

senin tangggal 17 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 7 dan 8

(pukul 12.10 – 13.20 WIB).

Guru menngawali pertemuan ketiga dengan mengucapkan

salam dan membaca basmalah bersama-sama. Setelah itu guru

melakukan absensi terhadap peserta didik. Pada waktu itu peserta

didik yang hadir 29 anak dan 1 peserta didik tidak hadir dikarenakan

sakit yaitu Fatikhatunnikmah. Sebelum soal tes evaluasi siklus I

Page 60: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

47

dibagikan peserta didik diminta menutup semua buku yang ada di

atas meja. Setelah keadaan tenang, guru membagikan soal dan

peserta didik mengerjakan soal tersebut dalam waktu 50 menit.

Selanjutnya sampai batas waktu yang ditentukan, semua

peserta didik diminta mengumpulkan jawabannya di meja guru.

Namun pada kenyaataannya masih ada peserta didik yang belum

selesai mengerjakan soal, akhirnya guru tetap meminta peserta didik

untuk mengumpulkan jawabanya tersebut.

c. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas siklus I, pengamatan

dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati, yaitu:

1) Pengamatan terhadap peserta didik

Pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran pengajuan soal/problem posing bernuansa Islami,

dalam pertemuaan pertama siklus I, banyak peserta didik yang belum

siap dengan buku dan alat tulis pelajaran matematika di meja. Pada

saat mengajukan soal dan menyelesaikannya secara kelompok masih

mengalami kesulitan. Selain itu waktu tidak efisien karena melebihi

waktu yang ditentukan terutama pada saat tes siklus I. Pada saat guru

membahas materi ajar, masih ada peserta didik yang tidak

memberikan respon artinya komunikasi peserta didik masih rendah

untuk menanggapi penjelasan guru.

Selama siklus I, hasil pengamatan guru terhadap komunikasi

peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi

peserta didik dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian

peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi

peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok,

kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal

secara benar, dan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkann

soal cerita dan menyelesaikannya masih tergolong rendah. Ini karena

hanya sedikit peserta didik yang mencapai indikator yang

Page 61: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

48

diharapkan. Hanya ada 4 anak yang sudah mencapai indikator yaitu

Muslihun Azhar, Mursidah, Naily Jazilaturrohmaniyah dan Wardah

Nazilatussalwa. Data diatas dapat ditunjukkan pada lampiran 9.

2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran

Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh kolabolator yakni

Ibu Siti Alqomah, S,Pd. Dari hasil observasi aktivitas guru selama

pembelajaran berlangsung pada siklus I, penampilan guru di depan

kelas masih kurang maksimal. Dalam menyajikan materi guru juga

belum mengena ke seluruh peserta didik. Hanya beberapa peserta

didik yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Adapun proses

jalannya pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada

lampiran 11.

d. Refleksi.

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan kelas,

selanjutnya guru bersama kolabolator mengadakan refleksi terhadap

segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus I antara lain:

1) Agar peserta didik berani mengajukan soal dalam pembelajaran,

maka sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengajukan soal dan memotivasi peserta didik agar lebih

berani mengajukan soal.

2) Agar peserta didik tidak menemui kesulitan dalam mengajukan soal

dan menyelesaikannya maka sebaiknya guru memberikan perhatian

dan bimbingan kepada masing-masing peserta didik.

3) Agar peserta didik memahami penjelasan dari guru pada saat

membahas materi ajar dan peserta didik memberikan respon maka

guru dianjurkan untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan

mudah dipahami oleh peserta didik, mengingat daya tangkap peserta

didik yang beragam.

Page 62: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

49

4) Dari daftar nilai tes (lampiran 18) terdapat 14 peserta didik yang

tuntas belajar dan 16 peserta didik tidak tuntas belajar. Hal ini berarti

pembelajaran yang dilakukan belum berhasil atau masih kurang.

Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus I kurang berhasil.

Oleh karena itu kegiatan pada siklus I perlu diulang agar kemampuan

komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan masalah

pecahan dapat ditingkatkan.

3. Siklus II

Pada Siklus II, peneliti/guru melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan guru/peneliti merancang rencana

pelaksanaan pembelajaran (lampiran 8) sebagai pedoman dalam proses

pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran

pengajuan soal (problem posing) bernuansa Islami. Guru juga

merancang soal tes siklus II (lampiran 19) yang akan diselesaikan

masing-masing peserta didik dalam siklus II. Selain itu guru juga

menyiapkan daftar hadir peserta didik, lembar observasi peserta didik

dan guru selama berlangsung proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam 2 kali

pertemuan yaitu sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 22 Oktober 2011 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul

08.40 – 10.00 WIB). Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan

berdoa dan melakukan absensi terhadap peserta didik. Selanjutnya

guru memberikan selembar kertas berisi ayat Al-Qur’an yang

mengandung bilangan pecahan yaitu Q.S. An-Nisa’ ayat 12. Setelah

peserta didik mendapat lembaran kertas tersebut, guru menanyakan

Page 63: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

50

kepada peserta didik “Sebutkan bilangan pecahan apa saja yang

terdapat dalam ayat tersebut?”. Serempak peserta didik menjawab

“1/6, 1/3, 1/4, 1/8 dan 2/3”.

Selanjutnya, guru menjelaskan rencana pelaksanaan

pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami. Guru menjelaskan tentang operasi pada bilangan

pecahan desimal beserta contoh dan penyelesaiannya serta

penggunan bilangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Guru

memberikan contoh berupa soal cerita “Pak Ahmad memiliki harta

kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,- dalam setahun, sehingga beliau

wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 %. Berapakah rupiahkah

zakat yang harus dikeluarkan oleh pak Ahmad ?”.

Selanjutnya guru meminta peserta didik membentuk

kelompok menjadi 5 kelompok dan masing-masing beranggotakan 6

peserta didik dan salah satunya menjadi ketua kelompok. Guru

memberikan tugas masing-masing kelompok untuk mengajukan soal

dan menyelesaikannya berupa soal cerita yang memuat nilai

keislaman. Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk

membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.

Pada akhir pertemuan guru meminta peserta didik untuk

belajar di rumah untuk mempersiapkan diri menghadapi tes siklus II.

Pertemuan ditutup dengan membaca doa bersama.

2) Pertemuan kedua

Pada pertemuan selanjutnya yaitu pada hari Senin, 24

Oktober 2011 guru hanya memberikan soal evaluasi siklus II

(lampiran 19) untuk dikerjakan masing-masing peserta didik. Guru

memberikan waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Dan

sampai waktu yang ditentukan peserta didik mampu mengerjakan

soal evaluasi siklus II dengan baik.

Page 64: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

51

c. Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan

dengan beberapa aspek yang diamati, yaitu:

1) Pengamatan terhadap peserta didik

Pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran pengajuan soal / problem posing bernuansa Islami

siklus II para peserta didik sudah siap dengan buku dan alat tulis

pelajaran matematika di meja. pada saat mengajukan soal dan

menyelesaikannya secara kelompok sedikit peserta didik yang masih

mengalami kesulitan. Waktu pelaksanaan pembelajaran sudah

berjalan efektif dan efisien karena sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Pada saat guru membahas materi ajar, peserta didik

sudah berani memberikan respon artinya komunikasi peserta didik

mulai meningkat dalam menanggapi penjelasan guru.

Hasil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik

dalam memperhatikan penjelasan guru, komunikasi peserta didik

dalam diskusi kelompok, komunikasi dan keberanian peserta didik

dalam pengajuan soal/ permasalahan, komunikasi peserta didik

terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok, kemampuan

komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar dan

kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal

cerita dan menyelesaikannya sudah sangat baik. Hal ini dapat

dibuktikan dengan banyaknya peserta didik yang mencapai

indikator. Hanya beberapa yang belum mencapai indikator

diantaranya Anida Amaliyah, Diana Faranila, Fatihatunnikmah,

Indah Hidayatul Hasanah, Arbi Auliya, Rohimatun, Tety

Purnamasari dan Yulia Anggraini. Data tersebut dapat dilihat pada

lampiran 10.

2) Pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran

Pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II tetap

dilakukan oleh kolabolator. Selama pembelajaran berlangsung pada

Page 65: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

52

siklus II, penampilan guru di depan kelas sudah cukup maksimal.

Dalam menyajikan materi guru sudah mengena ke seluruh peserta

didik. Banyak peserta didik yang memperhatikan dengan sungguh-

sungguh. Adapun proses jalannya pembelajaran dengan model

pembelajaran problem posing bernuansa Islami sudah sangat baik.

Hal ini dapat dilihat pada lampiran 12.

d. Refleksi

Sebagaimana dalam siklus I, maka setelah melaksanakan

pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan

refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi siklus

II antara lain:

1) Peserta didik sudah banyak yang berani mengajukan soal dalam

pembelajaran.

2) Sedikit peserta didik yang menemui kesulitan dalam mengajukan

soal dan menyelesaikannya karena guru sudah memberikan

perhatian dan bimbingan kepada masing-masing peserta didik

dengan baik.

3) Peserta didik dengan mudah memahami penjelasan dari guru pada

saat membahas materi ajar dan peserta didik memberikan respon

karena guru menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dipahami oleh peserta didik.

4) Dari daftar nilai tes (lampiran 21) terdapat 25 peserta didik yang

tuntas belajar dan 5 peserta didik tidak tuntas belajar. Hal ini

berarti pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil.

Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil

daripada siklus sebelumnya.. Oleh karena itu kegiatan pada siklus II

sudah cukup untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika

peserta didik dalam menyelesaikan masalah pecahan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran tidak perlu diulang karena

pembelajaran sudah dikatakan berhasil.

Page 66: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

53

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model

pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan

masalah pecahan di kelas VII semester gasal MTs. Uswatun Hasanah tahun

pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat ditunjukkan dari proses-proses sebagai

berikut:

1. Pra Siklus

Sebagaimana hasil wawancara dengan guru matematika dan

pengalaman pembelajaran pada materi pecahan pada tahun-tahun

sebelumya, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran masih

menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan pada rendahnya

komunikasi matematika peserta didik. Hal ini karena komunikasi dalam

proses pembelajaran berjalan searah, sehingga komunikasi peserta didik

tidak terbangun. Dari pengalaman pembelajaran pada tahun pelajaran

2010/2011, kemampuan komunikasi matematika peserta didik hanya

mencapai 35% dari jumlah peserta didik 24 anak. Hal ini dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel 2

Komunikasi Peserta Didik Tahun Pelajaran 2010/2011

No Hasil Pengamatan Banyaknya Prosentase

1 Peserta didik yang memperhatikan

penjelasan guru 16 67%

2 Peserta didik yang komunikatif dalam

diskusi kelompok 10 42%

3 Peserta didik yang berani mengajukan

soal 4 17%

4 Peserta didik yang memperhatikan hasil

diskusi kelompok. 9 38%

5 Peserta didik yang benar dalam 7 29%

Page 67: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

menyelesaikan soal

6 Peserta didik yang benar dalam

menerjemahkan soal cerita

Komunikasi peserta didik

�∑��������

∑ �� ��

Sementara itu, b

tahun pelajaran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada materi pecahan

menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai

KKM yang ditetapkan

kelas yang hanya mencapai 50 dengan ketuntas

(lampiran 5).

Hasil diatas

No

1 Komunikasi matematika peserta didik

2 Nilai rata

3 Ketuntasan belajar klasikal

Grafik 1. Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Pra Siklus

menyelesaikan soal

Peserta didik yang benar dalam

menerjemahkan soal cerita 5

Komunikasi peserta didik

���� ����

�����

Sementara itu, berdasarkan data hasil pembelajaran kelas VII pada

tahun pelajaran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada materi pecahan

menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai

KKM yang ditetapkan madrasah yaitu 65. Hal ini dilihat dari nilai rata

kelas yang hanya mencapai 50 dengan ketuntasan belajar klasikal

Hasil diatas dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Penelitian Pra Siklus

Indikator Pra Siklus

Komunikasi matematika peserta didik

Nilai rata – rata kelas

Ketuntasan belajar klasikal

. Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus

Pra Siklus

Komunikasi matematika

54

21%

35%

erdasarkan data hasil pembelajaran kelas VII pada

tahun pelajaran 2010/2011, yakni hasil ulangan pada materi pecahan

menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai

adrasah yaitu 65. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata

n belajar klasikal 41,7 %

dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut:

Pra Siklus

35%

50

41,7%

. Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra Siklus

Komunikasi matematika

Page 68: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Grafik 2. Nilai R

Grafik 3. Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus

2. Siklus I

Dari

bahwa hasil pengamatan

memperhatikan penjelasan guru

2,40 dengan prosentase 60,0 %.

didik dalam diskusi kelompok

prosentase 58,3 %

peserta didik dalam

penilaian 1, 43 dengan prosentase 35,8 %

0

10

20

30

40

50

Pra Siklus

00%

10%

20%

30%

40%

50%

Pra Siklus

Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus

3. Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus

Dari pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dapat ditunjukkan

asil pengamatan guru terhadap komunikasi peserta didik dalam

memperhatikan penjelasan guru diperoleh dengan rata-rata sk

2,40 dengan prosentase 60,0 %. Pengamatan terhadap komunikasi

diskusi kelompok dengan rata-rata skor penilaian

prosentase 58,3 %. Pengamatan terhadap komunikasi

peserta didik dalam pengajuan soal/ permasalahan dengan rata

1, 43 dengan prosentase 35,8 %. Pengamatan komunikasi

Pra Siklus

Pra Siklus

Ketuntasan Belajar Klasikal

55

dapat ditunjukkan

komunikasi peserta didik dalam

rata skor penilaian

komunikasi peserta

rata skor penilaian 2,33 dengan

dan keberanian

dengan rata-rata skor

komunikasi peserta

Rata-rata Kelas

Ketuntasan Belajar Klasikal

Page 69: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

56

didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok dengan rata-rata skor

penilaian 1,90 dengan prosentase 47,5%. Pengamatan terhadap

kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara

benar dengan rata-rata skor penilaian 1,83 dengan prosentase 45,8 %.

Pengamatan terhadap kemampuan komunikasi peserta didik dalam

menerjemahkann soal cerita dan menyelesaikannya dengan rata-rata skor

penilaian 1,63 dengan prosentase 40,8 %. Hasil tersebut jika dikalkulasi,

diperoleh prosentase kemampuan komunikasi matematika secara umum

pada siklus I adalah 48,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi

matematika peserta didik lebih baik daripada pra siklus.

Selain itu aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

dengan mengggunakan model pembelajaran problem posing bernuansa

Islami sudah cukup baik dengan prosentase 60,4%. Hal ini dapat dilihat

pada lembar observasi guru lampiran 11.

Adapun rata-rata nilai tes evaluasi siklus I sudah mencapai 61.

Selisih 11 point dibanding pra siklus. Sedangkan ketuntasan belajar

klasikal pada siklus I mencapai 46,7%. Selisih 5% daripada pra siklus. Ini

sudah menunjukkan peningkatan meskipun belum sesuai dengan

pencapaian indikator yang diharapkan. Hasil diatas dapat dilihat dalam

tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 4

Hasil Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I

No Indikator Pra Siklus Siklus I

1 Komunikasi matematika peserta didik 35% 48,1 %

2 Nilai rata – rata kelas 50 61

3 Ketuntasan belajar klasikal 41,7% 46,7%

Page 70: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Grafik 4. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra

Siklus dan Siklus I

Grafik 5. Perbandingan Rata

Grafik 6. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan

Siklus I

30%

32%

34%

36%

38%

40%

42%

Pra Siklus

0

10

20

30

40

50

60

70

Pra Siklus

38%

40%

42%

44%

46%

48%

Pra Siklus

4. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra

Siklus dan Siklus I

5. Perbandingan Rata-rata Kelas Pra Siklus dan Siklus I

. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan

Siklus I

Pra Siklus Siklus 1

Komunikasi matematika

Pra Siklus Siklus 1

Pra Siklus Siklus 1

Ketuntasan Belajar Klasikal

57

4. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra

rata Kelas Pra Siklus dan Siklus I

. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus dan

Komunikasi matematika

Rata-rata Kelas

Ketuntasan Belajar Klasikal

Page 71: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

58

3. Siklus II

Pada siklus II hasil observasi peserta didik dapat ditunjukkan

bahwa komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru

meningkat dari 60,0% pada siklus I dengan kategori baik menjadi 78,6%

pada siklus II dengan kategori sangat baik. Kemampuan komunikasi

matematika peserta didik dalam diskusi kelompok juga meningkat dari

58,3% dengan kategori baik menjadi 76,2% dengan kategori sangat baik.

Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan

soal/permasalahan juga meningkat dari 35,8% pada siklus I dengan

kategori cukup menjadi 65,9% pada siklus II dengan kategori baik.

Komurnikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok

juga meningkat dari 47,5% menjadi 69,8%. Kemampuan komunikasi

peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar juga meningkat dari

kategori cukup menjadi baik. Hal ini dapat ditunjukkan pada lampiran 22.

Hasil observasi terhadap komunikasi matematika peserta didik

secara umum pada siklus II adalah 70,4%. Selisih 22,3 % dibanding pada

siklus I. Sementara dari hasil tes evaluasi siklus II terdapat 25 peserta didik

yang tuntas dalam belajar dan hanya 5 peserta didik yang belum tuntas.

Nilai rata-rata kelas sudah mencapai 78,5. Sedangkan untuk ketuntasan

belajar klasikal pada siklus II mencapai 83,3%. Hasil ini sudah sangat baik

dibandingkan pra siklus dan siklus I.

Sementara untuk aktivitas guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami pada siklus II sudah sangat baik dengan prosentase

83,3% (lampiran 12). Hal ini jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas

guru selama proses pembelajaran mengalami peningkatan 22,9 %. Data

tersebut dapat dilihat pada lampiran 23.

Dari hasil observasi, komunikasi matematika peserta didik dalam

proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan

peningkatan proses dan hasil pembelajaran peserta didik pada siklus II.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 72: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Hasil

No

1 Komunikasi matematika peserta

didik

2 Nilai rata

3 Ketuntasan belajar klasikal

Grafik 7. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra

Siklus, Siklus I

Grafik 8. Perbandingan Rata

Siklus II

0%

20%

40%

60%

80%

Pra Siklus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus

Tabel 6

Hasil Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Indikator Pra Siklus Siklus I

Komunikasi matematika peserta 35% 48,1 %

Nilai rata – rata kelas 50

Ketuntasan belajar klasikal 41,7% 46,7%

7. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra

Siklus, Siklus I dan Siklus II

8. Perbandingan Rata-rata Kelas Pra Siklus, Siklus I

Siklus II

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Komunikasi matematika

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

59

, Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus 2

48,1 % 70,4%

61 78,5

46,7% 83,3%

7. Perbandingan Komunikasi Matematika Peserta Didik Pra

Siklus I dan

Komunikasi matematika

Rata-rata Kelas

Page 73: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Grafik 9. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus,

Siklus I

Dari hasil penelitian ini

pembentukan atau pengajuan

memecahkan soal. Dengan demikian, kemampuan pembentukan soal sangat

sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah sebagai usaha untuk

meningkatkan komunikasi

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

karena itu, pemilihan model pembelajaran

akan sangat membantu

didik.

