Menyusun Laporan Laba Rugi Warnet

Embed Size (px)

Citation preview

Menyusun Laporan Laba Rugi Warnet, sebagai bagian dari laporan keuangan Warnet.

Nov 1, '08 1:26 PM untuk

Sudah beberapa orang bertanya mengenai cara menyusun laporan keuangan warnet. Apakah anda juga punya pertanyaan sama? Kalo memang begitu, mari kita lanjutkan dengan pertanyaan lain, apakah anda juga sudah tahu artinya Laporan Keuangan? Baiknya sebelum saya memulai, perlu di pastikan bahwa kita punya pengertian yang sama tentang laporan keuangan. Maklum jaman sekarang banyak muncul pakar keuangan yang bahkan banyak menulis buku tapi tidak mengerti tentang Laporan Keuangan, karena definisi Laporan Keuangan bisa cari di google, atau kalo males ngetiknya, ya tinggal KLIK AJA DISINI. Jadi jelas kalo laporan keuangan dasar adalah Neraca dan Laba Rugi , tapi kalo akuntan akan bilang bahwa ada satu lagi yang namanya Cash Flow Statement, atau laporan arus kas. Jadi setelah jelas apa itu laporan keuangan, disini saya akan coba jelaskan tentang cara penyusunan sebagian dari laporan keuangan, yakni Laporan Laba Rugi. Langkah-langkah penyusunan laporan laba rugi ini saya coba sajikan secara sederhana dengan bahasa non akuntan, jadi mohon maaf kalo ada istilah yang kurang berkenan, mudah-mudahan bisa diluruskan jika perlu. Langkah penyusunan laporan laba rugi ;

1.

Buat kelompok akun laba rugi (akun riil) yang terdiri dari ;

a. Pendapatan Ini merupakan akun untuk menampung semua jenis pendapatan yang diterima dari pelanggan, mulai dari hasil penjualan warnet, makanan dan minuman , sampai ATK, burning CD, Cetakan, dan sebagainya. Untuk detilnya sendiri terserah masing-masing orang, yang penting pengelompokkan tersebut dapat di perbandingkan dengan biaya langsung yang terkait. Dengan cara ini, maka setiap aktivitas produksi dapat di lihat secara individual kontribusinya terhadap keuntungan yang di hasilkan. b. Biaya Operasional Langsung Rincian biaya di sini harus memperhatikan kelompok rincian pendapatan, artinya jika di kelompok pendapatan ada 3 jenis, maka disini juga dibuat 3 jenis, sehingga bisa di cari keterkaitan antara pendapatan dan biayanya. Tujuan dari pengelompokan ini adalah untuk mengukur besarnya kontribusi masing-masing jenis pendapatan terhadap keuntungan yang diperoleh. c. Biaya Umum dan Administrasi Masuk dalam kelompok biaya umum dan adminstrasi adalah semua jenis biaya tidak langsung, yang menjadi pengeluaran rutin baik secara harian, mingguan atau bulanan sepanjang biaya tersebut memang bersifat umum, karena memberikan kontribusi tidak lansung kepada aktivitas produksi. Untuk biaya pemasaran dan promosi, sebenarnya ada dua pendapat, ada yang mengelompokkan dalam jenis biaya terpisah, ada yang mengelompokkan kedalam biaya Umum dan Administrasi. Namun untuk contoh ini, saya kelompokan dalam biaya Umum dan Administrasi, biar mudah, karena memang jenis biaya ini masuk kategori tidak langsung. d. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Untuk biaya jenis ini, dimaksudkan agar pembebanan biaya bisa didistribusikan ke periode lain dimana manfaat atas pengeluaran atau pembelian aktiva tersebut masih dinikmati. Contohnya ; saat kita beli computer, tentu saja dipake selama periode dimana umur aktiva tersebut secara ekonomis masih wajar. Misalnya 4 tahun, maka setiap bulan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

P = (Bi - S)/UP = Biaya Penyusutan per bulan Bi = Harga Beli Komputer S = Nilai Sisa U = umur manfaat (4 tahun x 12 bulan = 48bulan)Dimana nilai sisa merupakah perkiraan hasil penjualan perangkat computer tersebut saat umur ekonomisnya berakhir. Sedangkan contoh amortisasi adalah Biaya sewa tempat yang dibayar untuk 4 tahun kedepan, atau 2 tahun kedepan, atau bahkan 6 bulan ke depan. Nah bagaimanapun lamanya masa sewa, kita akan sesuaikan besaranya dengan rumus sbb;

