Upload
ridho
View
122
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia membutukan, bahkan
mempersyaratkan modal manusia atau SDM yang bermutu dan kritis (critical
mass). Guna mempersiapakan modal manusia yang bermutu dan kritis diperlukan
suatu tingkat pendidikan minimal tertentu dan kemampauan dasar tertentu.
Dengan tingkat pendidikan minimal dan kemampuan dasar tertentu yang mampu
melaksanakan, mewujudkan, dan mengawasi atau memantau secara krittis
pembangunan bangsa Indonesia disamping memiliki daya saing dan mampu
bersaing. Makin meluas, merata, dan besar lapisan masyarakat terdidik dan
berkemampuan dasar yang memadai akan semakin meningkat taraf keberhasilan
pembangunan bangsa Indonesia.
Di Indonesia, Bahasa Inggris sebagai bahasa asing memiliki peran yang
sangat penting dalam komunikasi antar bangsa terutama dalam rangka membantu
meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris
hendaknya diarahkan untuk membekali peserta didik dengan kompetensi
berkomunikasi secara lisan maupun tertulis sesuai dengan penggunaan Bahasa
Inggris oleh para penuturnya.
Hasil refleksi guru selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Bahasa Inggris di kelas VII-E semester I SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro menunjukkan bahwa minat siswa rendah. Keadaan tersebut
disebabkan karena siswa kurang merespon dan memahami materi pelajaran
bahasa Inggris selain itu sebagian besar siswa tidak aktif, tidak bergairah
dan cenderung kurang senang dengan pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini
ditunjukkan oleh sikap yang kurang antusias ketika pelajaran berlangsung,
rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan yang diberikan
guru.
Untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Inggris siswa maka perlu
diadakan sebuah penelitian. Salah satunya dengan cara menggunakan metode
pembelajaran yang menarik dan mampu melibatkan siswa secara aktif dan
kreatif, yaitu dengan melalui metode Belajar Kelompok Interaktif yaitu
memisahkan siswa secara berkelompok kedalam kelas atau dapat juga diartikan
dengan suatu cara belajar dimana beberapa siswa berkumpul membentuk
kelompok belajar untuk berkerjasama dan tukar-menukar pendapat dalam bentuk
yang menghasilkan ketetapan yang telah disepakati bersama dalam rangka
menyelesaikan tugas atau mengkaji suatu materi pelajaran. Pemisahan ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang materi subjek yang
dibahas.
Melihat permasalahan yang dihadapi peneliti di atas maka peneliti
berusaha mencari jawaban dari persoalan di atas melalui sebuah penelitian
dengan judul: Menumbuhkan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris
"Agreement and Disagreement” Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif
Siswa Kelas VII-E Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
a. Apakah minat belajar siswa kelas VII-E semester I SMP Negeri 1
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/20012 dapat
ditingkatkan melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif?.
b. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan Teknik Belajar Kelompok
Interaktif saat kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris ?.
c. Apakah siswa semakin aktif setelah diterapkan Teknik Belajar Kelompok
Interaktif ?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Classroom Action
Research ini antara lain :
a. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa kelas VII-E semester I SMP Negeri
1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata
pelajaran Bahasa Inggris.
b. Untuk mengetahui umpan balik terhadap materi yang diberikan.
c. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Bahasa
Inggris.
d. Menambah wawasan siswa terhadap materi pelajaran Bahasa Inggris.
e. Meningkatkan motivasi guru dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris.
D. Manfaat Penelitian
* Bagi siswa
a. Minat belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris semakin
meningkat.
b. Siswa semakin aktif dalam mengikuti kegiatan belajar.
c. Pemahaman siswa meningkat.
* Bagi guru
a. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
b. Guru lebih terangsang terhadap kesulitan siswa khususnya pada materi
Bahasa Inggris.
* Bagi sekolah
a. Mampu digunakan sebagai tolak ukur sekolah untuk mengetahui minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 1
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik (Subtema)
Expressing agreement and disagreement (menyatakan persetujuan dan pertidaksetujuan)
Agreeing Disagreeing
- That’s true
- I agree with you
- Yes, I know exactly what you mean
- I completely agree
- yes, but don’t you think……..
- I agree with you, but………..
- Yes, but on the other hand……..
- I don’t quite like that……….
Example :
1. Indah : I think parents should give their children to decide their future
themselves
Dika : I agree with you
2. Iva : Do you think teenagers can do everything they want to do ?
Susi : I don’t see it quite like that. Teenagers must choose what ara the best
for them.
B. Bahasa Inggris
Mata petajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain.
Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini
mengindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan
tatabahasa dalam arti pengetahuanya, tetapi harus berupaya menggunakan atau
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang
siswa belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris kalau dia belum dapat
menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia
mendapat nilai yang bagus pada penguasaan kosakata dan tatabahasanya.