00%

20%

40%

60%

80%

100%

Pra

Siklus

. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II

asil penelitian ini diatas dapat dikatakan bahwa kemampuan

atau pengajuan soal berkorelasi positif dengan kemampuan

memecahkan soal. Dengan demikian, kemampuan pembentukan soal sangat

sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah sebagai usaha untuk

komunikasi matematika peserta didik dan dapat membantu

ningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

karena itu, pemilihan model pembelajaran problem posing bernuansa

akan sangat membantu dalam meningkatkan komunikasi matematika

Pra

Siklus

Siklus 1 Siklus 2

Ketuntasan Belajar Klasikal

60

. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pra Siklus,

atakan bahwa kemampuan

soal berkorelasi positif dengan kemampuan

memecahkan soal. Dengan demikian, kemampuan pembentukan soal sangat

sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah sebagai usaha untuk

dan dapat membantu

ningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Oleh

bernuansa Islami

dalam meningkatkan komunikasi matematika peserta

Ketuntasan Belajar Klasikal

Page 74: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

61

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari deskripsi dan analisis penelitian tindakan kelas yang telah

diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa dengan model

pembelajaran problem posing bernuansa Islami peserta didik terlatih untuk

berani mengajukan soal dan mampu menyelesaikan jawabannya. Jadi

dengan model pembelajaran ini peserta didik akan lebih komunikatif

dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan komunikasi matematika

peserta didik dapat meningkat. Model pembelajaran problem posing

bernuansa Islami dapat meningkatkan komunikasi peserta didik pada

materi pokok bilangan pecahan. Hal ini terbukti dengan adanya

peningkatan penilaian pada observasi terhadap komunikasi peserta didik

dengan rata-rata prosentase 35% pada pra siklus dan 48,1% pada siklus I

meningkat menjadi 70,4% pada siklus II. Selain itu, terlihat dari nilai rata-

rata kelas 50 pada pra siklus dan 61 pada siklus I meningkat menjadi 78,5

pada siklus II. Sementra untuk prosentase ketuntasan belajar klasikal

41,7% pada pra siklus dan 46,7%, pada siklus I meningkat pada siklus II

menjadi 83,3%. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

dengan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat

meningkatkan komunikasi matematika peserta didik pada materi pokok

pecahan kelas VII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Semarang tahun

pelajaran 2011/2012.

B. SARAN

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan

kelas maka peneliti mengajukan saran-saran:

1. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami

sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk

Page 75: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

62

meningkatkan komunikasi matematika serta hasil belajar peserta didik

dalam pembelajaran matematika.

2. Penerapan model pembelajaran problem posing bernuansa Islami dapat

diterapkan untuk melatih peserta didik berani mengajukan

soal/permasalahan dalam pembelajaran matematika.

3. Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru mengajar

dengan pembelajaran aktif, yang dapat menumbuhkan semangat

peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan

kemampuan komunikasi matematika peserta didik dapat meningkat.

4. Guru hendaknya senantiasa untuk menciptakan atau membuat model

pembelajaran yang inovatif dan mengimplementasikannya dalam

kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran matematika.

C. PENUTUP

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah

rahmat, taufiq, dan Inayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa skripsi.

Tentu dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini ada kekurangan-

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini karena keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu

peneliti berharap atas saran yang bersifat membangun guna

menyempurnakan penelitian karya tulis berikutnya.

Demikian skripsi ini peneliti susun, semoga skripsi ini bermanfaat

bagi peneliti pada khususnya dan bagi pembaca pada umumya teriring doa

semoga Allah senantiasa meridhoi. Amiin

Page 76: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineke Cipta, 2006, Cet.13.

Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2009

Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1999,

Cet.I.

Djamarah,Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. III.

E.Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010 , Cet. III.

Iskandar, Kasir, Matematika Dasar, Jakarta: Erlangga.1987

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

Jakarta: PT Indeks, 2010, Cet. II.

Masykur, Moch. dan Abdul Halim Fathoni ,Mathematical Intelegent, cara cerdas

melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2008, Cet.II.

Mufidah, Hana, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan

Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi)

Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 2009.

Mustaqim. Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

2009.

Naim, Ngainun, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011.

Nugroho, Ervan Adi, Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar

Kegiatan Peserta Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika

Page 77: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Materi Pokok Dimensi Tiga pada Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja

Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi), Semarang: UNNES, 2009.

Nurratri, Widya, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII. MTs Filial

Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Within solution

Posing Dalam Kelompok Kecil, Semarang: UNNES, 2006.

Saminanto, Ayo Praktik PTK , Semarang: Rasail, 2010.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,

2006.

Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.

Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para

Pendidik), Jogjakarta: Diva Press, 2010, Cet. I.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet. II.

Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,

http://mimilers.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-konstruktivistik.html,

diakses pada 30 Oktober 2011, jam 10.00 WIB

Herdian, Model Pembelajaran Problem Posing. http://herdy07.wordpress.com

/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/ diakses pada 5

September 2011 jam 21.30 WIB

Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi

Think, Talk, Write (TTW). http://kartiniokey.blogspot.com/2010/05/

meningkatkan-kemampuan-komunikasi. html. di akses 5 Septembe 2011.

jam 21.30 WIB

Muhfida, Pengertian Pendekatan Problem Posing. http://muhfida.com/ pengertian

- pendekatan -problem-posing/ diakses pada 5 September 2011 jam 21.30

WIB

http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-problem-possing.html

diakses pada 5 September 2011 jam 21.30 WIB

Page 78: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012

Lampiran 2 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Semarang Siklus I Pertemuan 1.

Lampiran 3 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Semarang Siklus I Pertemuan 2.

Lampiran 4 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Semarang Siklus II

Lampiran 5 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas VII MTs. Uswatun Hasanah

Semarang Tahun 2010/2011

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 9 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I

Lampiran 10 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus II

Lampiran 13 Daftar Kelompok Siklus I Pertemuan 1

Lampiran 14 Daftar Kelompok Siklus I Pertemuan 2

Lampiran 15 Daftar Kelompok Siklus II

Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 18 Daftar Nilai Tes Evaluasi Siklus I

Lampiran 19 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 20 Kunci Jawaban Soal Evaluasi II

Lampiran 21 Daftar Nilai Tes Evaluasi Siklus II

Page 79: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 22 Perbandingan Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I dan Siklus

II

Lampiran 23 Perbandingan Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II

Lampiran 24 Perbandingan Nilai Peserta Didik Siklus I dan Siklus II

Lampiran 25 Ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Pecahan (Q.S. An-Nisa’

ayat 12)

Page 80: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 1

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII

MTs. USWATUN HASANAH SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

No NIS NISN Nama L/P

1 556 9991077358 Abdul Suchur L

2 557 9991077358 Agung Purnomo L

3 558 9956395281 Ana Safira Indana P

4 560 9982964489 Ani Safira Indani P

5 561 9984713226 Anida Amaliah P

6 562 9957078454 Anisa Septa Graha P

7 563 9980709075 Asep Prayetno Utomo L

8 565 9966474504 Diana Fara Nila P

9 566 9994974728 Eka uyuni Zaroh P

10 567 9991090235 Evander Candra Putra L

11 568 9996532785 Faisal Muhammad Arif L

12 569 9954639920 Fatikhatun Nikmah P

13 570 9971158691 Febri Anjar Pradana L

14 571 9992688164 Indah Hidayatul Khasanah P

15 572 9993679214 Ita Novitasari P

16 574 9981135059 Linda Mayasari P

17 575 9991090240 Muhammad Arbi Aulia L

18 576 9990571245 Mursidah P

19 577 9990625648 Muslikhun As'har L

20 579 1000177842 Naily Jazilaturrohmaniyah P

21 580 9996416206 Nur Aini Musdalifah P

22 582 9982442454 Risa Hidatul Arifah P

23 583 9993288004 Rohimatun P

24 584 9971157018 Syifa Okta p. Gandi P

Page 81: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

25 585 9986196603 Tety Purnamasari P

26 586 9956334936 Umi Solekah P

27 587 9980540884 Wardah Nazilatus Salwa P

28 588 9996416198 Yudha Cahyo Nurdin L

29 589 9981150085 Yulia Anggreini p. P

30 590 9991090252 Mega Rosalinda P

Keterangan :

Jumlah peserta didik laki-laki : 9 anak

Jumlah peserta didik perempuan : 21 anak

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 82: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 2

DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VII

M.Ts.USWATUN HASANAH SEMARANG

SIKLUS I

Pertemuan 1

No Nama Kehadiran Keterangan

Hadir Tidak hadir Izin (I) Alfa (A)

1. Abdul Suchur

2. Agung Purnomo

3. Ana Safira Indana

4. Ani Safira Indani

5. Anida Amaliah

6. Anisa Septa Graha

7. Asep Prayetno Utomo

8. Diana Fara Nila

9. Eka uyuni Zaroh

10. Evander Candra Putra

11. Faisal Muhammad Arif

12. Fatikhatun Nikmah

13. Febri Anjar Pradana

14. Indah Hidayatul Khasanah

15. Ita Novitasari

16. Linda Mayasari

17. Muhammad Arbi Aulia

18. Mursidah

19. Muslikhun As'har

20. Naily Jazilaturrohmaniyah

21. Nur Aini Musdalifah

22. Risa Hidatul Arifah

23. Rohimatun

24. Syifa Okta p. Gandi

25. Tety Purnamasari

Page 83: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

26. Umi Solekah

27. Wardah Nazilatus Salwa

28. Yudha Cahyo Nurdin

29. Yulia Anggreini p.

30. Mega Rosalinda

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 84: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 3

DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VII

M.Ts.USWATUN HASANAH SEMARANG

SIKLUS I

Pertemuan 2

No Nama Kehadiran Keterangan

Hadir Tidak hadir Izin (I) Alfa (A)

1 Abdul Suchur

2 Agung Purnomo

3 Ana Safira Indana

5 Ani Safira Indani

6 Anida Amaliah

7 Anisa Septa Graha

8 Asep Prayetno Utomo

9 Diana Fara Nila

10 Eka uyuni Zaroh

11 Evander Candra Putra

12 Faisal Muhammad Arif

13 Fatikhatun Nikmah

14 Febri Anjar Pradana

15 Indah Hidayatul Khasanah

16 Ita Novitasari

17 Linda Mayasari

18 Muhammad Arbi Aulia

19 Mursidah

20 Muslikhun As'har

21 Naily Jazilaturrohmaniyah

22 Nur Aini Musdalifah

24 Risa Hidatul Arifah

25 Rohimatun

26 Syifa Okta p. Gandi

27 Tety Purnamasari

Page 85: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

28 Umi Solekah

29 Wardah Nazilatus Salwa

30 Yudha Cahyo Nurdin

31 Yulia Anggreini p.

32 Mega Rosalinda

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 86: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 4

DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VII

M.Ts.USWATUN HASANAH SEMARANG

SIKLUS II

No Nama Kehadiran Keterangan

Hadir Tidak hadir Izin (I) Alfa (A)

1 Abdul Suchur

2 Agung Purnomo

3 Ana Safira Indana

5 Ani Safira Indani

6 Anida Amaliah

7 Anisa Septa Graha

8 Asep Prayetno Utomo

9 Diana Fara Nila

10 Eka uyuni Zaroh

11 Evander Candra Putra

12 Faisal Muhammad Arif

13 Fatikhatun Nikmah I

14 Febri Anjar Pradana

15 Indah Hidayatul Khasanah

16 Ita Novitasari

17 Linda Mayasari

18 Muhammad Arbi Aulia

19 Mursidah

20 Muslikhun As'har

21 Naily Jazilaturrohmaniyah

22 Nur Aini Musdalifah

24 Risa Hidatul Arifah

25 Rohimatun

26 Syifa Okta p. Gandi

27 Tety Purnamasari

28 Umi Solekah

Page 87: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

29 Wardah Nazilatus Salwa

30 Yudha Cahyo Nurdin

31 Yulia Anggreini p.

32 Mega Rosalinda

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 88: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 5

DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK KELAS VII

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KKM = 65

No Nama Nilai Siklus I Keterangan

1 Acmad Jafar 70 Tuntas

2 Agus Mustofa 35 Tidak Tuntas

3 Ahmad Maksum 35 Tidak Tuntas

4 Ardian Eka Saputra 25 Tidak Tuntas

5 Dani Puji Saputra 50 Tidak Tuntas

6 Fikri Haikal Ahmad 15 Tidak Tuntas

7 Irvan Imam Syafi'i 50 Tidak Tuntas

8 Himatul Ulya 70 Tuntas

9 Khoirul Nafa 45 Tidak Tuntas

10 Lastri Susanti 70 Tuntas

11 Misbahul Munir 20 Tidak Tuntas

12 Muhamat Iwan Hadi Saputra 75 Tuntas

13 Muhamad Erwin 40 Tidak Tuntas

14 Muchammad Nur Fauzi 65 Tuntas

15 Ni'mal Muna 75 Tuntas

16 Nur Afifah 35 Tidak Tuntas

17 Nur Falil Hana Irwan 20 Tidak Tuntas

18 Nur Hajar Lutfiyah 70 Tuntas

19 Nur Hidayatul Maftuchah 55 Tidak Tuntas

20 Nur Hidayatul Maslachah 70 Tuntas

21 Nur Hidayatullah 25 Tidak Tuntas

22 Robiah Al Dawiyah 70 Tuntas

23 Rohmanto 45 Tidak Tuntas

Page 89: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

24 Zufa Nafida 65 Tuntas

Jumlah 1195

Rata-rata kelas 50

Ketuntasan Kasikal 41,7%

Jumlah peserta didik yang tuntas : 10 anak

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas : 14 anak

Semarang, September 2010

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah Guru Matematika

Ina Rotul Uliya, S.Pd. Khanafi

Page 90: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 18

DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I

KKM = 70

No Nama Nilai Siklus I Keterangan

1 Abdul Suchur 70 Tuntas

2 Agung Purnomo 85 Tuntas

3 Ana Safira Indana 45 Tidak Tuntas

4 Ani Safira Indani 50 Tidak Tuntas

5 Anida Amaliah 60 Tidak Tuntas

6 Anisa Septa Graha 55 Tidak Tuntas

7 Asep Prayetno Utomo 87 Tuntas

8 Diana Fara Nila 28 Tidak Tuntas

9 Eka uyuni Zaroh 85 Tuntas

10 Evander Candra Putra 80 Tuntas

11 Faisal Muhammad Arif 65 Tidak Tuntas

12 Fatikhatun Nikmah 0 Tidak Tuntas

13 Febri Anjar Pradana 73 Tuntas

14 Indah Hidayatul Khasanah 48 Tidak Tuntas

15 Ita Novitasari 65 Tidak Tuntas

16 Linda Mayasari 55 Tidak Tuntas

17 Muhammad Arbi Aulia 70 Tuntas

18 Mursidah 75 Tuntas

19 Muslikhun As'har 80 Tuntas

20 Naily Jazilaturrohmaniyah 63 Tidak Tuntas

21 Nur Aini Musdalifah 45 Tidak Tuntas

22 Risa Hidatul Arifah 70 Tuntas

23 Rohimatun 75 Tuntas

24 Syifa Okta p. Gandi 78 Tuntas

25 Tety Purnamasari 40 Tidak Tuntas

Page 91: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

26 Umi Solekah 42 Tidak Tuntas

27 Wardah Nazilatus Salwa 70 Tuntas

28 Yudha Cahyo Nurdin 80 Tuntas

29 Yulia Anggreini p. 63 Tidak Tuntas

30 Mega Rosalinda 30 Tidak Tuntas

Jumlah 1832

Rata-rata kelas 61

Ketuntasan Klasikal 46,7%

Jumlah peserta didik yang tuntas : 14 anak

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas : 16 anak

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 92: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 21

DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II

KKM = 70

No Nama Nilai Siklus II Keterangan

1 Abdul Suchur 73 Tuntas

2 Agung Purnomo 85 Tuntas

3 Ana Safira Indana 92 Tuntas

4 Ani Safira Indani 92 Tuntas

5 Anida Amaliah 60 Tidak Tuntas

6 Anisa Septa Graha 65 Tidak Tuntas

7 Asep Prayetno Utomo 82 Tuntas

8 Diana Fara Nila 63 Tidak Tuntas

9 Eka uyuni Zaroh 90 Tuntas

10 Evander Candra Putra 94 Tuntas

11 Faisal Muhammad Arif 75 Tuntas

12 Fatikhatun Nikmah 0 Tidak Tuntas

13 Febri Anjar Pradana 92 Tuntas

14 Indah Hidayatul Khasanah 78 Tuntas

15 Ita Novitasari 90 Tuntas

16 Linda Mayasari 70 Tuntas

17 Muhammad Arbi Aulia 92 Tuntas

18 Mursidah 92 Tuntas

19 Muslikhun As'har 73 Tuntas

20 Naily Jazilaturrohmaniyah 94 Tuntas

21 Nur Aini Musdalifah 82 Tuntas

22 Risa Hidatul Arifah 91 Tuntas

23 Rohimatun 78 Tuntas

24 Syifa Okta p. Gandi 86 Tuntas

25 Tety Purnamasari 70 Tuntas

Page 93: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

26 Umi Solekah 78 Tuntas

27 Wardah Nazilatus Salwa 92 Tuntas

28 Yudha Cahyo Nurdin 92 Tuntas

29 Yulia Anggreini p. 75 Tuntas

30 Mega Rosalinda 60 Tidak Tuntas

Jumlah 2356

rata-rata 78,5

Ketuntasan klasikal 83,3%

Jumlah peserta didik yang tuntas : 25 anak

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas : 5 anak

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 94: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan pendidikan : M.Ts. USWATUN HASANAH

Mata pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / 1

Alokasi Waktu : 2 X 40'

Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan

dalam pemecahan masalah

Indikator :

1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan

2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain

3. Mengurutkan pecahan

4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran

5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal

6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan

Pertemuan 1

I. Tujuan pembelajaran

Dengan model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami peserta didik

dapat menyebutkan pengertian pecahan, mengubah bentuk pecahan dan

mengurutkan pecahan dengan benar.

II. Metode pembelajaran:

Model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami

III. Materi Pembelajaran

a. Arti Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

dengan a,b € Z dan b ≠ 0, a disebut pembilang, dan b disebut penyebut.

Page 95: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Contoh :

b. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan lain.

1. Mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran’

Contoh :

2. Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa

Contoh :

3. Mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa

Contoh :

c. Mengurutkan pecahan.