As = Wa / M

As = Biaya Amortisasi Sewa/bln Wa = Biaya Sewa yang dibayarkan sekaligus dimuka M = Masa sewa dalam satuan bulan, misalnya 2 tahun maka M = 24Sedangkan untuk biaya yang sifatnya memberikan manfaat jangka panjang, atau lebih dari satu periode operasi normal (paling sedikit satu tahun/12 bulan) maka bisa di kapitalisasikan dengan mendistribusikan bebanya kedalam periode dimana manfaatnya diharapkan masih bisa dinikmati. Contohnya adalah saat kita merenovasi warnet saat akan di dirikan, mulai dari biaya renovasi, instalasi listrik, instalasi AC dsb. Nah biaya-biaya ini masuk dalam kategori, biaya yang boleh di amortisasi karena di tujukan untuk kepentingan jangka panjang, yakni selama masa sewa, atau sampai masa dimana diperlukan lagi biaya renovasi yang relative besar. Contoh perhitungannya sebagai berikut;

Ab = R/UmAb = Amortisasi Biaya Renovasi/bln R = Biaya Renovasi yang dikeluarkan Um = Umur manfaat yg diharapkan

2.

Selanjutnya masing-masing akun tadi di pecah lagi sesuai dengan rincian jenis masing masing sumber atau asalnya transaksi,

misalnya sebagai berikut; a. Pendapatan i. Pendapatan Warnet ii. Pendapatan Makanan dan Minuman iii. Pendapatan ATK, Cetak, dll b. Biaya Operasional Langsung i. Biaya Bandwith warnet ii. Biaya belanja makanan dan minuman iii. Biaya belanja ATK, kerta, toner, dll c. Biaya Umum dan Administrasi i. Biaya Gaji Pegawai ii. Biaya Kebersihan dan Keamanan lingkungan iii. Biaya Pemeliharaan dan perbaikan iv. Biaya lain-lain d. Biaya Penyusutan i. Biaya Penyusutan Komputer ii. Biaya Amortisasi Sewa Tempat iii. Biaya Amortisasi ongkos renovasi

3. 4.

Pengelompokan tersebut tentu saja punya maksud dan agar setiap aktivitas produksi dapat di ukur kontribusinya terhadap

keuntungan yang dihasilkan, sehingga masing-masing rinciannya perlu di sepakati di sini. Namun demikian mengingat masing-masing warnet punya keterbatasan serta kondisi alamiah yang berbeda-beda, jadi bila perlu boleh saja rincian akunnya di rubah dan disesuaikan dengan kebutuhan, sepanjang pengelompokannya masih sesuai. Mudah bukan?

Langkah berikutnya adalah membuat buku kas , yakni buku yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan

pengeluaran harian. Ini adalah catatan sederhana yang nanti akan saya modifikasi supaya bisa jadi laporan laba rugi. Untuk memulainya, silahkan beli ukuran folio, dan buat kolom-kolom sesuai kebutuhan, nah disini saya sarankan untuk membuat kolom-kolom utama sebagai berikut; a. Nomor Urut transaksi b. Tanggal transaksi

c. Keterangan jenis transaksi d. Nomor Akun (untuk kepentingan pencatatan akuntansi) e. Jumlah Rupiah transaksi f. Saldo

Kolom-kolom tersebut nanti saya berikan contohnya dalam bentuk excel dan bisa di download pada link dibagian bawah artikel ini. atau KLIK DISINI

5.

Setelah membuat buku kas, jangan lupa untuk membuat juga buku persediaan, untuk mencatat jumlah persediaan barang

dagangan, seperti kertas, ATK, stok makanan dan minuman serta keperluan lain yang terkait dengan penjualan barang . Detil format buku persediaan agar disusun dengan rincian berikut; a. No Urut b. Tanggal c. Nama barang d. Satuan e. Barang Masuk i. Kuantitas ii. Jumlah (Rp) f. Barang keluar i. Kuantitas ii. Jumlah (Rp) g. Saldo Stok i. Kuantitas ii. Jumlah (Rp) Tujuan pembuatan buku persediaan adalah untuk mengetahui, besarnya harga pokok barang dagangan. Caranya adalah dengan melihat mutasi keluar, dan membukukan total transaksi keluar pada periode yang sedang berjalan.