Memang diakui bahwa seseorang tidak mungkin akan dapat berkomunikasi
dengan baik kalau pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan
kosakata memang tetap diperlukan tetapi yang lebih penting bukan semata-mata
pada penguasaan kosakata tersebut tetapi memanfaatkan pengetahuan kosakata
tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris.
Dalam belajar bahasa, orang mengenal keterampilan reseptif dan
keterampilan produktif. Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak
(listening) dan keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan
produktif meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis
(writing). Baik keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif perlu
dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di. atas dengan baik, siswa
perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa, misalnya. kosakata. Penguasaan
kosakata hanya merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penguasaan
keterampilan berbahasa. Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah
penguasaan tatabahasa. Telah dipahami bahwa tatabahasa membantu seseorang
untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami
gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa
tatabahasa hanyalah sebagai unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan
berbahasa. Oleh karenanya, pengajaran yang menekankan semata – mata pada
pengetahuan tata bahasa hendaknya ditinggalkan. Tatabahasa hendaknya
diajarkan dalam rangka memfasilitasi penguasaan keempat ketrampilan yang
telah disebutkan di muka.
Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam
dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kalau komunikasi
berlangsung secara lisan, ada unsur yang bin yang perlu diperhatikan o!eh guru,
dan tentu saja perlu diajarkan kepada para siswanya, yaitu mengenai ucapan atau
pronunciation. Lebih-lebih Bahasa Inggris yang ántara ejaan dan ucapannya
kadang-kadang berbeda jauh. Kesalahan dalam ucapan akan menyebabkan
seseorang tidak akan dapat mengemukakan gagasannya dengan tepat. Atau, kalau
dia dalam posisi mendengarkan pembicaraan orang lain, maka kesalahan dalam
ucapanriya juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk memahami apa
yang dia dengar. Sebagai contoh, seseorang yang mengucapkan kata procedure
dengan ucapan /prosidur/ tentu tidak akan dapat dipahami oleh orang yang
mengucapkan kata tersebut dengan benar /prasi : dje/. Demikian pula kalau orang
tersebut mendengarkan pembicaraan orang lain yang mengucapkan dengan benar,
tentu kata yang dia tangkap bukan kata tersebut.
Hal yang sangat terkait dengan masalah ucapan adalah masalah intonasi.
Dalam Bahasa Inggris, intonasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
berkomunikasi. Suatu kata dapat diucapkan dengan pola intonasi yang berbeda
dan intonasi yang berbeda memberi makna yang berbeda kepada kata tersebut.
Sebagai contoh, kata Sorry dapat menyatakan permintaan maaf kalau diucapkan
dengan nada menurun, sementara kalau kata tersebut diucapkan dengan nada
naik, artinya adalah meminta seseorang untuk mengulangi apa yang baru saja
dikatakan. Hal ini dimaksudkan sebagai semacam pemberitahuan bahwa
seseorang belum dapat memahami apa yang dikatakan oleh orang lain.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam masalah ucapan adalah kenyataan
bahwa Bahasa Inggris mempunyai bunyi-bunyi yang tidak sama dengan Bahasa
Indonesia. Sebagai contoh, di dalam Bahasa Indonesia tidak ditemukan bunyi/æ/
Bunyi ini tidak sama dengan bunyi /e/ dalam Bahasa Indonesia. OIeh karenanya,
siswa perlu dilatih untuk mengucapkan bunyi-bunyi yang tidak terdapat di dalam
Bahasa Indonesia. Dan ini berarti bahwa para siswa perlu dilatih melalui
pembelajaran psikomotorik. Siswa perlu dilatih menggerakkan bibirnya, lidahnya,
dan organ-organ yang diperlukan dalam berbicara sehingga dapat menghasilkan
bunyi seperti bunyi yang terdapat di dalam Bahasa Inggris. Penguasaan kosakata,
tatabahasa, dan ucapan perlu dilengkapi pula dengan penguasaan tentang tatatulis
dalam Bahasa Inggris. Ejaan Bahasa Inggris yang sangat banyak perbedaannya
dengan ucapannya menyebabkan masalah tatatulis atau penulisan ejaan menjadi
sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Tentu saja hal mi diperlukan kalau yang
menjadi penekanan adalah kemampuan berkornunikasi secara tertulis,
Penguasaan kosakata, tatabahasa, tatabunyi, dan tata tulis Bahasa Inggris perlu
ditunjang oleh penguasaan sistem makna. Suatu hal yang sering dikeluhkan oleh
siswa yang belajar Bahasa Inggris adalah bahwa Bahasa Inggris mempunyai kata-
kata yang artinya tidak hanya satu. Mereka lupa bahwa Bahasa Indonesia
sebenarnya juga mempunyai banyak kata-kata yang mempunyai makna
bermacam-macam. Sebagai contoh, kata asal usul pada kedua kalimat di bawah
ini mempunyai arti yang tidak sama:
1. Asal – usul saya dari Jakarta
2. Kalau rapat saya tidak boleh asal usul.
Kata-kata yang mempun arti banyak seperti mi juga dijumpai dalam
Bahasa Inggris Sebagai contoh, kata that pada kalimat That boy is my friend
dengan He said that his mother was sick. Kata that pada kalimat yang pertama
mempunyal arti ‘itu’ sedangkan pada kalimat kedua, kata that mempunyai arti
‘bahwa.’
