17
Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 311 METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN ERWIN SILITONGA Universitas Sari Mutiara Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Pendahuluan. Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif yang baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan seperti memberikan pendidikandan pelayanan yang optimal dapat tercapai. Metode. Desain Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 78 orang dan sampel berjumlah 44 orang dengan tehnik pengambilan sampel random sampling. Hasil. Penelitian ini didapatkan penerapan metode tim mayoritas kurang baik sebanyak 25 orang (56,8%), dan kinerja perawat pelaksanan dalam pemberian pendidikan kesehatan mayoritas kurang baik sebanyak 19 orang (43,2%). Hasil uji korelasi Spearman’s menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim dengan kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pendidikan kesehatan di RSUD Tapanuli Selatan (p value = 0,001<0,05). Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka manajemen RSUD Tapanuli Selatan mengevaluasi secara berkala penerapan metode tim agar dapat meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan seperti pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien. Kata Kunci: Metode Tim, pendidikan kesehayan

METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    32

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

311

METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT

DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN

ERWIN SILITONGA

Universitas Sari Mutiara Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan. Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan

dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya

kooperatif dan kolaboratif yang baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan seperti memberikan

pendidikandan pelayanan yang optimal dapat tercapai.

Metode. Desain Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 78 orang

dan sampel berjumlah 44 orang dengan tehnik pengambilan sampel random

sampling.

Hasil. Penelitian ini didapatkan penerapan metode tim mayoritas kurang baik

sebanyak 25 orang (56,8%), dan kinerja perawat pelaksanan dalam pemberian

pendidikan kesehatan mayoritas kurang baik sebanyak 19 orang (43,2%). Hasil uji

korelasi Spearman’s menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara

penerapan metode tim dengan kinerja perawat pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan di RSUD Tapanuli Selatan (p value = 0,001<0,05).

Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka manajemen RSUD Tapanuli

Selatan mengevaluasi secara berkala penerapan metode tim agar dapat

meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan seperti

pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien.

Kata Kunci: Metode Tim, pendidikan kesehayan

Page 2: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

312

PENDAHULUAN

Kinerja perawat merupakan

alat yang paling dapat di percaya

oleh manajer perawat dalam

mengontrol sumber daya manusia

dan produktivitas baik kerja individu

dan juga tim. Proses penilaian kinerja

dapat digunakan secara efektif dalam

mengarahkan perilaku pegawai

dalam rangka menghasilkan jasa

keperawatan dalam kualitas dan

volume yang tinggi (Nursalam,

2011).

Metode tim perawat

merupakan pembertian asuhan

keperawatan pada sekelompok klien

oleh sekelompok perawat dengan

berbagai jenjang kompetensi

dipimpin oleh ketua tim dengan

kompetensi yang lebih tinggi dari

anggota tim. Keberhasilan

pelaksanaan metode asuhan ini tidak

terlepas dari kinerja seorang perawat

dalam menerapkan asuhan

keperawatan pada pasien(Blais,

Hayes, Kozier, dan Erb 2007).

Tindakan asuhan

keperawatan salah satunya adalah

dengan melakukan pendidikan

kesehatan kepada pasien yang

merupakan proses membantu

seseorang, dengan bertindak secara

sendiri-sendiri ataupun secara

kolektif, untuk membuat keputusan

berdasarkan pengetahuan mengenai

hal-hal yang mempengaruhi

kesehatan pribadinya dan orang lain

untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara

kesehatannya dan tidak hanya

mengaitkan diri pada peningkatan

pengetahuan, sikap dan praktik saja,

tetapi juga meningkatkan atau

memperbaiki lingkungan (baik fisik

maupun non fisik) dalam rangka

memelihara dan meningkatkan

kesehatan dengan penuh kesadaran

(Erwin Setyo K, 2012).

Penelitian ini tujuan

umumnya adalah untuk mengetahui

hubungan penerapan metode tim

dengan kinerja perawat pelaksana

dalam pemberian pendidikan

kesehatan. Tujuan khususnya adalah

untuk mengidentifikasi penerapan

metode tim yang digunakan di ruang

rawat inap dan kinerja perawat

pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan di Rumah

Sakit Umum Daerah Tapanuli

Selatan.