1. Pecahan senilai

Diperoleh dengan mengalikan atau membagi pembilang/penyebut

dengan bilangan yang sama

Contoh :

2. Pecahan sederhana

Diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan FPB

dari pembilang dan penyebut tersebut.

Contoh :

Sederhanakan

Jawab : FPB dari 12 dan 30 adalah 6, maka

3. Membandingkan pecahan

Dilakukan dengan menyamakan penyebutnya

Contoh : Bandingkan

Jawab : , karena 14 < 20 maka

Page 96: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

4. Mengurutkan pecahan

Untuk mengurutkan pecahan, samakan dahulu penyebutnya kemudian

urutkan pembilangnya.

Contoh : Urutkan pecahan dari yang terkecil ke yang besar

(naik).

Jawab : KPK 5, 4 dan 6 adalah 60

Maka dan urutan pembilang 45, 48 dan 50.

Jadi urutan dari terkecil ke besar adalah

IV. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan pembelajaran Waktu

Kegiatan awal

Karakter: Religius, semangat, rasa ingin tahu

15 menit

1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

dan berdo’a

2 Guru melakukan presensi

3 Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan.

Apersepsi : Mengingat kembali pengertian bilangan

bulat dan pecahan

Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan

contoh bilangan pecahan yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh: Ahmad membaca alquran 1/2 juz

setiap selesai sholat maghrib

4 Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang

pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Problem Posing

bernuansa Islami

Kegiatan inti

Eksplorasi

Page 97: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Karakter: semangat, kompak, kerjasama

5 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian

materi beserta contohnya oleh guru mengenai pengertian

pecahan, mengubah bentuk pecahan dan mengurutkan

pecahan kemudian antara peserta didik dan guru

mendiskusikan materi tersebut .

25 Menit

20 Menit

6 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau

mempresentasikan mengenai pengertian pecahan,

mengubah bentuk pecahan dan mengurutkan pecahan

7 Guru membagikan peserta didik dalam beberapa

kelompok dan meminta peserta didik untuk bergabung

dengan kelompoknya masing-masing yang telah

ditentukan.

Elaborasi

Karakter: kerjasama, teliti

8 Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mengajukan satu pertanyaan/permasalahan yang

berkaitan dengan materi operasi bilangan pecahan yang

telah disampaikan.

9 Masing-masing kelompok membahas dan menyelesaikan

soal yang di ajukan

Konfirmasi

Karakter : berani, tanggungjawab

10 Guru memanggil perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan soal/masalah yang diajukan beserta

penyelesaiannya.

10 menit

11 Guru bersama siswa membahas soal/permasalahan dari

masing-masing kelompok.

Penutup

Karakter: teliti, semangat

Page 98: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

12 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan pengertian

pecahan, mengubah bentuk pecahan dan mengurutkan

pecahan

10 Menit

13 Guru memberikan PR untuk dikerjakan peserta didik

pada LKS halaman 14

14 Guru menutup dengan salam

V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Buku Paket Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1, Erlangga.

LKS Matematika Kelas VII Semester Gasal, Rusidi HS, S.Pd., Canggih.

VI. Penilaian

1. Prosedur tes

- Tes awal : ada

- Tes akhir : tidak ada

2. Alat tes

- Tes Awal

Apa pengertian bilangan bulat dan bilangan pecahan?

Sebutkan contoh bilangan pecahan?

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 99: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan pendidikan : M.Ts. USWATUN HASANAH

Mata pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / 1

Alokasi Waktu : 2 X 40'

Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan

dalam pemecahan masalah

Indikator :

1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan

2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain

3. Mengurutkan pecahan

4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran

5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal

6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan

Pertemuan 2

I. Tujuan pembelajaran

Dengan model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami peserta didik

dapat melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran

dengan benar .

II. Metode pembelajaran:

Model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami

III. Materi Pembelajaran

Operasi Bilangan Pecahan

1. Penjumlahan dan Pengurangan pecahan.

a. Bila penyebut sama:

Page 100: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

atau

Contoh :

b. Bila Penyebut Berbeda :

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-pecahan

dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-pecahan yang

berpenyebut sama dulu dengan cara mancar KPK-nya (kelipatan

persekutuan terkecil)

Contoh :

KPK dari 3 dan 5 adalah 15

2. Perkalian Pecahan

a. Berpenyebut Sama

Jika

Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut

atau dikuadratkan, dengan c ≠ 0

Contoh :

b. Berpenyebut berbeda

Jika dan adalah sembarang pecahan, maka :

(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)

Page 101: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Contoh :

3. Pembagian Pecahan

a. Berpenyebut Sama

Jika dan adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka

Contoh:

b. Berpenyebut berbeda

Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat

dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau

dikalikan dengan invers (kebalikan) perkalian. adalah invers

(kebalikan) perkalian dari , karena × 1 dan sebaliknya.

Contoh :

4. Pemangkatan pecahan

Pada pemangkatan pecahan jika a, b, m dan n bilangan bulat positif

dan b ≠ 0 berlaku:

a.

b.

c.

Page 102: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

IV. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan pembelajaran Waktu

Kegiatan awal

Karakter: religius, semangat, rasa ingin tahu

15 menit

1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

dan berdo’a

2 Guru melakukan presensi

3 Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi

Apersepsi : Mengingat kembali pengertian bilangan

pecahan

Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan

contoh operasi bilangan pecahan

4 Guru meminta peserta didik untuk mengoreksi tugas

rumah yang diberikan.

Kegiatan inti

Eksplorasi

Karakter: semangat, kompak, kerjasama

5 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian

materi beserta contohnya oleh guru mengenai cara

menyelesaikan operasi hitung: penjumlahan,

pengurangan, perkalian, pembagian, dan pangkat

bilangan pecahan biasa dan campuran kemudian antara

peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut .

25 Menit

6 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau

mempresentasikan mengenai cara menyelesaikan operasi

hitung: penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian, dan pangkat bilangan pecahan.

7 Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi kelompok

dalam 1 meja

Elaborasi

Page 103: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Karakter: kerjasama, teliti

20 Menit

8 Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mengajukan satu pertanyaan/permasalahan yang

berkaitan dengan materi operasi bilangan pecahan yang

telah disampaikan.

9 Masing-masing kelompok membahas dan menyelesaikan

soal yang diajukan.

Konfirmasi

Karakter : berani, tanggungjawab

10 Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mengumpulkan soal/masalah yang diajukan beserta

penyelesaiannya.

10 menit

11 Guru bersama siswa membahas salah satu

soal/permasalahan dari masing-masing kelompok.

Penutup

Karakter: teliti, semangat

12 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan operasi bilangan

pecahan

10 Menit

13 Guru memberikan kisi-kisi evaluasi siklus I untuk

dipelajari peserta didik

14 Guru menutup dengan salam

V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Buku Paket Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1, Erlangga.

LKS Matematika Kelas VII Semester Gasal, Rusidi HS, S.Pd., Canggih.

VI. Penilaian

a. Prosedur tes

- Tes awal : Ada

- Tes akhir : tidak ada

b. Jenis tes

- Tes awal : lisan

Page 104: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

c. Alat tes

- Tes Awal

Apa pengertian bilangan pecahan?

Sebutkan contoh bilangan pecahan biasa, campuran dan desimal?

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 105: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan pendidikan : M.Ts. USWATUN HASANAH

Mata pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / 1

Alokasi Waktu : 2 X 40'

Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi dasar : Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan

dalam pemecahan masalah

Indikator :

1. Menyebutkan pengertian bilangan pecahan

2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk pecahan yang lain

3. Mengurutkan pecahan

4. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan biasa dan campuran

5. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal

6. Menyelesaikan soal cerita dengan operasi hitung bilangan pecahan

I. Tujuan pembelajaran

Dengan model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami peserta didik

dapat melakukan operasi hitung bilangan pecahan desimal dan dapat

menyelasaikan soal cerita secara benar .

II. Metode pembelajaran:

Model pembelajaran Problem Posing bernuansa Islami

III. Materi Pembelajaran

1. Operasi Bilangan Pecahan Desimal

a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal disusun

sehingga koma terletak pada satu jalur. Contoh:

Page 106: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Hitunglah : 927,7 + 85,64

Jawab : 927,7

. 85,64 + 1013,34

b. Perkalian dan pembagian pecahan desimal

1) Perkalian /pembagian pecahan desimal 10, 100, 1000,.. dilakukan

dengan menggeser koma kekanan atau ke kiri sebanyak nol

2) Banyaknya koma dari perkalian desimal dapat diperoleh dengan

menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya.

3) Untuk membagi bilangan dengan desimal usahakan pembaginya

menjadi bilangan bulat.

2. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bilangan pecahan

Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan

bilangan pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut.

1) Pahami soal cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanyakan.

2) Pilihlah konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah di

pahaminya.

3) Lakukan penyelesaian sesuai dengan contoh yang terdapat pada materi

konsep operasi bilangan pecahan.

Contoh :

Pak Ahmad memiliki harta kekayaan sebesar Rp. 50.000.000,- dalam

setahun, sehingga beliau wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5 %.

Berapakah rupiahkah zakat yang harus dikeluarkan oleh pak Ahmad.

Diketahui: banyaknya harta :Rp. 50.000.000,-

Prosentase zakat : 2,5 %. atau

Ditanya : Besar zakat yang harus dikeluarkan?

Jawab :

ZAKATNYA =

Jadi zakat yang dikeluarkan pak ahmad adalah Rp, 1.250.000,00

Page 107: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

IV. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan pembelajaran Waktu

Kegiatan awal

Karakter yang muncul: Semangat, rasa ingin tahu

15 menit

1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

dan berdo’a

2 Guru melakukan presensi

3 Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan.