Mengingat bahwa di semua bahasa terdapat kata-kata yang mempunyai
makna ganda seperti contoh di atas, siswa perlu diberi kesadaran bahwa hal
seperti ini merupakan sesuatu yang wajar. Hal inipun perlu menjadi bagian dalam
proses belajar mengajar Bahasa Inggris.
Hal-hal yang telah disajikan di muka dapat digolongkan menjadi dua
ranah yang penting dalam proses belajar mengajar. Kedua ranah tersebut adalah
ranah kognitif dan ranah psikomotor. Selain kedua ranah tersebut, masih ada satu
ranáh lagi yang sering dibicarakan dalam proses belajar mengajar, yaltu ranah
afektif. Seorang guru perlu pula memahami sikap siswa terhadap Bahasa Inggris
dan budaya lnggris. Seorang siswa yang mempunyai sikap yang positf terhadap
Bahasa Inggris dan budaya Inggris diharapkan akan dapat menguasai Bahasa
Inggris dengan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyal sikap
yang negatif. Tentu saja, sikap seperti mi dapat ditumbuhkan oleh guru di dalam
proses belajar mengajar. Sikap yang positif terhadap Bahasa Inggris dan para
penutur ash Bahasa Inggris serta budaya lnggris akan membantu siswa untuk
dapat menguasai Bahasa Inggris dengan hebih baik. Sebahiknya, kalau seorang
siswa mempunyal sikap yang negatif terhadap Bahasa lnggris atau penutur ash
Bahasa lnggris dan juga budaya lnggris, kemungkinan besar dia akan bersikap
acuh tak acuh terhadap Bahasa Inggris yang pada gihirannya nanti akan
menimbulkan kebosanan dalam belajar. Sebagal akib kemampuan bahasanya akan
menjadi rendah.
Perlu disadari bahwa bahasa bukan hanya suatu objek abstrak yang
dipelajari, tapi sesuatu yang digunakan orang setiap hari. Dalam mempelajari
bahasa sebagai alat komunikasi, seseorang perlu menyadari makna-makna bahasa
yang perlu dikuasainya. Menurut Halliday (1973), komponen makna yang
fundamental dalam bahasa adalah komponen yang fungsional dan semua bahasa
tersusun dalam dua macam makna makna ideasional dan makna interpersonal, di
samping makna tekstual. Komponen-komponen mi merupakan manifestasi dalam
sistem kebahasaan dalam tujuan umum penggunaan bahasa. Makna ideasional,
interpersonal, dan tekstual merupakan tiga macam makna yang terangkum dalam
bahasa sebagai suatu kesatuan yang membentuk andasan semantik semua bahasa.
Makna ideasional merupakan wujud dan pengalaman seseorang, baik pengalaman
di dunia nyata maupun pengalaman di dunia imajiner. Menurut Halliday makna
ideasional merupakan makna ‘in the sense of content’. Selanjutnya, makna
interpersonal merupakan makna sebagai bentuk dan tingkah laku yang kita
(sebagai yang berbicara atau yang menulis) tujukan kepada orang lain (sebagai
pendengar atau pembaca). Dalam kalimat, makna interpersonal ini ditampilkan
dalam perubahan peran dalam interaksi, misalnya statements, questions, offers,
dan commands, serta kata kerja bantu rnodallhities (may, could, must, would)
yang menyertainya. Misalnya, empat kalimat berikut ini berisi makna ideasional
yang sama, namun makna interpersonalnya berbeda:
1. Bill, close the door.
2. Could you close the door, please?
3. If I were you, I would close the door.
4. Why don’t you close the door, Bill?
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kemampuan mengguna-kan
bahasa tidak dapat dilihat semata-mata dan penguasaan seseorang terhadap
kosakata dan tatabahasa tetapi pada kemampuannya untuk berkomunikasi. Dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi mi seseorang perlu untuk
mengembangkan kemampuan berinteraksi. Oleh karena itu, agar siswa dapat
berkomun dengan balk, mereka juga penlu dibekali dengan keterampilan
interaktif (interactive skill) yang sangat diperlukan. Keterampilan siswa untuk
mengajuk usul, menyatakan persetujuan atau ketidak setujuan merupakan contoh
keterampilan interaktif ini.