Menurut Nursalam (2013),

ada beberapa kelebihan dan

kekurangan metode tim yaitu;

Page 3: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

313

Kelebihan

1. Dapat memfasilitasi pelayanan

keperawatan secara komprehensif

2. Memungkinkan pelaksanaan

proses keperawatan

3. konflik antar staf dapat

dikendalikan melalui rapat dan

efektif untuk belajar

4. Memberikepuasan anggota tim

dalam berhubungan interpersonal

5. Memungkinkan meningkatkan

kemempuan anggota tim yang

berbeda-beda secara afektif

6. Peningkatan kerja sama dan

komunikasi diantara anggota tim

dapat menghasilkan sikap moral

yang tinggi, memperbaiki fungsi

staf secara keseluruhan,

memberikan anggota tim perasaan

bahwa ia mempunyai kontribusi

terhadap hasil asuhan

keperawatan yanvg diberikan

7. Akan menghasilkan kualitas

asuhan keperawatan yang dapat

dipertanggunga jawabkan

8. Metode ini memotivasi perawat

untuk selalu bersama klien selama

bertugas

Kelemahan

1. Ketua tim menghabiskan banyak

waktu untuk koordinasi dan

supervisi anggota tim dan harus

mempunyai keterampilan yang

tinggi baik sebagai perawat

pemimpin maupun perawat klinik

2. Keperawatan tim dapat

menimbulkan fragmentasi

keperawatan bila konsepnya tidak

diimplementasikan dengan total.

3. Rapat tim membutuhkan waktu

sehingga pada sitiuasi sibuk rapat

tim ditiadakan, sehingga

komunikasi antar anggota tim

terganggu

4. Perawat yang belum terampil dan

belum berpengalaman selalu

tergantung staf, berlindung

kepada anggota tim yang mampu

5. Akontabilitas dari tim menjadi

kabur

6. Tidak efisien bila dibandingkan

dengn model fungsional karena

membutuhkan tenaga yang

mempunyai keterampilan tinggi.

Wood (Fitriani,2014) menyatakan

pendidikan kesehatan adalah

pengalaman yang bermanfaat dalam

mempengaruhi kebiasaan, sikap dan

pengetahuan seorang atau

masyarakat. Nyawander (Fitiriani,

2011) menyatakan pendidikan

kesehatan dalah proses perubahan

perilaku yang dinamis, bukan proses

pemindahan materi dari seseorang ke

Page 4: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

314

orang lain bukan pula seperangkat

prosedur.

Stuart (Fitriani, 2011)

menyatakan pendidikan kesehatan

adalah merupakan komponen

program kesehatan yang isinya

perencanaan untuk perubahan

perilaku individu, krlompok dan

masyarakat sehubgungan dengan

pencegahan penyakit, pemyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

Join Commiission on Health

Education, USE (Fitriani,2011)

menyatakan pendidikan kesehatan

adalah kegiatan-kegiatan yang

ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan orang dan membuat

keputusan yang tepat sehubungan

dengan pendidikan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Susilo Wirawan,

bahwa pendidikan kesehatan dapat

meningkatkan pengetahuan

kesehatan pada anak melalui ibu

rumah tangga. Pengetahuan yang ada

pada seseorang diterima melalui

indera. Menurut para ahli yang

paling banyak menyalurkan

penegtahuan kedalam otak adalah

indera pandang, kurang lebih 75%

smapai 87% dari pengetahuan

manusia diperoleh melalui indera

pandang 13% melalui indera

pendengaran dan 12% lainnya

tersalur melalui indera yang lain

sehingga salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan sesorang mengenai

kesehatan adalah dengan cara

pendidikan kesehatan.

Menurut Notoatmodjo (2003)

peran perawat dalam pendidikan

kesehatan salah satunya adalah

sebagai pendidik yang meliputi:

a. Memberikan pendidikan,

bimbingan, dan pelatihan kepada

tenaga keperawatan dan tenaga

kesehatan lainnya(bagi yang

belum mampu) dalam hal

kesehatan, pendidikan kesehatan

dan lainnya, sehingga mereka

tahu, mau dan mampu

melaksanakan tugas penyuluhan.

b. Memberi pendidikan, bimbingan,

dan pelatihan kepada poara kader

kesehatan, kader posyandu, kader

desa wisma dan lainnya.

c. Memberi pendidikan, bimbingan,

dan pelatihan kepada klien dan

keluarganya.