6.

Langkah terakhir adalah menyusun laporan laba rugi berdasarkan buku kas yang sudah dibuat, dimana setiap transaksi yang

sudah diberi nomor akun, di kelompokkan sesuai dengan kelompok yang tepat, dan selanjutnya whoala jadilah laporan laba rugi, dimana masing-masing aktivitas produksi bisa di tampilkan kinerjanya, serta berapa besar uang kas yang masuk, dan keuntungan bersih yang diterima oleh pengusaha warnet. Sampai disini masih bingung? Jangan kuatir, karena saya akan terus berusaha menjelaskan kepada anda. Saat pengelompokan, perhatikan bahwa susunan laba rugi di buat secara rinci dengan detil sbb; a. Pendapatan i. Pendapatan Warnet ii. Pendapatan Makanan dan Minuman iii. Pendapatan ATK, Cetak, dll b. Biaya Operasional Langsung i. Biaya Bandwith warnet ii. Biaya belanja makanan dan minuman iii. Biaya belanja ATK, kerta, toner, dll Margin Kontribusi c. Biaya Umum dan Administrasi i. Biaya Gaji Pegawai ii. Biaya Kebersihan dan Keamanan iii. Biaya Pemeliharaan dan perbaikan iv. Biaya lain-lain Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. (C)=(A)-(B) Rp. (D) Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. (A) Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. (B)

Pendapatan kas d. Biaya Penyusutan i. Biaya Penyusutan Komputer ii. Biaya Amortisasi Sewa Tempat iii. Biaya Amortisasi ongkos renovasi Laba / (rugi) hasil usaha

Rp.(E) = (C)(D) Rp. (F) Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp. XXXXXXX Rp.(G)= (E) (F)

Dengan format di atas, jelas bahwa posisi Pendapatan Kas harus benar-benar dijaga. Artinya jika Pendapatan Kas hasilnya NEGATIF, maka bisa dipastikan anda sebagai pemilik akan nombok biaya operasional, dan sebaliknya jika POSITIF anda belum tentu memperoleh laba, namun anda masih punya kemampuan daya hidup (survival) untuk bisa melanjutkan usaha sampai mendapat keuntungan layak. Jika Pendapatan Kas punya nilai POSITIF lebih besar dari Biaya Penyusutan, maka bisa dipastikan anda mendapatkan keuntungan, namun jika nilai POSITIFnya lebih kecil dari Biaya Penyusutan, maka bisa dipastikan kemampuan anda mengembalikan modal, sangat lemah tapi tetap survive untuk jangka waktu yang lebih panjang. Nah sekarang jelaas kan bahwa ternyata menyusun Laporan Laba Rugi Warnet itu mudah ya. Bagian yang paling sulit adalah membayar pajak dan menyusun neraca masih minat untuk belajar lebih lanjut?

Sebagai gambaran, bahwa untuk bisa menyusun laba/rugi dan neraca, anda perlu belajar secara khusus, dan untuk itu, jika memang diperlukan saya bersedia memberikan kursus gratis buat anda jika anda mengajak paling sedikit 10 orang rekan-rekan anda untuk hadir, dan saya akan menyediakan tempat lengkap dengan fasilitasnya untuk membantu anda memahami proses penyusunan laba/rugi dan neraca. Jelasnya silahkan hubungi saya via email [email protected] Saat ini, lebih baik kita istirahatkan dulu otak kita supaya bisa lebih tenang dan menyerap materi penjelasan di atas, dan jika perlu . Segera ulangi membaca artikel ini, paling sedikit 1 kali sehari tergantung kondisi pengetahuan yang di miliki. Jika kebingungan masih berlanjut, hubungi akuntan terdekat. Untuk konsultasi dan mendapat bimbingan yang lebih baik.

Lampiran:BukuKasdanStok.xls Tag: laba rugi warnet Sebelumnya: Belajar Memotret Gratis Selanjutnya : SMA Toedjoeh dalam kenangan