C. Teknik Belajar Kelompok Interaktif
Teknik kelompok interaktif adalah bendera atau payung dari
sekelompok model pembelajaran yang menata kegiatan pembelajaran dalam
aneka bentuk interaksi social dalam kelompok kecil atau besar. Dalam kategori
model belajar Joyce dan Wail (1986), model kelompok interaktif termasuk
kelompok model social, personal, dan perilaku.
Sasaran Belajar Kelompok Interaktif ini antara lain untuk
mengembangkan kemampuan sebagai berikut :
1. Ketrampilan Berkomunikasi
Ketrampilan ini pada dasarnya berkenaan dengan kemampuan menangkap
pengertian atau makna dari apa yang didengar, dibaca, dilihat, dicium, diraba,
atau dilakukan dan kemudian menjelaskan pengertian atau makna prestasi
tangkapan dan pengelolaan pikiran dengan bahasa atau kata – kata sendiri
sehingga dipahami oleh orang lain.
2. Inisiatif dan Kreativitas
Kemampuan ini pada intinya merupakan kesediaan atau kesiapan, kemauan,
keberanian untuk melakukan sesuatu hal baru atau cara baru atau cara lain
dalam menangani sesuatu pekerjaan atau memanfaatkan sumber daya alam
atau memecahkan persoalan.
3. Sinergi atau Kerjasama
Sinergi atau kerjasama adalah semangat atau spirit dalam kesediaan untuk
berbuat bersama orang lain secara kelompok dalam menangani suatu kegiatan
yang secara sadar dirancang bersama guna mendapatkan kebersamaan sebesar
– besarnya.
D. Minat Belajar
William James melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama
yang menetukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi efektif nerupakan faktor
yang menentukan keberhasilan siswa secara aktif dalam belajar (Moh. Uzer, 2000
: 27).
Sesuai dengan belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh
komponen yang berperang di dalamnya saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan. Faktor diri siswa yang berperang terhadap keberhasilan belajar
adalah bakat, minat, kemampuan dan motivasi untuk belajar. (Juklak PBM, 1966 :
4).
Salah satu upaya guru dalam meningkatkan kondisi belajar mengajar
yang efektif adalah menarik minat dan perhatian siswa (Moh. Uzer, 2000 : 27).
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat.
Menurut Slamet (1995 : 180) “Minat adalah suatu rasa suka dan keterkaitan
pada suatu aktifitas tanpa ada yang menyuruh” sedangkan menurut The Liang
Gie (1994 : 23) “ Minat adalah rasa keterkaitan pada suatu kegiatan karena
sadar akan pentingnya kegiatan itu, sehingga ia akan terlibat penuh di
dalamnya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “ Minat, kecenderungan hati yang
tinggi terhadap suatu gairah, keinginan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Objek tindakan penelitian ini bermuara pada tindakan sebagai berikut :
a. Minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris.
b. Keaktifan siswa dalam pembelajaran.
c. Respon siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris rendah.
B. Setting Lokasi dan Subjek Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012. Tepatnya penelitian ini dilaksanakan
pada siswa Kelas VII-E Semester II dan dimulai dari awal bulan Februari sampai
dengan akhir Maret 2011. Jumlah siswa 32 anak. Materi penelitian mata
pelajaran Bahasa Inggris Subtema Agreement and Disagreement. Saat penelitian
didampingi oleh seorang kolabolator.
C. Prosedur Per Siklus
Classroom Action Research ini dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap
siklus memiliki empat tahapan kegiatan pada setiap siklus yaitu membuat
perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, pengamatan tindakan dan yang
terakhir memberikan refleksi. Upaya perbaikan dalam Classroom Action
Research ini di laksanakan dengan Teknik Belajar Kelompok Interaktif.
Jumlah pertemuan tiap siklus tergantung situasi yang dihadapi. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal itu dilaksanakan
terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat
dipecahkan secara tuntas.
Kegiatan Awal
a. Memberikan salam, diteruskan dengan do’a.
b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
c. Memotivasi siswa melalui tanya jawab materi yang lalu.
Kegiatan Inti
a. Kelas dibagi menjadi 11 kelompok untuk melakukan diskusi.
- Kelompok 1-6 membahas tentang Agreement dan memberikan contoh
dalam bentuk kalimat.
- Kelompok 7-11 membahas tentang Disagreement dan memberikan
contoh dalam bentuk kalimat..
b. Masing-masing kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan
hasil diskusi mereka.
c. Siswa yang lain menyimak dan memberikan tanggapan atau menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan teks tersebut.
d. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan nilai hasil diskusi
mereka.
e. Setelah diskusi selesai setiap kelompok disuruh membacakan hasil
ringkasan selama jalannya diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi
mereka.