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif korelasi

dengan rancangan cross sectional

Page 5: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

315

yaitu yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan penerapan

metode tim dengan kinerja perawat

pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan. Penelitian ini

dilaksanakan di Rumah Sakit Umum

Daerah Tapanuli Selatan yang

dilaksanakan tahun 2019.

Populasi responden dalam

penelitian ini adalah semua perawat

di rawat inap RSUD Tapanuli

Selatan yang berjumlah 78 orang.

Penentuanjumlah responden

menggunakan tekhnik random

samplingdanresponden. Besarnya

sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin sehingga

jumlah responden dalam penelitian

ini sebanyak 44 orang yang jumlah

setiap ruangan ditentukan untuk

mewakili. Alat pengumpulan data

dalam penelitian ini untuk metode

tim peneliti mengunakan kuesioner

25 pernyataan diadopsi dari

penelilitian Yusra Mizarra (2017)

dengan cronbach alpha yaitu 0,917,

sedangkan untuk pendidikan

kesehatan peneliti menggunakan

kuesioner 15 pernyataan diadopsi

dari penelilitian Arisal Rijani (2018)

dengan cronbach alpha yaitu 0,850.

Analisa data hubungan antara

penerapan metode tim dengan kinerja

perawat pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan di RSUD

Tapanuli Selatan menggunakan uji

statistik korelasi Spearman’s dengan

α < 0,05 dan CI 95%, dikarenakan

data hasil penelitian berbentuk data

ordinal. Didapatkan hasil, adanya

hubungan yang signifikan antara

penerapan metode tim dengan kinerja

perawat pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan di RSUD

Tapanuli Selatan dengan nilai p

value=0,001 (< α 0,05)

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian yang

digunakan yaitu deskriptif korelasi

dengan menggunakan pendekatan

cross sectional. Populasi penelitian

sebanyak 78 orang dan sampel

berjumlah 44 orang dengan tehnik

pengambilan sampel random

sampling.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisa univariat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 6: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

316

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi

Karakteristik n %

Jenis Kelamin

Laki-Laki 15 34.1

Perempuan 29 65.9

Total 44 100.0

Usia

17-25 Tahun 4 9.1

26-35 Tahun 14 31.8

36-45 Tahun 13 29.6

45-55 Tahun 7 15.9

56-65 Tahun 6 13.6

Total 44 100.0

Pendidikan

SPK 5 11.4

D3 Keperawatan 9 20.5

D4 Keperawatan 15 34.1

S1 Keperawatan 9 20.4

Ners 6 13.6

Total 44 100.0

Masa Kerja

< 1 Tahun 7 15.8

1-2 Tahun 20 45.5

3-4 Tahun 12 27.3

> 5 Tahun 5 11.4

Total 44 100.0

Berdasarkan tabel 1, maka

berdasarkan data demografi di RSUD

Tapanuli Selatan mayoritas berjenis

kelamin perempuan sebanyak 29

orang (65,9%), berusia 26-35 tahun

sebanyak 14 orang (31,8%),

pendidikan D4 Keperawatan

sebanyak 15 orang (34,1%) dan masa

lama kerja 1-2 tahun sebanyak 20

orang (45,5%).

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Penerapan Metode Tim

Penerapan Metode Tim n %

Buruk 3 6.8

Kurang Baik 25 56.8

Baik 16 36.4

Total 44 100.0

Page 7: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

317

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat

bahwa penerapan metode tim di

RSUD Tapanuli Selatanmayoritas

responden menyatakan kurang baik

sebanyak 25 orang (56,8%).

Hasil penelitian ini didukung

dengan hasil penelitian yang

dilakukan Aifah, (2017) di ruangan

Dahlia di RSUD Dr. Pirngadi Medan

diperoleh sebagian besar pelaksanaan

tidak sesuai standar pelaksanaan

yaitu sebesar (54,7%) yang sesuai

dengan standar pelaksanaan yaitu

berdasarkan pembagian tanggung

jawab menangani pasien, dan

tanggung jawab ketua tim. Selain

daripada itu jika dilihat dari

frekuensi tiap elemen berdasarkan

kuesioner yang dibagikan oleh

peneliti, didapatkan untuk elemen

kepemiminan, koordinasi, dan

komunikasi sebagian besar pada

kategori belum optimal. Ketiga

elemen inilah yang mempengaruhi

masih adanya penerapan metode tim

yang belum optimal di ruangan

Dahlia di RSUD Dr. Pirngadi

Medan.