Apersepsi : Mengingat kembali operasi bilangan

pecahan biasa dan campuran

Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan

tulisan ayat alquran yang menggunakan

bilangan pecahan, ( QS. An. Nisa: 12)

Tujuan : Dengan model pembelajaran ProblemPosing

bernuansa Islami peserta didik dapat

menyelesaikan soal ceritayang berhubungan

dengan bilangan pecahan

4 Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang

pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Problem Posing

bernuansa Islami

Kegiatan inti

Eksplorasi

Karakter: semangat, kompak, kerjasama

5 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian

materi beserta contohnya oleh guru mengenai cara

menyelesaikan operasi hitung: penjumlahan,

pengurangan, perkalian, pembagian bilangan pecahan

desimal, kemudian antara peserta didik dan guru

mendiskusikan materi tersebut .

Page 108: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

6 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau

mempresentasikan mengenai cara menyelesaikan operasi

hitung: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian bilangan pecahan desimal

15 Menit

20 Menit

5 Guru membagikan peserta didik dalam beberapa

kelompok dan meminta peserta didik untuk bergabung

dengan kelompoknya masing-masing yang telah

ditentukan.

Elaborasi

Karakter: kerjasama, teliti

6 Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mengajukan satu pertanyaan/permasalahan yang

berkaitan dengan materi operasi bilangan pecahan yang

telah disampaikan dalam bentuk soal cerita.

8 Masing-masing kelompok membahas dan menyelesaikan

soal yang di ajukan

Konfirmasi

Karakter : berani, tanggungjawab

11 Guru memanggil perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan soal/masalah yang diajukan beserta

penyelesaiannya.

10 menit

12 Guru bersama siswa membahas soal/permasalahan dari

masing-masing kelompok.

Penutup

Karakter: teliti, semangat

13 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan operasi bilangan

pecahan

20 Menit

14 Guru memberikan evaluasi siklus 2 untuk dipelajari

peserta didik

15 Guru menutup dengan salam

Page 109: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Buku Paket Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1, Erlangga.

LKS Matematika Kelas VII Semester Gasal, Rusidi HS, S.Pd., Canggih.

VI. Penilaian

1. Prosedur tes

- Tes awal : ada

- Tes akhir : ada

2. Jenis tes

- Tes awal : lisan

- Tes akhir : tertulis

3. Alat tes

- Tes Awal

Sebutkan macam-macam operasi bilangan pecahan biasa?

Berikan contohnya.!

- Tes Akhir

Terlampir dalam lampiran Ujian Siklus 2

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 110: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK

SIKLUS 1

No Nama Aspek Penilaian

Jumlah Prosen

tase A B C D E F

1 Abdul Suchur 2 3 1 1 2 2 11 46%

2 Agung Purnomo 3 2 1 1 1 1 9 38%

3 Ana Safira Indana 3 3 2 2 3 2 15 63%

4 Ani Safira Indani 3 3 2 2 3 1 14 0%

5 Anida Amaliah 3 2 1 2 1 1 10 58%

6 Anisa Septa Graha 3 2 1 2 2 1 11 42%

7 Asep Prayetno Utomo 2 4 3 2 2 2 15 46%

8 Diana Fara Nila 2 2 1 1 1 1 8 63%

9 Eka uyuni Zaroh 3 3 1 1 2 3 13 33%

10 Evander Candra Putra 1 2 1 1 2 1 8 54%

11 Faisal Muhammad Arif 2 2 1 1 2 1 9 33%

12 Fatikhatun Nikmah 2 2 1 2 1 1 9 38%

13 Febri Anjar Pradana 1 2 1 2 1 1 8 38%

14 Indah Hidayatul

Khasanah

2 2 1 2 1 2 10 33%

15 Ita Novitasari 1 2 1 2 2 2 10 42%

16 Linda Mayasari 1 1 1 1 2 1 7 42%

17 Muhammad Arbi Aulia 2 1 1 1 2 2 9 29%

18 Mursidah 4 4 3 3 3 3 20 38%

19 Muslikhun As'har 4 3 2 3 2 3 17 83%

20 Naily

Jazilaturrohmaniyah

4 4 3 4 3 3 21 71%

21 Nur Aini Musdalifah 3 1 2 2 1 2 11 88%

22 Risa Hidatul Arifah 3 4 1 2 2 2 14 46%

23 Rohimatun 2 2 1 2 1 1 9 0%

Page 111: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

24 Syifa Okta p. Gandi 1 2 1 2 3 1 10 58%

25 Tety Purnamasari 2 1 1 2 1 1 8 38%

26 Umi Solekah 2 3 3 2 1 1 12 42%

27 Wardah Nazilatus Salwa 4 3 2 3 3 2 17 33%

28 Yudha Cahyo Nurdin 3 1 1 2 2 1 10 50%

29 Yulia Anggreini p. 2 1 1 3 1 2 10 71%

30 Mega Rosalinda 2 3 1 1 2 2 11 42%

Jumlah 72 70 43 57 55 49

Jumlah rata-rata 2,4

0

2,3

3

1,4

3

1,9

0

1,8

3

1,6

3

Prosentase Klasikal 60,

0%

58,

3%

35,

8%

47,

5%

45,

8%

40,

8%

48,1%

Keterangan:

A. Komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru

B. Komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok

C. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan

soal/permasalahan

D. Komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok

E. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar

F. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan

menyelesaikannya

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup baik

1 Kurang baik

Page 112: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

No Prosentase Kategori

1 25 % Kurang

2 > 25 % - 50 % Cukup

3 > 50% - 75% Baik

4 > 75 % Sangat baik

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 113: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK

SIKLUS II

No

Nama

Aspek Penilaian Jmlh

Prosen

tase A B C D E F

1 Abdul Suchur 4 3 2 4 2 2 17 71%

2 Agung Purnomo 4 3 3 3 2 2 17 71%

3 Ana Safira Indana 4 3 4 2 3 2 18 75%

5 Ani Safira Indani 3 4 4 3 3 2 19 79%

6 Anida Amaliah 3 2 3 3 3 2 16 67%

7 Anisa Septa Graha 4 4 2 3 4 3 20 83%

8 Asep Prayetno Utomo 3 4 4 3 2 3 19 79%

9 Diana Fara Nila 2 2 3 2 3 2 14 58%

10 Eka uyuni Zaroh 4 3 2 4 2 3 18 75%

11 Evander Candra Putra 3 4 2 3 3 2 17 71%

12 Faisal Muhammad Arif 4 4 3 3 3 3 20 83%

13 Fatikhatun Nikmah 0 0 0 0 0 0 0 0%

14 Febri Anjar Pradana 3 3 2 3 3 4 18 75%

15 Indah Hidayatul

Khasanah

3 3 2 3 3 2 16 67%

16 Ita Novitasari 4 4 3 3 2 3 19 79%

17 Linda Mayasari 4 3 2 4 3 3 19 79%

18 Muhammad Arbi Aulia 2 2 2 3 2 3 14 58%

19 Mursidah 4 4 4 3 4 4 23 96%

20 Muslikhun As'har 4 4 3 4 3 3 21 88%

21 Naily

Jazilaturrohmaniyah

4 4 4 3 4 4 23 96%

22 Nur Aini Musdalifah 3 3 4 4 3 4 21 88%

24 Risa Hidatul Arifah 3 4 3 3 3 3 19 79%

25 Rohimatun 3 3 3 2 3 2 16 67%

Page 114: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

26 Syifa Okta p. Gandi 4 3 2 3 3 4 19 79%

27 Tety Purnamasari 3 3 2 2 2 3 15 63%

28 Umi Solekah 4 4 4 3 3 4 22 92%

29 Wardah Nazilatus

Salwa

4 4 3 4 3 4 22 92%

30 Yudha Cahyo Nurdin 3 2 3 3 2 4 17 71%

31 Yulia Anggreini p. 3 4 2 2 3 2 16 67%

32 Mega Rosalinda 3 3 3 3 2 3 17 71%

33

Jumlah 99 96 83 88 81 85

Jumlah rata-rata 3,4

1

3,3

1

2,8

6

3,0

3

2,7

9

2,9

3

Prosentase Klasikal 78,

6%

76,

2%

65,

9%

69,

8%

64,

3%

67,

5%

70,4%

Keterangan:

A. Komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru

B. Komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok

C. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan

soal/permasalahan

D. Komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok

E. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal dg benar

F. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan

menyelesaikannya

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup baik

1 Kurang baik

Page 115: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

No Prosentase Kategori

1 25 % Kurang

2 > 25 % - 50 % Cukup

3 > 50% - 75% Baik

4 > 75 % Sangat baik

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 116: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 11

LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS 1

No Aktivitas yang diamati

Tingkat

Pengamatan

1 2 3 4

Pendahuluan

1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.

2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.

3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan

dilaksanakan

Kegiatan Inti

4 Guru menjelaskan materi pelajaran

5 Guru memberikan contoh dari materi yang diajarkan

6 Guru meminta peserta didik membentuk kelompok

7 Guru meminta peserta didik mengajukan satu

pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah

disampaikan.