Kegiatan Akhir
a. Memberikan evaluasi (post test)
b. Menyimpulkan hasil pembelajaran.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode observasi
Kedudukan metode observasi dalam penelitian ini, juga sebagai
metode pelengkap. Data–data yang diperoleh dengan metode angket dan
interview akan dilengkapi dengan yang diperoleh dari metode observasi.
Disamping itu data–data yang tidak dapat diperoleh dengan kedua metode itu,
akan diobservasikan langsung oleh peneliti di lapangan.
Yang dimaksud dengan metode–metode observasi adalah: pengamatan
dan pencatatan dengan sistematik fenomena–fenomena yang diselidiki.
(Sutrisno Hadi, 1978 : 136).
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan observasi langsung
yaitu akan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung tanpa
alat, terhadap segala obyek yang diselidiki dalam situasi yang sebenarnya.
Metode Tes
Menggunakan tes sebagai teknik pengumpulan data dapat dibedakna menjadi
2 yaitu :
a. Tes bukan guru disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum
mengalami uji coba.
b. Tes terstandar yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di Lembaga testing,
yang sudah terjamin kemampuannya.
E. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis sebagai berikut:
a. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran
Analisis data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan
cara menghitung rata – rata setiap aspek yang diamati dari 2 pertemuan
yang dilaksanakan. Hasil – hasil siklus I di refleksi untuk menjadikan bahan
penyempurnaan pada penerapan siklus II.
b. Tes hasil belajar.
Dianalisis sesuai kurikulum 2004 dan kurikulum KTSP, ketuntasan belajar
berdasarkan pedoman umum pengembangan system penilaian hasil belajar
berbasis kompetensi siswa, yaitu apabila seseorang siswa sudah mencapai
skor 75%, maka siswa tersebut berhasil (tuntas).
c. Tes kinerja siswa
Analisis kinerja siswa berupa soal ketrampilan proses yang meliputi
pengamatan dan membuat laporan ilmiah, kemudian dinilai sesuai dengan
criteria jawaban tes kinerja.
d. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
Respon siswa terhadap pendekatan ketrampilan proses dianalisis secara
diskriptif kualitatif yang dinyatakan dengan persentase untuk tiap aspek.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah questionnaires.
Questionnares terdiri dari 10 item yang berkaitan dengan pengajaran bahasa
Inggris dan metode pengajaran yaitu teknik Belajar Kelompok Interaktif.
Pernyataan-pernyataan yang diberikan berkaitan dengan aktifitas pada pelajaran
Bahasa Inggris. 10 pernyataan meliputi 5 pernyataan tentang aktifitas-aktifitas
bercirikan pendekatan kebermaknaan dan 5 pernyataan tentang aktifitas-aktifitas
bercirikan teknik Belajar Kelompok Interaktif Responden diminta untuk
memberikan jawaban R apabila mereka setuju dengan pernyataan, W apabila
tidak setuju.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Penjabaran Per Siklus
Siklus Pertama
Perencanaan
a. Memberikan salam, diteruskan dengan do’a.
b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
c. Memotivasi siswa melalui tanya jawab materi yang telah lalu.
d. Memberikan evaluasi (post test)
Pelaksanaan
a. Kelas dibagi menjadi 11 kelompok untuk melakukan diskusi.
- Kelompok 1-6 membahas tentang Agreement dan memberikan contoh
dalam bentuk kalimat.
- Kelompok 7-11 membahas tentang Disagreement dan memberikan contoh
dalam bentuk kalimat..
b. Masing-masing kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
c. Siswa yang lain menyimak dan memberikan tanggapan atau menanyakan hal-
hal yang berhubungan dengan teks tersebut.
d. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan nilai hasil diskusi mereka.
e. Setelah diskusi selesai setiap kelompok disuruh membacakan hasil ringkasan
selama jalannya diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi mereka.
f. Guru memberikan post test.