Hasil penelitian ini juga didukung

oleh pendapat Sitorus (2006) yang

mengatakan bahwa anggota tim

harus menghargai kepemimpinan

ketua tim karena ketua tim

membantu anggotanya untuk

memahami dan melakukan tugas

sesuai dengan kemampuan mereka.

Dan pelaksanaan metode penugasan

tim yang baik adalah harus mampu

memfasilitasi pelayanan keperawatan

yang komprehensif, menerapkan

penggunaan proses keperawatan

sesuai standar dan menyatukan

kemampuan anggota tim yang

berbeda-beda.

Pelaksanaan metode tim RSUD

Tapanuli Selatan mayoritas kurang

baik, hal ini dikarenakan belum

sesuainya penerapan metode tim

yang dilakukan oleh perawat sesuai

dengan standart yang berlaku, seperti

ketua tim belum semuanya diketuai

oleh perawat profesional, pembagian

pertanggung jawaban pasien pertim

belum seimbang. Dari hasil

wawancara dengan kepala ruangan,

ketua tim dan perawat pelaksana,

pelaksanaan ronde keperawatan di

ruangan belum optimal. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan

tentang ronde keperawatan . Hanya

64,7% perawat yang tahu tentang

ronde keperawatan. Berdasarkan

tugas dan tanggung jawab ketua tim,

pengkajian awal kepada pasien

Page 8: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

318

sering dilakukan oleh perawat

pelaksana, sementara pengkajian

awal merupakan tugas dari ketua

tim.

Menurut asumsi peneliti

penerapan metode tim yang optimal

akan tercapai apabila semua anggota

tim saling bekerjasama, menghargai,

menghormati setiap pemimpin dan

melakukan komunikasi serta

koordinasi yang baik antar sesama

anggota tim.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksanan

Dalam Pemberian Pendidikan Kesehatan Kinerja Perawat Pelaksana n %

Buruk 6 13.6

Kurang Baik 19 43.2

Baik 16 36.4

Sangat Baik 3 6.8

Total 44 100.0

Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat

bahwa kinerja perawat pelaksana

dalam pemberian pendidikan

kesehatan di RSUD Tapanuli

Selatanmayoritas menyatakan kurang

baiksebanyak 19 orang(43,2%).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat

dilihat bahwa mayoritas kinerja

perawat pelaksanan dalam pemberian

pendidikan kesehatan di RSUD

Tapanuli Selatan adalah kurang baik

sebanyak 43,2%. Hal ini dapat dilihat

pada pilihan jawaban responden pada

pernyataan kuesioner, bekerjasama

dengan anggota tim dalam

memberikan pendidikan kesehatan,

dengan pilihan jawaban 20% tidak

pernah, 30% jarang, 32% selalu dan

18% sering. Pernyataan bekerjasama

dengan perawat lainnya untuk menilai

hasil pelaksanaan program pendidikan

kesehatan, dengan pilihan jawaban

15% tidak pernah, 37% jarang, 29%

selalu dan 19% sering. Pernyataan

aktif dalam memberi masukan kepada

tim agar pelayanan kepada pasien dan

keluarga semakin lebih baik, dengan

pilihan jawaban 45% tidak pernah,

27% jarang, 23% selalu dan 5%

sering. Dan pernyataan memberikan

bimbingan kepada perawat lain dalam

memberikan pendidikan kesehatan,

dengan pilihan jawaban 30% tidak

Page 9: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

319

pernah, 29% jarang, 21% selalu dan

20% sering.

Kinerja perawat merupakan

serangkaian kegiatan perawat yang

memiliki kompetensi yang dapat

digunakan dan ditunjukkan dari hasil

penerapan pengetahuan, keterampilan

dan pertimbangan yang efektif dalam

memberikan pelayanan

keperawatan.Kinerja perawat

pelaksana dipengaruhi oleh 3 variabel

yaitu variabel individu, variabel

organisasi dan variabel psikologis.

Variabel individu, terdiri dari

kemampuan, keterampilan,

pengetahuan, demografi dan latar

belakang keluarga. Variabel psikologi

terdiri dari persepsi, sikap, motivasi,

kepribadian dan belajar. Variabel

organisasi terdiri dari sumber daya,

imbalan, beban kerja, struktur,

supervisi dan kepemimpinan. Kinerja

klinis perawat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal, faktor

internal adalah keterampilan dan

motivasi perawat, sedangkan faktor

eksternal adalah supervisi, gaya

kepemimpinan dan monitoring

(Mandagi, et.al., 2015).