8 Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan

soal-soal yang diajukan masing-masing kelompok

9 Guru membahas hasil presentasi bersama seluruh

peserta didik

Penutup

10 Guru membuat kesimpulan bersama peserta didik

11 Guru meminta peserta didik mengerjakan latihan soal

12 Guru menginformasi materi pelajaran berikutnya.

Jumlah 1 12 12 4

Jumlah total 29

Jumlah maksimal 48

Prosentase 60,4%

Kategori Baik

Page 117: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Keterangan:

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup baik

1 Kurang baik

No Prosentase Kategori

1 25 % Kurang

2 > 25 % - 50 % Cukup

3 > 50% - 75% Baik

4 > 75 % Sangat baik

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 118: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 12

LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II

No Aktivitas yang diamati

Tingkat

Pengamatan

1 2 3 4

Pendahuluan

1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.

2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.

3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan

dilaksanakan

Kegiatan Inti

4 Guru menjelaskan materi pelajaran

5 Guru memberikan contoh dari materi yang diajarkan

6 Guru meminta peserta didik membentuk kelompok

7 Guru meminta peserta didik mengajukan satu pertanyaan

yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

8 Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan

soal-soal yang diajukan masing-masing kelompok

9 Guru membahas hasil presentasi bersama seluruh peserta

didik

Penutup

10 Guru membuat kesimpulan bersama dengan peserta didik

11 Guru meminta peserta didik mengerjakan latihan soal

12 Guru menginformasi materi pelajaran berikutnya.

Jumlah 0 2 18 20

Jumlah total 40

Jumlah maksimal 48

Prosentase 83,3%

Kategori Sangat Baik

Page 119: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Keterangan:

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup baik

1 Kurang baik

No Prosentase Kategori

1 25 % Kurang

2 > 25 % - 50 % Cukup

3 > 50% - 75% Baik

4 > 75 % Sangat baik

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 120: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 13

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I

Pertemuan 1

Kelompok 1 1. Muslihun Azhar (Ketua) 2. Febri Anjar P 3. M. Arbi Aulia 4. Evander Chandra P 5. Yudha Cahyo N

Kelompok 2 1. Umi Solihah (Ketua) 2. Rohimatun 3. Indah Hidayatul H 4. Anida Amaliah 5. Agung Purnomo

Kelompok 4 1. Annisa Septa G (Ketua) 2. Fatihatun Nikmah 3. Diana Faranila 4. Yulia Anggraini 5. Nur Aini Muzdalifah

Kelompok 3 1. Naily Jazilah R (Ketua) 2. Ana Sarifa Indana 3. Ani Sarifa Indani 4. Syifa Okta P 5. Wardah Nazilatus S

Kelompok 5 1. Asep Prayitno (Ketua) 2. Faisal Muhammad Arif 3. Linda Mayasari 4. Abdus Suchur 5. Mega Rosalinda

Kelompok 6 1. Mursidah (Ketua) 2. Risa Hibatul A 3. Eka Uyuni Z 4. Ita Novita Sari 5. Tety Purnamasari

Page 121: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 14

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I

Pertemuan 2

Kelompok Nama Peserta Didik

1 Febri Anjar dan Arbi Aulia

2 Yulia Anggraini dan Diana Faranila

3 Umi Solehah dan Indah Hidayatul

4 Evander dan Faisal M Arif

5 Rohimatun dan Anida Amaliya

6 Abdus Suchur dan Agung Purnomo

7 Tety Purnamasari dan Nur Aini Muzdalifah

8 Annisa Septa G dan Mega Rosalinda

9 Asep Prayitno dan MuslihunAzhar

10 Naily Jazilatur dan Ana Sarifa Indana

11 Linda Mayasari dan Ani sarifa Indani

12 Eka Uyuni Z dan Diana Faranila

13 Mursidah dan Risa Hibatul A

14 Syifa Okta dan Wardah Nazilatus S

15 Ita Novita Sari dan

Page 122: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 15

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II

Kelompok 1 1. Muslihun Azhar (Ketua) 2. Evander Chandra P 3. Naily Jazilah R 4. Ani Sarifa Indani 5. Tety Purnamasari

Kelompok 2 1. Asep Prayitno (Ketua) 2. Ana Sarifa Indana 3. Syifa Okta P 4. M. Arbi Aulia 5. Indah Hidayatul H

Kelompok 6 1. Linda Mayasari (Ketua) 2. Annisa Septa G 3. Diana Faranila 4. Risa Hibatul A

Kelompok 3 1. Eka Uyuni Z (Ketua) 2. Yulia Anggraini 3. Febri Anjar P 4. Yudha Cahyo N 5. Abdus Suchur

Kelompok 5 1. Umi Solihah (Ketua) 2. Agung Purnomo 3. Rohimatun 4. Faisal Muhammad Arif 5. Wardah Nazilatus S

Kelompok 4 1. Mursidah (Ketua) 2. Ita Novita Sari 3. Anida Amaliah 4. Nur Aini Muzdalifah 5. Mega Rosalinda

Page 123: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 16

SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS 1

Nama :

Kelas :

Ubahlah pecahan berikut dalam bentuk pecahan campuran

1.

2.

Tentukan hasil dari operasi pecahan berikut.

3.

4.

5.

6. =

7.

8.

Kerjakan dengan benar soal cerita berikut.

9. Sebuah tali di potong menjadi 3, masing masing panjangnya 5 m, m dan m.

Hitunglah berapa meter panjang tali sebelum dipotong.

10. Ahmad setiap selesai sholat fardhu membaca alquran ¼ juz. Jika dalam 1 juz alquran

ada 20 halaman, berapa halamankah ahmad membaca alquran dalam sehari

semalam?

.....,<Good Luck>,......

Page 124: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 17 KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS 1

1. ��� � ����

� 4 ��

2. �� � ����

� 3 �

3. �� �� � ���

� 1 ��

� 1 �

4. 3 ��� 1 �

� �3 � 1� ������

� 2 ����������

� 2 ���

5. �� �

� �

�����

� ���

� ���

6. 4 �� � 6 �

� � ���� � ��� �

� ����� �

� 28

7. 12 �� 1 �

�� � �

� � �

� ��

� 9 �

8. ����� ��

��

� ���

9. Diketahui : masing2 potongan tali, 5 ���,

6 ��, dan 9 �

��

Ditanya : Panjang tali sebelum dipotong?

Jawab :

Panjang tali = 5 �� 6 �

9 ��

� �5 6 9� ��� �

���

� 20 �������� �

� 20 ����

� 21 ���

Jadi panjang tali sebelum dipotong

adalah21 ����!"!#

10. Diketahui:

Banyak sholat fardhu = 5 waktu

Banyaknya baca tiap selesai sholat = ¼ juz

Banyaknya halaman dlm 1 juz = 20 halaman

Ditanya :

Berapa halaman ahmad membaca quran

dalam sehari semalam?

Jawab :

$%&'%(&'%)%*%+,#-%& � 5 � 14 � 20

� ���

� 25

Jadi Ahmad membaca alquran dalam sehari

semalam sebanyak 25 halaman

Page 125: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 19

SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS 2

Nama :

Kelas :

Hitunglah. !

1. =

2. =

3. 207, 1 - 20,52 =

4. 227,51 + 20,5 =

5. 10.000 : 2,5 =

6. 23,6 x 2,13 =

Kerjakan dengan benar soal cerita berikut.

7. Sebuah tali di potong menjadi 4, masing masing panjangnya 4 m, m, m dan

m. Hitunglah berapa meter panjang tali sebelum dipotong!

8. Panjang sisi sebuah segitiga adalah 11,7 cm, 8, 25 cm dan 7, 4 cm. Berapa cm keliling

segitiga tersebut?

9. Pak ihsan memiliki kekayaan hasil dagangan sebanyak Rp. 20.000.000,-. Pak ihsan

wajib mengeluarkan uang zakat sebanyak 2,5 %. Berapa zakat yang harus di

keluarkan pak ihsan?

10. Seorang suami meninggal dunia dan meninggalkan harta sebanyak 35.000.000,-. Dia

meninggalkan ahli waris seorang istri dan seorang anak laki-laki. Jika bagian warisan

istri 1/8 dari peninggalan suaminya, berapakah :

a. harta warisan yang diterima istri?

b. Harta warisan yang diterima anak?

……………..Selamat Mengerjakan………………

Page 126: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 20

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 2

1. 3 �� �

�� �

�� � �

� ��� �

���

� ���

� 4 ��

2. 3 � � 2 �

� ���� � �

� �����

� ���

� 8 ��

3. 207,1 � 20,52 � ⋯

207,10

20,52 -

186,58

4. 227,51 + 20,5 =

227,51

20,50 +

248,01

5. 10.000 : 2,5 = 100.000 : 25

= 4000

6. 23,6 x 2,13 =

23,6

2,13 x

708

236

472 .

50,268

7. Diketahui ;panjang masing2-masing tali = 4 ��, 6 �

��, 3 ���,���2

��

Ditanya : Panjang tali sebelum dipotong?

Jawab : Panjang tali =4 � � 6 �

� � 3 ��� 2

� �4 � 6 � 3 � 2� � �!��!!�� "

Page 127: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

� 15 � ���

� 16 ���

� 16 ��

Jadi panjanng tali sebelum di potong adalah 16 �� meter

8. Diketahui : panjang masing-masing sisi = 11,7cm, 8,25 cm, dan 7,4 cm

Ditanya : keliling sigitiga?

Jawab : keliling segitig = 11,7 + 8,25 + 7,4

= 27,35

Jadi keliling segitiga tersebut adalah 27,35 cm

9. Diketahui : Kekayaan = Rp. 20.000.000,-

Prosentase zakat = 2,5 %

Ditanya : Zakat yang harus dikeluarkan?