Pengamatan
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dan melalui pengamatan dari
peneliti bersama kolabolator di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang
pembelajaran sudah baik, tetapi belum maksimal. Maka untuk lebih jelasnya
peneliti sajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:
No Nama SiswaSiklus Pertama
Mendengarkan Berbicara Membaca MenulisRata – rata
Nilai 1234567891011121314151617181920212223242526272829303132
Adi Antono Agus Salim Ahmad Yusuf Anisah Nur Fadilah Arfika Dewi Arifin Arum Nurviyanti R.Astutik Candra Ageng N.Defi Wati Devy Eka Fatmala Dewi Ratnasari Eka Fitria Elif Nur Fatin N.Enis Fitrotin Ery Muhammad Syafi'I Fidiana I'in Nur Janah Ismatul Dhiya Ismawati Istin Rahayu Khoirul Anam Linda Aprianti Luvi Dwi Apriani M. Abdul Kholik Maylani Novita S.Miftahul Huda Mufarokhah Muhammad Ali Muhammad Sutrai Novansya Hermawan Ratna Ningrum
6070607070706560656060757080505050606070706070705065507070606060
6070607060706060605060607080606070706070707070706060607060606060
6060607070707060707060707080606070706070607070606560607060606060
6060607060705560606060507080606060606070606070606060507050606060
6065607065706360646060647080585863656070656570655961557060606060
Jumlah2650 2670 2740 2615 2673
Nilai rata – rata63,10 63,57 65,24 62,26 63,64
Refleksi
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran sudah baik dan metode yang diterapkan guru juga mendapatkan
respon baik dari siswa, namun dalam menterjemahkan bacaan yang ada di dalam
LKS siswa masih perlu dilakukan bimbingan sebanyak mungkin pada proses
pembelajaran selanjutnya sehingga mereka mempunyai minat yang tinggi. Guru
masih canggung dalam menghadapi siswa karena siswa masih banyak yang pasif
dan tergantung kepada penjelasan guru sehingga mereka belum dapat kreatif.
Siklus Kedua
Perencanaan
Secara umum perencanaannya sama dengan siklus pertama dengan
pembahasan yang sama pula. Berdasar pada temuan siklus pertama maka ada
beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi siswa supaya giat dalam menterjemahkan kata – kata
yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.
b. Memberikan waktu yang agak longgar sehingga siswa lebih efesien dalam
belajar.
c. Guru cenderung berperan sebagai motivator.
d. Perhatian dalam memahami pelajaran lebih ditingkatkan.
e. Motivasi siswa semakin ditingkatkan.
Pelaksanaan
Setelah pertemuan pada siklus pertama, hasilnya belum mencapai target
yang diharapkan. Maka masih diperlukan pelakasanaan tindakan dari siklus 1 ke
siklus 2 dengan pelaksanaan yang mengalami perubahan antara lain:
a. Pelajaran Bahasa Inggris yang diawali dengan dialog atau wacana supaya
lebih menyenangkan.
b. Guru memberikan penjelasan/maksud dari materi yaitu tentang Agreement
and Disagreement.
c. Guru memberikan contoh soal materi serta cara menyelesaikannya atau
jawaban.
d. Siswa diberi kesempatan mencoba mengerjakan soal.
e. Guru membahas dan menjelaskan cara menyelesaikan soal dengan benar.
f. Siswa mengerjakan soal-soal dengan berdiskusi bersama kelompoknya.
g. Membahas penyelesaian soal yang telah dikerjakan secara bergilir ke depan
(dipapan tulis).
h. Memberi tugas kepada setiap individu untuk kemudian di kerjakan.
Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan dan cacatan lapangan yang dikumpulkan
guru (peneliti) dan kolabolator maka didapatkan bahwa tindakan yang dilakukan
sudah terlaksana dengan baik dan penggunaan waktu sudah berjalan secara
efektif dan siswa sudah dapat berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar.
No Nama SiswaSiklus Kedua
Mendengarkan Berbicara Membaca MenulisRata – rata
Nilai 123
Adi Antono Agus Salim Ahmad Yusuf
808080
808080
808090
808070
808080
4567891011121314151617181920212223242526272829303132
Anisah Nur Fadilah Arfika Dewi Arifin Arum Nurviyanti R.Astutik Candra Ageng N.Defi Wati Devy Eka Fatmala Dewi Ratnasari Eka Fitria Elif Nur Fatin N.Enis Fitrotin Ery Muhammad Syafi'I Fidiana I'in Nur Janah Ismatul Dhiya Ismawati Istin Rahayu Khoirul Anam Linda Aprianti Luvi Dwi Apriani M. Abdul Kholik Maylani Novita S.Miftahul Huda Mufarokhah Muhammad Ali Muhammad Sutrai Novansya Hermawan Ratna Ningrum
8080809070807090708090707080808080908080808080808090808090
8070807090808090708080708080808080908080808090808090808090
8080808080807580808080807080808080908080808080808080908090
6080808080809080808080808080808080908080808090808080908090
7578808080807985758083757580808080908080808085808085858090
Jumlah3375 3390 3405 3400 3394
Nilai rata – rata80,36 80,71 81,07 80,95 80,81
Refleksi
a. Seluruh kegiatan penelitian sudah dilaksanakan dengan baik dan benar
sehingga hasil belajar menjadi maksimal. Selain itu keberhasilan siswa setiap
pertemuan selama siklus 2 mengalami perubahan / peningkatan yang cukup
berarti, motivasi dan keaktifan siswa sudah cukup memadai.
b. Guru sudah dapat melaksanakan kinerjanya dengan baik.