Hasil penelitian ini didukung

dengan hasil penelitian yang

dilakukan Hafid, (2015) di RSUD

Syech Yusuf Kab.Gowa didapatkan

bahwa kinerja perawat pelaksana

mayoritas kurang baik sebanyak

70,0%. Dan hasil observasi terhadap

kinerja perawat ditemukan interaksi

dan penerapan pola komunikasi yang

tidak efektif saat melakukan tindakan

keperawatan juga mempengaruhi

pelayanan keperawatan yang diterima

klien selama dirawat dirumah sakit.

Menurut Magopa, (2017)

menyatakan kurang optimalnya

kinerja perawat dalam memberikan

pendidikan kesehatan dikarenakan

tingkat kepatuhan perawat secara

prosedural masih dibawah standar dan

renndahnya kepuasan kerja perawat.

Hal ini juga dipengaruhi oleh masa

kerja, latar belakang pendidikan,

fasilitas atau sarana, kejelasan

prosedur dan ketidaksesuaian antara

harapan dan kenyataan terhadap

penghargaan yang diterima. Hal ini

terbukti dengan banyaknya keluhan

perawat yang diterima oleh

manajemen terutama dalam hal

penghargaan.

Kinerja buruk dapat disebabkan

karena adanya unsur dari dalam dan

luar diri tenaga perawat yang

mempengaruhi psikologis sehingga

menurunkan semangat kerja dalam

Page 10: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

320

rangka pemenuhan pelayanan

keperawatan di rumah sakit. Unsur

dalam diri individu ini mencakup

pengetahuan, kepercayaan dan

kenyamanan. Sedangkan unsur di luar

diri individu mencakup hubungan

interpersonal dengan rekan kerja,

adanya konflik internal organisasi dan

kurangnya dukungan dari rumah sakit

untuk perawat dapat melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya dengan

baik. Unsur dalam diri individu

ditambah dengan adanya hasil

penerapan keterampilan dan

pertimbangan yang efektif dalam

memberikan pelayanan keperawatan

dapat meningkatkan kompetensi

perawat sehingga dapat

mempengaruhi kinerja perawat

(Ma’wah, 2012).

Hasil analisa bivariat dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Hubungan Penerapan Metode Tim Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

Dalam Pemberian Pendidikan Kesehatan Penerapan

Metode Tim

Kinerja Perawat Pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatanb

p

value

r Buruk Kurang

Baik

Baik Sangat

Baik

n % n % n % n %

Buruk 3 6.8 0 .0 0 .0 0 .0 0.001 0.703

Kurang Baik 3 6.8 17 38.6 4 9.1 1 2.3

Baik 0 .0 2 4.5 12 27.3 2 4.5

Total 6 13.6 19 43.2 16 36.4 3 6.8

Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat

bahwa penerapan metode tim buruk

semua kinerja perawat pelaksananya

buruk sebanyak 6.8%, penerapan

metode tim kurang baik mayoritas

kinerja perawat pelaksananya kurang

baik sebanyak 38.6%, dan penerapan

metode tim baik mayoritas kinerja

perawat pelaksananya baik sebanyak

27,3%. Diperoleh nilai p = 0,001

(p<0,05) dari hasil uji statistik,

dengan demikian ada hubungan yang

signifikan antara penerapan metode

tim dengan kinerja perawat pelaksana

dalam pemberian pendidikan

kesehatan di RSUD Tapanuli Selatan

tahun 2019. Dan nilai r=0.703

menggunakan uji spearman’s yang

artinya ada hubungan kuat antara

penerapan metode tim dengan kinerja

perawat pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan.

Page 11: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

321

Berdasarkan uji statistik,

responden dengan penerapan metode

tim buruk semua kinerja perawat

pelaksananya buruk sebanyak 6,8%.

Kinerja buruk dapat disebabkan

karena adanya unsur dari dalam dan

luar diri tenaga perawat yang

mempengaruhi psikologis sehingga

menurunkan semangat kerja dalam

rangka pemenuhan pelayanan

keperawatan di rumah sakit (Ma’wah,

2012).