Jawab : Zakatnya � 2,5% � 20.000.000

� ��� 20.000.000

� 500.000

Jadi zakat yang harus dikeluarkan pak ihsan adalah Rp. 500.000,-

10. Diketahui : Banyak harta warisan = Rp. 35.000.000,-

Bagian warisaan istri = �(

Ditanya : a. Bagian warisan istri?

b. bagian warisan anak?

Jawab :

a. Warisan istri � �( � Rp. 35.000.000,00

� Rp. 4.375.000,00

b. Warisan anak = Rp. 35.000.000,00 – Rp. 4.375.000,00

= Rp. 30.625.000,00

Page 128: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 22

LEMBAR PERBANDINGAN OBSERVASI PESERTA DIDIK

SIKLUS I DAN SIKLUS II

No Nama Penilaian Siklus I Penilaian Siklus II

A B C D E F Jml A B C D E F Jml

1 Abdul Suchur 2 3 1 1 2 2 11 4 3 2 4 2 2 17

2 Agung Purnomo 3 2 1 1 1 1 9 4 3 3 3 2 2 17

3 Ana Safira Indana 3 3 2 2 3 2 15 4 3 4 2 3 2 18

4 Ani Safira Indani 3 3 2 2 3 1 14 3 4 4 3 3 2 19

5 Anida Amaliah 3 2 1 2 1 1 10 3 2 3 3 3 2 16

6 Anisa Septa Graha 3 2 1 2 2 1 11 4 4 2 3 4 3 20

7 Asep Prayetno U 2 4 3 2 2 2 15 3 4 4 3 2 3 19

8 Diana Fara Nila 2 2 1 1 1 1 8 2 2 3 2 3 2 14

9 Eka uyuni Zaroh 3 3 1 1 2 3 13 4 3 2 4 2 3 18

10 Evander Candra P 1 2 1 1 2 1 8 3 4 2 3 3 2 17

11 Faisal Muhammad A 2 2 1 1 2 1 9 4 4 3 3 3 3 20

12 Fatikhatun Nikmah 2 2 1 2 1 1 9 0 0 0 0 0 0 0

13 Febri Anjar Pradana 1 2 1 2 1 1 8 3 3 2 3 3 4 18

14 Indah Hidayatul K 2 2 1 2 1 2 10 3 3 2 3 3 2 16

15 Ita Novitasari 1 2 1 2 2 2 10 4 4 3 3 2 3 19

16 Linda Mayasari 1 1 1 1 2 1 7 4 3 2 4 3 3 19

17 Muhammad Arbi A 2 1 1 1 2 2 9 2 2 2 3 2 3 14

18 Mursidah 4 4 3 3 3 3 20 4 4 4 3 4 4 23

19 Muslikhun As'har 4 3 2 3 2 3 17 4 4 3 4 3 3 21

20 Naily Jazilatur R 4 4 3 4 3 3 21 4 4 4 3 4 4 23

21 Nur Aini Musdalifah 3 1 2 2 1 2 11 3 3 4 4 3 4 21

22 Risa Hidatul Arifah 3 4 1 2 2 2 14 3 4 3 3 3 3 19

23 Rohimatun 2 2 1 2 1 1 9 3 3 3 2 3 2 16

24 Syifa Okta p. Gandi 1 2 1 2 3 1 10 4 3 2 3 3 4 19

Page 129: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

25 Tety Purnamasari 2 1 1 2 1 1 8 3 3 2 2 2 3 15

26 Umi Solekah 2 3 3 2 1 1 12 4 4 4 3 3 4 22

27 Wardah Nazilatus S 4 3 2 3 3 2 17 4 4 3 4 3 4 22

28 Yudha Cahyo N 3 1 1 2 2 1 10 3 2 3 3 2 4 17

29 Yulia Anggreini p. 2 1 1 3 1 2 10 3 4 2 2 3 2 16

30 Mega Rosalinda 2 3 1 1 2 2 11 3 3 3 3 2 3 17

Jumlah 72 70 43 57 55 49 99 96 83 88 81 85

Jumlah rata-rata 2,

40

2,

33

1,

43

1,

90

1,

83

1,

63 3,

41

3,

31

2,

86

3,

03

2,

79

2,

93

Prosentase 60

,0

%

58

,3

%

35

,8

%

47

,5

%

45

,8

%

40

,8

%

78

,6

%

76

,2

%

65

,9

%

69

,8

%

64

,3

%

67

,5

%

Keterangan:

A. Komunikasi peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru

B. Komunikasi peserta didik dalam diskusi kelompok

C. Komunikasi dan keberanian peserta didik dalam mengajukan soal/permasalahan

D. Komunikasi peserta didik terhadap pembahasan hasil diskusi kelompok

E. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menyelesaikan soal secara benar

F. Kemampuan komunikasi peserta didik dalam menerjemahkan soal cerita dan

menyelesaikannya

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup baik

1 Kurang baik

No Prosentase Kategori

1 25 % Kurang

2 > 25 % - 50 % Cukup

3 > 50% - 75% Baik

4 > 75 % Sangat baik

Page 130: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 23

PERBANDINGAN AKTIVITAS GURU PADA

SIKLUS I DAN SIKLUS II

No Aktivitas yang diamati Siklus I Siklus II

1 2 3 4 1 2 3 4

Pendahuluan

1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.

2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.

3 Guru menyampaikan metode belajar yang

akan dilaksanakan

Kegiatan Inti

4 Guru menjelaskan materi pelajaran

5 Guru memberikan contoh dari materi

yang diajarkan

6 Guru meminta peserta didik membentuk

kelompok

7 Guru meminta peserta didik mengajukan

satu pertanyaan yang berkaitan dengan

materi yang telah disampaikan.

8 Guru meminta perwakilan kelompok

mempresentasikan soal-soal yang

diajukan masing-masing kelompok

9 Guru membahas hasil presentasi bersama

seluruh peserta didik

Penutup

10 Guru membuat kesimpulkan bersama

dengan peserta didik

11 Guru meminta peserta didik mengerjakan

latihan soal

Page 131: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

12 Guru menginformasi materi pelajaran

berikutnya.

Jumlah 29 40

Skor Maksimal 48 48

Prosentase 60,4% 83,3%

Kategori Baik Sangat Baik

Keterangan:

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup baik

1 Kurang baik

No Prosentase Kategori

1 25 % Kurang

2 > 25 % - 50 % Cukup

3 > 50% - 75% Baik

4 > 75 % Sangat baik

Page 132: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 24

PERBANDINGAN NILAI PESERTA DIDIK

SIKLUS I DAN SIKLUS II

No Nama Nilai Siklus I Nilai Siklus II

1 Abdul Suchur 70 73

2 Agung Purnomo 85 85

3 Ana Safira Indana 45 92

4 Ani Safira Indani 50 92

5 Anida Amaliah 60 60

6 Anisa Septa Graha 55 65

7 Asep Prayetno Utomo 87 82

8 Diana Fara Nila 28 63

9 Eka uyuni Zaroh 85 90

10 Evander Candra Putra 80 94

11 Faisal Muhammad Arif 65 75

12 Febri Anjar Pradana 73 92

14 Indah Hidayatul Khasanah 48 78

15 Ita Novitasari 65 90

16 Linda Mayasari 55 70

17 Muhammad Arbi Aulia 70 92

18 Mursidah 75 92

19 Muslikhun As'har 80 73

20 Naily Jazilaturrohmaniyah 63 94

21 Nur Aini Musdalifah 45 82

22 Risa Hidatul Arifah 70 91

23 Rohimatun 75 78

24 Syifa Okta p. Gandi 78 86

25 Tety Purnamasari 40 70

26 Umi Solekah 42 78

Page 133: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

27 Wardah Nazilatus Salwa 70 92

28 Yudha Cahyo Nurdin 80 92

29 Yulia Anggreini p. 63 75

30 Mega Rosalinda 30 60

Jumlah 1832 2356

Rata-rata Kelas 61 78,5

Ketuntasan Belajar Klasikal 46,7% 83,3%

Semarang, Oktober 2011

Guru Matematika Kelas VII Guru/Peneliti

Siti Alqomah, S.Pd. Khanafi

NIM.073511014

Mengetahui;

Kepala MTs. Uswatun Hasanah

Ina Rotul Uliya, S.Pd.

Page 134: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

Lampiran 25

AYAT TENTANG PECAHAN

Artinya:

Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-

isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai

anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah

dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para

isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak

mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh

seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang

kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik

laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak

meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau

seorang saudara perempuan (seibu saja), mka bagi masing-masing dari kedua

jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari

seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi

wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak

memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu

sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi

Maha Penyantun.( QS. An-Nisa’: 12)

Page 135: MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Khanafi

2. Tempat dan Tgl. Lahir: Batang, 25 Oktober 1988

3. NIM : 073511014

4. Alamat rumah : Ds,Kalibalik,Rt.02/Rw.II.Kec. Banyuputih,

Kab. Batang

5. HP : 085729100706

6. E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal:

a. RA Masyithoh Kalibalik, Banyuputih, Batang

b. MI Negeri Kalibalik, Banyuputih, Batang

c. MTs Nurul Huda Banyuputih, Batang

d. MA NU Limpung, Batang

e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

2. Pendidikan Non-Formal

a. Taman Pendidikan Al-Qur’an Miftahul Huda Kalibalik

b. Madrasah Diniyah Miftahul Huda Kalibalik

c. Madrasah Diniyah Wustho Uswatun Hasanah Mangkangwetan

Semarang

d. Madrasah Diniyah Ulya Uswatun Hasanah Mangkangwetan Semarang