c. Teknik Belajar Kelompok Interaktif yang diterapkan dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris ini cukup menarik siswa belajar, karena banyak
contoh – contoh yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
B. Proses Menganalisis Data
Dalam analisis data penulis mengadakan pengajuan terhadap data yang
telah dilanjutkan. Agar memudahkan peneliti dalam menguji maka peneliti
melakukan langkah - langkah. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan
antara lain menunjukkan nilai – nilai prestasi belajar siswa sebagai berikut :
Analisis Data dan Reduksi Data
No Nama
Siklus pertama Siklus kedua
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Rata – Rata Nilai
Mendengarkan
Berbicara
Membaca
Menulis
Rata –
Rata Nilai
1234567891011121314151617181920212223
Adi Antono Agus Salim Ahmad Yusuf Anisah Nur Fadilah Arfika Dewi Arifin Arum Nurviyanti R.Astutik Candra Ageng N.Defi Wati Devy Eka Fatmala Dewi Ratnasari Eka Fitria Elif Nur Fatin N.Enis Fitrotin Ery Muhammad Syafi'i Fidiana I'in Nur Janah Ismatul Dhiya Ismawati Istin Rahayu Khoirul Anam Linda Aprianti
6070607070706560656060757080505050606070706070
6070607060706060605060607080606070706070707070
6060607070707060707060707080606070706070607070
6060607060705560606060507080606060606070606070
6065607065706360646060647080585863656070656570
8080808080809070807090708090707080808080908080
8080808070807090808090708080708080808080908080
8080908080808080807580808080807080808080908080
8080706080808080809080808080808080808080908080
8080807578808080807985758083757580808080908080
242526272829303132
Luvi Dwi Apriani M. Abdul Kholik Maylani Novita S.Miftahul Huda Mufarokhah Muhammad Ali Muhammad Sutrai Novansya Hermawan Ratna Ningrum
705065507070606060
706060607060606060
606560607060606060
606060507050606060
655961557060606060
808080808090808090
808090808090808090
808080808080908090
808090808080908090
808085808085858090
Jumlah2650 2670 2740 2615 2673 3375 3390 3405 3400 3394
Nilai rata – Rata63,10 63,57 65,24 62,26 63,64 80,36 80,71 81,07 80,95 80,81
1. Paparan Data dan Kesimpulan
Siklus Penelitian Hasil Belajar
Siklus Pertama ( I )
Siklus Kedua ( II )
63.64
80.81
Prosentase (%) 18.17 %
Kesimpulan :
Nilai rata-rata pada siklus yang ke-I 63.64
Nilai rata-rata pada siklus yang ke-II 80.81
Cara menentukan hasil prosentase dari peningkatan siklus yang pertama
sampai siklus kedua.
= Nilai siklus II – Nilai Siklus I
= 80.81 – 64.63
= 18.17 %
C. Interprestasi Data
Berdasarkan pada serangkaian pengamatan minat belajar siswa Kelas
VII-E Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro mata
pelajaran Bahasa Inggris menunjukkan hasil yang meningkat dari tiap siklusnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari siklus pertama (63.64) dan pada siklus
kedua mengalami peningkatan yang signifikasi yakni (80.81). Dengan demikian
dapat dikatan bahwa pelaksanaan teknik Belajar Kelompok Interaktif berhasil
dalam meningkatkan minat siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik perbandingan nilai rata –
rata di bawah ini :
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada kajian – kajian yang dikemukkan pada bagian
sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
a. Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif minat belajar siswa Kelas VII-E
Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro pada mata
pelajaran Bahasa Inggris semakin meningkat.
b. Pada siklus kedua siswa semakin aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Bahasa Inggris.
c. Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif berpengaruh pada belajar siswa
melalui hasil tes belajar siswa yaitu dari siklus pertama (63.64) dan pada
siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikasi yakni (80.81). Dengan
demikian dapat dikatan bahwa pelaksanaan teknik Belajar Kelompok
Interaktif berhasil dalam meningkatkan keaktifan siswa.
d. Penerapan Teknik Belajar Kelompok Interaktif dalam pengajaran mata
pelajaran Bahasa Inggris dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam
pengajaran tidak monoton.
B. Saran-Saran
Berdasarkan pada simpulan di atas, kiranya penulis dapat memberikan
saran- saran sebagai berikut :
1. Kepada para siswa diharapkan dapat belajar dengan rutin sehingga hasil
belajar mereka dapat mencapai optimal, selain itu siswa juga harus
memperhatikan apa yang disampaikan guru agar mereka tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas.
2. Sebagai seorang pendidikan yang mengajar terutama pada mata pelajaran
Bahasa Inggris seharunya dapat memberikan memanfaatkan hasil penilaian
formatif sebagai umpan balik dalam mengajar.
3. Sebaiknya guru menerapkan tehnik Belajar Kelompok Interaktif saat kegiatan
pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Harmer, Jeremy, Practice of English Language Teaching, Longman, New York:
1983, 252 halaman.