Responden dengan penerapan

metode tim kurang baik tetapi kinerja

perawat pelaksananya baik sebanyak

9.1% dan sangat baik sebanyak

2,3%.Unsur pendidikan dalam

menilai kinerja seorang perawat tidak

boleh terlewatkan dikarenakan

pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang dalam pola hidupnya

terutama tentang motivasi dan

sikapnya dalam berperan dan bekerja

(Mizarra, 2017).

Dalam penelitian ini mayoritas

pendidikan responden adalah D4

Keperawatan sebanyak 34,1%. Makin

tinggi pendidikan seseorang perawat,

makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki,

sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat sikap seorang

perawat terhadap nilai-nilai yang

harus diperkenalkan terhapat pasien

selama memberikan perawat pada

pasien atau klien (Rudianti, et.al.,

Hasil uji statistik menggunakan uji

korelasi Spearmen menunjukkan ada

hubungan yang signifikan

antarapenerapan metode tim dengan

kinerja perawat pelaksana dalam

pemberian pendidikan kesehatan di

RSUD Tapanuli Selatan(p value

=0,001<α 0,005). Kualitas pelayanan

keperawatan di rumah sakit tidak

akan berjalan dengan baik apabila

proses keperawatan yang

dilaksanakan tidak terstruktur dengan

baik. Salah satu upaya untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan

yang bermutu dan profesional adalah

dengan menerapkan model asuhan

keperawatan profesional metode tim

dengan baik yang memungkinkan

perawat profesional dalam mengatur

pemberian asuhan keperawatan

termasuk lingkungan untuk

menopang pemberian asuhan tersebut

(Kasim dan Abdurrouf, 2016).

Hal ini didukung dengan hasil

penelitian Magopa, (2017) tentang

hubungan penerapan metode tim

Page 12: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

322

dengan kinerja perawat pelaksana di

Irina C RSUP PROF. DR. R. D.

Kandou Manadomenggunakan uji

statistik chi-square didapatkan nilai ρ

= 0,020 < α = 0,05. Semakin baik

penerapan metode tim yang

diterapkan di ruang rawat inap

mempengaruhi kinerja perawat

pelaksana dalam memberika

perawatan pada pasien. Pekerjaan

yang dilakukan dengan kerjasama dan

saling membantu lebih menghasilkan

pekerjaan yang baik dibanding

pekerjaan yang dilakukan sendiri.

Menurut Sedyowinarso, (2012)

mengatakan bahwa kinerja perawat

dalam dokumentasi rencana asuhan

dengan menggunakan tim (90,00)

lebih tinggi dibandingkan ruang

persiapan tim (74,00) dan non-tim

(65,00), dengan hasil terdapat

perbedaan yang bermakna antara

ruangan dengan tim, persiapan tim

dan non-tim. Selaindaripada itu,

kelebihan penerapan metode tim yang

dilakukan diruangan memungkinkan

pelayanan keperawatan yang

menyeluruh, mendukung pelaksanaan

proses keperawatan, memungkinkan

komunikasi antar tim, sehingga

konflik mudah diatasi dan memberi

kepuasan kepada anggota tim (Suarli,

2009).

Nursalam (2013) menyatakan

bahwa terjadinya perubahan dalam

bidang keperawatan, salah satunya

dipengaruhi oleh kinerja perawat.

Keberhasilan suatu kinerja perawat

sangat ditentukan oleh pemilihan

metode penugasan untuk dapat

diimplementasikan dalam ruang

keperawatan. Semakin meningkatnya

kebutuhan masyarakat akan

pelayanan keperawatan dan tuntutan

perkembangan IPTEK, maka sistem

kerja perawat harus efektif dan

efisien.

Menurut Torang (2014), agar dapat

mengefisiensikan dan mengefektifkan

kinerja setiap individu, maka jalinan

hubungan dan komunikasi antar

individu dalam organisasi harus selalu

tercipta dalam suasana yang

harmonis. Dalam hal ini yaitu

komunikasi yang baik antar sesama

perawat maupun dengan atasan

membuat kesalahan persepsi atas

suatu tindakan dapat diminimalkan.