Moersaleh, H, Drs, Msc dan Musanef, Drs, Pedoman membuat Classroom Action
Research, CV. Haji Masagung, Jakarta: 1989, 100 halaman.
Nurkancana, Wayan, Drs, dan Sumartana, PPN, Drs, Evaluasi Pendidikan, Usaha
nasional, Surabaya: 1983, 309 halaman.
Richard, Jack C, Approaches and Methods in Language Teaching, Cambridge
University Press, USA, 1986, 171 halaman.
----------------, Second Language Teaching, Cambridge University.
Widdowson, G, H, Teaching Language as Communication, Oxford University Press,
Great Britain, 1978, 167 halaman.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Garis-garis Besar Program Pengajaran
Bahasa Inggris, Jakarta: 1955, 94 halaman.
ABSTRAK
Menumbuhkan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris "Agreement and Disagreement” Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif Siswa Kelas VIII-E
Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012
Oleh : Drs. IMAM SUJONO
Keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia membutukan, bahkan mempersyaratkan modal manusia atau SDM yang bermutu dan kritis (critical mass). Guna mempersiapakan modal manusia yang bermutu dan kritis diperlukan suatu tingkat pendidikan minimal tertentu dan kemampauan dasar tertentu. Dengan tingkat pendidikan minimal dan kemampuan dasar tertentu yang mampu melaksanakan, mewujudkan, dan mengawasi atau memantau secara krittis pembangunan bangsa Indonesia disamping memiliki daya saing dan mampu bersaing. Makin meluas, merata, dan besar lapisan masyarakat terdidik dan berkemampuan dasar yang memadai akan semakin meningkat taraf keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Hasil refleksi guru selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas VII-E semester I SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa minat siswa rendah. Keadaan tersebut disebabkan karena siswa kurang merespon dan memahami materi pelajaran bahasa Inggris selain itu sebagian besar siswa tidak aktif, tidak bergairah dan cenderung kurang senang dengan pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan oleh sikap yang kurang antusias ketika pelajaran berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/20012. Tepatnya penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas VII-E Semester II dan dimulai dari awal bulan Februari sampai dengan akhir Maret 2011. Jumlah siswa 32 anak. Materi penelitian mata pelajaran Bahasa Inggris Subtema Agreement and Disagreement. Saat penelitian didampingi oleh seorang kolabolator.
Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif berpengaruh pada belajar siswa melalui hasil tes belajar siswa yaitu dari siklus pertama (63.64) dan pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikasi yakni (80.81). Dengan demikian dapat dikatan bahwa pelaksanaan teknik Belajar Kelompok Interaktif berhasil dalam meningkatkan keaktifan siswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik (Subtema)..........................................................5
B. Bahasa Inggris...........................................................................6
C. Teknik Belajar Kelompok Interaktif.............................................12
D. Minat Belajar..............................................................................13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Tindakan .........................................................................15
B. Setting Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................15
C. Prosedur Per Siklus...................................................................15
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................17
E. Teknik Analisis Data..................................................................18
F. Instrumen Penelitian .................................................................19
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Penjabaran Per Siklus...............................................................20
B. Proses Menganalisis Data.........................................................25
C. Interprestasi Data ......................................................................27
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................29
B. Saran - Saran .............................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Dengan segala rasa syukur, penulis panjatkan do’a kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang dengan berkat dan rakhmat-Nya serta hidayahnya telah
membimbing dan memberikan petunjuk bagi penulis demi terwujudnya
penyusunan Classroom Action Research sangat segerhana ini, guna untuk mengkur
sejauh mana keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas
dengan menggunakan metode belajar kelompok
Mengingat penyusunan Classroom Action Research yang masih sangat
sederhana ini, maka kami tak lupa pula penulis mengucapkan dengan rasa tulus
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya
Classroom Action Research, semoga jasa dan amalan semuanya diberikan imbalan
yang setimpal oleh Allah S.W.T
Amin.
Bojonegoro, 28 Maret 2012
Penulis,
Menumbuhkan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris "Agreement and Disagreement” Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif Siswa Kelas VII-E
Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012
1. Identitas Peneliti
Nama : Drs. IMAM SUJONO NIP : 19640626199412 1 002Gol/Ruang : IV/aJabatan : Guru PembinaUnit Kerja : SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro
2. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro
3. Lama Penelitian : 2 Bulan
4. Biaya Penelitian : MANDIRI
Petugas Pustaka, Peneliti,
Dra. SRI HARIYATI Drs. IMAM SUJONONIP. 19690616 200701 2 027 NIP.
19640626199412 1 002
Mengetahui/mengesahkan
Kepala SMP Negeri 1 SumberrejoKabupaten Bojonegoro
H.SAIFUDDIN SPd. MM.
NIP. 19610615198403 1 020