Perawat sendiri dikenal sebagai

sosok yang lembut dalam

melaksanakan pekerjaannya

berdasarkan cinta kasih. Akan tetapi

dalam kenyataannya, sering kita

Page 13: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

323

mendengar kritik dan kecaman dari

masyarakat terhadap sistem pelayanan

yang kurang bermutu, profesional

atau kurang empati dalam melakukan

program pelayanan kesehatan

terutama di rumah sakit dan keluhan

atas kinerja perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan.

Oleh sebab itu perawat sebagai tim

pelayanan kesehatan yang terbesar

dituntut untuk meningkatkan mutu

pelayanan keperawatan. (Sutopo,

2003).

KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan metode tim di RSUD

Tapanuli Selatan mayoritas kurang

baik sebanyak 25 orang (56,8%).

Kinerja perawat pelaksana dalam

pemberian pendidikan kesehatan di

RSUD Tapanuli Selatan mayoritas

kurang baik sebanyak 19 orang

(43,2%) dan terdapat hubungan yang

signifikan antara penerapan metode

tim dengan kinerja perawat pelaksana

dalam pemberian pendidikan

kesehatan di RSUD Tapanuli Selatan

tahun 2019 dengan nilai p = 0,001

(p<0,05), dan nilai r=0.703

menggunakan uji spearman’s yang

artinya ada hubungan kuat antara

penerapan metode tim dengan kinerja

perawat pelaksana dalam pemberian

pendidikan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian ini

maka peneliti menyarankan: agar

manajemen Rumah Sakit melakukan

evaluasi secara berkala tentang

penerapan metode tim agar dapat

ditingkatkan, baik kinerja perawat

dalam memberikan asuhan

keperawatan secara keseluruhan dan

pemberian pendidikan kesehatan

secara khusus dan perawat diharapkan

untuk lebih memperhatikan dan

bertanggung jawab atas setiap peran

yang diberikan kepadanya terutama

dalam hal memberikan pendidikan

kesehatan untuk mencapai pelayanan

yang optimal pada pasien.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu

penyelesaian penelitian ini antara

lain: Rektor Universitas Sari Mutiara

Indonesia, LPPM USM-Indonesia,

Dekan Fakultas Farmasi Dan Ilmu

Kesehatan dan Ketua Program Studi

Ners Universitas Sari Mutiara Medan

yang telah memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya dalam pembuatan

penelitian ini.

Page 14: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

324

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2012). Manajemen

Keperawatan: Konsep dan Aplikasi.

Jogjakarta: ArRuzz Media.

Blais, K.K; Hayes, J.S; Kozier,

Barbara; Erb, Glenora. 2006. Praktik

Keperawatan Profesional Konsep &

Perspektif Edisi 4. Alih Bahasa:

Yuyun Yuningsih, Nike Bhudi

Subekti; Editor: Fruriolina Ariani,

Pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI:

2009.

Douglas, Laura Mae. (2000) The

effective Nurse : Leader and Manager

., 4 Th. Ed,. Mosby -year book, Inc.

Fitriani (2014). Manajemen

keperawatan: manajemen

keperawatan di ruang rawat. Jakarta:

EGC.

Gillies, (2012), Pendidikan

Kesehatan Dalam Keperawatan,

Jakarta; PT. Index Kelompok

Gramedia.

Hidayat, A. (2007). Metode penelitian

keperawatan dan teknik analisis data.

Jakarta: Salemba Medika.

Huffart, Woods. (1996).

Kepemimpinan dan manajemen

keperawatan. Alih bahasa Widyawati,

dkk. Jakrta: EGC.

Iskandar. (2013). Keperawatan

Profesional. Jakarta: In Media.

Kasim, M & Abdurrouf, M. 2016.

Peningkatan Kualitas Pelayanan dan

Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan Dengan Metode Tim.

NurseLine Journal: 62-73

Kriswanto, Erwin Setyo. (2015).

Organisasi dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: EGC.

Ma’wah. (2012). Gambaran

penerapan metode pemberian asuhan

keperawatan tim di ruang rawat inap

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.

Page 15: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

325

Magopa. (2011). Pengantar profesi

dan praktik keperawatan profesional.

Jakarta: EGC.

Mandagi. (2015). Buku ajar

manajemen keperawatan. Jakarta:

EGC.

Mangkunegara. (2011). Manajemen

sumber daya manusia perusahaan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marquis, B.L., & Huston C.J. (2012).

Kepemimpinan Dan Manajemen

Keperawatan Teori dan Aplikasi Edisi

7 Alih Bahasa,: Widyawati dan

Handayani.Jakarta: EGC

Mizarra, Yusra, (2017). Kuesioner

Penerapan Metode Tim

Notoatmojdo, Sukidjo (2012)

Pendidikan Kesehatan, Jakarta

Nursalam, (2011). Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan : Jakarta: Salemba

Medika

Nursalam. (2008). Manajemen

Keperawatan Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Jakarta:

Salemba Medika.

Putra, S.C. (2014). Buku Ajar

Manajemen Keperawatan. Bogor: IN

MEDIA.

Ratae. (2011). Pengantar

kepemimpinan dan manajemen

keperawatan untuk perawat klinis.

Alih bahasa Samba S, Dkk. Jakarta:

EGC.

Rijani, Arisal. (2018). Kuesioner

Kinerja Perawat Dalam Pemberian

Pendidikan Kesehatan

Roymond, H.S. (2012). Buku Ajar

Manajemen Keperawatan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Rudianti. (2013). Faktor-faktor yang

berhubungan dengan penerapan

model praktek keperawatan

profesional metode tim di RSUD Dr.

M. Haulussy Ambon tahun 2011.

Rusmianingsih, Nining. (2012).

Hubungan Penerapan Metoda

Pemberian Asuhan Keperawatan Tim

Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di

Instalasi Rawat Inaprumah Sakit

Umum Kabupaten Tangerang. Tesis.

Page 16: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

326

Fakultas Ilmu Keperawatan.

Universitas Indonesia.

Saniadia. (2014). Gambaran

penerapan metode pemberian asuhan

keperawatan tim di ruang rawat inap

RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.

Setyo Erwin, K. (2012). Kepuasan

kerja perawat pada aplikasi metode

tim dalam pelaksanaan tindakan

asuhan keperawatan di Rumah sakit

Dr. Saiful Anwar malang.

Sigit, A., Keliat, B.A. & Hariyati,

T.S. 2009. Pengaruh fungsi

pengarahan kepala ruang dan ketua

tim terhadap kepuasan kerja perawat

pelaksana di RSUD Blambangan

Banyuwangi. Tesis. Fakultas Ilmu

Keperawatan. Universitas Indonesia.

Simorangkir, M. (2015). Pengaruh

Budaya Organisasi dan Fungsi

Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Perawat Pelaksana di RSU Swadana

Daerah Tarutung, Skripsi, Fakultas

Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Sitorus, R. & Panjaitan, R. (2011).

Manajemen Keperawatan:

Manajemen Keperawatan di Ruang

Rawat. Jakarta: Sagung Seto.

Sriwahyuni. (2011). Pengaruh

Terhadap Kinerja Perawat Dalam

Mengimplementasikan Model Praktik

Keperawatan Profesional. Jurnal

Akademia : 34-36.

Suarli, S., & Bahtiar, Y. (2006).

Manajemen Keperawatan Dengan

Pendekatan Praktis. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar

Menuju Keperawatan Professional.

Jakarta: Trans Info Media.

Sutopo. (2003). Kepemimpinan dan

perilaku organisasi. Bandung :

Alfabeta.

Sutrisno. (2011). Pengantar ilmu

komunikasi dan peran manajemen

dalam komunikasi. Jakarta: Buku

seru.

Tinambunan, D. S. (2016). Pengaruh

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Perawat di Instalasi Rawat Inap

RSUD Arifin Achmad Kota

Page 17: METODE TIM PERAWAT DAN KINERJA PERAWAT DALAM …

Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara)

327

Pekanbaru, Skripsi, Fakultas

Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Torang. (2014). Pengantar

manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Triwibowo, C. (2013). Manajemen

Pelayanan Keperawatan di Rumah

Sakit. Jakarta: Trans Info Media.

Undang-Undang No 36 tahun 2009.

Tentang Pengertian Rumah Sakit.

Jakarta.

Undang-Undang No 38 tahun 2014.

Tentang Keperawatan. Jakarta.

Winarso Sedijo. (2012). Pengaruh

pola kepemimpinan dan metode

penugasan Tim terhadap motivasi

kerja perawat pelaksana di RSUD

Kabanjahe tahun 2012. Tesis.

Program Magister Ilmu Keperawatan

Kekhususan Manajemen Dan

Kepemimpinan Keperawatan UI

Depok